PENGEMASAN PAKET WISATA
BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR
I WAYAN GEDE ARY MAHENDRA PUTRA
PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA
PENGEMASAN PAKET WISATA CITY TOUR
BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR
WAYAN GEDE ARY MAHENDRA PUTRA 1112025030
FAKULTAS PARIWISATA
PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
CITY TOUR
BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR - BALI
WAYAN GEDE ARY MAHENDRA PUTRA
i ABSTRAK
Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana Skripsi
A. Nama : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra
B. Judul : Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar – Bali
C. Jumlah Halaman : 97 halaman + 32 lampiran D. Isi Ringkasan :
Kota Denpasar memiliki beragam potensi wisata, yaitu potensi wisata budaya seperti : bangunan bersejarah, atraksi seni, pasar tradisional dengan berbagai macam makanan tradisionalnya serta aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan budaya. Dengan adanya potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi paket wisata city tour di Kota Denpasar. Berkaitan dengan pengemasan paket wisata city tour, maka rumusan permasalahan yang dapat diangkat adalah (1) Bagaimana potensi yang dimiliki Kota Denpasar sebagai daya tarik wisata budaya?, (2) Bagaimana pengemasan paket wisata city tour berbasis kebudayaan di Kota Denpasar?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh Kota Denpasar sebagai daya tarik budaya, mengetahui cara pengemasan paket wisata city tour berbasis kebudayaan di Kota Denpasar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Denpasar memiliki potensi wisata yang mayoritas terdiri dari potensi wisata budaya, potensi-potensi yang dijadikan paket wisata dalam penelitian ini yaitu pesona puri dan pura, pasar tradisional dan museum yang ada di Kota Denpasar. Potensi tersebut kemudian dikemas dalam tiga bentuk yaitu, bentuk uraian, bentuk tabel, dan bentuk grafik yang terdiri atas empat paket wisata diantaranya : Paket Wisata Melali ke Puri, Paket Wisata Heritage Denpasar City Tour, Paket Wisata Barong City Tour, Paket Wisata Historic Denpasar City Tour.
ii ABSTRACT
Tour and Travel Industry Program Tourism Faculty Udayana University
Undergraduate Thesis
A. Name : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra
B. Title : The Packaging of City Tour Package to based culture in the city of Denpasar
C. Number of pages : 97 pages + 32 appendix
D. Summary :
Denpasar city has a variety of tourist potential, namely the potential of cultural tourism such as historical buildings, art attractions, a traditional market with a wide variety of traditional dishes as well as community activities related to culture. Given these potentials can be developed into a tourist city tour packages in Denpasar. In connection with the travel package packing city tour, then the formulation of issues to be discussed are (1) How is the potential of the city of Denpasar as a cultural tourist attraction ?, (2) How packaging travel packages culture-based city tour in Denpasar?
This study aims to determine the potential of the city of Denpasar as cultural charms, knowing the way of packaging travel packages culture-based city tour in the city of Denpasar. Data collection techniques in this study was done by observation, interview, and literature study.
The results of this study indicate that the city of Denpasar has tourism potential which comprise the majority of the potential of cultural tourism, the potential that made travel packages in this study is the charm of the castle and temple, traditional market and museum in the city of Denpasar The potential is then packaged in three forms, namely, in narrative form, tabular and graphical form four- travel packages including: Melali ke Puri, Heritage Denpasar City Tour, Barong City Tour, Historic Denpasar City Tour.
Suggestions to say that the government is expected to coordinate their work and see the potential that exists to be able to promote and create travel packages more attractive city tour so it does not appear saturation on tour packages that already exist.
iii
PENGEMASAN PAKET WISATA
CITY TOUR
BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR-BALI
Nama : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra NIM : 1112025030
Telah dinyatakan LULUS dengan predikat SANGAT MEMUASKAN pada tanggal 15 April 2016 di Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
Disetujui
Pembimbing I
I Made Kusuma Negara, SE., M.Par. NIP. 19780529 200312 1 001
Pembimbing II
I Putu Sudana, A.Par., M.Par. NIP. 19720306 200501 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
Drs. I Made Sendra, M.Si. NIP. 19650822 200003 1 001
Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
iv
PENGEMASAN PAKET WISATA
CITY TOUR
BERBASIS BUDAYA DI KOTA DENPASAR-BALI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal 15 April 2016 dan dinyatakan LULUS dengan predikat SANGAT MEMUASKAN.
TIM PENGUJI
Ketua : I Made Kusuma Negara, SE., M.Par. ( )
Sekretaris : I Putu Sudana, A.Par., M.Par. ( )
Anggota :1. Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par. ( )
2. Drs. I Ketut Suwena, M.Hum. ( )
3. I GPB. Sasrawan Mananda, SST.Par., MM., M.Par. ( )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
Drs. I Made Sendra, M.Si. NIP. 19650822 200003 1 001
Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : I Wayan Gede Ary Mahendra Putra NIM : 1112025030
Program Studi : Industri Perjalanan Wisata
Menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar-Bali” adalah hasil tulisan saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat tindakan meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapatan atau pemikiran dari penulis yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, serta tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini dan berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, 20 April 2016 Yang membuat pernyataan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat anugrah, karunia dan pertolongannya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengemasan Paket Wisata City Tour Berbasis Budaya di Kota Denpasar – Bali”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Program studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana.
Skripsi ini bisa terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si., Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
2. Bapak I Made Kusuma Negara, S.E.,M.Par. Ketua Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata sekaligus Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan saran dan masukan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
3. Bapak I Putu Sudana, A.par.,M.Par. sebagai pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran serta masukan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi. selaku Pembimbing Akademik dan penguji yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan dan member dukungan agar skripsi ini cepat terselesaikan.
vii
6. Bapak I Gst. Putu Bagus Sasrawan Mananda, S.ST.Par.,M.M.,M.Par selaku penguji dalam skripsi yang telah member kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, atas segala bentuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan pada masa perkuliahan. 8. Staff Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
yang telah membantu penulis di dalam pengurusan administrasi.
9. Bapak dan Ibu Informan di masing-masing daya tarik wisata city tour di Kota Denpasar.
10.Bapak dan Ibu selaku orang tua dalam membantu memberikan dukungan baik moral maupun material sehingga penulis bisa menyelesaikan sripsi.
11.Indah Agustina dan Dion Prayoga yang selalu mendampingi dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-teman mahasiswa Fakultas Pariwisata angkatan 2011 khususnya teman-teman Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata yang selalu berbagi ilmu dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini ke depannya. Akhir kata, penulis berharap semoga srkripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Denpasar, 11 Maret 2016
viii DAFTAR ISI JUDUL
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
2.2.3 Tinjauan Tentang Paket Wisata ... 15
2.2.4 Tinjauan Tentang City Tour ... 22
4.2 Potensi Wisata di Kota Denpasar yang dijadikan Paket Wisata City Tour ... 40
4.2.1 Puri Agung Satria Denpasar ... 40
4.2.2 Puri Agung Kesiman ... 41
4.2.3 Puri Pemecutan ... 44
ix
4.2.5 Pura Petilan “Pengerebongan” ... 50
4.2.6 Museum Bali ... 52
4.2.7 Museum Sidik Jari ... 58
4.2.8 Monumen Perjuangan Rakyat “Bajra Sandhi” ... 59
4.2.9 Taman Werdhi Budaya (Art Center) ... 62
4.2.10 Taman Puputan Badung ... 63
4.2.11 Desa Budaya Kertalangu ... 65
4.2.12 Pasar Tradisional Kumbasari ... 67
4.2.13 Objek Wisata Pasar Burung Satria ... 68
4.2.14 Pengrajin Bokor ... 70
4.2.15 Barong & Keris Dance Catur Eka Budhi Kesiman ... 72
4.2.16 Sanggar Seni Pengrajin Patung/Ogoh-ogoh “Gases” ... 73
4.2.17 Pengrajin Suling Bali dan Rebab ... 74
4.2.18 Pengrajin Wadah dan Petulangan ... 76
4.3 Pengemasan Paket Wisata City Tour di Kota Denpasar ... 77
4.3.1 Pengemasan Paket Wisata City Tour di Kota Denpasar dalam Bentuk Uraian ... 78
4.3.2 Pengemasan Paket Wisata City Tour di Kota denpasar dalam Bentuk Tabel ... 83
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan yang Datang Langsung ke Bali per Tahun
2011-2015 ... 2
Tabel 4.1 Paket Wisata Melali ke Puri ... 84
Tabel 4.2 Paket Wisata Heritage Denpasar City Tour ... 85
Tabel 4.3 Paket Wisata Beatiful Cultural of Denpasar City Tour ... 86
Tabel 4.4 Paket Wisata Historic Denpasar City Tour ... 87
Tabel 4.5 Harga Paket Wisata Melali ke Puri ... 92
Tabel 4.6 Harga Paket Wisata Heritage City Tour ... 93
Tabel 4.7 Harga Paket Wisata Beautiful Cultural of Denpasar City Tour ... 93
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Melali ke Puri ... 88
Gambar 4.2 Heritage Denpasar City Tour ... 89
Gambar 4.3 Beautiful Cultural of Denpasar City Tour... 91
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Peta Pulau Bali dan Kota Denpasar
Lampiran 2 Foto-foto Obyek Wisata di Kota Denpasar Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Daftar Informan
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan sastra sekarang ini sangat pesat dan keluar dari kaidah-kaidah
penulisan yang ada. Banyak hal-hal yang baru yang muncul dan tidak sesuai dengan
konvensi-konvensi. Oleh karena itu dalam pembicaran ini dicoba untuk menerapkan
teori-teori dalam menganalisis sajak Indonesia untuk turut mengembangkan studi sastra dan
kesusastraan Indonesia.Salah satu penyair pada era 45 yaitu Chairil Anwar yang sering di
sebut sebagai pelopor angkatan 45 dengan corak dan gaya penulisan sajaknya yang terlepas,
bebas dan tidak terikat pada konvensi-konvensi yang ada pada masa itu. Teori struktural dan
semiotik dewasa ini merupakan salah satu teori sastra yang terbaru disamping teori estetika
resepsi dan dekonstruksi. Akan tetapi, teori ini belum banyak dimanfaatkandalam bidang
kritik sastra di Indonesia.
Studi sastra bersifat semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di
sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi
apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di
dalam struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan
bermacam-macam makna.
Semiotik seperti yang diungkapkan oleh Rachmat Djoko Pradopo yaitu bahwa bahasa
sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau ketandaan,yaitu sistem
ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah bahan yang bebas (netral)
2
dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti apa-apa sedangkan kata-kata
(bahasa) sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah merupakan lambang yang
mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat (bahasa) atau ditentukan oleh
konvensi-konvensi masyarakat. Lambang-lambang atau tanda-tanda kebahasaan itu berupa
satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh konvensi masyarakat. Bahasa itu merupakan
sistem ketandaan yang berdasarkan atau ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat.
Sistem ketandaan itu disebut dengan semiotik. Begitu pula ilmu yang mempelajari sistem
tanda-tandaiti disebut semiotika (2009:121).
Sedangkan struktural dalam sajak atau karya sastra yang menganggap bahwa sebuah
karya sastra adalah sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu
merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem,yang di antara unsur-unsurnya terjadi
hubungan yang timbal balik,saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur dalam sastra
bukan hanya berupa kumpulan-kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang
berdiri sendiri-sendiri,melainkan hal-hal itu saling berkaitan,saling terikat,dan saling
bergantung (2009:118).
Dalam proposal ini, penulis mengambil salah satu puisi karya Chairil Anwar yang
berjudul “Penerimaan” dalm bukunya “Deru Campur Debu”yang akan dianlisias secara
3 1.2 Rumusan Masalah
latar belakang yang telah dipaparkan, hal-hal yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah kemampuan menganalisis struktural semiotik puisi Penerimaan
karya Chairil Anwar oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun
pelajaran 2011/2012 ?
1.2.2 Bagaimanakah kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kelas XI SMA
Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam menganalisis puisi
Penerimaan karya Chairil Anwar ?
1.2.3 Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan siswa kelas XI SMA Saraswati 1
Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 kesulitan dalam menganalisis puisi
Penerimaan karya Chairil Anwar ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum hasil penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam
menganalisis karya sastra (puisi).
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Saraswati 1
Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam menganalisis puisi
4
1.3.2.2 Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa kelas XI
SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 dalam
menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar.
1.3.2.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas XI
SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 kesulitan dalam
menganalisis puisi Penerimaan karya Chairil Anwar.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Kemampuan menganalisis puisi Penerimaan ini yang dimaksud adalah terbatas pada kemampuan menganalisis struktur kepuitisan yang terdiri dari beberapa kriteria
yaitu pilihan kata, bahasa kiasan, citraan.
1.5 Manfaat Penelitian
2.2.1.1Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang studi Bahasa Indonesia khususnya.
2.2.1.2 Manfaat Praktis
1.5.2.1 Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
siswa tentang pembelajaran analisis structural semiotik puisi.
5 1.5.2.2 Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan/
input bagi guru khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
m emperbaiki strategi atau metode pembelajaran.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi feed back atau umpan balik bagi guru dalam proses pembelajaran.
1.5.2.3 Bagi pengembang kurikulum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pengembang kurikulum agar memberikan alokasi waktu yang
seimbang antara pengajaran bahan dan teori sastra.
1.5.2.4 Bagi penyusun buku ajar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyusun
buku ajar sebagai bahan referensi untuk penyusunan buku selanjutnya.
