• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar - Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar - Bali."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMASAN PAKET WISATA

BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR

I WAYAN GEDE ARY MAHENDRA PUTRA

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA

PENGEMASAN PAKET WISATA CITY TOUR

BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR

WAYAN GEDE ARY MAHENDRA PUTRA 1112025030

FAKULTAS PARIWISATA

PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

CITY TOUR

BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR - BALI

WAYAN GEDE ARY MAHENDRA PUTRA

(2)

i ABSTRAK

Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana Skripsi

A. Nama : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra

B. Judul : Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar – Bali

C. Jumlah Halaman : 97 halaman + 32 lampiran D. Isi Ringkasan :

Kota Denpasar memiliki beragam potensi wisata, yaitu potensi wisata budaya seperti : bangunan bersejarah, atraksi seni, pasar tradisional dengan berbagai macam makanan tradisionalnya serta aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan budaya. Dengan adanya potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi paket wisata city tour di Kota Denpasar. Berkaitan dengan pengemasan paket wisata city tour, maka rumusan permasalahan yang dapat diangkat adalah (1) Bagaimana potensi yang dimiliki Kota Denpasar sebagai daya tarik wisata budaya?, (2) Bagaimana pengemasan paket wisata city tour berbasis kebudayaan di Kota Denpasar?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh Kota Denpasar sebagai daya tarik budaya, mengetahui cara pengemasan paket wisata city tour berbasis kebudayaan di Kota Denpasar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Denpasar memiliki potensi wisata yang mayoritas terdiri dari potensi wisata budaya, potensi-potensi yang dijadikan paket wisata dalam penelitian ini yaitu pesona puri dan pura, pasar tradisional dan museum yang ada di Kota Denpasar. Potensi tersebut kemudian dikemas dalam tiga bentuk yaitu, bentuk uraian, bentuk tabel, dan bentuk grafik yang terdiri atas empat paket wisata diantaranya : Paket Wisata Melali ke Puri, Paket Wisata Heritage Denpasar City Tour, Paket Wisata Barong City Tour, Paket Wisata Historic Denpasar City Tour.

(3)

ii ABSTRACT

Tour and Travel Industry Program Tourism Faculty Udayana University

Undergraduate Thesis

A. Name : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra

B. Title : The Packaging of City Tour Package to based culture in the city of Denpasar

C. Number of pages : 97 pages + 32 appendix

D. Summary :

Denpasar city has a variety of tourist potential, namely the potential of cultural tourism such as historical buildings, art attractions, a traditional market with a wide variety of traditional dishes as well as community activities related to culture. Given these potentials can be developed into a tourist city tour packages in Denpasar. In connection with the travel package packing city tour, then the formulation of issues to be discussed are (1) How is the potential of the city of Denpasar as a cultural tourist attraction ?, (2) How packaging travel packages culture-based city tour in Denpasar?

This study aims to determine the potential of the city of Denpasar as cultural charms, knowing the way of packaging travel packages culture-based city tour in the city of Denpasar. Data collection techniques in this study was done by observation, interview, and literature study.

The results of this study indicate that the city of Denpasar has tourism potential which comprise the majority of the potential of cultural tourism, the potential that made travel packages in this study is the charm of the castle and temple, traditional market and museum in the city of Denpasar The potential is then packaged in three forms, namely, in narrative form, tabular and graphical form four- travel packages including: Melali ke Puri, Heritage Denpasar City Tour, Barong City Tour, Historic Denpasar City Tour.

Suggestions to say that the government is expected to coordinate their work and see the potential that exists to be able to promote and create travel packages more attractive city tour so it does not appear saturation on tour packages that already exist.

(4)

iii

PENGEMASAN PAKET WISATA

CITY TOUR

BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR-BALI

Nama : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra NIM : 1112025030

Telah dinyatakan LULUS dengan predikat SANGAT MEMUASKAN pada tanggal 15 April 2016 di Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Disetujui

Pembimbing I

I Made Kusuma Negara, SE., M.Par. NIP. 19780529 200312 1 001

Pembimbing II

I Putu Sudana, A.Par., M.Par. NIP. 19720306 200501 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Drs. I Made Sendra, M.Si. NIP. 19650822 200003 1 001

Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(5)

iv

PENGEMASAN PAKET WISATA

CITY TOUR

BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR-BALI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 15 April 2016 dan dinyatakan LULUS dengan predikat SANGAT MEMUASKAN.

TIM PENGUJI

Ketua : I Made Kusuma Negara, SE., M.Par. ( )

Sekretaris : I Putu Sudana, A.Par., M.Par. ( )

Anggota :1. Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par. ( )

2. Drs. I Ketut Suwena, M.Hum. ( )

3. I GPB. Sasrawan Mananda, SST.Par., MM., M.Par. ( )

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Drs. I Made Sendra, M.Si. NIP. 19650822 200003 1 001

Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(6)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra NIM : 1112025030

Program Studi : Industri Perjalanan Wisata

Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar-Bali” adalah hasil tulisan saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat tindakan meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapatan atau pemikiran dari penulis yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, serta tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini dan berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 20 April 2016 Yang membuat pernyataan

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat anugrah, karunia dan pertolongannya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar – Bali”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Program studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana.

Skripsi ini bisa terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si., Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

2. Bapak I Made Kusuma Negara, S.E.,M.Par. Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata sekaligus Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan saran dan masukan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

3. Bapak I Putu Sudana, A.par.,M.Par. sebagai pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran serta masukan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi. selaku Pembimbing Akademik dan penguji yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan dan member dukungan agar skripsi ini cepat terselesaikan.

(8)

vii

6. Bapak I Gst. Putu Bagus Sasrawan Mananda, S.ST.Par.,M.M.,M.Par selaku penguji dalam skripsi yang telah member kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, atas segala bentuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan pada masa perkuliahan. 8. Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

yang telah membantu penulis di dalam pengurusan administrasi.

9. Bapak dan Ibu Informan di masing-masing daya tarik wisata city tour di Kota Denpasar.

10.Bapak dan Ibu selaku orang tua dalam membantu memberikan dukungan baik moral maupun material sehingga penulis bisa menyelesaikan sripsi.

11.Indah Agustina dan Dion Prayoga yang selalu mendampingi dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman mahasiswa Fakultas Pariwisata angkatan 2011 khususnya teman-teman Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata yang selalu berbagi ilmu dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini ke depannya. Akhir kata, penulis berharap semoga srkripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Denpasar, 11 Maret 2016

(9)

viii DAFTAR ISI JUDUL

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

2.2.3 Tinjauan Tentang Paket Wisata ... 15

2.2.4 Tinjauan Tentang City Tour ... 22

4.2 Potensi Wisata di Kota Denpasar yang dijadikan Paket Wisata City Tour ... 40

4.2.1 Puri Agung Satria Denpasar ... 40

4.2.2 Puri Agung Kesiman ... 41

4.2.3 Puri Pemecutan ... 44

(10)

ix

4.2.5 Pura Petilan “Pengerebongan” ... 50

4.2.6 Museum Bali ... 52

4.2.7 Museum Sidik Jari ... 58

4.2.8 Monumen Perjuangan Rakyat “Bajra Sandhi” ... 59

4.2.9 Taman Werdhi Budaya (Art Center) ... 62

4.2.10 Taman Puputan Badung ... 63

4.2.11 Desa Budaya Kertalangu ... 65

4.2.12 Pasar Tradisional Kumbasari ... 67

4.2.13 Objek Wisata Pasar Burung Satria ... 68

4.2.14 Pengrajin Bokor ... 70

4.2.15 Barong & Keris Dance Catur Eka Budhi Kesiman ... 72

4.2.16 Sanggar Seni Pengrajin Patung/Ogoh-ogoh “Gases” ... 73

4.2.17 Pengrajin Suling Bali dan Rebab ... 74

4.2.18 Pengrajin Wadah dan Petulangan ... 76

4.3 Pengemasan Paket Wisata City Tour di Kota Denpasar ... 77

4.3.1 Pengemasan Paket Wisata City Tour di Kota Denpasar dalam Bentuk Uraian ... 78

4.3.2 Pengemasan Paket Wisata City Tour di Kota denpasar dalam Bentuk Tabel ... 83

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan yang Datang Langsung ke Bali per Tahun

2011-2015 ... 2

Tabel 4.1 Paket Wisata Melali ke Puri ... 84

Tabel 4.2 Paket Wisata Heritage Denpasar City Tour ... 85

Tabel 4.3 Paket Wisata Beatiful Cultural of Denpasar City Tour ... 86

Tabel 4.4 Paket Wisata Historic Denpasar City Tour ... 87

Tabel 4.5 Harga Paket Wisata Melali ke Puri ... 92

Tabel 4.6 Harga Paket Wisata Heritage City Tour ... 93

Tabel 4.7 Harga Paket Wisata Beautiful Cultural of Denpasar City Tour ... 93

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Melali ke Puri ... 88

Gambar 4.2 Heritage Denpasar City Tour ... 89

Gambar 4.3 Beautiful Cultural of Denpasar City Tour... 91

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Peta Pulau Bali dan Kota Denpasar

Lampiran 2 Foto-foto Obyek Wisata di Kota Denpasar Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Daftar Informan

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sastra sekarang ini sangat pesat dan keluar dari kaidah-kaidah

penulisan yang ada. Banyak hal-hal yang baru yang muncul dan tidak sesuai dengan

konvensi-konvensi. Oleh karena itu dalam pembicaran ini dicoba untuk menerapkan

teori-teori dalam menganalisis sajak Indonesia untuk turut mengembangkan studi sastra dan

kesusastraan Indonesia.Salah satu penyair pada era 45 yaitu Chairil Anwar yang sering di

sebut sebagai pelopor angkatan 45 dengan corak dan gaya penulisan sajaknya yang terlepas,

bebas dan tidak terikat pada konvensi-konvensi yang ada pada masa itu. Teori struktural dan

semiotik dewasa ini merupakan salah satu teori sastra yang terbaru disamping teori estetika

resepsi dan dekonstruksi. Akan tetapi, teori ini belum banyak dimanfaatkandalam bidang

kritik sastra di Indonesia.

Studi sastra bersifat semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di

sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi

apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di

dalam struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan

bermacam-macam makna.

Semiotik seperti yang diungkapkan oleh Rachmat Djoko Pradopo yaitu bahwa bahasa

sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan,yaitu sistem

ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas (netral)

(15)

2

dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti apa-apa sedangkan kata-kata

(bahasa) sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah merupakan lambang yang

mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat (bahasa) atau ditentukan oleh

konvensi-konvensi masyarakat. Lambang-lambang atau tanda-tanda kebahasaan itu berupa

satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh konvensi masyarakat. Bahasa itu merupakan

sistem ketandaan yang berdasarkan atau ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat.

Sistem ketandaan itu disebut dengan semiotik. Begitu pula ilmu yang mempelajari sistem

tanda-tandaiti disebut semiotika (2009:121).

Sedangkan struktural dalam sajak atau karya sastra yang menganggap bahwa sebuah

karya sastra adalah sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu

merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem,yang di antara unsur-unsurnya terjadi

hubungan yang timbal balik,saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur dalam sastra

bukan hanya berupa kumpulan-kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang

berdiri sendiri-sendiri,melainkan hal-hal itu saling berkaitan,saling terikat,dan saling

bergantung (2009:118).

Dalam proposal ini, penulis mengambil salah satu puisi karya Chairil Anwar yang

berjudul “Penerimaan” dalm bukunya “Deru Campur Debu”yang akan dianlisias secara

(16)

3 1.2 Rumusan Masalah

latar belakang yang telah dipaparkan, hal-hal yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimanakah kemampuan menganalisis struktural semiotik puisi Penerimaan

karya Chairil Anwar oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun

pelajaran 2011/2012 ?

1.2.2 Bagaimanakah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kelas XI SMA

Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam menganalisis puisi

Penerimaan karya Chairil Anwar ?

1.2.3 Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan siswa kelas XI SMA Saraswati 1

Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 kesulitan dalam menganalisis puisi

Penerimaan karya Chairil Anwar ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum hasil penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam

menganalisis karya sastra (puisi).

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Saraswati 1

Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam menganalisis puisi

(17)

4

1.3.2.2 Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kelas XI

SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam

menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar.

1.3.2.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas XI

SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 kesulitan dalam

menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Kemampuan menganalisis puisi Penerimaan ini yang dimaksud adalah terbatas pada kemampuan menganalisis struktur kepuitisan yang terdiri dari beberapa kriteria

yaitu pilihan kata, bahasa kiasan, citraan.

1.5 Manfaat Penelitian

2.2.1.1Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan atau memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang studi Bahasa Indonesia khususnya.

2.2.1.2 Manfaat Praktis

1.5.2.1 Bagi siswa

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

siswa tentang pembelajaran analisis structural semiotik puisi.

(18)

5 1.5.2.2 Bagi guru

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan/

input bagi guru khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk

m emperbaiki strategi atau metode pembelajaran.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi feed back atau umpan balik bagi guru dalam proses pembelajaran.

1.5.2.3 Bagi pengembang kurikulum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pengembang kurikulum agar memberikan alokasi waktu yang

seimbang antara pengajaran bahan dan teori sastra.

1.5.2.4 Bagi penyusun buku ajar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyusun

buku ajar sebagai bahan referensi untuk penyusunan buku selanjutnya.

1.6

Asumsi Penelitian

Sejumlah anggapan dasar yang dijadikan landasan pemikiran, baik dalam

menetapkan populasi, sampel, maupun dalam memilih teknik pemilihan atau penarikan

sampel dalam penelitian ini, dapat dikemukakan seperti di bawah ini:

1. Kurikulum yang diterapkan oleh guru di SMA Saraswati 1 Denpasar yang

mengajar di kelas XI tahun pelajaran 2011/2012 adalah Kurikulum Tingkat Satuan

(19)

6

2. Guru yang mengajar di SMA Saraswati 1 Denpasar untuk kelas XI tahun pelajaran

2011/2012 telah memiliki kualifikasi dan kewenangan dalam mengajarkan Bahasa

dan Sastra Indonesia.

3. Perbedaan jenis kelamin pada kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran

2011/2012 tidak mempengaruhi hasil penelitian ini.

4. Siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 memiliki

alat pendengaran yang baik.

5. Guru bidang studi Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI SMA Saraswati

(20)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang beberapa penelitian yang memiliki persamaan

dengan penelitian yang penulis akan lakukan. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan

dalam melakukan penelitian yang berjudul ″Kemampuan analisis struktural semiotic puisi

penerimaan karya chairil anwar oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun

pelajaran 2011/2012″, untuk mendapatkan gambaran jelas sekaligus dapat sebagai bahan

perbandingan.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Merta, penelitiannya berjudul Analisis

struktur dan semiotik puisi kontemporer ″Tragedi Winka dan Sihka″ karya Sutardji

Calzoum Bachri. Dalam penelitian itu, peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas yaitu : (1) pengertian puisi, (2) apresiasi puisi, (3) sifat-sifat puisi,

(4) unsur-unsur pembangun puisi, (5) hakikat puisi kontemporer, (6) ragam puisi

kontemporer, (7) analisis struktur dan analisis semiotik.

Metode yang digunakan dalam penenlitian itu adalah metode penentuan subjek penelitian

yaitu sajak ″Tragedi Winka dan Sihka″, metode pendekatan subjek penelitian yang

digunakan adalah metode empiris, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

metode dokumen yang berbentuk buku (sebuah puisi), dan metode pengolahan data yang

digunakan adalah metode kualitatif sintesis dan disajikan secara deskriptif.

Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa puisi kontemporer ″Tragrdi Winka dan

(21)

8

ditemukan makna dari puisi tersebut, yaitu tentang ketidakharmonisan dalam keluarga

yang berakhir dengan sebuat tragedi.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini, penelitiannya berjudul

″Kemampuan Memahami Hubungan Intertekstual antara Puisi Karya Amir Hamzah

dengan Puisi Karya Chairil Anwar Siswa Kelas X SMA 1 Ubud Gianyar Tahun Pelajaran

2008/2009.″ Dalam penelitian itu, peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan

materi yang dibahas yaitu : (1) pengertian puisi, (2) hakikat dan metode puisi, (3)

unsur-unsur puisi, (4) apresiasi puisi, dan (5) pengertian hubungan intertekstual.

Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode untuk menentukan subjek

penelitian digunakan metode sampling, untuk pendekatan subjek penelitian digunakan

metode empiris, untuk mengumpulkan data digunakan metode tes, dan untuk mengolah

data dipergunakan metode analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dalam penelitian itu menunjukkan bahwa siswa

kelas X SMA Negeri 1 Ubud, tahun pelajaran 2008/2009 tergolong mampu memahami

hubungan intertekstual dalam puisi karena angka yang dicapai berada pada angka

kelulusan yaitu 7,00.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santika yang berjudul Analisis

Puisi Bali Anyar Karya Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bangli Tahun Pelajaran

2009/2010. Dalam penelitian itu, digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan judul

yang diangkat yakni : (1) apresiasi sastra, (2) tahapan-tahapan apresiasi sastra, (3) sejarah

puisi, (4) pengertian puisi, (5) jenis-jenis puisi, (6) unsur pembangun puisi, dan (7)

sifat-sifat puisi.

Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode untuk menentukan subjek

penelitian digunakan metode sampling dengan teknik random sampel. Metode pendekatan

(22)

9

observasi, wawancara, dan tes. Metode pengolahan data digunakan metode analisis

statistik deskriptif.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dalam penelitian itu menekankan pada

kemampuan siswa untuk memahami unsur-unsur yang membangun sebuah puisi

khusunya unsur intrinsik puisi tersebut.

Setelah membaca ketiga penelitian itu dan dikaitkan dengan judul penulis ternyata

memiliki persamaan dan perbedaannya dengan ketiga penelitian tersebut. Dengan

penelitian pertama yang dilakukan oleh I Nyoman Merta, penelitian ini memiliki

kesamaan dari segi telaah terhadap unsur yang dominan pada karya tersebut. Puisi yang

ditelaah penulis dan I Nyoman Merta sama yakni puisi kontemporer. Perbedaannya

terletak pada puisi kontemporer yang dianalisis. I Nyoman Merta menganalisis puisi

kontemporer karya Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul Tragedi Winka dan Sihka

sementara penulis menelaah puisi kontemporer karya Sutardji Calzoum Bacri yang

berjudul Amuk.

Penelitian yang kedua, yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini, setelah membaca

dan dikaitkan dengan judul penulis maka penulis menemukan banyak perbedaan. Dari

jenis puisi yang dijadikan bahan penelitian yakni penulis menjadikan puisi kontemporer

sebagai objek penelitian sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Desak Gede

Suastini objek kajiannya adalah puisi konvensional karya Amir Hamzah dan Chairil

Anwar. Perbedaan juga terlihat dari hasil yang ingin dicapai., pada penelitian yang

dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini adalah agar siswa mampu memahami dan

menemukan hubungan intertektual antara puisi karya Amir Hamzah dan puisi karya

Chairil Anwar. Penulis merasa dengan demikian, siswa akan semakin sulit dan lama

mengetahui dan memahami unsur-unsur intrinsik puisi tersebut. Penulis dalam penelitian

(23)

10

kontemporer Amuk sehingga nantinya diharapkan siswa mampu mengapresiasikan puisi

tersebut dengan baik.

Setelah membaca penelitian yang ketiga, yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa

Santikadan dikaitkan dengan judul penulis maka penulis menemukan persamaan dari segi

metode penelitian yang digunakan. Hasil yang diharapkan setelah penelitian ini juga sama

yakni menekankan pada kemampuan siswa dalam menelaah atau menganalisis

unsur-unsur pembangun puisi. Perbedaannya sendiri terletak pada objek yang diteliti. Pada

penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santika, puisi yang dijadikan objek

penelitian adalah puisi Bali Anyar sedangkan penulis menjadikan puisi kontemporer Amuk sebagai objek penelitian.

2.2. Landasan Teori

Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak. Menganalisis sajak adalah

usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Karya sastra itu merupakan

struktur yang bermakna. Karya sastra itu merupakan sistem tanda yang mempunyai

makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah

merupakan sistem semiotic atau ketandaan yang mempunyai arti, medium karya sastra

bukanlah bahan yang bebas (netral). Teori yang digunakan dalam analisis makalah ini

menggunakan teori menurut Riffaterre. Teks atau puisi menurut Michael Riffaterre adalah

pemikiran yang dibakukan melalui mediasi bahasa. Dalam semiotik,Riffaterre

memperlakukan semua kata menjadi tanda. Langkah-langkah dalam memahami sebuah

teks dalam hal ini puisi menurut Michael Riffaterre ada 4, yaitu:

Pembaca harus menemukan kata kunci atau matriks yang terdapat dalam sebuah sajak

(24)

11

kompetensi bahasa dan struktur kebahasaannya. Seorang pembaca dituntut untuk

melakukan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan pada tingkat makna.Seorang

pembaca harus menemukan hubungan intertekstualitas antara karya sastra tersebut.

Seorang pembaca harus mencari sumber teks atau yang lazim disebut hipogram dan harus

mencari model dan varian.

Untuk memahami sebuah teks harus mencari unsur-unsur yang ada di dalamnya yaitu

unsur-unsur estetik dan unsur-unsur ekstra estetik yang terdapat dalam sebuah karya

sastra.untuk mengetahui unsur kepuitisan dan makna luar yang terkandung dalam teks

puisi, penulis mengguakan teori strukturalisme. Sedangkan untuk memaknai atau

memberi makna dalam setiap sajak penulis menggunakan teori semiotoc. Semiotik adalah

teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol

sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi.

Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda

atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki)

ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis

menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku

manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini,

ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah

Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan

(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat

dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti

bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu

(25)

12

Metode yand digunakan dalam menganalisis puisi ini yaitu dengan menganalisis

sajak-sajak kedalam unsur-unsur yang memperhatihan hubungan keseluruhan unsur-unsur yang

ada.Kemudian setiap unsur sajak diberi makna yang sesuai dengan konvensi puisi.setelah

itu memaknai keseluruhan teks puisi berdasarkan analisis tersebut. Studi sastra bersifat

semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya,

sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang

memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam

struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan

bermacam-macam makna.

Semiotik seperti yang diungkapkan oleh Rachmat Djoko Pradopo yaitu bahwa

bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau

ketandaan,yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah

bahan yang bebas (netral) seperti bunyi pada seni musik ataupun warna pada lukisan.

Warna cat sebelum digunakan dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti

apa-apa sedangkan kata-kata (bahasa) sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah

merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat

(bahasa) atau ditentukan oleh konvensi-konvensi masyarakat. Lambang-lambang atau

tanda-tanda kebahasaan itu berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh

konvensi masyarakat. Bahasa itu merupakan sistem ketandaan yang berdasarkan atau

ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat. Sistem ketandaan itu disebut dengan

semiotik. Begitu pula ilmu yang mempelajari sistem tanda-tandaiti disebut semiotika

(2009:121).

(26)

13 1. Pilihan Kata

Kata-kata di dalam sajak adalah kata-kata yang sama sekali berbeda dengan teks

dalam bentuk yang lain. Kata-kata dalam sajak memiliki peran sangat esensial karena ia tidak

saja harus mampu menyampaikan gagasan, tetapi juga dituntut untuk mampu

menggambarkan imaji sang penyair dan memberikan impresi ke dalam diri pembacanya,

karena itu kata-kata dalam puisi lebih mengutamakan intuisi, imajinasi, dan sintesis. Pilihan

kata yang tedadap dalam puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar:

PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali

Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi

Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

(27)

14 Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

(Deru Campur Debu,1959:36)

Pilihan kata yng digunakan seorang Chairil Anwar sangat indah, karena kata-kata yang

digunakan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami misalnya dalam sajak yang

berjudul “Penerimaan”. Selain itu penyusunan kata-katanya sangat tepat dan pemilihan untuk

pembentukan sebuah sajak memperhatikan kesesuaiaan kata yang digunakan serta

penyusunan antar kata sangat indah.

2. Bahasa Kiasan

Bahasa kiasan merupakan alat yang dipergunakan penyair untuk mencpai spek kepuitisan

atau sebuah kata yang mempunyai arti secara konotatif tidak secara sebenarnya. Dalam

penulisan sebuah sajak bahasa kiasan ini digunakan untuk memperindah tampilan atau bentuk

muka dari sebuah sajak. Basasa kiasan dipergunakan untukmemperindah sajak-sajak yang

ditulis seorang penyair. Bahasa sajak ang tedapat dalampuisi “Penerimaan” karya Chairil

Anwar adalah sebagai berikut:

a) Repetisi

Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap

penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam sajak terdapat

dalam:

(28)

15 ...

Kalau kau mau kuterima kembali

b) Simile atau Persamaan

Simile atau Persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung

menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Dalam sajak terdapat dalam:

..

Bak kembang sari sudah terbagi

...

c) Pesonifikasi

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati

seolah-olah hidup. Dalam sajak terdapa dalam:

...

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

3. Citraan

Citraan adalah satuan ungkapan yang dapat menimbulkan hadirnya kesan keindrawian atau

kesan mental tertentu. Unsur citraan dalam sebuah puisi merupakan unsur yang sangat

penting dalam mengembangkan keutuhan puisi, sebab melaluinya kita menemukan atau

dihadapkan pada sesuatu yang tampak konkret yang dapat membantu kita dalam

(29)

16

Citraan dalam puisi terdapat 7 jenis citraan, yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran,

citraan gerak, citraan perabaan, citraan penciuman, citraan pencecapan, dan citraan suhu.

Penggunaan citraan dalam puisi melibatkan hampir semua anggota tubuh kita, baik alat indra

maupun anggota tubuh, seperti kepala, tangan, dan kaki. Untuk dapat menemukan sumber

citraan yang terdapat dalam puisi, pembaca harus memahami puisi dengan melibatkan alat

indra dan anggota tubuh untuk dapat menemukan kata-kata yang berkaitan dengan citraan.

Dalam sajak “Penerimaan” citraan yang digunakan misalnya yaitu citraan penglihatan tedapat

dalam”aku msih tetap sendiri, sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi. Cermin dapat

dilihat dengan indera mata sehingga menggunakan citraan penglihatan.

4. Sarana Retorika

Sarana retorik pada dasarnya merupakantipu muslihat piiran yang mempergunakan

susunan bahasa yang khas sehingga pendengar erasa dituntut untuk berpikir. Dalam

menyampaikan sebuah ide atau gagasan Chairil Anwar cenderung pada aliran realisme dan

ekspresionis.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas saya sebagai penulis dapat menyimpulkan

bahwa teori semiotic adalah merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak

khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang

memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam

struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan

(30)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian

Metode penentuan subjek penelitian ini merupakan metode untuk menentukan

subjek penelitian. Dalam penenlitian ini, akan dijabarkan tentang tempat penelitian,

populasi penelitian, dan sampel penelitian.

3.3.1 Tempat Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu kemampuan menganalisis

structural semiotic puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar oleh siswa kelas XI

SMA Saraswati 1 Denpasar , untuk itu tempat penelitian adalah di sekolah SMA

Saraswati 1 Denpasar.

3.3.2 Populasi Penelitian

Dalam setiap penelitian unsur populasi mutlak dipergunakan, sebab

populasi merupakan sumber data yang akan teliti. Menurut Sudjana (1982: 57)

″Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung

maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dan karakteristik tertentu

mengenai sekumpulan objek lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

sifat-sifatnya″. Pengertian tersebut jelas bahwa populasi adalah semua unsur yang

akan diteliti dari sekumpulan objek yang lengkap.

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam

(31)

18

pelajaran 2011/2012. Untuk lebih jelasnya, populasi penelitian ini dapat dilihat

dalam table berikut ini :

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun Pelajaran

2011/2012

No Kelas Jumlah (orang)

1. IPA 1 50

2. IPA 2 46

3. IPA 3 44

4. IPA 4 43

5. IPA 5 42

6. IPA 6 41

7. IPA 7 45

8. IPA 8 40

9. IPS 1 38

10. IPS 2 35

Jumlah 424

3.3.3 Sampel

Surakhmad (1994: 93) menyatakan ″Penarikan sampel adalah penarikan

sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi″. Dalam pengertian

tersebut maka sampel yang baik adalah sampel yang betul-betul dapat mewakili

(32)

19

adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan

populasinya″.

Berdasarkan uraian dari pendapat tersebut, maka penelitian ini mengambil

15 % dari jumlah populasi yang ada yaitu 60% x 424 orang = 254,4 (254

orang). Penentuan sampel tersebut didukung oleh pendapat Arikunto (1997:

120) yang menyatakan ″Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitan

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 60%

atau 65% atau lebih.″

Dalam menetapkan jumlah sampel pada sub populasi digunakan

perhitungan sebagai berikut :

Jumlah individu setiap kelas x jumlah sampel yang telah ditentukan

Jumlah populasi

Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, digunakan dua teknik

penarikan sampel. Kedua teknik penarikan sampel itu meliputi sampel

proporsional (proportional sampling) dan sampel random (random sampling). Penggunaan teknik proporsional sampel (proportional sampling) adalah karena yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA

Saraswati 1 Denpasar yakni kelas XI IPA dan XI IPS. Adapun kelas XI IPA

terdiri dari 8 kelas dan XI IPS terdiri dari 2 kelas. Berikut ini data mengenai

sub-sub populasi dari populasi penelitian ini :

1. IPA 1 = 50 x 254 = 29,9 menjadi 30

(33)

20 2. IPA 2 = 46 x 254 = 27,5 menjadi 28

424

3. IPA 3 = 44 x 254 = 26,3 menjadi 26

424

4. IPA 4 = 43 x 254= 25,7 menjadi 26

424

5. IPA 5 = 42 x 254 = 25,1 menjadi 25

424

6. IPA 6 = 41 x 254= 24,5 menjadi 25

424

7. IPA 7 = 45 x 254= 26,9 menjadi 27

424

8. IPA 8 = 40 x 254= 23,9 menjadi 24

424

9. IPS 1 = 38 x 254= 22,7 menjadi 23

424

10. IPS 2 = 35 x 254= 20,9 menjadi 21

424

(34)

21

1. IPA 1 50 30

2. IPA 2 46 28

3. IPA 3 44 26

4. IPA 4 43 26

5. IPA 5 42 25

6. IPA 6 41 25

7. IPA 7 45 27

8. IPA 8 40 24

9. IPS 1 38 23

10. IPS 2 35 21

Jumlah 424 255

Pengambilan sampel dengan teknik sampel proporsional ini menghendaki

cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan

besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Cara ini dapat memberi landasan

generalisasi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada tanpa

memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan tiap-tiap sub populasi.

Sub-sub populasi inilah yang harus dapat mewakili ketika dijadikan sampel. Sub-Sub-sub

populasi yang telah ditentukan ini kemudian diambil sampelnya dengan teknik

sampel random dengan mengambil sampel secara acak atau tanpa pandang bulu

(Hadi, 1987:75). Pengambilan sampel secara random ini bersifat representatif

artinya setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk

(35)

22

Adapun proses yang digunakan dalam teknik sampel random ini adalah

dengan cara undian. Langkah-langkah dalam penentuan sampel random dengan

cara undian antara lain :

1) Buatlah sebuah daftar yang berisi subjek, objek, gejala peristiwa atau

kelompok-kelompok yang ada dalam sub populasi.

2) Setiap sub populasi yang telah ditentukan tersebut diberikan nomor undian.

3) Nomor-nomor tersebut ditulis pada secarik kertas, kemudian dimasukkan ke

dalam gelas atau kaleng.

4) Gelas tersebut kemudian ditutup dengan kertas yang sudah dilubangi

sedikit.

5) Penulis mengocok gelas tersebut agar sub-sub populasi bercampur.

6) Siswa yang nomor urutannya tercantum dalam kertas yang keluar dari gelas

tersebut berhak menjadi sampel penelitian.

7) Nomor-nomor siswa yang keluar tersebut selanjutnya dicatat dalam sebuah

daftar penelitian.

3.2 Metode Pendekatan Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris karena kemampuan

mengapresiasikan telah dimiliki oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun

pelajaran 2011/2012, ini terlihat dari kurikulum yang berlaku yakni Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) materi puisi kontemporer juga sudah diajarkan dan gejala

yang akan diselidiki sudah ada sebelumnya secara wajar. Jadi, penulis tidak perlu

meciptakan kondisi baru bersangkutan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian

(36)

23 3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, diperlukan cara-cara atau teknik

pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Sesuai

dengan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah dengan observasi, kuesioner, tes dan pencatatan dokumen.

3.3.1 Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data,

terutama aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Dengan demikian hasil

observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul

melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini

digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang

kemampuan subjek penelitian dalam menganalisis strukturan semiotic puisi.

3.3.2 Wawancara

Dalam penelitian ini, metode wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak langsung yakni dengan menggunakan kuesioner. Penggunaan

kuesioner untuk memperoleh data berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Peneliti memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan masalah yang diteliti

untuk dijawab oleh subjek penelitian.

3.3.3 Tes

Peneliti juga memberikan tes kepada subjek penelitian berkaitan dengan

masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang lebih akurat dan dapat

mengukur kemampuan kognitif subjek penelitian.

3.3.4 Pencatatan dokumen

Pencatatan dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

(37)

24

sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Menurut Arikunto (2006:

132), teknik dokumentasi yaitu ″mencari data mengenai hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, suratkabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya″.

3.4 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data bertujuan untuk mengadakan generalisasi sifat-sifat atau

hubungan yang bersifat khusu sehingga diperoleh sifat-sifat atau

hubungan-hubungan umum. Data yang diperoleh dari penelitian ini masih merupakan data

mentah/kasar berupa skor mentah, yang diperoleh dari hasil yang harus dikerjaka oleh

sekelompok siswa. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis

statistik deskriptif. Metode statistikdeskriptif adalah suatu cara pengolahan data yang

dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis sehingga diperoleh suatu simpulan

umum (Netra, 1974:75).

Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan, peringkasan serta

penyajian hasil peringkasan data (Santoso, 2002). Lebih lanjut ia katakan bahwa,

data-data statistik yang dikumpulkan umumnya masih acak, mentah dan tidak terorganisir

dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur,

baik dalam bentuk tabel atau persentasi grafis sebagai dasar untuk berbagai

pengambilan keputusan. Statistik deskriptif digunakan untuk analisis bagi

variabel-variabel yang dinyatakan dengan sebaran frekwensi, baik secara angka-angka mutlak

maupun secara persentasi.

Data-data yang telah terkumpul, dianalisis secara sistematis, kritis dan dibuatkan

suatu kesimpulan di akhir. Data-data yang berupa angka/kuantitatif dilengkapi dengan

(38)

25

yang digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul

berdasarkan jawaban responden adalah melalui distribusi item dari masing-masiang

variabel. Penyajian data yang telah terkumpul pembahasannya secara deskriptif

dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung skor standar dengan norma absolut

skala seratus adalah :

P = X x 100

SMI

Keterangan :

P = persentil

X = skor mentah (skor yang diperoleh siswa)

SMI = Skor maksimal ideal ( diperoleh dengan cara jumlah item dikalikan dengan

bobot masing-masing item).

Rumus untuk menghitung skor rata-rata (mean) adalah dengan menjumlahkan

data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan individu yang ada

pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

M= Ʃ fx

N

Keterangan :

M: nilai rata-rata

(39)
(40)

27

DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Chairil. Deru Campur Debu. Jakarta : Dian Rakyat, 2006.

Pradopo, Rahmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Pradopo,Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2009.

Sayuti. Suminto A. Perkenalan dengan Puisi. Yogyakarta:Gama Media, 2002.

(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Petra Deviana, dkk. (2011) yang

berlokasi di desa Toya Bungkah, Kintamani Bangli. Penelitian tersebut meneliti

tentang “Identifikasi Potensi Wisata Dan Perencanaan Paket Wisata Di Kawasan

Kintamani”. Observasi yang dilakukan terhadap potensi di kawasan Kintamani,

diketahui bahwa masih banyak potesni yang belum dikembangkan dan mendapat

perhatian secara maksimal terutama dari pemerintah daerah. Masyarakat lokal sendiri

telah memiliki kesadaran yang tinggi akan pariwisata dan berusaha untuk

mengembangkan kepariwisataan di daerahnya secara mandiri. Penelitian tersebut

memiliki tujuan memeratakan pembangunan di seluruh kawasan Kintamani sehingga

tak muncul ketimpangan antara daerah atas dengan bawah. Karena pengembangan

pariwisata hanya berfokus di daerah Kintamani di daerah atas saja.

Selain itu, pengembangan periwisata yang dilakukan lebih memperhatikan dan

memberdayakan masyarakat lokal sehingga tingkat kesejahteraan di Kintamani dapat

diangkat. Bagi Biro Perjalanan Wisata hendaknya dalam mebuat paket wisata lebih

memperhatikan keterlibatan masyarakat lokal serta membuat paket wisata minat

khusus sehingga tak muncul kejenuhan akan paket-paket wisata yang telah ada.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Petra Deviana

dkk adalah sama-sama mengidentifikasi potensi fisik dan membuat suatu perencanaan

(42)

paket wisata. Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh Petra Deviana dkk adalah pada penelitian ini lebih menonjolkan

bagaimana perencanaan paket wisata budaya yang didalamnya mengemas suatu

produk produk wisata budaya yang ada di Kota Denpasar sedangkan untuk penelitian

yang dilakukan oleh Petra Deviana dkk membuat suatu perencanaan paket wisata

yang mengemas produk produk wisata di kawasan Kintamani. Penelitian selanjutnya

dilakukan oleh Sudana (2010) yang berlokasikan di kabupaten Bangli khususnya di

kawasan Kintamani. Penelitian tersebut bertemakan “Strategi Pengembangan

Pariwisata Minat Khusus Di Kawasan Pariwisata Kintamani Kabupaten Bangli”.

Penelitian tersebut diketahui bahwa strategi pengembangan pariwisata minat

khusus di kawasan Pariwisata Kintamani terdapat ada 2 strategi, yakni strategi grow

dan strategi build, yaitu strategi insentif seperti strategi penetrasi pasar, strategi

pengembangan pasar, dan strategi pengembangan produk. Penelitian tersebut

memiliki tujuan untuk mengembangkan daya tarik wisata unik yang lain selain

penelokan yang ada di kawasan Kintamani seperti, Kedisan, Toya Bungkah, Gunung

Batur, dan Trunyan. Karena daerah-daerah tersebut nyaris tidak menjadi daerah yang

dikunjungi wisatawan dilihat dari daerah tujuan wisata yang hanya terpusat di daerah

penelokan saja yang dijadikan tujuan akhir dari paket wisata yang dirancang oleh biro

perjalanan.

Pada penelitian ini ditemukan perbedaan antara penelitian yang sebelumnya dan

yang akan dibuat berupa lokasi penelitian yang berada di Kota Denpasar namun

memiliki kesamaan karena peneltian yang sebelumnya dilakukan juga membahas

(43)

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wirawan (2009) yang berjudul

“Pengembangan Daya Tarik Wisata Bahari Secara Berkelanjutan di Nusa Lembongan

Kabupaten Klungkung”, tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui peran dari

stakehorlers dalam pengembangandan manfaat pengembangan bagi masyarakat.

Kesamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan

penelitian yang akan dilakukan adalah tempat dibuatnya penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Swandewi (2014) dengan judul “Pengemasan

Paket Wisata Tirta di Kabupaten Buleleng”, penelitian ini dilakukan di Kabupaten

Buleleng tepatnya pada tujuh Desa yaitu, Desa Gitgit, Desa Pemaron, Desa

Kalibukbuk, Desa Temukus, Desa Banjar, Desa Seririt, dan Desa Pejarakan. Adapun

perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis

pengemasan paket wisata, penelitian ini berupa pengemasan paket wisata tirta,

sedangkan penelitan yang akan dilakukan adalah pengemasan paket wisata city tour.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

sama-sama menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Penelitian lainnya yang dikutif dari jurnal internasional yang dilakukan oleh

David Bowie (2005) penelitian ini dilakukan di London dengan judul “Tourist

Satisfaction : A View from a Mixed International Guided Package Tour”, penelitian

ini dilakukan untuk mengidentifikasi variabel yang terkait dengan kepuasan

pelanggan dalam suatu paket wisata, baik itu pengaturan jadwal serta pelayanan.

Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah

(44)

yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif.

Penelitian selanjutnya terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Erica (2011) yang berjudul “Hotel Location and Tourist Activity in

Cities”. Penelitian ini dilakukan di China yang berfokus pada pariwisata perkotaan.

Peneliti menyimpulkan bahwa lokasi hotel memiliki dampak besar pada gerakan

wisata, dengan pangsa besar dari total anggaran waktu wisatawan menghabiskan

disekitar hotel. Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang wisata kota. Perbedaan dari penelitian

ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tempat atau lokasi dari penelitian.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Zekri Yazdi (2014) yang berjudul

“Promoting Tourism Destination :Heritage, History and Culture in International

Tourism”. Penelitian ini dilakukan di Malaysia membahas tentang wisata budaya,

sejarah, dan arkeologi. Penelitian ini mencoba untuk meneliti hubungan antara

budaya dengan kepuasan wisatawan. Perbedaan dari penelitian ini adalah

menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif sedangkan penelitian yang akan

dilakukan menggunakan teknik analisi deskriptif kualitatif. Adapun persamaan dari

(45)

2.2 Tinjauan Konsep

2.2.1 Tinjauan Tentang Pariwisata

Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari

seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan

kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi,

sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena

sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata

berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan

tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan

bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan

memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang

berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan

keperluan usaha yang lainnya (Suwantoro, 1997:3-4)

Pada undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan

dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan probadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

(46)

2.2.2 Tinjauan Tentang Potensi Wisata

Potensi wisata merupakan segala seusuatu yang menjadi andalan daya tarik

wisata untuk dikunjungi di suatu tempat. Daya tarik tersebut sengaja ditonjolkan

sebagai atraksi wisata. Atraksi wisata adalah semua yang menjadi daya tarik dan

mengapa wisatawan tertarik berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, diantaranya :

1. Natural attraction yang berupa pemandangan dan segi geografis dari suatu

daerah tujuan wisata.

2. Cultural attraction yang berupa sejarah dan cerita rakyat, religi, seni, dan

kegiatan khusus.

3. Social attraction yang berupa kebiasaan penduduk, mata pencaharian

penduduk, bahasa, dan kesempatan untuk pertemuan sosial.

4. Built attraction yang berupa bangunan bersejarah dan bangunan

berarsitektur modern (Yoeti, 2002).

Erlingta Desty Fikriyondha (dalam Oka A, Yoeti, 1998) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi ( attraction ), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas

(amenities).

Menurut Pendit (2002), secara umum potensi wisata dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Potensi Alamiah yaitu potensi yang ada di masyarakat yang berupa

(47)

2. Potensi Budaya atau potensi non fisik yaitu potensi yang tumbuh dan

berkembang di masyarakat, seperti adat-istiadat , mata pencaharian,

kesenian, dan sebagainya.

Obioma (2013) menjelaskan pariwisata adalah semua tentang kenyamanan

dan kesenangan, orang suka mengunjungi tempat-tempat dan peristiwa yang mampu

membuat mereka berkesempatan untuk bersantai dan bersenang-senang.

Tempat-tempat dan acara menarik bisa seperti : alam budaya atau buatan (situasi dan

peristiwa buatan manusia). Berdasarkan pandangan ini, jenis-jenis potensi pariwisata

dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Potensi wisata alam atau Eco-Tourism adalah yang ada hubungannya

dengan alam yang indah seperti gua, dataran tinggi, pegunungan, air

terjun, batu, dan wisata alam lainnya seperti satwa liar, sumber daya air.

Ekowisata adalah perjalanan yang tujuannya ke daerah-daerah alami untuk

memahami budaya dan sejarah alam lingkungan dan tidak mengubah

integritas ekosistem, dan memproduksi peluang ekonomi yang membuat

konservasi sumber daya alam bermanfaat bagi masyarakat setempat.

2. Potensi wisata budaya adalah yang ada hubungannya dengan keunggulan

budaya dan keunikan dari orang, baik buatan manusia atau diwariskan. Di

antara warisan budaya dari orang yang menjadi sumber tempat wisata

seperti : tarian, musik, adat istiadat, monumen bersejarah, gambar, seni

dan kerajinan, keagamaan tradisional, pernikahan tradisional dan

(48)

3. Potensi wisata buatan atau artificial pariwisata adalah potensi pariwisata

berdasarkan pada penciptaan atau teknologi inovasi manusia dibidang

hiburan (bioskop, teater, taman, museum, dan pusat-pusat hiburan lainnya)

olah raga dan rekreasi (seperti kolam renang, klub olah raga, klub sosial,

dan pusat-pusat rekreasi lainnya) akomodasi (seperti hotel, motel, rumah

tamu, dan paket liburan berkemah) restoran, hotel dan fasilitas transportasi

seperti agen perjalanan, operator tur, pusat informasi wisata dan lain-lain.

Poerwadarminta (1993:766) mendefinisikan potensi sebagai kekuatan,

kesanggupan, kemampuan. Dikaitkan dengan potensi wisata, maka dapat dijelaskan

bahwa pengertian potensi wisata adalah seluruh potensi wisata alam dan budaya.

Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat disuatu daerah yang dapat

dikembangkan menjadi daya tarik wista.

2.2.3 Tinjauan Tentang Paket Wisata

Paket wisata merupakan istilah yang sering kita dengar dalam dunia

pariwisata, khususnya pada wisatawan yang akan datang melalui biro perjalanan

wisata baik itu secara peroranganatau group. Paket wisata ini memberikan

kemudahan dan keuntunganbagi wisatawan yang datang secara rombongan sebab

semua komponen tour sudah termasuk dalam harga tour, dan harga tournya juga lebih

murah tergantung dari jumlah anggota rombongan

Menurut (Suwantoro, 1997:15) menyatakan bahwa : “package tour atau paket

wisata adalah sesuatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan

(49)

harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel, ataupun fasilitas

lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya. Dengan kata lain paket

wisata ini adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan

yang disusun dan dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam

melakukan perjalanan wisata.

Paket wisata juga dapat diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu

atau beberapa tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjalanan yang

tetap, serta dijual sebagai harga tunggal yang menyangkut dari seluruh komponen

dari perjalanan (Nuriata, 2014:11). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

paket wisata adalah suatu rencana perjalanan yang disusun berdasarkan beberapa

komponen tour dengan harga tertentu dimana harga tersebut termasuk biaya-biaya

yang diperlukan wisatawan selama mengikuti atau memakai paket wisata tersebut

diatas. Paket wisata tersebut digunakan oleh wisatawan agar mereka puas dalam

memilih objek wisata yang sudah disusun dalam bentuk paket.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat paket wisata

menurut Suyitno (2001 : 35-38), yaitu :

1. Rute Perjalanan

Rute perjalanan sebaiknya berbentuk putaran atau circle route, kecuali jika

kondisi tidak memungkinkan atau karena jarak yang terlalu dekat. Apabila antara

objek satu dengan yang lainnya dinyatakan dalam satuan jarak (kilometer) maka

terlebih dahulu harus ditransformasikan ke dalam satuan waktu (menit) dengan

(50)

Keterangan :

a = Jarak (distance)

b = Kecepatan rata-rata kendaraan (average velocity)

60 menit = Transformasi satuan waktu (1 jam = 60 menit)

2. Variasi Objek

Penyusunan objek yang dikunjungi disusun dengan urutan tertentu agar objek

wisata yang dikunjungi terkesan bervariasi dan tidak monoton. Karakteristik objek

merupakan dasar pertimbangan untuk membuat objek yang dikunjungi harus

divariasikan.

3. Tata Urutan Kunjungan

Tata urutan kunjungan menyangkut pemilihan kunjungan objek yang mana

dikunjungi lebih awal atau yang mana dikunjungi dibagian akhir, dan objek-objek

mana yang waktunya sudah ditentukan sehingga dalam menyusun urutan objek

kunjungan berdasarkan pada kondisi dan kebutuhan wisatawan.

Dalam pembuatan paket wisata ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

yaitu :

1) Titik Awal (Starting Point)

Titik awal/starting point merupakan tempat yang ditentukan sebagai awal dari

perjalanan wisatawan untuk memulai tour. Titik awal untuk memulai tour dapat

(51)

berupa hotel, villa, airport atau tempat sesuai dengan kesepakatan antara wisatawan

dengan supir atau pramuwisata.

2) Titik Akhir (Finishing Point)

Titik akhir/finishing point merupakan tempat yang terletak pada akhir tour

yang merupakan akhir dari perjalanan wisatawan. Hotel, villa, dan airport merupakan

titik akhir dari sebuah tour, atau tempat yang telah disepakati antara wisatawan

dengan pramuwisata dan supir.

3) Waktu Tempuh Antar Objek Wisata

Waktu tempuh dalam dunia pariwisata terdapat usaha interprestasi dari

pramuwisata untuk menambah nilai lebih bagi wisatawan. Dalam artian waktu

tempuh ini tidak berarti balapan. Dalam menghitung waktu tempuh, perjalanan

diasumsikan lancar, tanpa adanya pemberhentian tambahan, tanpa kerusakan

kendaraan, tanpa kemacetan, dan yang terpenting adalah kenyamanan bagi wisatawan

dalam melakukan perjalanan.

Adapun acara wisata yang dibuat oleh Tour Operator biasanya berbagai

macam sesuai dengan kreativitas masing-masing. Acara wisata dibagi dalam tiga

bentuk yang diantaranya sebagai berikut :

1. Bentuk Uraian (essai style)

Dalam hal ini, acara wisata disajikan dalam bentuk uaraian singkat tentang

program yang akan dilakukan terdiri dari hari atau tanggal pelaksanaan serta

(52)

2. Bentuk Tabel (tabulated sytle)

Penyajian berupa tabel dengan kolom-kolom antara lain :

1) Hari/tanggal (day/date)

2) Tempat (place)

3) Waktu (time)

4) Acara (itinerary)

5) Keterangan (remark)

3. Bentuk Grafik

Acara wisata yang disajikan dalam bentuk gambar atau grafik, berupa

lambing-lambang komponen yang digunakan dalam urutan acara. Dalam penyusunan

acara wisata, sebaiknya selalu memperhatikan pendistribusian waktu agar sesuai

dengan aktivitas dan sesuai dengan kebutuhan. Komponen yang lain selain

pembuatan acara wisata yaitu harga wisata karena wisatawan akan

memperhitungkan mengenai biaya yang harus dikeluarkan sebelum memutuskan

untuk melakukan perjalanan wisata. Suyitno (1999) juga menyatakan bahwa

harga wisatawan merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk

mengelola wisatawan ditambah dengan keuntungan yang diharapkan.

Langkah-langkah untuk menghitung harga suatu wisata antara lain :

1) Harga Wisata

Harga wisata merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dkeluarkan untk

mengelola wisata, ditambah dengan keuntungan yang diharapkan. Harga wisata

(53)

Keterangan :

TP = Tour Price (harga wisata)

TC = Total Cost (jumlah biaya)

SC = Surcharge (keuntungan)

Surcharge dinyatakan dalam persentase tertentu dan diperhitungkan dari

jumlah biaya. Untuk memudahkan penghitung biaya wisata, maka hasil akhir

yang dicari dari penghitungan ini adalah harga wisata per orang. Akan tetapi,

suatu jumlah biaya dapat juga merupakan tanggungan kelompok. Berdasarkan hal

tersebut, maka biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed

cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya tanggungan kelompok wisatawan

dan besarnya biaya ditentukan oleh jumlah kelompok seperti tip pengemudi,

ongkos parker, waiter’s tip, tip pemandu, biaya administrasi dan lain-lain. Selain

itu, biaya ridak tetap (variable cost) merupakan biaya tanggungan peserta secara

perorangan dan besarnya biaya ditentukan oleh jumlah peserta, misalnya airport

tax, meals entrance fee dan lainnya. Kedua jenis biaya tersebut dapat dipadukan

menjadi biaya per orang dengan rumus sebagai berikut :

(54)

Keterangan :

TCP = Jumlah biaya per orang (total cost per person)

TFC = Jumlah biaya tetap (total fixed cost)

TVC = Jumlah biaya tidak tetap (total variable cost)

n = Jumlah peserta (number of participants)

2) Komplimen (complimentary)

Complimentary disebut juga Free Of Charge (FOC) yaitu pembebasan

jumlah peserta tertentu dari pembayaran jika syarat yang ditentukan oleh tour

operator dipenuhi. Persyaratan tersebut berkaitkan dengan jumlah peserta yang

membeli tur secara bersama-sama. Harga wisata dengan memperhitungkan

complimentary dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

PC = Harga dengan complimentary tour price with complimentary

NP = Harga bersih (nett price)

n = Jumlah peserta (number of participants)

c = Jumlah peserta mendapat FOC

TCP = + TVC

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun Pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Bermacam potensi yang dapat dijadikan paket wisata budaya yaitu kuliner yang khas, pasar tradisional, Puri Kesiman yang merupakan tonggak sejarah Desa Kesiman,

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa potensi demand angkutan wisata di Kota Denpasar terutama adalah wisatawan yang menginap di Denpasar

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi demand dan rute angkutan wisata, sistem karakteristik operasional, biaya operasi kendaraan (BOK) dan

salah satu jasa yang disediakan adalah penyelenggaraan tour yang disusun dalam.. suatu paket

72 PENGEMASAN AKTIVITAS WISATA MENJADI PAKET WISATA SEBAGAI UPAYA PENYIAPAN JORONG TABEK SEBAGAI DAYA TARIK WISATA UNGGULAN KABUPATEN SOLOK Hijriyantomi Suyuthie1*, Feri Ferdian1,

Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan untuk mengetahui karakteristik penumpang serta kepuasan wisatawan pengguna Bus Tingkat Wisata City Tour Jakarta

1. Pemanfaatan Bis City Tour terdapat beberapa manfaat yang dirasakan oleh berbagai seperti bagi Dinas Pariwisata dan kebudayan Kota Padang Bis City Tour bermanfaat

Pelaksanaan Tanggung Jawab Atas Hak Konsumen Terhadap Klausula Penawaran Paket Wisata Di Bali Ambassador Tour And Travel Biro perjalanan wisata dalam melaksanakan tanggung