• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA IMPLEMENTASI TEKNOLOGI EKSTRAKSI MEKANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA IMPLEMENTASI TEKNOLOGI EKSTRAKSI MEKANIK"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KODE JUDUL : I. 128

 

 

   

LAPORAN AKHIR

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

“IMPLEMENTASI TEKNOLOGI EKSTRAKSI MEKANIK UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI GAMBIR DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA, SUMATERA BARAT”

KEMENTERIAN/LEMBAGA:

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Peneliti/Perekayasa:

1. Joddy Arya Laksmono, ST, MT.

2. Galuh Widiyarti, M.Si.

3. Dr. Eng. Agus Haryono 4. Dewi Sondari , M.Si.

5. Egi Agustian, M.Sc.

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

2012

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Implementasi Teknologi Ekstraksi Mekanik Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Gambir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

2. Kode : I.128

3. Koridor : 1 (Sumatera)

4. Fokus : Gambir

5. Lokus : Sumatera Barat

6. Biaya Penelitian : Rp 250.000.000,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah) 7. Peneliti Pengusul : Joddy Arya Laksmono, ST, MT.

8. Peneliti Anggota : 1. Galuh Widiyarti, M.Si.

2. Dr. Eng. Agus Haryono.

3. Dewi Sondari, M.Si.

4. Egi Agustian, M.Sc.

DISETUJUI,

Kepala Pusat Penelitian Kimia - LIPI

DR. Linar Zalinar Udin, M.Si.

NIP 19550120.198203.2.001

Serpong, 20 September 2012 Peneliti Pengusul,

Joddy Arya Laksmono, ST, MT.

NIP 19770422.200012.1.001

MENGETAHUI, Deputi Bidang IPT - LIPI

DR. Ir. Syahrul Aiman NIP 19540227.198003.1.005

(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 5

A. Latar Belakang 5

B. Pokok Permasalahan 7

C. Maksud dan Tujuan Kegiatan 7

D. Metodologi Pelaksanaan 8

1. Lokus Kegiatan 8

2. Fokus Kegiatan 8

3. Ruang Lingkup 8

4. Bentuk Kegiatan 10

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 11

A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 11

1. Perkembangan Kegiatan 11

2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan 11 B. Pengelolaan Administrasi Manajerial 11

1. Perencanaan Anggaran 11

2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran 12 3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset 13

4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial 13 BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA 14

A. Metode Pencapaian Target Kinerja 14 1. Kerangka-Rancangan Metode Penelitian 14 2. Indikator Keberhasilan Pencapaian 16 3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian 17 B. Potensi Pengembangan Ke Depan 23

1. Kerangka Pengembangan Ke Depan 23 2. Strategi Pengembangan Ke Depan 24

BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN 25

B. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 25

(4)

1. Kerangka Sinergi Koordinasi 25 2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi 25 3. Perkembangan Sinergi Koordinasi 25 C. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 26

1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan 27 2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan 27

3. Perkembangan Pemanfaatan 28

BAB V PENUTUP 29

A. Kesimpulan 29

1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran 29 2. Metode Pencapaian Target Kinerja 30 3. Potensi Pengembangan Ke Depan 33 4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 34 5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 35

B. Saran 34

1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan 34 2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek 35

DAFTAR PUSTAKA 36

           

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gambir merupakan sejenis getah yang dikeringkan dari ekstrak remasan daun dan ranting tanaman gambir (Uncaria gambier Roxb). Tanaman gambir (Uncaria gambier) termasuk dalam famili Rubiaceae dari genus Uncaria yang banyak tersebar luas di daerah tropis termasuk Asia bagian selatan, Afrika, dan Amerika selatan.

Uncaria sering digunakan sebagai pengobatan tradisional, antara lain untuk luka bakar, gangguan pencernaan, demam, sakit kepala, anti bakteri/jamur, dan sebagainya [Widiyarti, G., Laporan Dikti, 2009].

Penelitian fitokimia dari genus Uncaria telah lama dilakukan sejak tahun 1900- an, dimana lebih dari 150 senyawa kimia telah diisolasi dan diidentifikasi. Senyawa kimia tersebut termasuk golongan polifenol seperti senyawa alkaloid, terpen, flavonoid, kuersetin, dan senyawa polifenol lainnya. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai aktivitas farmakologi seperti antioksidan, anti-inflamasi, sitotoksik, dan immunostimulation [Heitzman et al., 2005]. Kandungan senyawa polifenol dalam gambir adalah katekin, tanin, alkaloid, kuersetin, dan sisanya adalah pengotor air dan pasir [Risdale, 2002]. Beberapa peneliti telah melakukan publikasi terhadap manfaat senyawa polifenol dari gambir (Uncaria gambier Roxb). Senyawa polifenol katekin yang terkandung dalam gambir diketahui mempunyai aktivitas antioksidan [Arakawa, et al., 2004 dan Franklin, et al, 2009] dan antibakteri terhadap bakteri gram positif Staphyloccoccus aureus, Bacillus subtilis, dan Streptococcus mutans [Rindit, dkk, 2007]. Hasil pengujian menggunakan hewan uji, senyawa polifenol katekin dan epikatekin yang ditemukan dalam genus Uncaria dan teh hijau menunjukkan potensi sebagai antioksidan dan antikanker [Sang et al., 2002].

Tanaman gambir merupakan komoditas spesifik lokasi dan unggulan daerah provinsi Sumatera Barat. Tanaman gambir merupakan tanaman perdu, termasuk salah satu diantara famili Rubiace (kopi-kopian). Tanaman ini juga banyak digunakan dalam bidang industri obat-obatan dan farmasi karena memiliki kemampuan antibakteri, antioksidan, antidiabetes, dll. Gambir juga sebagai komoditas ekspor yang memiliki sumbangan besar terhadap pendapatan daerah

(6)

yang akan meningkatkan devisa Negara. Delapan puluh persen kebutuhan gambir dunia dipasok oleh Provinsi Sumatera Barat dengan negara tujuan Bangladesh, India, Pakistan, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Perancis, dan Swiss [Joddy Arya Laksmono, dkk., 2010].

Namun terdapat beberapa permasalahan menyangkut produksi gambir khususnya di daerah Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat.

Permasalahan tersebut kaitannya dengan tata niaga, kualitas, dan hiegienis dari produk gambir yang dihasilkan, dan hal ini merupakan permasalahan yang klasik.

Identifikasi beberapa permasalahan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Tata niaga.

Fluktuasi harga gambir yang sangat tajam mengakibatkan para pengrajin gambir selalu berada pada posisi yang tidak diuntungkan. Sektor tata niaga ini tidak terkontrol, yang mengakibatkan hingga saat ini banyak sekali broker India yang datang langsung ke lokasi pengrajin dan membeli gambir dengan harga sangat rendah untuk semua kualitas. Sehingga pada sektor tata niaga ini perlu adanya suatu institusi yang mengontrol, seperti koperasi. Selain itu, tata niaga ini juga erat kaitannya dengan kualitas dan hiegenitas produk gambir.