1.6
Asumsi PenelitianSejumlah anggapan dasar yang dijadikan landasan pemikiran, baik dalam
menetapkan populasi, sampel, maupun dalam memilih teknik pemilihan atau penarikan
sampel dalam penelitian ini, dapat dikemukakan seperti di bawah ini:
1. Kurikulum yang diterapkan oleh guru di SMA Saraswati 1 Denpasar yang
mengajar di kelas XI tahun pelajaran 2011/2012 adalah Kurikulum Tingkat Satuan
6
2. Guru yang mengajar di SMA Saraswati 1 Denpasar untuk kelas XI tahun pelajaran
2011/2012 telah memiliki kualifikasi dan kewenangan dalam mengajarkan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3. Perbedaan jenis kelamin pada kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran
2011/2012 tidak mempengaruhi hasil penelitian ini.
4. Siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun pelajaran 2011/2012 memiliki
alat pendengaran yang baik.
5. Guru bidang studi Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI SMA Saraswati
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang beberapa penelitian yang memiliki persamaan
dengan penelitian yang penulis akan lakukan. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan
dalam melakukan penelitian yang berjudul ″Kemampuan analisis struktural semiotic puisi
penerimaan karya chairil anwar oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun
pelajaran 2011/2012″, untuk mendapatkan gambaran jelas sekaligus dapat sebagai bahan
perbandingan.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Merta, penelitiannya berjudul Analisis
struktur dan semiotik puisi kontemporer ″Tragedi Winka dan Sihka″ karya Sutardji
Calzoum Bachri. Dalam penelitian itu, peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas yaitu : (1) pengertian puisi, (2) apresiasi puisi, (3) sifat-sifat puisi,
(4) unsur-unsur pembangun puisi, (5) hakikat puisi kontemporer, (6) ragam puisi
kontemporer, (7) analisis struktur dan analisis semiotik.
Metode yang digunakan dalam penenlitian itu adalah metode penentuan subjek penelitian
yaitu sajak ″Tragedi Winka dan Sihka″, metode pendekatan subjek penelitian yang
digunakan adalah metode empiris, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode dokumen yang berbentuk buku (sebuah puisi), dan metode pengolahan data yang
digunakan adalah metode kualitatif sintesis dan disajikan secara deskriptif.
Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa puisi kontemporer ″Tragrdi Winka dan
8
ditemukan makna dari puisi tersebut, yaitu tentang ketidakharmonisan dalam keluarga
yang berakhir dengan sebuat tragedi.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini, penelitiannya berjudul
″Kemampuan Memahami Hubungan Intertekstual antara Puisi Karya Amir Hamzah
dengan Puisi Karya Chairil Anwar Siswa Kelas X SMA 1 Ubud Gianyar Tahun Pelajaran
2008/2009.″ Dalam penelitian itu, peneliti menggunakan teori yang berkaitan dengan
materi yang dibahas yaitu : (1) pengertian puisi, (2) hakikat dan metode puisi, (3)
unsur-unsur puisi, (4) apresiasi puisi, dan (5) pengertian hubungan intertekstual.
Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode untuk menentukan subjek
penelitian digunakan metode sampling, untuk pendekatan subjek penelitian digunakan
metode empiris, untuk mengumpulkan data digunakan metode tes, dan untuk mengolah
data dipergunakan metode analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dalam penelitian itu menunjukkan bahwa siswa
kelas X SMA Negeri 1 Ubud, tahun pelajaran 2008/2009 tergolong mampu memahami
hubungan intertekstual dalam puisi karena angka yang dicapai berada pada angka
kelulusan yaitu 7,00.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santika yang berjudul Analisis
Puisi Bali Anyar Karya Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bangli Tahun Pelajaran
2009/2010. Dalam penelitian itu, digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan judul
yang diangkat yakni : (1) apresiasi sastra, (2) tahapan-tahapan apresiasi sastra, (3) sejarah
puisi, (4) pengertian puisi, (5) jenis-jenis puisi, (6) unsur pembangun puisi, dan (7)
sifat-sifat puisi.
Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode untuk menentukan subjek
penelitian digunakan metode sampling dengan teknik random sampel. Metode pendekatan
9
observasi, wawancara, dan tes. Metode pengolahan data digunakan metode analisis
statistik deskriptif.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dalam penelitian itu menekankan pada
kemampuan siswa untuk memahami unsur-unsur yang membangun sebuah puisi
khusunya unsur intrinsik puisi tersebut.
Setelah membaca ketiga penelitian itu dan dikaitkan dengan judul penulis ternyata
memiliki persamaan dan perbedaannya dengan ketiga penelitian tersebut. Dengan
penelitian pertama yang dilakukan oleh I Nyoman Merta, penelitian ini memiliki
kesamaan dari segi telaah terhadap unsur yang dominan pada karya tersebut. Puisi yang
ditelaah penulis dan I Nyoman Merta sama yakni puisi kontemporer. Perbedaannya
terletak pada puisi kontemporer yang dianalisis. I Nyoman Merta menganalisis puisi
kontemporer karya Sutardji Calzoum Bachri yang berjudul Tragedi Winka dan Sihka
sementara penulis menelaah puisi kontemporer karya Sutardji Calzoum Bacri yang
berjudul Amuk.
Penelitian yang kedua, yang dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini, setelah membaca
dan dikaitkan dengan judul penulis maka penulis menemukan banyak perbedaan. Dari
jenis puisi yang dijadikan bahan penelitian yakni penulis menjadikan puisi kontemporer
sebagai objek penelitian sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Desak Gede
Suastini objek kajiannya adalah puisi konvensional karya Amir Hamzah dan Chairil
Anwar. Perbedaan juga terlihat dari hasil yang ingin dicapai., pada penelitian yang
dilakukan oleh Ni Desak Gede Suastini adalah agar siswa mampu memahami dan
menemukan hubungan intertektual antara puisi karya Amir Hamzah dan puisi karya
Chairil Anwar. Penulis merasa dengan demikian, siswa akan semakin sulit dan lama
mengetahui dan memahami unsur-unsur intrinsik puisi tersebut. Penulis dalam penelitian
10
kontemporer Amuk sehingga nantinya diharapkan siswa mampu mengapresiasikan puisi
tersebut dengan baik.
Setelah membaca penelitian yang ketiga, yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa
Santikadan dikaitkan dengan judul penulis maka penulis menemukan persamaan dari segi
metode penelitian yang digunakan. Hasil yang diharapkan setelah penelitian ini juga sama
yakni menekankan pada kemampuan siswa dalam menelaah atau menganalisis
unsur-unsur pembangun puisi. Perbedaannya sendiri terletak pada objek yang diteliti. Pada
penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Edy Yasa Santika, puisi yang dijadikan objek
penelitian adalah puisi Bali Anyar sedangkan penulis menjadikan puisi kontemporer Amuk sebagai objek penelitian.
