PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTU MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 6
MEDAN T.P. 2013/2014
Oleh: Rebecca Sianturi NIM 4103121053
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTU MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA
NEGERI 6 MEDAN T.P 2013/2014
Rebecca Sianturi (NIM 4103121053)
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media animasi terhadap hasil belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X-6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 33 orang dan kelas kontrol berjumlah 33 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar penilaian sikap dan lembar penilaian keterampilan. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal yang telah divalidkan oleh validator kemudian di uji cobakan untuk mengetahui reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian
ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok
Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2013/2014”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dr.
Mariati P. Simanjuntak, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal
rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, Ibu Dr.
Sondang R. Manurung, M.Pd, Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, selaku penguji
I, II dan III, serta Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S, selaku dosen
pembimbing akademik. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Ibu Dr. Derlina, M.Si, selaku ketua
Jurusan Fisika, serta Bapak Drs. Abdul Hakim, M.Si selaku sekretaris Jurusan
Fisika. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Bapak dan
Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah
membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 6
Medan, Ibu Erlinda, M.Pd dan Ibu Neli Juliani, S.Pd selaku guru fisika SMA
Negeri 6 Medan yang telah banyak membantu selama penelitian ini. Teristimewa
kepada Ayahanda Jonar Sianturi dan Ibunda Magdalena Manik yang tak henti
mengukir doa, dan terus memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi di
Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih yang tak henti juga penulis
ucapkan kepada kakak dan adik (Estika R. Sianturi, S.P, Meta J. Sianturi, S.P,
v
dan memberi motivasi kepada penulis. Kepada rekan-rekan seperjuangan
Mahasiswa Fisika Dik A 2010, terima kasih atas saran-saran dan masukkannya.
Kepada Sofia Simanjuntak, Hamidah Siregar, Sri Handayani, Sinta Dhamawiyah,
Paian Tamba, Desy C. Natalis, Ika Nurjannah, Khairunissa Padang, Lely Safitri,
Ahmad Fadli, Sulastri terima kasih untuk masukan dan motivasinya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2014
Penulis,
vi
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran 13
2.1.3.2 Model Pembelajaran Koperatif .... 13
2.1.3.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 14
2.1.3.4 Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif 17
2.1.3.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dalam Pembelajaran 18 2.1.3.6 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT 21
2.1.4 Pembelajaran Konvensional 22
2.1.5 Media Pembelajaran 23
2.1.5.1 Pengertian Media 23
2.1.5.2 Kegunaan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar 23
2.1.5.3 Media Pembelajaran Animasi 25
2.1.6 Materi Pelajaran 26
2.1.6.1 Arus Listrik dan Kuat Arus Listrik 26
2.1.6.2 Hukum Ohm dan Tahanan Listrik 27
2.1.6.3 Rangkaian Listrik Arus Searah 28
2.1.6.4 Alat Ukur Listrik 31
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52
4.1 Hasil Penelitian 52
4.1.1 Uji Coba Instrumen Penelitian 52
4.1.1.1 Validitas Tes 52
4.1.1.1.1 Validitas Isi 52
viii
4.1.1.2 Reliabilitas 53
4.1.1.3 Taraf Kesukaran 53
4.1.1.4 Daya Pembeda Tes 53
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 54
4.2.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54
4.2.1.1. Pengujian Analisis Data Pretes 56
4.2.1.1.1. Uji Normalitas Data Pretes 56
4.2.1.1.2. Uji Homogenitas Data Pretes 57
4.2.1.1.3. Uji Kesamaan Rata-rata Pretes 57
4.2.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58
4.2.2.1. Uji Normalitas Data Postes 59
4.2.2.2. Uji Homogenitas Data Postes 60
4.2.2.3. Uji Hipotesis Penelitian 60
4.2.4. Penilaian Aktivitas Siswa 61
4.2.5. Penilaian Sikap 62
4.2.6. Penilaian Keterampilan 63
4.3. Pembahasan 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71
5.1 Kesimpulan 71
4.2.1 Saran . 72
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Arah aliran arus listrik 26
