• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI Q.S. AN-NISA’: 59 KELAS XI IPA 3 SMAN 2 PANGKALAN BUN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI Q.S. AN-NISA’: 59 KELAS XI IPA 3 SMAN 2 PANGKALAN BUN TAHUN PELAJARAN 2022/2023"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI Q.S. AN-NISA’: 59 KELAS XI IPA 3

SMAN 2 PANGKALAN BUN TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Nahrawi

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : nahrawiwildan88@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian dilatar belakangi oleh kenyataan masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI kelas XI IPA 3 di SMAN 2 Pangkalan Bun Kotawaringin Barat. Hal ini ditunjukan dengan hasil belajar peserta didik yang dibawah KKM. Model discovery dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model discovery dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran PAI Materi Q.S. An-Nisa’: 59 kelas XI IPA 3 di SMAN 2 Pangkalan Bun Kotawaringin Barat. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Kelas(PTK).

Model ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 3 di SMAN 2 Pangkalan Bun Kotawaringin Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, instrumen soal, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan model discovery learning ini mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil tiap siklus yang dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil test dimulai dari pra siklus sebesar 64,93, meningkat pada siklus I menjadi 75,33 dan meningkat menjadi 80,00 pada siklus II, sedangkan tingkat ketuntasan belajar yang semula di pra siklus sebesar 46,67%, meningkat menjadi 73,33% di siklus I, dan meningkat menjadi 86,67% pada siklus II. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran discovery learning dengan model- model yang peneliti gunakan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam ranah kognitif.

Kata Kunci : Discovery Learning, Hasil Belajar

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses membawa yang diinginkan dalam perilaku manusia. Pendidikan dapat juga didefinisikan sebagai proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran atau studi. Jika pendidikan menjadi efektif hendaknya menghasilkan perubahan- perubahan dalam seluruh komponen perilaku (pengetahuan dan gagasan, norma dan keterampilan nilai dan sikap, serta pemahaman dan perwujudan).

Perubahan tingkah laku ini merupakan hasil dari proses pendidikan yang diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing individu atau masyarakat. Perubahan-perubahan ini hendaklah dapat diterima secara sosial, kultural, ekonomis, dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, serta pemahaman.

Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yang berasal dari berbagai akar budaya bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu UU NO. 20 Tahun 2003, dikatakan: ”Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwah kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kereatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Hefni Ruki, dkk, 2003: 43).

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila sebagian besar peserta didik memahami pelajaran dengan baik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik adalah pendidik. Menurut M. Ngalim, (dalam Sahdan, 2019:2) menyatakan bahwa pendidik berperan besar dalam menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar peserta didik termotivasi untuk berprestasi serta dapat memahami pelajarannya dengan baik.

peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berfikir (minds-on), dan aktivitas dalam berbuat (hands-on).(Suparno, 2001) Perbuatan nyata peserta didik dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berfikir peserta didik terhadap kegiatan belajarnya. Dengan demikian proses pembelajaran peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus menerus dan tidak berhenti. Hal ini dilakukan apabila interaksi antara guru dan peserta didik terjalin dengan baik. interaksi dan hubungan timbal balik antara Guru dengan Peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.( Usman, 2002)

(3)

Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat, maka dapat meningkatkan hasil dan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan para pendidik adalah model pembelajaran Discovery Learning. Discovery Learning mempersiapkan peserta didik untuk berfikir kritis dan analisis, dan untuk menemukan dan menggunakan sumber pengetahuan yang tepat. Tujuan dari Discovery Learning adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri peserta didik sehingga langkah – langkah pembelajarannyapun disesuaikan dengan hal tersebut. Menurut Apri (2021) Adapaun langkah – langkah Discovery Learning yaitu :

1. Pemberian rangsangan (Stimulus) 2. Mengidentifikasi masalah

3. Mengumpulkan data (Problem statemen) 4. Mengelolah data (Data processing)

5. Pembuktian (Verification)

6. Menarik kesimpulan/generalisasi

Model Discovery Lerarning ialah suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Model ini berarti akan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar sehingga meningkatkan kemampuan pemahaman dan hasil belajar peserta didik.

Pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, kepribadian siswa pada akhir-akhir ini cenderung menurun. Banyak siswa yang lemah terhadap materi membaca dan hapalan , baik Al-Qur’an maupun Al- Hadits. Dari observasi awal hasil belajar pada pembelajaran yang peneliti lakukan, menggambarkan bahwa masih banyak peserta didik kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Pangkalan Bun, yang mendapatkan nilai mata pelajaran PAI untuk materi Q.S. An-Nisa’ : 59 masih rendah, yaitu lebih dari 50 % masih dibawah standar KKM, yaitu 73.

Model pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih menggunakan model konvensional yaitu seputar ceramah dan tanya jawab antar pendidik dan peserta didik. Ini disinyalir menjadi kendala kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan belajar, sehingga berakibat masih rendahnya nilai peserta didik pada mata pelajaran PAI khususnya materi Q.S. An-Nisa’ : 59.

Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di atas, dipandang perlu menggunakan pendekatan lain sebagai solusi. Di antara pendekatan yang memungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik adalah Model Pendekatan Berbasis Aktivitas. Pendekatan ini memiliki kemampuan

(4)

untuk mendorong peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pandangan ini di dasarkan pada sejumlah kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan tersebut.

Berdasarkan pemasalahan-permasalahan tersebut, maka peneliti memilih judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Q.S. An-Nisa’: 59 Melalui Discovery Learning Pada Peserta Didik Kelas XI IPA 3 Semester I SMA Negeri 2 Pangkalan Bun Tahun Pelajaran 2022 / 2023”.

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan pada permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. PTK sebagai penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.

Upaya perbaikan ini dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas guru sehari-hari di kelasnya. Permasalahan itu merupakan permasalahan faktual yang benar-benar dihadapi di lapangan, bukan permasalahan yang direkayasa.(Suyanto, 2002).

Penjelasan langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta prosedur tindakan yang akan diterapkan.

3. Observasi (Observe). Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan- penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

4. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi.

(5)

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah suatu penelitian yang berusaha menjawab permasalah yang ada berdasarkan data-data. Proses analisis dalam penelitian deskriptif yaitu menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah suatu riset kuantitatif yang bentuk deskripsinya dengan angka atau numerik (statistik) sedangkan metode deskriptif kualitatif adalah suatu riset kualitatif yang bentuk deskripsinya menggunakan fakta atau fenomena yang didapatkan dari data-data secara apa adanya.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Pangkalan Bun yang beralamat di Jalan Pasanah, Kelurahan Sidorejo, Kec. Arut Selatan , Kabupaten Kotawaringin Barat.

Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah peserta didik di kelas XI IPA 3 SMAN 2 Pangkalan Bun Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 15 orang, terdiri dari 8 siswa putra dan 7 siswa putri.

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian adalah:

a. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui situasi dan keaktifan serta kemampuan peserta didik dalam kegiatan aktivitas belajar dengan penggunaan model Discovery Learning.

b. Memberikan Instrumen soal untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengusasi materi yang telah dipelajari dengan penggunaan model Discovery Learning.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Instrumen soal kognitif yang diperoleh melalui tes akhir dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mengetahui pencapaian kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM)

2. Hasil pengamatan (observasi) dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui situasi pembelajaran

Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara kualitatif deskriptif dan kuantitatif. Data kualitatif deskriptif yang berbentuk kalimat-kalimat yang memberikan gambaran-gambaran proses pembelajaran dan praktik model pendekatan berbasis aktivitas. Data kuantitatif meliputi data statistik yang meliputi rata-rata, nilai maksimum atau minimum, standar deviasi yang sesuai indikator keberhasilan.

(6)

Peneliti akan melaksanakan penelitian dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I. Jika dalam siklus II indikator penyampaian sudah tercapai maka penelitian dapat diakhiri.

Desain PTK yang peneliti gunakan adalah model Kurt Lewin, Konsep PTK Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus.

HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari pelaksanaan tindakan pada Siklus I dan Siklus II. Hasil penelitian tentang hasil belajar diperoleh melalui hasil penilaian harian. Data hasil penelitian yang akan dipaparkan merupakan data hasil rekaman tentang beberapa hal yang menyangkut pelaksanaan selama tindakan berlangsung, yaitu peningkatan hasil belajar peserta didik materi Q.S. An-Nisa’: 59 Melalui Penerapan Model Discovery Learning Pada Peserta Didik Kelas XI IPA 3 Semester I SMA Negeri 2 Pangkalan Bun Tahun Pelajaran 2022 / 2023.

