i PROGRAM IPTEKS BAGI INOVASI DAN KREATIVITAS KAMPUS
PUPUK ORGANO-MONERAL PEMANIS BUAH
Pelaksana :
Ni Made Witariadi, S.Pt.MPt NIDN. 0004117202 (Ketua)
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, S.Pt. MM. NIDN. 0026127805 (Anggota)
Dibiayai oleh
Direktorat Riset dan Pengabdiaan kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 416.4/UN14.4.A/PM/2017, tanggal 30 Maret 2017
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
ii DAFTAR ISI
Teks hal.
HALAMAN SAMPUL I
HALAMAN PENGESAHAN Ii
DAFTAR ISI Iii
RINGKASAN Iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Keunikan/Keunggulan Produk. 1
1.2. Spesifikasi Produk 4
1.3. Kaitan Produk dengan Temuan dan HKI Perguruan Tinggi, 5 1.4. Dampak dan Manfaat IbIKK dari Aspek Sosial Ekonomi 6
BAB 2. TARGET LUARAN 7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 9
1. Bahan Baku 9
2. Produksi 9
3. Proses Produksi 10
4. Manajemen 12
5. Pemasaran 12
6. Sumberdaya Manusia 12
7. Fasilitas 13
8. Finansial 14
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 15
1. Kualifikasi, Relevansi Skill, Sinergisme dan Pengalaman Kemitraan Tim Pelaksana
15 2. Kedudukan Tim Pengusul dalam manajemen IbIKK, 16
3. Hubungan IbIKK dengan perguruan tinggi, 16
4. Akuntabilitas pemasukan dan pengeluaran uang 16 BAB 5. HASIL KEGIATAN
BAB 6. RENCANA TAHUN BERIKUTNYA BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
17 29 32 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
33 34
iii RINGKASAN
Kegiatan IbIKK bertujuan diantaranya: (1) komersialisasi Ipteks kreativitas kampus sebagai sumber pembiayaan untuk pengebangan institusi; (2) memacu jiwa kewirausahaan dikalangan insan kampus, dan (3) menyediakan pupuk organo-mineral pemanis buah bagi petani. Target luaran yang hendak dicapai diantaranya : (1) berdiri dan beroperasinya unit IbIKK dengan produk pupuk organoplus; (2) tersedianya sarana dan fasilitas produksi dengan kapasitas masing-masing 50 ton pada tahun pertama, 100 ton tahun kedua dan 150 ton tahun ketiga; (3) memberikan kontribusi sumber pendanaan bagi pengembangan laboratorium dan institusi.
Metode pelaksanaan meliputi aspek bisnis rencana usaha kegiatan yang terdiri dari: bahan baku, produksi, proses produksi, manajemen, pemasaran, sumberdaya manusia, fasilitas, dan financial. Bahan baku berupa kotoran ayam di suplai oleh peternak ayam binaan di Desa Babahan Penebel, material sumber mineral kiserit disuplai dari penambang limestone di bukit jimbaran, Mg disuplai dari Jakarta, ampas anggur disuplai dari perusahan anggur di Tabanan dan Serbuk Arang di suplai dari pabrik peyosohan padi di Tabanan. Produk yang dihasilkan berupa pupuk organik kaya mineral magnesium. Proses produksi dimulai dari suplai bahan baku, produksi, dan packaging. Manajemen IbIKK dilakukan oleh tim yang berada dibawah Fakultas Peternakan. Pemasaran dilakukan secara langsung, kemitraan dengan Pemda dan konsiniasi dengan kios/toko pertanian.
Sumberdaya manusia yang terlibat sebanyak 1 orang ketua, 3 kepala bidang, 1 tenaga administrasi, dan 1 orang tenaga kerja operasional. Fasilitas yang tersedia berupa lahan seluas 10ha, ruang kantor dan gudang prosesing pupuk organik serta laboratorium.
Kegiatan yang dilakukan meliputi : persiapan tim manajemen, penjajagan pemasaran/promosi (market intelligent), penyiapan bahan baku, produksi pupuk, pengembangan ipteks, pemasaran, pengadaan/rehabilitasi kantor dan fasilitas produksi, pengawasan mutu, dan pelaporan (neraca keuangan, aliran kas).
Manajemen Unit IbIKK berada di bawah koordinasi Fakultas Peternakan, Universitas Udayana sehingga segala bentuk pelaporan dilaporkan secara berkala kepada institusi bersangkutan.
1
Pupuk Organo-Mineral Pemanis Buah
I. PENDAHULUAN
1.1. Kompetitor di masyarakat, keunikan/keunggulan produk, dan konsumen.
Perkembangan pertanian organik di Bali lima tahun terakhir mengalami perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan kebijakan pemerintah Provinsi Bali yang mengembangkan program “Bali Clean dan Green”. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh berbagai alasan diantaranya, mahalnya harga pupuk kimia sintesis, munculnya berbagai persoalan lingkungan akibat pencemaran residu pupuk kimia, dan permintaan akan produk organik untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan agrowisata. Untuk mendukung kebijakan itu, pemerintah Provinsi Bali memberikan subsidi pupuk organik sebanyak 19.650 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi 23.000 ton pada tahun 2015, dan akan terus meningkat pada tahun mendatang. Adapun subsidi yang diberikan, dari harga pupuk organik Rp 800 per kilogram, Pemprov Bali membayar Rp 700 per kg, sehingga petani hanya membayar Rp100 per kg. Sementara, untuk kabupaten Tabanan sebagai sentra pertanian padi dan sayuran mengembangkan program padi dan sayuran organik yang mampu menyerap pupuk organik mencapai 10.000 ton per tahun.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pengembangan usaha memproduksi pupuk organik sangat prospektif dilakukan dan berpeluang besar memperoleh keuntungan.
Universitas Udayana melalui para dosen dari Fakultas Pertanian (Ilmu Tanah) dan Fakultas Perternakan secara aktif melakukan berbagai penelitian untuk menciptakan formula pupuk organik yang berkualitas, serta dekomposer yang mampu bekerja efektif. Pupuk organik berkualitas berarti bahwa pupuk tersebut sesuai standar nasional Indonesia (SNI) serta mengandung hara untuk tanaman yang lebih lengkap dengan dosis yang lebih tinggi. Dekomposer efektif maksudnya mikroba pengurai yang mampu menguraikan bahan organik secara lebih sempurna dalam waktu yang lebih singkat. Salah satu hasil dari studi ini adalah pupuk organik yang diformulasikan dengan material dengan kadar mineral
2 magnesium (Mg) dosis tinggi (>20%) dan mineral kiserit. Mineral kiserit adalah senyawa Mg dan sulfat yang memiliki kandungan Mg dalam dosis tinggi. Material tersebut diperoleh dari hasil penambangan batuan limestone di daerah Bukit Jimbaran Kabupaten Badung. Material tersebut diformulasikan dengan limbah kotoran ayam serta limbah ampas anggur yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan anggur di Kabupaten Tabanan. Kotoran ayam mengandung senyawa kalium yang lebih tinggi dari limbah ternak lainnya yaitu mencapai 1,5%. Limbah kotoran ayam ketersediaannya sangat berlimpah di laboratorium lapangan Fakultas Peternakan di Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Kandungan Mg dan kalium yang tinggi pada pupuk organik organoplus telah memacu kandungan gula yang lebih tinggi pada buah-buahan yang dipupuk dengan pupuk organik tersebut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa buah tanaman yang dipupuk dengan organoplus secara organoleptic lebih renyah, daya simpan lebih lama, dan lebih manis. Indayati Lanya dkk (2009) melaporkan bahwa pemberian 5 ton per hektar mampu meningkatkan kadar gula sebesar 20,14% pada tanaman melon, kemudian Merit dkk (2011) mendapatkan pada pemberian 6 ton/ha meningkatkan kadar gula rata-rata sebesar 24,34% pada tanaman anggur, dan Sardiana (2010) mencatat terjadi peningkatan kadar gula buah stroberri rata-rata sebesar 26,12% pada pemberian 8 ton/ha, dan pemberian organoplus pada tanaman manggis telah meningkatkan kadar gula sebesar 16,26% dan menurunkan serangan penyakit getah kuning pada buah manggis sebesar 30,32%.