Gambar 2.2 Bentuk resistor 27
Gambar 2.3 Skema tahanan dalam rangkaian listrik 27
Gambar 2.4 Skema diagram Hukum I Kirchoff dan analogi mekaniknya 29
Gambar 2.5 Susunan tahanan 29
Gambar 2.6 Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 31
Gambar 2.7 Pengukuran tegangan dengan voltmeter 31
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 40
Gambar 4.1 Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa pada Pretes 55 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas 56
Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Batang Kemampuan Kognitif Siswa pada Postes 58 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas 59
Kontrol
Gambar 4.5 Peningkatan Aktivitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas 62 Kontrol
Gambar 4.6. Rata-rata Persentase Penilaian Sikap Siswa di Kelas 64 Eksperimen dan Kontrol
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif 9 Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif 14 Tabel 2.3 Skor peningkatan 16 Tabel 2.4 Tingkat penghargaan atas skor peningkatan kelompok 16 Tabel 2.5 Sintaks Model pembelajaran kooperatif tipe NHT 18 Tabel 2.6 Penelitian yang Relevan 33 Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design 37 Tabel 3.2 Indikator Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 42 Tabel 3.3 Kategori dan Persentase Nilai 43 Tabel 3.4 Tabel Spesifikasi pada Materi Pokok Listrik Dinamis 43 Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Reliabilitas 45 Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Taraf Kesukaran 46 Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Daya Pembeda 47 Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Gain 48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 75
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa 123
Lampiran 3 Tabel Kisi Instrumen 133
Lampiran 4 Tes Hasil Belajar 146
Lampiran 5 Observasi Angket 151
Lampiran 6 Wawancara Guru 154
Lampiran 7 Lembar Penilaian Aktivitas 155
Lampiran 8 Penilaian Sikap 157
Lampiran 9 Penilaian Keterampilan 159
Lampiran 10 Validitas Perangkat Instrumen oleh Validator 161
Lampiran 11 Tabel Persiapan Validitas Tes 163
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Tes 164
Lampiran 13 Tabel Persiapan Reliabilitas Tes 165
Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas Tes 166
Lampiran 15 Tabel Persiapan Tingkat Kesukaran Tes 168
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 169
Lampiran 17 Tabel Persiapan Daya Pembeda Tes 170
Lampiran 18 Perhitungan Daya Pembeda Tes 171
Lampiran 19 Tabel Validitas Ramalan, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran 172
dan Daya Beda
Lampiran 20 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 173
Lampiran 21 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 175
Lampiran 22 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 177
Lampiran 23 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 179
Lampiran 24 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 181
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas 185
Lampiran 26 Perhitungan Uji Homogenitas 188
Lampiran 27 Perhitungan Uji Hipotesis 191
Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 196
Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 201
Lampiran 30 Lembar Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen 207
Lampiran 31 Lembar Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol 213
Lampiran 32 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen 219
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai sistem pendidikan formal tersusun atas beberapa unsur,
diantaranya unsur guru selaku tenaga pendidik dan siswa selaku peserta didik
yang berjalan dengan norma tertentu dalam bentuk kurikulum. Salah satu
implementasi kurikulum yang digunakan adalah dalam proses belajar-mengajar
yang berlangsung di dalam kelas. Agar proses belajar-mengajar bermakna, maka
perlu adanya interaksi yang sinergis antara guru dan siswa.
Sebagai seorang manajer dalam proses belajar-mengajar di kelas, guru
harus mampu mendesain kelas agar terbentuk masyarakat belajar (learning
community). Desain kelas yang didukung oleh pemilihan model, metode dan
media pembelajaran yang tepat dapat menciptakan kondisi kelas sehingga siswa
akan lebih termotivasi untuk belajar. Untuk mendesain kelas dengan baik, seorang
guru harus mampu memahami karakteristik kelas, terutama karakteristik siswa.
