• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Soreang, Januari 2019 KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG. Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Soreang, Januari 2019 KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG. Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda NIP"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

-i - KATA PENGANTAR

Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021, merupakan perencanaan jangka menengah yang dijadikan acuan pelaksanaan program kerja pembangunan Sektor Pertanian. Perubahan Renstra ini tidak terlepas dari dokumen perencanaan pada tingkat Kabupaten berupa Perubahan RPJMD maupun pada tingkat provinsi dan tingkat pusat. Sejalan dengan review terhadap Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Renstra Dinas Pertanian terdahulu, maka dilakukan perbaikan agar Renstra Dinas Pertanian dapat sejalan dengan Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bandung.

Penyusunan Perubahan Renstra ini mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Penyusunan Perubahan Renstra ini didasarkan kepada :

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021.

2. Revisi Renstra Dinas Pertanian Tahun 2016-2021

3. Perubahan Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Pertanian serta Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.

Semoga Dokumen Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016–2021 ini menjadikan arah proses pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung lebih terarah.

Soreang, Januari 2019 KEPALA DINAS PERTANIAN

KABUPATEN BANDUNG

Ir. H. A. Tisna Umaran, MP Pembina Utama Muda NIP. 19640923 1992031005

(3)

-ii - DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan ... 5

1.4. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH ... 7

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah ... 7

2.2. Sumberdaya SKPD ... 12

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian ... 14

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian .... 46

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH ... 48

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tupoksi ... 48

3.1.1 Faktor Internal ...49

3.1.2 Faktor Eksternal ... 52

3.2. Telaahan Visi Misi dan Program Kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 56

3.3. Telaahan Renstra kementerian Pertanian, Renstra Dinas Pangan dan Peternakan, Dinas Perkebunan serta Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat ... 59

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 61

3.5. Isu-isu Strategis Pembangunan Pertanian ... 64

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ... 67

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah PD ... 67

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 69

5.1. Strategi Pembangunan Pertanian ... 69

5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian ... 77

(4)

-iii -

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA PENDANAAN ... 79 BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ... 103 BAB VIII PENUTUP ... 105

(5)

-iv - DAFTAR TABEL

Tabel 2-1. Sumberdaya Manusia ASN Dinas Pertanian Tahun 2018 ... 12

Tabel 2-2 Lembaga Penyuluh Pertanian Per Kecamatan di Kabupaten Bandung .... 13

Tabel 2- 3. (Tabel T-C.23) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ... 15

Tabel 2-4. (Tabel T-C.24) Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pertanian ... 16

Tabel 2-5. Uraian capaian kinerja Produksi Pertanian per sub sektor ... 19

Tabel 2-6. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Padi Palawija ... 20

Tabel 2-7. Perkembangan Luas Tanam dan Luas Panen Komoditas Sayuran ... 21

Tabel 2-8. Perkembangan Jumlah Penggunaan Pupuk di Kabupaten Bandung ... 24

Tabel 2-9. Stimulan Pengendalian OPT Tahun 2015 ... 28

Tabel 2-10. Potensi Air Permukaan Bendungan Desa di Kabupaten Bandung ... 29

Tabel 2-11. Realisasi Produksi Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Bandung... 32

Tabel 2-12. Perkembangan Produksi Tanaman Hias ... 34

Tabel 2-13. Perkembangan Produksi Tanaman Obat ... 34

Tabel 2-14. Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2015 ... 37

Tabel 2-15. Realisasi produksi komoditi perkebunan ... 45

Tabel 2-16. Keterkaitan Visi RPJPD, RPJMD, dan RPJMD Visi RPJP ... 46

Tabel 2-17. Prioritas Pembangunan Berdasarkan RPJPN dan RPJPD RPJP ... 46

Tabel 3-18. Penjelasan Visi RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 ... 56

Tabel 3-19. Komparasi Sasaran Renstra Subsektor peternakan terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L Tingkat Pusat ... 59

Tabel 3-20. Rekomendasi Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis pada Program Pertanian ... 62

Tabel 4-21. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Tahun 2016– 2021 ... 68

Tabel 5-22. (Tabel T-C 26) Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan ... 77

Tabel 6-23. (Tabel T-C.27.) Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Perangkat Daerah Dinas Pertanian Kabupaten Bandung ... 81

Tabel 7-24. (Tabel T-C.28) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ... 104

(6)

-v - DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian ... II-8 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Pelayanan Teknis Dinas Pertanian

menurut Peraturan Bupati Bandung Nomor 108 Tahun 2016 ... II-9 Gambar 2.3 Fluktuasi produktivitas padi Kabupaten Bandung (Ku/Ha) ... II-19 Gambar 2.4 Fluktuasi produktivitas padi Provinsi Jawa Barat (Ku/Ha) ... II-20 Gambar 2.5 Perkembangan Penggunaan Pupuk Kabupaten Bandung ... II-27 Gambar 2.6 Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun

2010-2015 ... II-37 Gambar 2.7 Data Populasi Ternak Unggas Di Kabupaten Bandung Tahun

2010-2015 ... II-38 Gambar 2.8 Perbandingan Target dan Realisasi Fasilitasi Kelompok

Pembudidaya Peternakan Tahun 2011-2015 ... II-40 Gambar 2.9 Perbandingan Target dan Realisasi Pemotongan di RPH 2011-

2015 ... II-41 Gambar 2.10 Peningkatan Intervensi Jenis Penyakit Ternak dan Hewan di

Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015... II-42 Gambar 2.11 Perkembangan Vaksinasi AI/ND di Kabupaten Bandung Tahun

2012-2015 ... II-43 Gambar 2.12 Perkembangan Vaksinasi Brucellosis di Kabupaten Bandung

Tahun 2010-2015 ... II-44

Gambar 2.13 Peningkatan Pelayanan dan Pencegahan Penyakit Ternak/Hewan Tahun 2010-2015 ... II-46

Gambar 3.14 Isu Strategi Pembangunan Pertanian Kabupaten Bandung ... III-50 Gambar 3.15 Hubungan antar komponen permasalahan ... III-66

(7)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan Rencana Strategis 2016-2021 merupakan perubahan terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bandung tahun 2016-2021 yang didasarkan pada hasil evaluasi pencapaian target kinerja sampai dengan tahun 2017, penyelarasan indikator kinerja serta perubahan proyeksi target sampai dengan tahun 2021. Perubahan Rencana strategis Dinas Pertanian dititikberatkan pada Paradigma Pertanian untuk Pembangunan yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor pertanian mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi kepentingan penyediaan pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang luas dan multifungsi. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata (agrowisata). Memposisikan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan

“Kabupaten Bandung yang memiliki sumber daya manusia berkualitas, perekonomian yang berdaya saing, serta lingkungan yang lestari”).

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan daerah, maka diperlukan pedoman sebagai acuan pembangunan daerah selama 5 tahunan yang menggambarkan sasaran, target dan capaian dari perencanaan pembangunan daerah. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun kehidupan bernegara dengan tingkat pluralitas dan karakteristik geografis yang unik, terpadu, menyeluruh, sistematik yang tanggap terhadap pembangunan zaman untuk menghasilkan rencana pembangunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara di daerah.

Penyusunan Perubahan Rencana Strategis dalam proses pembangunan sektor pertanian merupakan suatu keharusan agar tujuan pembangunan

(8)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 2 pertanian tersebut dapat dicapai dengan sempurna. Secara definisi, perencanaan strategis adalah sebuah pemikiran formal mengenai kondisi masa depan suatu organisasi. Dalam konteks organisasi, perencanaan strategis merupakan sebuah proses untuk menentukan arah organisasi pada tahun-tahun mendatang. Untuk menentukan arah tersebut, organisasi harus terlebih dulu memahami posisinya pada saat ini, baru kemudian menentukan kemana organisasi akan menuju dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Hasil dari proses penentuan tersebut yang dinamakan dengan “rencana strategis”.

Berkaitan dengan hal diatas Perubahan Renstra Perangkat Daerah disusun sebagai penjabaran dari Perubahan RPJMD Kabupaten Bandung yang dalam penyusunannya diselaraskan dengan Peraturan Menteri Negeri Nomor 86 Tahun 2017 dan hasil Reviu Renstra Tahun 2016-2021.

Penyusunan Perubahan Renstra mutlak dilakukan sebagai bentuk upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi arah pembangunan daerah dalam sektor pertanian serta sebagai koridor pelaksanaan pembangunan pertanian, disertai dengan data potensi wilayah sebagai representatif peluang pengembangan sektor pertanian periode 2016-2021. Selain menjabarkan kinerja pemerintahan dalam RPJMD, Perubahan Renstra Dinas Pertanian Tahun 2016-2021 juga berisikan program kegiatan yang menunjang sasaran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta program nasional.

NAWA CITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur danmemenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat.

Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal:(1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Dinas Pertanian menggaris bawahi target dalam mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri dan target melindungi serta mensejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan, mencakup Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Bidang Kesehatan Hewan serta Bidang Prasarana dan Penyuluhan yang didukung oleh beberapa Unit Pelaksana Teknis.

Berdasarkan pada potensi tersebut maka diharapkan mampu mengendalikan dan mengembangkan potensi sektor pertanian dari hulu

(9)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 3 ke hilir sehingga menghasilkan produk-produk pertanian yang memiliki daya saing:

1. Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal, yang mencirikan produk pertanian unggulan daerah;

2. Mampu berdaya saing secara global; dan 3. Green Products.

Selain itu, sektor pertanian merupakan sektor strategis yang harus didukung keberlangsungannya sebagai faktor pendorong percepatan pembangunan wilayah pedesaan dan juga merupakan sektor yang memperkuat ketahanan pangan, sebagai bahan baku pengolahan untuk agroindustri pedesaan, membuka kesempatan kerja dan perbaikan pendapatan petani. Jika dilihat dari fungsi, sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Bandung.

Dinas Pertanian Kabupaten Bandung merupakan Perangkat Daerah (PD) yang berperan dan berwenang dalam pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Bandung. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, wewenang dan peran yang dimiliki oleh Dinas tersebut tentunya akan mengalami perubahan yang cukup signifikan mengingat bahwa pada waktu sekarang dan ke depan, tugas pokok yang diemban akan semakin berat; dimana selain harus menjamin keberlangsungan pertumbuhan sektor, serta juga sebagai sektor yang diharapkan menjadi motor alternatif pertumbuhan ekonomi wilayah.

Struktur organisasi Dinas Pertanian yang berubah pada akhir tahun 2018 berimplikasi terhadap penyesuaian nomenklatur dan penambahan kegiatan baru yang perlu ditambahkan untuk menunjang pencapaian kinerja sasaran.

Oleh karena dinamika perubahan yang harus diantisipasi dengan baik, dibutuhkan suatu perencanaan strategis dalam pembangunan dan pengembangan sektor pertanian dalam konteks pembangunan wilayah di Kabupaten Bandung. Meskipun selama ini perencanaan pembangunan selalu menghadapi dilema antara penempatan prioritas pada pembangunan sektoral atau pembangunan wilayah, namun pada paradigma baru ini perencanaan pembangunan dapat bersifat holistik.

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Bandung 2016-2021 mempertimbangkan landasan hukum, sebagai berikut:

1. Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

(10)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 4 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 – 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2018 Nomor 6);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 12);

9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 40 Tahun 2018 tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bandung.

10. Peraturan Bupati Bandung Nomor 41 Tahun 2018 tentang Perubahan Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2018 Nomor 41);

11. Peraturan Bupati Bandung Nomor 47 Tahun 2018 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Sub Tugas Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2018 Nomor 47);

12. Peraturan Bupati Bandung Nomor 75 Tahun 2018 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah;

(11)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 5 13. Peraturan Bupati Bandung Nomor 116 Tahun 2018, tentang Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Bandung;

1.3. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Perubahan Rencana Strategis ini bertujuan untuk menentukan pedoman dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di bidang pertanian selama lima tahun (2016 – 2021) sebagai penyelarasan terhadap perangkat daerah (Dinas Pertanian) sebagaimana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016. Pedoman ini nantinya akan dijadikan arahan bagi penyusunan rencana pembangunan di bidang pertanian setiap tahunnya dengan target dan sasaran pembangunan yang lebih terarah, efektif, dan efisien. Selanjutnya, Perubahan Rencana Strategis juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk program pembangunan pertanian setiap tahunnya yang sangat diperlukan untuk perbaikan program tahun berikutnya.

Tujuan dari penyusunan Perubahan Rencana Strategis ini adalah tergambarkannya keselarasan Program dan Kegiatan dengan Tujuan Sasaran Indikator Perangkat Daerah Tahun 2016– 2021 sebagai arah atau pedoman pelaksanaan pembangunan di sub sektor pertanian, peternakan, penyuluhan dan perkebunan yang bersinergi dengan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pemerintah Daerah. Perubahan Rencana Strategis disusun berdasarkan perbaikan terhadap atas skala prioritas pengembangan komoditas dan kewilayahan yang disusun dalam program pembangunan pertanian dengan target dan sasaran yang terukur.

1.4. Sistematika Penulisan

Terdapat beberapa pendekatan dalam menyusun Perubahan Rencana Strategis. Salah satu pendekatan yang dianggap paling efektif dalam penyusunan rencana tersebut adalah pendekatan DSTP (draw-see- think-plan). Pendekatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) menentukan gambaran ideal mengenai suatu kondisi tertentu; (2) mengetahui kondisi terkini dan menentukan kesenjangan kondisi tersebut dengan kondisi ideal yang telah ditentukan; (3) menyusun kegiatan spesifik yang harus dilakukan untuk mempersempit kesenjangan tersebut;

dan (4) menentukan sumberdaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.

(12)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 I - 6 Penyusunan Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Bandung disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut;

Bab I : PENDAHULUAN mencakup Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan.

Bab ini mendeskripsikan pengertian, fungsi, proses penyusunan, keterkaitan dengan RPJMD, Renstra kementerian dan Renstra provinsi dan Renja PD.

Bab II : GAMBARAN DINAS PERTANIAN memaparkan tentang tugas dan fungsi PD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mencakup paparan sumber daya kondisi internal, eksternal dan pemetaan wilayah basis produksi komoditas pertanian dan hasil evaluasi pencapaian indikator pelayanan Perangkat Daerah serta tantangan dan peluang pembangunan pertanian.

Bab III : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH, memaparkan identifikasi permasalahan sesuai Tupoksi perangkat daerah, telaahan keterkaitan antara Visi, Misi dan Program kepala daerah dan wakil kepala daerah, Renstra K/L dan Renstra Provinsi, telaahan RTRW dan KLHS Pemerintah Daerah.

Beberapa permasalahan domestik yang dihadapi oleh sektor pertanian di Kabupaten Bandung juga dikemukakan.

Bab IV : TUJUAN DAN SASARAN, memaparkan tujuan dan sasaran jangka menengah perangkat daerah.

Bab V : SETRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN, memaparkan strategi-strategi dana rah kebijakan Perangkat Daerah untuk mendukung pembangunan pertanian.

Bab VI : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN, Bab ini berisi rencana program dan kegiatan, indicator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

Bab VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN, mengemukakan rincian indikator kinerja Perangkat Daerah yang akan dicapai dalam kurun waktu periode RPJMD.

Bab VIII : PENUTUP

08

Fall

(13)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 7

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Menindaklanjuti perubahan aturan hukum terkini, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 tahun 2016 tentang “Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung” dimana Dinas Pertanian fokus menangani pembangunan Urusan Pertanian. Dalam menjalankan tupoksinya operasional pelaksanaan pembangunan pertanian pada Dinas Pertanian dilaksanakan oleh 6 Bidang, yaitu Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, serta Bidang Sarana dan Prasarana. Adapun dalam pelaksanaan tugas pelayanan teknis di tingkat lapangan, dibantu dengan keberadaan 7 Unit Pelayanan Teknis Daerah, yaitu UPTD Pengembangan Usaha Tani dan Alat Mesin Pertanian, UPTD Pembibitan Tanaman, UPTD Perbibitan Ternak, UPTD Rumah Potong Hewan dan Unggas, UPTD Pasar Hewan, UPTD Puskeswan dan Laboratorium, serta UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian.

Struktur Dinas Pertanian dapat digambarkan sebagai berikut:

08

Fall

(14)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 8 Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian sesuai Peraturan Bupati Bandung Nomor 75 Tahun 2018

(15)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 III - 9 Tugas pokok Dinas Pertanian berdasarkan Perbup Kabupaten Bandung No.

116 tahun 2018 adalah merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan penyuluhan yang meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, Peternakan, Kesehatan hewan dan Kesmavet serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.

1. KEPALA DINAS Tugas Pokok:

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang Pertanian

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

2. SEKERTARIS Tugas Pokok :

Sekertarismempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;

b. pengumpulan dan pengolahan usulan rencana kebutuhan program Distan;

c. penyelenggaraan tugas-tugas kesekretariatan;

d. penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan umum dan kepegawaian, keuangan serta perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

e. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya; danpenyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Sekretariat

3. BIDANG TANAMAN PANGAN Tugas Pokok :

Kepala Bidang Tanaman Panganmempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Tanaman Pangan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi :

(16)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 10 a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang

Tanaman Pangan, meliputi serealia, aneka kacang dan umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan

b. penyelenggaraan rencana kerja Bidang Tanaman Pangan, meliputi serealia, aneka kacang dan umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Bidang Tanaman Pangan, meliputi serealia, aneka kacang dan umbi, sarana dan perlindungan tanaman pangan.

4. BIDANG HORTIKULTURA Tugas Pokok :

Kepala Bidang Tanaman Panganmempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Hortikultura.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Hortikultura menyelenggarakan fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional Bidang Hortikultura, meliputi Sayuran, Buah-buahan, Bunga dan Obat- obatan, Sarana dan Perlindungan Tanaman Hortikultura;

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Hortikultura, meliputi Sayuran, Buah-buahan, Bunga dan Obat-obatan, Sarana dan Perlindungan Tanaman Hortikultura;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Hortikultura, meliputi Sayuran, Buah-buahan, Bunga dan Obat-obatan, Sarana dan Perlindungan Tanaman Hortikultura.

5. BIDANG PERKEBUNAN Tugas Pokok :

Kepala Bidang Perkebunan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Perkebunan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Perkebunan menyelenggarakan fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang perkebunan, meliputi pengembangan dan pengendalian, produksi, pasca panen usaha perkebunan;

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Perkebunan, meliputi pengembangan dan pengendalian, produksi, pasca panen usaha perkebunan;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

(17)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 11 d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja

bidang Perkebunan, meliputi pengembangan dan pengendalian, produksi, pasca panen usaha perkebunan

6. BIDANG SARANA DAN PRASARANA Tugas Pokok :

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di Bidang Sarana dan Prasarana.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Sarana dan Prasarana menyelenggarakan fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang Sarana dan Prasarana, meliputi Prasarana, Perlindungan Tanaman Pertanian serta Metoda dan Informasi;

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Sarana dan Prasarana, meliputi prasarana, Perlindungan Tanaman Pertanian serta metoda dan informasi;

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Sarana dan Prasarana, meliputi Seksi Prasarana, Seksi Perlindungan Tanaman Pertanian serta Seksi Metoda dan Informasi;

7. BIDANG PETERNAKAN Tugas Pokok :

Kepala Bidang Peternakan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Peternakan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala Bidang Peternakan menyelenggarakan fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang peternakan, meliputi Pembibitan Ternak, Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Usaha dan Produksi Peternakan.

b. penyelenggaraan rencana kerja bidang peternakan, meliputi Pembibitan Ternak, Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Usaha dan Produksi Peternakan.

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bidang Peternakan, meliputi Pembibitan Ternak, Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Usaha dan Produksi Peternakan

8. BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

Tugas Pokok :

Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner.

(18)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 12 Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner menyelenggarakan fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan kesehatan hewan b. penyelenggaraan rencana kerja bidang Kesehatan Hewan dan

Kesehatan Masyarakat Veteriner, meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan kesehatan hewan.

c. penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, meliputi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, kesehatan masyarakat veteriner, sarana dan pelayanan kesehatan hewan.

2.2. Sumberdaya SKPD

Sumberdaya manusia setiap instansi harus cakap dan memiliki sikap mental dan moral yang baik. Sampai dengan Juni 2018, jumlah personil di Dinas Pertanian Kabupaten Bandung berjumlah 191 orang dengan perincian pada Tabel 2.1.

Tabel 2-1. Sumberdaya Manusia ASN Dinas Pertanian Tahun 2018

NO URAIAN JUMLAH

PEGAWAI (orang)

NO Golongan Pegawai %

1 STRUKTURAL 104 1 IV 35 18,3

- Pejabat Struktural 56 2 III 110 57,5

- Jabatan Fungsional Umum (JFU)

48 3 II 43 22,6

2 Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)

87 4 I 3 1,6

- Penyuluh Pertanian 82 - Medik dan Paramedik 5

J U M L A H 191 J U M L A H 191 100

Komposisi ASN Dinas Pertanian pada bulan Juni Tahun 2018 menunjukkan 54,45% di antaranya merupakan pegawai struktural, dan 45.55%

merupakan pegawai Fungsional. Sedangkan menurut Golongan 57,5%

merupakan ASN Golongan III, diikuti Golongan II (22,6%) dan Golongan IV (18,3%).

(19)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 13 Sumberdaya manusia merupakan sektor utama dalam mencapai tujuan pertanian artinnya dalam mencapai tujuan pertanian dan kesuksesan dalam melakukan kegiatan usaha tani sangat tergantung pada sumberdaya manusianya baik petani sebagai pelaku usaha ataupun penyuluh yang memiliki tugas dalam menyampaikan informasi, inovasi dan bimbingan dalam kegiatan berusaha tani. Kabupaten Bandung dengan luas wilyah 1.762,39 Km2 , terdiri dari 31 kecamatan, 270 desa, dan 10 kelurahan dimana sektor pertanian masih merupakan andalan di kabupaten ini perlu ditunjang oleh SDM yang handal dan berkualitas dalam bidang pertanian termasuk didalamnya penyuluh pertanian. Adapun Data Lembaga Penyuluh Pertanian dan rumah tangga yang bekerja dalam bidang pertanian di Kabupaten Bandung disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 2-2 Lembaga Penyuluh Pertanian Per Kecamatan di Kabupaten Bandung

NO BPP

KECAMATAN

JUMLAH PENYULUH

PNS

JUMLAH PENYULUH

THL

JUMLAH PENYULUH

SWADAYA

JUMLAH KELOMPOK

TBPP TBPPD PEMULA LANJUT MADYA UTAMA TOTAL

1 Arjasari 3 2 3 2 25 92 2 0 119

2 Baleendah 3 1 2 5 60 35 10 0 105

3 Banjaran 2 1 4 9 77 21 1 1 100

4 Bojongsoang 1 2 2 2 40 36 1 1 78

5 Cangkuang 3 1 1 0 28 26 0 0 54

6 Cicalengka 3 3 1 0 46 30 4 0 80

7 Cikancung 2 1 2 0 66 27 1 0 94

8 Cilengkrang 3 0 3 1 25 13 2 0 40

9 Cileunyi 2 2 2 0 40 26 1 0 67

10 Cimaung 3 0 2 5 60 22 1 0 83

11 Cimenyan 3 1 4 2 40 34 3 0 77

12 Ciparay 4 2 3 4 80 28 4 2 114

13 Ciwidey 2 0 2 3 33 26 1 0 60

14 Dayeuhkolot 2 1 0 0 11 6 0 0 17

15 Ibun 1 3 3 1 58 30 0 0 88

16 Katapang 2 2 0 3 36 9 4 0 49

17 Kerta Sari 1 1 1 1 59 14 7 0 80

18 Kutawaringin 1 3 2 3 129 10 2 0 141

19 Majalaya 2 3 1 0 40 35 4 0 79

20 Marga Asih 1 0 2 1 29 7 0 0 36

21 Margahayu 1 2 0 0 5 2 0 0 7

22 Nagrek 2 1 2 2 14 57 2 0 73

23 Pacet 2 2 3 1 69 29 1 0 99

24 Pameungpeuk 2 1 2 4 31 26 1 0 58

25 Pangalengan 2 1 3 3 88 52 9 1 150

26 Paseh 2 1 2 1 58 22 1 0 81

27 Pasirjambu 2 3 0 2 101 14 1 1 117

28 Rancabali 3 0 1 0 50 8 2 1 61

29 Rancaekek 2 5 0 0 63 27 2 0 92

30 Solokan Jeruk 1 2 3 2 43 25 3 1 72

31 Soreang 3 1 1 4 48 14 1 0 63

JUMLAH 66 48 57 61 1552 803 71 8 2434

Sumber : Dinas Pertanian, 2018

Seperti pada tabel di atas total penyuluh pertaian di Kabupaten Bandung adalah 232 orang yang terdiri dari 66 orang penyuluh PNS, 105 orang penyuluh THL dan 61 orang penyuluh swadaya. Melihat kondisi tersebut

(20)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 14 artinya jumlah penyuluh di kabupaten Bandung sudah Cukup ideal dimana 0.86 dibulatkan menjadi 1 orang membawahi 1 desa.

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian

Perkembangan sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura) perkebunan dan kehutanan dalam pembangunan daerah Kabupaten Bandung khususnya di bidang perekonomian diantaranya dapat dilihat melalui perkembangan indikator-indikator yang mengusungnya, seperti kontribusinya dalam pembentukan PDRB, LPE, kesempatan kerja dan perdagangan, disamping itu perkembangan sektor pertanian juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam pembangunan ekonomi, ketahanan pangan, dan pelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Bandung.

Dinas Pertanian sebagaimana Perda Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, merupakan penggabungan dari 3 (tiga) dinas yang mengelola Urusan Pertanian yaitu, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Sektor Perkebunan), Dinas Peternakan dan Perikanan (Sub sektor Peternakan), dan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (Penyuluhan Pertanian). Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pertanian pada periode Renstra sebelumnya (2010-2015) sangat dipengaruhi oleh peran serta masing-masing SKPD, baik pelaksanaan pelayanan Urusan Pilihan (pelaksanaan Indikator Pelayanan Urusan Pilihan Pertanian), maupun dukungan pendanaannya.

Sebagai pembanding pelaksanaan dan target pelayanan Dinas Pertanian pada periode Renstra Tahun 2016-2021, disajikan indikator dan target-realisasi Pelayanan Perangkat Daerah berikut Target-Realisasi pendanaannya. Target dan realisasi Indikator kinerja disajikan dalam Tabel T- C.23. Sedangkan gambaran pendanaan selama periode Renstra sebelumnya disajikan dalam Tabel T-C.24.

(21)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 III - 15

Tabel 2- 3. (Tabel T-C.23) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

No

Indikator Kinerja sesuai tugas dan fungsi perangkat

daerah

Target NSPK

Target IKK

Target Indikator

lainnya

Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke -

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

1 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton/Ha)

x 6,366 6,375 6,414 6,456 6,312 6.366 6.433 6.287 6.477 6.333

2 Produksi Sektor Pertanian (Ton)*

x 889.758 675.579 1.135.970 1.180.003 1.088.083 1.293.287 1.226.552 1.125.765 1.095.797 1.238.985

3 Produksi Sektor Perkebunan (Ton)

x 7.155 4.064 7.504 7.698 7.902 11.101 11.944 11.143 11.815 12.083

* Produksi sektor pertanian diperoleh dari data terget dan capaian produk pertanian tanaman pangan, hortikultura (bawang merah, kentang, tomat, cabe dan buncis) serta produk hasil peternakan (daging, susu dan telur).

(22)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 16

Tabel 2-4. (Tabel T-C.24) Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pertanian Kabupaten Bandung

No Uraian

Anggaran pada Tahun ke Realisasi Anggaran pada Tahun ke Rasio antara Realisasi dan Anggaran

Tahun ke Rata-rata

Pertumbuhan

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 Anggaran

(%) Realisasi (%) 1 Produktivitas padi atau

bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (Ton/Ha)

2.242.275.000 9.597.485.000 4.294.294.066 4.906.614.015 3.592.119.000 2.223.778.975 9.007.017.074 4.070.074.110 3.718.594.822 3.422.357.123 0,99 0,94 0,95 0,76 0,95 65,06 58,40

2 Produksi Sektor Pertanian

(pertanian+peternakan) (Ton)

17.161.179.405 32.710.004.330 38.406.689.075 48.135.062.915 26.884.997.524 16.448.966.580 30.963.824.508 35.617.894.310 43.108.983.128 25.560.052.663 0,96 0,95 0,93 0,90 0,95 22,30 20,90

3 Produksi Sektor

Perkebunan (Ton) 2.162.700.000 2.195.382.600 5.087.871.600 10.509.993.791 3.090.565.400 2.111.288.150 2.144.238.440 4.663.539.620 8.326.238.488 2.990.280.356 0,98 0,98 0,92 0,79 0,97 42,31 33,38

Sebagaimana Tabel T-C.24 di atas, pertumbuhan pendanaan pada indikator pelayanan Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata pertumbuhan realisasi pendanaan sebesar 58,40%. Diikuti pertumbuhan rata-rata realisasi pendanaan indikator Produksi Sektor Perkebunan sebesar 33,38% kemudian Uraian indikator Produksi sektor Pertanian (Pertanian-Peternakan) sebesar 20,90%.

(23)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 III - 17 Analisis Capaian Kinerja Pelayanan

Sebagai gambaran pelayanan Urusan Pertanian dalam kurun dilakukan evaluasi yang bersifat komprehensif terhadap sasaran dan target yang telah ditetapkan dalam waktu 5 tahun (2010-2015) guna menggambarkan hasil kinerja Dinas. Sebelum penerapan Perda Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah, pelayanan pada Urusan Pertanian dilaksanakan oleh 3 SKPD, yaitu Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan;

Dinas Peternakan dan Perikanan; serta Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan.

A. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Indikator tersebut merupakan salah satu indikator yang menggambarkan pelayanan dari Aspek Pelayanan Umum pemerintahan daerah Sektor Pertanian. Pada Tabel T-C.23 capaian produktivas fluktuatif dari tahun ke tahun, sebagaimana ditunjukkan dalam grafik berikut:

Selama periode Tahun 2012-2016, produktivitas padi Kabupaten Bandung berada pada titik terendah sebesar 62,87 Kuintal/Ha pada Tahun 2014 kemudian meningkat pada Tahun 2015 menjadi 64,77 Kuintal/Ha.

Fluktuasi ini sebanding dengan fluktuasi produktivitas padi Jawa Barat dimana pada periode Tahun 2011-2015 produktivitas terendah pada Tahun 2014 kemudian meningkat tajam pada Tahun 2015 sebagaimana grafik berikut:

63,660

64,330

62,870

64,770

63,330

62,000 62,500 63,000 63,500 64,000 64,500 65,000

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Gambar 2-3. fluktuasi produktivitas padi Kabupaten Bandung (Ku/Ha)

(24)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 18

Sumber: Produksi Tanaman Padi dan Palawija Jawa Barat Tahun 2011-2015 (BPS Jawa Barat, 2016)

Produktivitas padi dipengaruhi oleh produksi padi terhadap luas panen.

Pada Grafik 1, dapat dilihat produktivitas padi terendah pada Tahun 2014 diperoleh dari hasil produksi padi sebesar 543.078 ton terhadap jumlah luas panen sebesar 86.381 Ha. Sedangkan produktivitas tertinggi pada Tahun 2015 diperoleh dari hasil produksi padi sebesar 546.594 Ton terhadap jumlah luas panen sebesar 85.613 Ha.

B. Produksi Sektor Pertanian

Sub sektor Tanaman Pangan merupakan salah satu subsektor yang menangani pencapaian sasaran strategis “Meningkatkan swasembada pangan lokal melalui peningkatan produktivitas lahan dan komoditas pangan unggulan lokal”. Salah satu sasaran strategis pembangunan pertanian adalah meningkatnya ketahanan pangan melalui kebijakan pemantapan dan kemandirian pangan. Ketahanan pangan ini dicirikan antara lain dengan tersedianya pangan yang cukup serta harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat dan terwujudnya diversifikasi konsumsi pangan yang tercermin dari tersedianya berbagai komoditas pangan, baik produk segar maupun produk olahan.

Selain sub sektor Tanaman Pangan, Kabupaten Bandung juga potensial pada komoditi sub sektor Hortikultura. Komoditas hortikultura yang diunggulkan di Kabupaten Bandung ini berkembang cukup baik walaupun menghadapi kendala-kendala yang cukup sulit seperti keadaan alam yang cukup ekstreem khususnya iklim yang kering, namun disisi lain iklim tersebut membantu dalam pertumbuhan serta perkembangan bunga dan pembuahan komoditas hortikultura sehingga umumnya mampu menaikan produksi dan produktivitasnya asalkan pengairannya tetap terjaga dan terpenuhi. Selain itu

60,460

59,980

60,780

59,760

62,090

58,000 58,500 59,000 59,500 60,000 60,500 61,000 61,500 62,000 62,500 63,000

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Gambar 2-4. fluktuasi produktivitas padi Jawa Barat (Ku/Ha)

(25)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 19 pula ada tantangan internal diantaranya adalah peralihan komoditas karena alasan-alasan tertentu, pengurangan lahan produktif karena digunakan untuk keperluan lainnya serta terkadang penanaman/pertanian komoditas hortikultura berbenturan dengan isu-isu tentang kaidah-kaidah konservasi.

Lima komoditas utama sayuran di kabupaten Bandung adalah kentang, tomat, cabe, bawang merah, dan kubis. Kelima komoditas tersebut mengalami peningkatan dalam hal produksi dan produktivitas. Disamping itu, terdapat komoditas-komoditas spesifikasi lokal dan eksklusif yang dikembangkan atas kerjasama antara petani dengan pelaku pasar (ritel, industri, dan eksportir), seperti wortel, brokoli, paprika, dan sayuran eksklusif jepang. Komoditas tersebut tersebar di Kecamatan Pangalengan, Ciwidey, Pasirjambu, Rancabali, Cimenyan, dan Kertasari.

Pada Sub Sektor Peternakan, Kabupaten Bandung dikenal sebagai salah satu sentra produksi susu Jawa Barat. Selain susu, produk hasil peternakan lain yang menunjang indikator adalah produksi daging. Budidaya sapi potong, domba dan ayam pedaging sebagai pemasok kebutuhan protein hewani tersebut berkembang di Kabupaten Bandung. Budidaya sapi potong ditunjang dengan adanya sentra budidaya di wilayah kecamatan Cikancung dan sekitarnya, budidaya ayam ras pedaging berkembang di wilayah Cimaung, Arjasari dan sekitarnya, dan budidaya domba menyebar di hampir seluruh wilayah.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap pencapaian sasaran seperti yang telah dilakukan dan dapat dilihat pula dari berbagai fakta yang ada, baik berupa keberhasilan maupun kekurangberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung. Dapat dilihat pada Tabel T-C.23 bahwa produksi pertanian dari tahun 2012 sampai 2014 menunjukkan trend menurun kemudian meningkat signifikan pada Tahun 2016. Perkembangan ini tidak terlepas dari laju perkembangan produksi dari komoditi sub sektor penunjangnya. Sebagai perbandingkan diuraikan perkembangan capaian komoditi masing masing sub sektor dalam tabel berikut:

Tabel 2-5. Uraian capaian kinerja Produksi Pertanian per sub sektor

INDIKATOR SASARAN REALISASI KINERJA PADA TAHUN KE-

2012 2013 2014 2015 2016

1. Produksi komoditas Tanaman

Pangan

- Padi 552.029 592.782 543.078 546.594 606.162

- Jagung (Ton) 51.954 86.256 81.078 43.494 77.935

- Ubi Kayu (Ton) 118.013 124.960 127.846 105.724 82.286

Jumlah 1 721.996 803.998 752.002 695.812 766.383 2. Produksi komoditas

Hortikultura

(26)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 20

INDIKATOR SASARAN REALISASI KINERJA PADA TAHUN KE-

2012 2013 2014 2015 2016

- Bawang Merah (Ton) 39.222 31.699 32.770 39.565 38.737

- Cabe (Ton) 20.376 17.598 17.579 26.238 18.494

- Kentang (Ton) 131.007 108.832 93.968 84.414 102.500

- Tomat (Ton) 94.486 67.900 22.755 64.474 59.484

- Kubis (Ton) 125.606 100.150 107.192 78.112 107.422

Jumlah 2 410.697 326.179 274.264 292.803 326.637

3. Produksi Hasil Peternakan

- Daging (Ton) 75.116 28.799 29.414 26.761 38.709

- Susu (Ton) 8.416 7.639 7.768 8.819 8.836

- Telur (Ton) 77.062 59.937 62.317 71.602 98.420

Jumlah 3 160.594 96.375 99.499 107.182 145.965 TOTAL 1.293.287 1.226.552 1.125.765 1.095.797 1.238.985

Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

Tabel 2-4 di atas menggambarkan bahwa umumnya antara produksi tanaman pangan dan produk hortikultura menunjukkan grafik yang berlawanan.

Grafik produksi komoditi tanaman pangan periode Tahun 2012-2016 berturut- turut naik-turun-turun-naik, sedangkan grafik produksi komoditi hortikultura turun-turun-naik-naik. Hubungan tersebut menggambarkan bahwa terdapat singgungan penggunaan lahan untuk komoditi beda sub sektor. Sayuran dataran rendah dialokasikan untuk mengganti tanaman padi pada periode kering sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif kekeringan pada petani. Sehingga dapat memberikan multifier effects bagi petani itu sendiri.

Komoditi yang dikembangkan terutama kangkung, mentimun, dan bayam.

Sebagai gambaran luas tanam dan luas panen masing-masing sub sektor diuraikan dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 2-6. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Padi Palawija

No Uraian Komoditi Realisasi 2013

Realisasi 2014

Realisasi 2015

1 Padi Sawah

Luas Tanam (ha) 89.069 86.651 83.836

Luas panen (ha) 86.499 81.759 82.727

2 Padi Gogo

Luas Tanam (ha) 5.093 2.810 2.961

Luas panen (ha) 5.646 4.622 2.561

Jumlah Padi

Luas Tanam (ha) 94.162 89.461 86.797

Luas panen (ha) 92.145 86.381 85.613

(27)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 21 Tabel 2-7. Perkembangan Luas Tanam dan Luas Panen Komoditas Sayuran

No Uraian Komoditi Realisasi 2011

Realisasi 2012

Realisasi 2013

Realisasi 2014

Realisasi 2015

1 2 4 5 6 7

1 Bawang Merah

Luas Tanam (ha) 2.827 3.116 2.911 3.086 2.377 Luas panen (ha) 1.799 3.265 2.915 3.027 3.254 2 Kentang

Luas Tanam (ha) 6.527 6.711 4.814 4.380 2.253 Luas panen (ha) 5.346 7.036 5.372 4.676 3.464 3 Kubis

Luas Tanam (ha) 5.394 5.266 4.004 4.457 1.941 Luas panen (ha) 4.592 5.242 4.331 4.683 2.790 4* Cabe

Luas Tanam (ha) 787 226 718 753 422 Luas panen (ha) 740 691 596 702 892 5* Tomat

Luas Tanam (ha) 1.295 1.174 1.189 1.125 842 Luas panen (ha) 1.339 1.097 1.215 1.105 1.376 6 Bawang Daun

Luas Tanam (ha) 3.147 3.549 1.189 4.117 2.418 Luas panen (ha) 2.969 3.512 1.215 4.112 2.632 7 Kembang Kol

Luas Tanam (ha) 466 512 575 592 278 Luas panen (ha) 418 511 602 573 293 8 Petsai/Sawi/Sosin

Luas Tanam (ha) 3.128 3.176 3.635 2.938 1.882 Luas panen (ha) 3.015 3.218 3.476 3.145 2.032 9 Wortel

Luas Tanam (ha) 2.131 1.745 2.212 1.914 1.056 Luas panen (ha) 2.006 1.796 2.003 1.924 1.214 10 Lobak

Luas Tanam (ha) 376 306 643 504 277 Luas panen (ha) 360 313 512 493 308 11 Kacang Merah

Luas Tanam (ha) 1.547 1.690 1.421 1.837 450 Luas panen (ha) 1.191 1.538 1.684 1.795 1.411 12* Kacang Panjang

Luas Tanam (ha) 179 119 116 142 47 Luas panen (ha) 139 156 145 127 135 13* Terung

Luas Tanam (ha) 173 160 176 214 60 Luas panen (ha) 143 186 157 202 168 14* Buncis

Luas Tanam (ha) 696 850 749 654 398 Luas panen (ha) 639 789 786 660 639

(28)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 22

No Uraian Komoditi Realisasi

2011 Realisasi

2012 Realisasi

2013 Realisasi

2014 Realisasi 2015

1 2 4 5 6 7

15* Ketimun

Luas Tanam (ha) 561 460 471 554 277 Luas panen (ha) 524 538 460 525 546 16* Labu Siam

Luas Tanam (ha) 55 87 73 37 5 Luas panen (ha) 62 69 78 42 753 17* Kangkung

Luas Tanam (ha) 266 260 457 408 231 Luas panen (ha) 242 255 473 384 313 18* Bayam

Luas Tanam (ha) 153 259 206 156 97 Luas panen (ha) 128 267 212 159 114 19* Seledri

Luas Tanam (ha) 1.560 1.516 1.692 1.902 1.130 Luas panen (ha) 1.596 1.441 1.565 1.842 1.137 20* Cabe Rawit

Luas Tanam (ha) 432 282 398 530 141 Luas panen (ha) 424 324 331 452 688

Jumlah Sayuran

Luas Tanam (ha) 40.671 42.877 43.170 30.428 49.506 Luas panen (ha) 36.361 52.449 43.523 30.773 92.156

Selain keterbatasan lahan budidaya dan iklim, produksi komoditi pertanian juga dipengaruhi oleh kualitas pengairan, penggunaan bibit/benih tanaman, pengendalian OPT, penggunaan teknologi pertanian dan penggunaan sarana produksi.

Sub sistem pengelolaan sarana dipengaruhi oleh ketersediaan sarana produksi pada saat dibutuhkan petani terutama pupuk, pestisida, benih serta sarana dan prasarana lainnya

1. Pupuk

Keberadaan pupuk sangat penting artinya bagi keberhasilan kegiatan pengembangan agribisnis. Secara teknis kebutuhan pupuk setiap tahun meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan masyarakat, akan tetapi seperti halnya pada tahun sebelumnya, Tahun 2013 merupakan periode mengurangi penggunaan pupuk kimia mulai dengan tujuan untuk mengurangi tingkat degradasi lahan/tanah, dengan kata lain untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, dengan cara sedikit demi sedikit memperbaiki tekstur serta struktur tanah agar sifat-sifat fisik, biologi maupun kimia tanah nya menjadi lebih baik lagi dan otomatis ketersediaan unsur hara serta penyerapannya oleh tanaman menjadi maksimal, juga bisa membentuk iklim mikro yang sesuai

(29)

PERUBAHAN RENSTRA 2016-2021 II - 23 dengan perakaran tanaman. Cara yang ditempuh diantaranya yaitu dengan cara mensosialisasikan kembali penggunaan pupuk organik terutama pupuk organik buatan sendiri/kompos maupun buatan pabrik yang lebih ramah terhadap lingkungan ataupun dengan cara melakukan pemupukan yang berimbang antara pupuk an organik dan pupuk organik. Realisasi penyaluran pupuk tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Lebih lanjut, sebagai upaya penerapan pupuk organik, pengembangan unit-unit pengolahan pupuk organik dalam bentuk rumah kompos menjadi prioritas. Disamping mensosialisasikan penggunaan kembali pupuk organik dan menjaga kualitas lingkungan melalui pemanfaatan kembali limbah peternakan dan pertanian, juga memberikan alternatif usaha bagi kelompok masyarakat tani di luar agribisnis. Langkah strategis yang telah dilakukan sampai dengan Tahun 2013, adalah:

1. Memfasilitasi pembangunan rumah kompos dan Memfasilitasi alat-alat pengolahan pupuk organik.

2. Memfasilitasi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan teknologi pengolahan pupuk organik bagi kelompok usaha.

3. Revitalisasi komisi Pengawasan Penyaluran Pupuk Kabupaten Bandung (KP3)

Fasilitasi pengembangan unit pengolahan pupuk organik yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2015 dapat mendongkrak pertumbungan penggunaan pupuk

organik. Salah satunya

melalui upaya

pengembangan Unit Pengolahan Pupuk

Organik, Kelompok Usaha Ekonomi Pedesaan (KUEP) “Taruna Mukti”

Kampung Papakmanggu Desa Cibodas Kecamatan Pasirjambu telah berhasil menyalurkan pupuk organik kurang lebih 7.000 Ton/tahun. Penyaluran produk pupuk organik tersebut tersebar dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Subang, juga telah bekerjasama dengan PT. PN VIII dan PT. Agrimas sebagai pasar/pengguna produk. Sampai dengan tahun 2015 telah dilakukan berbagai upaya dalam mendorong pertumbuhan penggunaan pupuk organik sebagai berikut:

1. Fasilitasi alat pengolahan pupuk organik sebanyak 8 unit di Kecamatan Cicalengka, Cimenyan, Pasirjambu, Pameungpeuk, Kertasari, Ibun 2. Fasilitasi rumah kemasan padi organik 1 Paket

Gambar

Tabel 2-1. Sumberdaya Manusia ASN Dinas Pertanian Tahun 2018
Tabel 2-2  Lembaga Penyuluh Pertanian Per Kecamatan di Kabupaten  Bandung  NO  BPP  KECAMATAN  JUMLAH  PENYULUH  PNS  JUMLAH  PENYULUH THL  JUMLAH  PENYULUH SWADAYA  JUMLAH KELOMPOK
Tabel 2- 3. (Tabel T-C.23) Indikator Kinerja Perangkat Daerah yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran  RPJMD
Tabel 2-4. (Tabel T-C.24) Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Pertanian  Kabupaten Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Islam merupakan agama yang disampaikan menggunakan simbol- simbol yang bersifat permanen doktrinal. Secara doktriner, Islam bersifat elitis dalam arti bahwa secara normatif

Kelima cerita rakyat, yaitu Legenda Atu Belah (Batu Belah) dari Aceh, Batu Badaong dari Maluku, Batu Puteri Menangis dari Lampung, Legenda Batu Menangis dari

Sekolah Dasar Negeri 16 Kayuagung pengolahan datanya masih bersifat manual contohnya daftar siswa maupun guru masih ditulis pada sebuah buku, sehingga jika mencari

Beranjak dari latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu untuk meneliti lebih jauh mengenai permasalahan perlindungan HKI menurut etika bisnis Islam, yang

Selanjutanya bila digambarkan dalam bentuk histogram diameter telur ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Blkr) dari masing – masing perlakuan selama

Activity Diagram digunakan untuk mendefinisikan urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah

1). Perusahaan konveksi CV. Jaya Abadi harus dapat melakukan suatu kombinasi produk yang optimal dengan cara memproduksi 2 jenis produk yaitu kaos lengan panjang

Berdasarkan hasil penelitian kondisi awal kompetensi pedagogic guru-guru pendidikan anak usia dini yang ada di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat pada tahun ajaran