• Tidak ada hasil yang ditemukan

` HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DI FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "` HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DI FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

HARYATI

NIM UB.160214

PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

(2)
(3)
(4)

iii MOTTO

....









 









  











ﺍ﴿ ﻥﺁﺮﻘﻠ ﺍﺓﺭﻮﺳ ﺪﺌﺎﻣﻠ ﺓ:

۲

Artinya :....dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. QS. AL-Ma’idah (5) ayat 21

1 Al-Qur’an dan Terjemahan Surah Al-Ma’idah )5) ayat 2

(5)

iv

(6)

v

untuk mengatasi kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. Adapun yang melatar belakangi penelitian ini yaitu karena adanya fenomena mahasiswa Fakultas Dakwah yang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Melihat persaingan dunia kerja yang sempit mahasiswa tentunya harus mempersiapkan diri dengan membekali skill yang baik.

Selain dari pada itu untuk mengurangi tingkat kecemasan yang dialami mahasiswa saat menghadapi dunia kerja yaitu dengan adanya dukungan sosial, baik dari keluarga, teman sebaya maupun lingkungan yang ada. Tujuan penelitian ini sendiri yaitu untuk melihat apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan Kuantitatif dengan metode korelasi multiple. Penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Dalam penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Non-Probability Sampling yaitu dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang bersangkutan layak sebagai sumber data. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian sebanyak 101 mahasiswa fakultas dakwah angkatan 2016. Berdasarkan hasil analisis penelitian didapatkan hasil korelasi sebesar 0,472 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Dengan hasil pearson correlation > rtabel sebesar 0,472 > 0,195.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima.

(Ho diterima, dan Ha ditolak). Jadi terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dengan nilai pearson correltion sebesar 0,472 hal ini menunjukkan adanya hubungan (korelasi) antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang cukup kuat.

Kata Kunci : Dukungan Sosial, Kecemasan

(7)

vi

Alhamdulillahirabbil‟alamin, puji syukur ku ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga diri ini mampu untuk menempuh pendidikan

di perguruan tinggi yang ku inginkan.

Tiada kata selain rasa syukur yang mampu ku ucapkan karena Engkau beri pula kemudahan dalam setiap proses yang ku lalui untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam tercurakan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di

akhirat kelak, Aamiin.

Seiring doa dan kebahagaian, dengan penuh keredahan hati

Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang yang paling berjasa dalam hidup ku. Dua malaikat tak bersayap yang senantiasa memberikan dukungan baik secara moril mapuan finansial

yaitu kedua orang tua ku, ayahanda Tasiman dan ibunda Trisnani

Terima kasih telah merawat ku dengan penuh kasih sayang, mendidik ku dengan penuh kesabaran. Mengajarkan ku tentang arti kehidupan. Serta untaian doa yang senantiasa engkau

panjatkan setiap malam. Ayahanda ku ibunda ku tercinta, terimalah persembahan ini.

Persembahan yang sudah saya persiapkan selama empat tahun ini. Semoga persembahan ini dapat memberikan kebahagiaan.

Terima kasih kepada diri saya sendiri, Haryati. Terima kasih untuk kesabaranmu, terima kasih telah mampu bertahan sampai sejauh ini. Terima kasih atas semangatmu yang tiada henti.

Terimakasih kepada sahabat ku yang bernama Gita Erwilya yang selalu senantiasa ikhlas membantu, selalu menemani baik dalam keadaan suka maupun duka. Tanpa mu mungkin aku

tidak akan sekuat dan sampai ditahap ini. Skripsi ini ku persembahkan untukmu.

Terima kasih untuk sahabat ku Dina Fitriani yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi yang besar dalam hidupku.

Terima kasih kepada Bapak Drs Muhammad Junaidi. M.Pd.I dan Ibu Neneng Hasanah M.Pd.I selaku dosen pembimbingan saya, yang telah memberikan banyak arahan serta bimbingan

kepada saya dalam penyelasaian skripsi ini.

Terima kasih kepada keluarga besar BPI A yang telah memberikan semangat dan bimbingannya dalam menghadapi perkuliahan sampai pada penyelesaian skripsi ini.

(8)

vii Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayahya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Mahasiswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja Di Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi”. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kealam yang terang benderang dengan cahaya imam, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan cobaan. Namun semua itu patut disyukuri karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang penulis dapatkan. Penulis banyak mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun materi. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Muhammad Junaidi,S.Ag.,M.SI selaku Pembimbing I dan Ibu Neneng Hasanah.

M.Pd.I selaku Pembimbing II yang telah membantu dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Syahroni M.Pd.I selaku dosen pembimbing Akademik.

3. Bapak Dr. Abdullah Yunus. M.Pd.I selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).

4. Bapak Dr.Zulqarnin, M.Ag selaku dekan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

5. Bapak Dr. D.I.Ansusa Putra, Lc,M.A.Hum selaku wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

6. Bapak Arfan Aziz, Ph. D selaku wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Akutansi dan Keuangan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

7. Bapak Dr. Samin Batubara, M.HI selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

8. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, MA.Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.

9. Bapak/ Ibu DR. Rofiqoh Ferawati, SE.,M.El sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd sebagai Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, perencanaan dan Keuangan, dan bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag.,MA.

Sebagai Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN STS Jambi.

10.Kepala Perpustakaan UIN STS Jambi Beserta Stafnya dan serta Kepala Perpustakaan Daerah Jambi.

11.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

12.Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

13.Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).

(9)

viii skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 24 Februari 2020 Penulis

HARYATI UB.160214

(10)

ix

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ا ` ط th

ب B ظ zh

ت T ع `a

ث Ts غ Gh

ج J ف F

ح Ch ق Q

خ Kh ك K

د D ل L

ذ Dz م M

ر R ن N

ز Z و W

س S ه H

ش Sy ء ؍

ص Sh ى Y

ض Dh

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

َ ا A َ ا Aa ىِا Aa

َ ا U ى ا Ii و ا Aw

2 Tim Penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS Jambi (Jambi :Fak.Ushuluddin Iain STS JAMBI, 2014),136-137.