2.2. Landasan Teori
Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak. Menganalisis sajak adalah
usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Karya sastra itu merupakan
struktur yang bermakna. Karya sastra itu merupakan sistem tanda yang mempunyai
makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah
merupakan sistem semiotic atau ketandaan yang mempunyai arti, medium karya sastra
bukanlah bahan yang bebas (netral). Teori yang digunakan dalam analisis makalah ini
menggunakan teori menurut Riffaterre. Teks atau puisi menurut Michael Riffaterre adalah
pemikiran yang dibakukan melalui mediasi bahasa. Dalam semiotik,Riffaterre
memperlakukan semua kata menjadi tanda. Langkah-langkah dalam memahami sebuah
teks dalam hal ini puisi menurut Michael Riffaterre ada 4, yaitu:
Pembaca harus menemukan kata kunci atau matriks yang terdapat dalam sebuah sajak
11
kompetensi bahasa dan struktur kebahasaannya. Seorang pembaca dituntut untuk
melakukan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan pada tingkat makna.Seorang
pembaca harus menemukan hubungan intertekstualitas antara karya sastra tersebut.
Seorang pembaca harus mencari sumber teks atau yang lazim disebut hipogram dan harus
mencari model dan varian.
Untuk memahami sebuah teks harus mencari unsur-unsur yang ada di dalamnya yaitu
unsur-unsur estetik dan unsur-unsur ekstra estetik yang terdapat dalam sebuah karya
sastra.untuk mengetahui unsur kepuitisan dan makna luar yang terkandung dalam teks
puisi, penulis mengguakan teori strukturalisme. Sedangkan untuk memaknai atau
memberi makna dalam setiap sajak penulis menggunakan teori semiotoc. Semiotik adalah
teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol
sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi.
Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda
atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki)
ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis
menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku
manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini,
ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah
Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat
dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti
bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu
12
Metode yand digunakan dalam menganalisis puisi ini yaitu dengan menganalisis
sajak-sajak kedalam unsur-unsur yang memperhatihan hubungan keseluruhan unsur-unsur yang
ada.Kemudian setiap unsur sajak diberi makna yang sesuai dengan konvensi puisi.setelah
itu memaknai keseluruhan teks puisi berdasarkan analisis tersebut. Studi sastra bersifat
semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya,
sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang
memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam
struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan
bermacam-macam makna.
Semiotik seperti yang diungkapkan oleh Rachmat Djoko Pradopo yaitu bahwa
bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan sistem semiotik atau
ketandaan,yaitu sistem ketandaan yang mempunyai arti. Medium karya sastra bukanlah
bahan yang bebas (netral) seperti bunyi pada seni musik ataupun warna pada lukisan.
Warna cat sebelum digunakan dalam lukisan masih bersifat netral, belum mempunyai arti
apa-apa sedangkan kata-kata (bahasa) sebelum dipergunakan dalam karya sastra sudah
merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat
(bahasa) atau ditentukan oleh konvensi-konvensi masyarakat. Lambang-lambang atau
tanda-tanda kebahasaan itu berupa satuan-satuan bunyi yang mempunyai arti oleh
konvensi masyarakat. Bahasa itu merupakan sistem ketandaan yang berdasarkan atau
ditentukan oleh konvensi (perjanjian) masyarakat. Sistem ketandaan itu disebut dengan
semiotik. Begitu pula ilmu yang mempelajari sistem tanda-tandaiti disebut semiotika
(2009:121).
13 1. Pilihan Kata
Kata-kata di dalam sajak adalah kata-kata yang sama sekali berbeda dengan teks
dalam bentuk yang lain. Kata-kata dalam sajak memiliki peran sangat esensial karena ia tidak
saja harus mampu menyampaikan gagasan, tetapi juga dituntut untuk mampu
menggambarkan imaji sang penyair dan memberikan impresi ke dalam diri pembacanya,
karena itu kata-kata dalam puisi lebih mengutamakan intuisi, imajinasi, dan sintesis. Pilihan
kata yang tedadap dalam puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar:
PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
14 Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
(Deru Campur Debu,1959:36)
Pilihan kata yng digunakan seorang Chairil Anwar sangat indah, karena kata-kata yang
digunakan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami misalnya dalam sajak yang
berjudul “Penerimaan”. Selain itu penyusunan kata-katanya sangat tepat dan pemilihan untuk
pembentukan sebuah sajak memperhatikan kesesuaiaan kata yang digunakan serta
penyusunan antar kata sangat indah.
2. Bahasa Kiasan
Bahasa kiasan merupakan alat yang dipergunakan penyair untuk mencpai spek kepuitisan
atau sebuah kata yang mempunyai arti secara konotatif tidak secara sebenarnya. Dalam
penulisan sebuah sajak bahasa kiasan ini digunakan untuk memperindah tampilan atau bentuk
muka dari sebuah sajak. Basasa kiasan dipergunakan untukmemperindah sajak-sajak yang
ditulis seorang penyair. Bahasa sajak ang tedapat dalampuisi “Penerimaan” karya Chairil
Anwar adalah sebagai berikut:
a) Repetisi
Repetisi adalah pengulangan bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Dalam sajak terdapat
dalam:
15 ...
Kalau kau mau kuterima kembali
b) Simile atau Persamaan
Simile atau Persamaan adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Dalam sajak terdapat dalam:
..
Bak kembang sari sudah terbagi
...
c) Pesonifikasi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati
seolah-olah hidup. Dalam sajak terdapa dalam:
...
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
3. Citraan
Citraan adalah satuan ungkapan yang dapat menimbulkan hadirnya kesan keindrawian atau
kesan mental tertentu. Unsur citraan dalam sebuah puisi merupakan unsur yang sangat
penting dalam mengembangkan keutuhan puisi, sebab melaluinya kita menemukan atau
dihadapkan pada sesuatu yang tampak konkret yang dapat membantu kita dalam
16
Citraan dalam puisi terdapat 7 jenis citraan, yaitu citraan penglihatan, citraan pendengaran,
citraan gerak, citraan perabaan, citraan penciuman, citraan pencecapan, dan citraan suhu.
Penggunaan citraan dalam puisi melibatkan hampir semua anggota tubuh kita, baik alat indra
maupun anggota tubuh, seperti kepala, tangan, dan kaki. Untuk dapat menemukan sumber
citraan yang terdapat dalam puisi, pembaca harus memahami puisi dengan melibatkan alat
indra dan anggota tubuh untuk dapat menemukan kata-kata yang berkaitan dengan citraan.
Dalam sajak “Penerimaan” citraan yang digunakan misalnya yaitu citraan penglihatan tedapat
dalam”aku msih tetap sendiri, sedangkan dengan cermin aku enggan berbagi. Cermin dapat
dilihat dengan indera mata sehingga menggunakan citraan penglihatan.
4. Sarana Retorika
Sarana retorik pada dasarnya merupakantipu muslihat piiran yang mempergunakan
susunan bahasa yang khas sehingga pendengar erasa dituntut untuk berpikir. Dalam
menyampaikan sebuah ide atau gagasan Chairil Anwar cenderung pada aliran realisme dan
ekspresionis.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas saya sebagai penulis dapat menyimpulkan
bahwa teori semiotic adalah merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak
khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvensi apa yang
memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam
struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antara unsur-unsurnya akan dihasilkan
17 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Subjek Penelitian
Metode penentuan subjek penelitian ini merupakan metode untuk menentukan
subjek penelitian. Dalam penenlitian ini, akan dijabarkan tentang tempat penelitian,
populasi penelitian, dan sampel penelitian.
3.3.1 Tempat Penelitian
Sehubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu kemampuan menganalisis
structural semiotic puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar oleh siswa kelas XI
SMA Saraswati 1 Denpasar , untuk itu tempat penelitian adalah di sekolah SMA
Saraswati 1 Denpasar.
3.3.2 Populasi Penelitian
Dalam setiap penelitian unsur populasi mutlak dipergunakan, sebab
populasi merupakan sumber data yang akan teliti. Menurut Sudjana (1982: 57)
″Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung
maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dan karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya″. Pengertian tersebut jelas bahwa populasi adalah semua unsur yang
akan diteliti dari sekumpulan objek yang lengkap.
Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam
18
pelajaran 2011/2012. Untuk lebih jelasnya, populasi penelitian ini dapat dilihat
dalam table berikut ini :
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun Pelajaran
2011/2012
No Kelas Jumlah (orang)
1. IPA 1 50
2. IPA 2 46
3. IPA 3 44
4. IPA 4 43
5. IPA 5 42
6. IPA 6 41
7. IPA 7 45
8. IPA 8 40
9. IPS 1 38
10. IPS 2 35
Jumlah 424
3.3.3 Sampel
Surakhmad (1994: 93) menyatakan ″Penarikan sampel adalah penarikan
sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi″. Dalam pengertian
tersebut maka sampel yang baik adalah sampel yang betul-betul dapat mewakili
19
adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan
populasinya″.
Berdasarkan uraian dari pendapat tersebut, maka penelitian ini mengambil
15 % dari jumlah populasi yang ada yaitu 60% x 424 orang = 254,4 (254
orang). Penentuan sampel tersebut didukung oleh pendapat Arikunto (1997:
120) yang menyatakan ″Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitan
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 60%
atau 65% atau lebih.″
Dalam menetapkan jumlah sampel pada sub populasi digunakan
perhitungan sebagai berikut :
Jumlah individu setiap kelas x jumlah sampel yang telah ditentukan
Jumlah populasi
Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, digunakan dua teknik
penarikan sampel. Kedua teknik penarikan sampel itu meliputi sampel
proporsional (proportional sampling) dan sampel random (random sampling). Penggunaan teknik proporsional sampel (proportional sampling) adalah karena yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Saraswati 1 Denpasar yakni kelas XI IPA dan XI IPS. Adapun kelas XI IPA
terdiri dari 8 kelas dan XI IPS terdiri dari 2 kelas. Berikut ini data mengenai
sub-sub populasi dari populasi penelitian ini :
1. IPA 1 = 50 x 254 = 29,9 menjadi 30
20 2. IPA 2 = 46 x 254 = 27,5 menjadi 28
424
3. IPA 3 = 44 x 254 = 26,3 menjadi 26
424
4. IPA 4 = 43 x 254= 25,7 menjadi 26
424
5. IPA 5 = 42 x 254 = 25,1 menjadi 25
424
6. IPA 6 = 41 x 254= 24,5 menjadi 25
424
7. IPA 7 = 45 x 254= 26,9 menjadi 27
424
8. IPA 8 = 40 x 254= 23,9 menjadi 24
424
9. IPS 1 = 38 x 254= 22,7 menjadi 23
424
10. IPS 2 = 35 x 254= 20,9 menjadi 21
424
21
1. IPA 1 50 30
2. IPA 2 46 28
3. IPA 3 44 26
4. IPA 4 43 26
5. IPA 5 42 25
6. IPA 6 41 25
7. IPA 7 45 27
8. IPA 8 40 24
9. IPS 1 38 23
10. IPS 2 35 21
Jumlah 424 255
Pengambilan sampel dengan teknik sampel proporsional ini menghendaki
cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan
besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Cara ini dapat memberi landasan
generalisasi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada tanpa
memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan tiap-tiap sub populasi.
Sub-sub populasi inilah yang harus dapat mewakili ketika dijadikan sampel. Sub-Sub-sub
populasi yang telah ditentukan ini kemudian diambil sampelnya dengan teknik
sampel random dengan mengambil sampel secara acak atau tanpa pandang bulu
(Hadi, 1987:75). Pengambilan sampel secara random ini bersifat representatif
artinya setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk
22
Adapun proses yang digunakan dalam teknik sampel random ini adalah
dengan cara undian. Langkah-langkah dalam penentuan sampel random dengan
cara undian antara lain :
1) Buatlah sebuah daftar yang berisi subjek, objek, gejala peristiwa atau
kelompok-kelompok yang ada dalam sub populasi.
2) Setiap sub populasi yang telah ditentukan tersebut diberikan nomor undian.
3) Nomor-nomor tersebut ditulis pada secarik kertas, kemudian dimasukkan ke
dalam gelas atau kaleng.
4) Gelas tersebut kemudian ditutup dengan kertas yang sudah dilubangi
sedikit.
5) Penulis mengocok gelas tersebut agar sub-sub populasi bercampur.
6) Siswa yang nomor urutannya tercantum dalam kertas yang keluar dari gelas
tersebut berhak menjadi sampel penelitian.
7) Nomor-nomor siswa yang keluar tersebut selanjutnya dicatat dalam sebuah
daftar penelitian.
3.2 Metode Pendekatan Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris karena kemampuan
mengapresiasikan telah dimiliki oleh siswa kelas XI SMA Saraswati 1 Denpasar tahun
pelajaran 2011/2012, ini terlihat dari kurikulum yang berlaku yakni Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) materi puisi kontemporer juga sudah diajarkan dan gejala
yang akan diselidiki sudah ada sebelumnya secara wajar. Jadi, penulis tidak perlu
meciptakan kondisi baru bersangkutan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian
23 3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini, diperlukan cara-cara atau teknik
pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Sesuai
dengan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan observasi, kuesioner, tes dan pencatatan dokumen.
3.3.1 Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data,
terutama aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Dengan demikian hasil
observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul
melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini
digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang
kemampuan subjek penelitian dalam menganalisis strukturan semiotic puisi.
3.3.2 Wawancara
Dalam penelitian ini, metode wawancara yang digunakan adalah
wawancara tidak langsung yakni dengan menggunakan kuesioner. Penggunaan
kuesioner untuk memperoleh data berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Peneliti memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan masalah yang diteliti
untuk dijawab oleh subjek penelitian.
3.3.3 Tes
Peneliti juga memberikan tes kepada subjek penelitian berkaitan dengan
masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang lebih akurat dan dapat
mengukur kemampuan kognitif subjek penelitian.
3.3.4 Pencatatan dokumen
Pencatatan dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
24
sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Menurut Arikunto (2006:
132), teknik dokumentasi yaitu ″mencari data mengenai hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, suratkabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya″.
3.4 Metode Pengolahan Data
Pengolahan data bertujuan untuk mengadakan generalisasi sifat-sifat atau
hubungan yang bersifat khusu sehingga diperoleh sifat-sifat atau
hubungan-hubungan umum. Data yang diperoleh dari penelitian ini masih merupakan data
mentah/kasar berupa skor mentah, yang diperoleh dari hasil yang harus dikerjaka oleh
sekelompok siswa. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis
statistik deskriptif. Metode statistikdeskriptif adalah suatu cara pengolahan data yang
dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis sehingga diperoleh suatu simpulan
umum (Netra, 1974:75).
Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan, peringkasan serta
penyajian hasil peringkasan data (Santoso, 2002). Lebih lanjut ia katakan bahwa,
data-data statistik yang dikumpulkan umumnya masih acak, mentah dan tidak terorganisir
dengan baik (raw data). Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur,
baik dalam bentuk tabel atau persentasi grafis sebagai dasar untuk berbagai
pengambilan keputusan. Statistik deskriptif digunakan untuk analisis bagi
variabel-variabel yang dinyatakan dengan sebaran frekwensi, baik secara angka-angka mutlak
maupun secara persentasi.
Data-data yang telah terkumpul, dianalisis secara sistematis, kritis dan dibuatkan
suatu kesimpulan di akhir. Data-data yang berupa angka/kuantitatif dilengkapi dengan
25
yang digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul
berdasarkan jawaban responden adalah melalui distribusi item dari masing-masiang
variabel. Penyajian data yang telah terkumpul pembahasannya secara deskriptif
dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung skor standar dengan norma absolut
skala seratus adalah :
P = X x 100
SMI
Keterangan :
P = persentil
X = skor mentah (skor yang diperoleh siswa)
SMI = Skor maksimal ideal ( diperoleh dengan cara jumlah item dikalikan dengan
bobot masing-masing item).
Rumus untuk menghitung skor rata-rata (mean) adalah dengan menjumlahkan
data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan individu yang ada
pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
M= Ʃ fx
N
Keterangan :
M: nilai rata-rata
27
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,Chairil. Deru Campur Debu. Jakarta : Dian Rakyat, 2006.
Pradopo, Rahmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Pradopo,Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2009.
Sayuti. Suminto A. Perkenalan dengan Puisi. Yogyakarta:Gama Media, 2002.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Petra Deviana, dkk. (2011) yang
berlokasi di desa Toya Bungkah, Kintamani Bangli. Penelitian tersebut meneliti
tentang “Identifikasi Potensi Wisata Dan Perencanaan Paket Wisata Di Kawasan
Kintamani”. Observasi yang dilakukan terhadap potensi di kawasan Kintamani,
diketahui bahwa masih banyak potesni yang belum dikembangkan dan mendapat
perhatian secara maksimal terutama dari pemerintah daerah. Masyarakat lokal sendiri
telah memiliki kesadaran yang tinggi akan pariwisata dan berusaha untuk
mengembangkan kepariwisataan di daerahnya secara mandiri. Penelitian tersebut
memiliki tujuan memeratakan pembangunan di seluruh kawasan Kintamani sehingga
tak muncul ketimpangan antara daerah atas dengan bawah. Karena pengembangan
pariwisata hanya berfokus di daerah Kintamani di daerah atas saja.
Selain itu, pengembangan periwisata yang dilakukan lebih memperhatikan dan
memberdayakan masyarakat lokal sehingga tingkat kesejahteraan di Kintamani dapat
diangkat. Bagi Biro Perjalanan Wisata hendaknya dalam mebuat paket wisata lebih
memperhatikan keterlibatan masyarakat lokal serta membuat paket wisata minat
khusus sehingga tak muncul kejenuhan akan paket-paket wisata yang telah ada.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Petra Deviana
dkk adalah sama-sama mengidentifikasi potensi fisik dan membuat suatu perencanaan
paket wisata. Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Petra Deviana dkk adalah pada penelitian ini lebih menonjolkan
bagaimana perencanaan paket wisata budaya yang didalamnya mengemas suatu
produk produk wisata budaya yang ada di Kota Denpasar sedangkan untuk penelitian
yang dilakukan oleh Petra Deviana dkk membuat suatu perencanaan paket wisata
yang mengemas produk produk wisata di kawasan Kintamani. Penelitian selanjutnya
dilakukan oleh Sudana (2010) yang berlokasikan di kabupaten Bangli khususnya di
kawasan Kintamani. Penelitian tersebut bertemakan “Strategi Pengembangan
Pariwisata Minat Khusus Di Kawasan Pariwisata Kintamani Kabupaten Bangli”.
Penelitian tersebut diketahui bahwa strategi pengembangan pariwisata minat
khusus di kawasan Pariwisata Kintamani terdapat ada 2 strategi, yakni strategi grow
dan strategi build, yaitu strategi insentif seperti strategi penetrasi pasar, strategi
pengembangan pasar, dan strategi pengembangan produk. Penelitian tersebut
memiliki tujuan untuk mengembangkan daya tarik wisata unik yang lain selain
penelokan yang ada di kawasan Kintamani seperti, Kedisan, Toya Bungkah, Gunung
Batur, dan Trunyan. Karena daerah-daerah tersebut nyaris tidak menjadi daerah yang
dikunjungi wisatawan dilihat dari daerah tujuan wisata yang hanya terpusat di daerah
penelokan saja yang dijadikan tujuan akhir dari paket wisata yang dirancang oleh biro
perjalanan.
Pada penelitian ini ditemukan perbedaan antara penelitian yang sebelumnya dan
yang akan dibuat berupa lokasi penelitian yang berada di Kota Denpasar namun
memiliki kesamaan karena peneltian yang sebelumnya dilakukan juga membahas
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wirawan (2009) yang berjudul
“Pengembangan Daya Tarik Wisata Bahari Secara Berkelanjutan di Nusa Lembongan
Kabupaten Klungkung”, tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui peran dari
stakehorlers dalam pengembangandan manfaat pengembangan bagi masyarakat.
Kesamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah tempat dibuatnya penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Swandewi (2014) dengan judul “Pengemasan
Paket Wisata Tirta di Kabupaten Buleleng”, penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Buleleng tepatnya pada tujuh Desa yaitu, Desa Gitgit, Desa Pemaron, Desa
Kalibukbuk, Desa Temukus, Desa Banjar, Desa Seririt, dan Desa Pejarakan. Adapun
perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis
pengemasan paket wisata, penelitian ini berupa pengemasan paket wisata tirta,
sedangkan penelitan yang akan dilakukan adalah pengemasan paket wisata city tour.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
sama-sama menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Penelitian lainnya yang dikutif dari jurnal internasional yang dilakukan oleh
David Bowie (2005) penelitian ini dilakukan di London dengan judul “Tourist
Satisfaction : A View from a Mixed International Guided Package Tour”, penelitian
ini dilakukan untuk mengidentifikasi variabel yang terkait dengan kepuasan
pelanggan dalam suatu paket wisata, baik itu pengaturan jadwal serta pelayanan.
Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah
yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif,
sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif.
Penelitian selanjutnya terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Erica (2011) yang berjudul “Hotel Location and Tourist Activity in
Cities”. Penelitian ini dilakukan di China yang berfokus pada pariwisata perkotaan.
Peneliti menyimpulkan bahwa lokasi hotel memiliki dampak besar pada gerakan
wisata, dengan pangsa besar dari total anggaran waktu wisatawan menghabiskan
disekitar hotel. Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang wisata kota. Perbedaan dari penelitian
ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tempat atau lokasi dari penelitian.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Zekri Yazdi (2014) yang berjudul
“Promoting Tourism Destination :Heritage, History and Culture in International
Tourism”. Penelitian ini dilakukan di Malaysia membahas tentang wisata budaya,
sejarah, dan arkeologi. Penelitian ini mencoba untuk meneliti hubungan antara
budaya dengan kepuasan wisatawan. Perbedaan dari penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif sedangkan penelitian yang akan
dilakukan menggunakan teknik analisi deskriptif kualitatif. Adapun persamaan dari
2.2 Tinjauan Konsep
2.2.1 Tinjauan Tentang Pariwisata
Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi,
sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata
berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan
tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan
bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang
berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan
keperluan usaha yang lainnya (Suwantoro, 1997:3-4)
Pada undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan
dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan probadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
2.2.2 Tinjauan Tentang Potensi Wisata
Potensi wisata merupakan segala seusuatu yang menjadi andalan daya tarik
wisata untuk dikunjungi di suatu tempat. Daya tarik tersebut sengaja ditonjolkan
sebagai atraksi wisata. Atraksi wisata adalah semua yang menjadi daya tarik dan
mengapa wisatawan tertarik berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, diantaranya :
1. Natural attraction yang berupa pemandangan dan segi geografis dari suatu
daerah tujuan wisata.
2. Cultural attraction yang berupa sejarah dan cerita rakyat, religi, seni, dan
kegiatan khusus.
3. Social attraction yang berupa kebiasaan penduduk, mata pencaharian
penduduk, bahasa, dan kesempatan untuk pertemuan sosial.
4. Built attraction yang berupa bangunan bersejarah dan bangunan
berarsitektur modern (Yoeti, 2002).
Erlingta Desty Fikriyondha (dalam Oka A, Yoeti, 1998) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi ( attraction ), mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas
(amenities).
Menurut Pendit (2002), secara umum potensi wisata dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Potensi Alamiah yaitu potensi yang ada di masyarakat yang berupa
2. Potensi Budaya atau potensi non fisik yaitu potensi yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat, seperti adat-istiadat , mata pencaharian,
kesenian, dan sebagainya.
Obioma (2013) menjelaskan pariwisata adalah semua tentang kenyamanan
dan kesenangan, orang suka mengunjungi tempat-tempat dan peristiwa yang mampu
membuat mereka berkesempatan untuk bersantai dan bersenang-senang.
Tempat-tempat dan acara menarik bisa seperti : alam budaya atau buatan (situasi dan
peristiwa buatan manusia). Berdasarkan pandangan ini, jenis-jenis potensi pariwisata
dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Potensi wisata alam atau Eco-Tourism adalah yang ada hubungannya
dengan alam yang indah seperti gua, dataran tinggi, pegunungan, air
terjun, batu, dan wisata alam lainnya seperti satwa liar, sumber daya air.
Ekowisata adalah perjalanan yang tujuannya ke daerah-daerah alami untuk
memahami budaya dan sejarah alam lingkungan dan tidak mengubah
integritas ekosistem, dan memproduksi peluang ekonomi yang membuat
konservasi sumber daya alam bermanfaat bagi masyarakat setempat.
2. Potensi wisata budaya adalah yang ada hubungannya dengan keunggulan
budaya dan keunikan dari orang, baik buatan manusia atau diwariskan. Di
antara warisan budaya dari orang yang menjadi sumber tempat wisata
seperti : tarian, musik, adat istiadat, monumen bersejarah, gambar, seni
dan kerajinan, keagamaan tradisional, pernikahan tradisional dan
3. Potensi wisata buatan atau artificial pariwisata adalah potensi pariwisata
berdasarkan pada penciptaan atau teknologi inovasi manusia dibidang
hiburan (bioskop, teater, taman, museum, dan pusat-pusat hiburan lainnya)
olah raga dan rekreasi (seperti kolam renang, klub olah raga, klub sosial,
dan pusat-pusat rekreasi lainnya) akomodasi (seperti hotel, motel, rumah
tamu, dan paket liburan berkemah) restoran, hotel dan fasilitas transportasi
seperti agen perjalanan, operator tur, pusat informasi wisata dan lain-lain.
Poerwadarminta (1993:766) mendefinisikan potensi sebagai kekuatan,
kesanggupan, kemampuan. Dikaitkan dengan potensi wisata, maka dapat dijelaskan
bahwa pengertian potensi wisata adalah seluruh potensi wisata alam dan budaya.
Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat disuatu daerah yang dapat
dikembangkan menjadi daya tarik wista.
2.2.3 Tinjauan Tentang Paket Wisata
Paket wisata merupakan istilah yang sering kita dengar dalam dunia
pariwisata, khususnya pada wisatawan yang akan datang melalui biro perjalanan
wisata baik itu secara peroranganatau group. Paket wisata ini memberikan
kemudahan dan keuntunganbagi wisatawan yang datang secara rombongan sebab
semua komponen tour sudah termasuk dalam harga tour, dan harga tournya juga lebih
murah tergantung dari jumlah anggota rombongan
Menurut (Suwantoro, 1997:15) menyatakan bahwa : “package tour atau paket
wisata adalah sesuatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan
harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel, ataupun fasilitas
lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya. Dengan kata lain paket
wisata ini adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan
yang disusun dan dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam
melakukan perjalanan wisata.
Paket wisata juga dapat diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu
atau beberapa tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjalanan yang
tetap, serta dijual sebagai harga tunggal yang menyangkut dari seluruh komponen
dari perjalanan (Nuriata, 2014:11). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
paket wisata adalah suatu rencana perjalanan yang disusun berdasarkan beberapa
komponen tour dengan harga tertentu dimana harga tersebut termasuk biaya-biaya
yang diperlukan wisatawan selama mengikuti atau memakai paket wisata tersebut
diatas. Paket wisata tersebut digunakan oleh wisatawan agar mereka puas dalam
memilih objek wisata yang sudah disusun dalam bentuk paket.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat paket wisata
menurut Suyitno (2001 : 35-38), yaitu :
1. Rute Perjalanan
Rute perjalanan sebaiknya berbentuk putaran atau circle route, kecuali jika
kondisi tidak memungkinkan atau karena jarak yang terlalu dekat. Apabila antara
objek satu dengan yang lainnya dinyatakan dalam satuan jarak (kilometer) maka
terlebih dahulu harus ditransformasikan ke dalam satuan waktu (menit) dengan
Keterangan :
a = Jarak (distance)
b = Kecepatan rata-rata kendaraan (average velocity)
60 menit = Transformasi satuan waktu (1 jam = 60 menit)
2. Variasi Objek
Penyusunan objek yang dikunjungi disusun dengan urutan tertentu agar objek
wisata yang dikunjungi terkesan bervariasi dan tidak monoton. Karakteristik objek
merupakan dasar pertimbangan untuk membuat objek yang dikunjungi harus
divariasikan.
3. Tata Urutan Kunjungan
Tata urutan kunjungan menyangkut pemilihan kunjungan objek yang mana
dikunjungi lebih awal atau yang mana dikunjungi dibagian akhir, dan objek-objek
mana yang waktunya sudah ditentukan sehingga dalam menyusun urutan objek
kunjungan berdasarkan pada kondisi dan kebutuhan wisatawan.
Dalam pembuatan paket wisata ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu :
1) Titik Awal (Starting Point)
Titik awal/starting point merupakan tempat yang ditentukan sebagai awal dari
perjalanan wisatawan untuk memulai tour. Titik awal untuk memulai tour dapat
berupa hotel, villa, airport atau tempat sesuai dengan kesepakatan antara wisatawan
dengan supir atau pramuwisata.
2) Titik Akhir (Finishing Point)
Titik akhir/finishing point merupakan tempat yang terletak pada akhir tour
yang merupakan akhir dari perjalanan wisatawan. Hotel, villa, dan airport merupakan
titik akhir dari sebuah tour, atau tempat yang telah disepakati antara wisatawan
dengan pramuwisata dan supir.
3) Waktu Tempuh Antar Objek Wisata
Waktu tempuh dalam dunia pariwisata terdapat usaha interprestasi dari
pramuwisata untuk menambah nilai lebih bagi wisatawan. Dalam artian waktu
tempuh ini tidak berarti balapan. Dalam menghitung waktu tempuh, perjalanan
diasumsikan lancar, tanpa adanya pemberhentian tambahan, tanpa kerusakan
kendaraan, tanpa kemacetan, dan yang terpenting adalah kenyamanan bagi wisatawan
dalam melakukan perjalanan.
Adapun acara wisata yang dibuat oleh Tour Operator biasanya berbagai
macam sesuai dengan kreativitas masing-masing. Acara wisata dibagi dalam tiga
bentuk yang diantaranya sebagai berikut :
1. Bentuk Uraian (essai style)
Dalam hal ini, acara wisata disajikan dalam bentuk uaraian singkat tentang
program yang akan dilakukan terdiri dari hari atau tanggal pelaksanaan serta
2. Bentuk Tabel (tabulated sytle)
Penyajian berupa tabel dengan kolom-kolom antara lain :
1) Hari/tanggal (day/date)
2) Tempat (place)
3) Waktu (time)
4) Acara (itinerary)
5) Keterangan (remark)
3. Bentuk Grafik
Acara wisata yang disajikan dalam bentuk gambar atau grafik, berupa
lambing-lambang komponen yang digunakan dalam urutan acara. Dalam penyusunan
acara wisata, sebaiknya selalu memperhatikan pendistribusian waktu agar sesuai
dengan aktivitas dan sesuai dengan kebutuhan. Komponen yang lain selain
pembuatan acara wisata yaitu harga wisata karena wisatawan akan
memperhitungkan mengenai biaya yang harus dikeluarkan sebelum memutuskan
untuk melakukan perjalanan wisata. Suyitno (1999) juga menyatakan bahwa
harga wisatawan merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
mengelola wisatawan ditambah dengan keuntungan yang diharapkan.
Langkah-langkah untuk menghitung harga suatu wisata antara lain :
1) Harga Wisata
Harga wisata merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dkeluarkan untk
mengelola wisata, ditambah dengan keuntungan yang diharapkan. Harga wisata
Keterangan :
TP = Tour Price (harga wisata)
TC = Total Cost (jumlah biaya)
SC = Surcharge (keuntungan)
Surcharge dinyatakan dalam persentase tertentu dan diperhitungkan dari
jumlah biaya. Untuk memudahkan penghitung biaya wisata, maka hasil akhir
yang dicari dari penghitungan ini adalah harga wisata per orang. Akan tetapi,
suatu jumlah biaya dapat juga merupakan tanggungan kelompok. Berdasarkan hal
tersebut, maka biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya tanggungan kelompok wisatawan
dan besarnya biaya ditentukan oleh jumlah kelompok seperti tip pengemudi,
ongkos parker, waiter’s tip, tip pemandu, biaya administrasi dan lain-lain. Selain
itu, biaya ridak tetap (variable cost) merupakan biaya tanggungan peserta secara
perorangan dan besarnya biaya ditentukan oleh jumlah peserta, misalnya airport
tax, meals entrance fee dan lainnya. Kedua jenis biaya tersebut dapat dipadukan
menjadi biaya per orang dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
TCP = Jumlah biaya per orang (total cost per person)
TFC = Jumlah biaya tetap (total fixed cost)
TVC = Jumlah biaya tidak tetap (total variable cost)
n = Jumlah peserta (number of participants)
2) Komplimen (complimentary)
Complimentary disebut juga Free Of Charge (FOC) yaitu pembebasan
jumlah peserta tertentu dari pembayaran jika syarat yang ditentukan oleh tour
operator dipenuhi. Persyaratan tersebut berkaitkan dengan jumlah peserta yang
membeli tur secara bersama-sama. Harga wisata dengan memperhitungkan
complimentary dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
PC = Harga dengan complimentary tour price with complimentary
NP = Harga bersih (nett price)
n = Jumlah peserta (number of participants)
c = Jumlah peserta mendapat FOC
TCP = + TVC