• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Dan Buah Ginje(Thevetia peruviana) TERHADAP Staphylococcus aureus Dan Candida albicans Secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Dan Buah Ginje(Thevetia peruviana) TERHADAP Staphylococcus aureus Dan Candida albicans Secara In Vitro."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi

tidak saja di indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Ada beberapa jenis bakteri

dan jamur patogen yang mampu bereproduksi untuk menginfeksi manusia.

Staphylococcus aureus, Streptococcus pyrogens, Pseudomonas aeruginosa,

Candida albicans, dan Microsporum, merupakan beberapa contoh mikrobia

patogen yang menyebabkan infeksi pada kulit (Leboffe, 2011). Penyakit infeksi

kulit yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyrogens seperti selulit, erysipelas,

impetigo, foliculitis, furuncle, carbuncle ( radang kulit), dan bisul. Sedangkan

dari jenis fungi seperti Candida albicans menyebabkan radang rongga mulut,

vulvovaginitis, dan penyakit candidiasis dan Microsporum menyebabkan

penyakit kulit edemik pada anak-anak (Leboffe, 2011).

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang sebagian

besar ditemukan pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan

makanan manusia. Bakteri ini juga ditemukan di udara dan lingkungan sekitar.

S. Aureus yang patogen bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk

koagulase, dan mampu meragikan manitol (Warsa, 1994).

Candida albicans adalah spesies jamur patogen dari golongan

deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik

yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. Faktor

yang dihubungkan dengan meningkatnya kasus kandidiasis antara lain

disebabkan oleh menurunnya imunitas, gangguan endokrin, terapi antibiotik

dalam jangka waktu lama, perokok, dan khemoterapi (Komariyah, 2012).

Pemberian antibiotik dalam dosis dan jenis yang tepat diperlukan untuk

menangani berbagai kasus yang terjadi. Antibiotik adalah bahan organik yang

(2)

2

menekan multiplikasi, atau mencegah aktifitas organisme. Peningkatan jumlah

resistensi yang berujung pada kegagalan terapi menjadi masalah yang terus

timbul dalam pengobatan infeksi bakteri ini (Yanti, 2013)

Diperkirakan bahwa bahan-bahan herbal dapat digunakan untuk

menghambat pembentukan biofilm pada bakteri S. aureus dan fungi C. albicans

karena telah terbukti adanya aktifitas biologi dan efek antibakteri yang terdapat

pada tannin dan flavonoid (Baga, 2011). Tanaman obat sudah dikenal sejak

dahulu dalam pengobatan tradisional, namun penggunaannya sebagai bahan

baku belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal kelebihan dari penggunaan

tanaman obat secara tradisional tidak ada efek samping yang ditimbulkan seperti

yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi (Thomas, 2012).

Tanaman ginje (Thevetia pruviana) memiliki manfaat farmakologi

seperti kontrol biologi hama, anti termit, anti feedant, anti spermatogenik dan

memiliki potensi aktivitas anti bakteri dan anti fungi (Kishan, 2012). Hasil

penelitian Singh dkk (2012) menunjukan bahwa 500mg/ml ekstrak metanol dari

minyak mentah T. peruviana mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli,

Klebsiella, Proteus, Salmonella, MRSA, dan Pseudomonas. Selanjutnya

penelitian Salah K dkk. (2013), menyatakan bahwa ekstrak kalus T. peruviana

lebih efektif daripada ekstrak daun untuk menjadi agen antibakteri khususnya

S. aureus dan P. aeruginosa. Hasil penelitian Ambang (2010) menunjukan hasil

zona hambat 50 ul.ml-1 ekstrak etanol biji Ginje terhadap fungi P. megakarya

selama satu minggu sebesar 80mm.

Tanaman ginje termasuk kelompok tumbuhan dari familia Apocynaceae

yang merupakan salah satu jenis tanaman obat yang berasal dari India (Neelam

dan Anil, 2014). Tanaman tersebut telah digunakan telah digunakan dibeberapa

negara seperti Filipina, Guianea, dan Brazil untuk mengobati penyakit adema,

insomnia, hemorhoid, malaria, dan berpotensi untuk menyembuhkan beberapa

penyakit kulit (Nesy dan Lizzy, 2014). Ginje tumbuh di negara Asia Tengah dan

Amerika Selatan, tetapi sekarang telah tumbuh di negara-negara tropis dengan

ciri morfologi tanaman kecil dan bunga berwarna orange sampai kuning yang

(3)

3

Bagian tanaman yang berpotensi mempunyai komponen bioaktif

fungisida , bakterisida, dan insektisida (Kishan, 2012) adalah daun, kulit batang,

buah, tangkai, dan akar. Pada daun banyak mengandung (+)-bornesitol

(Dalimartha, 2008) dan pada buah mempunyai kandungan senyawa kimia

Thevetin yang termasuk glikosida steroid (Kar, 2013). Meskipun demikian,

tanaman ini termasuk tanaman beracun. Berdasarkan penelitian, Ginje memiliki

kandungan faktor Anti-nutrisional yaitu cardiac glikosida sebesar 7,982g w/w%

pada buahnya (Markus, 2014) dan beberapa senyawa-senyawa kimia seperti

alkaloid, flavonoid, fenolik, steroid, tannin, koumarin, dan turunan gula

(Sowjanya, 2013).

Berdasarkan uraian tentang aktifitas ekstrak tumbuhan ginje di atas,

maka telah dilakukan penelitian dengan judul “ Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Dan Buah Ginje (Thevetia peruviana) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Candida albicans Secara In Vitro”.

B. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini permasalahan perlu dibatasi untuk menghindari

perluasan masalah, agar lebih efektif dan efisien dalam melakukan penelitian

yang sesuai dengan judul. Adapun pembatasan masalah sebagai berikut :

a. Obyek penelitian adalah pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan

fungi Candida albicans.

b. Subjek penelitian adalah ekstrak daun dan buah ginje.

c. Parameter dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat pertumbuhan

(4)

4

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagamanakah nilai diameter zona hambat ekstrak daun dan buah ginje

terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan fungi Candida albicans?

2. Bagaimanakah aktivitas antimikroba ekstrak daun dan buah ginje terhadap

bakteri Staphylococcus aureus dan fungi Candida albicans?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui nilai diameter zona hambat ekstrak daun dan buah ginje

terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan fungi Candida albicans.

2. Mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak daun dan buah ginje terhadap

bakteri Staphylococcus aureus dan fungi Candida albicans.

E. MANFAAT PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Objektif pertama kajian ini adalah mengenalpasti faktor-faktor penyumbang kepada penyertaan pelajar dalam badan-badan beruniform di kampus. Kajian mendapati terdapat tujuh faktor

Perancangan robot line follower ini tidak hanya sekedar mengukuti garis lintasan nya saja, tetapi dapat menemukan pencarian jalan terpendek pada lintasan berupa labirin

Penurunan tersebut merupakan dampak lanjutan dari berkurangnya investasi dan akusisi pada 2H17 yang disebabkan oleh tekanan dari pemerintah Beijing dan Trump: faktor utama

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan tugas akhir dengan judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. U DENGAN TYPHOID FEVER DI RUANG FLAMBOYAN RSUD DR. GOETENG

Sebaran suhu air laut menunjukkan nilai tertinngi menuju ke arah darat, sebaliknya untuk salinitas nilainya makin rendah karena masih memiliki pengaruh dari air

Hal ini menunjukkan bahwa Ha 1 diterima, yang artinya variabel bebas brand equity, yang terdiri dari brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan menganalisis pembiayaan mudharabah dalam meningkatkan laba bersih di bank sumut syariah cabang marelan raya medan,

Apabila ingin mengubah jawaban, Saudara dapat memberikan tanda dua garis mendatar (=) pada jawaban Saudara kemudian Saudara dapat mengganti jawaban tersebut dengan memberi tanda