• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEORI PENUNJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III TEORI PENUNJANG"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TEORI PENUNJANG

Untuk menunjang laporan Kerja Praktik ini dibutuhkan beberapa teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah perancangan dari proyek yang diberikan perusahaan. Teori-teori penunjang yang digunakan yaitu:

3.1 Pengertian Desain Grafis

Kata grafis mengacu pada pengertian suatu gambar. Dalam encyclopediaaof Graphic Design + Designers (Livingston, 1994: 90) kata

“desain grafis” diartikan sebagai: “generic them for the activity of combining typography, illustration, photography and printing for purposes of persuasion, information, or instruction” (Liviting, 1994: 90). Desain Grafis adalah proses merancang gambar atau bentuk-bentuk visual dwimatra (dua dimensi) untuk kepentingan proses komunikasi yang fungsional dan efektif. Tiga fungsi utama desain grafis menurut

Livingstone adalah fungsi persuasi, fungsi informasi dan fungsi instruksi.

Secara garis besar ada tiga elemen dasar dalam desain grafis:

a. Ilustrasi b. Fotografi

c. Tipografi (headline, sub-headline dan body copy).

Istilah “seni grafis” dan “desain grafis”, sebagaimana telah disinggung di awal tulisan, memang sulit dibedakan. Secara sederhana memang dapat dibedakan sebagai berikut: seni grafis berkaitan dengan media ekspresi pikiran dan perasaan seorang seniman dengan menggunakan teknik cetak. Sedangkan desain grafis berkaitan dengan media komunikasi yang dirancang seorang pendesain untuk menyampikan pesan dari klien kepada kelompok sasaran tertentu. Dalam praktinya, seni (yang sering diartikan sebagai sarana untuk mengungkap rasa keindahan) dan desain (sarana komunikasi yang fungsional) sering berbaur. Bila dilihat dari sejarahnya, produk-produk yang kini

(2)

dikatagorikan sebagai sebuah desain pada awalnya memang dikerjakan oleh seniman.

Awal mula desain adalah seni. Seni adalah keahlian estetis dan kreatif yang dimiliki orang-orang khusus yang (dianggap) serba bisa. Seni adalah segala sesuatu hasil karya yang berhubungan dengan estetika dalam berbagai tafsirannya, tanpa harus menjadi fungsional. Esensi seni adalah pada upaya mengungkapkan atau mengepresikan pikiran (sadar hingga bawah sadar) dan perasaan (keindahan dan ketidak-indahan) dari pembuat/senimannya (Adityawan, 2010 : 24).

3.2 Elemen Desain Grafis

Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai-nilai subyektivisme. Oleh sebab itu kualitas rasa seni seseorang pasti berbeda pula. dalam menghasilkan karya visual desain grafis yang menarik dan bernilai seni, pemahaman terhadap elemen- elemen/unsur-unsur dasar desain grafis adalah wajib.

a. Garis

Dalam desain grafis garis didefinisikan sebagai sekumpulan titik yang dideretkan memanjang. Garis di software grafis computer sering disebut outline (Coreldraw), Contour atau Stroke (Adobe Photoshop).

Setiap jenis garis memiliki karakter dan suasana yang berbeda. Setiap garis menimbulkan kesan psikologis atau persepsi tersendiri.

Garis secara orientasi, terdiri dari:

1. Garis lurus Horisontal. Memberi kesan: Sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.

2. Garis lurus Vertikal. Memberi kesan: Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.

3. Garis lurus miring Diagonal. Memberi kesan: Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.

4. Garis melengkung (Kurva). Memberi kesan: keanggunan, halus.

(3)

Gambar 3.1: Bentuk Garis.

Sumber: http://thinktep.wordpress.com

Gambar 3.2: Bentuk Garis.

Sumber: http://thinktep.wordpress.com

Garis juga mempunyai kegunaan untuk:

1. Mengatur informasi.

2. Penekanan kata.

3. Menghubungkan informasi.

4. Outline foto.

5. Membuat kotak.

6. Membuat bagan/grafik.

7. Membuat pola atau ritme dengan membuat banyak baris.

8. Membuat penekanan langsung ke mata pembaca. (Membuat garis diagonal.)

9. Mensugesti emosi.

Garis juga digunakan sebagai pemisah antara dua bagian publikasi yang berbeda atau memberikan penekanan. Demikian halnya dengan garis yang memisahkan antara periode terbit sebuah tabloid dengan berita-berita di bawahnya.

(4)

b. Bentuk

Sesuatu yang memiliki tinggi dan lebar. Bentuk yang tidak biasa dapat digunakan untuk menarik perhatian. Ada tiga jenis dasar bentuk.

Geometric bentuk, seperti triangles, squares, Rectangles, dan area yang teratur dan terstruktur. Bentuk ini bekerja dengan baik sebagai bangunan blok untuk desain grafis. Bentuk alam, seperti binatang, tanaman, manusia dan bentuk lain yang tak biasa. Abstrak, seperti ikon, bergaya angka, grafik dan ilustrasi, adalah versi sederhana dari dalam bentuk.