Signifikansi penggunaan pupuk organoplus terhadap kualitas produksi buah-buahan menyebabkan permintaan pupuk ini semakin meningkat. Permintaan terbesar terutama dari petani pengelola agrowisata stroberri organik di daerah Bedugul, Kabupaten Tabanan dan Plaga Badung. Volume produksi yang sudah terjual sebanyak 10 ton dalam bentuk bubuk dengan harga rata-rata Rp. 3.000 per kg. Kedepan pupuk yang dijual dalam dua varian yaitu dalam bentuk bubuk dan granular. Masih rendahnya volume produksi disebabkan oleh masih terbatasnya sarana mesin produksi terutama mesin pengancur material batuan sumber mineral Mg menjadi bubuk, mesin pencampur, dan mesin granular. Bila hal ini dapat terpenuhi maka kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 5 kali lipat.
3 Produk organoplus memiliki keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh pupuk organik lain yang beredar dipasar atau yang diproduksi oleh peternak lokal, karena komposisi dan konsentrasi haranya yang jauh berbeda,sehingga produk ini relative tidak memiliki kompetitor yang berarti. Begitu pula halnya dengan pangsa pasar, organoplus memiliki pangsa pasar yang spesifik (khusus), yaitu pelaku pertanian organik untuk tujuan agrowisata atau konsumsi wisatawan yang kebutuhannya semakin meningkat. Sesungguhnya di Bali sudah beredar pupuk organik dengan merek Petroganik yaitu pupuk organik bersubsidi diproduksi mulai tahun 2006 oleh industri besar PT Petrokimia Gresik yang bekerjasama dengan masyarakat petani di daerah Pupuan Kabupaten Tabanan.
Harga Eceran Tertinggi (HET) Petroganik adalah Rp. 900,-/kg. Harga Petroganik akan meningkat lagi apabila subsidi pupuk dihapus dan harga bahan bakar gas industri meningkat 48% seperti sekarang ini.
Mengingat pangsa pasar pupuk organik yang demikian luas, sementara belum ada usaha sejenis secara profesional khususnya yang menerapkan teknologi tersebut membawa kepada pemikiran untuk menjadikan hasil pengembangan Ipteks tersebut sebagai usaha komersial di Universitas Udayana.
Berdasarkan analisis pasar tersebut, maka pengusul tertarik untuk mengusulkan program Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK) Pupuk Organoplus (Pupuk organo-mineral Pemanis Buah). Unit IbIKK ini, selain dimaksudkan sebagai sarana untuk komersialisasi kepakaran kampus dalam rangka memperoleh income generating bagi institusi, juga dimaksudkan sebagai tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berwirausaha berbasis hasil pengembangan Ipteks Perguruan Tinggi di Universitas Udayana. Selain itu, usaha ini juga sangat membantu masyarakat dalam memperoleh pupuk organik khususnya yang berfungsi meningkatkan kualitas buah lebih mudah dengan harga yang lebih murah yang berimplikasi bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
1.2. Spesifikasi produk
4 Kegiatan ini menghasilkan pupuk organik kaya mineral Mg yang berfungsi meningkatkan kadar gula buah dan mencegah serangan jamur pada tanaman hortikultura, sehingga buah yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas yaitu lebih manis, daya tahan lebih lama, dan menekan getah kuning (pada buah manggis). Pupuk organoplus merupakan hasil fermentasi skala industri yang sudah mendapatkan sertifikasi dari Badan Pupuk Nasional, SNI, dan Departemen Pertanian, dengan nama Organoplus. Organoplus akan distandarisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian: No. 28/Permentan/2009 menyebutkan bahwa syarat dan kualitas pupuk organik di Indonesia adalah: C/N = 12 - 20%, pH: 4-8, kadar air: 15%, C-organik minimal 12%. : 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O dan Mg 4,26% dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari pupuk organik lainnya, serta mengandung unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo).
Skala industri yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah karena bahan baku berupa batuan mineral kaya Mg dan ampas anggur yang dipakai adalah masing- masing sebesar 20% atau berjumlah 40 % dari total bahan baku, sedangkan kapasitas angkut truk adalah 10 ton, sehingga apabila jumlah yang diproses didasarkan pada bahan Mg dan ampas yang diangkut maka sekali proses akan dihasilkan 5x10 ton = 50 ton.
Pupuk organoplus (organo-mineral pemanis buah) diproduksi dalam dua varian, yaitu dalam bentuk bubuk dan granular. Bentuk bubuk dikemas dalam kemasan 15 kg, sedangkan bentuk granular dikemas dalam kemasan 5 kg. Harga produk dalam bentuk bubuk dijual dengan harga Rp. 3000 per kg, sedangkan dalam bentuk granul dengan harga Rp. 5.000 per kg.
1.3. Kaitan Produk dengan Temuan dan HKI Perguruan Tinggi
Organoplus berasal dari ampas buah dan atau kotoran ternak yang masih segar dan mempunyai rasio karbohidrat dan nitrogen atau C/N yang tinggi antara 50 – 200 dicampur dengan bahan mineral magnesium karbonat dan magnesium hidroksida. Pengomposan adalah upaya menurunkan rasio C/N bahan menjadi 10 -20, sehingga dapat diserap tanah. Proses penguraian dipercepat dengan
5 menambah starter, kultur bakteri sebagai dekomposer. Pengomposan adalah penerapan IPTEK memakai bakteri fibrolitik yang akan mengurai bahan sintesis, senyawa kompleks dan pestisida. Starter yang dipakai adalah hasil isolasi dari mikroba lokal disebut bio-dinamic yang sedang dalam proses pengajuan paten.
Keunggulan pemakaian starter ini adalah proses pengomposan limbah organik menjadi pupuk organik dilakukan dengan cepat, hanya waktu 7-14 hari sudah menjadi pupuk organik.
Formulasi pupuk organoplus merupakan hasil serangkaian penelitian yang telah dilakukan oleh para dosen di Universitas Udayana sehingga menjadi hak kekayaan intelektual dari Universitas Udayana.
1.4 Dampak dan Manfaat IbIKK dari Aspek Sosial Ekonomi
Pemberlakuan pencabutan subsidi pupuk kimia akan berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi secara nasional, karena harga pupuk kimia menjadi mahal sehingga pemakaiannya menurun, produktivitas tanah dan tanaman pertanian menjadi rendah. Hal yang lebih buruk lagi apabila petani merugi dan enggan menanam tanaman pertanian. Pupuk organik adalah sarana strategis untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produksi pertanian, dan menghindari pencemaran lingkungan. Penerapan IPTEK bakteri pengurai sebagai fermentor, melakukan rancang bangun alat, serta pengujian produk di lapangan akan dapat dihasilkan pupuk organik yang lebih murah dan kualitas yang distandarisasi untuk dipakai meningkatkan produksi tanaman pertanian.
Manfaat IbIKK dari aspek sosial ekonomi secara nasional adalah:
a. Bahan baku yang dipakai dalam kegiatan ini berupa limbah (ampas anggur, serbuk arang, kotoran ternak, dan limestone kaya mineral Mg) yang tidak mempunyai nilai ekonomi, tetapi setelah diolah akan menjadi produk komersial yang membawa keuntungan secara ekonomi.
b. Masyarakat lokal penambang batuan limestone di Bukit Jimbaran yang menjual produknya untuk keperluan kapur bangunan pendapatannya dapat ditingkatkan karena terserapnya produksi dengan harga yang lebih baik.
6 c. Penyediaan pupuk organik kaya Mg akan mendorong peningkatan kualitas produk buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi oleh wisatawan pada usaha agrowisata yang berimplikasi terhadap meningkatnya nilai jual produk petani dan meningkatkan penerimaan devisa bagi negara.
d. Dampak kegiatan ini secara nasional adalah meningkatkan ketersediaan pupuk organik yang selalu tersedia di daerah pertanian untuk menunjang kebijakan pemerintah Propinsi Bali, “Bali clean and green”.
e. Bagi laboratorium dosen, mahasiswa, dan karyawan Universitas Udayana, kegiatan produksi dan memasarkan pupuk organik ini merupakan kegiatan baru dan akan melatih meningkatkan jiwa entrepreneurship.
7 BAB 2. TARGET LUARAN
Target luaran tahunan yang diprediksi IbIKK Organoplus sesuai dengan komponen rencana usaha adalah sebagai berikut:
Aspek Usaha Pemilihan Ipteks dan keterukuran program Tahun 2
a. bahan baku - Mineral magnesium karbonat, magnesium sulfat, kotoran ayam, ampas anggur dan Serbuk arang b. Produksi - Pupuk organo-mineral kaya Mg pemanis buah
dengan merek dagang Organoplus
- Jenis produk dalam bentuk bubuk (kapasitas produksi 80 ton per tahun)
- Jenis produk dalam bentuk granular (kapasitas produksi 20 ton per tahun)
c. Proses - milling (penggilingan) batuan Mg karbonat → mixing (pencampuran) Mg karbonat + Mg sulfat (kiserit) + kotoran ayam + ampas anggur → fermentasi dengan decomposer → uji kualitas → sieving (pengayakan) → pengemasan → penjualan d. Manajemen - Tersedia SOP proses produksi
- Pembukuan production - Sistem akutansi
- Pola manajemen di bawah Pusat Pelayanan pemberdayaan masyarakat LPPM Universitas Udayana
e. Pemasaran - Bekerjasama dengan UD Timan Agung untuk menjalin kontrak pengadaan pupuk organik subsidi dengan Pemda Tabanan dan Pemda Provinsi Bali.
- Penjualan langsung dengan pengelola agrowisata strobery organik di Bedugul Tabanan dan Petang Badung
- Penjualan langsung kepada petani melalui pesanan langsung
- Konsiniasi dengan toko/kios penjual pupuk dan obat-obatan pertanian
f. SDM - Satu orang manajer lapangan - 2 karyawan tetap
- 6 orang karyawan tidak tetap (bekerja hanya saat produksi pupuk)
8 g. Fasilitas - Rumah fermentasi/gudang seluas 24 m2 untuk proses
packaging dan penyimpanan (Pemda Provinsi Bali) - Lahan seluas 1000 m2 untuk produksi (Pemda Provinsi Bali)
h. Finansial - Investasi sebesar 100 juta - Arus khas bersih 20 juta
- Kontribusi keuntungan bagi pengembangan institusi 10%
9 BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Bahan Baku
Jenis bahan baku yang dipakai membuat dalam memproduksi organoplus adalah kotoran ayam petelur sebanyak 40 % dan kotoran sapi 20% sebagai sumber Nitrogen (N), limbah anggur dan sebuk arang sebagai sumber Phosphat (P) Kalium (K) dan karbon (C) sebanyak 5-10 %, bahan mineral magnesium karbonat (kadar Mg>20%) 15-20 % dan 5-10% kisrit (CaMgSO4) sebagai sumber Mg. Bahan utama dicampur dan difermentasi sehingga dihasilkan pupuk organik yang sudah distandardisasi memakai Peraturan Menteri Pertanian. Kotoran ayam diperoleh dari kelompok peternak ayam binaan Fakultas Peternakan Universitas Udayana di Desa Babahan Penebel. Kandungan kotoran ayam adalah sebagai berikut: 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O. Kelompok ini menghasilkan rata- rata 5-10 ton kotoran ayam per hari. Material sumber mineral Mg diperoleh dari penambang limestone yang dilakukan petani di daerah Bukit Jimbaran di sekitar kampus Universitas Udayana. Ampas anggur diperoleh dari perusahan anggur di Tabanan mempunyai kadar C-organik 45.3%, N 2.98%, P 0.18% dan K 2.26%, selain itu akan memberikan unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, dan Zn (Laboratorium Tanah, 2005).
Kualitas bahan baku yang perlu mendapatkan pengawasan adalah Mg karbonat hasil penambangan masyarakat karena tidak semua hasil penambangan batuan limestone memiliki kandungan mineral Mg yang sama. Agar bahan baku sesuai standar, maka dilakukan uji laboratorium secara kontinyu dengan sampel diambil secara acak.
3.2. Produksi
Unit usaha yang didirikan adalah Usaha Pupuk Organoplus (organo- mineral pemanis buah), yang merupakan usaha produksi pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg. Usaha ini sangat unik, spesifik dan belum ada di Bali.
Keunggulan dari produk yang dihasilkan dibandingkan dengan usaha sejenis
10 terletak pada penerapan teknologi formulasi material organik dengan bahan mineral sumber Mg dan dekomposer yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal yang bekerja dengan efektif. Melalui aplikasi teknologi ini dimungkinkan diproduksi pupuk organik yang kaya Mg, sehingga selain berfungsi seperti pupuk organik pada umumnya yaitu memperbaiki struktur tanah, sebagai sumber karbon, hara makro serta hara mikro, juga dapat berfungsi sebagai pemanis buah dan memperbaiki kualitas buah (hasil tanaman) karena kandungan Mg-nya yang tinggi. Magnesium merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai katalis dalam fotosintesis yang memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-buahan. Dengan demikian, konsumen akan memperoleh produk berupa buah-buahan lebih mudah, harga jual lebih murah tersedia setiap saat.
3.3 Proses Produksi.
A. Proses produksi
Produksi pupuk organoplus dilakukan melalui tahapan sebagai berikut : 1. Persiapan material pupuk
a) material Kapur karbonat merupakan kapur yang dihasilkan bukan melalui proses pembakaran tetapi digiling langsung, kapur karbonat ini mengandung kalsium oksida dan magnesium oksida (47%) serta kalsium karbonat dan magnesium karbonat (85%), diperoleh dari hasil galian masyarakat lokal yang telah secara tradisional mengetahui karakteristik batuan tersebut di daerah Bukit Jimbaran, Badung
b) Material Kiserit, Kiserit adalah mineral magnesium sulfat yang sangat tidak stabil berkomposisi MgSO4H2O, tidak dihasilkan di Indonesia tetapi diimport diperoleh melalui kerjasama dengan penjual zat kimia keperluan analisis laboratorium. Zat ini digunakan untuk fortifikasi batuan mineral Mg agar memenuhi standar baku yang diperlukan.
c) Fermentor (probiotik) efektif berupa bioinokulan berbasis limbah cairan rumen yang memiliki daya urai efektif, sehingga mampu menguraikan material bahan organik secara lebih cepat dan sempurna.
11 d) Limbah kotoran ayam ras dan kotoran sapi diperoleh dari kelompok peternak binaan Universitas Udayana di sentra peternakan ayam ras masyarakat di Desa Babahan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan e) Ampas anggur yang diperoleh dari pabrik wine di Kecamatan Kerambitan
Kabupaten Tabanan.
f) Serbuk Arang diperoleh dari pabrik pennyosohan padi di Kabupaten Tabanan.
2. Pengolahan
a) Material pupuk : komposisi material pupuk adalah: 60% (40% kotoran ayam dan 20% kotoran sapi), 5% ampas anggur, 5% serbuk arang, 10%
kapur karbonat, dan 20% kiserit . Untuk memproduksi 1 ton pupuk organoplus diperlukan : 400 kg kotoran ayam, 200 kg kotorans api, 50 kg ampas anggur, 50 kg serbuk arang,100 kg kapur karbonat, 200 kg kiserit, dan 4 botol dekomposer.
b) Campuran ditimbun dan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.
c) Diamkan selama 3 hari, kemudian terpal dibuka dan timbunan diaduk untuk tujuan pemberikan airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang berhasil akan timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan.
d) Perkirakan setelah 2 minggu pupuk sudah bisa dibongkar dan diangin- anginkan supaya menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai.
e) Pupuk yang sudah masak selanjutnya di ayak sesuai keinginan kemudian di kemas. Untuk granular, langkah berikutnya di proses dalam mesin granular untuk selanjutnya dikemas, siap dipasarkan.
12
Gambar 1. Kotoran ayam bahan baku pupuk organoplus
Gambar 2. Pencampuran material menggunakan handtractor
B. Lay Out Peralatan
Produk pupuk organik hasil kegiatan ini sebelum dipasarkan akan dilakukan pengurusan sertifikatnya, yaitu untuk memperoleh ijin edar, sertifikat dari Badan Pupuk Nasional, SNI, dan Departemen Pertanian. Pemakaian pupuk organik di lapangan akan diberikan buku panduan yang dapat dimengerti dengan mudah oleh kelompok pertanian atau Petugas Penyuluh Lapangan.
3.4. Manajemen
IbIKK Pupuk Organoplus pengelolaannya akan berada di bawah Fakultas Peternakan Universitas Udayana dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, tata hubungan menyangkut hak dan kewajiban dari dua institusi yang berada di Universitas Udayana akan diatur secara formal sesuai aturan yang berlaku. Hal ini berhubungan dengan kontribusi dari masing-masing lembaga bersangkutan dalam usaha IbIKK dan kewajiban unit IbIKK terhadap kedua lembaga tersebut. Pihak Fakultas Peternakan akan menyediakan lahan dan laboratorium untuk menunjang oprasional unit IbIKK ini. Sementara LPPM berkontribusi dalam membantu kontribusi pembiayaan sesuai dengan mekanisme penganggaran bagi unit usaha didalam kampus. Sebagai unit usaha di bawah fakultas, kewajiban akan dipenuhi dalam kaitannya dengan NPWP, jaminan karyawan terkait dengan pajak penghasilan, pajak lainnya yang terkait dengan keberadaan kantor, dan sebagainya.
13 3.5. Pemasaran
Pasar potensial yang menyerap produk IbIKK adalah petani hortikultura dan sayuran organik di Bali yang kebutuhannya mencapai 22.000 ton per tahun.
Pasar real yang ada saat ini adalah petani pelaku pertanian organik untuk manggis ekspor di Kabupaten Tabanan, Pertanian stroberri dan sayuran organik di Kecamatan Baturiti kabupaten Tabanan dan Kecamatan Petang kabupaten badung dengan permintaan mencapai 1.216,77 ton per tahun.
Pemasaran langsung kepada konsumen dilakukan dengan membuka outlet serta penyebaran informasi melalui media koran atau secara online maupun pemesanan (order) melalui internet. Pemasaran online lebih menyasar para pembeli yang lokasinya berjauhan dengan lokasi outlet unit IbIKK dan segmen lain dengan jangkauan wilayah yang luas.
3.6 Sumberdaya Manusia
Dalam menjalankan usaha IbIKK ini diperlukan personil sebagai berikut : 1 orang ketua pelaksana dengan gaji Rp. 1.500.000,- per bulan; 3 orang kepala divisi dengan gaji Rp. 1.000.000,- per bulan; 1 orang tenaga administrasi kualifikasi S1 dengan gaji Rp. 1.500.000,- per bulan, dan manajer operasional Rp. 2.000.000 per bulan. Selain, tenaga manajemen juga dipekerjakan tenaga kerja operasional sebanyak 4 orang dengan gaji Rp. 2.000.000 per bulan.
3.7 Fasilitas
Berbagai fasilitas diperlukan untuk menunjang operasional IbIKK ini, diantaranya :
a) Ruang kantor seluas 24 m2 yang dilengkapai dengan peralatan kantor berupa 1 meja komputer, dan 1 meja untuk keperluan admistrasi, dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), sarana telepon, fax dan internet.
b) Ruang produksi pupuk berukuran 96 m2 yang berlokasi di Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, dilengkapi dengan
14 daya listrik 2200 VA, dan fasilitas pendukung mesin dan peralatan sebagai berikut :
a. Miller kapasitas b. Mixer kapasitas c. Granular dan ayakan d. Siler (pengemas) e. Bak pengomposan f. Rotare Drayer
c) Ruang/rumah outlet sekaligus penyimpanan sementara untuk pemasaran pupuk seluas 48 m2 pada Lahan Universitas Udayana di kota Denpasar;
d) Ruang outlet pemasaran produk berukuran 4 x 6 m, berlokasi dipinggir jalan raya
e) Sewa transportasi (mobil pick up) untuk meningkatkan kelancaran pelayanan pemasaran pupuk.
3.8 Finansial
Kebutuhan finansial yang diperlukan dalam investasi IbIKK Pupuk Organoplus dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu modal tetap dan modal kerja.
Modal tetap pada awal pendiriannya berupa pembelian peralatan dan perlengkapan kantor, pembuatan ruang prosesing, gudang penyimpanan dan fasilitas pendukungnya. Sedangkan modal kerja IbIKK Pupuk Organoplus berupa dana operasional pengadaan bahan, biaya produksi, dan pengeluaran rutin seperti listrik, air, dan keperluan adminitrasi seperti tinta, kertas, biaya telepon, internet dan sebagainya.
15 BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kualifikasi, Relevansi Skill, dan Pengalaman Tim Pelaksana
Universitas Udayana melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) memiliki pengalaman yang signifikan dalam pengembangan IbIKK. Kegiatan yang telah disetujui dan beroprasi dengan baik adalah UJI Gumi Banten (2006-2008), IbIKK Bali Shanti (2009 – sekarang), IbIKK Wisata Edukasi (2011 – sekarang), IbIKK Bibit Ate (2013-sekarang) dan IbIKK Benih Jagung (2014-sekarang).
Kegiatan IbIKK didukung oleh tim pelaksana yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam bidang ipteks maupun dalam menjalin kemitraan dengan pihak internal universitas dan eksternal seperti instansi pemerintah, kelompok tani serta kios-kios pertanian yang akan menjadi mitra produksi serta pemasaran produk. Deskripsi ringkas kualifikasi tim pelaksana disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kompetensinya
No Nama Pendidikan Bidang
Keahlian
Kompetensi 1 Ni Made Witariadi,
SPt, M.Pt
S2
Peternakan UNUD
Pemuliaan tanaman
 Aplikasi Ipteks bidang pemuliaan tanaman 2 Ir. Tati
Budikusmiarti, MP
S2 Pertanian UGM
Ilmu Tanah  Pengembangan ipteks
3 Dr. Ir. I Ketut Sardiana,Msi
S3 Pertanian UNUD
Agronomi  Manajemen produksi 4 Dr. Budirahayu
Tanama Putri, MM
S3Pertanian UNUD
Agribisnis/
pemasaran
 pemasaran dan menjalin kemitraan
5 Adnya paramita S1 Ekonomi
akuntansi
 pengelolaan administrasi dan keuangan
6 Ir. AA Widana Manajer produksi
pertanian  teknis produksi pupuk
16 4.2. Kedudukan Tim Pengusul dalam manajemen IbIKK
IbIKK Pupuk Organoplus dilaksanakan oleh sebuah tim yang diketuai oleh seorang ketua pelaksana yang dijabat oleh ketua tim pengusul. Ketua pelaksana dibantu oleh bidang administrasi dan 3 kepala bidang, yaitu bidang pengembangan Ipteks dan penjamin mutu, bidang produksi dan bidang pemasaran. Ketua pelaksana bertanggungjawab kepada Kepala Pusat Pelayanan pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana.
4.3. Hubungan IbIKK dengan perguruan tinggi
IbIKK Pupuk Organoplus pengelolaannya akan berada di bawah Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Dalam teknis kegiatan, unit IbIKK dikordinasikan oleh Fakultas Peternakan. Tata hubungan yang menyangkut hak dan kewajiban antara unit IbIKK, Ketua Pelaksana dan Dekan Fakultas Peternakan diatur melalui dokumen tertulis yang disepakati oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Laporan kinerja IbIKK ditembuskan kepada Pembantu Rektor bidang administrasi dan keuangan.
4.4. Akuntabilitas pemasukan dan pengeluaran uang
Seluruh pemasukan dan pengeluaran unit IbIKK dicatat dalam buku kas dan neraca keuangan. Laporan keuangan dilakukan secara tertulis oleh ketua pelaksana kegiatan kepada penanggung jawab secara berkala setiap kuartal (empat bulanan). Laporan kuartal berupa aliran kas/casflow, sedangkan laporan tahunan dilengkapi dengan neraca aktiva-fasiva.
17 BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
5.1 Data atau Informasi Produksi atau Layanan a. Komoditas Utama Produk
Produk utama yang dihasilkan pada IbIKK Organoplus adalah Pupuk Organoplus (pupuk organo-mineral pemanis buah). Pupuk Organoplus adalah pupuk organik kaya mineral Mg yang berfungsi meningkatkan kadar gula buah dan mencegah serangan jamur pada tanaman hortikultura, sehingga buah yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas yaitu lebih manis, daya tahan lebih lama, dan menekan getah kuning (pada buah manggis).
Usaha Pupuk Organoplus (organo-mineral pemanis buah), merupakan usaha produksi pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg. Usaha ini sangat unik, spesifik dan belum ada di Bali, dimana keunggulan dari produk yang dihasilkan terletak pada penerapan teknologi formulasi material organik dengan bahan mineral sumber Mg dan dekomposer yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal yang bekerja dengan efektif.
Magnesium merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai katalis dalam fotosintesis yang memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-buahan.
Tabel 2. Spesifikasi Produk Organoplus
Jenis Produk Spesifikasi Produk
Organoplus  Mengaplikasikan teknologi formulasi material organik dengan mineral sumber Mg dan dekomposer (mikroba lokal)
 Pupuk organo-mineral kaya Mg pemanis buah
 Kapasitas produksi pupuk bubuk 80 ton per tahun (harga Rp.5000 per kg)
 Kapasitas produksi pupuk granular 20 ton per tahun (harga Rp.6.500 per kg)
18 b. Komoditas Tambahan/Layanan
Pada tahun pertama belum ada komoditas tambahan, kegiatan usaha masih diprioritaskan bagi pengadaan peralatan , penyempurnaan dan pengembangan teknologi serta kualitas produksi pupuk organoplus.
c. Jenis Peralatan Proses Utama yang Paling Dominan dalam Produksi
Unit IbIKK Organoplus memerlukan peralatan berupa: miller kapasitas, mixer kapasitas, granular ,ayakan, siler (pengemas), bak pengomposan, dan laboratorium untuk untuk menguji produksi pupuk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar SNI. Ruang untuk produksi dan ruang penyimpanan pupuk, sebelum pupuk diedarkan atau .
d. Nilai Total Investasi Peralatan Utama Produksi
Pada tahun pertama ini, kegiatan IbIKK sebagian besar anggaran masih dialokasikan untuk investasi. Investasi tersebut meliputi rehabilitasi dan pengadaan peralatan, diantranya mesin pengolah pupuk, laboratorium, pembangunan ruang (produksi, penyimpanan dan kantor). Sumberdaya investasi berasal dari pendanaan perguruan tinggi dan Dikti.
Tabel 3. Rekapitulasi Penggunaan Dana Penelitian/pengabdian Kepada Masyarakat 1. BELANJA BAHAN
Item Bahan Volume Satuan (Rp) Total (Rp)
1 ATK 1 paket 1.000.000
1.000.000 2 Percetakan brosur 400 lembar 2.000
800.000 3 Sewa Rumah Produksi 1 unit 15.000.000
15.000.000 4 Sewa otlet 1 buah 20.000.000
20.000.000 5 Rehabilitasi Otlet 1 unit 15.000.000
15.000.000 6 Rotare Drayer 1 unit 20.000.000
20.000.000 7 Kotoran hewan 4 truk 3.000.000
12.000.000
19 e. Teknik Perawatan dan Besarnya Biaya Perawatan Peralatan
Perawatan secara umum untuk mesin produksi, komputer dan peralatan yang mendukung proses produksi bisa dilakukan oleh pegawai bagian produksi dan pegawai administrasi , sedangkan perawatan khusus untuk peralatan mesin produksi dilakukan oleh teknisi dari luar sesuai dengan kebutuhan begitu juga untuk peralatan jaringan internet dan komputer dengan memanggil teknisi dari luar.
f. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi unit IbIKK Organoplus sampai saat ini sebanyak 100 ton pupuk organoplus bentuk bubuk dan 10 ton bentuk granular dalam satu tahun.
8 Ampas anggur dan serbuk arang 1 truk 2.000.000 2.000.000
9 Mg 300 kg 40.000
12.000.000
Sub Total (Rp)
97.800.000 2. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
Item Bahan Volume Satuan (Rp) Total (Rp)
Sub Total (Rp)
3. BELANJA PERJALANAN LAINNYA
Item Perjalanan Volume Satuan Honor/Jam (Rp) Total (Rp) 1 Perjalanan penjajagan
12 150.000 1.800.000 mitra pemasaran
2 Perjalanan penjajagan
12 150.000 1.800.000 mitra pemasaran
3 Perjalanan ke babahan 12 150.000 1.800.000
4 Perjalanan ke klating 12 150.000 1.800.000 TOTAL PENGELUARAN
7.200.000 Total 100% dari total dana semua (Rp 150.000) sudah termasuk pajak
105.000.000
20 Kapasitas produksi ini sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku, dan tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi.
g. Jumlah dan Nilai Nominal (Rp) Produk Yang Dihasilkan Berdasar Atas Pesanan (terhitung sejak IbIKK beroperasi s/d saat ini)
Keseluruhan produk organoplus sampai Oktober 2017 diperoleh melalui pemasaran berdasarkan pesanan, yaitu dari kerjasama dengan Pemda melalui Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, petani agrowisata di Desa Bedugul dan kelompok tani di Desa Rijasa dan membuka outlet di Bringkit, Badung.
h. Jumlah dan Nilai Nominal (Rp) Produk Hasil Inisiatif Sendiri (terhitung sejak IbIKK beroperasi s/d saat ini)
Jumlah pupuk Organoplus yang sudah terjual adalah sebanyak 80 ton organoplus bentuk bubuk , dan 20 ton organoplus bentuk granular. Harga penjualan organoplus bentuk bubuk adalah Rp. 400.000.000 atau Rp. 5.000/kg dan organoplus bentuk granular 130.000.000 atau Rp. 6.500/kg.
i. Kualitas atau Standar Produk Pesanan Hasil IbIKK (memenuhi SNI atau standar nasional lainnya)
Produk pupuk Organoplus yang dipasarkan belum memiliki standar kualitas yang baku mengingat pupuk ini baru dan satu-satunya sehingga tidak ada dijadikan sebagai pembanding. Namun demikian, indikasi yang dijadikan sebagai standar kualitas sampai saat ini diantaranya : hasil uji laboratorium terhadap komposisi unsur hara yang terkandung pada pupuk organoplus tersebut.
j. Teknik Kontrol Kualitas atas Produk Akhir
Kontrol terhadap mutu dilakukan oleh bagian kontrol produk internal, yang sampai saat ini masih dirangkap oleh bagian produksi. Persolan-persolan yang dijumpai seperti adanya produk pupuk organoplus bentuk granular yang ukuranya tidak seragam dan komposisi unsur hara dari pupuk yang diproduksi setiap produksi belum stabil. Hal ini dikarenakan bahan baku berupa kotoran ayam yang kualitasnya berbeda dan sangat tergantung dari
21 pakan yang diberikan kepada ayam tersebut. Semakin bagus pakan yang diberikan maka kotoran yang dihasilkan akan berkualitas baik begitu sebaliknya. Untuk mengatasi permasalahan ini sebaiknya dilakukan uji laboratorium terhadap bahan baku setiap mulai produksi, sehingga hasilnya kandungan hara akan sama atau stabil.
k. Kendala Teknis dalam Produksi
Kendala utama yang dihadapi oleh unit IbIKK Usaha Organoplus adalah kesulitan dalam membuat campuran yang tepat untuk produksi pupuk organoplus bentuk granular, sehingga saat ini sisa produksi lebih banyak menjadi pupuk organoplus bentuk bubuk. Diperlukan teknologi dan pengalaman dilapangan dan dilakukan secara berulang-ulang, sehingga formulasinya tepat.
l. Ruang Proses Produksi
Ruangan yang disediakan bagi IbIKK Organoplus saat ini adalah satu ruangan laboratorium berukuran 24 m2, Satu ruangan produksi berukuran 96 m2, satu ruangan penyimpan berukuran 48 m2 dan satu ruangan kantor berukuran 24 m2.
m.Kepemilikan dan Operasi
(1) Kepemilikan Ruang IbIKK ( Fakultas atau Universitas)
Ruangan Laboratorium yang berlokasi di Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Gedung bersangkutan berada di bawah manajemen Fakultas Peternakan Universitas Udayana
(2) Jika Ada Kerjasama dengan Institusi Eksternal
Unit Usaha Organoplus, dalam operasionalnya menjalin kerjasama dengan Kelompok Ternak yaitu Kelompok Ternak Desa Babahan Penebel, Kabupaten Tabanan dalam pengadaan bahan baku, sedangkan manejem pemasaran bekerjasama dengan UD TIMAN AGUNG yang
22 beralamat di desa kelating kabupaten Tabanan untuk memfasilitasi kerjasama pemasaran dengan Pemda Kabupaten Tabanan.
(3) Setelah Mulai Beroperasi, Jelaskan Cara IbIKK Mengalokasikan Biaya Operasional selanjutnya.
Dana operasional IbIKK pada tahun pertama masih dialokasikan untuk tujuan investasi dan sisanya untuk modal usaha. Strategi ini ditempuh untuk menyiapkan sarana penunjang produksi pupuk organoplus yang sebagian besar diinvestasikan untuk pengadaan peralatan berupa mesin produksi, sehingga produk pupuk yang dihasilkan berkualitas baik.
Harapannya ketika pendanaan dari Dikti sudah terhenti usaha IbIKK Organoplus tetap berjalan dan menjadi unit usaha yang mandiri.
5.2. Capaian
No Kegiatan Capaian Persentase
1.
Penjajagan pemasaran ke kelompok tani,toko
pertanian,Pemda
100 20%
2. Menyiapkan fasilitas
penunjang produksi 100 10%
3.
Pengadaan atau rehabilitasi ruang kantor,ruang produksi dan fasilitas penunjang kegiatan produksi
100 15%
4. Proses produksi pupuk
Organoplus 100 35%
5. Pengembangan Iptek 100 10%
6. Pengawasan mutu dan
pemasaran produksi 100 10%
23 5.3. Data Personel
a. Jumlah Tenaga Kerja
Personel pengelola IbIKK Organoplus dapat dibagi menjadi dua yaitu tim pengusul dan nonpengusul. Tim pengusul terdiri 2 orang, sedangkan non pengusul terdiri dari 3 orang yaitu konsultan 2 orang dan tenaga administrasi 1 orang.
(1) Tenaga Kerja Non Tim IbIKK
Pola rekrutmen tenaga produksi lebih banyak dilakukan melalui pendekatan pribadi pengelola kepada calon karyawan dengan memperhatikan riwayat kerjanya, keterampilan saat bekerja ( saat proses produksi), kemampuan dan komitmen yang bersangkutan terhadap jenis usaha yang dilakukan. Rekrutmen tenaga kerja non tim IbIKK sampai saat ini belum mengalami permasalahan dan berjalan dengan lancar.
(2) Tim unit IbIKK
Tenaga pengelola Tim IbIKK berjumlah 4 orang merupakan staf dosen di Universitas Udayana berasal dari berbagai bidang ilmu yang relevan dengan bidang usaha unit IbIKK. Kualifikasi (latar belakang pendidikan), fungsi dan Peran dalam Operasional unit IbIKK seperti tercantum pada Tabel 4
Tabel 4. Kualifikasi, Fungsi dan Peran SDM Pengelola
No Nama Pendidikan Bidang
Keahlian
Kompetensi
1 Ni Made Witariadi, SPt, MP
S2 Peternakan UNUD
Pemuliaan tanaman
 Aplikasi Ipteks bidang pemuliaan tanaman 2 Ir. Tati Budi kusmiarti,
MP
S2 Pertanian UGM
Ilmu Tanah  Pengembangan ipteks 3 Dr. Ir. I Ketut
Sardiana,Msi
S3 Pertanian UNUD
Agronomi  Manajemen produksi 4 Dr. Budirahayu Tanama
Putri, MM
S3Pertanian UNUD
Agribisnis/
pemasaran
 pemasaran dan menjalin kemitraan
24 b. Insentif Personel
Insentif personal pengelola unit IbIKK yang diberikansaat ini belum mencerminkan standar usaha pada umumnya. Pertimbangannya karena unit usaha baru berdiri dan omset yang relatif kecil, sehingga personel yang terlibat pada usaha ini belum berorientasi kepada imbalan gaji melainkan diharapkan lebih fokos terhadap pengembangan usaha yang didirikannya. Beban kerja tim pengelola juga relatif tidak intensif, mengingat skala usaha yang masih relatif kecil. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka insentif yang diberikan kepada pengelola unit IbKK masing-masing adalah Ketua sebesar Rp . 1.500.000, Kepala Bidang Rp. 1.000.000, dan manajer operasional Rp. 2.000.000.
c. Persoalan Ketenagakerjaan yang Muncul
Untuk ketenagakerjaan sejauh ini unit IbIKK Organoplus belum mengalami permasalahan karena saat produksi melibatkan tenaga yang diambil dari kelompok ternak binaan di Desa bahahan dan dibantu oleh mahasiswa semester akhir yang melaksakanan praktek kerja magang.Peran serta alumni di masa mendatang akan menjadi prioritas IbIKK dalam bidang ketenagakerjaan.
5.3. Pemasaran Produk
a. Pasar Produk IbIKK Terbesar Sampai Saat Ini
Pasar produk IbIKK Organoplus saat ini adalah instansi pemerintah, pengelola Agrowisata pertanian organik dan kelompok tani serta konsumen masyarakat umum menjadi perioritas pengembangan pasar di masa mendatang
b. Teknik Pemasaran Produk
Teknik pemasaran hampir seluruhnya masih secara langsung dengan bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Tabanan, pengelola agrowisata pertanian organik, kelompok tani dan membuka otlet di pasar pertanian Beringkit dan pemasaran juga dilakukan dengan melakukan promosi melalui pembuatan brosur. Brosur disebarkan ke Dinas terkait, kelompok tani, ketoko yang menjual peralatan pertanian serta ke penyuluh pertanian di masing- masing kecamatan.
25 c.Tenaga Pemasaran
Pada tahun pertama pemasaran dilakukan oleh 2 orang yaitu ketua pelaksana dan bagian pemasaran. Rencana pada tahun berikutnya akan merekrut seorang tenaga pemasaran dan tenaga pemasaran ini diutamakan berjenis kelamin laki- laki dan bisa mengendarai sepeda motor.
d.Kendala Pemasaran Produk
Kendala pemasaran yang utama adalah produk yang dihasilkan belum dikenal secara luas, maka langkah prioritas kedepan adalah dengan mengintensifkan aktivitas promosi, baik langsung, menjalin kemitraan dengan Pemerintah daerah, industri, maupun secara online.
e.Jenis Konsumen
Kelompok yang menjadi konsumen IbIKK Organoplus sampai saat ini 80 % adalah instansi pemerintah dan sisanya pengelola agrowisata pertanian organik dan kelompok tani.
f. Rata-rata Harga Jual Produk (Rp)
Harga jual produk pupuk Organoplus bentuk bubuk adalah Rp. 3.000 per kg dan yang berbentuk granular Rp.4.000 per kg.
5.4 Omzet IbIKK
a. Jumlah Produk Terjual
Jumlah produk pupuk Organoplus yang berhasil terjual adalah mencapai 100 ton. Capaian penjualan tersebut sudah memenuhi proyeksi capaian semula sebanyak 100 ton
Cash Flow Unit IbIKK Organoplus
URAIAN
TAHUN
2017 BULAN
Aliran kas masuk MEI JUNI JUII AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
Pendapatan bersih
Penjualan produk (kg) 265.000.000 - -
66.250.000
66.250.000
66.250.000
66.250.000 Bantuan dari dikti 105.000.000 - -
105.000.000 - - -
26
Bantuan dari unud
28.000.000 - -
28.000.000 - - - Total aliran masuk 398.000.000 - -
199.250.000
66.250.000
66.250.000
66.250.000
Aliran kas keluar
a. Biaya tetap
- gaji manjemen
33.000.000 5.500.000
5.500.000
5.500.000
5.500.000
5.500.000
5.500.000 - listrik
1.500.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000 - ATK
600.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000 - Telpon
600.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000 - air
600.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000 Total biaya tetap
36.300.000 6.050.000
6.050.000
6.050.000
6.050.000
6.050.000
6.050.000 b. Biaya variabel 236.050.000
38.550.000
39.500.000
39.500.000
39.500.000
39.500.000
39.500.000 c. Investasi
80.000.000 -
50.000.000
30.000.000 - - - Bukti pajak - - - - - Total Pengeluaran 352.350.000
44.600.000
95.550.000
75.550.000
45.550.000
45.550.000
45.550.000 Pendapatan kotor
45.650.000
(44.600.000)
(95.550.000)
123.700.000
20.700.000
20.700.000
20.700.000 Fee (10%)
4.565.000
(4.460.000)
(9.555.000)
12.370.000 2.070.000
2.070.000
2.070.000 Arus kas Bersih
41.085.000
(40.140.000)
(85.995.000)
111.330.000
18.630.000
18.630.000
18.630.000 Saldo awal - - - - - - - Saldo akhir
41.085.000
(40.140.000)
(85.995.000)
111.330.000
18.630.000
18.630.000
18.630.000
5.5 Manajemen IbIKK
a. Pola Manajemen Usaha yang Diterapkan pada IbIKK
Secara ringkas susunan tim pelaksana digambarkan sebagai berikut :
PENANGGUNGJAWAB KETUA PELAKSANA
BIDANG LITBANG BIDANG PRODUKSI BIDANG PEMASARAN
27 Gambar 3. Manajemen Usaha IbIKK Organoplus
Dari gambar di atas dapat diuraikan bahwa Unit IbIKK Organoplus dilaksanakan oleh sebuah tim yang diketuai oleh seorang ketua pelaksana.
Ketua pelaksana dibantu oleh 3 kepala bidang, yaitu kepala bidang produksi, penelitian dan pengembangan, dan pemasaran. Ketua pelaksana bertanggungjawab kepada penanggungjawab kegiatan, yaitu Pimpinan Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Laporan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara tertulis oleh ketua pelaksana kegiatan kepada penanggung jawab secara berkala setiap kuartal (empat bulanan).
Tabel 5. Personalia pelaksana kegiatan Unit IbKK
No Nama Jabatan Tugas
1 Ni Made Witariadi, SPt, M.P
Ketua  Mengkordinasikan seluruh kegiatan 2 Dr. Ir. I Ketut Sardiana,MSi Bidang Produksi  Produksi Pupuk 3 Ir. Tati Budikusmiarti, MP Bidang Litbang  Pengembangan Ipteks 4 Dr. Budirahayu Tanama
Putri, MM
Pemasaran  Pemasaran dan kemitraan 5
6
Adnya pramita Ir. AA Widana
Karyawan Teknis Produksi
 pengelolaan administrasi
 Teknisi Produksi Pupuk
b. Pola Pembukuan dan Audit Usaha IbIKK
Usaha IbIKK Organoplus ditetapkan berdasarkan SK Pimpinan Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Pola pembukuan mengikuti prosedur pembukuan baku yang diterapkan. Audit dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Pimpinan Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Kewajiban pajak dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Dukungan e-commerce dalam IbIKK
Pemasaran Usaha IbIKK dengan memakai teknologi yang dirancang yaitu memanfaatkan sarana e-commerce. Saat ini teknik pemasaran belum
28 berjalan efektif dan penggunaannya akan semakin intensif pada tahun-tahun berikutnya.
5.6 Manfaat / Kontribusi pada Dana Pendidikan Tinggi
Usaha unit IbIKK mulai dari perencanaan, telah mengalokasikan sebesar 10 % dari total keuntungan diperuntukkan bagi pengembangan institusi. Biaya tersebut selanjutnya dapat dipergunakan untuk pengadaan prasarana untuk menunjang proses pendidikan atau keperluan lain yang terkait dengan pengembangan institusi. Besarnya nilai nominal kontribusi tersebut ditentukan oleh besarnya keuntungan yang diperoleh oleh unit IbIKK. Di tahun pertama unit IbIKK belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan, hal ini mengingat unit usahanya baru berdiri, sehingga keuntungan yang dicapai juga sangat kecil. Harapan di tahun berikutnya akan terjadi peningkatan penghasilan.
5.7 Informasi Lain-Lain
a. Peluang bisnis yang diperoleh
Peluang bisnis yang diperoleh adalah adanya pesanan melalui kerjasam dengan Pemda Tabanan sebanyak 50 ton per tahun selama dua tahun.
Penjualan ini diharapkan akan terus meningkat sejalan dengan semakin dikenalnya unit IbIKK yang didirikan.
b. Saran perbaikan program
Saran yang disampaikan berkaitan dengan perbaikan IbIKK adalah perlunya ada kesepahaman antara departemen terkait pengembangan dunia usaha seperti Perdagangan dan Keuangan dengan Depdiknas mengenai tatacara pengembangan unit usaha di kalangan kampus sebagai hasil Ipteks bagi inovasi kreativitas kampus.
c. Rencana Pengalihan Kepemilikan IbIKK kepada Investor
29 Unit IbIKK Organoplus, baru berada pada fase pendirian sehingga strategi masih prioritas pada pengembangan, dan belum ada pemikiran untuk mengalihkan kepemilikan kepada investor.
d. Rencana pemindahan lokasi IbIKK ke luar kampus di masa yang akan datang
Lokasi/ruangan khususnya umntuk pemasaran unit IbIKK Organoplus sudah dipandang representatif sehingga tidak ada rencana untuk memindahkan ke luar kampus. Program ini tidak semata-mata untuk tujuan income generating, melainkan sebagai wahana pendidikan bagi mahasiswa sehingga eksistensinya dalam kampus sangat penting.
e. Rencana Penetapan Status Hukum IbIKK
Pendirian unit IbIKK Bibit Organoplus ditetapkan dengan SK Pimpinan Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
30 BAB 6. RENCANA TAHUN BERIKUTNYA
Untuk rencana tahapan berikutnya akan dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Pengembangan instalasi pupuk organoplus cair.
2. Mengintensifkan pengoperasian otlet di pasar pertanian Beringkit.
3. Pendaftaran usaha IBIKK ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan . 4. Meningkatkan volume produksi pupuk organoplus untuk mencapai target.
31 BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Unit IbIKK Organoplus sudah berjalan dengan baik
2. Unit IbIKK telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai, berupa laboratorium, ruang kantor,ruang produksi,ruang penyimpanan peralatan 3. Produksi sampai Oktober 2017 sebesar 100 ton
4. IbIKK Organoplus memiliki prospek usaha yang bagus dengan terjalinnya pemasaran dengan Pemda kabupaten Tabanan, Pengelola Agrowisata pertanian organik , kelompok tani dan telah dibukanya otlet di pasar pertanian Beringkit.
6.2. Saran
1. Pengembangan Unit usaha yang di dalam kampus memerlukan sosialisasi yang lebih intensif dan serius karena belum sepenuhnya dipahami oleh pimpinan maupun rekan-rekan dosen yang lain, karena dipandang masih baru dan pemahaman yang belum sepaham tentang kegiatan usaha dan kegiatan pengabdian.
2. Pengembangan usaha di lingkungan kampus relatif tidak bisa berkembang pesat, karena dibatasi oleh aturan-aturan, terutama dalam menjalin kerjasama dengan pihak luar.
32 DAFTAR PUSTAKA
Downey,W.D. dan Ericson,S.P. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi Kedua, Cetakan Ketiga. Erlangga, Jakarta.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Penerbit Prenhallindo, Jakarta
Manullang, M. 2005. Dasar Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mitchell,J. 2003. Economic: Principles in Action. Pearson Prentice-Hall, New Jearsy.
Mosher, A. T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna, Jakarta
Mubyarto, 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.
Suparta, I.N., Budiartha,I.W., Suciani, Putri,B.R.T., Agribisnis Peternakan Meraih Kesempatan Menuju Sukses. Pustaka Nayottama, Denpasar.
Suryana. 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
33 LAMPIRAN