• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PBL AKIDAH AKHLAK KELAS IV DI MI NURUL ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PBL AKIDAH AKHLAK KELAS IV DI MI NURUL ISLAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PBL AKIDAH AKHLAK KELAS IV DI MI NURUL

ISLAM

Wahdah

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya e-mail : Wahdaharrum@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berisi tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Akidah Akhlak kelas IV dilatar belakangi berdasarkan hasil observasi awal penelitian, terdapat beberapa masalah pada proses pembelajaran, diantaranya yaitu dalam proses pembelajaran, kurangnya rasa percaya diri siswa, kemudian pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, akibatnya hasil belajar peserta didik menurun. Hal ini dibuktikan oleh hasil pretes 40 %. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan dalam meningkatkan hasil belajar, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penelitian ini menggunakan dua siklus dimana setiap siklusnya terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu lembar observasi, dan lembar tes.

Perencanaan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)ini menekankan pada peningkatan hasil belajar siswa.

Penelitian ini menunjukan hasil yeng memuaskan, hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar dari pemahaman peserta didik terhadap materi.

Hasil postes dalam setiap siklus I mengalami peningkatan. Ketuntasan hasil belajar peserta didik pada siklus I dengan persentase 73,3%, dan ketuntatasan hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan lagi dengan presentasi 86,6%. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IV MI Nurul Islam.

Kata Kunci : Peningkatan, hasil belajar, strategi

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Dimana pendidikan mempengaruhi seseorang untuk meraih tujuan dalam kehidupannya. Sebab, setiap manusia hendaknya memiliki tujuan dalam hidupnya guna menentukan bagaimana arah kedepan seorang manusia itu untuk meraih kehidupan yang sejahtera.

(2)

Sejatinya dalam pembelajaran yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik, memiliki beragam cara. Cara penyampaian suatu ilmu pengetahuan oleh seorang guru dalam lingkup pembelajaran di kelas hendaknya disesuaikan dengan karakteristik setiap individu dalam kelas dan keadaan lingkungan kelas itu sendiri. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa aktif dan menyenangkan didalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam merubah dan meningkatkan kualitas pendidikan agar berjalan secara optimal. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut adalah mengubah paradigma pendidikan khususnya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) ke arah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Perubahan paradigma pendidikan tersebut turut menuntut para guru untuk semakin kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran di dalam kelas. Pemilihan strategi Pembelajaran yang tepat, akan membawa dampak pada tersampaikannya tujuan suatu materi pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan harapan pendidik. Dalam hal ini, penerapan Strategi Pembelajaran PBL ini akan memberikan pengaruh terhadap keaktipan siswa, karena semakin siswa dilatih untuk berpikir sesama teman maka semakin bertambahnya kektifan berbicara, pembentukan mental, serta kemampuan untuk berpendapat secara aktif. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terdapat masalah pada pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IV MI Nurul Islam Bina Jaya Kecamatan Dadahup. Dimana Keterampilan berpikir Kritis siswa cenderung masih rendah sebab strategi pembelajaran yang terlalu monoton.

Strategi yang diterapkan pendidik di kelas, seperti menjelaskan materi secara abstrak, menghafalkan materi dengan komunikasi satu arah, hal-hal tersebutlah yang mengurangi Ketrampilan berpikir Kritis peserta didik dalam pembelajaran yang ada. Sehingga, proses belajar yang mereka lakukan bersifat pasif. Maka dari itu, berlandaskan pemikiran diatas perlu ada tindakan untuk meningkatkan Ketrampilan berpikir Kritis peserta didik pada pembelajaran Akidah Akhlak kelas IV MI Nurul Islam Bina Jaya Kecamatan Dadahup.

METODOLOGI PENELITIAN

Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan1. Problem Based Learning (PBL) pada dasarnya dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir

(3)

dan keterampilan menyelesaikan masalah, mempelajari peran-peran orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Model pembelajaran ini menyediakan sebuah alternatif yang menarik bagi guru yang menginginkan maju melebihi pendekatan-pendekatan yang lebih berpusat pada guru untuk menantang siswa dengan aspek pembelajaran aktif dalam model pembelajaran tersebut. Problem Based Learning atau model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran yang memfokuskan pada pelacakan akar masalah dan memecahkan masalah tersebut 2.Dengan memahami akar masalah yang berkembang sesuai dengan perkembangan manusia, siswa akan dapat berlatih untuk memberikan penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi tersebut.

Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan model Problem Based Learning yang diutamakan untuk penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah3. Problem Based Learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasar- dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik4. Dengan model pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan kepada berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak setelah lulus dari bangku sekolah. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan masalah untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Permasalahan dapat diajukan atau diberikan guru kepada siswa, dari siswa bersama guru, atau dari siswa sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan belajar siswa5. Fokus model pembelajaran berbasis masalah pada dasarnya terletak pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut6. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis.

Pada dasarnya model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa ciri utama7 , yakni: 1) Problem Based Learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi model pembelajaran ini ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa.

Model ini tidak mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan,

(4)

mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran ditujukan untuk menyelesaikan masalah. Problem Based Learning menempatkan masalah sebagai kata kunci dalam pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris.

Pelaksanaan model Problem Based Learning pada dasarnya harus melalui lima fase atau tahap yang perlu dilaksanakan8, yaitu, Proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah. Mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.

HASIL PENELITIAN a. Siklus I

1. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan tindakan. Metode yang digunakan adalah metode observasi/pencatatan kegiatan lapangan. Hal-hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.

Kegiatan yang dilakukan observer adalah mengamati dan mencatat tindakan peneliti (menjelaskan, memantau kegiatan siswa, dan memandu jalannya presentasi secara kelompok oleh siswa). Dalam hal ini yang bertindak sebagai observer adalah guru teman sejawat.

Hasil Pelaksanaan Pra PTK

(5)

Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti terkait dengan strategi, metode atau media pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak di kelas IV MI Nurul Islam. Metode pembelajaran yang digunakan pada pra siklus adalah diskusi. Kendala ketika proses pembelajaran akiah akhlak tentang kalimat thayyibah (subhanallah) yaitu siswa terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif sehingga ada beberapa siswa hasil belajarnya masih belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Hal ini dapat dilihat dari 15 siswa kelas IV MI Nurul Islam ada 6 siswa yang mencapai KKM dan 9 siswa yang belum mencapai KKM.

Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Islam pada mata pelajaran Akidah akhlak tentang kalimat thayyibah (subhanallah) masih di bawah rata-rata atau rendah.

Adapun data hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak tentang kalimat thayyibah (subhanallah) sebelum diberi tindakan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Kelas IV tentang kalimat thayyibah (subhanallah) Pra

siklus 1

No Nama Siswa L/P KKM Nilai Ket.

T TT

1 Al Husin L 70 50 √

2 Faiq L 70 60 √

3 Fatimah P 70 30 √

4 Halimatus sa’diyah P 70 60 √

5 Kholifatun nisa P 70 70 √

6 Muzalifah P 70 80 √

7 Maria ulfah P 70 50 √

8 M.Iqbal L 70 80 √

9 M.Hasbiansyah L 70 40 √

10 Mursidah P 70 30 √

11 Norhasanah P 70 50 √

12 Norlaeli wanahari P 70 70 √

13 Putri cahaya P 70 40 √

14 Safina azzahra P 70 70 √

15 Siti P 70 80 √

Jumlah Nilai 860

(6)

Nilai Rata-Rata 57,3

Jumlah Siswa yang Tuntas 6

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 9

Prosentase Ketuntasan Belajar 40 %

Berdasarkan penelitian di siklus I, sudah dapat diketahui di atas ketuntasan hasil belajar siswa masih jauh dari KKM yakni 70. Nilai rata-rata yang didapat pada siklus I adalah 57,3, siswa yang tuntas hanya 6 siswa dari 15 siswa dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 9 siswa, sehingga prosentase siswa yang tuntas adalah sebesar 40 %. Adapun data hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak tentang kalimat thayyibah (subhanallah) setelah diberi tindakan adalah sebagai berikut:

Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi penilaian hasil belajar siswa pada siklus I:

Tabel 4.4 Hasil siklus 1

No Nama Siswa L/P KKM Nilai Ket.

T TT

1 Al Husin L 70 70 √

2 Faiq L 70 60 √

3 Fatimah P 70 60 √

4 Halimatus sa’diyah P 70 80 √

5 Kholifatun nisa P 70 70 √

6 Muzalifah P 70 80 √

7 Maria ulfah P 70 50 √

8 M.Iqbal L 70 80 √

9 M.Hasbiansyah L 70 70 √

10 Mursidah P 70 50 √

11 Norhasanah P 70 70 √

12 Norlaeli wanahari P 70 80 √

13 Putri cahaya P 70 70 √

14 Safina azzahra P 70 70 √

15 Siti P 70 80 √

Jumlah Nilai 970

Nilai Rata-Rata 64,6

Jumlah Siswa yang Tuntas 11

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 4

Prosentase Ketuntasan Belajar 73,3 %

Dari data di atas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IV tentang

(7)

kalimat thayyibah subhanallah pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa yaitu 64,6. Dari 15 siswa, sebanyak 4 siswa yang tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang diharapkan. Nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70 sehingga prosentase ketuntasan siswa yang diperoleh hanya sebesar 73,3%, hal ini masih kurang dari kriteria yang diharapkan, karena belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah.

b. Siklus II

2. Pengumpulan Data

Kegiatan observasi pada siklus II dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan tindakan, metode yang digunakan adalah metode pencatatan kegiatan lapangan. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah segala sesuatu yang terjadi selama pelaksanaan tindakan pembelajaran dan pada saat siswa mengerjakan soal ulangan. Kegiatan menganalisis hasil yang diperoleh pada hasil belajar siswa juga digunakan untuk menetapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode diskusi. Meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan berpikir kritis pada skor hasil tes saja. Jika terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dibanding siklus II, maka penelitian dihentikan.

Hasil dari Pelaksanaan Siklus II

Adapun data hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak tentang kalimat thayyibah (masya Allah) setelah diberi tindakan adalah sebagai berikut:

Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi penilaian hasil belajar siswa pada siklus II:

Tabel 4.4 Hasil siklus II

No Nama Siswa L/P KKM Nilai Ket.

T TT

1 Al Husin L 70 80 √

2 Faiq L 70 70 √

3 Fatimah P 70 60 √

4 Halimatus sa’diyah P 70 80 √

5 Kholifatun nisa P 70 80 √

6 Muzalifah P 70 80 √

7 Maria ulfah P 70 60 √

8 M.Iqbal L 70 80 √

9 M.Hasbiansyah L 70 80 √

10 Mursidah P 70 70 √

11 Norhasanah P 70 70 √

(8)

12 Norlaeli wanahari P 70 80 √

13 Putri cahaya P 70 70 √

14 Safina azzahra P 70 80 √

15 Siti P 70 80 √

Jumlah Nilai 1.120

Nilai Rata-Rata 74,6

Jumlah Siswa yang Tuntas 13

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 2

Prosentase Ketuntasan Belajar 86,6 %

Dari data di atas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IV tentang kalimat thayyibah masya Allah pada siklus II diperoleh nilai rata- rata siswa yaitu 74,6. Dari 15 siswa, sebanyak 2 siswa yang tidak tuntas karena nilai yang diperoleh sudah mencapai KKM yang diharapkan. Nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70. Presentase ketuntasan siswa yang diperoleh sebesar 86,6 %, jadi dapat diketahui dari hasil tiap siswa sudah banyak mengalami ketuntasan karena nilai yang diperoleh siswa telah mengalami ketuntasan sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah.

Dari data di atas menunjukkan nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 74,6 lebih besar dari siklus I yang hanya 64,6 dan juga prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 86,6 % lebih besar dari siklus I yang hanya 73,3%, hal ini dapat diketahui dari hasil nilai tiap siswa mengalami ketuntasan sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70, jadi penelitian yang dilakukan pada siklus II ini mengalami keberhasilan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan penerapan model PBL (Problem Based Learning) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Akidah Akhlak sebagai berikut: Melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV MI Nurul Islam pada pelajaran Akidah Akhlak. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil observasi siklus I yaitu siswa yang aktif dalam pembelajaran 100 % (15 siswa). Kemudian pada siklus II sebesar 100% (15 siswa). Jadi dapat disimpulkan pada siklus I dan siklus II keaktifan belajar siswa dapat dikatakan dengan kategori aktif. Melalui model PBL (Problem Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Islam pada pelajaran Akidah Akhlak. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pre test dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 57,3 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 6 siswa (40%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 9 siswa (60%). Kemudian pada hasil nilai post test siklus I meningkat dengan

(9)

nilai rata-rata skor siswa sebesar 64,6 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 11 siswa (73,3%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 4 siswa (26,7%). Dan setelah itu pada hasil nilai post test siklus II juga meningkat dengan nilai rata-rata skor siswa sebesar 74,6 dengan perincian jumlah siswa yang tuntas dalam belajar 13 siswa (86,6%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar 2 siswa (13,4%). Hal ini terbukti pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamaroh Dan Arwan Zain, (2002) “Strategi Belajar Mengajar”, Jakarta:Rineka Cipta.

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (2004), Jakarta: PT. Bumi Aksar.

Op.Cit, Oemar Hamlik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi Wahyudin Nur Nasotion, (2017) , Strategi Pembelajaran, Medan

:Perdana Publishing.

Em Zul Fajri dan Ratu Aprillia Senja, (2014), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Difa Publisher.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran,(1996), Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Ahmad Rohani, HM, Pengelolaan Pengajaran, (2004), Jakarta:

Asdimahasatya.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (2007), Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

[r]

Deskripsi Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan konsep, menunjukkan contoh, dan memberikan tugas, sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi peserta didik usia SMP Kelas 8. Butir

(1994) dinamika Cladocera dan Diptera pada sawah di Filipina dipengaruhi oleh pemberian pupuk nitrogen dan pestisida Selain itu indeks keanekaragaman (Tabel 2) juga tergolong

(2) There is a difference in student learning outcomes between students who use the media articulate storyline based presentations with students who use the media-based

(huru manuk) kayu teras putih krem, tidak dapat dibedakan dengan gubal, arah serat lurus dan agak keras, pori hampir seluruhnya soliter, parenkim vaskisentrik, jari-jari

159 - 175 ada data pasokan kulit kayu pulai secara kuantitatif; (2) pemanfaatan tanaman pulai untuk melihat kegunaan dari tanaman pulai serta pemanfaatan tanaman tersebut oleh

Mengacu kepada ketentuan Pasal 71 ayat (3) dan ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun