• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Keywords: MP-ASI, Expert System, Forward Chaining. xiii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ABSTRACT. Keywords: MP-ASI, Expert System, Forward Chaining. xiii"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRACT

Complementary food for mother's milk or MP-ASI is an important thing and needs to be considered by parents because complementary food for breast milk can support children's growth and development. In choosing the menu of complementary food for the mother's own milk, parents are faced with confusion and doubt in choosing a menu of complementary foods which is suitable with the expert system of determining the menu of complementary breast milk. This expert system uses the forward chaining method because it is suitable to be applied in determining the decision to consult breastfeeding complementary foods.

Keywords: MP-ASI, Expert System, Forward Chaining

(4)

xiv

ABSTRAK

Makanan pendamping air susu ibu atau MP-ASI merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh orang tua dikarenakan makanan pendamping air susu ibu dapat menunjang tumbuh kembang anak. Dalam pemilihan menu makanan pendamping air susu ibu sendiri para orang tua dihadapkan pada kebingungan dan keraguan dalam memilih menu makanan pendamping yang cocok. Dengan adanya sistem pakar penentu menu makanan pendamping air susu ibu ini dapat membantu orang tua untuk menentukan MP-ASI yang cocok. Sistem pakar ini menggunakan metode forward chaining karena cocok untuk diterapkan dalam penentuan keputusan konsultasi makanan pendamping air susu ibu.

Kata kunci: MP-ASI, Sistem Pakar, Forward Chaining

(5)

PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRACT ... xiii

ABSTAKSI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

(6)

vii

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Sistem Pakar ... 7

2.1.1 Definisi Sistem Pakar ... 7

2.1.2 Manfaat Sistem Pakar ... 8

2.1.3 Komponen Sistem Pakar ... 9

2.2 Metode Forward Chaining ... 10

2.3 XAMPP ... 15

2.4 PHP ... 16

2.5 MySql ... 31

2.6 Makanan Pendamping ASI MP-ASI ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Metode Penelitian ... 40

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.4 Metode Pengembangan Sistem ... 41

3.5 Analisis Kebutuhan ... 44

3.6 Analisis Sistem ... 45

3.7 Perancangan Sistem Pakar ... 46

3.8 Use Case Diagram ... 52

3.9 Activity Diagram ... 68

(7)

3.11 Class Diagram ... 84

3.12 Peracncangan Sistem ... 84

3.13 Perancangan Antarmuka ... 85

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 89

4.1 Implementasi Software ... 89

4.2 Perlengkapan Implementasi ... 89

4.3 Gambaran Aplikasi Sistem ... 90

4.4 Implementasi Rancangan Antarmuka dan Pengkodean ... 90

4.5 Pengujian Sistem ... 100

BAB V KESIMPULAN ... 108

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN ... 110

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mempunyai anak adalah dambaan dari setiap pasangan suami istri, anak merupakan karunia dan hibah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penyejuk pandangan mata, kebanggaan orang tua dan sekaligus perhiasan dunia serta belahan jiwa. Ketika mempunya anak pertama kalinya yang akan dilakukan oleh orang tua adalah memberikan apa yang terbaik untuk anaknya. Kebahagiaan yang luar biasa akan dirasakan oleh orang yang pertama kali akan menjadi orang tua, mulai dari test kehamilan dengan membeli alat test kehamilan yang paling bagus sampai dengan pemeriksaan rutin kepada dokter tebaik ditiap bulan masa kehamilan dari bulan yang pertama sampai dengan sembilan bulan masa kehamilan.

Pada masa bayi air susu ibu merupakan makanan terbaik. Usia 6 bulan pertama bayi hanya memerlukan air susu ibu tanpa tambahan minum apapun, termasuk madu dan sebagainya karena bayi memang tidak memerlukannya. Pada usia 6-9 bayi perlu makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pendamping? Ya,

“pendamping”, karena di usia 6-9 bulan air susu ibu sedapat mungkin masih diberikan sebab masih dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi hingga 80%. Jadi boleh dibilang bayi masih belajar makan makanan padat selain memang membutuhkan zat besi dan seng (zinc) dari makanan, karena kandungan zat ini dalam ASI sudah tidak memadai lagi bagi kebutuhan tumbuh kembang bayi

(9)

(Setyarini dan Damayanti,2018). Catatan Badan Kesehatan Dunia WHO tahun 2008 menunjukkan, 40% anak di dunia menglamai anemia defisiensi (kekurangan) zat besi. Akibatnya, anak dapat mengalami gangguan perkembangan, antara lain kecerdasan karena zat besi diperlukan bagi selubung sel syaraf. Mengingat akibat kekurangan zat besi tidak dapat diperbaiki, maka upaya pencegahan merupakan tindakan terbaik (Setyarini dan Damayanti,2018).

Kebutuhan makanan selalu dikaitkan dengan kalori. sebenarnya kalori adalah satuan untuk energi. Yang disebut 1 kalori adalah panas yang dibutukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat Celcius. Karbohidrat, lemak dan protein mengandung kalori, sedangkan air, vitamin dan mineral tidak mengandung kalori. Satu gram lemak mengandung 9 kilokalori (Kal), satu gram protein mengandung 5 Kal, dan satu gram karbohidrat menandung 4 Kal. Lalu, apakah kebutuhan bayi juga harus dikaitkan dengan kalori ? Ya, tentu saja.

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan (perorang/hari), kebutuhan energi bayi 7 – 11 bulan, misalnya, sebesar 725 Kal. Namun, mengingat bayi masih lebih banyak mengkonsumsi ASI yang komposisi zat gizinya cukup besar memenuhi kebuthan tubuhnya, kita tidak perlu khawatir dengan diet makanan bayi (Setyarini dan Damayanti,2018).

Tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung seluru zat gizi yang diperlukan tubuh kecuali ASI untuk bayi sampai usia 6 bulan, itu sebabnya kian beragam makanan anak makin mudah terpenuhi kebutuhannya akan berbagai zat gizi. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Prinsip gizi

(10)

3

seimbang ini harus memperhatikan keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. pola makan bergizi seimbang tidak hanya memperhatikan sumber zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein), dan air, tetapi juga sumber zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dengan memperhatikan keragaman, kebutuhan dan keamanan bahan makanan (Setyarini dan Damayanti,2018).

Ketika orang tua untuk pertama kalinya akan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) kepada anak, mereka dihadapkan pada keraguan dan kebingungan akan menu MP-ASI yang akan diberikan mengingat pentingnya MP-ASI dalam menunjang tumbuh kembang anak, beranjak dari hal tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan perancangan sistem mengenai MP-ASI ini sekaligus untuk dijadikan laporan skripsi dengan judul “Sistem Pakar Penentu Menu Makanan Pendamping Air Susu Ibu Dengan Metode Forward Chaining”, sehingga dengan adanya sistem ini para orang tua diharapkan dapat dengan mudah menentukan MP-ASI yang cocok untuk anaknya sesuai dengan umur dan kebutuhan gizinya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Banyak orang tua yang ragu dalam memberikan MP-ASI untuk pertama kalinya terhadap anak

2. Banyanya orang tua yang bingung dalam menentukan menu MP-ASI sesuai dengan umur anak

(11)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, bisa di identifikasi rumusan masalah yang ada yaitu: ” Bagaimana cara penerapan metode forward chaining untuk penentuan MP-ASI yang cocok sesuai dengan umur dan kebutuhan gizi pada anak usia 7 sampai 12 bulan?”.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah :

1. Data penunjang adalah menu MP-ASI untuk anak usia 7 sampai dengan 12 bulan

2. Data penunjang penelitian diperoleh dari metode wawancara yang dilakukan di area perumahan Gramapuri Persada Cikarang Blok R 3. Narasumber merupakan ibu rumah tangga dengan kondisi sehat

4. Menu MP-ASI yang disarankan pada penelitian ini adalah menu untuk anak yang sehat atau tidak alergi terhadap makanan tertentu

5. Metode penalaran yang digunakan dalam sistem ini adalah penalaran pelacakan maju (Forward Chaining) yaitu dimulai dari sekumpulan data- data mengenai MP-ASI dan usia anak sebagai masukan system, untuk kemudian dilakukan pelacakan sampai tujuan terakhir berupa menu MP- ASI yang cocok sesuai dengan usia dan kebutuhan gizi anak..

