MODUS OPERANDI DAN PELAPORAN AUDIT
INVESTIGASI
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Factors Present in Fraud and Abuse Schemes
By. Gerard M. Zack
Intent (Niat, Sengaja) Motive (Alasan)
Opportunity (Kesempatan) Concealment (Penyembunyian)
Rationalization (Pembenaran)
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA KORUPSI
MORAL HAZARD
Suatu kondisi yang bersumber dari orang dan berkaitan dengan sikap mental, pandangan hidup maupun kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kerugian. Mengumpulkan harta dengan
menghalalkan segala cara
MORALE HAZARD
Suatu kondisi dari orang yang merasa sedang memperoleh jaminan dan menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya kerugian.
Dengan kekuasaannya dapat melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya dan merasa kebal terhadap penegakan hukum, merasa mendapat perlindungan dari penguasa.
LEGAL HAZARD
Suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-undangan yang
berlaku dan pengabaian ini dapat terjadi karena kesengajaan maupun
ketidaksengajaan.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
1.Basic Fairness and Integrity
2. Dedication to The Organization’s Interest
3.Reasonable Humility 4.Professional Poise 5.Empathy
6. Role Consistency 7. Curiosity
8. Critical Attitude 9. Alertness
10. Persistence
11. Energy
12. Self Confidence 13. Courage
14. Ability to Make Sound Judgement
Necessary Attribute for The Successful Internal Auditor “Brink’s Modern Internal Auditing”
By Moeller, Herbert N. Witt.
INTUISI
BERFIKIR
AUDITOR
KECURANGAN
PIKIRAN YANG TERBUKA
OBYEKTIF SELALU INGIN
TAHU
DAPAT
MENGUMPULKAN DATA DAN
MEMBUAT HIPOTESA
ATRIBUT AUDITOR
INVESTIGASI
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
HAL-HAL PENTING DARI KECURANGAN
• Kecurangan adalah sesuatu yang mungkin terjadi
bahkan dalam sistim akuntansi dengan pengendalian yang ketat.
• Bagian yang terlihat dari suatu kecurangan transaksi
dapat melibatkan sejumlah uang kecil, tapi bagian yang tidak terlihat dapat melibatkan sejumlah besar uang.
• Tanda bahaya kecurangan dapat dilihat apabila
seseorang melihatnya cukup lama dan cukup dalam.
• Pelaku kecurangan dapat datang dari berbagai lapis manajemen atau masyarakat.
By. G. Jack Bologna and Robert J. Lindquist
Tahap Pengenalan dan Perencanaan
“ALUR PROSES
AUDIT
INVESTIGASI”
Resume Kasus
Komunikasi Hasil Audit Pengumpulan
Bukti
Evaluasi Bukti
The Evidence Square
• Testimonial Evidence
• Documentary Evidence
• Physical Evidence
• Personal Observation
Criteria of Evidence
• Relevancy
• Materiality
• Competency
• Limited
Admissibility Factor of Fraud Who, What, Where, When, Why, How
( 5 W + 1 H)
Laporan Hasil Audit Investigasi (Fraud Report)
Forensic Audit Phases
Pemaparan Ekstern
Modus Operandi
Pemaparan Intern
Analysis Technical of Evidence
• Find
• Read & Interpret Document
• Determined Relevance
• Verify The Evidence
• Assemble The Evidence
• Draw Conclusions
7
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Tahap Pengenalan dan Perencanaan
Pengumpulan Bukti/Evidence Evaluasi Bukti
Komunikasi Hasil Audit
• Untuk menentukan tindakan hukum yang perlu diambil, jika ada.
• Dalam perkara perdata, tingkatan evidence haruslah “jelas dan meyakinkan/clear and convincing”
• Dalam perkara pidana, evidence harus membuktikan “melebihi keraguan yang beralasan/beyond a reasonable doubt”
• Terdapat alasan bahwa ‘fraud’ telah terjadi.
• Segala kemungkinan keterangan harus diperoleh dan digali.
• Perencanaan mencakup penentuan staf, metoda, tempat, dan kebutuhan.
Bertujuan untuk menentukan apakah bukti awal terjadinya kecurangan menyesatkan dan apakah perlu prosedur lebih lanjut untuk
mengungkapkan ‘fraud’.
• Laporan Audit harus disusun dan disampaikan kepada manajemen.
