SKRIPSI
Skripsi ini diajukan Untuk Melengkapi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : IDA NURJAMILAH
NIM : 131516023 FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA ( UNUSIA )
JAKARTA 2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Word Square Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII MTs Al-Musyarofah Darangdan” yang disusun oleh Ida Nurjamilah Nomor Induk Mahasiswa 13.15.16.023 telah diujikan dalam sidang munaqasyah pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Islam Uneversitas Nahdlatul Ulama Indonesia pada tanggal……….2020 dan direvisi sesuai saran tim penguji.
Maka skripsi tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d.).
Jakarta, ………. 2020 Dekan,
Dede Setiawan, M.M.Pd.
TIM PENGUJI
1. Dede Setiawan, M.M.Pd. ( ………)
(Ketua Sidang Munaqasyah) Tgl.
2. Saiful Bahri, M.Ag. ( ………)
(Sekretaris Sidang Munaqasyah) Tgl.
3. ………. ( ………)
(Penguji 1) Tgl.
4. ………. ( ………)
(Penguji 2) Tgl.
5. Siti Rozinah,M.Hum. ( ………)
(Pembimbing) Tgl.
NIM : 131516023
Tempat/Tanggal Lahir : Purwakarta,21 Februari 1997
Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Word Square Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII MTs Al-Musyarofah Darangdan”
adalah hasil karya asli penulis, bukan plagiasi, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sembernya atau atas petunjuk para pembimbing. Jika dikemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar, maka sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab penulis dan bersedia gelar akademiknya dibatalkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jakarta, ………..2020
Ida Nurjamilah NIM:131516023
ABSTRAK
Ida Nurjamilah, Penerapan strategi pembelajaran word square terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran aqidah akhlak kelas VIII MTs Al-Musyarofah Darangdan. Skripsi, Jakarta: Program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta.2020
Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa ditingkat Madrasah Tsanawiyah perlu adanya penerapan dari segi metode pembelajaran yakni dengan menerapkan strategi pembelajran word square sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada observasi awal yang dilakukan obsever di MTs Al-Musyarofah menunjukan masih banyaknya siswa yang belum mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan maksimal (KKM) hal ini terbukti pada data yang dilampirkan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki, meningkatkan hasil belajar siswa agar tercapai hasil pembelajaran yang sesuai dengan kriteria ketuntasan maksimal (KKM) melalui penerapan strategi pembelajaran word square ini. Subyek pada penelitian ini adalah kelas VIII MTs Al-Musyarofah Darangdan yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classrom based action research). Langkah-langkah penelitian yang terdiri dari Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran word square berhasil dilaksanakan di MTs Al-Musyarofah yaitu terbukti dengan hasil observasi yang menunjukan adanya peningkatan hasil belajar setelah menggunakan strategi pembelajaran word square. Sebelum tindakan atau sebelum menggunakan strategi pembelajaran word square siswa hanya mampu mendapatkan nilai dengan rata-rata nilai yaitu 60,89. Selanjutnya pada siklus I siswa hanya mampu mendapatkan nilai dengan rata-rata 65,71. Pada siklus ke II mulai ada banyak peningkatan yaitu dengan rata-rata nilai 82,14. Dan terakhir peningkatan nilai yang sangat signifikan yaitu dengan rata-rata nilai 90,17.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpilkan bahwa penerapan strategi pembelajaran word square terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas kelas VIII di MTs Al-Musyarofah Darangdan tergolong sangat baik. Berdasarkan penelitian disarankan agar ada perhatian untuk guru mata pelajaran aqidah akhlak agar senantiasa memberikan pembelajaran kepada siswa dengan berbagai metode yang mampu terciptanya hasil belajar dengan dengan sebaik mungkin.
Islamic School Al-Musyarofah Darangdan. Thesis, Jakarta: Islamic Religious Education Study Program. Indonesian Nahdlatul Ulama University (UNUSIA) Jakarta. 2020
In an effort to improve student learning outcomes at the Junior Islamic School level, it is necessary to apply in terms of learning methods, namely by applying the word square learning strategy as a way to improve student learning outcomes. Initial observations made by observers at Junior Islamic School Al- Musyarofah showed that there were still many students who had not been able to achieve the maximum completeness criteria (KKM) and this was evident in the attached data.
The purpose of this study is to improve student learning outcomes in order to achieve learning outcomes that are in accordance with the maximum completeness criteria (KKM) through the application of this word square learning strategy. The subjects in this study were students in class VIII at Junior Islamic School Al-Musyarofah Darangdan, totaling 28 students. This research uses classroom action research (Classrom based action research). The research steps consisted of planning, action, observation and reflection.
The results showed that the implementation of the word square learning strategy was successfully implemented at Junior Islamic School Al-Musyarofah, which was proven by the results of observations which showed an increase in learning outcomes after using the word square learning strategy. Before the action or before using the word square learning strategy, students were only able to get an average value of 60.89. Furthermore, in the first cycle students were only able to get an average score of 65.71. In the second cycle there began to be a lot of improvement, namely with an average value of 82.14. And finally, the increase in value is very significant, namely with an average value of 90.17.
Based on the results of the research above, it can be concluded that the application of the word square learning strategy to improving the learning outcomes of class VIII students at Junior Islamic School Al-Musyarofah Darangdan is classified as very good. Based on the research, it is suggested that there is attention to teachers of aqidah akhlak subject so that they always provide learning to students with various methods that are able to create the best possible learning outcomes.
صّخلم ثحبلا
ةليمج رون اديإ قيبطت ،
ةقيرط لا ملعت
“Word Square”
ن نيسحتل ت
ئا ّلعت ج يف بلاطلا م
سرد ةديقعلا لأاو
لاخل بلاطل نماثلا لصفلا ةّيملاسلإا "ةفرشملا" ةسردم يف
ةّيوناثلا
ةلاسرلا .نادجنارد :اتركاج ،
مسق ةينيدلا ميلعت ةيسينودنلإا ءاملعلا ةضهن ةعماج .ةيملاسلإا
(
UNUSIA) اتركاج
2020 .
بّلطتي جئاتن نيسحت ةلواحم يف لا
ّلعت م ب ةسردملا بلاط ةّيوناثلا
قيبطت ملعتلا بيلاسأ
نم قيبطت للاخ ةقيرط
لا ملعت
“Word Square”
رهظت .بلاطلا ملعت جئاتن نيسحتل يف
ظحلاملا ة
ولأا ىل يتلا تماق بقارملا اهب ّنأ ة
ةّيملاسلإا "ةفرشملا" ةسردم يف ةّيوناثلا
لازي لا
بلاطلا نوريثكلا
مل نيذلا اردقي
ىلع امتكلاا ريياعم ىصقأ قيقحت ل
(
KKM) دق يذلا
ةثحابلا اهتحضو ةقفرملا تانايبلا يف
.
فده ت ذه ةيقرتل ةساردلا ه قيقحت لجأ نم بلاطلا ملعت جئاتن
جئاتن قفاوتت يتلا ملعتلا
ل ىوصقلا لامتكلاا ريياعم (
KKM)
قيبطت للاخ نم ةقيرط
لا ملعت
“Word Square”
اّمأ .
ثحبلا عوضوم ةساردلا هذه يف
نم بلاطلا عيمج وه لصفلا
نماثلا مب "ةفرشملا" ةسرد
ةّيملاسلإا ةّيوناثلا
نادجنارد يلامجإب
( نيرشعو ةّينامث 28
) .بلاط ت
ذه مدختس ه
ةساردلا
لصفلا طاتحإ ةقيرط
(Classrom based action research)
اّمأ
.ثحبلا تاوطخ ّوكت ت
نم ن
طيطختلا طاتحلإاو
ريكفتلاو ةظحلاملاو .
جتنتْست ةساردلا هذه
ةقيرط َقيبطت ّنأ لا
ملعت
“Word Square”
ذفان حاجنب يف ةسردم
ةّيملاسلإا "ةفرشملا"
ةّيوناثلا يتلا
ْترهظ يتلا تاظحلاملا جئاتن للاخ نم
ىلع ّلدت ةدايز
دعب ملعتلا تاجرخم يف ةقيرط قيبطت
لا ملعت
“Word Square”
بلاطلا ناك
.مادختسا لبق
ةقيرط لا ملعت
“Word Square”
نيرداق ىلع
طسوتم لوصح ةجرد
60.89 .طقف
و يف ةرودلا
،ىلولأا بلاطلا ناك
نيرداق ىلع لوصح طسوتم
ةجرد 65.71 طقف
. امأ ةيناثلا ةرودلا يف ،
ت أدب ّسحتلا ن ةريثكلا تا طسوتمب
ةجرد 82.14 ا ًريخأو .
، نإف ةدايزلا يف ةجردلا ةريبك
،اًدج
يأ طسوتمب ةجرد
90.17 .
ثحبلا جئاتن ىلع ًءانب ةقباسلا
نكمي ، جاتنتسلإا
ةقيرط َقيبطت ّنأ لا
ملعت
“Word
Square”
ملعتلا جئاتن نيسحتل ةّيوناثلا ةّيملاسلإا "ةفرشملا" ةسردم يف نماثلا لصفلا بلاطل
نادجنارد نّمضتم
لوصح يف ّيج
ىلع ًءانب .اًدج د ليلحتلا
مامتها كانه نوكي نأ حرتق ي ،
يس ّردمب سرد
لا ةديقع لأاو لاخ ق ىلع ةرداق ةفلتخم قرطب بلاطلل ملعتلا نومدقي ثيحب
ةنكمملا ملعتلا جئاتن لضفأ قيقحت
.
hamba Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Alam yakni Nabi Muhammad SAW. Dan kepada para sahabat beserta para Tabi’in begitu pula kepada penganutnya sampai akhir kiamat.
Sehingga dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Penerapan Strategi Pembelajaran Word Square Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII MTs Al-Musyarofah Darangdan”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari betul akan keterbatasan yang ada pada penulis, maka penulis yakin bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berharap semoga karya iliah ini mempunyai nilai kemanfaatan yang luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan islam.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan berbagai bentuk apapun baik moril maupun spiritual. Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan dan prioritaskan kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Ir.Mochammad Maksum Machfoedz,M.Sc selaku rector beserta seluruh staf Fakultas Agama Islam UNUSIA Jakarta atas pembinaan beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Agama Islam.
2. Bapak Dede Setiawan, M.M.Pd selaku dekan Fakultas Agama Islam UNUSIA Jakarta.
3. Bapak Saeful Bahri, M.Ag selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UNUSIA Jakarta.
4. Ibu Siti Rozinah,M.Hum selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian dan ketelitian dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
5. Bapak Ujang Saepudin, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MTs Al-Musyarofah Darangdan beserta segenap guru dan karyawan yang telah berkenan memberikan kesempatan pada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Suami tercinta Haerul Anwar yang senantiasa mensuport, memotivasi, doa, dan tentunya telah memberikan bantuan dan pengorbanan baik secara moril dan materil.
7. Ibunda tercinta Emar Suryani dan bapak tercinta Tata Setiawan yang telah memberikan bantuan dan pengorbanan baik secara moril dan materil.