(11)

x C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta‟ marbutah ini ada dua macam:

1. Ta‟ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya adalah /h/.

Contoh:

Arab Indonesia

ةلاص Salaah

ةارم Mir’ah

2. Ta‟Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Contoh:

Arab Indonesia

ةيبتلاَةرازو Wizaarat al-Tarbiyah

ةارم

َ

ﻦمزلا Mir’at al-zaman

3. Ta‟ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah /tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

ةئجف Fajannatan

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

NOTA DINAS... i

PERSYARATAN ORIENTALIS ... ii

MOTTO ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

TRANSLITERASI ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 7

G. Study Relevan ... 8

BAB II KERANGKA TEORI ... 10

A. Kerangka Teoritik ... 10

B. Kerangka Bepikir ... 17

C. Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

(13)

xii

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan Hasil ... 50

BAB V PENUTUP... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa ... 19

Tabel 3.2 Penetapan Skor Jawaban Angket ... 22

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian ... 23

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Dukungan Sosial ... 24

Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja... 24

Tabel 4.6 Jumlah Keseluruhan Mahasiswa ... 30

Tabel 4.7 Daftar Dosen Prodi KPI ... 33

Tabel 4.8 Daftar Dosen Prodi BPI ... 34

Tabel 4.9 Daftar Dosen Prodi JI ... 34

Tabel 4.10 Daftar Dosen Prodi MD ... 35

Tabel 4.11 Daftar Ketua dan Sekretaris Prodi ... 39

Tabel 4.12 Daftar Jurnal & Pengendali Sistem Mutu Fakultas ... 40

Tabel 4.13 Descriptive Statistic ... 41

Tabel 4.14 Skor Empirik Dukungan Sosial ... 42

Tabel 4.15 Kategori Dukungan Sosial ... 43

Tabel 4.16 Skor Empirik Kecemasan ... 44

Tabel 4.17 Kategori Kecemasan ... 45

Tabel 4.18 Uji Normalitas... 46

Tabel 4.19 Uji Linieritas ... 47

Tabel 4.20 Uji Hipotesis ... 58

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 17

Gambar 4.2. Strustur Pimpinan Dan Staf Fakultas Dakwah ... 38

Gambar 4.3 Diagram Batang Dukungan Sosial ... 42

Gambar 4.4 Diagram Batang Kecemasan ... 44

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Validitas...

Lampiran Reabilitas ...

Lampiran Angket ...

Lampiran Normalitas ...

Lampiran linieritas ...

Lampiran Hipotesis ...

Lampiran Jadwal Penelitian ...

Lampiran Angket ...

Lampiran Dokumentasi Pengisian Angket ...

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di kawasan Asia Tenggara. Hal ini mengakibatkan banyaknya perkembangan baik dari dunia pendidikan, teknologi, perekonomian dan dunia media kesehatan. Perkembangan dalam berbagai bidang tersebut,membuat masyarakat Indonesia mulai menyadari pentingnya pendidikan. Halini bertujuan agar kehidupannya berubah menjadi lebih baik. Masyarakat Indonesia mulai memutuskan untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi negeri faforit yang mereka kehendaki. Tingkat strata satu ditempuh untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih banyak, yang tentunya tidak didapatkan di bangku sekolah dasar, menengah pertama bahkan bangku sekolah menengah atas.

Era globalisasi membuat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan perubahan dalam kualifikasi permintaan tenaga kerja yang semakin tinggi karena mengikuti perkembangan dunia kerja. Dunia kerja menuntut untuk dapat bersaing. Semakin bertambahnya waktu, maka semakin banyak pencari kerja tetapi jumlah lapangan kerja yang tersedia semakin sedikit. Tidak berimbangnya jumlah lapangan kerja dan pencari kerja, menuntut para pencari kerja untuk mampu bersaing dengan ketat dan berusaha keras untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak hal yang dilakukan individu untuk mendapatkan pekerjan yang mereka inginkan, mereka rela berbondong-bondong guna menempuh pendidikan tinggi. Hal ini dilakukan agar mereka mendapatkan pekerjaan yang pantas dan sesuai dengan yang mereka inginkan.

Persaingan antar pencari kerja sangatlah tinggi, hal tersebut terbukti dengan tingginya angka pengangguran yang tercatat oleh Badan Pusat Stastistik (BPS) belum lama ini yang merilis kondisi ketenaga kerjaan Indonesia per februari 2019. Data menunjukan angka penggangguran turun menjadi 5,01 persen atau berkurang 50 ribu orang selama satu tahun terakhir. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Februari 2019 berjumlah 6, 82 juta orang.3 Dilihat dari angka pengangguran menurun, tetapi jika dilihat dari tingkat pendidikan lulusan diploma dan universitas semakin banyak yang tidak bekerja. Dari kondisi tersebut dapat dipahami bahwa persyaratan dalam penerimaan karyawanpun mengalami perubahan yang

3 Safir Makiki, https:/www.cnnindonesia.com/ekonom diakses pada hari Minggu, 13/10/19 Jam 16.00

(18)

1

masih sulit untuk diikuti para akademisi. Namun bisa jadi jumlah pengangguran berkurang itu disebabkan tingginya minat individu dalam dunia wirausaha.

Miftakhul dalam Mahbud Nadziri mengatakan tingginya angka pengangguran di Indonesia salah satunya dikarenakan pada tiap tahunnya, berbagai universitas yang ada di Indonesia meluluskan ribuan sarjana baru dari seluruh pelosok negeri, baik itu sarjana dari universitas swasta, maupun universitas negeri. Namun sangat disayangkan, dari sekian banyaknya sarjana yang diluluskan oleh universitas, mayoritas dapat dipastikan akan menjadi pengangguran. hal ini bukan tidak beralasan, data statistik menyatakan jumlah pengangguran lulusan universitas pada Februari 2016 mencapai lebih dari 695 ribu orang yang berarti meningkat sebesar 20% dibanding tahun sebelumnya.4 Rivianto dalam Mahbud Nadziri mengatakan bahwa salah satu alasan banyaknya sarjana yang menjadi pengangguran yaitu karena lulusan universitas lebih selektif dalam memilih pekerjaan yang mereka inginkan.

Lulusan universitas ini tidak mau mengambil pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh lulusan SMA ataupun SMK. Mereka menganggap memiliki kompetensi lebih tinggi sehingga harus mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya.5

Meningkatnya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia, di karenakan tidak sedikit lulusan perguruan negeri maupun swasta dinilai kurang banyak memiliki pengelaman mengenai dunia kerja. Kemudian dari pada itu, nilai yang mereka peroleh tidak memenuhi standar perusahaan dan kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh sarjana tersebut.

Mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi menjadi impian pertama bagi sebagian besar mereka. Dengan begitu mereka harus siap untuk bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya, baik lulusan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Kondisi tersebut membuat banyak pihak merasa khawatir dan tidak percaya diri. Para calon pekerja yang akan memasuki dunia kerja harus siap menghadapi persaingan yang ketat dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan. Selain dari pada itu, para calon pekerja yang akan memasuki dunia kerja harus siap baik secara fisik maupun mental.

Kaplan (dalam Widhi Nugrahaningtyas, dkk.) mengatakan kecemasan timbul karena individu merasa teramcam oleh sesuatu hal yang dianggap menakutkan dan menyakitkan baik

4 Mahbud Nadziri, “Kecemasan menghadapi Dunia Kerjapada Mahasiswa Akhir dengan keJurusan yang Diprediksi Sulit Mendapat Pekerjaan”, Skripsi (Malang: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang, 2018) Hlm. 2

5 Ibid

(19)

1

yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.6 Dunia kerja merupakan dunia baru untuk mahasiswa, dan akan menjadi pengalaman baru juga untuk setiap individu setelah mereka menyelesaikan pendidikan mereka diperguruan tinggi. Banyak yang beranggapan bahwa dunia kerja adalah sesuatu yang menyenanangkan, tetapi tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa persaingan didunia kerja menjadi suatu hal yang menakutkan. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu yang mana keadaaan tersebut berhubungan langsung dengan kondisi psikologis, seperti timbulnya rasa tertekan saat memasuki dunia kerja.

Durand dan Barlow dalam Hasna Amania Waqiati mengatakan bahwa kecemasan merupakan perasaan gelisah yang bersifat subjektif, tampak pada sejumlah perilaku (berupa kekhawatiran, kegelisahan, dan keresahan), ataupun respon fisiologi yang terlihat melalui denyut jantung yang meningkat serta otot yang menegang.7

Kecemasan yang dialami seseorang dapat terjadi pada berbagai kondisi antara lain kecemasan pada masa depan. Kecemasan akan masa depan biasanya timbul dikarenakan faktor utama adalah dunia kerja. Muarifah menjelaskan bahwa kecemasan yang tidak teratasi dapat menyebabkan beberapa perilaku yang muncul, seperti perilaku yang menghindar.

Perilaku tersebut biasanya akan menjadi hambatan individu untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.8

Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja juga dialami oleh Mahasiswa Fakultas Dakwah. Fakultas Dakwah merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas STS Jambi.

Fakultas Dakwah memiliki empat jurusan yaitu diantaranya, Bimbingan Penyuluhan Islam, Komunikasi Penyiaran Islam, Ilmu Jurnalistik Islam dan Management Dakwah.

Mahasiswa Fakultas Dakwah dituntut untuk menjadi kaum intelegtual dengan dibekali ilmu-ilmu sesuai dengan jurusan yang mereka ambil. Tujuan nya agar lulusan dari Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mampu bersaing dalam menghadapi tantangan didunia kerja di era modern. Tetapi dikarenakan persaingan dunia kerja semakin hari semakin sengit mahasiswa/i ini mengalami kecemasan. Berdasarkan hasil

6 Widhi Nugrahaningtyas, “Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Siwa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten”, Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, Vol 3, No 2, Sep 2014 Hlm 135

7 Ibid

8 Nadziri Mahbub, “Kecemasan menghadapi Dunia kerja pada Mahasiswa Akhir dengan Jurusan yang Diprediksi Sulit Mendapatkan Pekerjaan”, Skripsi (Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang: 2018) Hlm 3

(20)

1

observasi awal yang peneliti lakukan. Observasi ini hanya difokuskan untuk mahasiswa akhir semester 8. Mahasiswa semester 8 tahun akademik 2020 terdiri dari dua prodi, yaitu prodi Bimbingan Penyuluhan Islam dan prodi Komunikasi Penyiaran Islam. Jumlah keseluruhan mahasiswa semester 8 Fakultas Dakwah sebanyak 136. Dari hasil wawancara tidak terstruktur yang dilakukan oleh peneliti pada September 2020 kepada mahasiswa akhir Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, peneliti memperoleh keterangan bahwa mereka mengalami rasa ketakutan tersendiri. Mereka cemas akan persaingan dunia kerja yang semakin ketat, dan juga mereka merasa kurangnya kemampuan dan skill yang sesuai dengan pendidikan yang mereka ambil.

Pada dasarnya kecemasan dapat dihindari oleh setiap orang jika ia telah mengetahui faktor-faktor apa saja yang menimbulkan rasa kecemasan, selain itu juga bisa diatasi dengan berbagai macam cara. Namun, setiap orang memiliki cara masing-masing dalam mengatasi perasaan cemas yang mungkin saja tiba-tiba muncul. Dalam islam cara mengatasi kecemasan yaitu dengan cara berdoa dan mengingat Allah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjalankan ibadah solat, bershalawat, berdzikir agar mendapatkan ketenangan. Seperti yang dijelasakan dalam surat dibawah ini:

ﻦَّم ا

َ ۡ یِجیُّ

َ ب ۡ

َ لا ض م ۡ

ََّر ط ۡ ا ذِاَ ا ع دَ

َ َُہ

َ وَ

ک ی

َ فِش ۡ وجسلاَ ۡ ۡ

َ ءَ

َ وَ

ج ی م ک ل ع ۡ

َ ۡ ا ف ل خ

َ ءَ ۡ لا ر ا ۡ

َِض ۡ

َ

ََ ءَ ۡ

َ لِا

َ َُہ

َ عَّم

َ للاَ

َُِہ

َ ۡ

یِل ق

ًَلَ ۡ اَّمَ

و رَّک ذ ت

َ ن ۡ

َ۞

﴿ لﻤﻧلﺍﺓروﺳﻥﺁرقلﺍ :

۶۲

“…….atau siapakah yang memeperkenankan (doa) orang yang dalam kesusahan jika dia berdoa kepada-Nya & yang menghilangkan kesulitan & yang menjadikan manusia (manusia) sebagai khalifah dibumi? Apakah tidak hanya Allah ada tuhan (yang lain)? Teramat sedihlah anda mengingati Nya.”

QS. An-Naml (27) ayat 62.9

Selain dari pada itu cara lain yang bisa dilakukan banyak orang dalam menghadapi kecemasan adalah mencari dukungan sosial dari orang-orang terdekat, seperti orang tua, saudara, atau keluarga lainnya. Dukungan sosial sama seperti halnya energi positif yang akan mengurangi rasa cemas, gelisah, ataupun takut.

9 Al-Qur’an dan Terjemahan, Surah An-Naml (27) ayat 62

(21)

1

Dukungan sosial dari orang tua, akan memberikan dukungan moril yang besar bagi pribadi seorang mahasiswa yang sedang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Sama seperti di masa perkuliahan, dukungan sosial dari orang tua akan menjadi alasan utama dari sekian banyaknya alasan yang pastinya mempengaruhi ketangguhan mahasiswa/i dalam menyelesaikan pendidikannya di universitas.

Dukungan Sosial merupakan kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan orang lain yang bermanfaat ketika individu mengalami stress.10 Hal tersebut dapat dijelaskan ketika individu mengalami ataupun merasakan tekanan, kemudian mereka menceritakan kepada orang lain tentang masalah yang ia alami, hal ini tidak hanya akan mengurasi perasaan negatif yang ada apada dirinya namun juga dapat mengurangi timbulnya masalah kesehatan.

Masalah kesehatan disini yaitu baik kesehatan fisik maupun psikis.

Dukungan sosial mampu mencegah kecemasan yang ada pada individu. Dukungan sosial menjadi keadaan bermanfaat bagi seseorang yang memperoleh keadaan tersebut dari orang lain yang dipercaya, dapat memberikan perhatian menghargai serta memberikan cinta kepadanya. Hal ini dapat ia dapatkan ataupun ia rasakan baik dari keluarga, teman, rekan kerja mapun pasangan.

Dukungan sosial dapat melindungi jiwa seseorang akibat tekanan dan cemas, dengan kata lain dukungan sosial ini akan mampu menurunkan kecenderungan munculnya hal- hal yang dapat memicu timbulnya kecemasan. Seperti halnya tekanan mengenai masa depan dalam hal ini yaitu berkaitan dengan pekerjaan.

Dukungan sosial adalah kenyamanan, kepedulian, penghargaan maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima individu dari orang lain ataupun kelompok. Dukungan sosial juga didefinisikan sebagai dukungan yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan non – verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban atau didapat karena kehadiran orang lain dan hal ini memiliki manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.11

Sarason dkk dalam Daniel Rizky Wijaksono Menyebutkan bahwa dukungan sosial memiliki peranan penting untuk mencegah seseorang dari ancaman kesehatan mental.

10 Widhi Nugrahaningtyas, “Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1Wedi Klaten”, Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa Vol 3,No 2 Sep 2014, Hlm 137

11 Veronika Lestari, “Hubungan antara Dukungan Sosial orang tua dengan Penyesuaian Diri Remaja dengan Orang Tua Bercerai”, Skripsi, Psikologi, Fakultas Psikologi ,2016, Hlm 10

z

(22)

1

Seseorang yang mendapatkan dukungan sosial yang rendah memungkinkan mengalami kecemasan terhadap masa depannya. Sedangkan seseorang yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi dari orang terdekatnya lebih mampu mengatasi kecemasan terhadap masa depannya hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Atkinson.12

Taylor dalam Yettie Wandansari menjelaskan peran lingkungan dapat terlihat antara lain dalam bentuk dukungan sosial, yaitu bantuan berupa dukungan instrumental, infomasional, penghargaan, dan emosional yang diberikan pada individu dengan tujuan membantu individu menghadapi sumber stress spesifik13. Dari hasil penelitian diatas jika dikaitan dengan yang akan penulis teliti yaitu bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan kelurga terhadap mahasiswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja yaitu berupa dukungan informasional dalam hal ini mengenai lowongan-lowongan pekerjaan, kemudian penghargaan diri yang diberikan oleh keluarga terhadap mereka yang telah menyelesaikan pendidikan strata tingkat satu.

Berdasarkan fenomena yang terjadi diatas dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti berencana melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Mahasiswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja Di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi”.

12 Ibid

13 Yettie Wandansari, Peran Dukungan Orang Tua dan Guru Terhadap Penyesuaian Sosial Anak Berbakat Intelektual, Jurnal Provitae No.1:Desember 2004, Hlm 35

(23)

1 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adanya mahasiswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

2. Adanya mahasiswa yang membutuhkan dukungan sosial.

C. Batasan Masalah

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan sistematis maka batasan masalahnya sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi 2. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa/i prodi BPI dan KPI.

3. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa dan mahasiswi semester VIII tahun angkatan 2019.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu, apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa Fakultas Dakwah UIN STS Jambi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas, maka peneliti mengemukakan beberapa tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu, melihat apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada mahasiswa Fakultas Dakwah UIN STS Jambi

F. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis

a. Penelittian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan kepada guru bimbingan dan konseling terutama dalam menghadapi mahasiswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi dunia kerja.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature ilmiah.

2. Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadi sumbangan pemikiran dan dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya.

(24)

1

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadi sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya.

G. Study Relevan

Kajian dan penelitian mengenai hubungan dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja sudah banyak dilakukan dan diteliti oleh peneliti sebelumnya. Banyak penelitian-penelitian terdahulu yang dibuat untuk mengungkapkan hal- hal yang berkaitan tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja maupun hubungan antara dukunga sosial dengan kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Untuk itu ditampilkan beberapa karya akademik yang sudah rampung dalam berkontribusi bagi upaya penggambaran hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja, dan ditampilkan hasil dari penelitian terdahulu dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan, diantaranya yaitu:

1. Devinda Priska Sekarina, Yeniar Indriana (2018) dengan judul penelitian Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang tua dengan Kecemasan Mahasiswa dalam menghadapi Dunia Kerja pada Siswa Kelas XII. Hasil pada penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa SMK Yudya Karya Magelang.

Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,519 dengan nilai signifikansi sebesar p = 0,000 (p <0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara variabel dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Yudya Karya Magelang. Penelitian ini meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII, sedangkan peneliti disini meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja di Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.14

14 Yeniar, Devinda, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua Dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Siswa Kelas XII Smk Yudya Karya Magelang”, Jurnal Empati, Vol. 7, No. 1, Januari 2018, Hlm 383

(25)

1

2. Mahbub Nadziri, (2018) dengan judul kecemasan menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Akhir dengan Jurusan yang Diprediksi Sulit Mendapat Pekerjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek lebih banyak berada pada kategori kecemasan menghadapi dunia kerja yang sedang, yaitu sebanyak 47 mahasiswa (47.5%). Sedangkan dengan kategori rendah 27 mahasiswa (27.3%) mahasiswa dengan kategori kecemasan menghadapi dunia kerja tinggi sebanyak 25 mahasiswa (25.3%). Penelitian ini meneliti tentang kecemasan tentang kecemasan menghadapi dunia kerja pada mahasiswa akhir dengan jurusan yang diprediksi sulit mendapatkan pekerjaan. Sedangkan peneliti disini meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja di Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. 15

3. Niken Yuni Pratiwi, (2018) dengan judul penelitian Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan Menghadapi pension. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) = -0,461 dengan sig = 0,000 (p<0,01) yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi pensiun. Penelitian ini meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi pensiun.Sedangkan peneliti disini meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan mahasisw adalam menghadapi dunia kerja.16

Dari beberapa penelitian diatas memiliki perbedaan terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian pertama dengan penelitian kedua meneliti tentang hubungan anatara dukungan sosial dengan dunia kerja. Penelitian ketiga yaitu dengan judul penelitian hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi pensiun, sedangkan peneliti disini meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi dunia kerja di Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

15 Nadziri Mahbub , “Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Mahasiswa Akhir Dengan Jurusan Yang Diprediksi Sulit Mendapat Pekerjaan”, Skripsi (Malang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, 2018) Hlm 8

16 Niken Yuni Pratiwi, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengn Kecemasan Menghadapi Pesiun”, Skripsi (Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018), Hlm 7

(26)

1 BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kerangka Teoritik 1. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah salah satu bentuk dari adanya emosi yang dimiliki setiap manusia. Manusia memiliki emosi baik emosi secara positive maupun emosi negative.

Salah satunya yaitu kecemasan , kecemasan ini timbul karena adanya tekanan baik dari dalam diri mapun dari luar. Kecemasan bisa juga disebut suatu bentuk kekhawatiran mengenai suatu peristiwa yang akan datang dan belum diketahui mengenai kejelasan ataupun keberanarannya. Kecemasan mengakibatkan seseorang merasa kurang percaya diri, merasa rendah diri.

Kartono dalam Ernia Yunita berpendapat bahwa kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai ketakutan. Perasaan takut itu timbul karena adanya ancaman atau gangguan terhadap suatu objek yang masih abstrak dan juga takut yang bersifat subjektif yang hal ini ditandai adanya perasaan tegang, khawatir dan sebagainya.17 Salah satu bentuk kecemasan yang dapat terjadi pada mahasiswa yaitu kecemasan menghadapi dunia kerja.

Kecemasan merupakan pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan mengenai kekhawatiran atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang dan emosi yang dialami oleh seseorang. Kecemasan adalah suatu keadaan tertentu (state anxiety), yaitu menghadapi situasi yang tidak pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam menghadapi objek tersebut. Hal tersebut berupa emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu dan bukan kecemasan sebagai sifat yang melekat pada kepribadian.18

Beberapa tokoh yang membahas teori tentang kecemasan adalah sebagai berikut:

1) Teori Kecemasan Sigmun Freud

17 Ernia Yunita, “Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta”, Skripsi (Surakarta:Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013), hlm 1

18 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi (Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, Cetakan II, 2017) Hlm141

10

(27)

1

Kecemasan menurut Freud adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak menyenangkan itu sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kekecewaan itu sendiri selalu dirasakan.

Freud juga menjelaskan adanya pembagian kecemasan yaitu:

a) Kecemasan neurotik adalah ketakutan terhadap suatu bahaya yang tidak diketahui.

Kecemasan ini berkaitan dengan ketakutan dalam menerima hukuman yang bersumber dari orang tua, guru atau majikan. Sehingga ketakutan tersebut berkembang menjadi kecemasan neurotik yang tidak disadari. Kecemasan neurotik ini yaitu rasa takut jangan-jangan insting-insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum.

b) Kecemasan moral terjadi bila kita gagal melakukan apa yang dianggap baik atau benar secara moral. Misalnya, tidak bisa memelihara atau memperhatikan orang tua kita atau membantu anak-anak kita dengan baik.

c) Kecemasan realistik adalah kecemasan yang juga dikenal sebagai kecemasan objektif, yang hampir sama dengan ketakutan. Kecemasan realistik ini dapat didefinisikan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik terhadap suatu bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya kecemasan saat mengendarai mobil kemudian ditengah jalan mobilnya mengalami kecelakaan.

Jika dilihat dari ketiga jenis kecemasan yang telah dijelaskan oleh Freud, kecemasan dalam menghadapi dunia kerja masuk kedalam kecemasan realistik dimana mahasiswa/i yang telah lulus perguruan tinggi meliki ketakutan tersendiri saat menghadapi dunia kerja. Ketakutan-ketakutan yang dialami mahasiswa/i ini terkait tentang takut tidak lulus seleksi dalam penerimaan pegawai negeri sipil, kemudia takut tidak meliliki kompetensi yang memadahi untuk dapat diterima di kantor yang dikehendaki. Selain itu juga ketakutan yang mendalam yang dialami mahasiswa/i akhir ini yaitu takut kalah saing dengan pencari pekerjaan lainnya yang datang dari perguruan- perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia.19

2) Teori Kecemasan Nietzal

19 Calvin S Hall & Cardner Lindzey, Psikologi Kepribadian 1 Teori-Teori Psikodinamik (Klinis), (Yogyakarta: Kanisius, 2005) Hlm 81

(28)

1

Nietzal dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawati berpendapat bahwa kecemasan berasal dari bahasa latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negative dan rangsangan fisiologi.20 3) Teori Kecemasan Lazarus

Lazarus membedakan perasaan cemas menurut penyebabnya menjadi dua.

a) State anxiety

Adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi tertentu yang dirasakan sebagai ancaman, misalnya mengikuti tes, menjalani operasi, atau lainnya.

Keadaan ini ditentukan oleh perasaan tegang yang subjektif.

b) Trait anxiety

Adalah disposisi untuk menjadi cemas dalam menghadapi berbagai macam situasi (gambaran kepribadian). Ini merupakan ciri atau sifat yang cukup stabil yang mengarahkan seseorang atau menginterpretasikan suatu keadaan menetap pada individu (bersifat bawaan) dan berhubungan dengan kepribadian yang demikian.21 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan kecemasan adalah suatu keadaan tertentu (state anxiety) yaitu menghadapi situasi yang belum pasti dan tidak menentu terhadap kemampuannya dalam menghadapi tes, berupa emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu dan bukan kecemasan sebagai sifat yang melekat pada kepribadiannya.

b. Aspek-Aspek Kecemasan

Menurut Nevid dkk, dalam Daniel Rizky Wijaksono kecemasan memiliki tiga aspek, yaitu;

1) Simptom Fisik

Gangguan yang terjadi pada fisik individu yang mengalami kecemasan, seperti keluar banyak keringat, badan gemetar, jantung berdetak kencang, sulit bernafas, pusing, tangan dingin, mual, panas dingin, lebih sensitive, mengalami kegelisahan, mengalami kegugupan, pingsan, merasa lemas, sering buang air kecil dan diare.

2) Simptom Kognitif

20 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi (Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, Cetakan II, 2017) Hlm 141-142

21 Ibid Hlm142

(29)

1

Perasaan khawatir yang timbul tentang sesuatu dan memiliki keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi. Selain itu, individu akan merasa terancam oleh seseorang ataupun suatu peristiwa, serta merasa kebingungan dan khawatir jika ditinggal sendiri.

3) Simptom Perilaku

Kecemasan yang mengakibatkan perilaku individu menjadi berbeda dan mengarah kepada hal yang yang kurang biasa, seperti halnya perilaku menghindar, perilaku ketergantungan, perilaku terguncang, dan meninggalkan situasi yang menimbulkan kecemasan.22

c. Faktor-faktor kecemasan

Adler dan Rodman dalam M. Nur Ghufron mengatakan terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu:

1) Pengalaman Negatif pada Masa Lalu

Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa mendatang. Apabila individu tersebut menghadapi situasi atau kejadian yang sama dan juga tidak menyenangkan, misalnya pernah gagal tes, hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan kecemasan siswa dalam menghadapi tes.

2) Pikiran yang Tidak Rasional

Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan.

Ellis memberi daftar kepercayaan atau keyakinan kecemasan sebagai contoh dari pikiran tidak rasional yang disebut buah pikiran yang keliru, yaitu kegagalan katastropik, kesempurnaan, persetujuan, dan generalisasi yang tidak tepat.23

22 Daniel Rizky Wijaksono, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia Kerja Pada Siswa Smk”, Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Darma, 2016) Hlm 10-11

23 M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi (Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, Cetakan II, 2017) Hlm 143-147

(30)

1

Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi tingkat religiusitas yang rendah pada diri individu, kemudian tingginya rasa pesimis, takut gagal, pengalaman negatif masa lalunya, dan juga pikiran yang tidak rasional. Sementara faktor eksternal seperti kurangnya dukungan sosial pada diri individu tersebut.

d. Kecemasan dalam Menghadapi Dunia Kerja

Dunia kerja adalah dunia baru yang akan dimasuki oleh orang yang telah selesai menempuh pendidikanya. Dunia kerja memiliki beberapa bidang, dimana setiap karyawan dituntut memiliki kemampuan, keahlian serta keterampilan khusus yang dibutuhkan setiap dunia kerja. Oleh karena itu mahasiswa Fakultas Dakwah mengalami kecemasan dalam memasuki dunia kerja.

Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah penilaian dari individu terhadap pencapaian tujuan mengenai dunia kerja yang belum pasti. Sehingga mengakibatkatkan individu mengalami konflik dalam diri yang menyebabkan perubahan tingkah laku seperti menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia kerja dan juga tergangguanya respon fisiologi liannya

2. Dukungan Sosial

a. Pengertian Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan salah satu fungsi dari ikatan sosial. Dimana ikatan- ikatan tersebut menggambarkan tingkat kualitas umum dari hubungan interpersonal.

Dukungan sosial juga dapat dikatakan sebagai suatu proses sosial, emosional, pembelajaran (kognitif), dan perilaku yang terjadi dalam hubungan antar individu.

Dengan pemberian dukungan sosial ini dapat meringankan permasalahan yang dialami oleh individu. Saat seseorang mendapatkan dukungan keluarga semuanya akan terasa mudah. Individu yang mendapatkan dukungan sosial akan merasa dihargai, disayangi dan diperhatikan. Sehingga hal tersebut tentu baik untuk psikisnya serta mengurangi kecemasan yang ia alami. Dukungan keluarga yang dapat diberikan kepada individu dapat berupa dukungan moral (motivasi), kemudian dukungan finansial yaitu memberikan fasilitas-fasilitas penunjang individu dalam mengatasi kecemasan dalam menghadapi dunia kerja. Selain itu juga keluarga dapat memberikan dukungan informatif berupa pemberian informasi lowongan pekerjaan, kemudain memberikan

(31)

1

saran, nasihat serta memberikan pendidikan yang baik untuk si anak agar anak memiliki prestasi akademik. Sehingga anak mampu bersaing dengan pencari kerja yang lainnya.

Sarason dalam Fani Kumala Sari menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Sarason berpendapat bahwa dukungan sosial itu selalu mencakup atas dua hal yaitu:

1) Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).

2) Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima, berkaitan dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas).

Hal diatas perlu dipahami oleh individu yang akan memberikan dukungan sosial karena menyangkut persepsi tentang keberadaan (availabilit) dan ketepatan (adequancy) dukungan sosial terhadap seseorang. 24Dukungan sosial bukan hanya perihal pemberian bantuan saja, melaikan yang penting adalah bagaimana persepsi si penerima memaknai bantuan yang diberikan.

b. Aspek-aspek Dukungan Sosial

Dukungan sosial depkes dalam Nursalam dan Ninuk Dian Kurniawati membedakan empat aspek dukungan sosial menjadi:

a. Dukungan Emosional

Yaitu mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.

b. Dukungan Penghargaan

Terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain , misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri.

24 Fani Kumalasari, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan” Jurnal Psikologi Pitutur, Volume 1No.1, Juni 2012, hlm. 25

(32)

1 c. Dukungan Instrumental

Mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak mempunyai pekerjaan.

d. Dukungan Informatif

Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta petunjuk.

Dukungan sosial (Sosial Support) hampir setiap orang tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, tetapi mereka membutuhkan bantuan orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dukungan sosial merupakan mediator yang penting dalam menyelesaikan masalah seseorang, hal ini karena individu merupakan bagian dari keluarga, teman sekolah ataupun teman kerja, kegiatan agama ataupun bagian dari kelompok lainnya.

Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal :

1) Emotional Support, meliputi: perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan diperhatikan.

2) Cognitive support, meliputi: Informasi, pengetahuan, dan nasihat.

3) Materials support, meliputi: bantuan atau pelayanan berupa sesuatu barang dalam mengatasi suatu masalah.25

B. Kerangka Berpikir

Dukungan sosial merupakan suatu bentuk dorongan yang diberikan baik dari keluarga, teman sebaya maupun lingkungan sekitar. Dukungan sosial menjadi hal penting yang harus didapat bagi setiap individu. Begitu juga dengan mahasiswa yang perlu mendapatkan dukungan sosial baik keluarga, teman sebaya maupun lingkungan ia belajar. Terlebih lagi mahasiswa semester akhir, yang semakin dekat menghadapi dunia kerja. Dukungan sosial menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja. Dengan memberikan dukungan sosial terhadap mahasiswa yang akan menghadapi dunia kerja, hal ini tentu baik untuk psikologis mahasiswa tersebut. Mereka akan merasa lebih percaya diri untuk menghadapi dunia kerja. Dengan begitu dapat disimpulkan

25 Nursalam, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi (Jakarta: Salemba Medika, 2007) hlm 29-30

(33)

1

semakin banyak dukungan sosial yang mereka dapatkan, tingkat kecemasan dalam menghadapi dunia kerja semakin menurun.

Gambar 2.1 Kerangak Berfikir

Variabel X = Dukungan Sosial

Variabel Y = Kecemasan menghadapi dunia kerja

C. Hipotesis

Hipotesis sementara yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak ada Hubungan yang signifikan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja

Ha = Ada Hubungan yang signifikan antara Dukungan sosial dengan kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja

(34)

1 BAB III

METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent) dan variabel tergantung (dependent). Variabel tersebut sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terkait.Variabel bebas pada penelitian ini adalah Dukungan Sosial.

2. Variabel terkait (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.

Variabel terkait pada penelitian ini adalah Kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

B. Desfinisi Operasional

1) Kecemasan menghadapi dunia kerja

Kecemasan menghadapi dunia kerja adalah penilaian dari individu terhadap pencapaian tujuan mengenai dunia kerja yang belum pasti. Sehingga mengakibatkatkan individu mengalami konflik dalam diri yang menyebabkan perubahan tingkah laku seperti menghindari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia kerja dan juga tergangguanya respon fisiologi liannya.

Kecemasan dalam menghadapi dunia kerja yang diukur dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecemasan yang meliputi simptom fisik, simptom kognitif, dan simptom perilaku.

2) Dukungan sosial

Dukungan sosail adalah suatu bentuk dukungan atau bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengurangi masalah yang dihadapi. Bentuk dari dukungan seperti emosional, instrumental, dan finansial yang berasal dari orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan individu. Dimana dukungan sosial ini memiliki manfaat emosional yang berdampak pada perilaku. Untuk mengukur dukungan sosial akan digunakan skala dukungan sosial yang disusun berdasarkan empat aspek, yaitu dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informasi. Semakin tinggi skor yang diperoleh

dari skala dukungan sosial maka semakin tinggi dukungan sosial pada individu. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh dari skala dukungan sosial maka semakin rendah dukungan sosial pada individu.

18

(35)

1 1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi (UIN STS Jambi), tepatnya pada Fakultas Dakwah. Dilaksanakan pada tahun 2020.Tempat ini dipilih menjadi tempat penelitian karena tempat ini mudah dijangkau oleh peneliti. Selain itu juga dikarenakan peneliti aktif dalam kegiatan kampus.

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 30 Desember sampai 30 Maret 2020.

2. Jenis dan Desain Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu dengan menggunakan teknik korelasi multifle. Korelasi ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.26

3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jamb di Fakultas Dakwah Semester 7 Angkatan 2019 yang berjumlah 136 orang. Bimbingan Penyuluhan Islam berjumlah 62 orang dan Komunikasi Penyiaran Islam berjumlah 74 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa

Program Study Jumlah Total

Bimbingan Penyuluhan Islam 62

136 Komunikasi Penyiaran Islam 74

b. Sampel

Sampel adalah sebagai dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.27 . Dengan menggunakan rumus Slovin dirumuskan sebagai berikut:28

26 Jonathan dan Hendra, Prosedur-Prosedur Statistik Untuk Analisis Data Riset Skripsi, (Yogyakarta, GAVA MEDIA, 2017), Hlm 68

27 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kualitatif dan Gabungan, (Jakarta: KENCANA, 2017), Hlm. 157

28 Edy Supriyadi, SPSS+Amos Statistical Data Analysis, (Bogor:In Media, 2014), Hlm 18-19

(36)

1 n =

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi

Penentuan sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Slovin didapat, sebagai berikut:

n =

=

=

= 101, 47101.4925373134328 dibulatkan menjadi 101

c. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Probability Sampling yaitu dengan menggunakan teknik Accidental Sampling atau disebut juga sebagai sampling peluang. Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang bersangkutan layak sebagai sumber data.29

4. Teknik Pengumpulan Data a. Sumber Data dan Jenis Data

1) Sumber Data

Sumber data untuk penelitian ini diambil dari unsur manusia yang berupa sumber data yang diperoleh dari responden, yaitu mahasiswa semester 8 tahun ajaran 2019. Dan sumber data diambil dari unsur non manusia yaitu berupa bahan pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini.

2) Jenis Data

29 Eni, Zulkifli dan Harun, STATISTIKA: Teori dan Aplikasi Penelitian, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019), Hlm 89

(37)

1

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui hasil pengisian angket yang disebarkan kepada mahasiswa semester 8 tahun ajaran 2019 Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari responden melalui angket yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data, yaitu berupa data penunjang yang relevan dengan penelitian ini.

3) Metode Pengumpulan Data a. Kuesioner (Angket)

Kuesioner yaitu teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden30.Dalam penelitian dikenal beberapa angket (kuesioner) yaitu pertama angket tertutup. Dalam kuesioner ini tugas responden adalah memilih satu atau lebih kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Kedua yaitu kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka ini berupa pertanyaan-pertanyaan bebas yang memberi kebebasan pula kepada responden untuk menjawab. Ketiga kuesioner campuran.

Kuesioner ini merupakan gabungan dari kuisioner sebelumnya. Dalam kuesioner campuran ini, disamping telah ada kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia, disediakan pula titik-titik kosong untuk menampung kemungkinan-kemungkinan jawaban yang belum tersedia.

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan peneliti yaitu kuesioner tertutup, yaitu responden hanya perlu memilih kemungkinan-kemungkinan jawaban yang sesuai dengan responden yang telah disedia kan oleh peneliti.

b. Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan langsung kelapangan. yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang lebih. Observasi ini dilakukan dengan cara si peneliti mengamati secara langsung kelapangan.

5. Instrumen Penelitian a. Pengukuran Instrumen

30 Deni Darmawan, “Metode Penelitian Kuantitatif”, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2016), hlm 159-161

(38)

1 1) Metode Kuesioner

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar lebih mudah dalam mendapatkan hasil yang lebih baik, lengkap, sistematis dan mudah diolah. Variasi jenis penelitian adalah angket, pedoman wawancara, dan pedoman pengamatan.

Instrument yang peneliti gunakan untuk memperoleh data penyesuaian diri mahasiswa menggunakan angket yang berbentuk pertanyaan tertutup dengan empat alternative jawaban, sebagai berikut:

Tabel 3.2

Penetapan Skor Jawaban Angket Alternatif

Jawaban

Skor Pertanyaan Positif (+)

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju

1

Pertanyaan positif adalah pertanyaan yang mendukung keberhasilan mahasiswa dalam mengatasi kecemasan menghadapi dunia kerja.

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berupa penggambaran dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat kecemasan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja dan melihat tingkat dukungan sosial yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memberi skor pada setiap pertanyaan sesuai dengan perhitungan skor berdasarkan skala likers, kemudian disusun kriteria penilaian untuk setiap item pertanyaan berdasarkan jumlah persentase skor jawaban yang diperoleh dibagi dengan skor ideal dan dikalikan 20%. Atau dinyatakan dalam bentuk rumus berikut:

(39)

1

P = x 20%

Keterangan:

P = Persentase Perolehan

N = Skor ideal (ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberi jawaban dengan skor tertinggi)

F = Nilai Skor jawaban responden

Nilai skala pengukuran tertinggi pada penelitian ini adalah 4 dan skala pengukuran terkecil pada penelitian ini adalah 1. Sehingga diperoleh:

1) Jumlah kumulatif terbesar = 20 x 4 = 80 Persentase skor yang diperoleh = = 100%

2) Jumlah kumulatif terkcil = 20 x 1 = 20 Persentase skor yang diperoleh = = 25%

Nilai rentangnya adalah 100% - 25% = 75%. Jika nilai rentang dibagi 4 skala pengukura maka akan didapat nilai interval yaitu 75% : 4 = 18,7%

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian

No Persentase Kategori

1 25,00% - 43,74% Sangat Tidak Setuju

2 43,75% - 62,49% Tidak Setuju

3 62,50% - 81,24% Setuju

4 81,25% - 100,00% Sangat Setuju

2. Kisi-kisi Instrument

Kuesioner ini disusun berdasarkan aspek-aspek dan faktor dalam dukungan sosial.

Kisi-kisi yang ditampilkan sebagai berikut:

(40)

1 Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Dukungan Sosial

No Aspek Indikator Item Jumlah Total

1. Dukungan Emosional

1. Empati 1 1 5

2.Merasakan Perhatian 2,4 2 3.Merasakan

Kepedulian

3,5 2

2. Dukungan Penghargaan

1.Penghargaan positif 6 1 5

2.Mendapatkan persetujuan

7,10 2

3.Mendapatkan dorongan semangat

8,9 2

3. Dukungan Instrumental

1.Mendapatkan bantuan langsung

11,12,13 3

5 2.Mendapatkan

bantuan langsung berupa material dan fasilitas

14,15 2

4. Dukungan Informasi

1.Mendapatkan nasehat/saran

16,17,18,20 4 5

2.Medapatkan pengarahan/petunjuk

19 1

Total 20

(41)

1 Tabel 3.5

Kisi- kisi Instrumen Kecemasan menghadapi dunia kerja

No Aspek Indikator Item Jumlah Total

1. Simptom Fisik Merasakan Kegelisahan, kegugupan, sensitif dan takut

1,2,3,4,5,6,7, 8

8 8

2. Simptom Kognitif

Merasa terancam, khawatir, kebingungan

9,10,11,12,13 5 5

3. Simptom Perilaku

Perilaku menghindar, bergantung kepada orang lain.

14,15,16,17,1 8,19,20

7 7

Total 20

3. Uji Coba Instrumen a. Validitas Instrumen

Validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu tes dapat dikatakan valid yang tinggi apabila tes tersebut dapat menjalankan fungsi ukkurnya sehingga menghasilakan data yang akurat dan tepat.31 Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√( ∑ (∑ ))( ∑ (∑ ))

31 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 167

(42)

1 Keterangan:

= Korelasi product moment X = Nilai setiap butir

Y = Nilai dari jumlah butir N = Jumlah responden

b. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas adalah untuk melihat sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Menurut Suharsimi Arikunto rumus alpa digunakan untuk mencari reabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0 minslanya angket atau bentuk soal uraian.32 Adapun rumus alpa:

([ ] ) ( ) Keterangan:

r11 = Reabilitas Instrumen

K = Banyak butir pertanyaan atau banyak soal

= Jumlah varian butir = Varian total

6. Teknik Analisis Data a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Validitas data merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti. Untuk menguji normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan membandingkan distribusi data dengan distribusi normal baku, dengan ketentuan jika signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, jika > 0,05 maka distribusi data normal. Adapun langkah menentukan signifikansi yaitu dengan membandingkan nilai terbesar Ft - Fsterhadap nilai table Kolmogorov-Smirnov.

32 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), 167

Referensi

Dokumen terkait

return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan

결론 퇴행성 변화를 일으킨 추간판의 섬유륜 및 수핵 세포는 체외 에서 계대 배양의 횟수가 증가함에 따라서 점차적으로 고유의 표현형을 잃어버리며 3차 계대 배양에서는

Pada desain motion graphic lower third, elemen yang digunakan yaitu sekumpulan not musik, bentuk shape segitiga memanjang, mic, speaker dan arah panah.. Penggunaan shape trapesium

Dari pengkajian dan pemetaan tersebut diharapkan akan didapatkan daerah penangkapan yang sesuai untuk alat tangkap cantrang.Tujuan dari penelitian ini adalah

Fase-fase kegiatan dalam pengembangan sebuah proyek ini sangat bervariasi dan tergantung pada karakteristik dari proyek itu sendiri atau organisasi yang

Rancangan perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber air yang terpilih dialirkan kedalam beberapa jenis adsorben (arang aktif, bentonit, dan zeolit) dengan

Suryawan (2005), dari sumber isolat yang sama dengan yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara pengayaan yang sama namun waktu inkubasi diperpanjang dari 7 menjadi

[r]