(12)

5

1.5 Tujuan Penelitian

Berikut merupakan tujuan dari dilakukannya penelitian ini :

1. Untuk mengetahui cara penerapan metode forward chaining dalam penentuan MP-ASI sesuai dengan umur anak.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat bagi Mahasiswa, Program Studi Teknik Informatika dan bagi Masyarakat, manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1.6.1 Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa dapat menerpkan metode forward chaining dalam penentuan keputusan sistem pakar

2. Mengetahui tingkat akurasi dan efektivitas metode forward chaining dalam penyelesaian permasalahan.

1.6.2 Bagi Program Studi Teknik Informatika

1. Sebagai bahan acuan bagi penelitian lain khususnya mahasiswa / mahasiswi jurusan Teknik Informatika untuk pengembangan karya ilmiah dimasa yang akan datang.

1.6.3 Bagi Masyarakat

1. Sebagai salah satu sumber acuan dalam penentuan menu MP-ASI 1.7 Sistematika Penulisan

Laporan skripsi ini disusun kedalam lima tahap. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(13)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pembahasan teori-teori dan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai panduan dasar dalam pembuatan skripsi ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai objek penelitian dan pengumpulan data. membahas aktifitas – aktifitas dalam melakukan penelitian dan mencari data – data untuk dikumpulkan sebagai penunjang keberhasilan penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai hasil dan pembahasan dari data yang telah dikumpulkan dan implementasi serta evaluasi dari aplikasi yang telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan mengemukakan saran-saran yang diperlukan untuk pengembangan sistem tersebut.

(14)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

2.1.1 Definisi Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program komputer yang menggunakan pengetahuan seorang pakar untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi pada area yang sempit.

Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan solusi suatu penyakit. Contoh yang lain, psikolog adalah orang yang ahli dalam memahami kepribadian seseorang, dan lain-lain. Masalah-masalah yang dapat diselesaikan sistem pakar menurut (Tuswanto dan Fadlil, 2013), di antaranya :

1. Interpretasi

Membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.

2. Prediksi

Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu.

7

(15)

3. Diagnosis

Menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati.

4. Desain

Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu.

2.1.2 Manfaat Sistem Pakar

Menurut Wijaya sistem pakar menjadi populer karena sangat banyak kemampuan dan manfaat yang diberikannya, di antaranya :

1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat daripada manusia.

2. Membuat seorang yang awam bekerja seperti layaknya seorang pakar.

3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasihat yang konsisten dan mengurangi kesalahan.

4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.

5. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.

6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

7. Handal, sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit.

8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Integrasi sistem pakar dengan sistem komputer lain membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih banyak aplikasi.

9. Mampu bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti.

(16)

9

10. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena adanya fasilitas penjelas yang berfungsi sebagai guru (Wijaya, 2013).

2.1.3 Komponen Sistem Pakar

Menurut Mukhtar dan Samsudin sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu bagian lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen- komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 menjelaskan bahwa secara umum sistem pakar terdiri dari komponen penyusun sebagai berikut :

1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)

Basis pengetahuan merupakan hasil akuisisi dan representasi pengetahuan dari seorang pakar. Basis pengetahuan berisi pengetahuan- pengetahuan dalam penyelesaian masalah. Basis pengetahuan terdiri dari dua elemen dasar yaitu fakta dan rule atau aturan.

2. Inference Engine (Mesin Inferensi)

Mesin inferensi adalah sebuah program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan agar didapatkan kesimpulan.

(17)

3. User Interface (Antar Muka Pengguna)

User interface adalah penghubung antar program sistem pakar dengan pengguna yang dapat dihubungkan via dekstop ataupun mobile. Antar muka digunakan sebagai media komunikasi antara pengguna dan sistem pakar. (Mukhtar dan Samsudin, 2015).

Gambar 2.1 Alur Sistem Antar Muka 2.2 Metode Forward Chaining

Metode forward chaining merupakan teknik pencarian yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Lalu strategi pengambilan keputusan yang dimulai dari pengambilan premis (fakta) menuju konklusi (kesimpulan akhir). Pemecahan masalah pada forward chaining dimulai dari fakta masalah yang diberikan dan kumpulan

(18)

11

langkah-langkah sah atau aturan-aturan untuk berpindah state. Tanda-tanda atau kunci keberhasilan akan terkumpul dengan sendirinya ketika mulai mengarah ke kesimpulan (Oktaviana dkk, 2012). Contoh diagram forward chaining dapat

dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Contoh diagram forward chaining Ciri-ciri dari metode forward chaining adalah :

1. Dalam metode ini, dilakukan pemrosesan yang diawali dari sekumpulan data untuk selanjutnya dilakukan inferensi seseuai kaidah atau aturan yang ditetapkan sehingga didapatkan kesimpulan yang optimal.

2. Mesin inferensi dengan metode ini akan terus melakukan looping pada prosesnya untuk mencapai hasil yang sesuai.

3. Kelebihan metode ini ialah dapat menambahkan databaru ke dalam database inferensi dan dapat melakukan perubahan aturan inferensi. (Dewi dan Lestari, 2015).

Pencocokan fakta pada inferensi forward chaining dimulai dari bagian sebelah kiri atau IF terlebih dahulu. Misalnya, IF A AND B THEN C, artinya

(19)

jika premis A dan B bernilai benar sesuai dengan situasi maka akan menghasilkan konklusi C. Proses inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran atau pelacakan dengan menggunakan isi daftar aturan dan pola tertentu.

Aliran proses inferensi dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Aliran Proses Inferensi

Pelacakan ke depan (forward chaining) adalah dimulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan.

Gambar 2.4 Pelacakan ke depan (forward chaining)

(20)

13

Operasi dari sistem forward chaining dimulai dengan memasukkan sekumpulan fakta yang diketahui ke dalam memori kerja (working memory), kemudian menurunkan fakta baru berdasarkan aturan yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui. Proses ini dilanjutkan sampai dengan mencapai goal atau tidak ada lagi premis yang cocok dengan fakta yang diketahui. Proses pencarian forward chaining dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (IF) terlebih dahulu kemudian menuju konklusi (THEN) atau dapat dimodelkan sebagai berikut.

1. Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan, atau pengamatan.

2. Konklusi dapat berupa tujuan, hipotesa, penjelasan, atau diagnosis.

Sehingga jalannya penalaran forward chaining dapat dimulai dari data menuju tujuan, dari bukti menuju hipotesa, dari temuan menuju penjelasan, atau dari pengamatan menuju diagnosis. Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan manakah yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil. Untuk memudahkan pemahaman mengenai metode ini, akan diberikan ilustrasi kasus sebagai berikut.

Tujuan: Diharapkan dapat memperoleh konklusi penyakit jagung yang sesuai berdasarkan premis-premis dalam aturan dan fakta yang diberikan oleh user, berikut adalah daftar aturannya.

(21)

Tabel 2. 1 Contoh Ilustrasi Aturan dan Konklusi

Penelusuran maju pada contoh kasus ini adalah untuk mengetahui apakah suatu fakta yang dialami oleh pegguna termasuk penyakit jagung 1, penyakit jagung 2, penyakit jagung 3, penyakit jagung 4 atau bahkan bukan salah satu dari konklusi tersebut, yang artinya sistem belum dapat mengambil kesimpulan karena keterbatasan aturan.

Berikut adalah penggambaran aturan contoh kasus di dalam sebuah graph yang memetakan antara premis-premis dan konklusi-konklusi.

Gambar 2.5 Graph premis-premis dan konklusi-konklusi

(22)

15

Dalam penalaran ini, user diminta memasukkan premis-premis atau gejala- gejala yang dialami. Untuk memudahkan pengguna, sistem memunculkan pertanyaan gejala dan user dapat memberikan umpan balik gejala mana yang dialami dengan memilih tombol “YA” atau “TIDAK”. Dalam contoh kasus ini, daftar gejalanya adalah :

Gejala 1, Gejala 2, Gejala 3, Gejala 4, Gejala 5, Gejala 6 Gejala 7, Gejala 8, Gejala 9, Gejala 10, Gejala 11, Gejala 12

Berdasarkan premis-premis yang dipilih oleh user, maka sistem akan mencari aturan yang sesuai, sehingga akan diperoleh konklusinya. Apabila user memilih Gejala 1, maka aturan yang terpilih adalah aturan 1 dengan konklusinya adalah Penyakit jagung 1. Apabila user memilih Gejala 10 dan Gejala 12, maka sistem akan mengarah pada aturan 4 dengan konklusinya adalah Penyakit jagung 4. Tetapi, karena aturan 4 premisnya adalah Gejala 10, Gejala 11, dan Gejala 12, maka premis-premis yang dipilih oleh user tidak cukup untuk mengambil kesimpulan Penyakit jagung 4 sebagai konklusi terpilih.

2.3 XAMPP

XAMPP adalah perangkat lunak gratis yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan gabungan dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database , dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinami (Teguh, 2005).

(23)

Bagian penting XAMPP yang biasanya digunakan yaitu :

1. Htdoc yaitu folder tempat meletakan berkas-berkas yang akan dijalankan seperti berkas PHP (Personal Home Page), HTML (Hyper Text Markup Language) dan berkas lainnya.

2. PhpMyAdmin yaitu bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada di komputer. Untuk membukanya, buka browser, lalu ketikkan alamat http://localhost/phpMyAdmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin.

PhpMyAdmin merupakan salah satu tool manajemen database MySQL berbasis web. PhpMyAdmin mampu menangani keseluruhan server MySQL dan juga database tunggal.

3. Control panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP, seperti memulai (start) atau menghentikan (stop).

2.4 PHP

PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP digunakan sebagai bahasa script server-side dalam pengembangan Web yang disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan Web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs Web menjadi lebih mudah dan efisien.

PHP ditulis menggunakan bahasa C.

PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script sejenis. PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa melakukan apa saja yang dilakukan oleh CGI, seperti mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis, dan kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih daripada kemampuan CGI.

(24)

17

PHP tidak terbatas pada hasil keluaran HTML (HyperText Markup Language). PHP juga memiliki kemampuan untuk mengolah gambar, file PDF, dan movie flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML dan file XML lainnya.

Salah satu fitur yang dapat diandalkan oleh PHP adalah dukungannya terhadap banyak database, salah satunya adalah MySQL.

1. Sintaks PHP

Sintaks program/script PHP ditulis dalam apitan tanda khusus PHP. Ada empat macam pasangan tag PHP yang dapat digunakan untuk menandai blok script PHP:

a. <?php ... ?>

b. <script language = “PHP”> ... </script> 3) <? ... ?>

c. <% ... %>

Cara 1 dan 2 merupakan cara yang paling umum digunakan sekalipun cara 3 tampak lebih praktis karena cara 3 tidak selalu diaktifkan pada konfigurasi file php.ini. Sedangkan cara 4 dimungkinkan sebagai kemudahan bagi yang sudah terbiasa dengan ASP (Active Server Pages). Namun, bila ini tidak dikenal, maka harus dilakukan pengaktifan pada file konfigurasi php.ini.

2. Menampilkan String

Untuk menampilkan string dalam PHP disediakan fungsi seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

(25)

if (kondisi)

blok pernyataan

Tabel 2.2 Fungsi Menampilkan String dalam PHP

3. Struktur Kontrol a. Statement if

Statement if digunakan untuk mengeksekusi sebuah blok pernyataan jika memenuhi kondisi tertentu.

Sintaksnya:

Jika kondisi bernilai true (benar), blok pernyataan akan dikerjakan.

Apabila pernyataan yang dikerjakan lebih dari satu, maka harus diletakkan dalam tanda {}.

b. Statement if ... else ...

Perintah if ... else ... pada prinsipnya mirip dengan perintah if, tetapi ada kalanya anda menginginkan dua percabangan, yakni jika suatu kondisi terpenuhi, maka lakukan blok pernyataan1. Jika tidak terpenuhi, lakukan blok pernyataan2. Untuk kebutuhan tersebut, gunakan statement if ... else.

Fungsi Sintaks

echo echo (string arg1 [,string argn]) print print (string arg)

printf printf (string format [, mixed args])

(26)

19

if (kondisi) {

blok pernyataan1;

} else {

blok pernyataan2;

} Sintaksnya:

Jika kondisi bernilai true (benar), maka blok pernyataan1 akan dikerjakan. Jika bernilai false (salah), maka blok pernyataan2-lah yang akan dikerjakan.

c. Statement if ... elseif ... else ...

Statement if ... elseif ... else ... digunakan untuk masalah yang membutuhkan lebih dari dua percabangan. Statement if ...elseif ... else ...

sering disebut nested if (if bersarang).

(27)

if (kondisi1) {

blok pernyataan1;

}

elseif (kondisi2) {

blok pernyataan2;

} ...

else {

blok pernyataanN;

} Sintaksnya:

Jika kondisi1 bernilai true, maka blok pernyataan1 akan dikerjakan.

Jika false, maka diuji kondisi2. Jika kondisi2 bernilai false, maka diuji kondisi berikutnya. Namun, jika tidak ada kondisi yang terpenuhi, maka akan dikerjakan blok pernyataan ke-N.

d. Statement while

Statement while adalah statement yang digunakan untuk melakukan perulangan mengevaluasi blok pernyataan selama kondisi true (benar), dan akan berhenti apabila kondisi bernilai false (salah).

(28)

21

while (kondisi) {

blok pernyataan;

}

do {

blok pernyataan;

}

while (kondisi);

Sintaksnya:

• kondisi adalah pernyataan boolean.