1. Dengan bentuk Anda dapat memotong foto yang menarik dalam perjalanan, seperti dalam sebuah oval.

2. Menyimbolkan ide.

3. Membuat blok teks yang lebih menarik dengan menetapkan teks ke dalam bentuk.

4. Buat format baru.

Bentuk disebut juga shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 Dimensi (dwimatra) dan 3 Dimensi (trimatra). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, dan geografis.

Bentuk dasar 2 Dimensi dan variasinya

Pada dasarnya, bentuk dimulai dari segitiga sampai segi tidak terhingga atau lingkaran. Dari bentuk dasar tersebut bisa dibuat pengembangan atau kombinasi dan variasi yang lebih banyak lagi.

Kombinasi dari bentuk-bentuk dasar akan menghasilkan bentuk baru.

Contohnya sebagai berikut:

(5)

Gambar 3.3: Bentuk Dasar 2 Dimensi dan Variasinya.

Sumber: http://jonisetiawan.wordpress.com

Bentuk dasar 3 Dimensi dan variasinya

Untuk mendapatkan macam-macam bentuk 3 dimensi yang lebih lengkap dapat menggunakan bentuk-bentuk dasar (primitive), berikut adalah beberap kombinasinya.

Gambar 3.4: Bentuk Dasar 3 Dimensi dan Variasinya.

Sumber: http://draftersipil.wordpress.com

c. Ilustrasi / Gambar

Gambar di desain grafis bisa terbagi dari metodenya:

1. Manual / Hand Drawing / Gambar Tangan. Dengan menggunakan alat seperti pensil, airbrush, kuas, cat, spidol dan

(6)

sebagainya. Cocok untuk pembuatan konsep, sketsa, ide, karikatur, komik, lukisan dan sebagainya. Untuk memindahkan ke dalam format digital perlu alat seperti Scanner atau foto digital.

2. Computerized. Menggunakan komputer, anda dapat membuat gambar secara vector (Coreldraw) atau bitmap (Adobe Photoshop). Format vector yang terdiri dari koordinat-koordinat, cocok untuk pembuatan logo dan gambar line-art. Format Bitmap terdiri dari pixel-pixel, cocok untuk foto.

d. Warna

Setiap warna mempunyai karakteristik tersendiri. Dengan warna kita dapat mengkomunikasikan desain kita kepada audience secara efektif. Secara fisik warna dapat dipengaruhi oleh texture/material dan cahaya.

Dengan menggunakan 3 warna dasar pimer. Cyan, Magenta, Yellow dapat dibuat variasi warna yang sangat banyak. Warna adalah faktor yang sangat penting dalam komunikasi visual, warna dapat memberikan dampak psikologis, sugesti, suasana bagi yang melihatnya.

Di dunia komputer grafis banyak sistem atau model warna antara lain:

1. RGB (Red Green Blue)

2. CMYK (Cyan Magenta Yellow Black) 3. HLS (Hue Lightness Saturation)

4. LAB Color (lightness A (green-red axis) B (blue-yellow axis) Dalam kebutuhan cetak dan printing, warna yang dipakai adalah sistem/model CMYK.

1. Kombinasi Warna

Sebelum memilih warna yang cocok/harmonis, ada baiknya desainer mengenal terlebih dahulu jenis-jenis kombinasi warna berdasar color wheel.

(7)

a. Warna Kromatik

Adalah warna kombinasi gelap dan terang. Asal katanya adalah A=tidak, Chromatic=Warna. Biasa kita sebut sebagai Grayscale. Jika di Adobe Photoshop dengan menggunakan Desaturate. Kombinasi warna tersebut berkesan klasik dan artistik, sering dipakai untuk fotografi atau surat kabar

b. Monokrom/Netral

Adalah satu warna Hue yang dikombinasikan dengan gelap terang. Disebut juga monokrom. Kombinasi warna ini sangat sederhana, tidak banyak resiko dan mudah diterima mata.

Kelemahannya kombinasi ini akan membosankan dan mudah ditinggalkan. (Easy come east go).

Gambar 3.5: Warna Monokrom.

Sumber: http://2bp.blogspot.com

c. Komplementer

Adalah dua warna Hue yang berlawanan, dikombinasikan dengan gelap terang. Disebut juga warna komplementer.

Kombinasi tersebut akan menarik mata (eye catching).

Gambar 3.6: Warna Komplementer.

Sumber: http://4bp.blogspot.com

(8)

d. Pastel

Adalah warna-warna yang mendekati warna terang atau putih. Biasa disebut juga warna Sepia.

Gambar 3.7: Warna Pastel.

Sumber: http://2bp.blogspot.com

e. Analog

Adalah warna-warna beda hue yang bersebelahan, sehingga kombinasinya akan lebih mudah diterima mata dan lebih berani dibanding warna monokrom.

f. Clash

Adalah 2 warna yang berlawanan (komplementer), tetapi menyimpang atau bergeser 1 hue. Sesuai namanya „clash’ adalah warna yang tidak harmonis atau bertentangan dan tabrakan, sehingga kombinasi warna tersebut tidak enak dipandang. Tapi dengan teknik tertentu, akan didapat paduan warna yang inovatif dan khas.

Gambar 3.8: Warna Clash.

Sumber: http://thegraphic.in

(9)

g. Split Komplementer

Lebih rumit dari warna clash karena terdiri dari 3 warna yag tidak harmonis atau clash. Bila anda dapat menyatukan 3 warna tersebut dalam sebuah desain, akan dihasilkan karya inovatif dan spektakuler.

Gambar 3.9: Warna Split Komplementer.

Sumber: http://i.bp.blogspot.com

h. Triangle Primer, Skunder dan Tersier

Merupakan perpaduan dari 3 warna yang senasib. (primary, sekunder, tersier). Meskipun 3 warna, kombinasi tersebut cenderung tidak clash.

.

2. Psikologi Warna

Di sekeliling kita penuh dengan warna. Oleh karena itu warna sangat mempengaruhi psikologi manusia.

a. Merah

Melambangkan: Perjuangan, nafsu, aktif, agresif, dominan, kemauan, keras, persaingan, keberanian, energy, kehangatan, cinta dan bahaya.

b. Biru

Melambangkan: Ketenagan, kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan dan keteraturan.

(10)

c. Hijau

Melambangkan: Alami, sehat, keinginan, keberuntungan, kebanggaan, kekerasan, kebanggaan, kekerasan hati dan berkuasa.

d. Kuning

Melambangkan: Optimisme, harapan tidak jujur, berubah- ubah, gembira dan santai.

e. Ungu atau Jingga

Melambangkan: Spiritual, misteri, kebangsawan, sombong, kasar dan keangkuhan.

f. Oren

Melambangkan: Energi, semangat, segar, keseimbangan, ceria, dan hangat.

g. Coklat

Melambangkan: Tanah atau bumi, kenyamanan, daya tahan, suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan.

h. Abu abu

Melambangkan: Intelek, futuristik, milenium, sederhana dan sedih.

i. Putih

Melambangkan: Suci, bersih, tepat, dan tidak bersalah j. Hitam

Melambangkan: Power, jahat, canggih, kematian, misteri, ketakutan, sedih, dan anggun. (Hendi Hendratman, 2010 : 13).

e. Ruang

Ruang adalah jarak antara/daerah/sekitar sesuatu. Memisahkan ruang/unifies, highlight dan memberikan mata visual istirahat. Ruang dapat digunakan untuk:

(11)

1. Membuat hubungan antara unsur-unsur.

2. Sorot salah satu elemen.

3. Menaruh banyak spasi sekitar yang penting untuk memanggil perhatian kepadanya.

4. Membuat layout mudah untuk mengikuti.

5. Membuat tipe dibaca mungkin.

Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai kedalaman sehingga terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah, tampak melalui indra penglihatan. Elemen ini dalam praktik desain grafis koran misalnya digunakan sebagai elemen ruang bernafas bagi mata pembaca. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu lelah membaca teks yang terlalu panjang.

Dan ruang kosong memberikan penegasan pemisah antar kolom teks koran. Selain itu memberikan kesan desain yang lapang dan rapi. Hal ini diistilahkan dengan white space (ruang kosong). Ruang kosong berarti ketidak beradaan teks ataupun gambar. Benar-benar kosong, dan bukan berarti tempat yang terbuang dan sia-sia, bukan sama sekali. Ruang kosong itu adalah bahasa tersendiri dari desain yang dibuat.

f. Tekstur

Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan (material), yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, baik dalam bentuk nyata ataupun semu.

Misalnya kesan tekstur kayu, bulu/gelas. Sedangkan menurut Kusmiati tekstur adalah sifat dan kualitas fisik dari permukaan suatu bahan (material), seperti kasar, mengkilap, pudar, kusam, yang dapat diterapkan secara kontras, dan serasi.

Tekstur dapat digunakan untuk:

1. Memberikan publikasi cetak, presentasi/halaman web yang mood/kepribadian.

2. Bermain-main mata.

3. Memprovokasi emosi.

4. Membuat rasa kekayaan dan mendalam.

(12)

Sama halnya tekstur mengkilap yang dibentuk dari beberapa bentuk persegi panjang dengan pola warna teratur ungu muda dan putih.

Dan kesan metalik (emas) bisa dihasilkan dengan penataraan bidang area warna kuning dan hitam yang sangat kontras.

g. Ukuran

Adalah bagaimana ukuran besar atau kecil sesuatu. Ukuran sangat penting dalam membuat sebuah layout fungsional, menarik dan terorganisir. Ini menunjukkan apa yang paling penting, menarik perhatian dan membantu agar sesuai dengan tata letak bersama.

Ukuran dapat digunakan untuk:

1. Menunjukkan elemen yang paling penting.

2. Membuat semua elemen mudah untuk melihat.

3. Menarik perhatian.

4. Mengontraskan dua elemen.

5. Membuat tampilan yang konsisten di seluruh publikasi yang dicetak/halaman web.

h. Nilai

Nilai adalah terang atau gelapnya dari suatu area. Spektrum dari hitam ke putih dan abu-abu yang banyak diantara bayangan. Setiap bayangan pada spektrum ini memiliki nilai, dari yang sangat terang dengan sangat gelap. Memisahkan nilai, menunjukkan suasana hati, menambah drama dan menciptakan ilusi yang mendalam. Nilai dapat digunakan untuk:

1. Membawa mata di fokus halaman, seperti menjalankan terang ke gelap dinilai daerah di latar belakang.

2. Membuat pola yang menarik.

3. Memberikan ilusi dari volume dan kedalaman dengan menambahkan shading ke suatu daerah.

4. Membuat gambar gelap terang.

(13)

5. Membuat tata letak dramatis dengan besar bidang gelap atau terang shading.

6. Menekankan sebuah elemen.

7. Membuat objek yang akan muncul di depan/di belakang satu sama lain.

i. Tipografi

Tipografi (dalam bahas inggris : Typography) adalah perpaduan antara seni dan teknik mengatur tulisan, maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Pengolahan tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horisontal tulisan pada sebuah bidang desain.

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang seni dan desain huruf (termasuk simbol) dalam aplikasinya untuk media komunikasi visual melalui metode penataan layout, bentuk, ukuran dan sifatnya sehingga pesan yang akan disampaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun outputnya ke berbagai media cetak. Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas. Ilmu tipografi digunakan pada banyak bidang diantaranya desain grafis, desain web, percetakan, majalah, dan desain produk.

Aturan Tipografi

1. Untuk Readibility atau keterbacaan yang optimal pergunakan jenis huruf yang secara fisik sederhana dan umum sehingga mudah dikenali.

2. Jangan terlalu banyak mempergunakan jenis huruf dalam sebuah desain. Pergunakan maksimal 3 jenis huruf.

(14)

3. Jangan takut mempergunakan satu jenis huruf saja. Karena satu jenis huruf tidak akan monoton bila digali potensi Type familynya.

4. Untuk membedakan dan memberi penekanan pada informasi pergunakan Point Size yang berbeda sesuai dengan hirarki dan prioritas informasinya.

5. Jangan membuat kolom untuk Body Text terlalu panjang, karena akan melelahkan mata. Panjang kolom ideal maksimal 10 cm.

6. Point Size untuk Body Text jangan terlalu kecil karena sulit dibaca ataupun terlalu besar karena makan ruang. Idealnya adalah 9 sampai 12 point, walaupun bisa dibuat 8 sampai 15 point tergantung kebutuhan.

7. Hindari pemakaian jenis huruf yang hampir sama, karena masyarakat umum belum tentu dapat menangkap perbedaannya.

8. Teks yang ditulis dengan huruf capital atau Upper case semua akan lebih sulit dibaca dari pada pemakaian kombinasi Upper case dan Lower case.

9. Kerning/jarak antar huruf yang terlalu dekat/terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan.

10. Leading/jarak antar baris yang terlalu dekat/terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan.

11. Untuk pembacaan optimal pergunakan komposisi baris teks atau Aligment yang umum seperti rata kiri, rata kanan, rata kiri- kanan dan rata tengah.

12. Huruf yang terlalu ramping atau Condensed dan terlalu lebar/Expanded akan mengganggu kenyamanan membaca.

Jadi pergunakan untuk kebutuhan yang khusus.

(15)

13. Jaga integritas ketikan dengan mengatur huruf dan kata pada Base Line/garis dasar.

14. Untuk kemudahan baca atau Readibility apabila bekerja dengan warna, pastikan ada kontras warna yang cukup antara teks dengan background.

1. 15. Teks dengan warna tua dan background dengan warna muda akan lebih mudah dibaca dari pada teks warna muda dengan background warna tua (Adi Kusrianto,2004).

j. Layout

Penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri. Layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawannya.

karena Me-layout adalah salah satu tahapan kerja dalam desain.

Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis, antara lain: sequence/urutan, emphasis/penekanan, balance/keseimbangan, unity/kesatuan. Tugas desainer grafis adalah menyampaikan pesan-pesan kepada target audience melalui suatu karya grafis.

2. Sequence/urutan, membuat bagian-bagian prioritas dan mengurutkan dari yg harus dibaca pertama sampai ke yang boleh dibaca belakangan. mengapa perlu sequence? karena bila semua informasi ditampilkan sama kuatnya, dengan adanya sequence secara otomatis pembaca akan mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang kita inginkan.

(16)

3. Emphasis (penekanan), menekankan suatu urutan tertentu sesuai dengan sequence yg diinginkan. mengatur elemen- elemen layout emphasis. Beberapa caranya :

a. Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen- elemen layout lainnya.

b. Warna yang kontras/berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya.

c. Meletakan posisi yang strategis/yang menarik perhatian.

d. Menggunakan bentuk dan style yg berbeda.

4. Balance (Keseimbangan), pembagian berat yg merata pada suatu bidang layout, agar menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat.

5. Unity (kesatuan), semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Agar membentuk kesatuan, keserasian bentuk, warna dll di suatu bidang layoutnya (Surianto Rustan,2008).

3.3 Pengertian Fotografi

Fotografi atau dalam bahasa Inggris: photography, terdiri dari dua buah kata Yunani yaitu φῶς (phōs) yang berarti cahaya dan γραφή (graphé) yang berarti garis atau gambar. Secara harfiah fotografi dapat bermakna “menggambar dengan cahaya” dalam Bahasa Indonesia.

Fotografi sendiri dapat didefinisikan dengan menggunakan berbagai cara pandang, baik cara pandang seni, ilmu pengetahuan maupun aktivitas atau kegiatan. Hakikatnya fotografi merupakan sebuah proses merekam cahaya atau gelombang elektromagnetik tertentu pada sebuah medium tertentu (dapat berupa media kimia maupun elektronik) menjadi sebuah citra gambar yang bersifat tetap (durable)1

1 Spencer,D A (1973). The Focal Dictionary of Photographic Technologies. Focal Press. p.454.ISBN 240 507479.

(17)

3.4 Sejarah Fotografi di Indonesia

Perkembangan fotografi di indonesia bermula dari masa penjajahan dan para fotografer pada zaman VOC bukan dari kalangan awam.

Kebanyakan mereka berasal dari kalangan kelas menengah dan pernah belajar di-sekolah-sekolah didikan Hindia-Belanda bahkan banyak fotografer Indonesia kala itu memiliki keturunan dari Belanda. Sejak diperkenalkan sekitar tahun 1820-an, Fotografi berkembang sedemikian pesatnya. (Oleh : Mohammad Alif Alfiyudin).

Perkembangan fotografi di indonesia berhubungan dengan perjalanan politiknya, bersama dengan berubahnya Indonesia dari masa ke masa hingga akhirnya revolusi dan sampai kepada reformasi. Hal ini dapat kita lihat dengan berkembangnya bukti-bukti revolusi Indonesia yang ada dalam foto dan video yang beredar. ( Oleh: Ahmad Faizal Ginanjar )

Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah foto di Harmonie, Batavia. Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan fotografi komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan keragaman etnis di Batavia.

Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun awal dan lahirnya teknologi fotografi, maka kamera yang adapun masih berat dan menggunakan teknologi yang sederhana. Teknologi kamera pada masa lalu itu hanya mampu merekam gambar yang statis. karena itu kebanyakan foto kota hasil karya Woodbury dan Page terlihat sepi karena belum memungkinkan untuk merekam gambar yang bergerak.

Terkadang fotografer harus menggiring pedagang dan pembelinya ke dalam studio untuk dapat merekam suasana hiruk pikuk pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu terlihat bahwa pedagang dan pembelinya beraktifitas membelakangi sebuah layar. ini karena teknologi kamera

(18)

masih sederhana dan masih riskan jika terlalu sering dibawa kemana- mana.

Pada tahun 1900an, muncul penemuan kamera yang lebih sederhana dan mudah untuk dibawa kemana-mana sehingga memungkinkan para fotografer untuk melakukan pemotretan outdoor. Bisa dibilang ini adalah awal munculnya kamera modern. Karena bentuknya yang lebih sederhana, kamera kemudian tidak dimiliki oleh fotografer saja tetapi juga dimiliki oleh masyarakat awam.

Banyak karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada masa awal perkembangan fotografi di Indonesia tersimpan di Museum Sejarah Jakarta. Seperti namanya, museum ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada jaman penjajahan Belanda saja.

Karena memang perkembangan teknologi fotografi belum masuk ke daerah. salah satu foto yang dipamerkan adalah suasana Pasa Pagi, Glodok, Jakarta pada taun 1930an. Pada awal dibangun, pasar ini hanya diisi oleh beberapa lapak pedagang saja. Ini berbeda dengan kondisi sekarang dimana Glodok merupakan Pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.

Perkembangan fotografi di Indonesia juga selalu berhubungan atau berkaitan erat dengan setiap kejadian atau momentum atau sosial dan politik perjalanan bangsa Indonesia ini, dimulai dengan momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi yang pernah terjadi pada tahun 1980-an, hingga terjadinya suatu revormasi pada tahun 1998 ( oleh ayu dermawanti )

Pada tahun 1841 juga, ada seorang pegawai kesehatan yang berasal dari Belanda yang bernama Juriaan Munich mendapat perintah untuk mendarat di Batavia. Munich diberi tugas untuk mengabadikan tanaman-tanaman yang berada di wilayah Indonesia sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak waktu itu kamera menjadi salah satu teknologi modern yang digunakan pemerintahan kolonial belanda untuk menjalankan kebijakan baru pemerintahannya, dan

(19)

fotografi juga menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial, pegawai pengadilan, opsir militer, dan missionaris. ( oleh ayu dermawanti )

3.5 Elemen Kamera Digital

3.5.1 Iso

Iso adalah standard untuk kategori film yang digunakan yang mengindikasikan besar kepekaan film terhadap cahaya. Semakin kecil angka iso, semakin rendah kepekaannya terhadap cahaya. Kepekaan cahaya ini sangat menjadi prioritas dalam pemotretan. Biasanya bila kita ingin memotret pada suasana cahaya yang terang maka, kita dianjurkan memakai film dengan Iso 100 atau film dengan kecepatan rendah.

Ukuran Iso pada film ada berbagai jenis ukuran: 25-50-100-200-400- 600-800 dan 1600.

3.5.2 Fokus

Fokus adalah titik api.

3.5.3 Rana

Gambar 3.10: Rana

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/46/Leaf_shutter.svg/698px- Leaf_shutter.svg.png

Keterangan gambar:

1. Shutter plate

2. Aperture covered by leaf shutter 3. Aperture during exposure 4. Leaf blade

5. Catch mechanism 6. Butterfly spring

(20)

Kecepatan Rana adalah tirai yang bergerak turun naik di dalam kamera yang berfungsi untuk mengatur berapa lama film hendak disinari. Rana memiliki satuan dengan nomor: B-1-2-4-8-15-30-60-125- 250-500-1000-2000. Besar kecilnya satuan rana dapat ditentukan sendiri dengan mengatur besar dan kecilnya satuan rana serta besarnya diafragma. Ada beberapa rana dalam kamera. Diantaranya rana celah dan rana pusat. Rana celah ada dua yaitu: Rana celah vertical dan horizontal. Keduanya terletak di bagian dalam kamera. Dia bertugas menutup tirai dan mengikuti fungsinya. Rana vertial menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal. Sedang Rana pusat adalah, Rana yang terletak pada lensa letaknya berdampingan dengan diafragma dan menutupnya dengan cara memusat.

3.5.4 Diafragma

Gambar 3.11: Diafragma.

Sumber: http://www.1people1camera.com/wp-content/uploads/2009/04/aperture.jpg

Diafragma adalah lubang dalam lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Diafragma memiliki beberapa ukuran atau satuan angka. Setiap lensa mempunyai perbedaan bukaan

(21)

diafragma masing-masing. Biasanya, ukuran diafragma dimulai dengan 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22. Besar kecilnya bukaan diafragma yang kita pilih menghasilkan foto yang berbeda. Bukaan diafragma kecil akan menghasilkan ruang yang luas. Sedang bukaan diafragma besar akan membuat ruang tajam sempit (Blur). Atau mudahnya, diafragma artinya bukaan lensa. Efeknya, makin besar bukaan, maka makin besar kecepatan yang dibutuhkan, speed makin tinggi. Efek lainnya, makin besar bukaan, makin sempit ruang tajamnya, artinya makin besar efek blur untuk daerah diluar ruang tajam yang fokus.

Banyak cara dan tujuan penggunaan/pemilihan diafragma, yang antara lain akan jelas mempengaruhi konteks dari foto yg kita buat.

Misalkan, untuk memotret landscape, dengan memakai kamera apapun, coba setel ke diafragma paling sempit (angka paling besar) yang mungkin dicapai, lalu diimbangi dengan penyetelan lama waktu bukaan seperlunya (perhatikan light meter). Tapi khususnya untuk pemotretan malam, kadang kita tidak bisa mencapai bukaan paling sempit karena terbatas waktu bukaan shutter yang tidak bisa terlalu lama, apalagi di kamera prosumer yang biasanya terbatas hanya 13 detik maksimum.

Untunglah untuk kamera digital prosumer hal ini tidak masalah. Dengan ukuran sensor yang jauh lebih kecil daripada satu frame film 35mm maka ruang tajam tetap cukup luas, walaupun diafragma disetel ke f/3.5 misalnya. Dan, semuanya tergantung bagaimana foto akan kita buat.

3.5.5 Lensa

Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata.

Lensa terletak di depan kamera. Ada beberpa jenis lensa. Lensa normal, lensa lebar (wide) dan lensa panjang atau biasa disebut dengan lensa tele. Lensa normal berukuran fokus sepanjang 50mm atau 55mm untuk film berukuran 35mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia.

(22)

Selain lensa lebar, ada juga lensa tele. Lensa lebar bisanya mempunyai lebar fokusnya 16-24mm. Lensa ini cocok untuk mengambil gambar pemandangan. Lensa tele adalah lensa yang memiliki focal length panjang. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasikan prespektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini biasanya berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.

Bisanya fotografer menggunakan lensa sesuai dengan kebutuhannya. Bila ingin memotret benda atau objek yang dekat, atau memotret pemandangan, biasanya mereka menggunakan lensa normal atau lensa dengan sudut lebar. Namun bila fotografer ingin mengabadikan sebuah moment tertentu dengan jarak yang jauh, biasanya mereka menggunakan lensa tele. Dengan demikian, mereka tak perlu repot untuk membidik objek, dan kerja mereka akan semakin mudah.

Selain lensa normal dan lensa tele, ada juga jenis lensa lainnya yang biasa disebut dengan lensa variasi atau lensa special (special lense). Biasanya lensa ini digunakan untuk keperluan tertentu.

Contohnya fish eye lens (lensa mata ikan – 180 derajat). Memotret dengan lensa ini fotografer akan memperoleh hasil yang unik. Namun, lensa ini tidak berfungsi untuk menyaring sesuatu kecuali mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

Bila fotografer ingin mengambil objek dengan ukuran kecil atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek), umumnya lensa yang dipakai adalah lensa makro. Lensa ini biasanya juga dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.

Selain peralatan, untuk menghasilkan sebuah foto yang baik kita juga harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: Komposisi, cahaya, garis, bentuk, tekstur, rupa, warna dan vertikal atau horizontal.

(23)

3.6 Cahaya (Light)

Pengertian cahaya secara umum adalah cahaya merupakan energi berbentuk gelombang yang kasat mata denagn panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Di dalam ilmu pengetahuan alam terutama fisika cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. 2

Berbicara tentang fotografi definisi singkat tentang fotografi adalah

“menggambarkan cahaya”, didalam cahaya ada namanya istilah “highlight”

dan “shadow” merupakan efek yang timbul dari pengaturan pencahayaan.

secara prinsip dalam fotografi ada dua prinsip yaitu : 1. Available Lightning

pengertian available lightning adalah memanfaatkan cahaya yang tersedia baik secara natural light maupun room light dengan pemotretan 2. Artificial Lightning

pengertian arificial lightning adalah memanfaatkan cahaya dengan menggunakan bantuan seperti penggunaan flash, studio light dan lain- lain.

Teknik Pengambilan Cahaya

Dalam pengambilan cahaya citra dalam gambar fotografi memiliki beberapa teknik-teknik yang harus dikuasai oleh seorang fotografer.

Terkait dengan teknik dalam pemotretan fotografi memiliki beberapa teknik yang harus dikuasai:

1. Oval Light

posisi lightning berada di ¾ object, maka yang terjadi adalah sedikit bagian bayangan pada bagian belakang.

2. Side Light

posisi object tepat berada di sampng objek, maka yang terjadi adalah bayangan pada setengah objek pada sisi lain.

2 "Light - Wikipedia, the free encyclopedia." 2003. 11 Sep. 2012

<http://en.wikipedia.org/wiki/Light>

(24)

3. Rim Light

posisi berada di bagian belakang dengan sudut object ¼ object, maka yang terjadi adalah bagian depan gelap sehingga akan tergaris pada object.

4. Back Light

posisi lightning atau cahaya tepat berada di belakang object, sehingga bagian depan sepenuhnya gelap dan di sisi belakang tercipta garis yang sangat jelas.

Sedikit menjelaskan tentang warna dalam fotografi atau hitam dan putih, di dalam fotografi semua warna bisa dikombinasikan sementara peran cahaya sangat penting untuk fotografi warna. Fakta ini tampaknya berlawana dengan perasaan, kurangnya warna berarti bahwa fitur kuncinya adalah kontras antara cahaya dan bayangan. Aturan dasar dalam fotografi berlaku dalam foto hitam dan putih seperti yang mereka melakukan dengan fotografi warna. dapat dicontohkan, cahaya langsung menciptkan kontras tinggi daripada terang. Dikarenakan seperti ini kontras antara cahaya dan bayangan jauh lebih jelas dalam warna hitam dan putih dari warna fotografi, dan seorang fotografer memiliki cahaya lansung saat memotret.3

3.6.1 Dasar Pencahayan dalam Fotografi

Dalam dunia fotografi ada bebrapa dasar pencahayaan yang harus diperhatikan :

1. Cahaya Alami

cahaya alami dalam fotografi memiliki nuansa spektrum warna yang dapat dihasilkan. dapat di ibaratkan sebagai cahaya matahari ternyata tidak sekonsisten yang kita kira. Dapat dicontohkan pada siang hari, bagian biru dari spektrum warna lebih dominan, menghasilkan cahaya yang dingin „cool‟ dan hasil fotonya cahaya terang yang menghasilkan gambar yang terang dan tajam.

2. Cahaya Buatan

3 https://sites.google.com/site/edufotografi/, diakses 10 Nov 2013

(25)

cahaya buatan dalam fotografi memiliki efek pencahayaan tergantung pada jenis sumber dan cahaya yang digunakan oleh fotografer. cahaya ini mengahsilkan kesan yang hangat dan kekuningan dan dapat dicontohkan oleh lampu neon yang menyebar yang agak kehijauan.

3. Cahaya Langsung (Direct Light)

cahaya langsung diartikan seabagai cahaya yang langsung mengenai subjek dari satu dapat dicontohkan sebagai cahaya matahari.

4. Cahaya Menyebar (Diffuse Light)

cahaya menyebar diartikan sebagai cahaya yang menyebar ke berbagai arah dapat dicontohkan pencahayaan neon yang salah satu contoh cahaya difus dalam fotografi.

3.7 Komposisi

Komposisi adalah susunan objek foto secara keseluruhan pada bidang gambar agar objek menjadi pusat perhatian (POI=Point of Interest). Dengan mengatur komposisi foto kita juga dapat dan akan membangun “mood” suatu foto dan keseimbangan keseluruhan objek.

Berbicara komposisi maka akan selalu terkait dengan kepekaan dan

“rasa” (sense). Untuk itu sangat diperlukan upaya untuk melatih kepekaan kita agar dapat memotret dengan komposisi yang baik.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik. Diantaranya:

Sepertiga Bagian (Rule of Thirds). Pada aturan umum fotografi, bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, di mana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang foto.

(26)

Gambar 3.12: Komposisi

Sumber: http://www.allykatdesign.com/wp-content/uploads/2010/05/spiral.jpg

Sudut Pemotretan (Angle of View). Salah satu unsur yang membangun sebuah komposisi foto adalah sudut pengambilan objek.

Sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan.

Maka dari itu, jika kita ingin mendapatkan satu moment dan mendapatkan hasil yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk memotret dari berbagai sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah, samping sampai kepada sudut yang ekstrim.

Komposisi pola garis Diagonal, Horizontal, Vertikal, Curve. Di dalam pemotretan Nature, pola garis juga menjadi salah satu unsur yang dapat memperkuat objek foto. Pola garis ini dibangun dari perpaduan elemen-elemen lain yang ada didalam suatu foto. Misalnya pohon, ranting, daun, garis cakrawala, gunung, jalan, garis atap rumah dan lain-lain.

Elemen-elemen yang membentuk pola garis ini sebaiknya diletakkan di sepertiga bagian bidang foto. Pola Garis ini dapat membuat komposisi foto menjadi lebih seimbang dinamis dan tidak kaku.

(27)

Gambar 3.13: Komposisi pola garis

Sumber: http://www.sgawne.com/blog/wp/bonsai_ruleofthirds.jpg

Background (BG) dan Foreground (FG). Latar belakang dan latar depan adalah benda-benda yang berada di belakang atau di depan objek inti dari suatu foto. Idealnya, BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan fokus perhatian mata kepada objek. Selain itu juga “mood” suatu foto juga ditentukan dari unsur-unsur yang ada pada BG atau FG. BG dan FG, seharusnya tidak lebih dominan (terlalu mencolok) daripada objek intinya. Salah satu caranya adalah dengan mengaburkan (Blur) BG dan FG melalui pengaturan diafragma.

Beberapa teknik sudut pengambilan (angle) sebuah foto, yaitu:

Pandangan sebatas mata (eye level viewing); paling umum, pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri, hasilnya wajar/biasa, tidak menimbulkan efek-efek khusus yang terlihat menonjol kecuali efek-efek yang timbul oleh penggunaan lensa tertentu, seperti menggunakan lensa sudut lebar, mata ikan, tele, dan sebagainya karena umumnya kamera berada sejajar dengan subjek.

Pandangan burung (bird eye viewing); bidikan dari atas, efek yang tampak subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Kesannya seperti

„kecil‟/hina terhadap subjek. Manfaatnya seperti untuk menyajikan suatu lokasi atau landscap.

Low angle camera; pemotretan dilakukan dari bawah. Efek yang timbul adalah distorsi perspektif yang secara teknis dapat menurunkan

(28)

kualitas gambar, bagi yang kreatif hal ini dimanfaatkan untuk menimbulkan efek khusus. Kesan efek ini adalah menimbulkan sosok pribadi yang besar, tinggi, kokoh dan berwibawa, juga angkuh. Orang pendek akan terlihat sedikit „normal‟. Menggambarkan bagaimana anak-anak memandang „dunia‟ orang dewasa. Termasuk juga dalam jenis ini pemotretan panggung, orang sedang berpidato di atas mimbar yang tinggi.

Gambar 3.14: Low Angel.

Sumber: http://onlyfunnyjokes.com/bestoftheweb/wp-uploads/photos-right-angle-03.jpg

Frog eye viewing, pandangan sebatas mata katak. Pada posisi ini kamera berada di bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak diarahkan ke atas, tetapi mendatar dan dilakukan sambil tiarap. Angle ini digunakan pada foto peperangan, fauna dan flora.

Waist level viewing, pemotretan sebatas pinggang. Arah lensa disesuaikan dengan arah mata (tanpa harus mengintip dari jendela pengamat). Sudut pengambilan seperti ini sering digunakan untuk foto- foto candid (diam-diam, tidak diketahui subjek foto), tapi pengambilan foto seperti ini adalah spekulatif.

High handheld position; pemotretan dengan cara mengangkat kamera tinggi-tinggi dengan kedua tangan dan tanpa membidik. Ada juga unsur spekulatifnya, tapi ada kiatnya yaitu dengan menggunakan lensa sudut lebar (16 mm sampai 35 mm) dengan memposisikan gelang focus pada tak terhingga (mentok) dan kemudian memutarnya balik sedikit saja.

Pemotretan seperti ini sering dilakukan untuk memotret tempat keramaian untuk menembus kerumunan.

Gambar

Gambar 3.1: Bentuk Garis.
Gambar 3.4: Bentuk Dasar 3 Dimensi dan Variasinya.
Gambar 3.5: Warna Monokrom.
Gambar 3.7:  Warna Pastel.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur, Bupati dan waktl Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil

y Bagaimana sikap kamu kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan beragam jenis hewan dan tumbuhan.. Kerja Sama dengan

regresi sebesar -&amp;0)$4 yang berarti secara parsial periode sebelum independensi BI berpengaruh negatif sebesar &amp;0)$4 satuan terhadap laju inflasi dan setelah

• Jangan biarkan kabel jaringan listrik bersentuhan atau mendekati pintu peralatan atau ditempatkan di rongga bawah peralatan, terutama saat beroperasi atau pintu peralatan

Anak dimana orangtuanya memberikan dukungan sosial seperti dengan memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan : 1) media perbanyakan in vitro yang terbaik untuk sambang colok adalah MS + BA 0,1 mg/l dengan jumlah tunas rata-rata

Program untuk menganalisis produk yang paling laris bisa dianalisis dari data yang didapatkan di database transaksi pelanggan dan mitra (dengan kode produk yang sudahs.

Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan penelitian yang diharapkan berguna untuk mengetahui besarnya prevalensi seropositif IgM/IgG CMV pada wanita pranikah yang mempunyai