Keberagaman yang terdapat pada siswa dapat dijadikan sebagai landasan untuk
memilih model, metode dan media pembelajaran yang tepat (Fatah dan Rosdianti,
2012).
Penggunaan model pembelajaran dengan metode pembelajaran yang
monoton, dengan komunikasi searah, tidak dapat memacu siswa untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Paradigma baru menuntut guru untuk
mengembangkan pola pembelajaran yang memacu siswa berpikir dengan
menemukan dan mengkonstruksi pengalaman belajarnya. Sikap rasa ingin tahu,
sebagai bagian dari sikap ilmiah, sangat diperlukan dalam mempelajari fisika.
Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis
sehingga fisika bukan hanya konsep saja tetapi juga merupakan proses penemuan.
Fisika membutuhkan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
untuk memahami alam. Oleh karena itu, pelajaran fisika diarahkan pada proses
2
yang lebih mendalam. Dalam proses penemuan dan berbuat sendiri ini, maka
keterlibatan aspek keterampilan sangat diperlukan (Azizahwati, dkk., 2010).
Pengajaran fisika akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan
melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya
siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang
terkandung dalam kata tersebut. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan
persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa
menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar mencapai
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.
Kehadiran media dalam proses belajar mengajar fisika mempunyai arti
yang cukup untuk membuat pengalaman siswa menjadi lebih konkret dan pesan
yang ingin disampaikan benar-benar mencapai sasaran. Media dapat diartikan
sebagai alat bantu yang dapat dijadikan penyalur pesan guru. Hasil penelitian
secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu pengajaran sangat
membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan hasil
belajar siswa (Setianigrum dan Sunarti, 2013).
Kenyataan menunjukan bahwa masih banyak timbul sorotan dari berbagai
pihak tentang prestasi anak didik, terutama dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan
Alam khususnya fisika dimana hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata
pelajaran fisika masih sangat rendah. Hal ini didukung dengan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 6 Medan kelas X melalui angket
yang diberikan kepada siswa, diperoleh data bahwa dari 37 siswa, 43%
mengatakan bahwa fisika itu sulit karena guru lebih dominan menjelaskan
menggunakan rumus, 45% mengatakan bahwa fisika itu kurang menarik karena
guru yang jarang menggunakan media, 12% mengatakan bahwa fisika itu biasa
saja karena siswa tidak memperoleh pengalaman belajar saat guru mengajar,
sedangkan untuk kegiatan belajar mengajar fisika, 56% menginginkan belajar
sambil berdiskusi dan 44% menginginkan praktikum dan demonstrasi.
Berdasarkan hasil wawancara kepada salah seorang guru bidang studi fisika
di SMA Negeri 6 Medan, diperoleh bahwa nilai ujian siswa pada mata pelajaran
3
siswa kelas X pada T.P.2011/2012 rata-rata 56. Hasil belajar fisika siswa kelas X
pada T.P.2012/2013 62, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
akan dicapai adalah 75. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
tersebut tidak mencapai kriteria yang diharapkan.
Rendahnya hasil belajar ini, karena guru cenderung masih menggunakan
pembelajaran konvensional yang lebih didominasi oleh guru (teacher centered
learning), belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara
mandiri. Sehingga dalam proses kegiatan belajar, siswa sangat jarang berinteraksi
dengan guru yang menyebabkan aktivitas belajar siswa masih pasif, padahal
berkembangnya kurikulum menuntut perubahan paradigma pembelajaran, salah
satunya adalah pembelajaran yang berpusat pada guru beralih pada siswa (student
centered learning). Metode yang digunakan guru juga kurang bervariasi, dominan
yang sering digunakan yaitu: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi
dan penugasan. Guru jarang menggunakan metode presentasi yang dapat melatih
kemampuan berpikir yang diungkapkan melalui kemampuan berkomunikasi siswa
dan metode eksperimen yang dapat melatih keterampilan siswa untuk melakukan
percobaan. Penggunaan media yang digunakan guru masih jarang lebih dominan
menggunakan spidol dan papan tulis, padahal media pembelajaran dapat
memperjelas gambaran siswa tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini perlu
mendapat perhatian dari seorang guru dengan melakukan pembenahan pada
proses belajar mengajar.
Pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat dilakukan oleh
seorang guru antara lain guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara
baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih model, metode dan media
pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep
yang diajarkan. Model, metode dan media pembelajaran yang tepat dapat
membuat pelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan dan mampu memotivasi
siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Menyikapi rendahnya hasil belajar fisika tersebut, perlu adanya upaya
yang dilakukan oleh guru, salah satu alternatif solusi yang diambil adalah dengan
4
Together) yang merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh
Spencer Kagan. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Model
ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Model ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik (Lie, 2004). Model ini dapat memudahkan pembagian
tugas. Siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling
keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Dengan adanya penomoran, siswa
berusaha memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas
nomor anggotanya masing-masing.
Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, diharapkan
pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat
kepada siswa. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT antara lain:
meningkatkan semangat kerjasama dalam menelaah materi, siswa yang pandai
dapat mengajari siswa yang kurang pandai, setiap siswa menjadi siap semua, dan
dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT ini akan melibatkan siswa untuk melakukan
eksperimen di dalam kegiatan praktikum sehingga dapat mengembangkan ide
melalui kerjasama serta menumbuhkan ketertarikan dan minat siswa dalam
belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa. Melalui
eksperimen siswa dapat menerapkan prinsip learning by experiencing dalam
belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diterapkan akan lebih
terlihat jika didukung oleh suatu media pembelajaran yang dapat membantu
proses penyampaian suatu materi. Salah satu media yang tepat digunakan dalam
membantu proses penyampaian suatu materi adalah media pembelajaran animasi
dengan macromedia flash. Media pembelajaran animasi dengan macromedia flash
merupakan media yang berbantu komputer yang menyajikan informasi berbentuk
dokumen yang hidup, dapat dilihat di layar monitor dan ketika diproyeksikan ke
layar dapat didengarkan suara dan dilihat gambarnya. Media pembelajaran
5
pelajaran fisika menyenangkan, menarik dan materi yang diajarkan jelas dan
mudah dimengerti.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini sudah pernah diteliti oleh
beberapa peneliti sebelumnya diantaranya, Setianingrum (2013) diperoleh hasil
pembelajaran kooperatif tipe NHT cukup baik, setelah dilakukan analisis uji t
diperoleh ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang dikenai
model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peneliti selanjutnya, Hakim (2012),
setelah dilakukan analisis uji t diperoleh ada perbedaan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peneliti terakhir,
Siregar (2012) setelah dilakukan analisis uji t terdapat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar fisika siswa.
Adapun yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan macromedia flash dalam
menyajikan materi pelajaran. Peneliti menggunakan macromedia flash karena
membantu peserta didik belajar bermakna. Macromedia flash adalah sebuah
program aplikasi profesional untuk menggambar grafis dan animasi (Sakti,
dkk., 2012). Perbedaan lainnya dari peneliti terdahulu adalah tempat penelitian,
sampel dalam penelitian, materi yang akan dibawakan dalam penelitian, dan
waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT, dengan judul penelitian: ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT Berbantu Media Animasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P.
2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah:
a. Rendahnya hasil belajar fisika yang diperoleh siswa di sekolah.
6
c. Guru masih cenderung menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya
didominasi oleh guru (teacher centered learning).
d. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi.
e. Guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam penyampaian materi.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan kemampuan
dan waktu peneliti, maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
menggunakan macromedia flash dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi semester II yaitu
Listrik Dinamis.
c. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II di SMA Negeri 6
Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
d. Hasil belajar yang diteliti pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang disertai pengamatan aktivitas.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media animasi pada materi pokok
listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
b. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA
Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
c. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
7
media animasi pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA
Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
d. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik
dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
e. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media animasi terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA
Negeri 6 Medan T.P 2013/2014?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media animasi terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA
Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di
kelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
c. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantu media animasi pada materi pokok listrik
dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
d. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X
semester II SMA Negeri 6 Medan T.P 2013/2014.
e. Untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran
8
materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.P
2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian adalah:
a. Sebagai bahan informasi aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media
animasi pada materi pokok listrik dinamis kelas X semester II SMA Negeri 6
Medan T.P.2013/2014.
b. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran.
1.7. Defenisi Operasional
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan member
petunjuk kepada guru di kelas (Suprijono, 2009).
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai
alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2009).
Macromedia flash MX adalah sebuah program aplikasi profesional untuk
menggambar grafis dan animasi. Animasi yang dibuat menggunakan flash MX
dapat berupa animasi vektor dan gambar (Sakti, dkk., 2012).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2009).
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun
73
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., dan Krathwohl, D. R., (2001), A Taxonomy for Learning,
Teaching and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education
Objectives, New York, Addison Wesley Lonman Inc.
Arends, R. I., (2008), Learning to Teach Edisi Ketujuh, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Arikunto, S., ( 2005), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Azizahwati, Puteri, L. E., dan Sudrajad, H., (2010), “ Keterampilan Psikomotor Fisika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together”, Vol.04, No. 01, Jurnal Geliga Sains, Hal. 12-17.
Fatah, A., dan Rosdianti, S. R., (2012), “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik NHT (Numbered Head Together)”, Vol. 02, No. 02, Atikan, Hal. 313-332.
Hakim, A., dan Rambe, D., (2012), “Perbedaan Hasil Belajar Fisika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Model Konvensional pada Materi Pokok Besaran dan Satuan”, Vol.01, No. 02,
Jurnal Pendidikan Fisika, Hal. 7-12.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., dan Ismono, (2000), Pembelajaran Kooperatif, University Press UNESA, Surabaya.
Isjoni, (2012), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.
Lie, A., (2004), Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.
Ratnamalawati, (2012), ”Analisis Kemampuan Prasyarat Matematika dan Hasil Belajar Fisika Siswa pada Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together”, Vol. 01, No. 02, Jurnal Online
Pendidikan Fisika, Hal. 1-12.
Sakti, I., Puspasari, Y. M., dan Risdianto, E., (2012), “Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Melalui Media Animasi Berbasis Macromedia Flash Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika di SMA Plus Negeri 7 Kota Bengkulu”, Vol. X, No. 01,
74
Sardiman, (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Setianigrum, R. P., dan Sunarti. T., (2013), “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Media Physicround pada Materi Cahaya”, Vol. 02, No. 02, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Hal. 87-91.
Siregar, F. A., (2012), “Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Medan”, Vol.01, No. 01, Jurnal Pendidikan Fisika, Hal. 33-38.
Siregar, R. W., Djamas, D., dan Nurhayati, (2013), “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Handout Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA N 7 Padang”, Vol.01, No. 01, Pillar of
Physics Education, Hal. 71-76.
Siswanto, J., dan Rechana, S., (2011), “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) Menggunakan Peta Konsep dan Peta Pikiran Terhadap Penalaran Formal Siswa”, Vol. 02, No.02, JP2F, Hal. 178-188.
Sudjana, (1996), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Widodo, S., Sukiswo, S. E., dan Putra N. M., (2011), “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Pada Pokok Bahasan Besaran dan
ii
ii
RIWAYAT HIDUP
Rebecca Sianturi dilahirkan di Medan Sumatera Utara pada tanggal 29
Maret 1993. Ayah bernama Jonar Sianturi dan Ibu bernama Magdalena Manik
merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk
TK Santa Lusia kemudian lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998, penulis
melanjutkan sekolah di SD RK Setia Budi Murni 6 dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Budi Murni 1 Medan dan
lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA
Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di
Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika,