• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS WIRALODRA

INDRAMAYU 2015

PEDOMAN

PENYUSUNAN KURIKULUM

UNIVERSITAS WIRALODRA

(2)

LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS WIRALODRA

INDRAMAYU

PEDOMAN

PENYUSUNAN KURIKULUM

UNIVERSITAS WIRALODRA

(3)

Revisi ke : -

Tanggal Disusun oleh

: :

-

Lembaga Penjamin Mutu Dikaji ulang oleh : Wakil Rektor Bidang Akademik Dikendalikan oleh : Lembaga Penjamin Mutu Disetujui oleh : Rektor

(4)

KEPUTUSAN

REKTOR UNIVERSITAS WIRALODRA Nomor : 655 /SK/R.UW/VIII/2015

Tentang

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM UNIVERSITAS WIRALODRA

REKTOR UNIVERSITAS WIRALODRA

Menimbang : a. Bahwa dalam pelaksanaan program pengajaran, serta penentuan jenis dan kualifikasi lulusan diperlukan kurikulum yang berperan dalam menentukan keberhasilan pendidikan.

b. Bahwa Universitas Wiralodra sebagai institusi pendidikan perlu melakukan penyusunan kurikulum sesuai dengan perkembangan serta mengikuti kebijakan pemerintah

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Pedoman Penyusunan Kurikulum di Universitas Wiralodra

d. Bahwa untuk keperluan tersebut di atas perlu diterbitkan Keputusan Rektor Universitas Wiralodra.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

7. Surat Edaran Dirjen DIKTI:526/E.E3/MI/2014 Penjelasan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk Program Pascasarjana.

(5)

MEMUTUSKAN Menetapkan :

Pertama : Pedoman Penyusunan Kurikulum Universitas Wiralodra

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Indramayu Pada Tanggal : 12 Agustus 2015

Rektor,

Dr. Ujang Suratno, SH., MSi.

NIP : 196304181990021001

(6)

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM UNIVERSITAS WIRALODRA

A. Pendahuluan

Kurikulum pendidikan tinggi memiliki makna perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran, penciptaan suasana akademik, dan cara evauasi dalam menunjang tujuan pendidikan, dan kurikulum memiliki peran sebagai kebijakan manajemen pendidikan tinggi yang dapat digunakan untuk menentukan arah pendidikan, sehingga dapat membentuk masyarakat beriklim akademik yang berasal dari sebuah interaksi manajerial perguruan tinggi.

Kurikulum pendidikan tinggi saat ini mengalami pembaharuan dalam konsep kurikulum, sebagaimana dalam buku pedoman penyusuanan kurikulum berbasis kompetensi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Beberapa pembaharuan konsep kurikulum antara lain:

1) Luaran hasil pendidikan tinggi yang semula berupa kemampuan minimal penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum suatu Program studi, diganti dengan kompetensi seseorang untuk dapat melakukan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Luaran hasil pendidikan tinggi ini yang semula penilaiannya dilakukan oleh penyelenggara pendidikan tinggi sendiri, dalam konsep yang baru penilaian selain oleh perguruan tinggi juga dilakukan oleh masyarakat pemangku kepentingan.

2) Kurikulum program studi yang semula disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah lewat sebuah Konsorsium (Kurikulum Nasional), diubah, yakni kurikulum inti disusun oleh perguruan tinggi bersama-sama dengan pemangku kepentingan dan kalangan profesi, dan ditetapkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.

3) Berdasarkan Kepmendikbud No. 056/U/1994 komponen kurikulum tersusun atas Kurikulum Nasional (Kurnas) dan Kurikulum Lokal (Kurlok) yang disusun dengan tujuan untuk menguasai isi ilmu pengetahuan dan penerapannya (content based), sedangkan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 disebutkan bahwa kurikulum terdiri atas Kurikulum Inti dan kurikulum Institusional.

4) Dalam Kurikulum Nasional terdapat pengelompokan mata kuliah yang terdiri atas: Mata Kuliah Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), dan Mata Kuliah Keahlian (MKK). Sedangkan dalam Kepmendiknas no 232/U/2000, Kurikulum terdiri atas kelompokkelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), serta Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB). Namun, pada Kepmendiknas No.045/U/2002, pengelompokkan mata kuliah tersebut diluruskan maknanya agar lebih luas dan tepat melalui pengelompokkan berdasarkan elemen kompetensinya, yaitu (a) landasan kepribadian; (b) penguasaan ilmu dan keterampilan;

(c) kemampuan berkarya; (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya (Ditjen Dikti, 2008).

(7)

Konsep ini untuk dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang menjadikan perguruan tinggi menjadi tempat pembelajaran dan suatu sumberdaya pengetahuan, pusat kebudayaan, serta tempat pembelajaran terbuka untuk semua, maka dimasukkan strategi kebudayaan dalam pengembangan pendidikan tinggi (Ditjen Dikti, 2008)

Selanjutnya untuk melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi pemerintah dengan mengeluarkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional, hal tersebut akan berdampak pada kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes). Dengan demikian adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata Ijazah tapi dengan melihat kepada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal, atau in formal) yang akuntanbel dan transparan

Menindak lanjuti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi khususnya mengenai Kurikulum, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI), maka Universitas Wiralodra merancang penyusunan kurikulum yang bersifat ringkas dan dimaksudkan sebagai pemberi inspirasi, motivasi, dan kepercayaan diri bahwa setiap program studi mampu menyusun kurikulum dalam tingkat dan kapasitas masing-masing.

Pedoman ini diharapkan dapat melakukan refleksi dan re-inventpada program studi masing- masing melalui co-creation bersama sivitas akademika dan stakeholders bersangkutan.

Dengan pendekatan refleksi dan re-invent diyakini bahwa untuk program studi melakukan implementasi kurikulum yang memenuhi capaian pembelajaran sesuai scientific vision dan kebutuhan dunia kerja

Kurikulum merupakan keseluruhan rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi pada sistem pendidikan khususnya pendidikan tinggi. Menyadari akan hal ini, maka Universitas Wiralodra memprogramkan secara khusus kegiatan yang mampu mendukung dan mendorong pengembangan kurikulum di masing-masing program studi.

(8)

B. Landasan Pemikiran Kurikulum Pendidikan Tinggi

Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, dorongan sekaligus dukungan untuk mengembangkan sebuah ukuran kualifikasi lulusan pendidikan di Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka kualifikasi, yang kemudian dikenal dengan nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi sebuah tonggak sejarah baru (milestone) bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan bersaing di tingkat global.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 pada pasal 1 menyatakan bahwa: “ Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifiasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintergrasikan antara bidang pendidikan dan bidangpelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberianpengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai sektor”.

Dengan dorongan perkembangan global yang saat ini dituntut adanya pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah disetarakan secara internasional, dan dikembangkannya KKNI, maka kurikulum di perguruan tinggi sejak tahun 2012 mengalami sedikit pergeseran dengan memberikan ukuran penyetaraan capaian pembelajarannya. Kurikulum ini masih mendasarkan pada pencapaian kemampuan yang telah disetarakan untuk menjaga mutu lulusannya, Kurikulum ini dikenal dengan nama “Kurikulum Pendidikan Tinggi”.

C. KKNI dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia atau disingkat KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyanding kan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Pernyataan ini ada dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.Sangat penting untuk menyatakan juga bahwa KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional dan pelatihan yang dimiliki negara Indonesia. Maknanya adalah, dengan KKNI ini memungkinkan hasil pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, dilengkapi dengan perangkat ukur yang memudahkan dalam melakukan penyepadanan dan penyejajaran dengan hasil pendidikan bangsa lain di dunia. KKNI juga menjadi alat yang dapat menyaring hanya SDM yang berkualifikasi yang dapat masuk dan bekerja ke Indonesia.

Fungsi komprehensif ini menjadikan KKNI berpengaruh pada hampir setiap bidang dan sektor di mana sumber daya manusia dikelola, termasuk di dalamnya pada sistem pendidikan tinggi, utamanya pada kurikulum pendidikan tinggi.

(9)

D. KKNI Sebagai Tolok Ukur

Pergeseran wacana penamaan kurikulum pendidikan tinggi dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) ke penamaan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KDIKTI) memiliki beberapa alasan yang penting untuk dicatat, diantaranya:

a) Penamaan KBK tidak sepenuhnya didasari oleh ketetapan peraturan, sehingga masih memungkinkan untuk terus berkembang. Hal ini sesuai dengan kaidah dari kurikulum itu sendiri yang terus berkembang menyesuaikan pada kondisi terkini dan masa mendatang.

b) KBK mendasarkan pengembangannya pada kesepakatan penyusunan kompetensi lulusan oleh perwakilan penyelenggara program studi yang akan disusun kurikulumnya.

Kesepakatan ini umumnya tidak sepenuhnya merujuk pada parameter ukur yang pasti, sehingga memungkinkan pengembang kurikulum menyepakati kompetensi lulusan yang kedala man atau level capaiannya berbeda dengan pengembang kurikulum lainnya walaupun pada program studi yang sama pada jenjang yang sama pula.

c) Ketiadaan parameter ukur dalam sistem KBK menjadikan sulit untuk menilai apakah program studi jenjang pendidikan yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.

Artinya, tidak ada yang dapat menjamin apakah kurikulum program D4 misalnya lebih tinggi dari program D3 pada program studi yang sama jika yang menyusun dari kelompok yang berbeda.

d) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) memberikan parameter ukur berupa jenjang kualifikasi dari jenjang 1 terendah sampai jenjang 9 tertinggi. Setiap jenjang KKNI bersepadan dengan level Capaian Pembelajaran (CP) program studi pada jenjang tertentu, yang mana kesepadannya untu kpendidikan tinggi adalah level 3 untuk D1, level 4 untuk D2, level 5 untuk D3,level 6 untuk D4/S1, level 7 untuk profesi (setelah sarjana), level 8 untuk S2,dan level 9 untuk S3.

e) CP pada setiap level KKNI diuraikan dalam diskripsi sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak dengan pernyataan yangringkas yang disebut dengan deskriptor generik. Masing masing descriptor mengindikasikan kedalaman dan level dari CP sesuai dengan jenjang program studi.

f) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagai bentuk pengembangan dari KBK menggunakan level kualifikasi KKNI sebagai pengukur CP sebagai bahan penyusun kurikulum suatu program studi.

g) Perbedaan utama K-DIKTI dengan KBK dengan demikian adalah pada kepastian dari jenjang program studi karena CP yang diperoleh memiliki ukuran yang pasti.

E. Langkah Penyusunan Kurikulum

Dalam Pedoman ini hanya dituliskan cara menyusun setiap tahapan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KDIKTI) secara ringkas.

Tahap penyusunan KDIKTI mencakup:

1. Menentukan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran (CP) 2. Memilih dan Menentukan Bobot Bahan Kajian

3. Menyusun Mata Kuliah, Struktur Kurikulum, dan menentukan SKS 4. Menyusun Rencana Pembelajaran

(10)

Sangat disarankan selama proses penyusunan melibatkan seluruh staf di program studi beserta perwakilian stake holder untuk menjamin konvergensi konstruksi dari kurikulum program studi

1. Menentukan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran (CP) a) Menyusun Profil Lulusan

Yang dimaksud dengan Profil lulusan disini adalah “Peran” yang diharapkan bisa dilakukan nantinya oleh lulusan didunia kehidupan. Peran ini bisa menunjuk kepada suatu profesi (dokter, arsitek, pengacara) atau jenis pekerjaan yang khusus (manager perusahaan, praktisi hukum, akademisi) atau bentuk kerja yang bisa digunakan dalam beberapa bidang yang lebih umum (komunikator, kreator, leader) yang dicanangkan oleh Program Studi yang bersangkutan.

Profil lulusan menjadi pembeda program studi satu terhadap program studi lainnya Pernyataan profil lulusan merupakan kata benda

Telaah Keilmuan dan Keahlian

Kebutuhan Masyarakat dan “Stake Holder”

Tahap inventarisasi informasi dan pengumpulan data, melibatkan Asosiasi, stake holder, PT, maupun prodi

Profil Lulusan Capaian Pembelajaran

(CP)

Pemilihan & Bobot Bahan Kajian

Membentuk Matakuliah dan SKS

Merangkai Struktur Kurikulum

Rencana Pembelajaran Mahasiswa

Bagian kritis di mana peran lulusan ditentukan dan disesuaikan dengan jenjang merujuk KKNI dan SNDikti

Mempertimbangkan kedalaman dan cakupan penguasaan materi

Merujuk pada SN Dikti untuk SKS dan rangkaian/urutan penguasaan kajian

Memilih strategi yang tepat dan mendeskripsikan indikator kelulusan

(11)

Langkah menyusun Profil Lulusan :

1) Lakukan studi pelacakan (tracer study) kepada pengguna potensial yang sesuai dengan bidang studi, ajukan pertanyaan berikut: “berperan sebagai apa sajakah lulusan program studi setelahselesai pendidikan? “. Jawaban dari pertanyaan ini menunjukkan “sinyal kebutuhan pasar”atau Market Signal.

2) Identifikasi peran lulusan berdasarkan tujuan diselenggarakannya program studi sesuai dengan Visi dan Misi institusi.

3) Lakukan kesepakatan dengan program studi yang sama yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi lain sehingga ada penciri umum program studi.

4) Pernyataan profil tidak boleh keluar dari bidang keilmuan/keahlian dari program studinya. Contoh: Program Studi Teknik Mesin tidak boleh memiliki profil lulusan sebagai Medical Representative walaupun seandainya hasil tracer studi mendapatkan data tersebut.

5) Penting diingat bahwa profil merupakan peran dan fungsi lulusan bukan jabatan ataupun jenis pekerjaan, namun dengan mengidentifikasi jenis pekerjaan dan jabatan dapat membantu menentukan profil lulusan.

Seyogyanya profil program studi disusun oleh kelompok program studi sejenis, sehingga terjadi kesepakatan yang dapat diterima dan dijadikan rujukan secara nasional. Dalam penyusunan profil keterlibatan dari stake holders juga akan memberikan kontribusi untuk memperoleh konvergensi dan konektivitas antara institusi pendidikan dengan pemangku kepentingan yang nantinya akan menggunakan hasil didiknya. Hal ini menjamin mutu dari profil lulusan. Penentuan profil juga wajib merujuk pada jenjang kualifikasi lulusan sesuai dengan KKNI. Aspek yang perlu menjadi pertimbangan mencakup : sikap dan tata nilai, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak yang akan diemban oleh seorang lulusan. Kesesuaian tersebut dilakukan dengan membandingkan terhadap diskriptor generik KKNI. Untuk membangun kekhasan program studi, dianjurkan untuk mengidentifikasi keunggulan atau kearifan lokal/daerah. Sehingga rumusan profil akan memuat informasi mengenai kemampuan untuk menjawab persoalan dan tantangan yang berkembang atau muncul di daerah masing-masing, bahkan jika perlu menjadi nilai unggul dari program studi bersangkutan.

Demikian halnya dengan perkembangan berbagai sektor yang muncul di masyarakat harus dapat diakomodasikan, sehingga turut dalam mewarnai profil. Profil yang telah terdefinisi dengan jelas akan menjadi modal utama dalam mengembangkan pernyataan CP program studi. Satu program studi setidaknya memiliki satu profil, sangat umum bahwa satu program studi memiliki lebih dari satu profil.Berapa jumlah profil maksimum dapat diperkirakan dengan merujuk pada jenjang pendikan diperbandingkan dengan diskripsi KKNI. Secara umum, semakin tinggi jenjangnya, berpeluang untuk memiliki jumlah profil lebih banyak.

(12)

Contoh Beragam profil

Profil yang dijadikan contoh berikut ini hanya untuk membantu mengkonstruksi pemikiran dalam menentukan profil lulusan program studi masing-masing.

CONTOH PROFIL YANG BENAR CONTOH PROFIL YANG SALAH

Komunikator Anggota DPR

Pengelola projek Pemasaran

Manajer Birokrat

Konsultan sekolah Pegawai Negeri

Peneliti Staff HRD

Pendidik, penyuluh Penjaga keamanan, mandor

Kurator Ketua, bendahara, sekretaris

Beberapa program studi dan forum/organisasi program studi telah menetapkan profil untuk program studinya.Di bawah ini disajikan contoh dari profil yang dihasilkan oleh program studi terebut.

PROGRAM STUDI PROFIL

S-1 Agroteknologi Pelakubisnispertanian, peneliti, wirausaha pertanian

S-1 Psikologi Konsultan SDM, Manajer SDM, Konselor, Fasilitator, Trainer, Pengembang alat ukur, Peneliti

S-1 Seni Musik Penyaji, pencipta/penggubah, pengelola pertunjukan seni, pengkaji

S-1 Teknik Mesin Supervisor, controller, pengelola project, peneliti S-1 Hukum Legal drafter, jaksa, hakim, manajer SDM, peneliti D-4 Konstruksi Bangunan Drafter, Supervisor project

D-3 Perhotelan Housekeeper, Penyaji FB, Administrator

Dalam beberapa kasus khusus, pernyataan profil lulusan dapat dinyatakan lebih deskriptif seperti contoh pada profil lulusan program studi Analis Kesehatan D3 berikut :

Nomor Profil Lulusan Program Studi Analis Kesehatan D3 1. Teknisi flebotomi

2. Teknisi laboratorium medik

3. Verifikator proses pemeriksaan laboratorium medik 4. Pelaksana promosi pelayanan laboratorium medik 5. Asisten peneliti

Disarankan untuk menyertakan deskripsi dari setiap pernyataan profil lulusan. Deskripsi ini akan sangat membantu dalam melaksanakan tahap pengembangan kurikulum berikutnya. Misalnya dalam menentukan CP.

(13)

Profil Lulusan Program Studi Analisis Kesehatan D3

Nomor Profil Lulusan Deskripsi Profil

1. Teknisi flebotomi Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik dalam pengambilan spesimen darah, penanganan cairan dan jaringan tubuh manusia untuk menegakkan diagnosa klinis 2. Teknisi laboratorium medik Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik dalam

pemeriksaan darah dan cairan tubuh serta bertanggung jawab terhadap kualitas hasil pemeriksaan di laboratorium medik.

3. Virifikator proses pemeriksaan laboratorium medik

Pembuktian (Verifikator) kesesuaian proses dengan standar dalam pemeriksaan di laboratorium medik

4. Pelaksana promosi pelayanan laboratorium medik

Pelaku penyampaian informasi pelayanan laboratorium medik melalui komunikasi secara efektif baik interpersonal maupun profesional terhadap pasien, teman sejawat, klinisi dan masyarakat.

5. Asisten Peneliti Pembantu (Asisten) proses penelitian dasar dan terapan di bidang laboratorium medic

b) Menyusun CP

Pengertian capaian pembelajaran menurut KKNI (Perpres RI No. 8 Tahun 2012) adalah:

internasilisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan praktis, ketrampilan, afeksi, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.

Dalam SN-DIKTI salah satu yang terkait dengan pengertian termuat dalam salah satu standar yakni “standar kompetensi lulusan” yang tertera pada pasal 5ayat (1) yang dituliskan sebagai berikut :

“Standar Kompetensi Lulusan merupa kankriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan, yang dinyatakan dalam rumusan capaianpembelajaran lulusan”.

Dimana sikap diartikan sebagai perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual, personal, maupun sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Pengetahuan merupakan penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Sedangkan Ketrampilan merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.

(14)

Dalam SN Dikti, unsur ketrampilan dibagi menjadi dua yakni ketrampilan umum dan ketrampilan khusus.

(a) Ketrampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi; dan

(b) Keterampilan-khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi. Keterkaitan utama CP adalah pada diskriptor generik KKNI, hal ini sangat jelasdikarenakan definisi CP dinyatakan pertama kali dalam Peraturan Presiden RepublikIndonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

Dalam KKNI, CP merupakan penera (alat ukur) dari apa yang diperoleh seseorang yang menyelesaikan suatu proses belajar baik yang terstruktur maupun takterstruktur. CP, dengan demikian akan mengidentifikasi unsur-unsur yang pencapaian belajar tersebut, sehingga dapat diidentifikasi jenjang atau derajadnya

c) Alur Penyusunan CP

Ada beragam cara untuk menyusun CP, berikut adalah alur yang dapat dijadikan model

PROFIL LULUSAN (Beserta Deskripsinya)

Unsur Sikap pada SN DIKTI Tambahkan sesuai dengan keunggulan/khas Prodi

Keterampilan Umum SN

DIKTI Tambahkan sesuai dengan keunggulan/khas Prodi

Keterampilan Khusus dari

KKNI Gunakan indikator jenjang sebagai rujukan Deskripsi CP Pengetahuan merujuk KKNI Gunakan indikator jenjang sebagai

rujukan Deskripsi CP

1) Deskrisi CP unsur Sikap dan Keterampilan Umum diambil dari dari SN DIKTI bagian lampiran sesuai dengan jenjang program studi. Deskripsi yang tertera pada lampiran tersebut merupakan standar minimal dan dapat dikembangkan maupun ditambah deskripsi capaian lain atau baru sesuai dengan keunggulan dan kekhasan program studi. (termasuk unsur tanggung dan hak).

2) Unsur Ketrampilan Khusus dan Pengetahuan dapat merujuk pada Deskriptor KKNI unsure Kemampuan dan Pengetahuan sesuai dengan jenjangnya. Misal : Jenjang S1 atau D4 sesuai dengan jenjang 6 KKNI.

3) Gunakan profil dengan deskripsinya untuk menurunkan CP. Ajukan pertanyaan “ agar dapat berperan seperti pernyatan dalam profil tersebut, kemampuan dan pengetahuan apa yang harus dicapai dan dikuasai?” jawabannya bisa hanya satu atau lebih

(15)

NO PROFIL SARJANA GIZI DESKRIPSI CP

1. Penyelia Gizi Mampu merancang dan melaksanakan pelayanan gizi untuk berbagai kasus gizi secara mandiri.

Mampu mengembangkan pelayanan gizi, berdasarkan analisis

masalah gizi, dengan metode pengembangan yang tepat, dan dengan memanfaatkan IPTEKS yang terkait.

Mampu beradaptasi dalam menghadapi masalah gizi dan memberi usulan penyelesaian berdasarkan data yang tersedia.

2. Penasehat Gizi Mampu mengidentifikasi, memformulasikan, dan menyusun solusi masalah gizi ke dalam program pengembangan gizi.

Mampu berkomunikasi secara efektif dan sopan baik dalam pelayanan gizi di lingkup kerjanya maupun di luar bidang kerjanya.

Contoh Deskripsi CP

Contoh 1 : Berikut adalah contoh menurunkan pernyataan pada CP untuk unsur Keterampilan Khusus untuk Program Studi S1 Pendidikan Fisika dengan merujuk Deskriptor KKNI Level 6 unsur Kemampuan.

Profil: Pengajar Fisika pada Sekolah Menengah Atas, Prodi: Pendidikan Fisika S1 Unsur Kemampuan Level 6 KKNI

Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang

keahliannya, dan mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah.

Unsur Ketrampilan Khusus SI

Mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran fisika berbasis aktifitas belajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir sesuai dengan karakteristik materi fisika, dan sikap ilmiahsesuai dengan karakteristik siswa pada pembelajaran kurikuler, kokurikuler dan ekstra kurikuler dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar berbasis ilmu pengetahuan, teknologi yang kontekstual dan lingkungan sekitar.

Unsur Pengetahuan Level 6 KKNI

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Unsur Pengetahuan Khusus SI

• Menguasaikonsep dasar kependidikan yang mencakupperkembanganpesertadidik, teori- teoribelajar, hakikatsainsdanpolapikirilmiah.

• Menguasai prinsip-prinsip pengembangan media pembelajaran fisika berbasis ilmu pengetahuan, teknologi yang kontekstual, khususnya TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan lingkungan sekitar.

• Menguasai konsep fisika berdasarkan fenomena alam secara kualitatif dan kuantitatif

(16)

Contoh 2: Berikut adalah contoh CP Lengkap seluruh unsurnya

PROGRAM STUDI TEKNIK MANUFAKTUR SIKAP

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ampu menunjukkan sikap religius;

b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika;

c. ... dan seterusnya lihat di lampiran SN DIKTI

SI S2

PENGUASAAN PENGETAHUAN a. menguasai konsep teoretis sains alam, aplikasi

matematika rekayasa; prinsip-prinsip rekayasa (engineering principles), sains rekayasa dan perancangan rekayasa yang diperlukan untuk analisis dan perancangan produk, proses manufaktur, dan sistem manufaktur;

b. menguasai prinsip dan teknik perancangan produk, dan seterusnya, tidak dikutip seluruhnya.

• menguasai teori sains rekayasa, rekayasa perancangan, metode dan teknik terkini yang diperlukan untuk analisis dan perancangan produk, perancangan proses manufaktur, dan perancangan sistem manufaktur

KETERAMPILAN KHUSUS a. mampu menerapkan matematika, sains, dan

prinsip rekayasa (engineering principles) untuk menyelesaikan masalah rekayasa kompleks pada proses manufaktur, rekayasa produk, dan sistem manufaktur;

b. mampu menemukan sumber masalah pada proses manufaktur, rekayasa produk, dan sistem manufaktur melalui proses penyelidikan, analisis, interpretasi data dan informasi berdasarkan prinsip-prinsip rekayasa;

c. mampu melakukan riset ... dan seterusnya, tidak dikutip seluruhnya.

a. mampu memecahkan permasalahan rekayasa dan teknologi serta merancang produk, proses

manufaktur, dan sistem manufaktur (atau integrasi di antaranya) dengan memanfaatkan bidang ilmu lain (jika diperlukan) dan memperhatikan faktor-faktor ekonomi, kesehatan dan keselamatan publik, kultural, sosial dan lingkungan;

b. mampu melakukan pendalaman atau perluasan dan seterusnya, tidak dikutip seluruhnya.

KETERAMPILAN UMUM a. menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,

dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi sesuai dengan bidang keahliannya;

b. mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan, teknologi...

dan seterusnya, tidak dikutip seluruhnya.

a. mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni sesuai dengan bidang keahliannya melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni serta menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajiannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis,

b. menyusun dan mengomunikasikan ide, hasil pemikiran dan argumen saintifik ... dan seterusnya, tidak dikutip seluruhnya.

(17)

Contoh 3: Berikut adalah cara lain mendapatkan deskripsi CP dengan mengurutkan dari deskripsi profil, deskripsi KKNI, dan hasil deskripsi CP spesifik program studi

CP pada Program Studi D3 Analis Kesehatan

PROFIL + DESKRIPSI DESKRIPSI GENERIK KKNI LEVEL 5 DESKRIPSI SPESIFIK PRODI D3 Teknisi Flebotomi

Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik dalam pengambilan spesimen darah, penanganan cairan dan jaringan tubuh manusia untuk

menegakkan diagnosa klinis

Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

Mampu melakukan pengambilan spesimen darah, penanganan cairan dan jaringan tubuh sesuai prosedur standar, aman dan nyaman untuk mendapatkan spesimen yang refresentatif untuk pemeriksaan laboratorium.

Menguasai konsep teoritis hidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah procedural

Menguasai anatomi tubuh manusia, sistem sirkulasi dan hemostasis, teknik

pengambilan darah vena dan kapiler, flebotomi khusus dan keadaan sulit, komplikasi, penanganan pasien akibat tindakan flebotomi, sistem dokumentasi dan penanganan spesimen, quality assurance, serta komunikasi dan patient safety

2. Memilih dan Menentukan Bobot Bahan Kajian

Memilih bahan kajian dapat dengan mengajukan pertanyaan : “untuk dapat menguasai semua unsur dalam Capaian Pembelajaran, bahan kajian apa saja (keluasan) yang perlu dipelajari dan seberapa dalam tingkat penguasaannya ?”

Bahan kajian dapat diambil (bersumber) dari bidang ilmu penyusun program studi.

Table berikut umumnya dipergunakan untuk membantu membuat peta (mapping) bahan kajian terhadap CP.

DESKRIPSI CP BASIS ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI PROGRAM STUDI

Utama Pendukung Penciri Lainnya

Sikap BK1

Keterampilan Umum BK2

Keterampilan Khusus BK3 BK4

Pengetahuan BK5 BK6

Tabel diatas adalah ilustrasi, masing masing program studi akan memiliki pola yang spesifik sesuai dengan profil masing-masing.

Tanda blok memperlihatkan interseksi atau titik temu yang menggambarkan bahan kajian (BK) yang harus diberikan untuk mencapai unsur CP tertentu dengan mengambil bahan merujuk pada basis IPTEKS penyusun program studi.

Sebagai contoh, BK 3 adalah bahan kajian yang harus dipilih dari IPTEKS Utama untuk mendukung tercapainya unsur Keterampilan Khusus deskripsi CP program studi di tertentu.

Jumlah area yang di-blok menunjukkan keluasan bahan kajian yang mendukung penguasaan CP tertentu.

(18)

Setiap blok juga mengandung informasi, berapa dalam topic tersebut dipelajari sehingga unsur CP yang didukungnya dapat tercapai.

Mengasosiasikan kedalaman bahan kajian dengan taksonomi bloom dapat mempermudah memperkirakan kedalaman relatif penguasaan bahan kajian untuk unsur CP tertentu.

Misalkan, BK2 dipelajari secara mendalam agar mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya untuk menyelesaiakan problem tertentu. Penguasaa bahan kajian sampai tahap mengaplikasikan akan setara dengan application pada aspek Kognitif taksonomi Bloom. Jika dibuat bobot relatif (sebagai alat bantu) know = 1, understand = 2, dan application = 3, dan seterusnya, maka BK2 berbobot 3.

Berikut adalah contoh lanjutan menyusun bahan kajian pada kasus Teknisi Flebotomi yang merupakan salah satu profil dari pada program studi D3 Analis Kesehatan

Profil : Teknisi Flebotomi No. Bahan Kajian dari IPTEKS Prodi Kedalaman Mampu melakukan

pengambilan spesimen darah, penanganan cairan dan jaringan tubuh sesuai prosedur standar, aman dan nyaman untuk mendapatkan spesimen yang refresentatif untuk pemeriksaan laboratorium.

1. Konsep-konsep flebotomi 2

2 Aspek medikolegal 2

3 Komponen komunikasi : sumber, pesan, penerima, sarana, tujuan

3

4 Umpan balik komunikasi 3

5 Hambatan komunikasi 3

6 Komunikasi Intra-personal dan Inter-personal 4 7 Persiapan pasien untuk pemeriksaan laboratorium medik 3 8 Persyaratan pasien dan pencegahan infeksi dalam

pengambilan sampel darah dan biologi

2

9 Sistem kardiovaskuler (anatomi jantung dan pembuluh darah) 2

10 Sistem peredaran darah 3

11 Tekanan darah dan faktor yang mempengaruhinya 3

12 Mekanisme inflamasi/peradangan 3

13 Gangguan sistem :

peredaran darah (hipertensi, hipotensi, iskemia, hipoksia, trombus, embolus, jantung koroner, stroke dan shock)

4

14 Persiapan alat dan bahan dalam pengambilan darah kapiler, vena dan arteri

3

15 Teknik pengambilan darah kapiler, vena dan arteri 3 16 Penanganan darah dan sampel biologi (urine, feses, sputum,

cairan otak, transudat/eksudat, cairan semen, batu ginjal, batu empedu, sekret dan jaringan)

3

17 Flebotomi dengan penyulit 4

18 Komplikasi flebotomi 4

19 Sistem dokumentasi 3

Tabel di atas bermakna, bahwa untuk dapat mencapai satu CP (kolom paling kiri) diperlukan bahan kajian sebanyak 19 (Sembilan Belas) dengan masing masing bobotnya.

Bahan kajian selanjutnya harus disampaikan oleh seorang dosen kepada mahasiswa melalui matakuliah tertentu.

3. Menyusun Matakuliah, Struktur Kurikulum dan Menentukan SKS

Mata kuliah adalah wadah dari bahan kajian. Atau dengan kata lain, mata kuliah adalah konsekwensi adanya bahan kajian yang harus dipelajari oleh mahasiswa dan harus disampaikan oleh seorang dosen.

(19)

Mata kuliah selanjutnya menjadi unsur penting yang menjadi satuan terkecil transaksi belajar (satuan kredit, atau modul) mahasiswa yang dilayani oleh institusi pendidikan untuk diukur ketercapaiannya.

Membentuk Mata Kuliah dan SKS

Merangkai Struktur

Kurikulum Merujuk pada SN Dikti untuk SKS dan rangkaian/urutan penguasaan kajian

Pola penentuan matakuliah dapat dilakukan dengan mengelompokkan bahan kajian yang setara, kemudian memberikan nama pada kelompok bahan kajian tersebut.

Nama matakuliah pen ting untuk menyesuaikan dengan penamaan yang lazim dalam program studi sejenis baik yang ada di Indonesia ataupun di Negara lain.

Berikut adalah contoh pengelompokan bahan kajian untuk menyusun matakuliah

DESKRIPSI CP BASIS ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI PROGRAM STUDI

Utama Pendukung Penciri Lainnya

Sikap BK1 MK1

Keterampilan Umum MK2 BK2

Keterampilan Khusus B MK3 BK4 MK4 I

Pengetahuan B BK6

Catatan :

a. Setiap satu bahan kajian (BK) hanya dapat masuk dalam satu mata kuliah (MK) b. Satu mata kuliah (MK) dapat berisi satu bahan atau lebih bahan kajian (BK)

MATA KULIAH (MK) BAHAN KAJIAN (BK) BOBOT BK BOBOT MK

MK1 BK1 Bbl Bbl

MK2 BK3 Bb3

Bb3 + Bb5

BK5 Bb5

MK3 BK2 Bb2

Bb2 + Bb4

BK4 Bb4

MK4 BK6 Bb6 Bb6

Besarnya sks setiap mata kuliah dihitung dengan membagi bobot mata kuliah dibagi dengan jumlah bobot dari seluruh matakuliah kemudian dikalikan dengan total sks yang wajib ditempuh dalam satu siklus studi pada program studi.

Berikut adalah contoh menyusun mata kuliah berdasarkan pengelompokan bahan kajian.

Sebagai contoh adalah kasus pada program studi D3 Analis Kesehatan untuk profil Teknisi Flebotomi.

(20)

No. Bahan Kajian dari IPTEKS Prodi Kedalaman Mata Kuliah

1. Konsep-konsep flebotomi 2 MK1 Flebotomi

2 Aspek medikolegal 2 MK1 Flebotomi

3 Komponen komunikasi : sumber, pesan, penerima, sarana, tujuan

3 MK2 Komunikasi

4 Umpan balik komunikasi 3 MK2 Komunikasi

5 Hambatan komunikasi 3 MK2 Komunikasi

6 Komunikasi Intra-personal dan Inter-personal 4 MK2 Komunikasi 7 Persiapan pasien untuk pemeriksaan laboratorium

medic

3 MK1 Flebotomi 8 Persyaratan pasien dan pencegahan infeksi dalam

pengambilan sampel darah dan biologi

2 MK1 Flebotomi 9 Sistem kardiovaskuler (anatomi jantung dan

pembuluh darah)

2 MK3 Anatomi Fisiologi

10 Sistem peredaran darah 3 MK3 Anatomi Fisiologi

11 Tekanan darah dan faktor yang mempengaruhinya 3 MK3 Anatomi Fisiologi

12 Mekanisme inflamasi/peradangan 3 MK4 Patofisiologi

13 Gangguan sistem :

peredaran darah (hipertensi, hipotensi, iskemia, hipoksia, trombus, embolus, jantung koroner, stroke dan shock)

4 MK3 Patofisiologi

14 Persiapan alat dan bahan dalam pengambilan darah kapiler, vena dan arteri

3 MK1 Flebotomi 15 Teknik pengambilan darah kapiler, vena dan arteri 3 MK1 Flebotomi 16 Penanganan darah dan sampel biologi (urine, feses,

sputum, cairan otak, transudat/eksudat, cairan semen, batu ginjal, batu empedu, sekret dan jaringan)

3 MK1 Flebotomi

17 Flebotomi dengan penyulit 4 MK1 Flebotomi

18 Komplikasi flebotomi 4 MK1 Flebotomi

19 Sistem dokumentasi 3 MK5 Manajemen Lab

Pada table di atas nampak bahwa untuk mencapai satu unsur CP pada profil Teknisi Flebotomi, dibutuhkan 19 bahan kajian (BK) yang dikemas dalam 5 (lima) Mata kuliah (MK) Dengan bantuan table di atas, maka dapat disusun table mata kuliah yang berisi ahan kajian beserta bobotnya.

Mata Kuliah Bahan Kajian dari IPTEKS Prodi BobotBK Bobot MK

MK1 Flebotomi

Konsep-konsep flebotomi 2

26

Aspek medikolegal 2

Persiapan pasien untuk pemeriksaan

laboratorium medic 3

Persyaratan pasien dan pencegahan infeksi dalam pengambilan sampel darah dan biologi

2 Persiapan alat dan bahan dalam

pengambilan darah kapiler, vena dan arteri 3 Teknik pengambilan darah kapiler, vena dan

arteri 3

Penanganan darah dan sampel biologi (urine, feses, sputum, cairan otak, transudat/eksudat, cairan semen, batu

3

(21)

Mata Kuliah Bahan Kajian dari IPTEKS Prodi BobotBK Bobot MK

MK2 Komunikasi

Komponen komunikasi : sumber, pesan, penerima, sarana, tujuan

3

Umpan balik komunikasi 3 13

Hambatan komunikasi 3

Komunikasi Intra-personal dan Inter-

personal 4

MK3 Anatomi Fisiologi

Sistem kardiovaskuler (anatomi jantung dan

pembuluh darah) 2

Sistem peredaran darah 3 8

Tekanan darah dan faktor yang

mempengaruhinya 3

MK4 Patofisiologi

Mekanisme inflamasi/peradangan 3 Gangguan sistem : peredaran darah 7

(hipertensi, hipotensi, iskemia, hipoksia, trombus, embolus, jantung koroner, stroke dan shock)

4

MK5 Manajemen Lab. Sistem dokumentasi 3 3

Tabel di atas memperlihatkan hubungan antara mata kuliah dengan bahan kajian sekaligus memperlihatkan bobot dari mata kuliah tersebut.

Bobot berguna untuk mengukur seberapa dalam bahan kajian pada mata kuliah tersebut dikuasai oleh pembelajar (mahasiswa).

Bobot juga menjadi komponen utama dalam menentukan sks setiap mata kuliah. Berikut diperlihatkan menghitung sks dengan menggunakan bobot pada mata kuliah.

Jika untuk menyelesaikan seluruh mata kuliah pada table berikut adalah 50 sks, maka table sks dapat diisi dengan formula bobot MK / total bobot dikalikan total sks yang harus ditempuh

Mata Kuliah Bobot MK Sks

MK1 Flebotomi 26 (26/57) x 50 = 22,81 = 23 MK2 Komunikasi 13 (13/57) x 50 = 11,40 = 11 MK3 Anatomi Fisiologi 8 (8/57) x 50 = 7,02 = 7 MK4 Patofisiologi 7 (7/57) x 50 = 6,14 = 6 MK5 Manajemen Lab. 3 (3/57) x 50 = 2,63 = 3

Total 57 50

Catatan :

a. Mata kuliah Flebotomi memiliki sks = 23, besarnya sks ini hanya contoh untuk menghitung bukan sebagai referensi.

b. Hasil perhitungan sks cenderung dalam angka pecahan, hal ini wajar, oleh karenanya lakukan pembulatan.

Cara menurunkan mata kuliah dengan sks seperti alur di atas hanyalah satu cara, banyak cara lain yang dapat dipilih oleh pengembang kurikulum. Dipersilahkan untuk mengeksplorasi cara lain yang dianggap lebih mudah dan akuntabel.

(22)

Alur penyusunan mata kuliah seperti diatas memiliki keuntungan bahwa satuan acara perkuliahan akan muncul secara langsung selama proses, sebagai contoh, pada mata kuliah Flebotomi :

MK Flebotomi 23 sks Mempelajari:

a. Konsep-konsep flebotomi b. Aspek medikolegal

c. Persiapan pasien untuk pemeriksaan laboratorium medic

d. Persyaratan pasien dan pencegahan infeksi dalam pengambilan sampel darah dan biologi

e. Persiapan alat dan bahan dalam pengambilan darah kapiler, vena dan arteri f. Teknik pengambilan darah kapiler, vena dan arteri

g. Penanganan darah dan sampel biologi (urine, feses, sputum, cairan otak, transudat/eksudat, cairan semen, batu ginjal, batu empedu, sekret dan jaringan) h. Flebotomi dengan penyulit

i. Komplikasi flebotomi

4. Menyusun Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Mahasiswa merupakan dokumen yang menjalaskan bagaimana bahan kajian disampaikan (dipelajari) ke mahasiswa dengan cara yang tepat dan efesien, mahasiswa juga mengetahui indicator untuk mengukur kelulusan sekaligus bobot nilai yang akan diperoleh jika lulus pada kajian tersebut.

Berikut adalah format Rencana Pembelajaran Mahasiswa (RPM) yang dapat dipergunakan sebagai rujukan

Rencana kegiatan belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk rencana pembelajaran semester (RPS) atau nama lainnya, disusun oleh dosen atau tim dosen sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studinya.

Terdapat beberapa model perancangan pembelajaran, salah satunya adalah Model ADDIE.

Model ADDIE adalah salah satu model rancangan pembelajaran yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (1990). Model ADDIE disusun secara sistimatis dengan menggunakan tahap pengembangan yaitu analysis, design,development, implementation, dan evaluation yang disingkat dengan ADDIE.

(23)

Tahapan pengembangan pembelajaran sesuai dengan model gambar di atas disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

Model Perancangan Pembelajaran ADDIE

TAHAPAN LUARAN

Analysis

Menganalisis masalah-masalah pembelajaran sesuai kebutuhan belajar mahasiswa untuk mengidentifikasi capaian pembelajaran mata kuliah.

 Kebutuhan belajar mahasiswa

 Capaian Pembelajaran

Design

Design merupakan tahapan untuk menentukan indikator, instrumen asesmen dan metode/ strategi pembelajaran berdasarkan hasil tahapan analysis.

 Indikator

 Instrumen Asesmen

 Metode/Strategi Pembelajaran

 Tugas-tugas Development

Berdasarkan tahapan design

kemudian pada tahapan development, dikembangkan bahan pembeajaran

 Bahan pembelajaran

 Media penghantaran

Implementation

Berdasarkan hasil dari tahapan development, kemudian

diimplementasikan dalam proses pembelajaran mahasiswa.

 Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri atau Terbimbing

Evaluation

Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran kemudian dilakukan evaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar mahasiswa dalam menggapai capaian pembelajarannya.

 Evaluasi Proses Pembelajaran

 Evaluasi Hasil Pembelajaran

(24)

Selanjutnya dari hasil perancangan tersebut dituliskan dalam bentuk Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan butir-butir paling sedikit memuat:

a. nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, sks, nama dosen pengampu;

b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;

c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan;

d. kriteria, indikator, dan bobot penilaian;

e. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;

f. metode pembelajaran;

g. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai

h. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tiap tahap pembelajaran;

i. daftar referensi yang digunakan.

Contoh Format Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Mata Kuliah : ………. Semester: ... , Kode: ..., sks: ………..

Program Studi : ……….. Dosen: ………

Capaian Pembelajaran : ………

Minggu Ke-

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Bahan Kajian (Materi Pelajaran)

Bentuk Pembelaj'aran

Waktu Belajar (menit)

Kreteria Penilaian (Indikator)

Bobot Nilai

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tabel di atas diisi dengan penjelasan seperti pada tabel dibawah ini.

(25)

Penjelasan Pengisian KRS NOMOR

KOLOM JUDUL KOLOM PENJELASAN PENGISIAN

1 MINGGU KE Menunjukan kapan suatu kegiatan dilaksanakan, yakni mulai minggu ke 1 sampai ke 16 (satu semester )(bisa 1/2/3/4 mingguan).

2

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Rumusan kemampuan dibidang kognitif, psikomotorik , dan afektif diusahakan lengkap dan utuh (hardskills & soft skills). Merupakan tahapan kemampuan yang diharapkan dapat mencapai kompetensi mata kuliah ini diakhir semester.

3 BAHAN KAJIAN (materi belajar)

Bisa diisi pokok bahasan / sub pokok bahasan, atau topik bahasan (dengan asumsi tersedia diktat/modul ajar untuk setiap pokok bahasan).

4 BENTUK

PEMBELAJARAN

Bisa berupa ceramah, diskusi, presentasi tugas, seminar, simulasi, responsi, praktikum, latihan, kuliah lapang, praktek bengkel, survai lapangan, bermain peran,atau gabungan berbagai bentuk. Penetapan bentuk pembelajaran didasarkan pada keniscayaan bahwa kemampuan yang diharapkan diatas akan tercapai dengan bentuk/ model pembelajaran tersebut.

5 WAKTU BELAJAR

Takaran waktu yang menyatakan beban belajar dalam satuan sks (satuan kredit semester). Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per semester.

6

KRITERIA PENILAIAN (indikator)

Berisi indikator yang dapat menunjukan pencapaian kemampuan yang dicanangkan, atau unsur kemampuan yang dinilai (bisa kualitatif misal ketepatan analisis, kerapian sajian, Kreatifitas ide, kemampuan komunikasi, juga bisa juga yang kuantitatif : banyaknya kutipan acuan / unsur yang dibahas, kebenaran hitungan).

7 BOBOT NILAI

Disesuaikan dengan waktu yang digunakan untuk membahas atau

mengerjakan tugas, atau besarnya sumbangan suatu kemampuan terhadap pencapaian kompetensi mata kuliah ini.

F. BENTUK LAPORAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Bentuk laporan penyusunan kurikulum Program Studi dengan sistematika sebagai berikut:

Sampul Depan Daftar Isi Kata Pengantar

A. Identitas Program Studi B. Rumpun Keilmuan

Deskripsi bidang ilmu dan Perkembangan bidang ilmu C. Kurikulum Prodi

1. Profil lulusan program studi, 2. Analisis profil

3. Capaian Pembelajaran

4. Matriks bahan kajian yang diturunkan dari CP.

5. Matriks mata kuliah yang mengait pada bahan kajian, Susunan matakuliah persemester berikut bobotnya.

6. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) D. Penutup

(26)

G. PENUTUP

Pedoman ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan panduan yang realistis tentang Kurikulum di Universitas Wiralodra berlandaskan pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

Keberhasilan implementasi Pedoman ini sangat tergantung pada pemahaman, kesadaran, komitmen dan upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak di lingkungan Universitas Wiralodra. Hal-hal yang belum diatur di dalam pedoman ini akan diatur kemudian berdasarkan kebijakan Rektor Universitas Wiralodra.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi.

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

7. Surat Edaran Dirjen DIKTI:526/E.E3/MI/2014 Penjelasan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggiuntuk Program Pascasarjana.

8. Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014.

9. Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi OlehTim Kurikulum dan PembelajaranDirektorat Pembelajaran dan KemahasiswaanDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014.

10. Panduan PenyusunanCapaian Pembelajaran Lulusan Program Studi Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 .

Gambar

Table  berikut  umumnya  dipergunakan  untuk  membantu  membuat  peta  (mapping)  bahan  kajian terhadap CP
Tabel di atas bermakna, bahwa untuk dapat mencapai satu CP (kolom paling kiri) diperlukan  bahan kajian sebanyak 19 (Sembilan Belas) dengan masing masing bobotnya
Tabel di atas memperlihatkan hubungan antara mata kuliah dengan bahan kajian sekaligus  memperlihatkan bobot dari mata kuliah tersebut
Tabel di atas diisi dengan penjelasan seperti pada tabel dibawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy terdapat 3 nilai moral, yaitu : nilai moral agama nilai moral pendidikan dan nilai moral

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul “ Upaya Guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan

Jaringan komunikasi merupakan penggambaran “who say to whom” (siapa berbicara kepada siapa) dalam suatu sistem sosial, menggambarkan komunikasi interpersonal, dimana

Melalui beberapa produk TAMAPAN berupa tabungan tempat tinggal, tabungan biaya kuliah, tabungan modal usaha, tabungan investasi, dan pembiayaan usaha maka mahasiswa

Semakin tinggi risiko bisnis yang dipilihnya, semakin besar capital yang harus disediakan oleh banka. Semakin tinggi risiko bisnis yang dipilihnya, bank harus

Mahasiswa memahami perkuliahan tentang Aplikasi Teknologi secara teoritik.

Dengan berjalannya waktu, situasi kaum gay, lesbi, waria, biseksual dan posisi subjek non- normatif lain agaknya akan dihadapi berbagai perubahan dan tantangan baru

OPERASI PERKHIDMATAN SOKONGAN : PEJABAT NAIB CANSELOR, PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (HAL EHWAL PELAJAR DAN ALUMNI), PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (JARINGAN INDUSTRI