8. Kepada sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung hingga terselesainya penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar.
Akhirnya, penulis menengadah seraya berserah diri , menyadarkan senandung doa semoga amal mereka dibalas oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda.
Aamiin …….
Jakarta, ………..2020
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN……….ii
HALAMAN PERNYATAAN………....iii
ABSTRAK………..iv
KATA PENGANTAR……….v
DAFTAR ISI …..….………...vi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Identifikasi Masalah……… .... 5
C. Rumusan Masalah……… ... 6
D. Manfaat Penelitian………. . 6
E. Sistematika Penulisan……… . 7
BAB II Kajian Pustaka……… 9
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Word Square……… . 9
B. Pentingnya Media dan Model Pembelajaran……… .... 26
C. Pengertian Word Square……… ... 27
D. Pengertian Hasil Belajar………29
E. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak……… ……...….36
BAB III Metode Penelitian ... 46
A. Tujuan Penelitian ... 46
B. Metode Penelitian ... 46
C. Subjek dan Objek Penelitian………..46
D. Waktu dan Tempat Penelitian………...47
E. Perencanaan Tindakan...47
F. Implementasi Tindakan………..47
G. Observasi………...48
H. Refleksi………..49
BAB IV Hasil Penelitian dan Analisis Data………..51
A. Deskripsi Data………...51
B. Kondisi Objektif Kelas VIII B MTs Al-Musyarofah………....52
C. Hasil Penelitian...53
D. Pengujian Hipotesis………..80
BAB V Penutup………81
A. Kesimpulan………...81
B. Saran………...………..82
DAFTAR PUSTAKA …...vii
DAFTAR TABEL ……….viii
DAFTAR LAMPIRAN………ix
BIOGRAFI PENULIS………..x
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai macam proporsi- Nya, Apapun ketentuan dan ketetapannya merupakan yang harus kita percayai sebagai umatnya. Dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan pada permasalahan manusiawi yang mendasari benar atau tidaknya dalam menjalankan kehidupan sesuai syariat islam, Dalam kaitannya dengan ilmu pendidikan islam, aqidah akhlak selalu meliputi kaitannya dengan berbagai macam penerapan peribadahan kepada Allah Swt sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat 177 surat Al-Baqarah. Karena sebabnya wajib bagi manusia mempunyai ilmu aqidah akhlak. Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 177 Allah SWT berfirman :
َيْلٱ َو ِ َّللَّٱِب َنَماَء ْنَم َّرِبْلٱ َّنِكََٰل َو ِب ِرْغَمْلٱ َو ِق ِرْشَمْلٱ َلَبِق ْمُكَهوُج ُو ۟اوُّل َوُت نَأ َّرِبْلٱ َسْي ََ
ِةَكِئَََٰٰٓلَمْلٱ َو ِر ِخاَءْلٱ ِم ْو
َّسلٱ َنْبٱ َو َنيِك ََٰسَمْلٱ َو َٰىَمََٰتَيْلٱ َو َٰىَب ْرُقْلٱ ىِوَذ ۦِهِ بُح َٰىَلَع َلاَمْلٱ ىَتاَء َو َنۦِ يِبَّنلٱ َو ِبََٰتِكْلٱ َو ىِف َو َنيِلِئَٰٓاَّسلٱ َو ِليِب
َنوُفوُمْلٱ َو َة َٰوَك َّزلٱ ىَتاَء َو َة َٰوَلَّصلٱ َماَقَأ َو ِباَق ِ رلٱ ِءَٰٓا َّرَّضلٱ َو ِءَٰٓاَسْأَبْلٱ ىِف َني ِرِب ََّٰصلٱ َو ۖ ۟اوُدَه ََٰع اَذِإ ْمِهِدْهَعِب
:ةرقبلا﴿ َنوُقَّتُمْلٱ ُمُه َكِئَََٰٰٓل ۟وُأَو ۖ ۟اوُقَدَص َنيِذَّلٱ َكِئَََٰٰٓل ۟وُأ ۗ ِسْأَبْلٱ َني ِحَو ١٧٧
﴾
Artinya :“kebajikan itu bukanlah wajahmu ke arah timur atau ke barat, tetapi kebajikan ialah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi- nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan(musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalatdan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabra dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan.
Mereka itu ialah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah Ayat 177 )
Mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral dari pendidikan agama islam, peranan dan efektifitas agama di tingkat Madrasah merupakan landasan bagi pengembangan spiritual terhadap siswa yang harus ditingkatkan. Karena jika pendidikan agama islam yang meliputi mata pelajaran Aqidah Akhlak, Qur’an Hadist, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan lain-lainnya tidak diterapkan ditingkat sekolah maka pembentukan watak atau kepribadian siswa tidak akan terlihat sebagaimana mestinya. Dan juga mata pelajaran Aqidah Akhlak ini diharapkan agar siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari dan sebagai salah satu pedoman kehidupannya.
Berhasil atau tidaknya proses pendidikan ditunjang oleh beberapa faktor yang satu sama lainnya saling berhubungan sehingga perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya. adapun faktor-faktor yang menunjang pendidikan yaitu : Peserta didik, Pendidik, Tujuan Pendidikan, Alat-alat Pendidikan dan Lingkungan. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar terjadilah situasi edukatif artinya ada hubungan timbal balik atau interaksi anatara guru dan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Menyadari pentingnya pendidik yang merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat penting. maka guru harus meningkatkan peranan dan kompetensinya dalam proses belajar mengajar yang meliputi antara lain : Guru sebagai pengajar, Pemimpin kelas, Perencana, Suvervisor,
3
Motivator, Evaluator, dan Konselor. sebab proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dari kompetensi guru.
