BAB II
TEORI TENTANG PELAKSANAAN REMEDIAL DAN HASIL BELAJAR
A. Pelaksanaan Remedial
1. Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan.
Menurut syaiful bahri dan aswan zain pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.
2. Pengertian Remedial
Remedial merupakan suatu bentuk khusus pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui suatu pendekatan dan teknik tertentu. Hal ini maksudkan untuk membetulkan dan memperbaiki atau menyembuhkan sebagaian atau keseluruhan (ketidak lengkapan) proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pembelajaran remedial yang disembuhkan, yang diperbaiki adalah keseluruhan proses pembelajaran yang meliputi cara belajar, metode pembelajaran, materi pembelajaran, alat pembelajaran, dan lingkungan yang turut serta dalam mempengaruhi proses pembelajaran.
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki hasil belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan (Dirman, 2014 : 119).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial merupakan upaya perbaikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika siswa tersebut belum mencapai nilai standar (KKM).
3. Tujuan PembelajaranRemedial
Secara umum pembelajaran remedial mempunyai tujuan dan fungsi yang tidak berbeda dengan pembelajaran biasa yaitu dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara khusus pembelajaran remidial bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan sekolah melalui proses perbaikan. Adapun tujuan pembelajaran remidial diantaranya, yaitu :
a. Peserta didik adapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat mengenal kelemahannya dalam mempelajari materi pelajaran dan juga kekauatannya.
b. Peserta didik dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik.
c. Peserta didik dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d. Peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang baik.
e. Peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya, setelah ia mampu mengatasi hambatan- hambatan yang menjadi penyebab kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan yang baru dalam belajar.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial bertujuan agar siswa dapat memahami dirinya, memperbaiki atau mengubah cara belajarnya, mengembangkan sikap dan kebiasaan melaksanakan tugas-tugas belajar.
4. Fungsi PembelajaranRemedial
Adapun fungsi pembelajaran remedial menurut kunandar. Sebagai berikut :
a. Fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran.
b. Fungsi pemahaman, artinya dengan pengajaran remedial memungkinkan guru, peserta didik, atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi peserta didik.
c. Fungsi pengayaan, artinya pengajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler, akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial.
d. Fungsi penyesuaian, artinya pengajaran remedial dapat membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya (proses belajarnya). Dengan demikian, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar.
e. Fungsi akselarasi, artinya dengan pengajaran remedial akan dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efesien.
f. Fungsi terapeutik, artinya secara langsung atau tidak langsung, pengajaran remedial akan dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian peserta didik yang diperkirakan menunjukan adanya penyimpangan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial mempunyai fungsi korektif, pemahaman, pengayaan, penyesuaian, akselarasi dan terapeutik.
5. Sasaran Pembelajaran Remedial
Kelompok peserta didik yang masuk dalam sasaran pembelajaran remedial adalah :
a. Kemampuan mengingat relatif kurang
b. Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain di sekitarnya pada saat belajar
c. Secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh d. Kurang dalam hal memotivasi diri dallam belajar
e. Kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya f. Lemah dalam kemampuan mmemecahkan masalah
g. Sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi h. Mengalami kesulitan dalam suatu konsep yang abstrak
i. Gagal menghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya yang relevan
j. Memerlukan waktu relatif lebih lama dari pada yang lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya
6. Metode Pembelajaran Remedial
Perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa terletak pada pendekatan yang digunakkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan individu atau kelompok peserta didik.
Sedangkan pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya.
Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa untuk memenuhi peserta didik yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif), setelah kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa (pengembangan). Dalam melaksanakan kegiatan remedial guru dapat menerapkan berbagai metode dan media sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi dan tingkat kemampuan peserta didik serta menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki peserta didik.
7. Prosedur Pelakasanaan Pembelajaran Remedial
Dalam belajar mengajar guru melakukan pengajaran dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara optimal. Namun jika ternyata terdapat peserta didik yang lamban dalam belajar dan prestasi belajarnya rendah maka diperlukan suatu proses belajar mengajar yang dapat membantu peserta didik agar tercapai hasil yang diharapkan.
Pengajaran remidial dilaksanakan setelah diadakan pengajaran biasa (klasikal), dimana peserta didik (kelompok) yang belum memenuhi standar minimal yang telah ditentukan pada topik atau kompetensi, dikumpulkan tersendiri untuk mendapatkan pengajaran remedial.
Dalam pengajaran remedial yang diperbaiki adalah keseluruhan proses belajar menggajar seperti cara mengajar, metode pengajaran, materi pelajaran, alat belajar, dan lingkungan belajar. Dalam pengajaran remidial terjadi proses penyembuhan (tetapi) pada peserta didik, jika sudah sembuh maka akan dikembalikan lagi ke kelas semula.
Pengajaran remedial berbeda dengan proses belajar mengajar biasa dalam segi :
a. Tujuan. Artinya, pengajaran biasa diarahkan pada penguasaan (materi) bahan secara tuntas, sehingga tujuan instruksional maupun tujuan pengiring tercapai secara maksimal. Sedangkan pengajaran remidial lebih diarahkan pada peningkatan penguasaan bahan sehingga sekurang-kurangnya siswa yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang mungkin diterima.
b. Strategi. Artinya, stategi belajar remedial sifatnya sangat individual dalam arti tergantung pada letak masalah yang dihadapi setiap siswa. Metode penyampaian harus bervariasi
dan diharapkan disusun secara sistematis dari materi atau tugas yang mudah menuju tugas yang sukar.
c. Bahan. Artinya, bahan pengajaran remedial biasanya dengan penggolongan-penggolongan yang lebih kecil dari pada bahhan yang dikembbangkan untuk pengajaran biasa.
8. Hakekat Pembelajaran Remedial
Pembelajara perbaikan pada hakekatnya sama dengan proses pembelajaran biasa namun berbeda dalam dua hal yaitu sebagai berikut :
a. Tujuannya lebih diarahkan pada peningkatan prestasi, baik kualitas maupun kuantitas dari prestasi yang telah dicapai pada proses belajar mengajar sebelumnya, sehingga sekurang- kurangnya dapt memenuhi kriteria keberhasilan minimal mencapai standar KKM.
b. Strategi pendekatan (metode, program, jenis tugas) lebih menekankan penyesuaian terhadap keragaman kondisi objektif siswa yang dapat dipandang sebagai modifikasi dari pembelajaran biasa.
Dengan demikian atas perbedaan tersebut pembelajaran remidial didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan situasi yang mEMungkinkan individu atau kelompok siswa lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal mancapai standar KKM.
9. Langkah-langkah Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajarnya. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang harus di tempuh dalam kegiatan remidial meliputi :
a. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik
b. Analisis hasil belajar diagnosis kesulitan belajar c. Menemukan penyebab kesulitan belajar
d. Menyusun rencana kegiatan remedial e. Melaksanakan kegiatan remedial
f. Menilai kegiatan remedial (memberi tes)
Sedangkan model pembelajaran remedial yang dapat dilakukan adalah :
a. Model pembelajaran remedial diluar jam sekolah b. Model pembelajaran remedial pemisahan
c. Model pembelajaran remedial tim
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran remedial yaitu sebagai berikut :
a. Tes ulang
b. Pemberian tugas tambahan c. Pembelajaran ulang
d. Belajar mandiri kemudian tes
e. Belajar kelompok dengan bimbingan guru
f. Belajar kelompok dengan bimbingan siswa yang telah tuntas belajarnya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran remedial yang harus dikembangkan oleh guru yaitu sebagai berikut :
a. Mengajar kembali yaitu : kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan jalan menjelaskan atau mengjarkan kembali bahan yang sama kepada siswa kemudian diujikan kembali.
b. Pemberian tugas tambahan atau pekerjaan rumah kepada para siswa dengan mengerjakan kembali soal atau tugas, berdiskusi dengan teman atau membaca kembali materi yang disampaikan oleh guru.
(Kunandar, 2015 : 331- 337)
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya: dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Perubahan tersebut merupakan perubahan yang timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu. Proses belajar adalah mengalami, berbuat mereaksi dan melampaui (under going).
Disengaja bahwa proses belajar timbul karena ada suatu niatan.(Ratna Willis Dahar, 2011 : 1-3).
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.
Kesulitan belajar disebabkan oleh masalah yang dialami otak dalam menerima, memproses, menganalisis, dan menyimpan informasi.
Masalah ini menjadi penyebab terjadinya kesulitan belajar. Kesulitan belajar dan hambatan belajar dapat dikategorikan kedalam masalah belajar mengakibatkan berbagai masalah psikologis, berbagai akibat dari berbagai kendala yang dialami individu yang bersangkutan dalam usahanya untuk mencapai hasil belajar yang optimal atau hasil belajar yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.(Martini Jamaris, 2014 : 23-25).
Beberapa hambatan yang bisa muncul dari dalam maupun luar diri, antara lain sebagai berikut :
a. Kesehatan fisik yang kurang baik mengakibatkan tidak dapat berkonsentrasi (penglihatan kabur, pendengaran kurang, gagap dan lain-lain)
b. Intelegensi kurang/rendah (kemampuan belajar yang rendah) c. Kebiasaan buruk (malas, suka menunda-nunda tugas)
d. Persepsi negatif (perasaan pesimis, rendah diri, tertekan, takut dan cemas)
e. Sikap yang negatif terhadap diri, lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
f. Kelelahan psikologis (kepenataan saraf) sebagai akibat ketegangan emosi (emosi yang tidak stabil)
Sedangkan hambatan dari luar antara lain sebagai berikut :
a. Keadaan lingkungan yang kurang nyaman dan tenang, misal:
gaduh, terlalu panas/dingin, kacau atau kurang tertib
b. Sarana prasaranayang kurang memadai seperti: alat peraga, pustakka (buku acuan), kertas, alat tulis dan lainnya
c. Meja tulis yang kurang bersih dan penuh barang-barang yang tidak diperlukan
d. Pengaruh teman yang kurang baik
e. Keluarga, guru atau orang lain yang kurang memberi dorongan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa kesulitan belajar sangat mempengaruhi dalam proses pembelajar untuk mencapai suatu keberhasilan.
2. Faktor yang mempengaruhi belajar
Kebrhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor- faktor yang mempngaruhi keberhasilan belaja, antara lain :
a. Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakupi : 1. Tingkat kecerdasan(intelligent quotien)
2. Bakat(aptitude) 3. Sikap(atittude) 4. Minat(interest) 5. Motivasi(motivation) 6. Kenyakinan(belief) 7. Kesadaran(consciousness) 8. Kedisiplinan(discipline)
9. Tanggung jawab(responsibility)
b. Pengajaran yang profesional yang memiliki 1. Kompetensi paedagogik
2. Kompetensi sosial 3. Kompetensi personal 4. Kompetensi profesional
5. Kualifikasi pendidikan yang memadai 6. Kesejahteraan yang memadai
c. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah untuk belajar.
1. Lahan tanah, antara lain kebun sekolah, halaman, dan lapangan olah raga
2. Bangunan, antara lain ruangan kantor, kelas, laboratorium, perpustakaan, dan ruang aktifitas ekstrakurikuler
3. Perlengkapan, antara lain alat tulis kantor, media pembelajaran, baik elektronik maupun manual
d. Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai perubbahan perilaku peserta didik secara integral, baik yang berkaitan dengan kognitifm afektif dan psikomotorik
e. Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu, dan teknologi, serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan (Jihad,Asep, 2013 :14).
3. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran disekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dikelas dikumpul dalam himpunan hasil belajar kelas.Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009:3)
Menururt Sudjana (2010:22), hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.Selanjutnya Warsito (dalam depdiknas, 2006:125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku kearah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk.
(2010:18) menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya dari segi kemampuan berfikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.
Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi bloom, yakni dikelompokan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemempuan berfikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan.
Sehubungan dengan itu, gagne (dalam Sudjana,2010:22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain yaitu :
- Hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem skolastik
- Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah
- Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian.
- Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
- Keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran.Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpulan data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni,dkk.(2010:28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006:155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yaitu diperoleh dapat diukur malalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar sungguh-sungguh.Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
MenurutNana Sudjana (2002; 22) bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,diciptakan baik secara individu maupun kelompok.Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu.Untuk menghasilkan sebuah prestasi di butuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar.Hanya dengan keuletan,sungguh-sungguh kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu mencapainya (Djamarah 2000:45).
Dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003;102) menjelaskan bahwa hasil belajar sama halnya dengan prestasi belajar atau achievement yang merupakan relisasi atau pemakaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki Individu yang belajar akan memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu dan juga suatu perubahan yang
terjadi pada individu yang belajar,bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga untuk membantu kecakapan, kebiasaan pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri sesorang pelajar.
“Mengenai hasil belajar, Benyamin S.Bloom, dkk (1956) yang dikutip dalam bukunya Arifin (2011: 21) mengelompokkannya dalam tiga dominan, yaitu sebagai berikut :
Domain kognitif (cognitif domain) yang meliputi pengetahuan
(knowledge),pemahaman(comprehension)penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).dominan afektif (affective domain), yang meliputi penerimaan (receiving), respons (responding), penilaian (valuing). Organisasi (organization ),karakterisasi (characterization by a value or value-complex).domain psikomotor (psychomotor domain), yang meliputi persepsi (perception), kesiapan melakukan sesuatu pekerjaan (set), repons terbimbing (guided response), kemahiran (overt response), adaptasi (adaptation), dan orijinasi (origination)”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yaitu kemampuan yang diperoleh setelah individu melakukan kegiatan belajar dan menerima pengalaman berupa peningkatan dan penyempurnaan perilaku dalam jangka waktu tertentu, umumnya hasil belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai atau angka dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan dan hasil belajar menunjukkan perubahan dari sebelum menerima pengalaman dan sesudah menerima pengalaman.
4. Ciri-ciri Hasil Belajar
Dimyati dan Moedjiono (dalam Windhari, 2013) membagi ciri-ciri hasil belajar ada tiga yaitu:
a. Hasil belajar memiliki kepastian berupa pengetahuan, kebiasaan, Keterampilan, sikap atau cita-cita
b. Adanya perubahan mental dan perubahan jasmani
c. Memiliki dampak pengajaran dan dampak pengiring”. Menurut Agung (2005:76) “ciri-ciri hasil belajar melibatkan perolehan kemampuan- kemampuan yang dibawa sejak lahir. Belajar bergantung kepada pengalaman, sebagian dari pengalaman itu merupakan umpan balik dari lingkungan, memperoleh kecakapan baru dan membawa perbaikan pada ranah kognitif, afektif, psikomotirik”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri hasil belajar yaitu, adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada suatu proses pembelajaran.Berikut ciri-ciri yang merupakan perubahan tingkah laku hasil belajar sebagai berikut:
a. Perubahan tingkah laku secara sadar, berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau sekurang- kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, yaitu sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung secara terus menerus dan tidak statis.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Bahwa perubahan tersebut senantiasa akan bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
d. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.
e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Bahwa suatu proses belajar tersebut meliputi perubahan tingkah laku.
Hasil belajar yang dicapai siswa melaui proses belajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut ; a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada
diri siswa.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
c. Hasil belajar yang di capai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatanya.
d. Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang di capainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan hasil belajarnya.
5. Fungsi Hasil Belajar
Setelah mengetahui pengertian belajar dan faktor yang mempengaruhinya, maka akan ditemukkan apa itu hasil belajar. Nana Sudjana (2005:5) menyatakan bahwa :
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mmencakup bidang kognitif,afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar merupakan bentuk dari perubahan sikap dan tingkah laku secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. Adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah melalui proses belajar adalah bentuk hasil dari belajar itu sendiri. Terkait dengan hal tersebut, perubahan sikap dan tingkah laku akan dilihat dari berbagai sisi yaitu dari sisi kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Jika terdapat perubahan dalam berbagai bidang tersebut maka seseorang dapat dinyatakan telah mendapatkan hasil belajar.
Suratinah Tirtonegoro (2001:43) mengemukaan bahwa :
Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,angka,huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.
Hasil belajar dalam dimensi pendidikan disekolah adalah sesuatu yang dapat diukur dan dilihat secara langsung. Untuk mewakili bentuk hasil belajar yang dapat diukur maka pada konsep penilaian hasil belajar diperlukan alat yang tepat yaitu nilai atau angka yang telah dituangkan dalam laporan hasil pendidikan siswa. Melalui angka atai nilai tersebut maka seseorang akan terlihat batasan keberhasilannya dalam belajar. Dengan bbatasan pencapaian tertentu yang telah
ditetapkan maka, jika seseorang telah mencapai atau melampau batasan nilai atau angka ttersebut, maka dinyatakan ia telah berhasil dan tuntas dalam mengikuti proses pembelajaran disekolah.
6. Kriteria Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pendidikan. Pada umumnya tujuan pendidikan mengikuti klasifikasi hasil belajar yang dilakukan oleh bloom, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, kognitif adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan pengembangan, pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi.
Sedangkan psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan- kegiatan atau keterampilan motorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar siswa.
Kriteria pengukuran hasil belajar dapat dilakukan melalui tes. Tes adalah suatualat yang disusununtukmengukurkualitas, abilitas, keterampilanataupengetahuandariseseorangatausekelompokindividu.
(Depdikbud :1975 : 67). Tesadalah instrument ataualat yang digunakanuntukmemperolehinformasitentangindividuatauobjek.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa penilaian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa a. Faktor Internal
1. Fisiologi (kondisifisikdankondisipancaindra)
Kondisi fisiologi pada umumnya, seperti kesehatan jasmani akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima meteri pelajaran.
2. Psikologi
(bakat,minat,kecerdasan,motivasi,kemampuankognitif).
Faktor psikologis yang dianggap berpengaruh terhadap terhadap hasil belajar siswa.
a) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakaoan pembawaan. Menurut Muhibbin Syah (1999:136) mengatakan bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
b) Minat
Kalau seseorang berminat untuk mempelajari sesuatu, maka hasilnya akan baik.
c) Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. (Muhibbin Syah,1999 : 135).
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Kecerdasan besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari sesuatu, orang yang cerdas pada umumnya lebih mampu belajar, dari pada orang yang kurang cerdas.
d) Motivasi
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi belajar siswa menjadi bagian yang amat penting dalam rangka mencapai hasil belajar yang maksimal.
e) Kamampuan kognitif
Tujuan belajar yang meliputi tiga aspek yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor
b. FaktorEksternal
1. Lingkungan (alamdansosial)
Belajar dengan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya.Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.Lingkungan alam mislanya, suhu,kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari diruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
2. Instrumental (kurikulum/bahanpengajaran, guru/pengajar, saranadanfasilitas, administrasi/manajemen).
Faktor instrumental faktor yang keberadaannya dan penggunaan sudah direncanakan.
a) Faktor guru, guru dituntut memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakan.
b) Faktor lingkungan sosial, (termasuk teman sebaya) lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula berpengaruh negatit terhadap hasil belajar siswa.
c) Kurikulum sekolah, dalam rangkaian proses pembelajaran disekolah kurikulum merupakan panduan yang dijadikan sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran, dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa.
d) Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh hasil belajar siswa.
Keadaan gedung sekolah dan ruangan kelas yang terata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas dan laboratorium, tersedianya buku-buku pembelajaran, media dan alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting yang ddapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.
Hasil belajar yang dicapai dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan factor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan.Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada factor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, social, ekonomi, factor fisik dan psikis.
Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk diteliti, seberapa jauh kontribusi/sumbangan yang diberikan oleh factor tersebut terhadap hasil belajar siswa.Adanya pengaruh di dalam diri siswa, merupakan hasil yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku indivdu yang diniati dan disadarinya.Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhanuntuk belajar dan berprestasi.Ia harus berusaha mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya.
Dengan demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lngkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar.
C. Pengaruh Pelaksanaan Remedial terhadap Hasil Belajar
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa telah menguasai kompetensi dan tujuan-tujuan pembelajaran. Berdasarkan teori belajar tuntas, bahwa siswa dipandang tuntas jika mampu menyelesaikan,
menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang belum dikuasai oleh siswa maka guru perlu melakukan pembelajaran kembali (Remedial) agar siswa dapat mencapai hasil yang memuaskan dan tuntas dalam belajar.Untuk itu peneliti mengadakan pelaksanaan remedial sebagai alternatif untuk mempengaruhi daya ingat siswa untuk mengulang kembali materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru.Dalam pelaksanaan remedial siswa harus bisa menguasai materi yang akan dijadikan sebagai tes atau soal.Ketika pelaksanaan remedial berlangsung siswa siap dan mampu mengerjakan soal tersebut. Sehingga akan adanya perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial merupakan bantuan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam mencapai ketuntasan belajar yang terlihat dari pencapaian hasil belajar yang maksimal.