• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG DIALAMI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UPI DALAM PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT YANG DIALAMI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UPI DALAM PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

v

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...5

1.3 Perumusan Masalah ...5

1.4 Pembatasan Masalah ...5

1.5 Tujuan Penelitian ...6

1.6 Manfaat Penelitian ...7

1.7 Definisi Operasional...7

BAB II LANDASAN TEORI ...9

2.1 Pengertian Pengalaman Belajar...9

2.2 Faktor-Faktor Mempengaruhi Belajar...11

2.3 Tinjauan Praktek Industri ...15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...20

3.1 Metode Penelitian...20

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian ...21

3.3 Data dan Sumber Data ...22

3.4 Populasi dan Sampel ...23

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...25

3.6 Penyusunan Alat Pengumpul Data ...26

3.7 Validitas Data Instrumen Penelitian...27

3.8 Tahap Pelaksanaan ...27

3.9 Prosedur Pengolahan Data ...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...31

4.1 Deskripsi Data ...31

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...45

5.1 Kesimpulan ...45

5.2 Saran ...46

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JPTM) merupakan salah satu jurusan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI dipersiapkan sebagai tenaga kependidikan dan non-kependidikan. Setelah menempuh materi perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu mengusai kedua komponen pokok tersebut, yang dapat dijadikan sebagai indikator kemampuan dari para lulusan JPTM di dalam melaksanakan peran sebagai tenaga kependidikan yang profesional di SMK maupun sebagai tenaga non-kependidikan kelak.

Memenuhi harapan tersebut, JPTM FPTK UPI memberikan atau membekali mahasiswanya dengan serangkaian mata kuliah yang berkesinambungan dengan metoda yang beragam, seperti latihan soal-soal, praktek-praktek serta tugas-tugas. Hal ini bertujuan untuk melatih para mahasiswa menerapkan konsep-konsep atau teori-teori dari mata kuliah yang bersangkutan di perkuliahan sebagai bekal pengetahuannya dan menerapkannya di lapangan nanti di tempat mahasiswa akan melakukan Praktek Industri nanti.

(3)

sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak memuaskan. Kesulitan ini akan menjadi hambatan pada lamanya waktu studi.Namun yang perlu kita ingat adalah kesulitan belajar yang dialami mahasiswa tersebut belum tentu disebabkan kemampuan belajar rendah atau kesulitan belajar pada dirinya sendiri, sebab sering juga kita lihat seorang mahasiswa kadang dapat berhasil dalam mata pelajaran lain yang standarnya sama atau mungkin yang standar kesulitannya lebih tinggi. Sudjana, N (2000: 39) mengungkapkan bahwa :

“ Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.”

Slameto (2003:54-72) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mengajar yaitu faktor internal (kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan kelelahan) dan faktor eksternal (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah, kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa (literatur), teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

(4)

Industri adalah mata kuliah yang memberikan kemampuan bidang studi secara komprehensif dengan cara mengaplikasikan teori-teori yang di dapat ke dunia industri. Mata kuliah Praktek Industri ini, kompetensi bidang keteknikan (kemampuan dalam menguasai mata kuliah minor) seorang mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin diaplikasikan dalam Praktek Industri ini.

Praktek Industri merupakan salah satu mata kuliah pada JPTM FPTK UPI dengan bobot mata kuliah 2 SKS dan diberikan pada semester 8. Praktek Industri adalah suatu kegiatan kerja praktek di lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa JPTM FPTK UPI untuk menerapkan, memantapkan, membuktikan teori-teori yang diberikan pada perkuliahan ke dalam praktek di lapangan yang sesungguhnya dengan aspek-aspek persiapan, keselamatan, ketelitian dan langkah kerja.

(5)

Namun berdasarkan pengamatan sementara dan pengalaman penulis pada saat mengikuti mata kuliah Praktek Industri masih banyak hambatan-hambatan yang di peroleh mahasiswa JPTM FPTK UPI dalam mengikuti kegiatan Praktek Industri tersebut yang dipengaruhi oleh kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia industri di lapangan dan penguasaan materi yang akan diterapkan kadang berbeda pada saat melaksanakan Praktek Industri di industri.

Adanya perbedaan peralatan yang digunakan pada saat praktek di kampus dan di industri, sehingga praktikan harus mempelajari terlebih dahulu cara penggunaan alat tersebut, ini kaitannya dengan kelengkapan peralatan yang digunakan di kampus dan kurangnya referensi dari penggunaan peralatan yang digunakan.

Dilihat dari kondisi lingkungan di kampus dengan di industri sangat berbeda. Di industri praktikan diharuskan kerja efektif sebagaimana layaknya seorang karyawan. Ia bekerja berdasarkan program kerja yang telah disetujui untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan tujuan dalam melaksanakan tugasnya. Akan tetapi, mahasiswa jarang dibimbing langsung oleh orang yang ditunjuk oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan dalam melaksanakan prakteknya.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan mengambil judul : ”Faktor-Faktor Penghambat yang Dialami Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Dalam

(6)

1.2 Identifikasi Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas penulis mengidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia industri masih kurang. 2. Penguasaan materi kuliah dan materi yang di terima mahasiswa masih

kurang.

3. Peralatan yang digunakan di tempat Praktek Industri relatif lebih baik dan lengkap dibandingkan dengan yang ada di kampus.

4. Kurangnya manual book mengenai peralatan yang digunakan.

5. Intensitas bimbingan dengan pihak perusahaan atau instansi yang bersangkutan.

1.3 Perumusan Masalah

Latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Apa saja yang menjadi faktor-faktor penghambat yang dialami mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI dalam pelaksanaan praktek industri?

