• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Konsep Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Perpustsakaan (S.I.P) pada prodi Ilmu Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

Oleh :

INDRYANI ANANDA NIM. 40400118035

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indryani Ananda

NIM : 40400118035

Tempat/Tgl. Lahir : Sungguminasa, 06 Agustus 2000 Jurusan : Ilmu Perpustakaan

Fakultas : Adab dan Humaniora Alamat : Jl. Poros Malino Samaya

Judul :Konsep Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017

Menyatakan dengan sesungguhnya penuh kesadaran skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa merupakan duplikat tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh batal demi hukum.

Samata, 15 Mei 2022 Penulis

Indryani Ananda 40400118035

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi saudara Indryani Ananda, NIM:

40400118035, mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, setelah meneliti dan mengoreksi secara seksama skripsi berjudul “Konsep Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017”, memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk dimunaqasyahkan.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.

Gowa, 06 Juli 2022 Penyusun,

Indryani Ananda 40400118035

Pembimbing I Pembimbing II

Marni, S.I.P., M.I.P. Laode Rusadi, S.I.P., M.Hum.

Mengetahui:

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

Dr. Hasyim Haddade, S.Ag., M.Ag Irvan Muliyadi, S. Ag., S.S., M.A.

NIP. 19750505 200112 1 001 NIP. 19710929 199803 1 002

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَّرلا ِنَم ْحَّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya baik nikmat kesehatan maupun nikmat kesempatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dialah yang diutus ke permukaan bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia dan menghantarkan manusia dari zaman kebodohan kezaman yang penuh ilmu pengetahuan. Alhamdulillah berkat hidayah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang berjudul: ”Konsep Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017”.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada orangtua saya bapak Abd.

Rauf dan ibu Sunniati. Sangat bersyukur kepada Allah karena telah mengirim malaikat sepertinya, yang telah memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas, yang selalu memberikan motivasi dan nasihat untuk terus semangat dan selalu melibatkan Allah dalam keadaan apapun. Penulis juga menyadari bahwa penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph. D., Rektor UIN Alauddin Makassar,

beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor II Prof. Dr. Wahyuddin, M. Hum., Wakil Rektor III Prof. Dr. Darussalam, M.Ag.,

dan Wakil Rektor IV Dr. H. Kamaluddin Abunawa, M.Ag.

(6)

vi

2. Dr. Hasyim Haddade, S.Ag., M.Ag. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Andi Ibrahim, S.Ag, S.S., M.Pd. Wakil Dekan I, Dr. Firdaus, M.Ag. Wakil Dekan II, H.Muh. Nur Akbar Rasyid, M.Pd, M.Ed, Ph. D. Wakil Dekan III.

3. Irvan Mulyadi, S.Ag., S.S., MA. Sebagai Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Touku Umar, S.Hum., M.IP. Sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.

4. Marni., S.IP., M.IP. sebagai pembimbing I dan Laode Rusadi, S.IP., M.Hum.

sebagai pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan motivasi sehingga selesainya penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Muh. Quraisy Mathar, S.Sos., M.Hum. sebagai penguji I dan Nurlidiawati, S.Ag., M.Pd. sebagai penguji II yang ikhlas memberikan waktunya untuk memberikan arahan, menguji, serta memberi masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Para Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dengan segala jerih payah dan ketulusan, membimbing dan memandu perkuliahan sehingga dapat memperluas wawasan keilmuan penulis.

7. Para Staf Tata Usaha Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Alauddin Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian administrasi selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

8. Nursinah S.Hum., M.IP. sebagai Kepala Perpustakaan dan segenap staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin agar dapat melakukan penelitian dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan.

9. Sahabat-sahabat saya, Dewi, Husna, Rahma dan Wahidah yang telah membersamai selama masa perkuliahan insyaaallah akan selalu bersama. Terima kasih selalu ada di masa-masa perkuliahan, yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi serta kebahagiaan yang telah diberikan.

10. Partner ALIANSI yang telah memberikan semangat, motivasi untuk cepat selesai mengerjakan skripsi ini.

(7)

vii

11. Sahabat dan partner saya 2NID yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan banyak terlibat dalam kehidupan saya.

12. Rekan-rekan seperjuangan AP. 1-2 angkatan 2018, yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih banyak atas segala bentuk bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT memberi balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna menjadi bahan referensi dalam dunia Ilmu Perpustakaan dan dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Gowa, 18 Mei 2022 Penulis

Indryani Ananda 40400118035

(8)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

ABSTRAK ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 7

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 12

A. Tata Ruang Perpustakaan ... 12

B. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 19

C. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2017 ... 26

D. Integrasi Keislaman ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

C. Sumber Data ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 46

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 61

BAB V PENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... 66

(9)

vii

B. Implikasi ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN... 71

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 89

(10)

viii ABSTRAK Nama Penyusun : Indryani Ananda

NIM : 40400118035

Judul Skripsi :Konsep Tata Ruang Perpustakaan Univeritas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017

Skripsi ini membahas tentang Konsep Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana tata ruang perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar menurut Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menjawab rumusan masalah. Informan dalam penelitian ini yaitu kepala perpustakaan, pustakawan, dan pemustaka yang memberi sumber data dalam penelitian ini. Data diperoleh melalui observasi, wawancara serta dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata ruang perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar dari ke 6 indikator hanya 4 yang sesuai dengan SNP Perguruan Tinggi Tahun 2017. Tata ruang perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar yang sudah sesuai dengan SNP Perguruan Tinggi Tahun 2017 bagian pengaturan kondisi ruangan yang terdiri dari pencahayaan, kelembaban, temperatur dan lokasi perpustakaan. Hal ini dikarenakan pengaturan pada pencahayaan, kelembaban dan temperatur telah di ukur dengan menggunakan alat pengukur suhu ruangan dan alat pengatur intensitas cahaya. Dan 2 indikator yang belum sesuai dengan SNP Perguruan Tinggi Tahun 2017 yaitu gedung/luasan gedung dan komposisi ruang. Gedung/luasan gedung dikatakan belum sesuai dengan SNP karena luas gedungnya kurang dari 9.500m². Komposisi ruang dikatakan belum sesuai dengan SNP Perguruan Tinggi Tahun 2017 karena ada satu bagian ruangan yang belum memenuhi SNP yaitu bagian area pemustaka yang disebabkan oleh kurangnya ruang baca, dan ketiga area itu sudah sesuai dengan SNP Perguruan Tinggi Tahun 2017 yaitu bagian area koleksi, area kerja, dan area lain/toilet. Implikasi dari hasil penelititian ini adalah: 1)Skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam dunia ilmu perpustakaan dan dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. 2) Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar dapat mengikuti standar/pedoman tata ruang perpustakaan perguruan tinggi yang sudah ditetapkan di Indonesia, untuk memiliki acuan/pedoman dalam penataan ruangannnya.

Kata Kunci : Tata ruang perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi, standar nasional perpustakaan.

(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sering dianalogikan sebagai gudang ilmu, merupakan salah satu sarana pendidikan yang memiliki andil besar dalam mewujudkan manusia yang cerdas dan berpengetahuan sebagai langkah menuju masyarakat yang berperadaban.

Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang didalamnya organisasi, sebab tanpa organisasi ini perpustakaan tidak ada bedanya dengan individunya. Perpustakaan saat ini telah berkembang pesat seiring perkembangan informasi. Koleksi perpustakaan yang terdiri dari bahan tertulis, tercetak, maupun grafik lainnya, seperti film, dalam ruang atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, peneliti, pembaca, dan lain sebagainya.

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.

Berdasarkan faktor-faktor yang terjadi dalam hal tujuan implementasi, jenis koleksi yang dibutuhkan, pengguna perpustakaan, serta layanan yang dibutuhkan, maka perpustakaan terdiri dari enam jenis, antara lain: perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah/madrasah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus.

Secara umum perpustakaan memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan dan mengelola informasi berupa buku dan media agar fungsi tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka perancangan perpustakaan harus memenuhi standar-standar yang berlaku. Standar tersebut meliputi standar umum bangunan dan standar khusus fungsi

(12)

perpustakaan. Standar umum bangunan memiliki kekokohan bangunan, pencahayaan, sirkulasi dan tata ruang, keamanan dan pemeliharaannya. Standar khusus bangunan memiliki sistem pengelolaan perpustakaan yang diterapkan. Kedua standar tersebut akan saling mempengaruhi dan berkolaborasi dalam desain keseluruhan.

Menurut Darmono (2007: 3) perpustakaan merupakan salah satu unit kerja berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis yang digunakan sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan. Perpustakaan dapat dimanfaatkan sebagai tempat menambah ilmu maupun rekreasi.

Menurut Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 55 menyebutkan bahwa salah satu syarat untuk menyelenggarakan Perguruan Tinggi harus memiliki perpustakaan. Setiap perguruan tinggi memerlukan perpustakaan untuk membantu perguruan tersebut mencapai visi misinya sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi perguruan tinggi, yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan civitas akademik, dimana perguruan tinggi itu berada.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakan sekolah tinggi (Sjahrial Pamuntjak, Ny. Rusina, 2000: 4-5).

Buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi disebutkan bahwa, perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam rangka

(13)

menunjang kegiatan tri dharma perguruan tinggi tersebut, maka perpustakaan diberi beberapa fungsi diantaranya; fungsi edukasi, sumber informasi, penunjang riset, rekreasi, publikasi, deposit dan interpretasi informasi. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 tentang pokok-pokok organisasi universitas atau institusi, bahwa perpustakaan perguruan tinggi termasuk kedalam Unit Pelayanan Teknis (UPT), yaitu sarana penunjang teknis yang merupakan perangkat kelengkapan universitas atau institusi dibidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat (Yusuf, Pawit M., 1991: 102-103). Perpustakaan perguruan tinggi dimanfaatkan oleh mahasiswa, staf, dosen, dan peneliti untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.

Gedung atau ruangan untuk sebuah perpustakaan mutlak perlu ada. Karena perpustakaan tidak mungkin digabungkan dengan unit-unit kerja yang lain di dalam satu ruangan. Perpustakaan yang menempati gedung atau ruangan tersendiri, harus didesain dan ditata demikian rupa sehingga memenuhi persyaratan yang diperlukan.

Beberapa faktor yang menjadi daya tarik pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan adalah dari koleksi yang telah disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, dan penataan ruang perpustakaan yang menarik.

Gedung atau ruangan perpustakaan merupakan sarana penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Perpustakaan sebagai unit pelayanan jasa, harus memiliki sarana kerja yang cukup dan permanen untuk menampung semua koleksi, fasilitas, staf dan kegiatan perpustakaan sebagai unit kerja. Sarana yang di maksud adalah sarana fisik dalam bentuk ruangan atau gedung.

Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan sebagai pusat informasi dan pengetahuan memiliki tugas dan fungsi yang strategis yaitu

(14)

menyediakan ruang baca yang nyaman dan aman bagi pemustakanya. Layanan ruang baca merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca. Biasanya penataan ruang baca diintegrasikan dengan rak koleksi dan sistem penelusuran informasi perpustakaan.

Dalam pengaturan ruang baca perpustakaan agar nyaman dan aman maka diperlukan adanya ilmu tata ruang. Ilmu tata ruang baca di perpustakaan sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu aspek pembinaan perpustakaan yang memiliki pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam memperlancar layanan maupun pelaksanaan fungsi perpustakaan. Setiap unit perlengkapan dan fasilitas ruangan hendaknya ditata menurut cara dengan sistem yang tepat, baik dari segi pemilihan, pemasangan maupun pemeliharaan fasilitas ruangan di perpustakaan.

Menurut Sulistiyo Basuki (1992: 57), ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menata ruang baca perpustakaan : 1) Pertimbangan umum, meliputi sumber daya keuangan, letak/lokasi, luas ruang, jumlah staf, tujuan dan fungsi organisasi, pemakai, infrastruktur, dan fasilitas teknologi informasi yang diperlukan untuk melengkapi kenyamanan ruang baca perpustakaan. 2) Pertimbangan teknis, terkait dengan kegiatan telaah awal untuk menentukan kondisi optimal bagi pemanfaatan ruang dan perlengkapan, pengawetan dokumen, kenyamanan pemakai, serta mempertimbangkan faktor cuaca (suhu), penerangan/ pencahayaan, akustik/kebisingan, masalah khusus/koleksi mikro dan keamanan saat dalam ruang perpustakaan.

Disamping itu, perencanaan ruang perpustakaan harus mengacu pada hubungan antar ruang yang bersifat interaktif agar dapat dipandang secara mudah dan

(15)

nyaman, baik dari segi efisiensi dan alur kerja, mutu pelayanan, maupun pengawasan.

Keberadaan fasilitas dan ruang baca perpustakaan harus menyatu dengan kondisi dan bentuk bangunannya agar sesuai dengan standar kenyamanan dan keamanan ruang perpustakaan. Pada saat masuk ke ruang perpustakaan, harus terlihat papan petujuk yang jelas sesuai dengan pola induk pembangunan infrastruktur perpustakaan.

Desain ruangan dibangun dan ditata tanpa harus meninggalkan unsur arsitektur dan estetika agar tetap terlihat nyaman. Tata ruang perpustakaan sangat diperlukan karena dengan adanya tata ruang baca yang nyaman dan aman dapat memuaskan kebutuhan pengguna perpustakaan serta dapat meningkatkan minat pengguna perpustakaan pada saat berkunjung ke perpustakaan.

Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 dan 2 tentang penataan ruang disebutkan bahwa ruang merupakan tempat manusia dan makhluk hidup lain melainkan kegiatan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di ruang seperti di rumah, sekolah, perkantoran dan tentu saja di perpustakaan. Pengertian dari tata ruang itu sendiri adalah penataan atau penyusunan segala fasilitas perpustakaan di ruang atau gedung yang tersedia dan wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur dan pola ruang sebuah bangunan disusun sedemikian rupa umumnya berfungsi berdasarkan fungsi-fungsi tertentu (Republik Indonesia, 2007).

Peraturan mengenai perpustakaan telah diatur secara lengkap dan kemudian dijadikan panduan buku dalam penyelenggaraan perpustakaan. Peraturan tersebut tidak hanya mengenai bahan pustaka, tetapi juga standar ruangan yang seharusnya digunakan. Peraturan tersebut ada guna mengatur fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan sebagai penunjang dan pendukung kegiatan-kegiatan di perpustakaan. Selain itu, juga

(16)

perlu diatur fasilitas perpustakaan mulai dari penataan ruangan, area pemustaka dalam pemanfaatan fasilitas yang ada di perpustakaan. Dengan adanya peraturan mengenai tata ruang, diharapkan pemustaka dapat merasa nyaman dalam memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan.

Penataan ruang sangat penting, sebab dengan tata ruang tersebut memungkinkan pemakaian ruangan perpustakaan lebih efisien, memperlancar para petugas dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya, mencegah adanya rasa terganggu antar satu pihak dengan pihak yang lainnya. Dalam penataan ruang perpustakaan perlu diperhatikan dari luas dan komposisi ruang, pencahayaan/penerangan, serta temperatur dan kelembaban ruangan untuk memenuhi standar nasional perpustakan perguruan tinggi.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar merupakan sebuah gedung atau bangunan yang berisikan sebuah ruang-ruang yang telah ditetapkan masing-masing manfaatnya. Luas perpustakaan Uversitas Muhammadiyah Makasasar adalah +1215.5 m² dan terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 terdiri dari beberapa ruang diantaranya, ruang sirkulasi, ruang administrasi, ruang kepala perpustakaan, ruang baca umum, muhamadiyah corner, ruang koleksi jurnal, ruang pengolahan dan KTU, ruang kearsipan, ruang koleksi cadangan, ruang koleksi referensi, gudang (sebagai tempat penyimpanan skripsi, cd dan lain-lain), dan toilet. Selanjutnya lantai 2 terdiri dari 3 ruang yaitu ruang CCTV, ruang BAKI (Badan Audit Keuangan Internal), dan ruang digital library.

(17)

Berdasarkan observasi awal, penulis mendapatkan masalah dalam penataan ruang di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar yaitu minim dari pencahayaan alami dan sirkulasi udara. Hal ini dikarenakan suasana lampu yang redup serta banyaknya rak buku yang dapat mempengaruhi. Banyaknya ruangan yang ada di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar menyebabkan ruang baca yang dapat digunakan tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui kesesuaian tentang penataan ruang di Perpustaaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi tahun 2017. Maka peneliti tertarik untuk memahami dan mengulas Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2017, untuk itu penulis memilih judul “Konsep Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana tata ruang perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017?

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

peneliti akan memfokuskan pada tata ruang perpustakaan tentang luasan ruang/gedung, komposisi ruang, pencahayaan, kelembaban dan temperatur di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Tahun 2017.

(18)

2. Deskripsi Fokus

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pengertian dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis memberikan deskripsi fokus sebagai berikut: .

a. Tata ruang perpustakaan menurut Lasa (2017: 44) yaitu: (a) memperoleh efektivitas kegiatan dan efesiensi waktu, tenaga, dan anggaran, (b) menciptakan lingkungan yang nyaman suara, nyaman cahaya, nyaman warna, dan nyaman udara, (c) meningkatkan kualitas layanan, (d) meningkatkan kinerja petugas perpustakaan. Jadi, tata ruang adalah penataan atau penyusunan seluruh fasilitas perpustakaan di ruang atau gedung yang tersedia.

b. Perpustakaan perguruan tinggi menurut Sjahrial-Pamuntjak, Ny. Rusina (2000: 4-5) merupakan sebuah penunjang yang didirikan untuk mendukung civitas akademik, dimana perguruan tinggi itu berada.

Perpustakaan perguruan tinggi yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi.

c. Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi ini meliputi standar koleksi, sarana prasarana, pelayanan, tenaga, penyelenggaraan, pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi yang mampu memfasilitasi proses pembelajaran tri darma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) serta berperan dalam meningkatkan atmosfer akademik. Standar ini berlaku pada Perpustakaan Perguruan

(19)

Tinggi baik negeri maupun swasta yang meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik. (Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017). Jadi Standar Nasional Perpustakaan Perpustakan Tinggi dimaksudkan untuk menyajikan sebuah rujukan tentang persyaratan untuk pengelolaan perpustakaan.

D. Kajian Pustaka

Penelitian ini perkuat dengan beberapa kajian pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian, diantaranya:

1. Buku dengan judul Manajemen Perpustakaan yang ditulis oleh Sutarno NS tahun 2006. Buku ini membahas tentang bagaimana memanajamen perpustakaan.

2. Buku dengan judul Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi yang ditulis oleh Darwanto, Anggun Kusuma Tri Utami, Nia Gusniawati tahun 2015. Peraturan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi dibahas dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 pasal 24.

3. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi. Peraturan ini membahas tentang pedoman Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi.

4. Jurnal dengan judul Tata Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi, yang ditulis oleh Lasa Hs (Pusakawan utama Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta) tahun 2008. Jurnal ini membahas tentang penataan ruang perpustakaan.

(20)

5. Jurnal dengan judul Tinjauan terhadap Sarana dan Prasarana serta Tata Ruang Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Pontianak, yang ditulis oleh Riska tahun 2018. Dalam jurnal ini membahas tentang sarana dan prasarana serta tata ruang perpustakaan. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah dalam jurnal ini membahas tentang sarana dan prasarana, sedangkan penulis meneliti tentang tata ruang perpustakaan yang berstandar nasional.

6. Skripsi dengan judul Evaluasi Tata Ruang dan Sarana Perpustakaan Institut Teknologi Indonesia berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 dan Perspektif Pemustaka, yang ditulis oleh Adzani Ashariski Adillah tahun 2015. Dalam skripsi ini dibahas tentang permasalahan mengenai tata ruang dan sarana perpustakaan.

Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah dalam skripsi ini meneliti tentang evaluasi tata ruang dan sarana perpustakaan serta persepsi pemustaka sedangkan penulis meneliti tentang konsep tata ruang perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan perguruan tinggi tahun 2017 dan terdapat perbedaan dari segi judul maupun tempatnya.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep kesesuaian tata ruang perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2017.

(21)

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Penelitian ini bisa bermanfaat bagi pembaca terutama dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi dan dapat menjadi bahan referensi atau bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya.

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi pemerintah pada umumnya dan kepala Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar serta pustakawan pada khususnya dalam meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan serta tata ruang yang berdasarkan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi.

(22)

12 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Tata Ruang Perpustakaan

1. Gedung/Ruangan Perpustakaan

Gedung atau ruangan adalah bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. gedung disebut dengan suatu bangunan besar dan permanen jika terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi buku/barang, dan titik-titik layanan yang diberikan terhadap perpustakaan. Untuk itu, keberadaan gedung atau ruangan perpustakaan secara mutlak perlu ada, karena perpustakaan tidak mungkin digabungkan dengan unit-unit lain di dalam satu ruangan (Sutarno, 2003:

48).

Ruangan perpustakaan yang di maksud adalah tempat diselenggarakannya perpustakaan. Demikian pentingnya kedudukan ruangan perpustakaan, sehingga banyak ahli yang memberikan batasan perpustakaan sebagai ruangan tempat himpunnya berbagai macam sumber informasi.

Tanpa ruangan, perpustakaan tidak akan dapat menjalankan perpustakaan dengan baik (Prastowo, 2012: 300)

Adapun yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan sebagai berikut : Ruang koleksi, adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan.

luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan.

(23)

a. Ruang koleksi, adalah tempat penyimpanan koleksi perpustakaan, luas ruangan ini tergantung pada jenis dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari suatu ruangan atau beberapa ruang, misalnya ruang koleksi buku, ruang koleksi majalah, ruang koleksi referensi, ruang koleksi Audio Visual dan lai-lain.

b. Ruang baca, adalah ruang yang dipergunakan untuk membaca bahan pustaka. Luas ruangan ini tergantung pembaca, dan pemakai jasa perpustakaan.

c. Ruang pelayanan, adalah tempat penyimpanan dan pengembalian buku, meminta keterangan kepada petugas, menitipkan barang atau tas, dan mencari informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.

d. Ruang kerja/administrasi, adalah ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan pemprosesan bahan pustaka mulai dari pengadaan sampai bahan pustaka tersebut siap untuk disajikan kepada pemakai perpsutakaan, ruang tata usaha untuk kepala perpustakaan dan stafnya, dan ruang untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak.

e. Ruang khusus, adalah ruang yang terdiri dari kamar kecil, ruang diskusi/pertemuan, ruang bercerita untuk anak-anak dan ruang lain untuk kantin (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004: 5).

2. Definisi Tata Ruang Perpustakaan

Penataan ruangan perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek. Untuk dapat memikat perhatian pemustaka agar mau datang ke perpustakaan, salah satu cara yang bisa

(24)

dilkaukan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional (Suwarno, 2011: 45). Tata ruang adalah pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak, sehingga tercapai efesiensi kerja (Sedarmayanti, 2001: 125).

Menurut Levebvre (1991, 26-28), ruang itu di produksi secara sosial.

Ruang tidak lepas dari relasi kekuasaan, yang mengontruksi ruang sedemikian rupa untuk mengafarmasi kepentingannya, dan hal ini secara dinamis terus-menerus diproduksi secara sosial. Lebih lanjut, karena ruang merupakan produk sosial, ia selalu politis dan strategis. Ruang bukanlah sesuatu yang alamiah, apalagi netral, sebab ia tidak lepas dari ideologi.

Pentingnya konseptualisasi Levebre tentang produksi ruang adalah bahwa ia sajikan sebagai analisis kritis tentang pentingnya ruang dalam masyarakat kapitalis modern, yang tidak dapat dipisahkan dari hubungan sosial.

Jika dikontekstualisasikan dengan kerangka pemikiran Levebvre (1991) berarti ruang perpustakaan bisa menjadi arena untuk menjelaskan bagaimana representasi ruang perpustakaan memiliki aturan dan sistem yang dalam praktik keruangannya tidak serta merta diamini oleh pemustaka.

Ruang perpustakaan sebagai produk sosial dibentuk oleh peran orang (agen) yang memiliki kontrol atasnya. Representasi ruang perpustakaan menjadi ruang normatif, ruang ideal, ruang konseptual yang dirumuskan dan dikonseptualosasi oleh institusi. Ruang perpustakaan bisa disebut sebagai arena perjumpaan dari berbagai kepentingan pemustaka, sebagai tempat yang cair, tempat bertemunya pemustaka dengan latar belakang kelas sosial,

(25)

sehingga kontrol atas ruang menjadi sebuah kontestasi kuasa dari subjek- subjek yang berada di balik kepentingan tersebut. (Andi Faisal dkk, 2001:

33).

Tata atau penataan ruang perpustakaan bertujuan untuk :

a. Memperoleh efektivitas kegiatan dan efesiensi waktu, tenaga dan anggaran.

b. Menciptakan lingkungan yang aman suara, nyaman cahaya, nyaman udara dan nyaman warna.

c. Meningkatkan kualitas pelayanan.

d. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan (Lasa HS, 2005:148).

Di samping tujuan tata ruang perpustakaan yang harus dicapai, perlu juga diperhatikan asas-asas tata ruang, agar penataan dan pemanfaatan ruangan dapat tertata dengan baik. Adapun asa-asas tata ruang antara lain:

a. Asas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak paling dekat.

b. Asas rangkaian kerja, yaitu suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.

c. Asas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang memanfaatkan ruangan yang sepenuhnya (Lasa HS, 2005: 149).

Ruangan dalam sebuah gedung perpustakaan harusnya di rancang senyaman mungkin, karena hal ini sangat berpengaruh pada kondisi psikologi orang yang berada di dalamnya. Demikian juga dengan suatu rancangan yang baik, akan menyebabkan pengunjung perpustakaan yang

(26)

baik, akan menyebabkan pengunjung perpustakaan merasa nyaman, aman dan produktif (Metcalf, 1965: 6).

Untuk kenyamanan pengguna maupun petugas dalam meningkatkan produktifitas, efesiensi, dan efektivitas kerjanya di dalam ruanagn perpustakaan, perlu diperhatikan penataan ruang seperti ruang baca, ruang koleksi dan ruang sirkulasi dengan menggunakan beberapa sistem tata ruang perpustakaanyaitu:

a. Sistem tata sekat, yaitu cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Dalam siistem ini, pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruang koleksi dan petugaslah yang akan mengambilkan dan mengembalikkan koleksi yang dipinjam atau dibaca di tempat itu. Namun demikian sistem ini bisa juga diterapkan pada sistem terbuka, yakni pemustaka mengambil sendiri lalu dicatatkan/dilaporkan kepada petugas, selanjutnya petugaslah yang mengembalikan ke rak semula.

b. Sistem tata parak, yaitu sistem pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang kaca. Hanya saja dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat atau dibaca di ruang lain yang tersedia, lalu dicatat atau dibaca di ruang lain yang tersedia. Cara ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem pinjam terbuka.

c. Sistem tata baur, yaitu suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan

(27)

mengembalikan sendiri. Sistem ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem pinjam terbuka (Lasa HS, 2005: 158).

3. Pencahayaan

Dalam pencahayaan/penerangan berasal dari dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami didapatkan dari sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam, sedangkan untuk sumber cahaya buatan didapatkan dari cahaya lampu.

Namun dalam pencahayaan alami sebaiknya tidak langsung mengenai buku karena dapat mengubah warna dan komposisi kertas sehingga mempercepat proses kerusakan buku (Darmono, 2001: 201-202).

Sebaiknya untuk penempatan jendela di ruang baca ditempatkan di sebelah barat dan timur, karena memberikan penerangan yang paling banyak, sebab cahaya matahari akan masuk pagi dan sore. Susunan dalam ruang baca biasanya menggunakan setiap bidang dinding untuk menyandarkan rak buku, sedangkan bagian tengah dipergunakan untuk rak buku rendah atau meja pembaca. Oleh sebab itu sebaiknya jendela-jendela dibuat dua meter tingginya dari lantai (Rusina Sjahrial-Pamuntjak, 2000:

10).

Adapun usaha yang dapat ditempuh agar penerangan tidak menyebabkan penurunan gairah membaca serta tidak membuat silau (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004: 132) adalah :

a. Menghindari sinar matahari secara langsung serta memilih secara langsung lampu yang dapat memberikan sifat dan penerangan yang tepat.

(28)

b. Memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat ( Lasa HS, 2005: 164).

Perpustakaan memerlukan cahaya yang cukup. Hal ini dikarenakan kegiatan perpustakaan sebagaian besar merupakan kegiatan membaca. Lebih lanjut ia menjelaskan apabila cahaya yang digunakan tidak sesuai, bisa saja cahaya kurang atau menyilaukan, dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan pada diri manusia, misalnya:

a. Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efesiensi kerja b. Kelelahan mental

c. Keluhan-keluhan pegal di daerah mata, dan sakit kepala sekitar mata d. Keluhan kerusakan alat penglihat

e. Meningkatkan kecelakaan (Lasa HS, 2005: 168).

4. Sirkulasi Udara

Suhu ruangan pada perpustakaan harus selalu dikondisikan agar kondisinya stabil. Suhu yang harus diperhatikan tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin agar tidak menghilangkan rasa nyaman berada pada ruang perpustakaan. Sebuah ruangan akan terasa nyaman jika udara di dalam ruangan tersebut mengandung oksigen (O2) yang cukup. Pada umumnya suhu normal untuk manusia berkisar kurang lebih 24 derajat celcius, suhu udara yang tidak terlalu dingin dan tidak panas. Dengan adanya kesesuaian temperatur suhu udara yang stabil maka akan memberikan dampak positif bagi pengunjung yang berada di dalam perpustakaan (Rusina Sjahrial- Pamuntjak, 2000: 10).

(29)

Kelembaban dan suhu udara yang ideal adalah antara 40-65% dan 20-24°C. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kondisi seperti itu adalah menggunakan AC (air conditioning). AC (air conditioning) sebaiknya difungsingkan terus-menerus 24 jam supaya tidak mengakibatkan kelembaban dalam ruangan berubah-ubah yang pada akhirnya mempercepat kerusakan pada kertas (Cuncha, 1971: 56).

Suhu yang ideal untuk penyimpanan bahan pustaka berkisar 20-21°C dengan kelembaban nisbi sebesar 50%. Suhu berkisar 20-21°C dapat dikompromikan antara kenyamanan pemakai perpustakaan dengan keperluan bahan pustaka. Dan semakin rendah suhu ruangan semakin baik bagi pengawetan bahan pustaka (Sulistyo-Basuki, 1991: 273).

B. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum perpustakaan dipahami sebagai tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan dan penyebarluasan pelayanan segala informasi baik yang tercetak maupun non cetak lainnya seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video dan komputer (Yusuf, 2007:1).

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan Civitas Akademik, dimana perguruan tinggi itu berada. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, naik berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi. (Sjahrial-Pamuntjak, Ny. Rusina, 2000: 4-5).

(30)

Di perguruan tinggi pun perpustakaan tidak hanya berpusat pada satu tempat yang tetapi terdapat di berbagai fakultas dan lembaga lainnya di lingkungan perguruan tinggi tersebut, misalnya perpustakaan pusat, perpustakaan fakultas, perpustakaan lembaga, perpustakaan akademik, perpustakaan institut dan lain-lain (Daryanto, 1986:28).

Menurut Undang-undang No. 43 Tahun 2007 pasal 85 tentang perpustakaan perguruan tinggi bahwa:

a. Setiap perpustakaan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Perpustakaan.

b. Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, tulisan, dan pengabdian masyarakat.

c. Perpustakaan perguruan tinggi mengembangkan perpustakaan berbasis tekonologi informasi dan komunikasi.

d. Setiap perguruan tinggi mengalokasikan dana untuk pengembangan perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan guna memenuhi standar nasional pendidikan dan standar nasional perpustakaan (Pemerintah Negara Republik Indonesia, 2014: 42).

(31)

2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 52) secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi diantaranya:

a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa maupun tenaga administrasi.

b. Menyediakan bahan pustaka rujukan atau bahan referensi pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahu pertama sampai mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.

c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.

e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang tri darma perguruan tinggi, yaitu penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta untuk membantu para dosen, mahasiswa dan staf tenaga kependidikan di perguruan dalam suatu proses pembelajaran (Rachman dan Zulfikar, 2006: 34).

Menurut Standar Nasional Indonesia tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah bertujuan menyediakan materi perpustakaan dan akses informasi bagi pengguna untuk kepentingan pendidikan, tulisan dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi dengan tri darma perguruan tinggi, yaitu pendidikan,

(32)

pengajaran, tulisan serta pengabdian kepada masyarakat yang dijabarkan sebagai berikut:

1) Sebagai penunjang pendidikan dan pengajaran, maka perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi untuk mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2) Sebagai penunjang tulisan, maka kegiatan perpustakaan perguruan tinggi adalah mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarkan informasi bagi peneliti baik intern atau ekstern di luar institusi.

3) Sebagai penunjang pengabdian kepada masyarakat maka perpustakaan perguruan tinggi melakukan kegiatan dengan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat (Standarisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2012: 41).

3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Beberapa fungsi pada perpustakaan perguruan tinggi diantaranya:

a. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar bagi civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini jelas, bahwa tugas pokok perpustakaan perguruan tinggi ialah menunjang program perguruan tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa, cara belajar mahasiswa pada sebuah perguruan

(33)

tinggi lebih bersifat serba aktif, hal ini terlihat dengan adanya kegiatan belajar terstruktur dan belajar mandiri sebagai tuntutan dari sistem SKS (Sistem Kredit Semester). Peranana dosen dalam hal ini bukan mengajar mahasiswa lagi, tetapi lebih tetap membelajarkan mahasiswa. Seorang mahasiswa lebih dituntut untuk membaca sebanyak mungkin bahan bacaan yang ada di perpustakaan, terutama bahan bacaan yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang di tempuh. Terkadang tidak mengherankan bila ada mahasiswa yang lebih banyak tahu dari dosennya. Ini sering terjadi dan merupakan kenyataan dimana seorang dosen terkadang kewalahan menghadapi mahasiswa yang bertipe agresif karena banyak membaca.

b. Fungsi Informasi

Peranan perpustakaan disamping sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai pusat informasi diharapkan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi sang pemakai user. Terkadang memang tidak semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat terpenuhi, karena memang tidak ada perpustakaan yang dapat memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai. Untuk itu dibutuhkan peran pustakawan yang bisa memberikan arahan kemana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan. Misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media internet.

(34)

c. Fungsi Riset

Salah satu fungsi dari perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika melalui penyediaan informasi dan sumber-sumber informasi untuk keperluan penelitian pengguna. Informasi yang diperoleh melalui perpustakaan dapat mencegah terjadinya duplikasi penelitian. Kecuali penelitian yang dilakukan oleh civitas akademik akan semakin berkembang.

d. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan disamping berfungsi sebagai sarana pendidikan, juga berfungsi sebagai tempat rekreasi. Tentunya rekreasi yang dimaksud disini bukan berarti jalan-jalan untuk liburan, tetapi lebih berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Seperti dengan cara menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, cerita perjalanan hidup seseorang, novel, dan membuat kreasi keterampilan.

e. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh karya perguruan tinggi civitas akademik dan non akademik.

f. Fungsi Deposit

Perpustakaan menajdi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan.

(35)

g. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pegguna dalam melakukan tridarmanya (dikutip dari jurnal Iqra’ oleh Imran Berawi, 2012: 49-51).

Berdasarkan pengertian di atas, Mahmudian (2006: 2) berpendapat bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu dapat mendukung pelaksanaan tri darma perguruan tinggi yang diantarnya menyediakan informasi ilmiah untuk para mahasiswa, dosen dan staf maupun pengguna dari luar. Baik koleksi buku, majalah, surat kabar dan jenis koleksi lainnya.

4. Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi berperan sebagai salah satu unit sarana kelengkapan pusat perguruan tinggi yang bersifat akademik dalam menunjang tri dharma perguruan tinggi. Dan untuk mampu mencapai berbagi informasi dari setiap ilmu, perpustakaan harus menyiapkan diri dalam proses memilih, mengolah, merawat dan melestarikan dokumen baik berupa cetak maupun non cetak untuk dapat dilayankan kepada pengguna perpustakaan atau pemustaka (Abdul Rahman Shaleh dan Fahidin, 1995: 17).

Noerhayati. S. (1987: 687), mengatakan bahwa ada empat peran perpustakaan yaitu :

a. Peranan perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan b. Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum c. Perpustakaan sebagai sarana proses belajar mengajar

(36)

d. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pengembangan minat baca Sedangkan menurut Murgono (2003: 20), peran perpustakaan perguruan tinggi yaitu :

a. Tergantung dari kemampuan dan kualitas pelayanan perpustakaan

b. Kemampuan pelayanan yang ditunjukkan dengan ketersediaan/kesesuaian koleksi, tempat atau ruangan membaca dan waktu pelayanan

c. Kualitas pelayanan perpustakaan yang ditandai dengan kemudahan memperoleh sumber informasi yang dibutuhkan

C. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2017 1. Ruang Lingkup

Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi ini meliputi standar koleksi, sarana prasarana, pelayanan, tenaga, penyelenggaraan, pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi yang mampu memfasilitasi proses pembelajaran tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) serta berperan dalam meningkatkan atmosfer akademik. Standar ini berlaku pada perpustakaan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang meliputi institut, sekolah tinggi, akademik, dan politeknik.

2. Istilah dan Definisi a. Perpustakaan

Sebuah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

(37)

b. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang merupakan bagian integral dari kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan di perguruan tinggi.

c. Atmosfer Akademik

Suatu lingkungan yang kondusif bagi sivitas akademika yang mampu memperkaya proses pembelajaran, mendorong proses berfikir rasional yang independen, serta mendorong pengembangan diri seoptimal mungkin.

d. Cacah ulang (stock opname)

Kegiatan penghitungan kembali koleksi yang dimiliki perpustakaan agar diketahui jumlah koleksi, jajaran koleksi dan jajaran katalog yang tersusun rapi serta dapat mencerminkan keadaan koleksi sebenarnya e. Literasi informasi (information literacy)

Kemampuan mengetahui (mengenal) kapan informasi diperlukan dan memiliki kemampuan menemukan, mengevaluasi dan menggunakan informasi yang diperlukan dengan efektif, efisien, dan tepat waktu.

f. Pelayanan pemustaka

Pelayanan yang langsung berhubungan dengan pembaca atau pemakai jasa perpustakaan.

g. Pelayanan teknis

Segala kegiatan dan proses yang berkaitan dengan pengadaan dan pengelolaan koleksi perpustakaan agar dapat didayagunakan

(38)

h. Pelestarian koleksi perpustakaan

Kegiatan pelestarian koleksi perpustakaan yang mencakup pemeliharaan dan perbaikan secara fisik, isi informasi, dan alih media

i. Penyiangan koleksi

Kegiatan mengeluarkan koleksi perpustakaan yang sudah tidak relevan dengan kebutuhan pemustaka dan kondisi koleksi dianggap tidak layak pakai

j. Pemustaka

Pengguna perpustakaan, yaitu perorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas pelayanan perpustakaan.

k. Pustakawan

Seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan 3. Koleksi Perpustakaan

a. Jenis koleksi

1) Koleksi perpustakaan berbentuk karya tulis, karya cetak, digital dan/atau karya rekam terdiri atas fiksi dan non fiksi

2) Koleksi non fiksi terdiri atas buku wajib mata kuliah, bacaan umum, referensi, terbitan berkala, muatan lokal, laporan penelitian, dan literatur kelabu.

b. Jumlah koleksi

1) Jumlah buku wajib per mata kuliah paling sedikit 3 (tiga) judul 2) Judu buku pengayaan 2 (dua) kali jumlah buku wajib

(39)

3) Koleksi audio visual disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi

4) Koleksi sumber elektronik (e-resource) jumlah dan materinya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi 5) Jurnal ilmiah paling sedikit 2 (dua) judul (berlangganan atau

menerima secara rutin) per program studi

6) Majalah ilmiah populer paling sedikit 1 (satu) judul (berlangganan atau menerima secara rutin per program studi

7) Muatan lokal (local content) atau repositori terdiri dari hasil karya ilmiah civitas academika (skripsi), tesis, disertasi, makalah seminar, simposium, konferensi, laporan penelitian, laporan pengabdian masyarakat, laporan lain-lain, pidato pengukuhan, artikel yang dipublikasi di jurnal nasional maupun internasional, publikasi di jurnal nasional maupun internasional, publikasi internal kampus, majalah atau buletin kampus)

c. Pengembangan koleksi

Penambahan koleksi per tahun paling sedikit 3% dari total koleksi (judul) yang ada

d. Koleksi muatan lokal

Perpustakaan menyediakan koleksi muatan lokal perguruan tinggi yang bersangkutan, yaitu koleksi perpustakaan berupa hasil penelitian, laporan pengabdian masyarakat, laporan lain-lain, pidato pengukuhan, artikel yang dipublikasi di jurnal nasional maupun internasional, publikasi internal kampus, majalah atau buletin kampus

(40)

e. Koleksi referensi

Perpustakaan menyediakan koleksi referensi seperti: kamus, ensiklopedi, sumber biografi, bibliografi, buku pegangan (hand book), manual, atlas, peta, kitab suci, direktori, dan abstrak.

f. Pengolahan bahan perpustakaan

Bahan perpustakaan dideskripsikan, diklasifikasi, diberi tajuk subjek dan disusun secara sistematis dengan sistem yang baku

g. Cacah ulang/ stock opname

Perpustakaan melakukan cacah ulang koleksi perpustakaan paling sedikit sekali dalam 3 (tiga) tahun

h. Penyiangan

Penyiangan adalah paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun melalui koordinasi dengan jurusan/program studi terkait. Penyiangan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi koleksi perpustakaan yag rusak dan tidak diperbaiki, serta tidak dapat dikonversi dalam bentuk lain.

Disamping itu mempertimbangkan jumlah koleksi perpustakaan yang terlalu banyak atau melebihi ketentuan dalam kebijakan pengembangan koleksi.

i. Pelestarian koleksi

Pelestarian perpustaan meliputi kegiatan yang bersifat pencegahan dan penanggulangan kerusakan fisik dan/atau pengalihmediaan isi dari suatu format ke format lain.

(41)

4. Sarana dan Prasarana Perpustakaan a. Gedung/luasan Ruang

Luas gedung Perpustakaan Perguruan Tinggi paling sedikit 0,5 m² x jumlah seluruh mahasiswa.

b. Ruang

1) Komposisi Ruang

Ruang perpustakaan meliputi:

- Area koleksi 45%

- Area pemustaka 25%

- Area kerja 10%

- Area lain/toilet, ruang tamu, seminar/teater, lobi 20% / area ruang ekspresi publik.

2) Pengaturan Kondisi Ruangan

Perpustakaan melakukan pengaturan kondisi ruangan dengan cara : a) Pencahayaan

1) Area baca (majalah dan surat kabar) 200 lumen 2) Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen 3) Meja baca (ruang baca rujukan) 600 lumen

4) Area sirkulasi 600 lumen

5) Area pengolahan 400 lumen

6) Area akses tertutup (closed access) 100 lumen

7) Area koleksi buku 200 lumen

8) Area kerja 400 lumen

9) Area pandang dengar 100 lumen

(42)

b) Kelembaban

10) Ruang koleksi buku 45-55 rh

11) Ruang koleksi AV/ microfilm 20-21 rh c) Temperatur

Area baca pemustaka, area koleksi dan ruang kerja 20°-25°

celcius.

c. Sarana

Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan sarana perpustakaan disesuaikan dengan koleksi dan pelayanan, untuk menjamin keberlangsungan fungsi perpustakaan dan kenyamanan dengan memperhatikan pemustaka yang memiliki berkebutuhan khusus (disabilitas), seperti tabel berikut :

No. Jenis Ratio Deskripsi

1. Perabot kerja 1 set/pengguna Dapat menunjang kegiataan memperoleh informasi dan mengelola perpustakaan.

paling sedikit terdiri atas kursi dan meja baca pengunjung, kursi dan meja kerja pustakawan, meja sirkulasi, dan meja multimedia

2. Perabot

penyimpangan 1

set/perpustakaan

Dapat menyimpan koleksi perpustakaan dan peralatan lain untuk pengelolaan perpustakaan. paling sedikit terdiri atas rak buku, rak majalah, rak surat kabar,

(43)

lemari/laci katalog, dan lemari yang dapat dikunci

3. Peralatan multimedia

1

set/perpustakaan

Paling sedikit terdiri atas 1 set komputer dilengkapi dengan teknologi informasi dan komunikasi

4. Perlengkapan lain

1

set/perpustakaan

Minimum terdiri atas buku inventaris untuk mencatat koleksi perpustakaan, buku pegangan pengolahan untuk pengatalogan bahan pustaka yaitu bagan klasifikasi, daftar tajuk subjek dan peraturan pengatalogan, serta papan pengumuman

d. Lokasi Perpustakaan

Lokasi untuk perpustakaan perguruan tinggi harus berada di pusat kegiatan pembelajaran dan mudah dijangkau oleh sivitas akademik

5. Pelayanan Perpustakaan a. Jam buka perpustakaan

Perpustakaan menyediakan pelayanan kepada pemustaka paling sedikit 54 (lima puluh empat) jam kerja per minggu

b. Jenis pelayanan perpustakaan

Jenis pelayanan perpustakaan paling sedikit, terdiri dari:

1) Pelayanan sirkulasi;

2) Pelayanan referensi

3) Pelayanan literasi informasi

(44)

6. Laporan kinerja

Laporan kinerja perpustakaan meliputi:

a. Laporan statistik pengunjung;

b. Laporan statistik peminjam dan pengembalian;

c. Laporan statistik keterpakaian koleksi

Laporan disampaikan paling sedikit 1 (sau) kali dalam 6 (enam) bulan kepada rektor atau ketua lembaga pendidikan

7. Kerja Sama Perpustakaan

Perpustakaan melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi lain, Perpustakaan Nasisonal dan lembaga lain yang berkaitan dengan pendidikan 8. Promosi Perpustakaan

Perpustakaan melakukan promosi dalam rangka memperkenalkan fungsi- fungsi perpustakaan, memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan, dan mendorong sivitas akademik untuk memanfaatkan koleksinya

9. Tenaga Perpustakaan

Tenaga perpsutakaan perguruan Tinggi terdiri dari kepala perpustakaan, pustakawan, tenaga teknis perpustakaan, dan tenaga administrasi

a. Kepala perpsutakaan

1) Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada pimpinan perguruan tinggi

2) Kualifikasi kepala perpustakaan adalah tenaga berpendidikan paling rendah magister ilmu perpustakaan dan informasi atau magister lain yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan perpustakaan

3) Kepala perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki sertifikat kompetensi perpustakaan yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi b. Pustakawan

Rasio pustakawan yaitu setiap 500 (lima ratus) mahasiswa paling sedikit 1 (satu) pustakawan

(45)

c. Tenaga teknis perpsutakaan

Rasio tenaga teknis yaitu setiap 5.000 (lima ribu) mahasiswa paling sedikit 1 (satu) tenaga teknis perpustakaan

10. Penyelenggaraan Perpustakaan a. Penyelenggaraan perpustakaan

Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan perguruan tinggi b. Nomor Pokok Perpustakaan (NPP)

Setiap perpustakaan perguruan tinggi diwajibkan memberitahukan keberadaannya dengan cara melakukan registrasi ke perpustakaan Nasional RI untuk memperoleh nomor pokok perpustakaan (NPP)

c. Struktur organisasi

1) Struktur organisasi perpustakaan perguruan tinggi mencakup kepala perpustakaan, pelayanan pemustaka, pelayanan teknis, teknologi informasi dan komunikasi serta tata usaha

2) Status perpustakaan merupakan subsistem dari sistem pendidikan, bukan unit pelaksana teknis

3) Kepala perpustakaan menjadi anggota senat akademik perguruan tinggi

4) Struktur perpustakaan perguruan tinggi paling sedikit sebagai berikut Pimpinan Perguruan