• Laporan mencakup penjelasan tentang fraud, siapa yang
melakukannya, dan menyajikan bukti dokumen dan kesaksian.
FINANCIAL INVESTIGATION AND FORENSIC ACCOUNTING
By. George A Manning CFE, EA
Forensic Audit Phases
Testimonial Evidence
Bukti Keterangan (Wawancara, Interogasi)
Documentary Evidence
Bukti Dokumen
(Dokumen kertas, Sumber tertulis lainnya)
Physical Evidence
Bukti Fisik
(Bukti fisik yang berhubungan dengan perbuatan pelaku)
Personal Observation
Pengamatan
(Diperoleh auditor melalui pengawasan, pengamatan)
THE EVIDENCE SQUARE
By. W. Steve Albrecht
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Relevancy (Bukti yang terkait dengan
fakta)
Materiality (Bukti merupakan dasar terjadinya
permasalahan)
Competency (Bukti yg diperoleh
dengan cara, sumber yg layak sesuai ketentuan
perundang- undangan)
Limited Admissibility
(Bukti yang menguatkan
fakta lainnya)
“ CRITERIA OF EVIDENCE “
Analysis Technical of Evidence
• Find (Mencari)
• Read & Interpret Document (Membaca &
Menafsirkan Dokumen)
• Determined Relevance (Menentukan relevansinya)
• Verify The Evidence (Menguji bukti)
• Assemble The Evidence
(Merakit/Mengumpulkan bukti)
• Draw Conclusions (Menarik Kesimpulan)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Modus = cara
Operandi = melakukan ???
Modus Operandi = cara melakukan sesuatu …….. Tindak Pidana
(5W + 1H)
WHO
WHEN
WHERE
Pihak-pihak yang diduga terkait/bertanggungjawab
Kapan penyimpangan tersebut terjadi
Dimana penyimpangan tersebut terjadi (Perusahaan/Instansi, Unit Kerja)
5 W + 1 H
WHY
WHAT
HOW
Penyebab terjadinya penyimpangan (kelemahan SOP, kolusi)
Jenis penyimpangan dan berapa
nilai kerugian perusahaan/instansi yang bersangkutan
Bagaimana penyimpangan tersebut dilakukan
5 W + 1 H
RESUME KASUS
JENIS PENYIMPANGAN/
PELANGGARAN
DAMPAK
YANG
BERTANGGUNG JAWAB
KELENGKAPAN DOKUMEN
Uraian bentuk
pelanggaran dikaitkan dengan
ketentuan/peraturan perundang-undangan yang dilanggar
Kerugian keuangan secara konkrit atau
potensi atau dampak lain non keuangan
Yang terkait dengan pelanggaran dan jenis pelanggarannya
Bukti keterangan, bukti
dokumen, bukti fisik,
bukti hasil pengamatan
auditor
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
PEMAPARAN (EKSPOSE)
• Membeberkan
• Pengungkapan secara formal tentang suatu kenyataan
• Menguraikan dengan panjang lebar, membentangkan
(memapar)
• BAGAN ALUR (flow chart)
• MAPPING, dan
• MATRIK
BAHAN - MATERI
PEMAPARAN (EKSPOSE)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
BAGAN ALUR (flow-chart)
• Adalah bagan/gambar dalam bentuk simbol-simbol yg digunakan untuk
menggambarkan urutan pengerjaan serta logika yg akan dijalankan dalam suatu proses
• Menggambarkan suatu proses secara berurutan sejak dimulai sampai selesai
dengan menggunakan simbol-simbol beserta
uraian secara singkat.
Perusahaan X
Staf (A) Dirut (M)
Perusahaan Y
Dirut (N)
Customer Service (C) Pimpinan (O) Kantor Cabang
Bank B
Mengisi formulir aplikasi
“CHART KASUS DEPOSITO PALSU”
10 1. Blanko formulir aplikasi permindahbukuan dan
aplikasi pembukaan deposito
2. Serahkan formulir aplikasi pemindahbukuan &
aplikasi pembukaan deposito yang telah ditandatangani oleh M
3. Lembar pertama form aplikasi pemindahbukuan:
nomor, pemilik rekening (M qq perusahaan X), penerima atas nama perusahaan Y, Rp 20m
4. Lembar tindasan ke 2 form aplikasi pemindahbukuan : deposito atas nama M qq perusahaan X
5. Lembar pertama formulir aplikasi pembukaan deposito : pemilik deposito N nilai Rp 750 juta (sumber dana cek atas nama perusahaan Y).
Sedangkan lembar kedua diisi debet rekening M qq perusahaan X sebesar Rp 20m
6. Terbitkan dan serahkan bilyet deposito seri WWW866 belum ada nominal untuk ditandatangani oleh O
7. Menukar bilyet deposito asli no. seri WWW866 dengan blanko bilyet deposito palsu dari N
8. Serahkan tindasan lembar kedua bilyet deposito Rp 750 jt
9. Serahkan bilyet deposito Rp 20m dan lembar kedua aplikasi pemindahbukuan dan pembukaan deposito 10. Deposito tidak bisa dicairkan
8
7 2
5 4 3
6 1
9
• Bilyet deposito asli diserahkan ke N dijadikan deposito palsu senilai Rp 20m
• Bilyet deposito palsu dari N dan tembusan bilyet deposito asli dicetak dengan nilai Rp 750 juta sesuai yang diterima bank
• Serahkan bilyet deposito palsu senilai Rp 750 juta
kepada N dan O menerima dari N bilyet deposito
asli dengan nilai Rp 20m
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Menyajikan secara sistematis (5W + 1H) :
MAPPING
Apa sebenarnya yg terjadi, siapa pelakunya, bagaimana modus
operandinya
Berapa kerugian yg diderita, faktor apa saja yg mendorong terjadinya kasus,
faktor penyebab pokok apa saja serta penjelasan lainnya yg dpt lebih
menjelaskan apa sebenarnya yg terjadi.
Penerbitan & Perdagangan Commercial Paper dan Penggantian Mesin Pabrik Melalui Leasing
USD 13,500,00 (Rencana di Reinvestasi) USD 6,500,000 (Rencana Leasing Finance) USD 20,000,000 (Ternata, CP dijual belikan
Penerbitan CP:
(1) Tanpa sepengetahuan Dekom dan (2) Persetujuan RUPS selanjutnya, CP nominal USD 20,000,000, diperdagangkan tidak untuk mendanai Leasing, dan selalu di rool over sampai dengan akhir tahun 1997, yang akhirnya dinyatakan default dengan posisi 13,933,717
Jual beli CP/PN (dalam dolar) USD 20,000,000
Kontrak Leasing
Mesin pabrik hanya USD 5,703,750
RKAP 1994, 1995 carry over s.d 1996-1997
1
2
PT AKF Jakarta PT AKS Jakarta
Abadi
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
• Uraian simpulan yang
mengkaitkan bukti kasus yang telah didapatkan dengan
ketentuan (pasal/unsur)
peraturan perundangan yg berlaku (TPK)
MATRIK
MATRIK KASUS DEPOSITO PALSU
No. Nama Jabatan/Pekerjaan Peranan/Pelanggaran Ketentuan/Pasal yang
Dilanggar
1 O Pimpinan Cabang Bank - Mengisi formulir pemindahbukuan dan pembukaan deposito
- Mengisi nilai nominal pada sertifikat deposito - Mengetahui pemalsuan sertifikat deposito - Terima uang pelicin
2 C Customer Service Bank - Tidak mengisi nilai nominal pada sertifikat deposito
- Indikasi mengetahui sertifikat palsu
3 M Dirut Perusahaan P (Pemilik uang tabungan)
- Tidak membuat kerjasama dengan perusahaan Q
- Kolusi dengan O dan N untuk pemanfaatan uang tabungan yang tidak benar
- Terima uang pelicin
4 N Dirut Perusahaan Q - Menggunakan uang tabungan yang tidak benar - Memalsukan sertifikat deposito
- Memberikan uang pelicin
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
• Menyuap
• Menggabungkan paket
pekerjaan/pengadaan (seharusnya dilakukan oleh usaha mikro dan usaha kecil/korporasi)
• Memecah paket
pekerjaan/pengadaan (untuk menghindari pelelangan)
• Penunjukkan langsung
• Merekayasa tender
• Memalsukkan dokumen
• Menggelembungkan harga
• Mensubkontrakkan seluruh pekerjaan
Modus Operandi Kasus Pengadaan Barang/Jasa
• Membuat spek yang mengarah kepada rekanan tertentu
• Membuat syarat tender untuk membatasi peserta lelang
• Mengurangi kuantitas dan kualitas barang/jasa
• Pengadaan fiktif
• Salah merancang kontrak
(seharusnya dengan kontrak unit price/untuk pekerjaan yang
kuantitasnya tidak dapat
diperkirakan secara akurat tapi dilaksanakan dengan kontrak lumpsum)
• Kontrak tanpa tersedia anggaran
• HPS terlalu tinggi
Aneka Teknik Menggaet Proyek
Sumber: Koran Tempo Tgl 10 Oktober 2013
• Grup perusahaan diduga ikut satu tender (semua peserta tender merupakan satu grup perusahaan)
• Membuat perusahaan yang diduga boneka untuk tender.
• Menyerahkan pekerjaan proyek ke perusahaan lain (subkontrak)
• Diduga meminta fee hingga 20% kepada perusahaan yang mengikuti tender (Lelang dibatalkan karena PT. X
sebagai penawar terendah tidak mau diberi ratusan juta
untuk melepas tender oleh perusahaan Y/penawar terendah kedua yang diduga sudah setor fee 20% kepada
penjamin calon pemenang tender)
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
JENIS PENYIMPANGAN PERBANKAN YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI MODUS
OPERANDI
Pegawai menarik dana dr rekening nasabah;
Petugas customer service melakukan penarikan &
penyetoran kembali rekening simpanan sementara untuk dioperasikan dlm jual beli bank notes untuk kepentingan pribadi;
Laporan keuangan direkayasa;
Pemberian kredit dgn jaminan fiktif & pemalsuan
dokumen;
Pelunasan kredit dr hasil pencairan kredit baru;
Nilai taksasi jaminan di mark-up agar meng cover
maksimum kredit yg diberikan;
Pelanggaran BMPK dgn cara melakukan pemecahan fasilitas pinjaman menjadi beberapa fasilitas & melalui grup usaha yg sengaja disamarkan.
Melakukan transaksi transfer masuk fiktif dgn merekayasa jumlah nominal & penerima transfer untuk keuntungan pribadi;
Lanjutan …
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pemanfaatan kartu ATM nasabah yg belum diambil oleh nasabah untuk melakukan penarikan oleh
customer service .
Unit Akunting melakukan perubahan parameter bunga shg biaya dana meningkat & dipindahkan ke rekening tabungan petugas ybs;
Pegawai mendebet suatu rekening (RAK, biaya, dll)
& dikreditkan ke rekening a.n ybs atau rekg. lain;
Pegawai bank membebankan pengeluaran pribadi atas beban bank.
Lanjutan …
Importance of Report Writing by ACFE
1. Laporan tertulis merupakan bukti/evidence bahwa penugasan telah selesai.
2. Kasus dapat menang atau kalah tergantung kekuatan laporan tertulis.
3. Laporan tertulis dengan semua bukti/evidence disampaikan kepada penegak hukum untuk dievaluasi status hukum kasus tersebut dan menunjukkan bagaimana yang terbaik untuk melanjutkannya.
4. Laporan tertulis menambah keyakinan atas pemeriksaan kecurangan dan pemeriksa.
5. Kekuatan laporan tertulis untuk mempertimbangkan kegiatan pemeriksa selama pemeriksaan berlangsung yang memerlukan dokumen untuk
mengungkapkan kasus tersebut.
6. Laporan tertulis menghilangkan informasi yang tidak relevan yang diperoleh selama pemeriksaan, dengan demikian hanya diungkapkan secara jelas fakta-fakta dan difahami.
7. Laporan tertulis yang memuaskan didasarkan pada pemeriksaan yang
memuaskan
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Tips for Writing Fraud Examination Reports by ACFE
1. Mengetahui pembacanya ( antara lain jaksa, hakim, internal perusahaan dan media ).
2. Memahami maksudnya yaitu untuk mengkomunikasikan hasil pemeriksaan dan dokumen yang diperoleh.
3. Ketepatan waktu, persiapkan laporan interim dan final tanpa ditunda.
4. Menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana.
5. Memilih kata yang hati-hati karena laporan tertulis
mengungkapkan informasi untuk penasehat hukum dan pihak ketiga yang merugikan.
6. Memelihara/memegang kenetralan.
7. Menggunakan antara lain diagram, matrik agar pembaca
faham
Reports
Characteristic
(Karakteristik Laporan)
By. George A Manning CFE, EA
Accuracy
Clarity
Relevance
Promptness
Lack of Prejudice
Opinions or
Conclusion
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Accuracy
(Cermat)
Memuat semua bukti yang materiel, relevan dan keterangan saksi
Daftar perhitungan harus diteliti
Kesalahan kutip dan matematis dapat mempengaruhi tidak bermanfaatnya laporan
Clarity
(Jelas)
Menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana
Tidak menggunakan kalimat populer atau istilah teknis
Menjelaskan secara pasti pengertiannya sehingga pembaca dapat memahami
Reports Characteristic
(Karakteristik Laporan)
By. George A Manning CFE, EA
Relevance
(Terkait)
Memastikan bahwa semua informasi yang terkait masuk dalam laporan
Informasi yang tidak materiel, dapat mempertanyakan kemampuan
investigator
Promptness
(Segera)
Laporan final atau sementara harus dipersiapkan sesegera mungkin
Penundaan dapat mengakibatkan
penghilangan informasi yang materiel
Reports Characteristic
(Karakteristik Laporan)
By. George A Manning CFE, EA
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Lack of Prejudice (Tidak berprasangka)
Hanya memuat fakta, dan tidak memberikan hal yang bersifat bias atau memihak
Semua fakta harus ditunjukkan tidak memandang pihak yang membantu
Opinions or Conclusion (Pendapat atau kesimpulan)
tidak pernah menyatakan suatu pendapat tentang kesalahan atau tidak pada subjek
Tidak menyatakan suatu pendapat atau kesimpulan tentang bukti atau keterangan saksi
mengidentifikasikan informasi yang bersifat rahasia dengan kode atau bilangan
Reports Characteristic
(Karakteristik Laporan)
By. George A Manning CFE, EA
Nasib Padmomihardjo
STRUKTUR LAPORAN
HASIL AUDIT INVESTIGASI
(FRAUD REPORT)
LANDASAN PENUGASAN
TUJUAN, SASARAN
RUANG LINGKUP AUDIT INVESTIGASI
HAMBATAN PELAKSANAAN AUDIT INVESTIGASI
JENIS PENYIMPANGAN
URAIAN FAKTA/MODUS OPERANDI
DAMPAK DAN PENYEBAB PENYIMPANGAN
PIHAK YANG DIDUGA TERKAIT/TERLIBAT
BUKTI YANG DIPEROLEH
REKOMENDASI
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
BACKGROUND
EXECUTIVE SUMMARY S C O P E
APPROACH FINDINGS SUMMARY
IMPACT
RECOMMENDATION
WRITING FRAUD EXAMINATION REPORTS
( By A C F E )
BACKGROUND
EXECUTIVE SUMMARY
Why the fraud examination was conducted ( an anonymous tip was received, an anomaly was discovered during an
audit, money or property was missuing )
Mengapa pemeriksaan kecurangan dilakukan, misalnya adanya penerimaan tip, anomali yang diketemukan selama pemeriksaan berlangsung, kehilangan uang/kepemilikan
No more than four or five paragraphs consist as reviewing documents, interviewing witnesses, conducting analyses or test
Tidak lebih dari 4 atau 5 paragrap, meliputi review
dokumen, permintaan keterangan , analisa dan pengujian
WRITING FRAUD EXAMINATION REPORTS
( By A C F E )
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
S C O P E
APPROACH
Only one paragraph, example : Determine whether inventory was missappropriated from the warehouse.
Hanya satu paragrap, contoh untuk menemukan ketidakcocokkan persediaan barang gudang.
- fraud examination team member - Procedur
- individual interviewed Memuat :
Anggota Tim pemeriksa Prosedur pemeriksaan Permintaan keterangan
WRITING FRAUD EXAMINATION REPORTS
( By A C F E )
FINDINGS
SUMMARY
Contains the details of fraud examination and consist of several pages (how many invoice were forged, who was involved, they did it and what proof you have).
Memuat secara rinci hasil pemeriksaan kecurangan dan meliputi beberapa halaman (berapa nilai invoice yang dipalsukan, siapa yang terlibat, bagaiamana mereka melakukan dan bukti apa yang diperoleh)
Should be one or two paragraphs and succinctly summarize the results of the fraud examination.
Terdiri dari 1 atau 2 paragrap yang berisi kesimpulan secara ringkas hasil pemeriksaan kecurangan
WRITING FRAUD EXAMINATION REPORTS
( By A C F E )
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
IMPACT
RECOMMENDATION
To describe how the fraud affected the victim organization. An estimate of the dollar losses or any other kind of tangible or intangible damage.
Mengunggkapkan dampak kecurangan yang diderita oleh organisasi.
Berisi taksiran nilai kerugian atau kerugian lain yang nyata dan tidak nyata.
This section is optional. There may be instance in which you wish to discuss remedial measures or specific recommendations in separate document. If you do wish to include this section, you should state what follow up action is necessary or recommended, including
remedial measures such as a review of internal controls, introduction of a hotline, or increased security.
Seksi ini merupakan pilihan. Dengan dokumen terpisah untuk
membicarakan langkah perbaikan atau rekomendasi khusus. Dapat dimasukkan dalam seksi ini yaitu harus menetapkan tindak lanjut atau rekomendasi yang diperlukan termasuk review pengendalia intern, pengenalan hotline atau meningkatkan pengamanan.
WRITING FRAUD EXAMINATION REPORTS
( By A C F E )
Contoh: Kasus Pengadaan Barang Yang Dilakukan Dengan Cara
Memalsukan Dokumen, Rekayasa Evaluasi Lelang, Spesifikasi Tidak
Sesuai Dengan Kontrak
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008
Pada suatu Instansi Pemerintah, telah terjadi penyimpangan/ pelanggaran dalam proses pengadaan barang “X” senilai Rp 2,5 milyar dalam tahun 200A yang mengakibatkan kerugian instansi yang dilakukan sebagai berikut :
PENGUNGKAPAN FAKTA/MODUS OPERANDI ATAS FRAUD PENGADAAN BARANG PADA SUATU INSTANSI
PEMERINTAH”
1. Penyusunan Owner Estimate sebesar Rp 2,7 milyar tanggal …… mengacu pada informasi harga yang diberikan oleh calon pemenang lelang.
2. Panitia lelang bekerja sama memalsukan pengumuman lelang dalam mass media yang dilakukan tanggal ………
3. Peserta lelang berjumlah 10 perusahaan, dan berdasarkan evaluasi panitia lelang tanggal ……… ternyata 7 perusahaan gugur (tidak memenuhi syarat) melalui suatu rekayasa sehingga hanya 3 perusahaan yang memenuhi syarat dengan urutan sebagai berikut:
1) A : Rp 2,5 milyar
2) B : Rp 2,57 milyar
3) C : Rp 2,68 milyar
4. Jaminan tender sebagian besar peserta lelang menggunakan bank yang sama dengan nomor dokumen yang berurutan. Dalam dokumen surat penawaran perusahaan A, B, dan C diparaf oleh orang yang sama yaitu “P”, yang ternyata merupakan pemilik perusahaan A, B, dan C.
5. Pimpinan Instansi Pemerintah (Q) atas dasar usulan panitia lelang memutuskan dan menunjuk pemenang lelang dengan surat No. ….. tanggal .…. yaitu perusahaan A dengan nilai penawaran sebesar Rp 2,5 milyar antara lain dengan pertimbangan telah sesuai spesifikasi yang ditetapkan dan masih berada di bawah nilai OE, dan kemudian dituangkan dalam kontrak No. …. tanggal ……
6. Barang “X” telah diserahkan kepada Instansi Pemerintah dengan Berita Acara Serah Terima No. ……….. tanggal ………. dan dicatat bahwa spesifikasi barang “X” sesuai kontrak. Namun demikian ternyata secara fisik spesifikasi barang yang diserahkan tersebut berbeda dengan yang disepakati dalam kontrak. Dalam hal ini pihak user tidak berusaha menolak barang dimaksud.
7. Harga pasar barang “X” dengan spesifikasi yang salah tersebut hanya berkisar Rp 1,1 milyar.
8. Diketahui adanya pemberian uang pelicin kepada pimpinan Instansi
Pemerintah (Q), panitia lelang, kepala bagian gudang dan user secara
keseluruhan mencapai senilai Rp 800 juta.
Nasib Padmomihardjo – Presentation 2007 Nasib Padmomihardjo – Presentation 2008