1.4 Pembatasan Masalah

(7)

kelancaran studi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, terutama dalam melakukan kegiatan pelaksanaan Praktek Industri yakni dibatasi dalam hal:

1. Persiapan pelaksanaan Praktek Industri 2. Pada saat pelaksanaan Praktek Industri 1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang dilakukan di luar kampus FPTK UPI Bandung. Sebagaimana kita ketahui bahwa segala bentuk kegiatan yang dilakukan manusia mempunyai tujuan. Tujuan yang telah ditentukan sangat berguna sebagai pemberi arah dan jalan yang tepat termasuk pula memilih berbagai usaha yang dilakukan serta fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang paling dominan dalam pelaksanaan mata kuliah Praktek Industri yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

(8)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat yang berguna bagi kelancaran studi mahasiswa bagi lembaga. Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi setiap mahasiswa yang akan atau sedang mengikuti praktek industri di dunia industri agar dapat meningkatkan kualitasnya sebagai upaya memperoleh hasil yang baik

2. Memberikan sumbang saran bagi lembaga atau tenaga pengajar (dosen) yang membimbing mahasiswa yang sedang mengikuti praktek industri dalam upaya turut meningkatkan kualitas sumber daya manusia lulusan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran tentang beberapa istilah pada judul penelitian ini, maka perlu dibuat penjelasan istilah sesuai dengan judul penelitian, yaitu :

(9)

industri. Faktor-faktor tersebut ditinjau dari faktor persiapan pelaksanaan Praktel Indsutri dan pada saat pelaksanaan Praktek Industri.

2. Penghambat adalah yang menyebabkan tidak lancarnya pelaksanaan suatu program.

3. Pelaksanaan Praktek Industri adalah suatu kegiatan kerja lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI dalam hal penerapan, pemantapan dan membuktikan teori-teori yang didapat di perkuliahan ke dalam praktek di lapangan dengan aspek-aspek persiapan, keselamatan, ketelitian dan langkah kerja.

(10)

9 BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pengalaman Belajar

Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap manusia. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan sikap berkembang karena belajar.

Belajar merupakan suatu proses, dimana kata proses mengandung pengertian bahwa perbuatan belajar itu sendiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan individu secara berkesinambungan. Proses belajar dapat berlangsung melalui pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari pengalaman-pengalaman lainnya, seperti yang diungkapkan Sudjana, N (2000: 28) bahwa:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri.”

Hamalik, O (2004: 154) berpendapat bahwa:

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”.

(11)

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatnya berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk

memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Winkel (1999 : 51) mengemukakan bahwa:

“Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.”

Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom, E. Simpson dan A. Harrow (Winkel, 1999 : 244) mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

(12)

Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi pelajaran sebagai akibat dari perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar berdasarkan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Hasil belajar itu akan diukur dengan sebuah tes.

2.2Faktor-Faktor Mempengaruhi Belajar

Prestasi yang dicapai mahasiswa ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya dan lingkungan yang menunjang, dengan kata lain ditentukan oleh faktor internal dan eksternal, hal ini sejalan dengan teori belajar kognitif yang menyatakan bahwa perilaku individu (respon) merupakan hasil interaksi kemampuan organisme dengan lingkungan (stimulus). Faktor - faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi Slameto (2003:54) menggolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar invidu.

2.2.1 Kesiapan Mahasiswa Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri

Menurut Moh. Ali (1984: 15) mengenai kesiapan sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu :

(13)

Menurut Slameto (1995: 59) mengenai kesiapan sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu :

“Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau reaksi, kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika seseorang itu belajar dan padanya ada kesiapan maka hasil belajarnya akan optimal.” Kesiapan beradaptasi dengan lingkungan dunia industri merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan industri. Menurut Vembriarto (1993), “karena manusia hidup dalam masyarakat, maka tingkah lakunya tidak saja merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan fisik lingkungannya, melainkan juga merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan dan tekanan sosial orang lain.”

Di sini individu mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan pola kepribadiannya dengan kondisi lingkungan yang ada. Demikian juga mahasiswa yang sedang praktik kerja di dunia kerja, akan memperlihatkan perilaku dari hasil kesiapannya beradaptasi.

Berdasarkan pendapat di atas kesiapan mahasiswa merupakan titik tolak keberhasilan yang akan dicapai oleh mahasiswa, kesiapan merupakan hal terpenting untuk belajar karena hal ini keluar dari dalam diri.

2.2.2 Penguasaan Materi Perkuliahaan Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 243) :

(14)

keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. Bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau dapat juga gagal berprestasi.”

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi perkuliahan merupakan hal penting untuk mencapai hasil atau prestasi berikutnya, dimana penguasaan materi perkuliahan dapat dilihat dari nilai-nilai yang telah tercapai.

2.2.3 Kelengkapan Fasilitas Belajar Sebagai Faktor yang Mempengeruhi Pelaksanaan Praktek Industri

Menurut Slameto (1995: 68) mengenai fasilitas belajar yaitu : “Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa, jika mahasiswa mudah menerima pelajaran dan mengusainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.”

Menurut Oemar Hamalik (1990: 127) mengenai fasilitas belajar yaitu :

“Alat pelajaran sebagai unsur penunjang belajar yaitu bersifat memberikan kemudahan agar kegiatan belajar lebih lancar, efisien dan diharapkan memberikan hasil yang optimal.”

(15)

2.2.4 Sumber Informasi Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri

Menurut Oemar Hamalik (2005: 86) mengenai informasi sebagai faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu:

“Belajar di perguruan tinggi memerlukan banyak bahan. bahan-bahan itu bukan saja bersumber dari dosen. asisten atau guru besar, akan tetapi juga bersumber dari buku-buku bacaan dan bahan-bahan tercetak lainnya yang tersimpan di dalam perpustakaan. Perkuliahan hanya dapat dianggap lengkap apabila disertai dengan studi di perpustakaan. Jikalau kita bermaksud menyusun suatu karangan ilmiah atau akan melakukan suatu penelitian, maka perpustakaan akan menjadi sumber yang sangat penting untuk mensukseskan rencana itu.”

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber informasi menjadi pedoman belajar bagi mahasiswa yang harus menerapkan pola belajar mandiri, dengan demikian tanpa mendapatkan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan, seorang mahasiswa akan terbatas pengetahuannya.

2.2.5 Proses Bimbingan Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Praktek Industri

Proses belajar mengajar terjadi antara dosen pembimbing dengan mahasiswa. Cara yang diberikan oleh pengajar dalam mengajar dan bimbingan seringkali besar pengaruhnya terhadap mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Menurut Slameto (2003:74) menyatakan bahwa:

(16)

Proses bimbingan akan berjalan efektif apabila terjalin komunikasi yang baik antara dosen pembimbing dan mahasiswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam sendiri. Dosen yang kurang berinteraksi dengan mahasiswa secara baik, menyebabkan proses bimbingan menjadi terganggu. Di dalam relasi yang baik, mahasiswa akan menyukai dosennya dan mahasiswa akan lebih giat dalam proses bimbingannya.

Selanjutnya dosen pun akan dengan senang hati melayani mahasiswa dengan membuat metode bimbingan khusus, menerapkan jadwal bimbingan, dan mengalokasikan waktu dan ruangan untuk proses bimbingan, khususnya bimbingan mata kuliah Praktek Industri.

2.3 Tinjauan Praktek Industri

Terdapat berbagai cara pengaturan proses belajar dan layak pula tempat dimana pendidikan dapat berlangsung. salah satu kegiatan proses yang dapat dilangsungkan di luar kampus adalah di tempat Praktek Industri karena waktu belajar sepertinya dilakukan di lapangan.

(17)

2.3.1 Tujuan Praktek Industri (PI)

Persyaratan kurikum Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, pada setiap semester 8 kepada para mahasiswanya diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah Praktek Industri yang memiliki bobot 2 SKS, dengan persyaratan sudah menempuh minimal 120 SKS dan memenuhi semua persyaratan administrasi.

Tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan Praktek Industri adalah sebagai berikut :

- Untuk mendapatkan pengetahuan serta pengalaman menerapkan teori dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

- Mahasiswa dapat melatih mengaplikasikan ilmu pengetahuannya tentang teknik mesin yang dimilikinya selama mengikuti perkuliahan. - Mahasiswa dapat mengetahui langsung cara menangani suatu mesin

serta kondisinya di lapangan.

- Mahasiswa dapat mengetahui kendala-kendala yang berada di lapangan. - Mahasiswa dapat mempelajari cara penyelesaian masalah yang dihadapi

di lapangan.

2.3.2 Penunjang Praktek Industri

(18)

1. Hubungan dengan dunia usaha

Sebelum suatu dunia usaha dapat menerima mahasiswa untuk melaksanakan Praktek Industri, perlu diberikan informasi tentang program pelaksanaan Praktek Industri dan hal ini dilakukan mahasiswa yang akan melaksanakan Praktek Industri.

2. Persyaratan tempat Praktek

Tempat Praktek Industri hendaknya harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap industri atau dunia usaha adalah sebagai berikut:

- Dipilih industri atau dunia usaha yang sesuai dengan jurusan mahasiswa yang akan melaksakan praktek.

- Disarankan untuk memilih industri ataudunia usaha yang mempunyai administrasi yang baik dan tertib.

3. Persiapan administrasi

Sebelum melaksanakan Praktek Industri, mahasiswa mempersiapkan beberapa administrasi yang berhubungan dengan penempatan dan pelaksanaannya yaitu:

- Permohonan tempat praktek

Setelah mahasiswa mengadakan survey lapangan dan memenuhi kriteria persyaratan untuk melaksanakan praktek, maka mahasiswa mengajukan permohonan kepada yang berwenang untuk melaksanakan Praktek Industri.

(19)

Agar pelaksanaan Praktek Industri dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tidak menyimpang dari waktu yang ditentukan, maka pihak kampus menunjuk dosen pembimbing yang sesuai dengan jurusan dan bidangnya.

Tugas dosen pembimbing antara lain:

a. Memberikan pengarahan kepada mahasiswa yang melaksanakan Praktek Industri.

b. Memberikan bimbingan penulisan cara penulisan laporan.

c. Tata tertib. Tata tertib diberikan agar tidak melakukan hal-hal yang negatif yang dapat merugikan nama baik kampus, tempat praktek maupun dirinya sendiri.

2.3.3 Praktek Industri Sebagai Pengalaman Belajar

Salah satu kegiatan belajar yang dapat dilakukan di luar kampus adalah Praktek Industri dan ini merupakan suatu proses belajar di lapangan karena sepenuhnya dilakukan di lapangan. Di industri praktikan diharuskan kerja efektif sebagaimana layaknya seorang karyawan, ia bekerja berdasarkan program kerja yang telah disetujui untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan tujuan dalam melaksanakan tugasnya dan mahasiswa harus dibimbing langsung oleh orang yang ditunjuk oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan.

(20)
(21)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang tidak perlu merumuskan hipotesis. Data yang telah terkumpul dalam bentuk angka kemudian dihitung dalam bentuk presentase yang dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipresentasekan dan disajikan berupa presentase lalu ditafsirkan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Data kualitatif yang diangkakan sekedar hanya untuk mempermudah dalam penggabungan dua atau lebih variabel, kemudian sesudah didapat hasil akhir lalu dikualifikasikan kembali. Teknik ini sering disebut teknik deskriptif kualitatif dengan presentase.

(22)

penguasaan materi, penggunaan peralatan dan peralatan dan permesinan, dan proses bimbingan, sehingga nantinya mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu mahasiswa yang didapatkan di bangku perkuliahan dengan pengaruhnya terhadap pelaksanaan mata kuliah Praktek Industri yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI di dunia industri.

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor penghambat (Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Praktek Industri Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI).

Aspek-aspek yang diungkap dari faktor-faktor penghambat pelaksanaan Praktek Industri tersebut adalah:

a. Persiapan Pelaksanaan Praktek Industri

1.Mengontrak dan melaksanakan Praktek Industri 2.Kesiapan admisnistrasi

3.Sumber informasi 4.Kesiapan mental

b. Pada saat pelaksanaan Praktek Industri 1.Adaptasi

(23)

4.Proses bimbingan

Paradigma penelitian adalah alur pikir mengenai objek penelitian dalam sebuah proses penelitian. Untuk memperjelas gambaran variabel disini penulis menyusun penelitian secara skematis dalam bentuk paradigma penelitian.

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT

Persiapan pelaksanaan Praktek Industri

Pada saat pelaksanaan Praktek Industri

DESKRIPTIF FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT

KESIMPULAN DAN SARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK

PRAKTEK INDUSTRI JPTM FPTK UPI

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

3.3 Data dan Sumber Data

Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah:

(24)

mengontrak mata kuliah Praktek Industri guna menjadi responden dalam penelitian ini dan menjawab pertanyaan dari angket yang diberikan.

b. Aturan dan ruang lingkup tugas-tugas mata kuliah Praktek Industri.

c. Data mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan Praktek Industri pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI.

d. Data pelaksanaan Praktek Industri mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

Untuk mendapatkan data tersebut penulis memerlukan beberapa sumber data antara lain :

a. Data yang didapat dengan penyebaran kuisioner dan pengamatan langsung kepada mahasiswa angkatan 2003, 2004, 2005 dan 2006 JPTM FPTK UPI yang telah mengontrak mata kuliah Praktek Industri.

b. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut penelitian.

3.4 Populasi dan Sampel

(25)

populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI angkatan 2003, 2004, 2005 dan 2006.

Mempertimbangkan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penulis merasa perlu menetapkan jumlah sampel. Untuk mendapatkan besarnya sampel dalam penelitian ini berpedoman pada ketentuan pengambilan besarnya persentase sampel yaitu :

“…jumlah sampel dengan teknik acak, apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 20%-25% atau lebih”.

(Suharsimi Arikunto, 2002: 112)

Mengacu kepada pedoman di atas, maka penelitian mengambil sampel penelitian sebanyak 25 % dari jumlah populasi keseluruhan yang ada.

Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

Mahasiswa JPTM UPI Populasi Sampel

Angkatan 2003 15 orang 4 orang

Angkatan 2004 26 orang 7 orang

Angkatan 2005 28 orang 7 orang

Angkatan 2006 62 orang 15 orang

Jumlah 131 orang 33 orang

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel

Sumber : Bagian tata usaha JPTM

(26)

yang telah ataupun yang sedang mengontrak mata kuliah Praktek Industri dengan jumlah mahasiswa sebanyak 25% dari setiap angkatan yaitu 33 orang dari jumlah populasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Angket

Menurut Suharsimi (2003: 28), “ Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Berdasarkan angket ini orang dapat mengetahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapatnya dan lain-lain.”

Penulis mengambil angket sebagai teknik pengumpulan data dengan pertimbangan diantaranya :

1) Angket dapat disebarkan secara serentak.

(27)

3) Teknik angket ini tidak memerlukan kehadiran peneliti ditengah-tengah responden sehingga responden dapat dengan leluasa mengemukakan sikap pendapatnya.

b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan cara membaca, menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

3.6 Penyusunan Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik angket sebagai alat pokok pengumpul data. Adapun penyusunan alat pengumpul data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun kisi-kisi

b. Membuat petunjuk pengisian

c. Menyusun rancangan pertanyaan dan pilihan jawaban

(28)

3.7 Validitas Data Instrumen Penelitian

Untuk mencapai kebenaran data yang dikumpulkan dan mencari kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep responden dilakukan sebagai berikut :

a. Judgement Ahli, yaitu oleh dosen yang ahli pada program praktek industri

b. Pembicaraan dengan kolega, yaitu membahas catatan lapangan dengan teman atau pejabat dilingkungan akademis, terutama yang berkepentingan dalam penelitian ini.

c. Penggunaan bahan referensi, yaitu memanfaatkan berbagai buku rujukan yang berfungsi untuk melandasi aspek-aspek penelitian.