2. Kualitas.

Seperti telah diketahui bahwa proses pembuatan gambir telah menjadi suatu hal yang turun temurun. Dengan mengandalkan peralatan sederhana, terutama pada saat proses ekstraksi/pengepresan yang menggunakan dongkrak belum menjamin menghasilkan rendemen dan kualitas gambir yang baik.

3. Hiegienis

Proses yang dilakukan secara tradisional dalam proses pembuatan gambir berpengaruh terhadap ketidakhiegienisan dari produk gambir yang dibuat.

Melihat potensi gambir yang dapat digunakan sebagai obat-obatan, maka hal ini perlu diadakan perubahan dan perbaikan.

Dengan didukung oleh beberapa peneliti pada kegiatan ini dan pengalaman di bidang ekstraksi, maka Pusat Penelitian Kimia – LIPI menawarkan alternatif teknologi yang dapat meningkatkan kualitas dan hiegenitas produk gambir, sehingga dapat memecahkan persoalan tata niaga yang terjadi selama ini.

(7)

B. Pokok Permasalahan

Seperti halnya komoditas bahan alam lainnya, secara ekonomi para petani atau pengrajin selalu menjadi objek yang merasa dirugikan terutama dalam situasi tata niaga. Sama halnya dengan produk gambir yang notabene merupakan produk yang dihasilkan oleh rakyat terutama di daerah Kabupaten Limapuluh Kota sebagai sentra gambir di Sumatera barat. Sebelumnya telah dilakukan suatu studi lapangan terhadap pengrajin gambir di Kabupaten Limapuluh kota, Sumatera Barat. Ada beberapa hal yang telah diidentifikasikan sebagai akar masalah dalam hal tata niaga gambir, sebagai berikut:

1. Rendemen gambir yang dihasilkan masih sangat rendah, karena proses ekstraksi mekanis yang dilakukan masih menggunakan cara-cara tradisional.

2. Kualitas produk gambir kurang terjaga, karena masih terkandung impuritas- impuritas didalam produk, seperti tanah.

3. Sentuhan teknologi tepat guna khususnya ekstraksi daun gambir yang belum optimal sehingga mengakibatkan rendemen dan kualitas produk yang rendah.

Dengan melihat hasil identifikasi permasalahan yang ada, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah upaya pengalihan proses ekstraksi menggunakan cara-cara tradisional ke proses yang menggunakan sentuhan teknologi, tentunya teknologi yang dihasilkan harus merupakan teknologi tepat guna dan tepat sasaran. Sehingga output dari kegiatan penelitian ini dapat diperjelas yakni meningkatkan rendemen hasil ekstraksi serta menjaga kualitas gambir sebagai produknya.

C. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan melakukan penerapan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan rendemen hingga 15% serta menjaga kualitas gambir yang dihasilkan.

Selain itu, kegiatan penelitian ini mempunyai dua sasaran yakni:

a. Sasaran substantif terdiri dari

i. Dihasilkannnya 1 (satu) teknologi produksi gambir.

ii. Dihasilkannya 1 (satu) prototip alat ekstraksi mekanik.

(8)

iii. Dipublikasikannya 1 (satu) makalah ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi.

b. Sasaran implementatif terdiri dari;

Dilakukannya 1 (satu) transfer teknologi berupa pelatihan terhadap teknologi yang ditawarkan.

D. Metodologi Pelaksanaan

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Sintesis dan Teknologi Proses, dan Pilot Plant Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang. Selain itu juga, kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Kemenko Perekonomian, Jakarta, dan Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

1. Lokus Kegiatan

Perlu dijelaskan dalam hal teknis pelaksanaan kegiatan. Kegiatan penelitian dan pengembangan dilakukan di Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong. Adapun implementasi kegiatan litbang akan dilakukan pada lokus 1 yakni Sumatera tepatnya di Kab. Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

c. Fokus Kegiatan

Secara umum kegiatan ini tidak termaktub dalam buku panduan MP3EI, namun kegiatan penelitian dan pengembangan produksi gambir merupakan salah satu kegiatan unggulan daerah dan termasuk kedalam SiDa Provinsi Sumatera Barat.

Mengiingat hal tersebut, maka kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap kegiatan SiDa Sumatera Barat.

3. Ruang Lingkup

Secara garis besar tahapan pelaksanaan penelitian hingga ke pemanfaatan teknologi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Analisis bahan baku daun gambir, 2. Pemilihan teknologi,

3. Desain alat dan pembuatan blue print, 4. Pabrikasi alat,

(9)

5. Ujicoba alat untuk ekstraksi daun gambir,

6. Analisis produk meliputi sifat kimia fisik, rendemen, dsb, 7. Alih teknologi berupa pelatihan di para pengrajin.

Untuk lebih jelasnya, metodologi penelitian dapat digambarkan dengan diagram alir seperti terlihat berikut:

Gambar 1. Diagram alir metodologi umum untuk kegiatan penelitian.

Adapun tahapan-tahapan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

d. Identifikasi Bahan Baku dan Produk

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah daun gambir dengan umur tertentu. Kandungan dalam bahan baku dilakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, polifenol dan lain sebagainya. Analisa daun gambir ini dilakukan menggunakan metode fitokimia untuk mengetahui komponen-komponen tersebut.

Analisis produk gambir yang dihasilkan mengikuti SNI 01-3391-2000, dengan beberapa parameter analisa yakni: kadar katekin, warna, kadar air, kadar abu,

 

(10)

kelarutan dalam air, dan kelarutan dalam alkohol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui mutu gambir yang dihasilkan. Sesuai dengan SNI tersebut terdapat 3 mutu gambir yakni mutu I, mutu II, dan mutu III.

b. Analisis dan Sintesis Desain Proses

Setelah dilakukan analisis terhadap bahan baku, langkah selanjutnya adalah menganalisis proses pembuatan gambir yang telah dilakukan oleh rakyat/pengrajin.

Inti dari pembuatan gambir adalah proses ekstraksi dan pengeringan. Seperti beberapa permasalahan yang telah dijelaskan diatas, beberapa perbaikan dan diperlukannya sentuhan teknologi terutama pada proses ekstraksi mekanik dari pembuatan gambir. Pada penelitian ini diharapkan memberikan alternatif teknologi terhadap proses ekstraksi gambir, sehingga hasil yang diperoleh memiliki rendemen yang lebih tinggi dan higienis.

c. Pembuatan Prototipe Alat dan Implementasi

Setelah diindentifikasi jenis teknologi yang sesuai dengan kbutuhan dilapangan, langkah selanjutnya adalah pembuatan prototipe alat berikut ujicoba dan implementasi desain teknologi dan prototipe tersebut. Pembuatan prototipe alat ekstraksi mekanik akan dilakukan di Pilot Plant, Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Serpong. Sedangkan, implementasi akan dilakukan di Kemenko Ekonomi Jakarta dan Balitbangda Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Setelah itu dilanjutkan dengan alih teknologi berupa pelatihan ke para pengrajin gambir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

4. Bentuk Kegiatan

Kegiatan ini terdiri dari kegiatan penelitian yang dilakukan di Pusat Penelitian Kimia – LIPI Serpong dan kegiatan implementasi berupa pelatihan yang akan dilakukan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

(11)

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 1. Perkembangan Kegiatan

Disesuaikan dengan metodologi penelitian, dapat dilaporkan bahwasanya perkembangan kegiatan hingga saat ini adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi terhadap bahan baku daun gambir telah dilakukan. Secara fitokimia dapat diketahui kandungan dari daun gambir secara kualitatif.

b. Telah dilakukan ujicoba awal ekstraksi daun gambir menggunakan beberapa metode untuk mengetahui sifat-sifat kimia-fisik daun gambir.

c. Dari data-data awal tersebut dibuatkan suatu sistem rancangan alat ekstraksi mekanik untuk menghasilkan gambir.

d. Telah diperoleh prototip alat ekstraksi mekanik untuk produksi gambir dari daun gambir.

2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan

Bahan baku yang digunakan hendaknya yang segar dan langsung diproses.

Diusulkan adanya ujicoba di Kab. Limapuluh Kota, Sumbar.

B. Pengelolaan Administrasi Manajerial

Sesuai dengan semangat tertib administrasi, maka pengelolaan administrasi manajerial proyek dilakukan oleh tim pengelola keuangan di Pusat Penelitian Kimia – LIPI serta mengikuti aturan-aturan yang berlaku di Indonesia, seperti proses pengadaan barang dan jasa, mengikuti PerPres No. 54 tahun 2010.

1. Perencanaan Anggaran

Perencanaan anggaran dapat dijelaskan dalam dua katagori yakni i) perencanaan anggaran total selama 10 bulan pelaksanaan, dan ii) perencanaan per tahap dari dana total yang baru dicairkan. Perencanaan anggaran anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

(12)

Tabel 1. Perencanaan anggaran kegiatan PKPP gambir tahun anggaran 2012.

No Perincian Tahap I (30%)

Tahap II (50%)

Tahap III

(20%) Jumlah Rp.

Total per

tahap 75,000,000 125,000,000

50,000,000 250,000,000

1 Honor 29,400,000 49,000,000

19,600,000 98,000,000

2 Bahan 17,109,000 28,515,000

11,406,000 57,030,000

3 Perjalanan 13,245,000 22,075,000

8,830,000 44,150,000

4 Lain-lain 15,246,000 25,410,000

10,164,000 50,820,000 Jumlah Rp. 75,000,000 125,000,000

50,000,000 250,000,000

2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran

Pengelolaan anggaran PKPP ini dilakukan oleh tim dari bagian administrasi Bagian Tata Usaha. Segala bentuk pengeluaran dan pelaksanaan anggaran mengikuti mekanisme pengelolaan anggaran DIPA yang disesuaikan berdasarkan peraturan yang berlaku. Proses pengadaan barang/jasa mengikuti Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010. Sedangkan, segala bentuk segala bentuk pengeluaran selain pengadaan barang/jasa mengikuti Standar Biaya Umum (SBU) Permenkeu tahun 2012 yang disesuaikan.

Pengeluaran pos bahan disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai output dari kegiatan penelitian ini. Pos bahan meliputi kebutuhan untuk bahan mekanik dan bahan kimia guna menunjang penelitian yang sedang dilakukan.

Pengeluaran pos perjalanan juga menyesuaikan terhadap mobilitas tim peneliti maupun pembantu peneliti guna menunjang keberhasilan kegiatan ini. Beberapa perjalanan dengan rute serpong – padang dilakukan untuk melakukan konsolidasi, sinergi, dan implementasi dari kegiatan penelitian ini.

Pengeluaran pos lain-lain digunakan untuk melakukan uji analisa hasil penelitian, rapat full day atau half day, dan rencana biaya implementasi dan sosialisasi hasil penelitian yang akan dilakukan di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

(13)

3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset

Aset dikelola oleh Pusat Penelitian Kimia – LIPI namun tentunya perlu ada sinergi dengan RISTEK dalam pengelolaan aset ini, dalam hal ini barangkali perlu adanya BAST (Berita Acara Serah Terima) dari Pusat Penelitian Kimia – LIPI ke RISTEK ataupun sebaliknya. Sedangkan aset yang akan dihibahkan ke stakeholder mengikuti aturan yang berlaku dan sepenuhnya merupakan tanggungjawab dari RISTEK.

Pengelolaan anggaran PKPP ini dilakukan oleh tim dari bagian administrasi Bagian Tata Usaha. Segala bentuk pengeluaran dan pelaksanaan anggaran mengikuti mekanisme pengelolaan anggaran DIPA yang disesuaikan berdasarkan peraturan yang berlaku. Proses pengadaan barang/jasa mengikuti Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010. Sedangkan, segala bentuk segala bentuk pengeluaran selain pengadaan barang/jasa mengikuti Standar Biaya Umum (SBU) Permenkeu tahun 2012 yang disesuaikan.

4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial

Hingga saat ini tidak terdapat kendala dalam pengelolaan administrasi manajerial.

(14)

BAB III

METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA

A. Metode Pencapaian Target Kinerja

Kegiatan penelitian ini mempunyai tujuan melakukan implementasi hasil penelitian terutama dalam hal proses ekstraksi mekanik daun gambir menghasilkan getah gambir di tingkat petani pada Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

Adapun sasaran yang akan diperoleh dari kegiatan ini adalah dihasilkannya suatu teknologi ekstraksi mekanik yang aplikatif yang dapat menaikkan rendemen hasil ekstraksi daun gambir menjadi getah gambir sama dengan atau diatas 15%.

Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknologi ekstraksi mekanis dengan system “twin screw press”. Dengan teknologi ini diharapkan akan mengurangi putaran dalam pada permukaan atau area ekstraksi. Dengan demikian laju ekstraksi akan lebih terkontrol dan dapat memberikan tekanan yang lebih baik pada saat ekstraksi dilakukan. Material yang masuk ke dalam unit akan secara bertahap ditekan dan di press sekaligus didorong kedepan dan keluar sebagai ampasnya, sedangkan cairan ekstraksi akan keluar pada bagian bawah melalui

“screen”.

1. Kerangka-Rancangan Metode Penelitian

Untuk lebih jelasnya, metodologi penelitian dapat digambarkan dengan diagram alir seperti terlihat berikut:

(15)

Gambar 1. Diagram alir metodologi umum untuk kegiatan penelitian.

Adapun tahapan-tahapan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Identifikasi Bahan Baku dan Produk

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah daun gambir dengan umur tertentu. Kandungan dalam bahan baku dilakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, tannin, polifenol dan lain sebagainya. Analisa daun gambir ini dilakukan menggunakan metode fitokimia untuk mengetahui komponen-komponen tersebut.

Analisis produk gambir yang dihasilkan mengikuti SNI 01-3391-2000, dengan beberapa parameter analisa yakni: kadar katekin, warna, kadar air, kadar abu, kelarutan dalam air, dan kelarutan dalam alkohol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui mutu gambir yang dihasilkan. Sesuai dengan SNI tersebut terdapat 3 mutu gambir yakni mutu I, mutu II, dan mutu III.

b. Analisis dan Sintesis Desain Proses

Setelah dilakukan analisis terhadap bahan baku, langkah selanjutnya adalah menganalisis proses pembuatan gambir yang telah dilakukan oleh rakyat/pengrajin.

 

(16)

Inti dari pembuatan gambir adalah proses ekstraksi dan pengeringan. Seperti beberapa permasalahan yang telah dijelaskan diatas, beberapa perbaikan dan diperlukannya sentuhan teknologi terutama pada proses ekstraksi mekanik dari pembuatan gambir. Pada penelitian ini diharapkan memberikan alternatif teknologi terhadap proses ekstraksi gambir, sehingga hasil yang diperoleh memiliki rendemen yang lebih tinggi dan higienis.

c. Pembuatan Prototipe Alat dan Implementasi

Setelah diindentifikasi jenis teknologi yang sesuai dengan kbutuhan dilapangan, langkah selanjutnya adalah pembuatan prototipe alat berikut ujicoba dan implementasi desain teknologi dan prototipe tersebut. Pembuatan prototipe alat ekstraksi mekanik akan dilakukan di Pilot Plant, Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Serpong. Sedangkan, implementasi akan dilakukan di Kemenko Ekonomi Jakarta dan Balitbangda Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Setelah itu dilanjutkan dengan alih teknologi berupa pelatihan ke para pengrajin gambir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

2. Indikator Keberhasilan Pencapaian

Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan melakukan penerapan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan rendemen hingga 15% serta menjaga kualitas gambir yang dihasilkan.

Selain itu, kegiatan penelitian ini mempunyai dua sasaran yakni:

i. Sasaran substantif terdiri dari

• Dihasilkannnya 1 (satu) teknologi produksi gambir.

• Dihasilkannya 1 (satu) prototip alat ekstraksi mekanik.

• Dipublikasikannya 1 (satu) makalah ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi.

ii. Sasaran implementatif terdiri dari;

Dilakukannya 1 (satu) transfer teknologi berupa pelatihan terhadap teknologi yang ditawarkan.

(17)

3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, tim melakukan kegiatan penelitian mulai dari proses pengadaan bahan-bahan, inventarisasi alat pendukung yang dibutuhkan, studi literatur, dan perencanaan program pelaksanaan kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

¾ Melakukan survey ke Kab. Limapuluh Kota, Sumbar.

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan konsolidasi, sinergi kegiatan dan brainstorming, serta survey bahan baku dengan Bappeda, Asosiasi pengrajin gambir, dan para pengrajin gambir di Kab. Limapuluh Kota. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 3 – 5 April 2012. Adapun tim pelaksananya adalah Joddy Arya Laksmono, Egi Agustian, dan Dadi Ramdani. Dalam kunjungan ini kami berkoordinasi dengan Kepala Bappeda Kab. Limapuluh Kota yakni Bapak Nofian Burano, kemudian beliau meneruskan ke stafnya yakni Bapak Nalfira (KaBid.

Pemberdayaan Ekonomi), dan Ibu Flora (Ka. Sub. Bid. Pemberdayaan Ekonomi).

Dari hasil brainstorming dengan Bapak Nalfira dan Ibu Flora, kami dapat menyimpulkan bahwasanya Bappeda Kab. Limapuluh Kota sepakat dengan apa yang akan kami kerjakan, namun mereka menambahkan perihal kegiatan hilir gambir yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna pada pencelupan untuk membuat kain tradisional, serta standarisasi dari produk gambir. Hal ini merupakan masukan yang sangat berharga bagi tim dalam hal kelanjutan dan perencanaan kegiatan penelitian PKPP ini untuk tahun-tahun berikutnya. Khusus mengenai penggunaan gambir yang akan digunakan sebagai pewarna pada proses pencelupan kain tradisional, kami telah menghubungi peneliti terkait yang mempunyai keahlian tersebut di Balai Besar Tekstil, Departemen Perindustrian, Bandung.

Dalam hal melakukan brainstroming dengan ketua Asosiasi pengrajin gambir dan para pengrajin gambir itu sendiri, mereka sepakat agar dilakukan suatu sentuhan teknologi yang dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu gambir yang dihasilkan, bahkan mereka siap untuk proses alih teknologi berupa pelatihan terhadap teknologi dari hasil penelitian ini. Diskusi lebih lanjut perihal sosialisasi pelatihan/alih teknologi ini, Bappeda Kab. Limapuluh Kota secara lisan bersedia untuk membantu proses pendanaannya.

(18)

Selain itu, dalam kegiatan ini tim melakukan studi langsung ke rumah kempa (rumah tempat proses pembuatan gambir) yang terletak di daerah Harau, Jorong Kototangah. Letak rumah kempa ini berada pada perbukitan, sekitar 30 menit perjalanan kaki dari jalan desa. Tim melihat langsung proses pembuatan gambir secara tradisional.

 

 

Gambar 2. Tanaman gambir.

Gambar 3. Rumah Kempa.

 

 

Gambar 5. Beberapa contoh produk gambir.

Gambar 4. Alat tradisional produksi gambir.

¾ Pada tanggal 19 April 2012 diadakan diskusi umum khusus untuk daerah Sumatera Barat bertempat di Sekretariat PKPP RISTEK. Dalam kesempatan tersebut Bappeda Provinsi Sumatera Barat yang diwakilkan kepada Ibu DR. Reti

(19)

Wafda hadir dalam rapat tersebut. Dalam rapat tersebut dibahas beberapa hal mengenai penggunaan gambir pada khususnya, yakni:

o Provinsi Sumatera Barat menetapkan bahwasanya gambir merupakan komoditas unggulan daerah tersebut.

o Sistem Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Barat memfokuskan kegiatan pada pengembangan gambir.

o Pemanfaatan gambir yang diinginkan oleh provinsi Sumatera Barat adalah

ƒ Peningkatan kualitas dan rendemen gambir melalui teknologi sederhana dan tepat guna,

ƒ Sebagai tinta pewarna pada Pemilukada maupun Pemilu nasional,

ƒ Sebagai bahan dasar untuk pewarna tekstil,

ƒ Tanin dalam gambir diolah dan dapat digunakan sebagai penyamak kulit,

ƒ Diinginkan adanya standarisasi produk gambir,

ƒ Sistem analisa untuk mengetahui kualitas gambir, dan

ƒ Proses produksi hilirisasi gambir (katekin) sebagai bahan baku farmasi.

¾ Pada tanggal 22 Mei 2012, diadakan rapat koordinasi yang bertempat di Kemenko Ekonomi dan dikoordinir oleh Ibu Ellyza Mangkudum sebagai AsDep urusan sarana dan prasarana pertanian dan kelautan. Dalam rapat tersebut dipresentasikan pemaparan dari Kepala Bappeda Sumatera Barat, Kepala Baristan Sumatera Barat, dan perwakilan dari Universitas Andalas. Dalam rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan rapat koordinasi di Sekretariat PKPP RISTEK pada tanggal 19 April 2012.

¾ Tanggal 29 Mei 2012, dilakukan rapat koordinasi dan presentasi perkembangan kegiatan dengan Bappeda Prov. Sumatera Barat untuk menentukan roadmap kegiatan penelitian kedepannya. Koordinasi dilakukan dengan Bappeda Prov.

Sumbar, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, Dewan Riset Daerah, PoliTani, dan beberapa praktisi dibidang gambir.

¾ Rencana kedepan, tim akan melakukan koordinasi teknis terkait pekerjaan penelitian unjuk kinerja alat ekstraksi. Kegiatan ini harus melibatkan tim asosiasi petani gambir (APEGI) terutama dalam ketersediaan bahan baku daun gambir.

(20)

¾ Kegiatan selanjutnya difokuskan pada proses pre-treatment terhadap daun gambir sebelum dilakukan proses ekstraksi secara mekanik. Tahapan-tahapan dan beberapa variasi dilakukan dan dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:

Persiapan daun gambir

Dipilah-pilah, yang masih segar dan yang sudah kering

Dirajang Tidak dirajang

Dikukus Direbus Dikukus Direbus

Analisis Fitokimia dan komponen

senyawa

  Gambar 6. Diagram alir penelitian proses pre-treatment daun gambir sebelum

dilakukan proses ekstraksi mekanik.

Pada proses ini terdapat beberapa variasi dari penelitian yang akan dilakukan yakni, daun yang dirajang dan tidak dirajang yang mana keduanya dilakukan juga proses dikukus dan direbus. Kemudian dari hasil kegiatan ini dilakukan analisa fitokimia untuk mengetahui secara kualitatif kandungan alkaloid, polifenol, flavanoid, terpen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui efektivitas proses pre- treatment terhadap daun gambir sebelum dilakukan proses ekstraksi mekanik.

Tahapan kedua adalah melakukan proses ekstraksi mekanik dari masing-masing variasi tersebut, yang direncanakan menggunakan 3 jenis alat, screw press, auto hydraulic press, dan manual hydraulic press. Langkah tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

(21)

Gambar 7. Diagram alir proses ekstraksi mekanik menggunakan berbagai jenis alat press.

Beberapa hasil awal proses pre-treatment dan ekstraksi mekanik dapat dilihat pada gambar berikut,

 

 

Gambar 8. Hasil awal proses pre-treatment dan ekstraksi mekanik daun gambir.

Hingga tahapan ini, hasil ekstrak basah tersebut masih dalam proses pengeringan, setelah itu akan dilanjutkan dengan analisa fitokimia dan SNI untuk

(22)

gambir. Adapun untuk mengetahui sifat-sifat gambir, analisa mengikuti SNI 01-3391- 2000.

¾ Dibawah ini merupakan data analisa katekin dan kadar air pada beberapa sampel yang berasal dari beberapa tempat di daerah kab. Limapuluh kota dan hasil ekstrak sendiri.

Gambar 9. Histrogram hubungan antara kadar katekin dan kadar air terhadap beberapa sampel yang ada di kab.limapuluh kota.

Dari gambar 3 tersebut dapat terlihat bahwa gambir yang hasil petani kab limapuluh kota rata-rata sudah sesuai standar menurut SNI 01-3391-2000 untuk gambir mutu 2 dimana pada standar tersebut bahwa katekin min 50% dan kadar air mak 16%. Sedangkan proses 1 - 4 merupakan proses pendahuluan yang kita kerjakan. Untuk kadar katekinnya masih jauh dari yang disyaratkan sedangkan kadar airnya sudah sesuai dengan yang syarat mutu. Perbedaan kadar katekin ini disebabkan daun gambir setelah di petik dari tanamannya cepat sekali berubah

(23)

warna dari hijau ke coklat, kemungkinan ini merupakan salah satu dari kadar katekin menurun.

B. Potensi Pengembangan Ke Depan

Beberapa rencana pengembangan hasil litbang terutama gambir ini termaktub dalam roadmap sebagai berikut:

Tabel 2. Roadmap penelitian gambir di Pusat Penelitian Kimia.

Periode (tahun ke-) No Kegiatan litbang

Satu Dua Tiga Empat Lima >lima 1. Peningkatan rendemen proses

produksi gambir

2. Standarisasi produksi gambir 3. Metode analisa untuk

menentukan kadar katekin 4. Gambir sebagai perwarna tekstil 5. Gambir sebagai pewarna untuk

pemilukada maupun pemilu nasional

6. Pengolahan tanin dalam gambir sebagai penyamak kulit

7. Hilirisasi produk gambir (katekin, end-product gambir)

1. Kerangka Pengembangan Ke Depan

Kegiatan yang bersifat koordinatif tetap akan dilakukan dengan DRD (Dewan Riset Daerah), Bappeda Prov. Sumbar, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, dan APEGI.

Selain itu, koordinasi dengan Kemenko Ekonomi pun akan terus dilanjutkan, karena

(24)

hingga saat ini kegiatan gambir telah memasuki masa persiapan yang akan dimasukkan kedalam kegiatan strategis Bappenas.

2. Strategi Pengembangan Ke Depan

Kerjasama pengembangan produk gambir perlu tetap dilaksanakan. Kegiatan ini bersifat hulu, sedangkan kegiatan hilirisasi gambir masih banyak yang perlu dilakukan. Tugas PPKimia – LIPI bekerjasama dengan DRD (Dewan Riset Daerah), Bappeda Prov. Sumbar, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, dan APEGI perlu merumuskan kembali prioritas kegiatan hilirasi gambir di Sumatera Barat. Selain kegiatan hilirisasi produk gambir, hal lain yang akan ikut berkembang adalah akan bertumbuhnya program alsintan khususnya untuk pengolahan gambir di provinsi Sumatera Barat.

(25)

BAB IV

SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program

Penelitian ini akan melibatkan Lembaga di daerah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, seperti Bappeda Kab. Limapuluh Kota, Balitbangda Kab. Limapuluh kota, Asosiasi pengrajin gambir di Kab. Limapuluh Kota, dan para pengrajin gambir di daerah Kab. Limapuluh Kota, Sumbar.

B. Kerangka Sinergi Koordinasi

Dalam hal ini Pusat Penelitian Kimia - LIPI akan berkoordinasi secara kelembagaan dengan Bappeda Kab. Limapuluh Kota Sumatera Barat. Bappeda akan berkoordinasi dengan beberapa lembaga terkait di Kab. Limapuluh Kota seperti Balitbangda dan Asosiasi Pengrajin Gambir di Kab. Limapuluh Kota Sumatera Barat.

Namun, dalam hal teknis pelaksanaan penelitian, Pusat penelitian Kimia-LIPI bekerjasama dengan Bappeda akan langsung terjun ke para pengrajin gambir di Kab. Limapuluh Kota.

C. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi

Salah satu hasil dan merupakan indikator keberhasilan koordinasi Kelembagaan-Program adalah terlaksananya kegiatan implementasi dan atau alih teknologi hasil penelitian ini dari Pusat Penelitian Kimia – LIPI ke para pengrajin gambir melalui Asosiasi Petani Gambir (APEGI). APEGI ini yang akan menindaklanjuti hasil implementasi ke para pengrajin-pengrajin gambir di Kab.

Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

D. Perkembangan Sinergi Koordinasi

¾ Pada tanggal 19 April 2012 diadakan diskusi umum khusus untuk daerah Sumatera Barat bertempat di Sekretariat PKPP RISTEK. Dalam kesempatan tersebut Bappeda Provinsi Sumatera Barat yang diwakilkan kepada Ibu DR. Reti Wafda hadir dalam rapat tersebut. Dalam rapat tersebut dibahas beberapa hal mengenai penggunaan gambir pada khususnya, yakni:

• Provinsi Sumatera Barat menetapkan bahwasanya gambir merupakan komoditas unggulan daerah tersebut.

(26)

• Sistem Inovasi Daerah Provinsi Sumatera Barat memfokuskan kegiatan pada pengembangan gambir.

• Pemanfaatan gambir yang diinginkan oleh provinsi Sumatera Barat adalah

3. Peningkatan kualitas dan rendemen gambir melalui teknologi sederhana dan tepat guna,

4. Sebagai tinta pewarna pada Pemilukada maupun Pemilu nasional,

5. Sebagai bahan dasar untuk pewarna tekstil,

6. Tanin dalam gambir diolah dan dapat digunakan sebagai penyamak kulit,

7. Diinginkan adanya standarisasi produk gambir,

8. Sistem analisa untuk mengetahui kualitas gambir, dan

9. Proses produksi hilirisasi gambir (katekin) sebagai bahan baku farmasi.

¾ Pada tanggal 22 Mei 2012, diadakan rapat koordinasi yang bertempat di Kemenko Ekonomi dan dikoordinir oleh Ibu Ellyza Mangkudum sebagai AsDep urusan sarana dan prasarana pertanian dan kelautan. Dalam rapat tersebut dipresentasikan pemaparan dari Kepala Bappeda Sumatera Barat, Kepala Baristan Sumatera Barat, dan perwakilan dari Universitas Andalas. Dalam rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan rapat koordinasi di Sekretariat PKPP RISTEK pada tanggal 19 April 2012.

¾ Tanggal 29 Mei 2012, dilakukan rapat koordinasi dan presentasi perkembangan kegiatan dengan Bappeda Prov. Sumatera Barat untuk menentukan roadmap kegiatan penelitian kedepannya. Koordinasi dilakukan dengan Bappeda Prov.

Sumbar, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, Dewan Riset Daerah, PoliTani, dan beberapa praktisi dibidang gambir.

¾ Rencana kedepan, tim akan melakukan koordinasi teknis terkait pekerjaan penelitian unjuk kinerja alat ekstraksi. Kegiatan ini harus melibatkan tim asosiasi petani gambir (APEGI) terutama dalam ketersediaan bahan baku daun gambir, serta pelaksanaan pelatihan.

A. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa

(27)

Secara umum, alur penelitian dapat digambarkan dengan diagram alir seperti terlihat berikut:

Analisis permasalahan

Input:

Pendataan awal sifat-sifat bahan baku dan produk Sintesis teknologi tepat

guna dan tepat sasaran

Desain awal teknologi dan aplikasinya

Implementasi teknologi tepat guna dan tepat sasaran

Prototipe alat dan paket teknologi

Output substantif:

Rendemen, Sifat kimia fisik gambir, kemurnian, TTG.

Evaluasi Output implementatif:

Tranfer teknologi, pelatihan, kerjasama dengan Bappeda

setempat

ya tidak

tidak

ya  

Gambar 10. Diagram alir metodologi umum untuk kegiatan penelitian.

Seperti terlihat pada diagram alir Gambar 10, bahwa output dari kegiatan peneltian ini selain output substantif yang menghasilkan prototip alat dan paket teknologi, juga ada output implementatif berupa transfer teknologi terhadap prototip yang dihasilkan.

Hal ini merupakan sebuah kerangka pemanfaatan hasil litbang dari kegiatan ini.

1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan

Seperti telah dijelaskan diatas, bahwasanya salah satu hasil litbangyasa adalah prototip alat ekstraksi mekanik yang digunakan untuk menghasilkan gambir.

Implementasi hasil litbangyasa akan dilakukan dalam bentuk alih teknologi.

Koordinasi implementasi akan dilakukan antara Pusat Penelitian Kimia – LIPI dengan Bappeda Kab. Limapuluh Kota dan Asosiasi Petani Gambir (APEGI)

(28)

Sumatera Barat. Tugas selanjutnya adalah sosialiasi hasil implementasi tersebut kepada para pengrajin gambir yang akan dilakukan oleh Bappeda Kab. Limapuluh Kota dan APEGI.

2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan

Indikator keberhasilan pemanfaatan hasil litbangyasa dapat dilihat dengan adanya nota kesepahaman antara Pusat Penelitian Kimia – LIPI dengan Instansi setempat yang bertanggung jawab terhadap proses alih teknologi.

Selain itu juga, adanya indikator lain yang merupakan kontribusi terhadap bidang lainnya yakni setelah adanya nota kesepahaman alih teknologi dari LIPI ke Pemda Sumatera Barat, diharapkan prototipe alat yang dihasilkan oleh LIPI dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan industri ALSINTAN (Peralatan dan Mesin untuk Pertanian) khususnya untuk pengolahan gambir di Daerah Sumatera Barat.

3. Perkembangan Pemanfaatan

Hingga tahap ini (Februari – Agustus 2012), tim peneliti masih melakukan berbagai ujicoba dan penelitian terhadap keberhasilan proses ekstraksi gambir.

Selain itu juga, prototip alat ekstraksi mekanik gambir telah selesai dikerjakan. Tim sedang melakukan uji performa dari alat ekstraksi mekanik tersebut. Direncanakan pada tangal 24-26 September 2012 beberapa anggota tim akan berangkat ke Kab.

Limapuluh Kota untuk membicarakan beberapa hal terutama mengenai mekanisme hibah peralatan dan rencana pelatihan yang akan dilakukan pada bulan oktober 2012.

(29)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran

Pelaksanaan kegiatan diseusaikan dengan tahapan anggaran yang ada. Untuk tahapan anggaran dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Perencanaan anggaran kegiatan PKPP gambir tahun anggaran 2012.

No Perincian Tahap I (30%)

Tahap II (50%)

Tahap III

(20%) Jumlah Rp.

Total per

tahap 75,000,000 125,000,000

50,000,000 250,000,000

1 Honor 29,400,000 49,000,000

19,600,000 98,000,000

2 Bahan 17,109,000 28,515,000

11,406,000 57,030,000

3 Perjalanan 13,245,000 22,075,000

8,830,000 44,150,000

4 Lain-lain 15,246,000 25,410,000

10,164,000 50,820,000 Jumlah Rp. 75,000,000 125,000,000

50,000,000 250,000,000 Untuk pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini,

(30)

Tabel 4. Pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir.

No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Studi Literatur & Patent

2 Persiapan bahan / alat 3 Identifikasi daun gambir

sebagai bahan baku 4 Uji fitokimia dan sifat kimia

fisik daun gambir 5 Analisis dan sintesis

desain proses untuk teknologi ekstraksi mekanik daun gambir

6 Pabrikasi prototipe unit ekstraksi mekanik

7 Uji coba unit ekstraksi mekanik

8 Uji sifat kimia fisik produk 9 Persiapan dan

pelaksanaan pelatihan di Kab. Limapuluh Kota, SumBar.

10 Publikasi ilmiah

11 Laporan Triwulan & Akhir

2. Metode Pencapaian Target Kinerja a. Teknis penelitian

(31)

Pada tahapan ini, tim melakukan diskusi awal mengenai perencanaan kegiatan dan pelaksanaan awal dari penelitian ini. Kegiatan ini difokuskan pada proses pre- treatment terhadap daun gambir sebelum dilakukan proses ekstraksi secara mekanik. Tahapan-tahapan dan beberapa variasi dilakukan dan dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:

Persiapan daun gambir

Dipilah-pilah, yang masih segar dan yang sudah kering

Dirajang Tidak dirajang

Dikukus Direbus Dikukus Direbus

Analisis Fitokimia dan komponen

senyawa

 

Gambar 11. Diagram alir penelitian proses pre-treatment daun gambir sebelum dilakukan proses ekstraksi mekanik.

Pada proses ini terdapat beberapa variasi dari penelitian yang akan dilakukan yakni, daun yang dirajang dan tidak dirajang yang mana keduanya dilakukan juga proses dikukus dan direbus. Kemudian dari hasil kegiatan ini dilakukan analisa fitokimia untuk mengetahui secara kualitatif kandungan alkaloid, polifenol, flavanoid, terpen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui efektivitas proses pre- treatment terhadap daun gambir sebelum dilakukan proses ekstraksi mekanik.

Tahapan kedua adalah melakukan proses ekstraksi mekanik dari masing-masing variasi tersebut, yang direncanakan menggunakan 3 jenis alat, screw press, auto hydraulic press, dan manual hydraulic press. Langkah tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

(32)

Gambar 12. Diagram alir proses ekstraksi mekanik menggunakan berbagai jenis alat press.

b. Implementatif

Guna mendukung keberhasilan kegiatan pada sisi implementatif, maka dilakukan koordinasi dengan beberapa pihak seperti Bappeda Kab. Limapuluh Kota, ketua APEGI, dan Bappeda Prov. Sumatera Barat. Koordinasi tersebut terutama dilakukan untuk pelaksanaan pelatihan. Koordinasi dilakukan melalui telefon, email, maupun rapat koordinasi di Kab. Limapuluh Kota.

3. Potensi Pengembangan Ke Depan

Beberapa rencana pengembangan hasil litbang terutama gambir ini termaktub dalam roadmap sebagai berikut:

Tabel 5. Roadmap penelitian gambir di Pusat Penelitian Kimia.

Periode (tahun ke-) No Kegiatan litbang

Satu Dua Tiga Empat Lima >lima  

(33)

1. Peningkatan rendemen proses produksi gambir

2. Standarisasi produksi gambir 3. Metode analisa untuk

menentukan kadar katekin 4. Gambir sebagai perwarna tekstil 5. Gambir sebagai pewarna untuk

pemilukada maupun pemilu nasional

6. Pengolahan tanin dalam gambir sebagai penyamak kulit

7. Hilirisasi produk gambir (katekin, end-product gambir)

Rencana atau roadmap penelitian mengenai pengembangan gambir ini telah dikoordinasikan juga pada pertemuan dengan beberapa perangkat daerah tanggal 29 Mei 2012. Rapat koordinasi dan presentasi perkembangan kegiatan dilakukan dengan Bappeda Prov. Sumbar, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, Dewan Riset Daerah, PoliTani, dan beberapa praktisi dibidang gambir.

4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program

Hingga tahap ini koordinasi dengan APEGI masih bersifat informal melalui telefon dan internet dalam rangka saling bertukar informasi untuk kegiatan masing- masing. Bulan september 2012 direncanakan tim dari PPKimia – LIPI akan kembali mengunjungi Kab. Limapuluh Kota untuk berdiskusi teknis pelaksanaan kegiatan penelitian unjuk kinerja alat ekstraksi dan hal administratif mengenai hibah alat.

Koordinasi dilakukan secara internal di Pusat Penelitian Kimia – LIPI. Kemudian secara eksternal dilakukan koordinasi dengan Bappeda Prov. Sumatera Barat, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, Kemenko Ekonomi, Asosiasi Petani Gambir

(34)

Indonesia. Koordinasi dilakukan dalam bentuk rapat-rapat, presentasi hasil kegiatan sementara, telefon, maupun email, dan pengiriman bahan baku daun gambir.

5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa

Seperti telah dijelaskan diatas, bahwasanya salah satu hasil litbangyasa adalah prototip alat ekstraksi mekanik yang digunakan untuk menghasilkan gambir.

Implementasi hasil litbangyasa akan dilakukan dalam bentuk alih teknologi.

Koordinasi implementasi akan dilakukan antara Pusat Penelitian Kimia – LIPI dengan Bappeda Kab. Limapuluh Kota dan Asosiasi Petani Gambir (APEGI) Sumatera Barat. Tugas selanjutnya adalah sosialiasi hasil implementasi tersebut kepada para pengrajin gambir yang akan dilakukan oleh Bappeda Kab. Limapuluh Kota dan APEGI.

Kerjasama pengembangan produk gambir perlu tetap dilaksanakan. Kegiatan ini bersifat hulu, sedangkan kegiatan hilirisasi gambir masih banyak yang perlu dilakukan. Tugas PPKimia – LIPI bekerjasama dengan DRD (Dewan Riset Daerah), Bappeda Prov. Sumbar, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, dan APEGI perlu merumuskan kembali prioritas kegiatan hilirasi gambir di Sumatera Barat. Selain kegiatan hilirisasi produk gambir, hal lain yang akan ikut berkembang adalah akan bertumbuhnya program alsintan khususnya untuk pengolahan gambir di provinsi Sumatera Barat.

Kegiatan yang bersifat koordinatif tetap akan dilakukan dengan DRD (Dewan Riset Daerah), Bappeda Prov. Sumbar, Bappeda Kab. Limapuluh Kota, dan APEGI.

Selain itu, koordinasi dengan Kemenko Ekonomi pun akan terus dilanjutkan, karena hingga saat ini kegiatan gambir telah memasuki masa persiapan yang akan dimasukkan kedalam kegiatan strategis Bappenas.

B. Saran

1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan

Hasil dari kegiatan penelitian ini terdiri dari data-data teknis pengolahan gambir, publikasi dan prototipe alat ekstraksi mekanik. Data-data teknis dan publikasi diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi pengembangan pengolahan gambir selanjutnya terutama untuk hilirisasi produk-produk gambir.

(35)

Sedangkan prototipe alat yang dihasilkan, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan industri alsitan terutama untuk unit alat ekstraksi mekanik.

Prototipe alat ekstraksi mekanik yang dihasilkan nantinya akan dihibahkan kepada salah satu pengrajin gambir di sekitar Kab. Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek

Penelitian ini termasuk kedalam katagori penelitian pada sisi hulu.

Pengembangan dan efisiensi produksi gambir menjadi fokus utama. Pada sisi hilir banyak sekali potensi gambir yang belum dapat diungkapkan. Seperti terlihat pada Tabel 5 dimana dapat dilihat potensi pengembangan gambir kedepan. Sehingga hal tersebut menjadi dasar roadmap Pusat Penelitian Kimia – LIPI dalam hal pengembangan gambir kedepannya. Mengingat potensi gambir di Sumatera Barat sangat melimpah, selain itu juga hilirisasi gambir yang belum tersentuh oleh pengembangan riset dan teknologi maka tim mengharapkan kedepan dukungan program dari Ristek.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. Amos, Zaenudin, I., Triputranto, A., Rusmandra, B., Ngudiwaluyo, S. 2004.

Teknologi Pasca Panen Gambir. BPPT Press, Jakarta.

2. Anonim. 2006. Data Sentra Produksi Gambir dan Ekspor Gambir. Ditjenbun.

3. Anonim. 2006. Data ekspor impor gambir. Deptan.

4. Anonim. 2000. Standar Nasional Indonesia Gambir SNI 01-3391-2000. Badan Standarisasi Nasional, 1-6.

5. Joddy Arya Laksmono, Syahrul Aiman, Galuh Widiyarti, M. Hanafi, Agus Haryono, Proses Ekstraksi Pada Skala Pilot dan Telaahan Keekonomian Pabrik Ekstraksi Katekin dari Gambir, Disampaikan Pada Lokakarya Pembangunan Ekonomi Pedesaan Melalui Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah dan Alsintan, Kemenko Bidang Perekonomian dan Pemda Sumbar, Padang, 14-15 Juli 2011.

6. Dhalimi, A. 2006. Permasalahan Gambir (Uncaria gambir L.) di Sumatera Barat dan Alternatif Pemecahannya. BBPPTP. Jurnal PTP 5 (1) 2006: 46-59.

7. Fauziyah, K., Sa’adah, N., Lamuningtyas, V. 2009. Pasta gigi antibakteri dari tanaman gambir (Uncaria gambri Roxb) solusi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. PKM GT.

8. Heitzman, M.E., Neto, C.C., Winiarz, E., Vaisberg, A.J., & Hammond, G.B. 2005.

Phytochemistry review. 66 : 5-29.

9. Rindit, P., Murdjiati, G., Slamet, S., dan Kapti, R.K. 2007. Majalah Farmasi Indonesia 18. 3 : 141-146.

10. Risdale, C.E., 1978. A revision of Mitragyna and U. Rubiaceae Blumea. 24 : 43- 100.

11. Risfaheri, Emmyzar, & Muhammad H. 1993. Budidaya dan Pascapanen Gambir, Pusbang Industri, Balitbang Pertanian. DEPTAN. Jakarta.

12. Sang, S., Cheng, X., Stark, R.E., Rosen, R.T., Yang, C.S., Ho, C.T. 2002. J. Of Bioorganic and Med. Chem, 10, 2233-2237.

13. Sa’id, E. Gumbira. 2009. Review Kajian, Penelitian, dan Pengembangan

(37)

Agroindustri Strategis Nasional: Kelapa Sawit, Kakao, dan Gambir. J. Tek. Ind.

Pert. Vol. 19(1), 45-55.

14. Widiyarti, G., Sundowo, A. dan Ngadiman. 2009. Ekstraksi dan Uji Aktivitas Antioksidan serta Antidiabet Katekin dari Gambir. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami XIV, Jakarta, 11-12 Agustus 2009, hal 715-723, ISBN 978-602-95911-0-.

15. Widiyarti, G. 2009. Kajian Peningkatan Skala Produksi Katekin dari Gambir sebagai Bahan Baku Obat. Laporan Kegiatan Akhir Tahun 2009: Kegiatan Program Intensif Bagi Peneliti dan Perekayasa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Kementerian Pendidikan Nasional dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

(38)

LAMPIRAN

FOTO – FOTO ALAT EKSTRAKSI MEKANIK

                                       

 

 

(39)

 

Gambar

Gambar 1. Diagram alir metodologi umum untuk kegiatan penelitian.
Tabel 1. Perencanaan anggaran kegiatan PKPP gambir tahun anggaran 2012.  No  Perincian  Tahap I (30%) Tahap II (50%)  Tahap III  (20%) Jumlah Rp
Gambar 1. Diagram alir metodologi umum untuk kegiatan penelitian.
Gambar 2. Tanaman gambir.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemkab Tabalong: telah melakukan sinergi kegiatan, bimtek tahap 1, bimtek tahap 2, survei lapangan bersama, sosialisasi kegiatan, pemanfaatan hasil penelitian untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi klon kentang unggul baru asal CIP (International Potato Center) dalam rangka mendapatkan klon kentang dengan hasil umbi yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi mengenai sebaran penyakit busuk cincin (C michiganensis subsp. sepedonicus ) dan OPT lainnya pada tanaman

Hasil analisis vegetasi pada tingkat pertumbuhan Tiang di hutan dominan A.symphiocarpa disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Keragaman jenis tumbuhan tingkat tiang pada

2) Dukungan dari Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah secara terbuka disampaikan dalam Rapat Koordinasi Koridor 3: Kalimantan Tengah tentang kegiatan PKPP khususnya

Kuesioner tersebut mencakup berbagai pertanyaan menyangkut: (a) profil/karakteristik sosio-demografis responden; (b) profil/karakteristik usahatani; (c) persepsi dan

The potato advanced clones selected will be multiplied and developed by a potato seed producer in the area and therefore it is not necessary for the potato

Bentuk kegiatan penelitian ini berupa; konsultansi berupa diskusi teknis antar peneliti dan mitra karena secara langsung hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi operator kapal