Tinggi

Kepala Perpustakaan

Tata Usaha

Teknologi Informasi dan Komunikasi Pelayanan Pemustaka

Pelayanan Teknis

(46)

d. Program kerja

Dalam rangka menjalankan organisasi, perpustakaan perguruan tinggi membuat program kerja tahunan

11. Pengelolaan Perpustakaan

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki rencana strategis (renstra) yang memuat: visi, misi, tujuan, dan kebijakan yang disesuaikan dengan rencana strategis perguruan tinggi induknya

a. Visi perpustakaan

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki visi perpsutakaan yang mengacu pada visi perpustakaan tinggi

b. Misi perpustakaan

Misi perpustakaan perguruan tinggi yaitu memfasilitasi proses pembelajaran serta berperan dalam meningkatkan atmosfer akademik c. Tujuan perpustakaan

Perpustakaan perguruan tinggi bertujuan:

1) Menyediakan bahan perpustakaan dan akses informasi bagi pemustaka untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

2) Mengembangkan, mengolah, dan mendayagunakan koleksi;

3) Meningkatkan literasi informasi pemustaka;

4) Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi;

5) Melestarikan bahan perpustakaan, baik isi maupun medianya

(47)

d. Kebijakan perpustakaan

Perpustakaan perguruan tinggi mendukung kebijakan perguruan tinggi untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat memuat program, kegiatan serta indikator kinerja dan target capaian.

e. Fungsi perpustakaan

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu:

1) Fungsi pendidikan;

2) Fungsi penelitian;

3) Fungsi informasi;

4) Fungsi rekreasi; dan 5) Fungsi pelestarian f. Anggaran

Perguruan tinggi mengalokasikan anggaran perpustakaan setiap tahun paling sedikit 5% (lima persen) dari total anggaran perguruan tinggi di luar pengembangan fisik dan gaji

12. Teknologi informasi dan komunikasi

Perpustakaan perguruan tinggi memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mewujudkan penyelenggaraan dan pengelolaan untuk meningkatkan kinerja perpustakaan dan keperluan pemustaka

(48)

D. Integrasi Keislaman

Tata ruang perpustakaan adalah sebagai tempat atau wadah yang dibatasi oleh dinding atau sekat yang ada di dalamnya terdapat berbagai macam peralatan atau perabotan yang sudah diatur sedemikian rupa, sehingga ruang memiliki fungsi tertentu. Penataan ruang perpustakaan harus dilakukan agar pengguna perpustakaan merasa nyaman

Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Furqan/25:48-49



















































Terjemahnya:

Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang sangat bersih, agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus), dan kami memberi air minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, (berupa) hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak (Departemen Agama RI, 2012:365).

Maksud dari ayat di atas adalah menggambarkan nikmat-nikmat-Nya yang lain guna menunjukkan kekuasaan dan keesaan-Nya serta kewajaran-Nya untuk disembah. Ayat ini menyatakan bahwa: Dan diantara bukti kekuasaan dan

(49)

keesaan-Nya yang lain, adalah bahwa Dia yakni Tuhanmu-lah - wahai Nabi Muhammad – bukan selain-Nya yang mengirim angin guna menggiring awan sebagai pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya yakni sebelum turunnya hujan; dan kami turunkan dari langit yakni dari udara, air yang sangat suci yakni amat bersih dan dapat digunakan untuk menyucikan agar kami menghidupkan dengannya yakni dengan air yang kami turunkan itu negeri yakni tanah gersang yang mati karena tanpa ditumbuhi sesuatu, dan agar kami memberi minum dengannya sebagian dari apa yang mereka ciptakan yaitu binatang- binatang ternak dan manusia yang banyak. Perurutan penyebutan makhluk di atas dari segi kebutuhan kepada air, sangat serasi. Ayat-ayat diatas memulai menyebutkan turunnya air ke bumi, lalu pemberian minum binatang, selanjutnya manusia. Ini karena tanah sangat membutuhkan air agar tumbuhan dapat muncul dan hidup. Tumbuhan-tumbuhan amat dibutuhkan oleh binatang di samping kebutuhannya kepada air, karena itu binatang disebutkan sesudahnya. Terakhir adalah manusia yang membutuhkan air, tumbuhan dan binatang (M. Quraish Shihab, 2002: 491-492).

Berdasarkan penjabaran di atas, berkaitan dengan penelitian yang mengatur karakteristik angin. Begitu pula dengan perpustakaan harus di atur atau ditata dengan baik agar pengguna perpustakaan merasa nyaman ketika berada di perpustakaan. Penataan ruang perpustakaan juga harus di atur berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi agar bangunan dapat tertata dengan rapi dan sesuai dengan kegunaannya masing-masing.

(50)

Selain surah di atas, yang berkaitan dengan tata ruang terdapat pada QS.

An-Nahl/25:80 :













Terjemahnya:

Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal (Departemen Agama RI, 2012:277).

Maksud dari ayat di atas adalah, Allah SWT menjadikan rumah-rumah sebagai tempat tinggal, mengandung arti bahwa Allah menciptakan bagi manusia bahan-bahan untuk dijadikan rumah, serta mengilhami mereka cara pembuatannya. Ilham membuat rumah merupakan tangga pertama bagi bangunannya peradaban umat manusia sekaligus merupakan upaya paling dini dalam membentengi diri manusia guna memelihara kelanjutan hidup pribadi, bahkan jenisnya. Dengan demikian, ini adalah nikmat yang sangat besar (M.

Quraish Shihab, 2002: 308).

Kaitannya dengan penelitian ini, gedung perpustakaan yang dibangun akan memberikan banyak manfaat bagi manusia karena di dalam ruang perpustakaan terdapat banyak ilmu dan pengetahuan yang berupa koleksi atau bahan pustaka. Koleksi atau bahan pustaka dikumpulkan di dalam perpustakaan untuk digunakan agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa promosi yang dilakuan Zoya sudah sesuai dengan etika Bisinis Islam dilihat dari prinsip-prinsip etika bisnis iIslam dan nilai

Penyusunan file kepegawaian dilingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Penyusunan file kepegawaian dilingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni berdasarkan satuan kerja dan

Subjek menunjukkan minat dan cintanya melalui perilaku subjek yang merasa nyaman, dan merasa senang ketika mendengarkan lagu-lagu kpop, ia juga menyukai kpop

Setelah mendapatkan tabel program dan investasi berdasarkan sektor, maka untuk menjamin keterpaduan program bidang Cipta Karya, usulan program-program dikempelompokan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, terdapat pengaruh yang signifikan antar peubah bebas (x) penggunaan UI, terhadap peubah terikat (y)

Pertumbuhan tegakan jati di Kalimantan Timur secara umum menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan seiring dengan bertambahnya umur tegakan; pertumbuhan diameter

Sistem informasi geografis dalam penelitian ini adalah penggunaan Mapserver dalam pembangunan aplikasi untuk menjadi jembatan antara aplikasi website php dengan

Utang atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) -9. Selisih restrukturisasi entitas sepengendali