• blok pernyataan adalah daftar statement yang akan diulang selama kondisi terpenuhi.

e. Statement do ... while

Pada prinsipnya statement do ... while sama dengan cara kerja while, hanya saja pada do ... while blok pernyataan pasti dikerjakan sekali dan kemudian dilakukan pengujian kondisi. Jika kondisi masih terpenuhi (true), maka blok pernyataan dikerjakan lagi. Namun, jika kondisi tidak terpenuhi (false) lagi, maka perulangan berhenti.

Sintaksnya:

• kondisi adalah bernilai boolean.

• blok pernyataan adalah daftar statement yang diulang selama kondisi dipenuhi (benar). Jika kondisi tidak terpenuhi (salah), maka anda bisa keluar dari perulangan dan mengerjakan statement

(29)

for (inisialisasi; kondisi; increment) {

blok pernyataan;

} setelah while.

f. Statement for

Statement for adalah statement yang digunakan untuk mengulang blok pernyataan dalam jumlah yang ditentukan berdasarkan inisialisasi awal, akhir/kondisi, dan nilai penambahan atau pengurangan yang ditentukan.

Sintaksnya:

Statement for bekerja sebagai berikut:

• inisialisasi sebagai nilai awal.

• kondisi diuji; jika bernilai true (benar), maka perulangan dilanjutkan dengan mengerjakan blok pernyataan, sedangkan jika bernilai false (salah), maka perulangan berhenti dan blok pernyataan dilompati.

• Jika blok pernyataan hanya terdiri dari satu baris, maka tanda {}

dapat ditiadakan.

• increment merupakan nilai penambahan atau pengurangan untuk mengulangi pengerjaan blok pernyataan setelah penambahan atau pengurangan yang nilai kebenarannya diuji apakah kondisi masih terpenuhi.

g. Statement require

(30)

23

require (string filename)

include (string filename)

Statement require() merupakan konstruksi bagi parser PHP yang digunakan untuk membuka file yang diberi dan membaca nilai variabel serta fungsi yang terdapat didalamnya untuk kemudian mengeksekusinya. File akan diperlakukan sebagai suatu script PHP normal. Apabila file tersebut berisi tag-tag PHP, maka akan dievaluasi terlebih dahulu sebelum mengirimnya ke browser, tetapi apabila hanya berisi teks biasa, maka akan dikirim langsung ke browser. Statement require() tidak dapat dimasukkan ke dalam struktur perulangan karena hanya boleh dipanggil satu kali.

Sintaksnya:

• string filename menyatakan nama file yang akan digabungkan.

h. Statement include

Statement include() merupakan konstruksi bagi parser PHP yang digunakan untuk membuka dan membaca nilai variabel dari file yang dinyatakan serta fungsi yang tedapat didalamnya untuk kemudian mengeksekusinya.

File akan diperlakukan sebagai suatu script PHP normal. Apabila file tersebut berisi tag-tag PHP, maka akan dievaluasi terlebih dahulu sebelum mengirimnya ke browser, tetapi apabila hanya berisi teks biasa, maka akan dikirim langsung ke browser. Statement include() dapat dimasukkan dala struktur perulangan.

Sintaksnya :

(31)

require_once (string filename)

include_once (string filename)

• string filename menyatakan nama file yang akan digabungkan.

i. Statement require_once

Statement require_once() secara prinsip sama dengan statement require(). Perbedaannya terletak pada penggunaan require_one. Untuk itu pemanggilan suatu fungsi dapat dihindari jika terjadi duplikasi.

Sintaksnya:

• string filename menyatakan nama file yang akan digabungkan.

j. Statement include_once

PHP juga menyediakan statement include_once() yang bertindak sama seperti require_once() dengan suatu perbedaan utama. Statement require_once() memungkinkan eksekusi script berhenti dengan suatu fatal error apabila file target yang ingin digabungkan tidak ditemukan. Statement include_once() memunculkan suatu peringatan kesalahan sementara eksekusi script terus berlanjut apabila file target yang hendak digabungkan tidak ditemukan.

Sintaksnya:

• string filename menyatakan nama file yang akan digabungkan.

4. Session

Session dalam PHP dapat dapat dimulai dengan dua cara, yaitu secara otomatis dan menggunakan fungsi session pada script PHP. Untuk memulai

(32)

25

mysql_connect(“server”, “username”, “password”)

session secara otomatis, file php.ini perlu diedit dengan melakukan perubahan pada baris session.auto.start = 0 menjadi session.auto.start = 1, kemudian simpan perubahan tersebut dan restart kembali web server. Untuk memulai session menggunakan fungsi pada PHP, gunakan fungsi session_start().

Penggunaan session dengan session_start() akan menghasilkan file session dengan nama sess_ diikuti oleh nilai session_id. Session dapat juga dibuat dengan menggunakan fungsi session_register(). Penggunaan session_register() PHP memungkinkan penyimpanan variabel dan nilainya dalam file.

Untuk mengakhiri session digunakan fungsi session_destroy(). Sedangkan untuk menghapus semua variabel session, digunakan fungsi session_unset().

Sementara itu, untuk menghapus sebuah variabel dari sebuah session dan agar session tetap ada, dapat digunakan fungsi session_unregister(nama variabel).

5. Koneksi PHP dengan MySQL

Untuk melakukan koneksi dengan MySQL, PHP telah menyediakan berbagai fungsi untuk kebutuhan tersebut. Beberapa dari fungsi tersebut antara lain sebagai berikut:

a. mysql_connect()

Fungsi mysql_connect() digunakan untuk membuat/membuka koneksi ke suatu server MySQL.

Sintaks :

Keterangan :

(33)

mysql_connect(“server”, “username”, “password”)

• server merupakan nama server MySQL.

• username merupakan nama pemakai yang digunakan untuk melakukan koneksi.

• password merupakan kata sandi yang digunakan username tersebut.

Nilai balik fungsi berupa nilai integer, dan FALSE bila terjadi kesalahan.

Contoh:

<?php

$conn = mysql_connect(“localhost”, “kasiman”, “”);

echo $conn;

?>

b. mysql_pconnect()

Fungsi mysql_pconnect() digunakan untuk membuat/membuka koneksi ke suatu server MySQL secara persisten.

Sintaks :

Keterangan:

• server merupakan nama server MySQL.

• username merupakan nama pemakai yang digunakan untuk melakukan koneksi.

• password merupakan kata sandi yang digunakan username tersebut.

Nilai balik fungsi berupa nilai integer, dan FALSE bila terjadi kesalahan.

(34)

27

mysql_close([link_identifier])

Perbedaan koneksi mysql_connect() dengan mysql_pconnect ada dua hal, yaitu:

a) Saat koneksi, fungsi mysql_pconnect akan mencoba menemukan koneksi persisten yang lain pada server dengan username yang sama.

Jika ditemukan, koneksi akan menggunakan koneksi yang telah ada tersebut daripada membuka koneksi yang baru.

b) Koneksi ke server MySQL tidak akan ditutup ketika eksekusi script berakhir, bahkan fungsi mysql_close pun tidak dapat menutup koneksi yang dibangun dengan mysql_pconnect. Contoh:

<?php

$conn = mysql_pconnect(“localhost”, “kasiman”, “”);

echo $conn;

?>

c. mysql_close()

Fungsi mysql_close digunakan untuk menutup koneksi server MySQL.

Sintaks:

Keterangan:

• link_identifier merupakan pengenal yang dihasilkan dari fungsi mysql_connect.

Nilai balik TRUE apabila sukses, dan FALSE bila terjadi kesalahan.

Contoh :

(35)

mysql_select_db(database_name [, link_identifier])

<?php

$conn = mysql_connect(“localhost”, “kasiman”, “”);

echo $conn;

mysql_close($conn);

?>

d. mysql_select_db()

Fungsi mysql_select_db digunakan untuk memilih database yang akan digunakan.

Sintaks :

Keterangan:

• database_name merupakan nama database yang dipilih.

• link_identifier merupakan pengenal yang dihasilkan dari perintah mysql_connect.

Nilai balik fungsi ini TRUE apabila sukses, dan FALSE bila terjadi kegagalan.

Contoh:

<?php

$conn = mysql_connect(“localhost”, “kasiman”, “”) or die (“Koneksi Gagal”);

mysql_select_db(“kawan”, $conn); mysql_close($conn);

(36)

29

mysql_query(query[,link identifier])

?>

e. mysql_query()

Fungsi mysql_query digunakan untuk memasukkan perintah- perintah SQL ke dalam PHP.

Sintaksnya:

Keterangan:

• query merupakan perintah SQL.

• link_identifier merupakan pengenal yang dihasilkan dari perintah mysql_connect.

Nilai balik fungsi ini:

• resource untuk perintah SELECT, SHOW, DESCRIBE, atau EXPLAIN, mysql_query() dan FALSE jika terjadi kesalahan.

• TRUE untuk perintah SQL yang lain, UPDATE, DELETE, DROP, dan lainnya jika sukses dan FALSE jika terjadi kesalahan.

• Hasil dilewatkan ke mysql_fetch_array(), dan fungsi-fungsi lainnya untuk hasil lebih detail tabel dalam mengakses data.

• Pergunakan mysql_num_rows() untuk mencari berapa banyak baris yang dihasilkan untuk perintah SELECT atau mysql_affected_rows() untuk mencari berapa banyak baris yang dipengaruhi oleh perintah DELETE, INSERT, REPLACE, atau UPDATE.

(37)

30

mysql_fetch_array(result[, int result_type])

mysql_fetch_row(resource result);

• mysql_query() juga akan gagal dan bernilai balik FALSE jika username tidak memiliki hak akses terhadap tabel yang diacu oleh query.

f. mysql_fetch_array()

Fungsi mysql_fetch_array digunakan untuk mengambil record dari database dan memasukannya ke dalam array assosiatif, array numerik, atau keduanya.

Sintaks:

Keterangan:

• result merupakan query.

• result_type merupakan nilai konstanta yang dapat berupa MYSQL_ASSOC, MYSQL_NUM, MYSQL_BOTH (default).

g. mysql_fetch_row()

Fungsi mysql_fetch_row ini digunakan untuk mengambil record dari database dan memasukkannya ke dalam array numerik, kebalikan dari mysql_fetch_array() yang hanya menghasilkan array assosiatif.

Sintaknya:

Keterangan:

• result merupakan perintah query.

h. mysql_num_rows()

(38)

31

mysql_num_rows(resource result);

mysql_num_fields(resource result);

Fungsi mysql_num_rows ini digunakan untuk memperoleh informasi jumlah record/baris data dari suatu query.

Sintaksnya:

Keterangan:

• result merupakan nilai dari pemanggilan fungsi mysql_num_query atau mysql_query.

i. mysql_num_fields()

Fungsi mysql_num_fields ini digunakan untuk memperoleh informasi jumlah kolom dari suatu query.

Sintaksnya:

Keterangan:

result merupakan nilai dari pemanggilan fungsi mysql_num_query atau mysql_query.

2.5 MySql

Menurut Raharjo dalam Ulfa,Tiara (2015:21)MySQL adalah seperangkat yang berperan sebagai server database, yang selanjutnya akan digunakan untuk mempelajari kode-kode PHP yang berkaitan atau membutuhkan akses ke server database.

(39)

Menurut Kadir dalam Ruhul Amin (2017:115) mengatakan MySQL merupakan software yang tergolong database server dan bersifat open source meyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source code (kode yang dipakai untuk membuat MySQL), selain tentu saja bentuk executable-nya atau kode yang dapat dijalankan secara langsung dalam sistem operasi, dan bisa diperoleh dengan cara mengunduh di internet secara gratis.

Menurut Butcher dalam Kusuma (2016)MySQL adalah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS MySQL adalah perangkat lunak gratis yang berada dibawah lisensi GNU General Public Lincense yang menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunanya tidak cocok dengan GPL. Perintah Dasar MySQL Menurut Arianur, Boby dan Nurahman (2016) MySQL adalah salah produk database relational yang sangat populer dan untuk mengolah data di dalamnya kita menggunakan banyak perintah dengan bahasa SQL. Semua perintah SQL dibagi dalam 2 kategori besar sesuai fungsinya yaitu :

1. DDL (Data Definition Language) merupakan kumpulan perintah SQL yang digunakan untuk membuat, mengubah dan menghapus struktur dan definisi mendata dari objek-objek database.

2. DML (Data Manipulation Language) merupakan kumpulan perintah SQL yang digunakan untuk proses pengolahan isi data di dalam table seperti masukkan, merubah dan menghapus isi data dan tidak terkait dengan perubahan struktur dan definisi tipe data dari objek database.

(40)

33

2.6 Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Menurut WHO (2003), MP-ASI adalah makanan bergizi yang diberikan mendampingi ASI kepada bayi berusia 6 bulan keatas atau berdasarkan indikasi medis, sampai anak berusia 24 bulan untuk mencapai kecukupan gizinya. Zat gizi pada ASI hanya memenuhi kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan, untuk itu ketika bayi berusia 6 bulan perlu diberi makanan pendamping ASI dan ASI tetap diberikan sampai usia 24 bulan atau lebih (Jumiyati, 2014).

Menurut Marimbi (2010) secara umum kesiapan bayi menerima makanan pendamping ditandai dengan hal-hal berikut:

1. Bayi mulai memasukkan tangan ke mulut dan mengunyahnya.

2. Bayi merespon dan membuka mulutnya saat disuapi makanan.

3. Hilangnya refleks menjulurkan lidah.

4. Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika disodorkan puting susu.

5. Bayi rewel atau gelisah padahal sudah diberi asi atau susu formula sebanyak 4- 5 kali sehari.

6. Bayi sudah bisa duduk sambil disangga dan sudah menegakkan kepalanya.

2.6.1 Tujuan Pemberian MP-ASI

(41)

Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi (Ariani, 2008). Makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebukituhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI (WHO, 2003).

Beberapa pemberian MP-ASI yang kurang baik meliputi:

1. Pemberian MP-ASI yang terlalu dini atau terlambat, dimana pemberian MP- ASI sebelum bayi berumur 6 bulan dapat menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare dan jika pemberian MP-ASI terlambat (bayi sudah lewat usia 6 bulan) dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.

2. Pemberian MP-ASI pada periode umur 6 – 24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari yang kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.

3. Pemberian MP-ASI sebelum ASI pada usia 6 bulan, dimana pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI.

Memberikan MP ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang yang berakibat menurunnya produksi ASI, hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi (Azwar, 2000).

(42)

35

Menurut Nasar (2015), pada umumnya setelah usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI. Selain itu, keterampilan makan (oromotor skills) terus berkembang dan bayi mulai memperlihatkan minat akan makanan lain selain susu (ASI atau susu formula).

Memulai pemberian MP-ASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi. Periode ini dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan. Masa peralihan ini yang berlangsung antara 6 bulan sampai 23 bulan merupakan masa rawan pertumbuhan anak karena bila tidak diberi makanan yang tepat, baik kualitas maupun kuantitasnya, dapat terjadi malnutrisi.

Menurut WHO Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang dianggap baik adalah apabila memenuhi beberapa kriteria hal berikut :

1. Waktu pemberian yang tepat, artinya MP-ASI mulai diperkenalkan pada bayi ketika usianya lebih dari 6 bulan dan kebutuhan bayi akan energy dan zat-zat melebihi dari apa yang didapatkannya melalui ASI.

2. Memadai, maksudnya adalah MP-ASI yang diberikan memberikan energy, protein dan zat gizi mikro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak.

3. Aman, makanan yang diberikan bebas dari kontaminasi mikroorganisme

(43)

baik pada saat disiapkan, disimpan maupun saat diberikan pada anak.

MP-ASI hendaknya bersifat padat gizi, mengandung serat, dan minim mengandung bahan yang sulit dicerna. MP-ASI tidak boleh bersifat kamba (voluminous) sebab akan memberi rasa kenyang pada bayi. Sifat kamba terutama terdapat pada serealia dan umbi-umbian (Supariasa dkk, 2001).

Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap baik dari tekstur maupun jumlah porsinya. Kekentalan makanan dan jumlah harus disesuaikan dengan keterampilan dan kesiapan bayi di dalam menerima makanan. Dari tekstur makanan, awalnya bayi diberi makanan cair dan lembut, setelah bayi bisa menggerakkan lidah dan proses menguyah, bayi sudah bisa diberi makanan semi padat. Sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh gigi geligi. Porsi makanan juga berangsur mulai dari satu sendok hingga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi (Marimbi, 2010).

2.6.2 Tahap-tahap Pemberian MP-ASI

Pemberian MP-ASI tidak bisa langsung diberikan saat bayi menginjak usia 6 bulan. Perlu diperhatikan tahapan-tahapan dalam proses pemberiannya. Ibu perlu menyeleksi dulu bahan-bahan makanan yang akan diberikan kepada bayi.

Perlu ibu perhatikan tekstur makanan yang diberikan kepada bayi dan bahan makanan yang tidak menimbulkan alergi pada bayi.

Adapun tahapan-tahapan dalam memberikan MP-ASI dapat dilihat di bawah ini:

1. Usia 6-8 bulan

Pada usia sistem pencernaan sudah mulai berkembang tapi belum sempurna.

(44)

37

Untuk pertama kali pemberian, berikan makanan yang bertekstur lembut seperti bubur susu. Tekstur lembut dibutuhkan agar pada saat memakannya bayi tidak mengalami kesulitan dan tersedak. Tahap perkenalan pertama diberikan bubur susu encer sehingga bayi tidak kaget, sedikit demi sedikit kadar air bubur susu mulai dikurangi. Kenalkan satu jenis makanan terlebih dahulu, untuk menghindari reaksi alergi. Frekuensi MP-ASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 kali sehari. Berikan snack seperti biscuit atau buah ,atang 1-2 kali sehari. Pada awal pemberian MP-ASI di umur 6 bulan, jumlah takaran makanan yang diberikan sekitar 2-3 sendok makan per kali pemberian. Pada umur 6-8 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan dinaikkan bertahap dari 2-3 sendok makan menjadi

½ mangkok (125 mL) per kali pemberian.

2. Usia 9-10 bulan

Pada usia ini sistem pencernaan sudah mulai berkembang mendekati sempurna dan sudah mulai tumbuh gigi. Berikan makanan yang bertekstur seperti bubur saring dan mulai kenalkan bermacam-macam rasa mulai dari manis ke gurih. Jangan terlalu memberikan penambahan gula dan garam yang terlalu banyak karena memperberat kerja ginjal. Memberikan makanan yang sedikit bertekstur juga mempunyai tujuan untuk merangsang pertumbuhan gigi. Mulai kenalkan satu jenis sayuran, jangan memperkenalkan buah terlebih dahulu karena dapat menyebabkan bayi tidak menyukai beberapa jenis sayuran. Pada usia 9-10 bulan frekuensi MP-ASI makanan utama (makan besar) diberikan 3-4 kali sehari.

Berikan snack 1-2 kali sehari.

3. Usia 11-12 bulan

(45)

Usia 1 tahun, pertumbuhan gigi dan pencernaan hampir sempurna. Berikan makanan dengan tekstur semi padat seperti nasi tim. Berikan makanan/cemilan yang bisa dipegang, untuk melatih bayi untuk makan sendiri. Porsi yang diberikan sudah bisa mulai ditambah karena umumnya bayi sudah mulai belajar berjalan sehingga bayi membutuhkan energi yang lebih besar pula. Berikan sayuran yang dipotong-potong kecil-kecil untuk menghindari tersedak. Dan berikan buah dalam bentuk sari buah atau pure buah sehingga mudah dicerna. Frekuensi MP-ASI makanan utama (makan besar) diberikan 3-4 kali sehari. Berikan snack 1-2 kali seehari. Jumlah takaran MPASI dinaikkan bertahap menjadi ¾ - 1 mangkok (175 – 250 mL) dengan ukuran mangkok 250 mL (Ari dan Adriani, 2015).

2.6.3 Bahan Makanan Pendamping ASI

Makanan campuran yang ideal untuk bayi atau anak dibawah usia dua tahun yaitu:

1. Makanan Pokok

Makanan pokok merupakan bahan dasar yang sangat baik untuk membuat makanan pendamping ASI sebab biasanya lebih murah dibandingkan jenis makanan lain dan juga merupakan sumber karbohidrat. Contohnya sperti beras, jagung, singkong, ubu jalar, sagu dan beberapa umbi-umbian seperti talas dan kentang.

2. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan diperlu juga oleh bayi untuk memenuhi kebutuhan protein yang sangat penting untuk pertumbuhan. Contohnya, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah dan masih banyak lagi jenis kacangkacangan.

(46)

39

3. Bahan pangan hewani

Hampir semua bahan pangan hewani bergizi tinggi dan sangat baik digunakan campuran makanan bayi. Bahan pangan hewani yang baik untuk bayi antara lain, daging sapi, ayam, ikan segar, telur dan susu beserta hasil olahannya seperti keju.

4. Sayuran Berwarna

Jenis sayuran yang baik untuk campuran makanan bayi adalah sayuran yang kaya akan kandungan karotennya seperti sayuran berwarna jingga dan hijau.

Contoh sayuran yang umum dipergunakan bahan campuran makanan bayi adalah wartel, tomat merah, bayam, kangkung dan lainnya.

5. Buah-buahan

Sebaiknya pilih buah yang berwarna jingga dan tidak asam seperti, pepaya, pisang, jeruk manais dan lainnya.

6. Lemak dan minyak

Lemak dan minyak memberi rasa lebih gurih dan makanan menjadi lebih lunak dan mudah ditelan. Beberapa jenis lemak yang dapat ditambahkan pada makanan bayi antara lain mentega, keju dan jenis minyak yang umum digunakan yaitu minyak kelapa, santan, minyak kacang, minyak jagung dan lainnya (Jumiyati, 2014).

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan kegiatan dengan mengikuti kerangka pikir yang meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Berikut adalah alur kerangka berfikir dalam penelitian ini :

Gambar 3.1 Alur Metode Penelitian

(48)

41

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 bertempat di Perumahan Grama Puri Persada Sukajaya Cibitung Bekasi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Wawancara

Wawancara merupakan metode pencarian dan pengumpulan informasi dengan cara melakukan tanya jawab kepada narasumber secara langsung. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pendapat orang tua khususnya ibu dari balita dan anak-anak mengenai pemberian MP-ASI kepada anaknya mulai dari tahap awal pemberian MP-ASI pada usia 7 bulan sampai dengan 12 bulan.

3.3.2 Teknik Pustaka

Teknik ini digunakan dengan mengumpulkan referensi-referensi atau literatur ilmiah berupa buku, karya tulis ataupun hasil pencarian melalui internet.

Data yang diperoleh dijadikan sebagai basis pengetahuan dalam sistem pakar penentuan menu MP-ASI. Data diperoleh dari buku yang berjudul “365 Hari MP- ASI Plus Plus” karya Lies Setyarini dan Diana Damayanti serta artikel dan laporan tentang MP-ASI yang diperoleh dari internet.

3.4 Metode Pengembangan Sistem

Dalam penelitian ini menggunakan metode air tejun. Metode air terjun atau yang sering disebut metode waterfall sering dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan

(49)

perencanaan (planning), permodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan (Pressman, 2012). Tahapan metode waterfall dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Tahapan Metode Waterfall 3.4.1 Tahapan Metode Waterfall

Dalam pengembangannya metode waterfall memiliki beberapa tahapan yang berurut yaitu: requirement (analisis kebutuhan), design system (desain sistem), Coding (pengkodean) & Testing (pengujian), Penerapan Program, pemeliharaan. Tahapan tahapan dari metode waterfall adalah sebagai berikut :

1. Requirement Analisis

Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan untuk memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan batasan perangkat lunak tersebut. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survei langsung. Informasi dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh pengguna.

(50)

43

2. System Design

Spesifikasi kebutuhan dari tahap sebelumnya akan dipelajari dalam fase ini dan desain sistem disiapkan. Desain Sistem membantu dalam menentukan perangkat keras(hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

3. Implementation

Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing.

4. Integration & Testing

Seluruh unit yang dikembangkan dalam tahap implementasi diintegrasikan ke dalam sistem setelah pengujian yang dilakukan masing-masing unit.

Setelah integrasi seluruh sistem diuji untuk mengecek setiap kegagalan maupun kesalahan.

5. Operation & Maintenance

Tahap akhir dalam model waterfall. Perangkat lunak yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.

Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.

(51)

3.5 Analisis Kebutuhan

Sebelum suatu sistem dibuat perlu adanya suatu rumusan dan perencanaan yang jelas, sehingga dapat ditentukan sasaran dari sistem yang dibuat. Untuk mendukung pembuatan sistem tersebut, perlu adanya dukungan sistem komputer yang memadai, baik dari segi perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware). Selain itu, juga diperlukan brainware untuk pembuatan aplikasi sistem pakar.

3.5.1. Analisis Software

Kebutuhan perangkat lunak (software) untuk sistem pakar penentuan menu MP-ASI ini yaitu :

1. Sistem operasi (Windows 7 / Windows 8) 2. XAMPP 3.2.2

3. Browser (Mozila Firefox / Chrome / Opera / Internet Explorer) 4. Bootstrap HTML dan PHP

5. Notepad ++

3.5.2. Analisis Hardware

Adapun spesifikasi minimal untuk perangkat keras (hardware) adalah sebagai berikut :

1. Processor Intel Pentium IV

2. RAM (Random Access Memory) 1 Giga Byte 3. Hardisk 80 Giga Byte

4. Monitor 5. Keyboard

(52)

45

6. Mouse

3.5.3. Analisis Brainware

Sumber daya manusia yang berperan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah sebagai berikut :

1. Pengguna adalah pengguna program aplikasi sistem pakar penentuan menu MP-ASI yang dibuat oleh programmer, sehingga hanya dapat menggunakan program yang dibuat.

2. Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya (Arhami, 2005).

Pakar memiliki hak aksses untuk menggunakan program dan memasukkan data maupun mengubah data yang tersimpan pada sistem aplikasi.

3.6 Analisis Sistem

Untuk melakukan penentuan menu MP-ASI perlu diketahui terlebih dahulu mengenai umur dengan menu makanan pendamping ASI yang cocok. Dalam perancangan aplikasi untuk menentukan menu MP-ASI dapat diklasifikasikan menjadi dua belas bagian yaitu:

1. Makanan pendamping ASI untu umur 7 bulan 2. Makanan pendamping ASI untu umur 8 bulan 3. Makanan pendamping ASI untu umur 9 bulan 4. Makanan pendamping ASI untu umur 10 bulan 5. Makanan pendamping ASI untu umur 11 bulan 6. Makanan pendamping ASI untu umur 12 bulan

(53)

Untuk waktu pemberian MP-ASI dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bagian yaitu :

1. Bangun tidur 2. Sarapan 3. Selingan pagi 4. Makan siang 5. Selingan sore 6. Makan malam 7. Sebelum tidur

3.7 Perancangan Sistem Pakar

Tujuan dari perancangan sistem pakar ini adalah membuat aplikasi sistem pakar dengan metode sistem pakar forward chaining untuk melakukan penentuan menu MP-ASI yang dapat memudahkan pengguna untuk menentukan menu MP- ASI yang cocok untuk anak sesuai dengan umurnya dan supaya menu yang diberikan kepada anak dapat bervariasi disetiap harinya sehingga anak tidak mudah bosan.

Pelacakan Ke depan (Forward Chaining) adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan kedepan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN.

Isi dari basis pengetahuan berupa fakta-fakta dan aturan-aturan yang dipakai oleh beberapa pakar dengan dilandasi pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman beberapa pakar. Untuk merepresentasikan pengetahuan digunakan

(54)

47

metode kaidah produksi yang biasanya ditulis dalam bentuk JIKA-MAKA (IF- THEN). Fakta-fakta atau aturan-aturan yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah:

Rule 1 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 1 sampai hari ke 3 Maka tampilkan menu MP-ASI1

Rule 2 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 4 sampai hari ke 6 Maka tampilkan menu MP-ASI2

Rule 3 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 7 sampai hari ke 9 Maka tampilkan menu MP-ASI3

Rule 4 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 10 sampai hari ke 12 Maka tampilkan menu MP-ASI4

Rule 5 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 13 sampai hari ke 15 Maka tampilkan menu MP-ASI5

Rule 6 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 16 sampai hari ke 18 Maka tampilkan menu MP-ASI6

Rule 7 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 19 sampai hari ke 21 Maka tampilkan menu MP-ASI7

Rule 8 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 22 sampai hari ke 24 Maka tampilkan menu MP-ASI8

Rule 9 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 25 sampai hari ke 27 Maka tampilkan menu MP-ASI9

Rule 10 : Jika umur anak 7 bulan dan hari ke 28 sampai hari ke 30 Maka tampilkan menu MP-ASI10

(55)

Rule 11 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 1 sampai hari ke 3 Maka tampilkan menu MP-ASI11

Rule 12 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 4 sampai hari ke 6 Maka tampilkan menu MP-ASI2

Rule 13 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 7 sampai hari ke 9 Maka tampilkan menu MP-ASI13

Rule 14 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 10 sampai hari ke 12 Maka tampilkan menu MP-ASI14

Rule 15 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 13 sampai hari ke 15 Maka tampilkan menu MP-ASI15

Rule 16 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 16 sampai hari ke 18 Maka tampilkan menu MP-ASI16

Rule 17 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 19 sampai hari ke 21 Maka tampilkan menu MP-ASI17

Rule 18 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 22 sampai hari ke 24 Maka tampilkan menu MP-ASI18

Rule 19 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 25 sampai hari ke 27 Maka tampilkan menu MP-ASI19

Rule 20 : Jika umur anak 8 bulan dan hari ke 28 sampai hari ke 30 Maka tampilkan menu MP-ASI20

Rule 21 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 1 sampai hari ke 3 Maka tampilkan menu MP-ASI21

(56)

49

Rule 22 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 4 sampai hari ke 6 Maka tampilkan menu MP-ASI22

Rule 23 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 7 sampai hari ke 9 Maka tampilkan menu MP-ASI23

Rule 24 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 10 sampai hari ke 12 Maka tampilkan menu MP-ASI24

Rule 25 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 13 sampai hari ke 15 Maka tampilkan menu MP-ASI25

Rule 26 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 16 sampai hari ke 18 Maka tampilkan menu MP-ASI26

Rule 27 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 19 sampai hari ke 21 Maka tampilkan menu MP-ASI27

Rule 28 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 22 sampai hari ke 24 Maka tampilkan menu MP-ASI28

Rule 29 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 25 sampai hari ke 27 Maka tampilkan menu MP-ASI29

Rule 30 : Jika umur anak 9 bulan dan hari ke 28 sampai hari ke 30 Maka tampilkan menu MP-ASI30

Rule 31 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 1 sampai hari ke 3 Maka tampilkan menu MP-ASI31

Rule 32 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 4 sampai hari ke 6 Maka tampilkan menu MP-ASI32

(57)

Rule 33 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 7 sampai hari ke 9 Maka tampilkan menu MP-ASI33

Rule 34 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 10 sampai hari ke 12 Maka tampilkan menu MP-ASI34

Rule 35 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 13 sampai hari ke 15 Maka tampilkan menu MP-ASI35

Rule 36 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 16 sampai hari ke 18 Maka tampilkan menu MP-ASI36

Rule 37 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 19 sampai hari ke 21 Maka tampilkan menu MP-ASI37

Rule 38 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 22 sampai hari ke 24 Maka tampilkan menu MP-ASI38

Rule 39 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 25 sampai hari ke 27 Maka tampilkan menu MP-ASI39

Rule 40 : Jika umur anak 10 bulan dan hari ke 28 sampai hari ke 30 Maka tampilkan menu MP-ASI40

Rule 41 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 1 sampai hari ke 3 Maka tampilkan menu MP-ASI41

Rule 42 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 4 sampai hari ke 6 Maka tampilkan menu MP-ASI42

Rule 43 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 7 sampai hari ke 9 Maka tampilkan menu MP-ASI43

(58)

51

Rule 44 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 10 sampai hari ke 12 Maka tampilkan menu MP-ASI44

Rule 45 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 13 sampai hari ke 15 Maka tampilkan menu MP-ASI45

Rule 46 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 16 sampai hari ke 18 Maka tampilkan menu MP-ASI46

Rule 47 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 19 sampai hari ke 21 Maka tampilkan menu MP-ASI47

Rule 48 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 22 sampai hari ke 24 Maka tampilkan menu MP-ASI48

Rule 49 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 25 sampai hari ke 27 Maka tampilkan menu MP-ASI49

Rule 50 : Jika umur anak 11 bulan dan hari ke 28 sampai hari ke 30 Maka tampilkan menu MP-ASI50

Rule 51 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 1 sampai hari ke 3 Maka tampilkan menu MP-ASI51

Rule 52 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 4 sampai hari ke 6 Maka tampilkan menu MP-ASI52

Rule 53 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 7 sampai hari ke 9 Maka tampilkan menu MP-ASI53

Rule 54 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 10 sampai hari ke 12 Maka tampilkan menu MP-ASI54

(59)

Rule 55 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 13 sampai hari ke 15 Maka tampilkan menu MP-ASI55

Rule 56 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 16 sampai hari ke 18 Maka tampilkan menu MP-ASI56

Rule 57 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 19 sampai hari ke 21 Maka tampilkan menu MP-ASI57

Rule 58 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 22 sampai hari ke 24 Maka tampilkan menu MP-ASI58

Rule 59 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 25 sampai hari ke 27 Maka tampilkan menu MP-ASI59

Rule 60 : Jika umur anak 12 bulan dan hari ke 28 sampai hari ke 30 Maka tampilkan menu MP-ASI60

3.8 Use Case Diagram

Diagram use case merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang akan dibuat. digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case menjelaskan secara sederhana fungsi sistem dari sudut pandang Pengguna. Diagram use case ini menggambarkan proses yang dapat dilakukan oleh pengguna dan pakar, pakar memiliki akses untuk merubah daftar menu MP-ASI, merubah batasan umur, hapus pengguna, dan hapus informasi konsultasi pengguna, sedangkan untuk

Gambar

Gambar 2.2 Contoh diagram forward chaining  Ciri-ciri dari metode forward chaining adalah :
Gambar 2.5 Graph premis-premis dan konklusi-konklusi
Gambar 3.3 Use case Diagram Sistem Pakar Penentu MP-ASI  3.8.1.  Usecase Naratif
Tabel  3.2  Usecase  naratif  daftar  pengguna  diatas  menggambarkan  proses  pengguna  memasukkan  data  pengguna  baru  untuk  dapat  mengakses  aplikasi
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Untuk memperoleh uraian jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job spessification) sebagai landasan dalam membuat persyaratan jabatan. Persyaratan jabatan

Hasil tingkat penerimaan parameter aroma menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh dari variasi pH dan suhu pasteurisasi terhadap aroma sari kulit buah

Berdasarkan nilai RMSEP, fungsi peragam yang relevan untuk pemodelan kalibrasi pengukuran konsentrasi kurkumin pada daerah identifikasi spektra infra merah dengan pendekatan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan komitmen organisasi, budaya

Oleh karena itulah perbuatan zina yang dilakukan oleh orang telah menikah (Zina muhshan) termasuk salah satu dari tiga orang yang darahnya diharamkan. Diriwayatkan oleh

Dari beberapa surat kabar lokal yang dihubungi Kutilang dalam proses ini, semua masih mempertimbangkan KABAR ALAM sebagai suatu bentuk iklan layanan masyarakat, dan belum bisa

** Kanak-kanak yang disahkan belum bersedia ke sekolah, mempunyai kecacatan yang Kanak-kanak yang disahkan belum bersedia ke sekolah, mempunyai kecacatan yang serius,

Kegiatan pemeliharaan pada equipment untuk mencegah kerusakan yang dapat lebih parah agar kelangsungan operasional dan kehandalan ambungan, efektif, efisien, aman dan