3.8 Tahap Pelaksanaan

(29)

3.9 Prosedur Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data tersebut di atas, maka data yang telah ada harus segera diolah oleh peneliti, adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Seleksi

Data yang terkumpul yaitu berupa jawaban angket diseleksi dengan maksud mengetahui mana data yang lengkap dan data yang tidak lengkap serta mana data yang dapat diolah dan data yang tidak dapat diolah.

b. Tabulasi

Tabulasi data sangat berguna dalam mempermudah perhitungan yang biasanya dibuat dalam tabel, sehingga dapat diketahui frekuensi setiap alternatif jawaban yang diberikan responden.

c. Penafsiran data

(30)

Adapun langkah-langkahnya adalah :

1) Membuat tabel yang memuat kolom, nomor pertanyaan, alternatif jawaban, frekuensi jawaban dan presentase.

2) Menjumlah alternatif jawaban untuk mencari frekuensi.

3) Menjumlah semua alternatif jawaban untuk mencari frekuensi keseluruhan.

4) Mencari presentase untuk mendapatkan gambaran seberapa besar frekuensi tiap jawaban dengan rumus :

Keterangan :

P = Persentase jawaban

fo = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden

(Winarno Surakhmad, 1998: 209)

(31)

bentuk presentase. Data yang diolah sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Moh. Ali (1984: 184) :

0 % : ditafsirkan tidak ada 1 % - 39 % : ditafsirkan sebagian kecil 40 % - 49 % : ditafsirkan hampir setengahnya 50 % : ditafsirkan setengahnya

(32)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data penelitian mengenai faktor-faktor penghambat yang dialami mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI dalam pelaksanaan Praktek Industri ini dengan menggunakan angket. Adapun sampel yang menjadi penelitian ini berjumlah 33 orang. Penyajian pembahasan pada bab ini disesuaikan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bab dua, yaitu terdiri dari : Persiapan pelaksanaan Pratek Industri dan pada saat pelaksanaan Praktek Industri.

4.1 Deskripsi Data

[image:32.595.118.510.234.663.2]

A. Persiapan pelaksanaan Praktek Industri Tabel 4.1

Mengontrak dan melaksanakan Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 33 100

Tidak 0 0

Jumlah 33 100

Tabel 4.2

Persetujuan Praktek Industri oleh dosen koordinator Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 33 100

Tidak 0 0

Jumlah 33 100

(33)
[image:33.595.124.505.153.214.2]

Tabel 4.3

Persetujuan Praktek Industri oleh pihak jurusan

Alternatif Jawaban f %

Ya 33 100

Tidak 0 0

Jumlah 33 100

[image:33.595.116.508.250.730.2]

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat ditafsirkan bahwa seluruhnya (100%) mahasiswa yang mengajukan melaksanakan Praktek Industri disetujui oleh pihak jurusan.

Tabel 4.4

Waktu mengurus surat izin pelaksanaan Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Kurang dari 1 bulan 13 39

1 bulan 20 61

2 bulan 0 0

Lainya…(sebutkan) 0 0

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian kecil (39%) mahasiswa mengurus surat izin pelaksanaan Praktek Industri kurang dari 1 bulan, sedangkan sebagian besar (61%) selama 1 bulan.

Tabel 4.5

Prasyarat melaksanakan Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 33 100

Tidak 0 0

Jumlah 33 100

Tabel 4.6

Syarat-syarat Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Telah menempuh 120 SKS mata kuliah 33 100

Telah menempuh seluruh mata kuliah semester 1-7 33 100 Telah lulus mata kuliah Teknik dan Manajemen Industri 33 100 Telah mengusulkan Praktek Industri sesuai dengan format

yang sudah ditentukan

(34)
[image:34.595.117.512.254.649.2]

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat ditafsirkan bahwa seluruhnya (100%) mahasiswa telah memenuhi persyaratan melaksanakan Praktek Industri. Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat ditafsirkan bahwa seluruhnya (100%) mahasiswa telah menempuh 120 SKS mata kuliah, telah menempuh seluruh mata kuliah semester 1 sampai 7, telah lulus mata kuliah teknik dan Manajemen Industri dan pada umumnya (91%) telah mengusulkan Praktek Industri sesuai dengan format yang sudah ditentukan.

Tabel 4.7

Upaya memperoleh informasi tempat Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Rekomendasi dari kampus 8 24

Mencari sendiri 10 30

Di ajak teman 13 40

Mencari di internet 2 6

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian kecil (24%) mahasiswa memperoleh informasi tempat Praktek Industri dari rekomendasi dari kampus, sebagian kecil (30%) dengan mencari sendiri, hampir setengahnya (40%) diajak teman dan sebagian kecil (6%) mencari dari internet.

Tabel 4.8

Penerimaan melaksanakan Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 19 58

Tidak 14 42

Jumlah 33 100

(35)

Tabel 4.9

Upaya untuk mendapatkan tempat praktek

Alternatif Jawaban f %

Mengajukan kembali kepada industri yang di maksud 0 0

Mencari industri lain 14 100

Menunggu semester berikutnya 0 0

Lainnya…(sebutkan) 0 0

Jumlah 14 100

[image:35.595.114.512.253.696.2]

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat ditafsirkan bahwa seluruhnya (100%) mahasiswa mencari industri lain untuk melaksanakan Praktek Industri

Tabel 4.10

Kesiapan menghadapi Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Bersemangat dan ingin segera terjun ke lapangan 18 55 Biasa-biasa saja dan saya menganggap sama seperti mata

kuliah lainnya

15 45 Merasa berat melihat proses yang harus dijalani 0 0 Merasa takut mengingat keterbatasan pada diri saya 0 0

Lainnya…(sebutkan) 0 0

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (55%) mahasiswa menghadapi Praktek Industri bersemangat dan ingin segera terjun ke lapangan dan hampir setengahnya (45%) biasa-biasa saja dan saya menganggap seperti mata kuliah lainnya.

Tabel 4.11

Buku panduan Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 14 42

Tidak 19 58

Jumlah 33 100

(36)
[image:36.595.115.514.173.684.2]

sebagian besar (58%) mahasiswa tidak mempunyai buku panduan Praktek Industri.

Tabel 4.12

Pengarahan cara melaksanakan Praktek Industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 20 61

Tidak 13 39

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (61%) mahasiswa mendapatkan pengarahan dari dosen tentang cara melaksanakan Praktek Industri dan sebagian kecil (39%) mahasiswa tidak mendapatkan pengarahan.

B. Pada saat pelaksanaan Praktek Industri Tabel 4.13

Adaptasi di lingkungan industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 33 100

Tidak 0 0

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat ditafsirkan bahwa seluruhnya (100%) mahasiswa dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan industri.

Tabel 4.14

Hubungan dengan karyawan di industri

Alternatif Jawaban f %

Sangat baik 10 30

Baik 19 58

Cukup baik 4 12

Kurang baik 0 0

Lainnya…(sebutkan) 0 0

Jumlah 33 100

(37)
[image:37.595.124.505.153.213.2]

Tabel 4.15

Mendapatkan materi di tempat praktek

Alternatif Jawaban f %

Ya 21 64

Tidak 12 36

Jumlah 33 100

[image:37.595.113.512.243.713.2]

Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (64%) mahasiswa mendapatkan materi di tempat praktek dan sebagian kecil (36%) mahasiswa tidak mendapatkan materi.

Gambar 4.16

Perbandingan materi yang diterapkan di industri dengan di kampus

Alternatif Jawaban f %

Penyempurnaan 11 52

Sesuai 3 14

Baru di ketahui 7 34

Bertolak belakang 0 0

Lainnya…(sebutkan) 0 0

Jumlah 21 100

Berdasarkan gambar 4.16 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (52%) materi yang diterapkan di industri sebagai penyempurnaan dari materi perkuliahan, sebagian kecil (14%) materi yang diterapkan sesuai, dan sebagian kecil (34%) materi baru di ketahui.

Tabel 4.17

Besar perbandingan materi keteknikan yang diterapkan di kampus dengan di industri

Alternatif Jawaban f %

25 % 11 33

50 % 16 49

75 % 4 12

100 % 2 6

Jumlah 33 100

(38)

setengahnya (49%) 50 %, sebagian kecil (12%) 75 % dan sebagian kecil (6%) 100% .

Tabel 4.18

Yang dilakukan di tempat praktek

Alternatif Jawaban f %

Mengaplikasikan ilmu yang anda dapat di perkuliahan 26 79 Mengamati pekerjaan apakah sesuai dengan teori yang

didapatkan di perkuliahan

22 67

Mendapatkan sesuatu yang baru 33 100

Merasa heran karena melihat dunia kerja sesungguhnya 14 42

Lainnya…(sebutkan) 0 0

[image:38.595.116.511.191.616.2]

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, dapat ditafsirkan bahwa pada umumya (79%) mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang anda dapat di perkuliahan di tempat praktek, sebagian besar (67%) mengamati pekerjaan apakah sesuai dengan teori yang didapatkan di perkuliahan, seluruhnya (100%) mendapatkan sesuatu yang baru dan hampir setengahnya (42%) merasa heran karena melihat dunia kerja sesungguhnya.

Tabel 4.19

Perbandingan peralatan yang ada di kampus dengan di industri

Alternatif Jawaban f %

Sangat sesuai dengan di industri 6 18

Sebagian sesuai 15 46

Tidak sesuai 12 36

Lainnya (sebutkan)…. 0 0

Jumlah 33 100

(39)
[image:39.595.120.504.167.227.2]

Tabel 4.20

Peralatan yang baru diketahui pada saat praktek

Alternatif Jawaban f %

Ya 33 100

Tidak 0 0

Jumlah 33 100

[image:39.595.115.510.255.633.2]

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, dapat ditafsirkan bahwa seluruhnya (100%) mahasiswa menemukan peralatan yang baru diketahui di tempat praktek.

Tabel 4.21

Menggunakan peralatan yang baru

Alternatif Jawaban f %

Ya 17 52

Tidak 16 48

Jumlah 33 100

Berdasarkan gambar 4.21 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (52%) mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang baru diketahui, hampir setengahnya (48%) mahasiswa tidak dapat menggunakan peralatan yang baru diketahui.

Tabel 4.22

Upaya menggunakan peralatan

Alternatif Jawaban f %

Coba-coba menggunakan peralatan tersebut 14 87 Mempelajari manual book peralatan tersebut 16 100 Bertanya kepada pembimbing industri mengenai

penggunaan peralatan tersebut 13 81

Lainnya…(sebutkan) 0 0

(40)
[image:40.595.112.513.169.682.2]

umumnya (81%) mahasiswa bertanya kepada pemimbing industri mengenai penggunaan peralatan tersebut.

Tabel 4.23

Perbandingan mesin yang ada di industri dengan di kampus

Alternatif Jawaban f %

Ya 7 21

Tidak 26 79

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.23 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian kecil (21%) mesin yang ada di industri sama dengan mesin yang ada di kampus, sedangkan pada umumnya (79%) mesin yang ada di industri berbeda dengan mesin yang ada di kampus.

Tabel 4.24

Kecanggihan mesin di industri

Alternatif Jawaban f %

Ya 26 100

Tidak 0 0

Jumlah 26 100

Berdasarkan tabel 4.24 di atas, dapat ditafsirkan bahwa seluruhnya (100%) mahasiswa menyatakan bahwa mesin-mesin yang ada di industri lebih canggih dari pada yang ada di kampus.

Tabel 4.25 Mengoperasikan mesin

Alternatif Jawaban f %

Ya 2 8

Tidak 24 92

Jumlah 26 100

(41)

Tabel 4.26

Upaya mengoperasikan mesin

Alternatif Jawaban f %

Coba-coba mengoperasikan mesin tersebut 20 77

Mempelajari manual book mesin tersebut 23 88

Bertanya kepada pembimbing industri mengenai pengoperasian mesin tersebut

24 92 Mencari referensi tentang pengoperasian mesin tersebut di

internet

18 69

Lainnya…(sebutkan) 0 0

[image:41.595.115.514.145.580.2]

Berdasarkan tabel 4.26 di atas, bahwa ditafsirkan bahwa pada umumnya (77%) mahasiswa coba-coba mengoperasikan mesin tersebut, pada umumnya (88%) mahasiswa mempelajari manual book mesin tersebut, pada umumnya (92%) bertanya kepada pembimbing industri mengenai pengoperasian mesin tersebut dan sebagian besar (69%) mahasiswa mencari referensi tentang pengoperasian mesin tersebut di internet

Tabel 4.27

Pembimbing industri mengawasi ketika praktek

Alternatif Jawaban f %

Ya 29 88

Tidak 4 12

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.27 di atas, dapat ditafsirkan bahwa pada umumnya (88%) mahasiswa yang melaksanakan Praktek Industri diawasi oleh pembimbing di industri, dan sebagian kecil (12%) mahasiswa menyatakan tidak diawasi oleh pembimbing di industri.

Tabel 4.28

Menghubungi pembimbing industri

Alternatif Jawaban f %

Pembimbing mudah dihubungi karena selalu hadir di industri

(42)

menghubunginya dan pembimbing selalu menyediakan waktu untuk anda

Pembimbing dapat dihubungi tetapi memberikan waktu yang terbatas untuk anda

0 Pembimbing sulit dihubungi dan memberikan waktu yang terbatas untuk anda

2 50

Jumlah 4 100

[image:42.595.123.504.113.214.2]

Berdasarkan gambar 4.28 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian kecil (25%) pembimbing mudah dihubungi karena selalu hadir di indsutri dan pembimbing tidak selalu hadir di industri tetapi anda dapat menghubunginya dan pembimbing selalu menyediakan waktu untuk anda, dan setengahnya (50%) Pembimbing sulit dihubungi dan memberikan waktu yang terbatas.

Tabel 4.29

Upaya mengatasi kesulitan pada saat praktek

Alternatif Jawaban f %

Pembimbing industri 23 70

Pembimbing di kampus 0 0

Kepada teknisi di industri 4 12

Kepada teman 4 12

Mengatasinya sendiri 2 6

Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.29 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar (70%) mahasiswa jika mengalami kesulitan pada saat praktek bertanya kepada pembimbing industri, sebagian kecil (12%) mahasiswa bertanya kepada teknisi di industri dan teman, dan sebagian kecil (6%) mahasiswa mengatasinya sendiri.

Tabel 4.30

Koordinasi dan masukkan dosen pembimbing industri

Alternatif Jawaban f %

Pembimbing selalu ada koordinasi dan masukan pembimbing dapat anda terima

28 85 Pembimbing ada koordinasi tetapi masukannya tidak sejalan 0 0 Pembimbing tidak ada koordinasi tetapi masukkannya dapat

sejalan dan anda terima

[image:42.595.114.512.240.652.2]
(43)

bertolak belakang serta tidak sejalan dengan anda

Jumlah 33 100

Berdasarkan gambar 4.30 di atas, dapat ditafsirkan bahwa pada umumya (85%) pembimbing selalu ada koordinasi dan masukan pembimbing dapat anda terima, sebagian kecil (85%) pembimbing tidak ada koordinasi tetapi masukkannya dapat sejalan dan anda terima.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data di atas seluruhnya mahasiswa telah melaksanakan Praktek Industri. Ketika melakukan pengajuan akan melaksanakan Praktek Industri, koordinator Praktek industri dan pihak jurusan telah menujui pengajuan tersebut. Pada saat mengurus surat izin pelaksanaan Praktek Industri sebagian besar waktu pembuatan surat izin terlalu lama hingga 1 bulan.

Seluruh mahasiswa yang akan melaksanakan praktek, seluruhnya telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan tersebut antara lain telah menempuh 120 SKS mata kuliah, telah menempuh mata kuliah semester 1 sampai 7, telah lulus mata kuliah Teknik dan Manajemen Indsutri dan telah mengusulkan Praktek Industri sesuai dengan format yang sudah ditentukan.

(44)

Sebagian besar mahasiswa menghadapi praktek industri dengan antusias, karena dari hasil penelitian mahasiswa bersemangat dan ingin segera terjun ke lapangan untuk melaksanakan praktek. Namun, ada yang menganggap bahwa praktek industri ini biasa-biasa saja seperti mata kulliah lainnya.

Mahasiswa yang melaksanakan praktek industri sebagian tidak mempunyai buku panduan praktek industri, sehingga mereka tidak tahu sebelumnya tata cara melaksanakan praktek industri. Pada saat perkuliahan dan praktek di kampus mahasiswa tidak mendapatkan pengarahan mengenai praktek industri, sehingga sebagian mahasiswa kurang siap ketika menghadapi praktek industri.

Manusia merupakan mahluk hidup yang dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya, hanya tingkat adaptasinya yang berbeda, sehingga hubungan mahasiswa dengan para karyawan di industri baik. Di tempat praktek mahasiswa sebagian mendapatkan materi yang diberikan oleh pembimbing. Kebanyakan materi yang disampaikan penyempurnaan dari materi yang didapatkan di perkuliahan, tapi sebagian kecil ada beberapa materi baru yang belum pernah di pelajari di perkuliahan. Sebagian menganggap bahwa materi keteknikan yang diterima di perkuliahan hanya 50 % saja. Maka, dengan ada praktek industri pengetahuan mahasiswa bertambah.

(45)

di perkuliahan dengan pekerjaan yang dilakukan di industri. Sebagian mahasiswa merasa heran karena melihat dunia kerja sesungguhnya, karena baru melihat pertama kali ketika terjun ke lapangan.

Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan di tempat praktek sebagian telah sesuai dengan yang ada di kampus, tetapi hampir seluruhnya mahasiswa menemukan peralatan dan mesin-mesin baru yang berbeda dengan yang ada di kampus. Peralatan dan mesin-mesin yang baru di kenal tersebut sebagian mahasiswa tidak mengetahui cara penggunaan peralatan dan pengoperasian mesin-mesin tersebut. Upaya yang dilakukan mahasiswa agar dapat menggunakan peralatan dan mengoperasikan mesin-mesin tersebut dengan cara mencoba-coba, mempelajari manual book, bertanya kepada pembimbing industri atau mencari referensi di internet mengenai hal tersebut.

(46)

45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil deskriptif data dan pembahasan penelitian di dapat faktor yang paling dominan ini yaitu peralatan yang digunakan dan pengoperasian mesin-mesin yang baru diketahui oleh mahasiswa, sehingga dengan hal tersebut mahasiswa dituntut untuk mempelajari cara penggunaan alat dan pengoperasian mesin-mesin. Adanya manual book mahasiswa belum tentu dapat dengan mudah mempelajarinya dikarenakan keterbatasan penggunaan bahasa asing, Pembimbing di industri juga tidak selamanya ada di industri sehingga sulit untuk menanyakan penggunaan peralatan dan pengoperasian mesin-mesin.

Kesiapan administrasi yang terlalu lama akan menghambat terlaksananya praktek industri, dalam pembahasan telah dijelaskan dimana dalam mengurus surat izin untuk melakukan praktek sampai menghabiskan waktu 1 bulan. Mengenai sumber informasi tempat mahasiswa akan melaksanakan praktek industri jika mencari sendiri akan menjadi hambatan, karena ketika mengajukan praktek di industri yang di maksud, pihak industri tidak selamanya menerima mahasiswa untuk praktek.

(47)

panduan dan pengarahan dari dosen masih ada keragu-raguan ketika akan melaksanakan praktek industri.

1.2Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, peneliti memberikan saran pada pihak-pihak terkait terhadap pelaksanaan Praktek Industri :

1. Untuk mahasiswa, mempunyai keinginan yang kuat, meningkatkan pengetahuannya, menciptakan suasana belajar yang nyaman, membuat jadwal, mengevaluasi rencana dan berdoa.

2. Untuk dosen, agar memberikan pengarahan mengenai praktek industri, memberikan materi sesuai dengan kemajuan IPTEK, memberikan referensi, serta rekomendasi pencarian tempat praktek industri.

3. Untuk jurusan, agar mempercepat pembuatan surat izin pelaksanaan praktek, untuk melengkapi sarana dan prasarana workshop, melengkapi perpustakaan jurusan.

(48)

47

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1984). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, S (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

__________ (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta FPTK UPI. (2007). Pedoman Praktek Industri. Bandung: Tidak diterbitkan

Hamalik, O. (1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito.

___________. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:Bumi Aksara.

___________. (2005). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito.

Slameto, (1995). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Balai Pustaka

_______. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1987). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

_________. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiono. (2006), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Vembriarto, St. (1993). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Winkel W. S. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

(49)

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel
Tabel  4.1 Mengontrak dan melaksanakan Praktek Industri
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas

Terdapat asas, yang sudah dijamin dalam UU, yang dapat dijadikan dasar bagi penegak hukum untuk mengesampingkan perkara pidana atau menyelesaikan secara alternatif (di

kecerdasan kognitif anak usia dini melalui sentra balok dalam pendekatan. Beyond Centre and Circle Time di SKB Kota

Hal ini terlihat dengan Penggunaan komputer diberbagai kegiatan Pendidikan untuk menjalankan fungsi komputer baik untuk administrasi, maupun kegiatan yang menunjang proses

15 Perhitungan Statistik Kadar Kalsium, Kalium pada Infusa Meniran Sebelum dan Setelah Inkubasi dengan Batu Ginjal Utuh dan Gerus tanpa Destruksi ... 86 16 Perhitungan

Dari hasil perhitungan, dapat diketahui perhitungan dengan mengunakan 4 kasir dengan menggunakan metode Singlechanel-singlephase pada Hari Tidak Libur menghasilkan waktu sibuk

Pertemuan ke 1 Sabtu, 5 Agustus 2017 Konsep High Order Thinking Skils 4 JP Guru Pemandu Pertemuan ke 2 Sabtu, 12 Agustus 2017 Pemetaan soal USBN dengan konsep HOTS dan LOTS 4 JP

Rencana pengelolaan suatu usaha di masa yang akan dating, pada umumnya dituangkan dalam bentuk anggaran yang sebagian besar mencerminkan tentang taksiran penghasilan dan biaya