1. Pra Siklus

Hasil belajar kondisi awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas hanya 64,93 dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 45. Sementara persentase peserta didik yang telah mencapai KKM ≥ 73 hanya 7 peserta didik (46,67 %). Hasil tersebut menggambarkan bahwa hasil belajar pada materi Q.S. An-Nisa’: 59. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan perbaikan yang harus segera dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Siklus I

Materi yang dibahas pada siklus I adalah Q.S. An-Nisa’: 59 . Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 Jam Pelajaran masing-masing 45 menit pada tanggal 05 Desember tahun 2022. Satu siklus terdiri dari empat (4) tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.

Setelah dilakukan tindakan dengan pembelajaran menggunakan model Discovery dan dilakukan Test, jumlah peserta didik yang tuntas belajar 11 peserta didik dengan persentase sebesar 73,33 % sedangkan 4

(7)

peserta didik masih tidak tuntas belajar dengan persentase sebesar 26,67 %. Pada dasarnya dari data tersebut, menunjukkan sudah terjadi perubahan yang signifikan, namun hasil tersebut belum memenuhi syarat minimal dikatakan berhasil, sehingga perlu dilaksanakan tindakan selanjutnya agar mencapai hasil yang lebih baik lagi, yaitu dengan melaksanakan pembelajaran pada siklus II.

3. Siklus II

Pada siklus II Setelah dilaksanakan penerapan model Discovery pada pembelajaran siklus II, ternyata sudah menunjukkan hasil yang maksimal. peserta didik yang tuntas belajar naik menjadi 13 peserta didik dengan persentase sebesar 86,67%, dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 2 peserta didik dengan presentase 13,33%. Hasil belajar yang diperoleh lebih baik dibandingkan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I.

Permasalahan dari guru dan peserta didik, sudah dapat diantisipasi. Hasil yang diperoleh semua peserta didik menunjukkan kemampuan akhir yang lebih baik dibandingkan dengan kemampuan awal sebelum tindakan dengan ditunjukkan hasil observasi terhadap keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui model Discovery. Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan refleksi siklus II maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pembelajaran model Discovery untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Q.S. An-Nisa’: 59 dapat diakhiri pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pokok bahasan Q.S. An-Nisa’: 59 pada peserta didik kelas XI IPA 3 semester I SMA Negeri 2 Pangkalan Bun Tahun Pelajaran 2022 / 2023 . Adapun peningkatan hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil Test siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :

(8)

Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Nama Pra

Siklus Siklus I Siklus II Keterangan

1 ALIA MEIKA FAKHROZIE 72 80 80 Meningkat

2 ANDI YUSRIYAH AULIA

SYAHDA 82 90 100 Meningkat

3 DWI SETIAWATI 73 80 80 Meningkat

4 HALI DAHLIA 52 60 80 Meningkat

5 LALA LADIA 73 80 80 Meningkat

6 MIRANTI 75 80 80 Meningkat

7 MUHAMMAD ARIFIN ILHAM 52 60 70 Meningkat

8 NORIFANSYAH 52 80 80 Meningkat

9 NUR ROHMAN MAULANA 75 80 80 Meningkat

10 RICHO RAMADHANI 45 50 70 Meningkat

11 RIZA AZIZI 80 85 90 Meningkat

12 SETIA ABADI

NOPINDUANSYAH 60 80 80 Meningkat

13 WIDYA THIA AGUSTINA 52 80 80 Meningkat

14 PUTRA WIJAYA 74 80 80 Meningkat

15 DHIKA FERNANDA 52 60 80 Meningkat

(9)

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa sebagian besar peserta didik mengalami peningkatan pada hasil belajarnya dimulai dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery.

Tabel 4.11. Hasil pembelajaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Hasil

Pembelajaran

Pra Siklus

Siklus I Siklus II

Rata-rata hasil belajar

64,93 75,33 80

Ketuntasan 46,67% 73,33% 86,67%

Dari tabel di atas diperoleh bahwa pada akhir siklus I dan siklus II pada penelitian ini menghasilkan kenaikan hasil belajar dibandingkan dengan hasil pada pra siklus. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik selama kegiatan pembelajaran aktif mengikuti pembelajaran. Test pada akhir siklus I dan silus II ini menghasilkan kenaikan rata-rata nilai Test.

data rerata skor perolehan nilai peserta didik kelas XI IPA 3 pada akhir siklus I adalah 75,33 dan hasil Test akhir siklus II adalah 80,00. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil Test akhir siklus II mengalami peningkatan dari hasil Test akhir siklus I. Target rata-rata nilai Test peserta didik kelas XI IPA 3 dalam penelitian ini adalah minimal 73 sehingga hasil rata-rata Test pada akhir siklus II telah melebihi batas minimal. Hasil Test pada akhir siklus I presentase ketuntasan sebesar 73,33% , sedangkan pada akhir siklus II meningkat menjadi 86,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa target presentase ketuntasan peserta didik kelas XI IPA 3 dalam penelitian ini adalah minimal 80 % sehingga hasil presentase ketuntasan peserta didik pada akhir siklus II telah melebihi nilai batas minimal.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran menggunakan model Discovery dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 3 pada materi Q.S. An-Nisa’: 59 pada peserta didik kelas XI IPA 3 semester I SMA Negeri 2 Pangkalan Bun Tahun Pelajaran 2022 / 2023.

KESIMPULAN

Penelitan tindakan kelas pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat tahun pelajaran 2022/2023 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu

(10)

:(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Penerapan model Discovery pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam pokok bahasan Q.S. An-Nisa’: 59 dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Pangkalan Bun. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil test dimulai dari pra siklus sebesar 64,93, meningkat pada siklus I menjadi 75,33 dan meningkat menjadi 80,00 pada siklus II, sedangkan tingkat ketuntasan belajar yang semula di pra siklus sebesar 46,67%, meningkat menjadi 73,33% di siklus I, dan meningkat menjadi 86,67% pada siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Diadora,Sahdan. 2019. “Penggunaan Metode Discovery Learning Pada Pembelajaran PAI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bengkulu Tengah”. E-Rep0citory Perpustakaan IAIN Bengkulu. diakses pada tanggal 20 november 2021

Masnur Muslich, 2014. Melaksanakan PTK Itu Mudah, Cet. VIII; Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno, p., Rohandi, R., Sukadi, G., Kartono, S. 2001. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Usman, Uzer, M. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua. Cetakan ke empat belas. Bandung : PT Remaia Rosdakarya.

Prasetyo,Apri Dwi dan Muhammad Abduh. (2021). Peningkatan Keaktofan Belajar Model Discovery Learning Di Sekolah Dasar. Jurnal BASICEDU.

(5) 4

Ruki Hefni, Dkk. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan Sertifikasi Guru, Yokyakarta: Buku Biru.

Suyanto.Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Refleksi Pengajaran. Malang: UNM Program Pascasarjana Prodi Bahasa, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

untuk menopang kehidupan dirinya dan kelaurganya. Kemiskinan seperti ini adalah kemiskinan yang tergolong kronis karena berlangsung secara turun temurun. Berdasarkan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil belajar fisika peserta didik sebelum diterapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta

Ilustrasi Hardin: Padang gembala yang bersifat subtractable jika dikelola dengan akses terbuka akan mendorong setiap penggembala menambah dengan akses terbuka akan mendorong

Proyeksi Bank Dunia memperkirakan bahwa, tanpa kompensasi, peningkatan harga BBM (menjadi Rp 6.500 per liter untuk premium dan Rp 5.500 per liter untuk solar) akan

Dari pengamatan SEM memang jelas terlihat bahwa material LiTi2(PO4)3 5 wt.% PVA memiliki kisaran ukuran partikel yang paling kecil (sebagian <100nm), sehingga memberi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan

Percobaan dilakukan dengan mengoperasikan proses ultrafiltrasi pada berbagai konsentrasi larutan umpan stevia yaitu 20.4 g/L, 28.7 g/L dengan kecepatan alir 0.02 m/s dan tekanan

Berdasarkan hasil observasi observasi terhadap aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran PAI materi Q. S ‘At-Tiin melalui model pembelajaran discovery