Guru yang berkompetensi akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Selain itu mengacu pada Guru sebagai Perencana, guru haruslah mempunyai rencana atau pun strategi sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. strategi dalam pembelajaran pun sangat menunjang berhasilnya siswa dalam belajar, Banyak sekali metode–metode atau pun strategi–strategi pembelajaran yakni diantaranya : Metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, word square / teka – teki silang dan masih banyak yang lainnya.
Mengacu kepada strategi pembelajaran, Berdasarkan pengertian strategi pembelajaran adalah suatu rencana tindakan yang memadukan penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. dengan begitu peserta didik akan terarah dalam proses pembelajaran nya, penyampaian materi pelajaran tidak monoton sehingga siswa akan mudah menyerap materi tersebut, terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran memudahkan siswa mengingat lebih lama hasil belajarnya dan tentunya siswa akan lebih aktif dan lebih semangat dalam belajarnya.
Word Square merupakan salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran Word Square ini pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya, Model Pembelajaran Word Square yaitu model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran.tinggal bagaimana guru dapat memprogram sejumlah ₁₁pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.
(Sholeh , 2011, p. 233)
MTs Al-Musyarofah darangdan merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang bertujuan mempersiapkan anak didiknya agar mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di dasari berhasil nya siswa dalam mencapai hasil belajarnya dengan memenuhi nilai KKM melalui penerapan strategi pembelajaran word square.
Menurut guru aqidah akhlak kelas VIII MTs Al-Musyarofah berpendapat bahwa tahap keberhasilan siswa dalam belajar mata pelajaran aqidah akhlak masih dikatakan “CUKUP” dikarenakan tingkat hasil belajar siswa menunjukan 35% siswa sudah mampu melebihi nilai rata-rata, dan sisanya sekitar 65% siswa masih kurang mencapai nilai rata-rata.
Berdasarkan penyebabnya dari siswa itu sendiri yaitu:
a. Siswa kurang memahami materi.
b. Siswa yang rendah nilai pada saat mengerjakan tugas sehingga nilai siswa banyak yang dibawah KKM.
5
c. Siswa kurang aktif dan tidak fokus saat pembelajaran.
d. Siswa mudah cepat bosan, sehingga membuat siswa terlihat kurang minat pada mata pelajaran akidah akhlak.
e. Masih banyak siswa yang sering bolos.
Selain penyebabnya dari siswa itu sendiri, sarana prasarana disekolah pun sangat menunjang akan keberhasilan siswa dalam belajar. Di MTs Al-Musyarofah dalam hal sarana prasarana masih kurang memfasilitasi itu sebabnya membuat para guru terbatasi dalam hal sarana prasarana. Tetapi tidak menyurutkan semangat para guru MTs Al- Musyarofah untuk tetap melaksanakan pembelajaran sebaik mungkin meskipun dengan sarana prasarana yang masih terbatasi.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut yang di rumuskan dalam judul :
“PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS VIII MTS AL- MUSYAROFAH DARANGDAN PURWAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka penulis mengidentifikasi dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Siswa masih kurang memahami materi pembelajaran
b. Siswa kurang aktif dan tidak fokus saat pembelajaran
c. Masih banyak siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM
C. Rumusan Masalah
a. Bagaimana metode pembelajaran yang ada di Mts-Almusyarofah?
b. Bagaimana penerapan metode word square di Mts-Almusyarofah?
c. Apakah metode word square dapat meningkatkan hasil belajar?
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat antara lain:
a. Bagi Siswa
1. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran aqidah akhlak.
2. Memudahkahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran.
b. Bagi Guru
1. Memberikan suatu oengalaman yang berharga bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajran melalui penggunanaan metode word square, sehingga dapat meningkatkan aktifitas belajar.
2. Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu model serta bahan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pembelajaran di Mts.Al-musyarofah ini. Dalam
7
menentukan kebijakan tentang model pembelajaran yang cocok untuk mata pembelajaran aqidah akhlak.
2. Meningkatkan mutu sekolah
E. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini akan di jelas kerangka oemikiran yang digunakan dalam menyusun skripsi ini, yang mana pembahasannya di bagi menjadi dua, yaitu pembahasan secara teoritis berdasarkan literatur yang ada, serta pembahasan analisis yang berdasarkan data-data yang di peroleh dilapangan untuk mempermudah dan memperjelas proses penyusunan skripsi ini. adapun sistematika pembahasan tersebut sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi. adapun fungsi dari bab satu ini adalah untuk memperoleh gambaran umum dari skripsi.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Penelitian yang terdiri dari : kajian tentang pengertian strategi secara umum dan khusus, pengertian pembelajaran, pengertian strategi pembelajaran, pengertian word square, pengertian strategi pembelajaran word square, factor-factor yang mempengaruhi keberhasilan belajar,
dan penerapan strategi pembelajaran word square terhadap hasil belajar siswa.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penulis mengulas tentang hal-hal yang berkaitan dengan metodologi dalam pelaksanaan penelitian ini, yang terdiri atas metode penelitian, waktu dan lokasi penelitian, deskripsi posisi peneliti, data dan sumber data, kisi-kisi instrument penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan validasi data.
4. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab empat akan diuraikan bagaimana gambaran umum latar belakang dan deskripsi temuan penelitian.
5. BAB V PENUTUP
Pada bab ini dituliskan kesimpulan hasil penelitian serta beberapa rekomendasi untuk pihak-pihak terkait sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi Pembelajaran Word Square
1. Pengertian Strategi pembelajaran secara umum
Strategi pembelajaran secara umum adalah suatu rencana dan cara mengajara yang akan dilakukan guru dengan menetapkan langkah- langkah utama mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang aka dicapai dan telah digariskan.strategi pembelajaran juga bias diartikan sebagai serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya pengguanan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran (Zakky, 2019).
Berikut merupakan pembahasan mengenai pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli diantaranya:
1. Menurut Kemp (1995)
Pengertian strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Menurut Gropper (1998)
Strategi pembelajaran merupakanpemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan.
3. Menurut Miarso (2004)
Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru dengan sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
4. Menurut J.R David (2008)
Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
5. Menurut Alim Sumarno (2011)
Definisi strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh pembelajar atau instruktur dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan fasilitas kepada pelajar menuju kepada tercapinya tujuan pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan. (Zakky, 2019)
Mengulas dari buku shihabuddin, bahwa strategi pembelajaran adalah cara atau usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Istilah strategi juga terdapat dalam beberapa konteks dengan makna yang berbeda. sama seperti memiliki kemiripan dengan pendekat,
11
model, metode, ataupun teknik pembelajaran. Dikutip pula dari beberapa para ahli lainnya seperti menurut Romiszowski mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rancangan dan jalan kegiatan yang dilakukan untuk memilih metode pembelajaran. Sejalan dengan definisi tersebut Worrel dan Stillwel juga mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah penerapan perencanaan sebuah metode pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hakikat strategi pembelajaran adalah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai tenaga pendidik. Strategi pembelajaran juga merupakan rancangan dari system pembelajaran yang menjelaskan komponen umum dari suatu bahan pembelajaran dan alur yang telah ditentukan untuk mencapai hasil yang baik.
2. Teori Yang Melandasi Strategi Pembelajaran
Crowl, Kaminsky, dan Podell (1977) mengemukakan tiga pendekatan yang mendasari pengembangan strategi pembelajaran.
Pertama, Advance Organizerw dari Ausabael yang merupakan
pernyataan pengantar yang membantu siswa mempersiapkan kegiatan belajar baru dan menunjukan hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan konsep atau ide yang lebih luas. Kedua, discovery learning dari Bruner yaangvmenyarankan pembelajaran dimulai dari penyajian masalah dari guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelidikindan menentukan pemecahannya. Ketiga, peristiwa- peristiwa dari gagne. Berikut penjelasan lebih detailnya:
a. Belajar bermakna dari Ausabel
Ausubel (1977) menyarankan penggunaan interaksi aktif antar guru dengan siswa yang disebut belajar verbal yang bermakna (meaningful verbal learning) atau disingkat belajar bermakna pembelajarn ini menekankan pada ekspositori dengan cara , guru menyajikan maeteri secara eksplisit dan terorganisasi . daklam pembelajaran ini, siswa menerima serangkaian ide yang disajikan guru dengan efisien. Model pembelajaran menurut Ausabel ini mengedepankan penalaran deduktif, yang mengharuskan siswa pertama-tama mempelajari prinsip-prinsip, kemudian belajar mengenai halhal khusus dari prinsip-prinsip tersebut. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa seseorang belajar dengan baik apabila memahami konsep-konsep umum, maju secara deduktif dari aturan- aturan atau prinsip-prinsip sampai pada contoh-contoh.
Pembelajaran bermakna dari dari Ausabel menitik beratkan interaksi verbal yang dinamis antara guru dengan siswa. Guru memulai dengan suatu advance organizer (pemandu awal), kemudian kebagian-bagian pembelajaran selanjutnya mengembangkan serangkaian langkah yang digunakan guru untuk mengajar dengan ekspositori.
2. Advance Organizer
13
Guru menggunakan advance organizer untuk mengaktifkan skemata siswa (eksistensi pemahaman siswa), untuk mengetahui apa yang telah dikenal siswa dan untuk membantunya mengenal relevansi pengetahuan baru secara umum yang dapat digunakan siswa sebagai kerangka untuk memahami isi informasi baru secara terperinci anda dapat menggunakan advance organizer untuk mengejar bidang studi apa pun.
3. Discovery Learning dari Bruner
Teori belajar penemuan (discovery) dari Bruner mengasumsikan bahwa belajar paling baik apabila siswa menemukan sendiri informasi dan konsep-konsep. Dalam belajar penemuan, siswa menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan prinsip-prinsip, contoh-contoh, misalnya guru menjelaskan kepada siswa tentang penemuan sinar lampu pajar, kamera, dan CD. Dalam belajar penemuan, siswa menemukan konsep dasar atau prinsip-prinsip dengan melakukan kegiatan- kegiatan yang mendemontrasikan konsep tersebut. Bruner yakin bahwa siswa memiliki pengetahuan apabila menemukan sendiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya sendiri yang memotivasi untuk belajar.
3. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction)
Strategi ini merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini bersifat efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Biasanya, guru memberikan informasi tentang latar belakang, mendemonstrasikan keterampilan yang sedang diberikan kemudian memberikan waktu kepada peserta didik untuk dijadikan bahan latihan keterampilan tersebut dan menerima umpan balik apa yang anak didik lakukan.
b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect intruktion)
Pada strategi ini umumnya diutamakan pada peserta didik walaupun strategi pembelajaran langsung dan tidak langsung dapat saling bergantung satu sama lain. Dalam strategi pembelajaran ini peranan guru yang biasanya disebut sebagai penceramah bergeser menjadi fasilitator. Karena demikian seorang guru harus dapat mengelola lingkungan belajar ketika didalam kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk ikut terlibat. (Nur Tanzila, 2020)
c. Strategi pembelajaran Interaktif
Dalam strategi pembelajaran interaktif ini lebih menekankan pada diskusi dan sharing antara guru dengan peserta didik. Karena dengan diskusi dan sharing dapat memberi kesempatan untuk peserta didik berkreasi terhadap gagasan, pendekatan, pengalaman,
15
dan pengetahuan serta dapat membentuk cara alternatif berpikir dan merasakan.
d. Strategi Pembelajaran Mandiri
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk inisiatif dari tiap individu, kemandirian, dan peningkatan diri. System strategi ini berfokus pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik namun tetap dengan bantuan guru. Maksud dari belajar mandiri ini dapat dilakukan dengan teman sebayanya atau dibentuk menjadi bagian kelompok kecil. (Nur Tanzila, 2020)
Dalam kriteria pemilihan strategi pembelajaran, Mager menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk memilih strategi pembelajaran yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran, tipe perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Misalnya menyusun bagian analisis pembelajaran.
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan ketarampilan diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti ( dihubungkan dengan dunia kerja).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera peserta didik.
4. Macam – Macam Strategi Pembelajaran Berikut macam-macam strategi pembelajaran:
a. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru , dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan. (Merta Hadi, 2020)
Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini diantaranya:
1. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relative besar.
2. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari. Baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang sedang dipelajari kepada siswanya.
3. Metode sosiodrama
17
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
4. Strategi Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan. (Merta Hadi, 2020)
Ada beberapa hal yang menjadi utama strategi pembelajaran inquiry:
a. Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dengan maksud strategi inquiry ini adalah menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah jadi. Akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, strategi ini akan
kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bias dikendalikan oleh guru
f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration.
Strategi ini menggunakan beberapa metode yang relavan diantaranya:
a. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis system produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh guru sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode Pemberian Tugas
Metode peberian tugas adalah cara mengejar atau penyajian materi melalui penugasan siswa melakukan suatu pekerjaan.
19
Disini guru memberikan suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif.
c. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiiri suatu yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Terutama dari guru kepada siswa tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberkan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
b. Strategi Pembelajaran Inquiry Sosial
Strategi pembelajaran inquiry social merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencaroi dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. (Merta Hadi, 2020)
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relavan diantaranya:
a. Metode eksperimen
Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaranya atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
b. Metode Tugas atau Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswq melakukan kegiatan belajar. Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
c. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebh mengsah kemampuan yang dimiliki tersebut.
d. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah metode mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diliuar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Siswa diajak untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
e. Contextual Teaching Learning
21
Contextual teaching and learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Merta Hadi, 2020)
Karakteristik pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
1. Pembelajaran silaksanakan dalam konteks autentik
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningfull learning)
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakana kepada siswa (learning by doing)
4. Pembelajaran dilaksanakn melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar treman (learning in a group)
5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lainnya secara mendalam (learning to know each other deeply)
6. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning ask an enjoy activity)
Metode yang tepat menggambarkan strategi contextual teaching learning ini diantaranya:
1. Metode problem solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat menggunakan metode- metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
2. Metode Diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Strategi Pembalajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
23
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajarn yang relavan diantaranya:
a. Metode Diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Terutama dari guru kepada siswa tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Disini guru memberkan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi pembelajaran.
c. Metode Eksperimen
Metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk melakukan suatu aktifitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d. Strategi pembelajaran kooperatif atau Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system kelompok/tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), system penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok tersebut menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. (Merta Hadi, 2020) Strategi ini menggunkan beberapa metode pembelajarn yang relavan diantaranya:
a. Metode Diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
b. Metode Karya Wisata
Siswa membentuk suatu kelompok guna untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat atau objek yang dikunjungi.
c. Metode Eksperimen
Dengan berkelompok siswa melakukan eksperimen atau percobaan tentang suatu hal guna melatih kemampuan dan pemahaman mereka.
d. Metode Tugas atau Resitasi
Siswa diperintah membuat suatu kelompok belajar, kemudian mereka diberi tugas guna menggali kemampuan, kekompakan, dan pemahaman siswa akan tuas yang diberikan.
e. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan niali (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari
25
dalam siswa. Dalam batas tertentu, afektif dapat muncul dalam kejadian behavioural. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa di pertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus dalam hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. (Merta Hadi, 2020)
Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relavan diantaranya:
a. Metode Tugas atau Resitasi
Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan tugas yang diberikan.
b. Metode Latihan
Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yng dia miliki dan lebih mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan peserta didik yang dimana akan diakhiri yang dimana akan diakhir dengan evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu. Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang didalamnya ditunjang oleh beberapa komponen pembelajaran, yaitu: tujuan pendidikan, oeserta didik, pendidik, bahan atau materi pelajaran, pendekatan dan metode, media dan alat, sumber belajar, serta evaluasi. Semua komponen dalam sisitem pembelajaran saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pengajaran meliputi keberhasilan proses belajarmengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua factor yakni factor internal (dalam diri) siswa yang berupa kondisi fisik, kecerdasan, motivasi, minat, sikap, dan bakat. Serta factor eksternal (luar diri) siswa yang berupa lingkungan, materi pelajaran, model pembelajaran dll. Maka penggunaan model pembelajaran sangat mempengaruhi untuk keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini agar kualitas kehidupan dapat menjadi lebih baik adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan.
B. Pentingnya media dan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena proses inilah yang menentukan tujuan belajar yang akan tercapai atau tidak tercapai. Ketercapaian dalam proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan ( psikomotorik), maupun menyangkut nilai sikap (apektif).
Dalam proses belajar mengajar ada banyak factor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai bahkan terjadi proses dalam komunikasi antara pengajar dan pelajar. Dengan adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran
27
dapat diperkaya dengan berbagai media pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan serta keadaan keseluruhan dari apa yang didesain. (Merta Hadi, 2020)
Menurut Joyce dan Well (1980) ada beberapa kegunaan dari model pembelajaran antara lain:
1. Memperjelas hubungan fungsional diantara berbagai komponen, unsur atau elemen system tertentu.
2. Prosedur yang akan ditempuh dalam melaksankan kegiatan dapat diidentifikasi secara tepat.
3. Dengan adanya model pembelajaran maka berbagai kegiatan yang dicakupnya dapat dikendalikan.
4. Model pembelajaran akan mempermudah para administrator untuk mengidentifikasi komponen, elemen, yang mengalami hambatan. Jika kegiatan-kegiatan yang dilaksankan tidak efektif dan tidak produktif.
5. Mengidentifikasi secara tepat cara-cara untuk mengadakan perubahan jika pendapat ketidaksesuaian dari apa yang dirumuskan.
6. Dengan menggunakan model pembelajaran, guru dapat menyusun tugas-tugas siswa menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.
C. Pengertian Word Square
Word square adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca kedepan dan kebelakang, hal ini seuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hornby dalam Tri Wurianingrum.
Word square adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca kedepan dan kebelakang. Word
square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpilan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran.pembelajaran word square berisi pertanyaan yang sesuai dengan pengertian-pengertian penting suatu konsep dan subkonsep. Pertanyaan pertama berupa pertanyaan yang jawabannya berupa kunci. Pertanyaan kedua harus terkait dengan pertanyaan pertama dan merupakan lanjutan dari pengertian tersebut. Begitu seterusnya, sehingga semua pertanyaan sudah mewakili konsep yang akan dipelajari. Setelah itu siswa berdiskusi untuk mendapatkan jawaban dan menemukannya pada kotak-kotak word square. Pada akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan materi bahasan yang telah didiskusikan (Wurianingrum, 2007, p. 2).
Menurut Sholeh Hamid, pembelajaran word square memiliki kelebihan dan tujuan tertentu. Adapun kelebihan dari strategi pembelajaran word square ini adalah meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban, selain itu pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran, dan dapat melatih sikap teliti dan kritis.
Model pembelajaran word square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran.tinggal bagaimana guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. (Sholeh , 2011, p. 233)
29
Langkah-langkah pembelajaran word square menurut Rachmad Widodo, adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotk sesuai jawaban.
4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
Selain kelebihan yang dimiliki adapula kekurangannya, yaitu adalah bahwa pada jawaban pertama terkait dengan pertanyaan berikutnya dan merupakan lanjutan kata, kemudian pembelajaran word square ini pada jawaban berikutnya harus sesuai dengan jawaban pertama. Secara khusu pembelajaran word square ini memerlukan pengetahuan dasar dari siswa sehingga sebelumnya siswa harus membaca materu/pokok bahasan yang akan dipelajari.
Dengan demikian word square memerlukan pengetahuan dasar dari siswa sehingga sebelumnya siswa harus membaca materi/pokok bahasan yang akan dipelajari dengan begitu siswa akan terlatuih untuk memanfaatkan buku sumber dan terampil belajar mandiri.
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengaja. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru suatu pencapaian tujuan pengajaran.
(Dimyati&Midjiono, 2006, p. 3)
Senada menurut Bambang Warsita bahwa hasil belajar adalah suatu upaya atau proses perubahan perilaku seorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah mendapatkan hasil belajar yang baik adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan kognitif , keterampilan (psikomotorik), dan nilai sikap (afektif). (Warsita, 2008, p.
62)
Menurut agus suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Selanjutnya Agus menjelaskan hasil belajar itu berupa : 1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk Bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis, fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas.
31
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motoric yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima objek tertentu, objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
(Suprijono, 2009, pp. 6-7)
Hasil belajar dalam pandangan ilmu pendidikan islam merupakan wujud dari penerapan nilai-nilai intraksional serta perbedaan-perbedaan yang ada dalam diri manusia dan lingkungannya. (Hasan Basri, 2010:216)
Ilmu pendidikan islam memandang hasil belajar merupakan perwujudan perubahan tingkah laku siswa yang sesuai agama, tingkah laku tersebut setelah siswa mempelajari pelajaran agama dan dinamakan hasil belajar siswa dalam bidang agama.
Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku, hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku dalam pandangan islam meliputi 3 aspek yaitu pertama aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan dan
pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua aspek afektif meliputi perubahan- perubahan dari segi sikap, mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga aspek psikomotorik meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk tindakan motoric. ( Zakiyah Drajat, 2008:197 )
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar merupakan perubahan perilaku dari seseorang dimana perubahnnya itu bukan hanya dari salah satu aspek potensi kemanusian saja akan tetapi secara kesluruhan atau dalam beberapa aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Tohirin, 2001, p. 7) Namun dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku, banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Faktor Internal
Factor intern adalah factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam factor intern adalah factor jasmaniah, (meliputi: factor kesehatan,
33
cacat tubuh) dan factor psikologis, (meliputi: factor intelegensi, perhatian minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar diri individu. Faktor ini meliputi faktor keluarga (berupa cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekononomi keluarga), faktor sekolah, (meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah) dan faktor masyarakat (meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain, artinya bahwa hasil belajar tidak selalu dipengaruhi oleh faktor internal saja, tetapi disaat yang sama mungkin juga dipengaruhi oleh faktor eksternal , demikian sebaliknya. (Slameto, 2003, pp. 54-60)
2. Fungsi Hasil Belajar
Proses pembelajaran dipandang sebagai usaha untuk mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku yang diharapkan itu terjadi
setelah siswa mempelajari pelajaran tertentu atau dinamakan hasil belajar.
Dilihat dari tujuan pemanfaatannya, penilaian hasil belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
2. Fungsi Penempatan(placement), yaitu evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai pengukur kecakapan yang diisyaratkan diawal suatu program pendidikan. Dengan kata lain, evaluasi ini dilaksanakan untuk mengukur performasi awal sewaktu siswa masuk suatu program pendidikan.
3. Fungsi Selektif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebagai upaya untuk memilih. Antara lain misalnya : memilih siswa yang dapat naik kelas atau tidak, memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa dan lain-lain.
4. Fungsi Diagnostik, yaitu apabila alat atau teknik yang digunakan dalam melakukan kegiatan evaluasi cukup memenuhi persyaratan maka dengan melihat hasilnya guru akan dapat mengetahui kelemahan siswa.
5. Fungsi Pengukur Keberhasilan, yaitu evaluasi yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program pendidikan berhasil diterapkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi penilaian hasil belajar adalah sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar
35
mengajar yaitu meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengevaluasi diri terhadap kinerja siswa.
3. Tujuan Hasil Belajar
Menurut sudjana (2005), mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaranserta system pelaksanaanya.
4. Memberikan pertanggung jawaban “accountability” dari pihak sekolah kepada pihak – pihak yang berkepentingan.
4. Macam-macam Hasil Belajar
Ditinjau dari fungsinya, menurut Sudjana (2005) membagi penilaian kedalam tiga jenis yang diantaranya yaitu:
a. Penilaian formatif, ialah penilaian yang dilaksankan diakhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
b. Penilaian sumatif, ialah penilaian yang dilaksanakan akhir tahununit program yaitu akhir catur wulan, akhir semester dan akhir tahun.
Penilaian ini berorientasi pada produk bukan pada proses.
c. Penilaian diagnostik, ialah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta factor penyebabnya.
d. Penilaian selektif, ialah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk lembaga pendidikan tertentu e. Penilaian penempatan ialah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keterampilan prayarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.
E. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
1. Pengertian mata pelajaran akidah akhlak
Mata pelajaran aqidah akhlak ini merupakan cabang dari pendidikan agama islam, menurut Zakiyah Dradjat pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu mengahayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup. (Andayani, 2005, p. 130)
37
Aqidah menurut Bahasa berarti ”ikatan”. Aqidah seseorang, artinya “ ikatan seseorang dengan sesuatu”. Kata aqidah berasal dari Bahasa arab yaitu aqoda-ya’qudu-aqidatan. (Yumansyah, 2008, p. 3) Sedangkan menurut istilah yaitu keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dalam setiap hati seseorang yang membuat hati tenang.
Dalam islam aqidah ini kemudian melahirkan iman, menurut Al- ghozali, sebagaimana dikutip oleh Hamdani Ihsan dan A.Fuad Ihsan, iman adalah mengucapkan dengan lidah mengakui keberadaannya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota badan. (Ihsan, 2007, p.
235)
Dilihat dari segi Bahasa (etimologi) perkataan akhlak bentuk jama’ dari bentuk kata khuluqun yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabbiat. (Zahruddin, 2004, p. 1) Kalimat tersebut mengungkap segi-segi persesuaian dengan perkataan kholqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan kholiq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.
Aqidah akhlak sangatlah penting bagi kehidupan manusia, pentingnya aqidah akhlak tidak saja bagi manusia dalam statusnya sebagai pribadi, tetapi juga berarti bagi kehidupan keluarga dan masyarakat bahkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Akidah adalah mutiara hidup yang membedakan manusia dengan hewan.
Untuk mengembangkan aqidah akhlak bagi siswa atau remaja diperlukan modofikasi unsur-unsur moral dengan factor-faktor budaya dimana anak tinggal. Program pengajaran moral seharusnya disesuaikan dengan karakteristik siswa tersebut. Yang termasuk unsur moral adalah : 1) penalaran moral, 2) prasaan,3) prilaku moral serta 4) kepercayaan eksistensial/iman. (Budingsih, 2004, p. 10)
Pendidikan aqidah adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan al-quaran dan hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Peranan dan efektifitas pendidikan agama dimadrasah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahtraan masyarakat harus ditingkatkan, karena jika pendidikan agama islam yang meliputi ( aqidah akhlak, al-quran hadist, fiqih, sejarah kebudayaan islam, dan Bahasa arab) yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pendidikan atau mata pelajaran aqidah akhlak dimadrasah tsanawiyah sebagai bagian integral dari pendidikan agama islam, memang bukan satu-satunya factor yang menentukan dalam
39
pembentukan watak dan kepribadian siswa. Tetapi secara substansial mata pelajaran aqidah akhlak memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu setelah mempelajari materi yang ada didalam mata pelajaran aqidah akhlak diharapkan siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai salah satu pedoman kehidupannya.
2. Fungsi pembelajaran aqidah akhlak
a. Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir. Manusia sejak lahir telah memiliki potensi keagamaan (fitrah), sehingga sepanjang hidupnya membutuhkan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap tuhan.
b. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Agama sebagai kebutuhan fitrah akan senantiasa menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencarinya. Akidah memberikan jawaban yang pasti sehingga kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi.
c. Memberikan pedoman yang pasti. Keyakinan terhadap tuhan memberikan arahan dan pedoman yang pasti sebab akidah menunjukankebenaran keyakinan yang sesungguhnya. Akidah memberikan pengetahuan asal dan tujuan hidup manusia akan lebih jelas dan bermakna.
3. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak