DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR BAGAN ... xx
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR GRAFIK ... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 11
C. Batasan Masalah ... 11
D. Defenisi Operasional ... 12
E. Pertanyaan Penelitian ... 13
F. Tujuan Penelitian ... 14
BAB II LANDASAN TEORI ... 17
A. Model Pembelajaran ... 17
B. Teori Belajar dalam Pembelajaran E-learning ... 22
C. Pembelajaran Berbasis E-learning... 23
1. Konsep E-learning ... 23
2. Pengertian E-learning ... 26
3. Strategi Pengembangan Model-model E-learning ... 27
D. Aplikasi Moodle ... 31
1. Sejarah Moodle ... 31
2. Model E-learning dengan Pendekatan Moodle ... 35
3. Filosofi Moodle ... 37
4. Fitur Moodle ... 38
5. Desain Moodle ... 38
6. Manajemen Moodle ... 39
7. Modul Moodle ... 43
8. Aplikasi E-learning dalam Pembelajaran ... 48
9.Aplikasi E-learning Berbasis Open Source Moodle ... 49
E. Belajar Mandiri ... 51
1. Pengertian Belajar Mandiri ... 51
2. Model-model Pembelajaran Mandiri ... 52
3. Bahan Belajar Mandiri ... 54
4. Karakteristik dan Kelebihan Belajar Mandiri ... 55
5. Proses Belajar Mandiri ... 57
6. Belajar Mandiri Berbasis E-learning ... 58
F. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Teknologi (TIK) ... 60
1. Konsep Pembelajaran Teknologi ... 60
2. Tujuan Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan ... Komunikasi (TIK) ... 62
3. Pemanfaatan TIK Sebagai Media Pembelajaran ... 62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 65
A. Metode Penelitian ... 65
1. Pendekatan dan Metode ... 65
2. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 74
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 75
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 79
5. Prosedur Penelitian ... 81
B. Penelitian Uji Pendahuluan……… ... 82
Hasil Studi Pendahuluan ... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 139
A. Hasil Penelitian ... 139
1. Perencanaan dan Pengembangan Model ... 139
2. Uji Coba Model ... 146
B. Pendapat Siswa Mengenai Model Pembelajaran E-learning ... Menggunakan Aplikasi Moodle Untuk Mengembangkan Kemampuan Belajar Mandiri ... 237
C. Pendapat Guru Mengenai Model Pembelajaran E-learning Menggunakan Aplikasi Moodle ... 262
D. Lembar Observasi ... 273
F. Pembahasan ... 276
1. Kondisi Pembelajaran Teknologi Informasi dan ... Komunikasi (TIK) ... 276
2. Perencanaan dan Pengembangan Model ... 279
3. Hasil Kemampuan Belajar Mandiri ... 283
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 291
A. Simpulan ... 291
1. Studi Pendahuluan ... 291
2. Perencanaan dan Pengembangan ... 292
3. Hasil Uji Coba Model ... 292
B. Rekomendasi ... 294
DAFTAR PUSTAKA ... 295
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat
penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih
menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas,
relevansi, dan efisiensi pendidikan.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, seharusnya ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni didayagunakan untuk mempengaruhi pola dan sikap serta gaya
hidup masyarakat, terutama bagi masyarakat pedesaan guna meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan. Hal ini penting, mengingat sebagian besar masyarakat
Indonesia hidup di pedesaan dan masih banyak ketimpangan antara masyarakat
yang hidup di desa dan di kota, baik dalam bidang ekonomi maupun pendidikan;
sedangkan teknologi, terutama teknologi informasi semakin lama semakin
otonom. Otonomi tersebut mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
masyarakat baik sekarang maupun di masa depan, agar terbentuk masyarakat
madani yang hanya dapat diwujudkan, bila berbagai aspek (religi, budaya,
ekonomi, dan teknologi) menunjukkan eksistensi yang mantap (Mulyasa, 2006).
Menghadapi kondisi masyarakat Indonesia sebagaimana diuraikan di atas,
pembangunan pendidikan nasional didasarkan pada visi dan misi: (Mulyasa:
Pertama, meningkatkan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bersamaan dengan peningkatan mutu. Bersamaan dengan upaya perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, semakin kuat pula tuntutan masyarakat dan pembangunan nasional akan perlunya pendidikan yang lebih bermutu, relevan, adil, manusiawi, dengan menjangkau semua orang dalam semua lapisan dan golongan masyarakat.
Kedua, pengembangan wawasan persaingan dan keunggulan bangsa Indonesia harus memiliki keunggulan sehingga dapat bersaing secara global. Kuncinya adalah ketersediaannya pendidikan yang bermutu. Wawasan keunggulan diperlukan karena masyarakat Indonesia dan dunia terus berubah dalam irama yang semakin cepat. Salah satu aspek dari wawasan keunggulan ialah bahwa bangsa Indonesia perlu melihat posisinya di tengah bangsa-bangsa lain.
Ketiga, memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan kebutuhan pembangunan. Pendidikan Nasional harus memiliki keterkaitan dengan pembangunan nasional, agar dapat menunjang pembangunan nasional melalui penyediaan sumber daya manusia yang lebih bermutu dan dalam jumlah yang memadai.
Keempat, mendorong terciptanya masyarakat belajar. Masyarakat Indonesia masa depan, tanpa memandang usia dan tingkat pendidikannya, adalah masyarakat yang memiliki kehendak, kemauan, kemampuan untuk belajar atas prakarsanya sendiri secara terus menerus dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan pengusaannya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kelima, Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus masa depan. Hal ini berarti bahwa proses pendidikan yang dilakukan pada saat ini bukan semata-mata untuk hari ini, melainkan untuk masa depan.
Keenam, Pendidikan merupakan sarana untuk memperkuat jati diri bangsa dalam proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan masyarakat Indonesia dalam memasuki era globalisasi di abad 21. Pembangunan pendidikan harus mampu memantapkan jati diri bangsa Indonesia di tengah pergaulan dengan bangsa lain, sehingga dalam keadaan bagaimanapun, tetap tampil sebagai bangsa Indonesia dengan segala kepribadiannya.
Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-undang nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan:
Menghadapi perkembangan era globalisasi dalam memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki kontribusi yang cukup
besar dalam menentukan pendidikan sebuah bangsa di mana tuntutan globalisasi
menuntut berbagai kesiapan dalam penguasaan ilmu dan teknologi, kemampuan
dan keterampilan bekerja, kemampuan bersaing, mempunyai kompetensi
profesional serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap nilai sosial, budaya,
moral dan agama, serta mempersiapkan pembelajar menghadapi tantangan dan
pengalaman dalam kehidupan nyata (Munir, 2009).
Menurut Stewart, Keagen dan Holmberg (Juhari, 1990) belajar mandiri
pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh pandangan bahwa setiap individu berhak
mendapat kesempatan yang sama dalam pendidikan. Proses pembelajaran
hendaknya diupayakan agar dapat memberikan kebebasan dan kemandirian
kepada pembelajar dalam proses belajarnya. Pembelajar bebas secara mandiri
untuk menentukan atau memilih materi pembelajaran yang akan dipelajari dan
bagaimana cara mempelajarinya. Dalam pembelajaran konvensional lebih banyak
berkomunikasi dengan manusia yaitu pengajar atau pembelajar lainnya.
Pembelajaran jarak jauh lebih banyak berkomunikasi secara intrapersonal berupa
informasi atau materi pembelajaran dalam bentuk elektronik, cetak maupun non
cetak. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan
menerapkan e-learning di antaranya untuk pembelajaran online. Dengan demikian
e-learning mampu mengembangkan cara belajar mandiri sehingga dapat
memanfaatkan modul Content Management Service (CMS) dengan menerapkan
aplikasi e-learning berbasis Open Source Moodle (Munir:179-180)
Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yaitu agar
siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam
kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi,
mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri,
dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru (Kurikulum Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia:2010).
Pada hakekatnya, mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) menyiapkan siswa agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam
dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan dan perubahan
dalam variasi penggunaan teknologi. Siswa menggunakan perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis,
dan saling tukar informasi secara kreatif namun bertanggungjawab. Siswa belajar
bagaimana menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) agar
dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan
masyarakat, komunitas, dan budaya. Penambahan kemampuan karena penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan mengembangkan sikap inisiatif
dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan
mempertimbangkan sendiri kapan dan di mana penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat
Dengan memasukkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) di sekolah, akan membantu siswa untuk belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), dan menggunakan segala potensi yang ada untuk
pengembangan kemampuan diri. Pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) akan memberikan motivasi dan kesenangan kepada siswa
untuk belajar dan bekerja secara mandiri. Selain itu penguasaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) akan meningkatkan proses pembelajaran pada
semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau disiplin ilmu mata pelajaran
lain.
Tujuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara umum yaitu
agar siswa memahami alat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara
umum termasuk komputer (computer literate) dan memahami informasi
(information literate). Artinya siswa mengenal istilah-istilah yang digunakan pada
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan pada komputer yang umum
digunakan. Siswa juga menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer, serta
dapat menggunakan komputer secara optimal. Di samping itu memahami
bagaimana dan di mana informasi dapat diperoleh, bagaimana cara
mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara mengkomunikasikannya.
(Kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia:2010)
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam aspek kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, dan terampil dalam berkomunikasi, mengorganisasi informasi, belajar, dan bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah. (Kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Indonesia:2010).
Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis
Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) 2010-2014 diuraikan bahwa
pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diyakini dapat
menunjang upaya peningkatan dan pemerataan akses pendidikan, peningkatan
mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, serta tata kelola, akuntabilitas, dan
citra publik pendidikan. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
untuk pendidikan oleh Departemen Pendidikan Nasional dapat memperbaiki akses
dan mutu serta sekaligus meningkatkan efektifitas tata kelola.
Mulai tahun 2006 Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
berkomitmen untuk menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
secara massal, baik untuk keperluan e-pembelajaran maupun e-administrasi.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara besar-besaran
tersebut ditandai dengan dioperasikannya Jejaring Pendidikan Nasional
(Jardiknas) untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan terbaru Kementrian
Dengan terbangunnya infrastruktur Jardiknas ini, tantangan ke depan adalah
bagaimana mengembangkan isi e-pembelajaran dan e-administrasi didukung
melalui berbagai kegiatan:
a. Perluasan akses Jardiknas, TV Edukasi dan pengembangan konten
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
b. Peningkatan kemampuan SDM untuk mendukung pendayagunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) di pusat dan daerah.
c. Pengembangan pusat sumber belajar (learning resources center) berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pendidikan dasar dan
menengah.
d. Pengembangan sistem dan model pembelajaran berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) baik pada pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Peran teknologi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah. Hal ini
dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah (MA)
dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan memanfaatkan fasilitas e-learning
dengan menggunakan aplikasi yang mendukung. Fakta yang ada di lapangan di
mana belum optimalnya memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam menunjang kegiatan belajar dan mengajar untuk mengembangkan
kemampuan belajar mandiri adalah sebagai berikut (Chaeruman , 2009) :
1. Jika mengacu pada level pemanfaatan Teknologi Informasi dan
sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mata pelajaran nasional.
2. Problematika Pembelajaran di sekolah, secara umum, fakta yang terjadi
adalah masih bersifat teacher-centered. Di mana guru masih menjadi pemain utama, sementara siswa menjadi penonton utama (datang, duduk, catat, dengar, ujian, lulus/tidak) sehingga siswa sulit untuk mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri.
3. E-learning telah menjadi trend pembelajaran abad 21. Bidang ini merupakan peluang tersendiri bagi para teknolog pembelajaran. Dari sisi kawasan desain, teknolog pembelajaran berperan dalam melakukan analisis kebutuhan e-learning, desain sistem pembelajaran e-learning, dan lain-lain. Dari sisi kawasan pengembangan, teknolog pembelajaran dapat berperan sebagai pengembang e-learning content atau lebih dikenal sebagai learning object (baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based). dari sisi pengelolaan, teknolog pembelajaran berperan dalam mengelola e-learning baik dalam institusi sekolah maupun organisasi (corporate).
Teknologi pendidikan meliputi berbagai aspek yang berhubungan dengan
pembelajaran dan proses belajar. Pengertian yang dirumuskan oleh Association
for Educational Communications and Technology (AECT) adalah seperti berikut:
Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang menghubungkan
manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi. Proses tersebut meliputi
merencanakan, mengelola data, menganalisis data dan menilai untuk membuat
suatu kesimpulan (Wilkinson, 1980). Pengembangan aplikasi e-learning berbasis
open source moodle di Indonesia telah dirintis dan sampai saat ini masih terus
berlangsung di beberapa institusi perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Didukung juga dengan penelitian yang sudah ada yaitu mengenai
pengembangan model LMS (Learning Management System) dengan prinsip
pedagogis untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa pada mata
pelajaran fisika kelas X MA (Ghufron, 2009), menunjukkan hasil pembelajaran
MA Muhammadiyah sejumlah 36 orang siswa, MA NU Banat sejumlah 43 orang
siswa, dan MAN 2 Kudus sejumlah 28 orang siswa. SMA 1 Bogor
(www.sma1bogor.sch.id) juga sudah menggunakan aplikasi moodle dalam
kegiatan pembelajaran.
The Oxford Institute of Legal Practice (‘‘Oxilp’’) membuka pembelajaran
menggunakan moodle yang dipergunakan pada tahun 2002. Moodle ini
direkomendasikan untuk dipergunakan guru privat yang mengajar di kursus
sehingga dapat terlihat umpan balik dari siswa. Tingkat keberhasilan di Oxford
Brookes University dalam perkembangan penilaian sangat baik karena dilengkapi
sistem yang baik dengan ditandai dengan waktu sehingga data siswa dalam
mengerjakan tugas dapat termonitor dengan guru.
The Universities of Heidelberg (by Dorothea Fischer-Hornung) and
Stuttgart (by Wolfgang Holtkamp) in Germany, and subsequently with students
from Universities in Australia, Italy, Russia, Switzerland and the United States
menggunakan pembelajaran internet untuk pendidikan internasional, dalam
kegiatannya siswa berada diberbagai lokasi untuk mendikusikan materi dalam
batas ruang dan waktu dengan mengikuti serangkaian kursus secara online.
Selama orientasi awal murid boleh mengakses silabus, melihat fitur-fitur seperti
menu ujian, materi kursus, memanfaatkan fitur komunikasi, forum, email, chat
dan mengakses tugas-tugas yang diberikan, dengan tingkat keberhasilan yang
sangat baik.
Universitas Maya Cambridge Mikroskop Elektron membaca sekilas
untuk menyediakan pengajaran dan pelatihan untuk user yang berpengalaman
dengan berbasis komputer yang menyelenggarakan Content Management Service
(CMS), moodle kursus dengan menggunakan Konten Objek Shareable Model
referensi (SCORM) dimana objek pengajaran yang dapat ditransfer dibangun
dengan menempatkan simulator dan ensiklopedia ke dalam Modul SCORM
bidang pendidikan sesuai konten. Moodle mengisi modul ini, dengan ilmu
pengetahuan tentang teknik pelatihan canggih. Contoh seorang murid membahas
teori dan kemudian diuji dengan langsung, hasil penilaian disimpan secara
otomatis untuk mengetahui kemajuan peserta latihan. Umpan balik murid akan
dikumpulkan melalui satu survei online.
Berikut ini merupakan data institusi perguruan tinggi yang
mengembangkan e-learning berbasis open source moodle.
Tabel 1.1
Tabel Institusi Perguruan Tinggi Di Indonesia Yang Mengembangkan E-Learning Berbasis Open Source Moodle
No Nama Perguruan Tinggi Alamat Website
1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta http://www.feunj.ac.id/moodle
2 Scele Universitas Indonesia http://scele.cs.ui.ac.id/s1
3 Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada http://www.mipa.ugm.ac.id/moo
dle
4 Digital Learning Institut Teknologi Bandung http://kuliah.itb.ac.id
5 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta
http://www.math.uny.ac.id
6 Fakultas Psikologi Universitas Unika Atma
Jaya
http://fpsi.atmajaya.ac.id/moodle
7 Fakultas Teknik Universitas Unika Atma
Jaya
http://ft.atmajaya.ac.id/moodle
8 E-learning Petra Christian University http://debian.petra.ac.id/moodle
9 Program Study Arsitektur Institut Teknologi
Bandung
http://www.ar.itb.ac.id/moodle
10 E-learning Institut Teknologi Sepuluh
November
http://elearning.its.ac.id
Fakta yang terjadi di lapangan bahwa pembelajaran masih bersifat
teacher-centered dimana guru masih menjadi pemain utama, sementara siswa menjadi
penonton utama, masih adanya guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
belum mahir dalam membuat media pembelajaran e-learning menggunakan
aplikasi moodle, dan kemauan siswa dalam belajar mandiri masih sangat kurang.
Melihat fakta-fakta yang ada, maka diperlukan sebuah model pembelajaran
dengan memanfaatkan e-learning dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
diharapkan siswa mampu belajar mandiri dengan menggunakan aplikasi moodle
sebagai media proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Model pembelajaran e-learning
bagaimanakah yang cocok untuk mengembangkan kemampuan belajar
mandiri dengan aplikasi moodle pada mata pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK)?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah yaitu:
1. Penelitian dilaksanakan pada Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah
Atas di Bandar Lampung pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
2. Model pembelajaran e-learning yang dapat mengembangkan kemampuan
belajar mandiri pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
D. Defenisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu model
pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle, dan pengembangan kemampuan
belajar mandiri yang dikemukakan sebagai defenisi operasional sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran E-learning dengan Aplikasi Moodle
Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment)
merupakan Course Management System (CMS), juga dikenal sebagai Learning
Management System (LMS) atau Virtual Learning Environtmen (VLE) adalah
paket perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis web atau
internet yang menggunakan prinsip pedagogy. Moodle merupakan salah satu
aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar yang memanfaatkan
teknologi informasi, yang dikenal dengan konsep e-learning dan memiliki
fitur-fitur pembelajaran elektronik dengan prinsip-prinsip pedagogis antara lain:
a. Fitur manajemen matapelajaran/bahan ajar, penambahan matapelajaran,
pengurangan atau pengubahan matapelajaran/bahan ajar, silabus, materi
pelajaran, daftar referensi dan bahan bacaan yang berbasis text atau
multimedia.
b. Tersedianya banyak plugin atau modul tambahan yang dapat digunakan untuk
forum (forum diskusi dan komunikasi), modul untuk jurnal, modul untuk
survey dan workshop.
c. Fitur ujian dan penugasan berupa modul kuis, ujian online, tugas mandiri,
rapor dan penilaian.
2. Pengembangan Kemampuan Belajar Mandiri
Pengembangan kemampuan belajar mandiri adalah kemampuan yang
didasarkan pada beberapa indikator yaitu minat, inisiatif, dan keinginan
pembelajar sendiri, sehingga belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri
ataupun berkelompok, seperti dalam kelompok tutorial. Belajar mandiri adalah
peningkatan kemauan dan keterampilan pembelajar dalam proses belajar tanpa
bantuan orang lain. Tugas pengajar hanya sebagai fasilitator atau yang
memberikan kemudahan atau bantuan kepada pembelajar. Bantuan itu sifatnya
terbatas seperti dalam merumuskan tujuan belajar, memilih materi pembelajaran,
menentukan media pembelajaran, serta memecahkan masalah yang dihadapi
pembelajar.
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas diperlukan klarifikasi
permasalahan penelitian yang dirumuskan dalam sebuah pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi dan situasi pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah
2. Apakah model pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle dapat
meningkatkan kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
a. Bagaimana desain model pembelajaran e-learning dengan aplikasi
moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
b. Bagaimana Implementasi model pembelajaran e-learning dengan
aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri
pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
c. Bagaimana hasil pembelajaran model pembelajaran e-learning
dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar
mandiri pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)?
3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apa yang dapat
mempengaruhi dalam model pembelajaran e-learning dengan aplikasi
moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
F. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Memperoleh informasi, data dan situasi mengenai pembelajaran Teknologi
2. Menghasilkan suatu produk, yaitu model pembelajaran e-learning dengan
aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
a. Menghasilkan desain model Model pembelajaran e-learning dengan
aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri
pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
b. Menerapkan model pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle
untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
c. Menghasilkan output belajar yang baik bagi siswa dengan model
pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle untuk
mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
3. Menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dapat
memengaruhi dalam model pembelajaran e-learning dengan aplikasi
moodle untuk mengembangkan dan kemampuan belajar mandiri pada
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi dengan adanya sebuah
produk yang dihasilkan berupa model Model pembelajaran e-learning
dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar
2. Bagi guru, berguna untuk membantu memecahkan masalah belajar
mengajar dengan menggunakan model Model pembelajaran e-learning
dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar
mandiri pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
3. Bagi siswa, dengan metode-metode pembelajaran yang baru berguna untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran dan terjadi pembelajaran dari
mana dan kapan saja (time and place flexibility) dengan menggunakan
model Model pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle untuk
mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
4. Bagi Kementrian Agama, diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan pelatihan.
5. Bagi program pengembangan mata pelajaran, berguna untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran e-learning dengan
aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
6. Bagi peneliti, diharapkan mampu mengaplikasikan dan
mengimplementasikan konsep dan produk hasil pengembangan model
pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan
kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran Teknologi Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Research and Development. Pendekatan ini dipakai karena peneliti
bermaksud mengembangkan dengan memanfaatkan model pembelajaran
e-learning menggunakan aplikasi moodle di mana penelitian Research and
Development merujuk pada teori Borg & Gall (1979) dalam bukunya
“Applying Educational Research: A Practical Guide for Teachers”. Dalam
buku tersebut Borg dan Gall mendefinisikan pendekatan penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan sebagai “a process used to
development and validate educational products”. Adapun dalam
mengembangkan untuk memanfaatkan model yang kita harapkan adalah
dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Penelitian pengumpulan informasi termasuk di dalam review
literature, dan observasi kelas.
2. Perencanaan, termasuk di dalamnya mendefinisikan keterampilan,
menetapkan tujuan, menentukan urutan pembelajaran dan uji kemungkinan dalam skala kecil.
3. Mengembangkan bentuk produk pendahuluan termasuk di
dalamnya persiapan materi belajar, buku-buku yang digunakan dan evaluasi.
4. Uji coba pendahuluan melibatkan sekolah dalam jumlah terbatas.
Dalam hal ini dilakukan analisis data berdasarkan angket, hasil wawancara, dan observasi.
5. Revisi terhadap produk utama, didasarkan atas hasil uji coba
6. Uji coba utama melibatkan sekolah dalam jumlah tertentu. Data kualitatif berupa pretest dan postest dikumpulkan dan hasilnya dievaluasi sesuai dengan tujuan, dan jika memungkinkan hasil tersebut dibandingkan dengan kontrol.
7. Revisi produk operasional dilakukan berdasarkan hasil uji coba
utama
8. Uji coba operasional yang melibatkan sekolah dalam jumlah
tertentu. Pada langkah ini dikumpulkan data angket, observasi dan hasil wawancara untuk kemudian dianalisis.
9. Revisi produk terakhir berdasarkan hasil uji coba operasional
10. Disseminasi dan distribusi, pada langkah ini dilakukan monitoring
sebagai kontrol terhadap kualitas produk. (Borg & Gall, 1979:626)
Tahapan-tahapan yang penulis lakukan hanya sampai pada tahapan
tujuh dari sepuluh tahap Brog dan Gall yang dimodifikasi dalam tiga tahap
yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model dan (3) uji model
(Sukmadinata, 2008:167).
Berdasarkan tahap-tahap pelaksanaan penelitian di atas, maka
pengembangan model pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle untuk
mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) pada kelas XI Madrasah Aliyah (MA) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bandar Lampung dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Studi Pendahuluan
1. Studi Survei
Survei merupakan metode penelitian yang cukup populer dan banyak
digunakan dalam penelitian. Survei digunakan untuk mengumpulkan data
atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel
lembaga, organisasi, unit-unit kemasyarakatan, dan lain-lain. Ada tiga
karakteristik utama dari survei yaitu:
1. Informasi dikumpulkan dari kelompok besar orang untuk
mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti:
kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi.
2. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (lisan) dari suatu
populasi.
3. Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Dalam pendidikan dan kurikulum-pembelajaran, survei digunakan
untuk menghimpun data tentang siswa, seperti: sikap, minat dan kebiasaan
belajar, hubungan dan pergaulan antar siswa, hobi dan penggunaan waktu
senggang, cita-cita dan rencana karir. Survei juga dapat digunakan untuk
mengumpulkan data tentang guru, seperti: latar belakang sosial-ekonomi,
pendidikan, dan pengalaman, sikap, minat dan kepedulian mereka tentang
masalah-masalah pendidikan, kinerja mereka dalam pelaksanaan mengajar,
membimbing dan memberikan latihan pada siswa, pelaksanaan tugas-tugas
administratif, pengabdian dan kerjasama dengan masyarakat.
Ada tiga hal yang melatarbelakangi popularitas dan banyaknya
digunakan metode survei yaitu sebagai berikut:
1. Survei bersifat serbaguna (versatility), dapat digunakan untuk
menghimpun data hampir dalam setiap bidang dan permasalahan. Survei
juga banyak dilakukan dalam penelitian bagi penentuan kebijakan,
evaluasi pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi hasil atau dampak dari
program, bukan saja bidang pendidikan, tetapi juga di bidang-bidang
lain. Penggunaan survei terutama dilakukan dalam penelitian-penelitian
evaluatif dan penelitian tindakan, tetapi dalam penelitian dasar dan
terapanpun survei seringkali digunakan.
2. Penggunaan survei cukup efisien (efficiency) dapat menghimpun
informasi yang dapat dipercaya dengan biaya yang relatif murah.
Penelitian survei dapat dilakukan melalui perantaraan pos, biaya
penelitian melalui pos hanya seperlima kali melalui telepon dan
sepersepuluh kali penelitian melalui wawancara. Dibandingkan dengan
model-model penelitian lain seperti eksperimen, penelitian historis,
kualitatif dan penelitian survei tetap lebih murah.
3. Survei menghimpun data tentang populasi yang cukup besar dari sampel
yang relatif kecil. Dalam interprestasi dan penyimpulan hasil survei,
peneliti mengadakan generalisasi, dan penarikan generalisasi
dimungkinkan karena sampel mewakili populasi. Kredibilitas atau
kepercayaan hasil survei dapat dijamin oleh dua hal, pertama sampel
yang representatif atau mewakili populasi, dan kedua butir-butir
pertanyaan dalam angket cukup valid.
Pengumpulan data dalam survei dapat dilakukan melalui beberapa
cara, yaitu wawancara langsung, wawancara melalui telepon, pengedaran
angket kepada kelompok secara langsung, pengiriman angket melalui pos.
diperoleh secara lengkap, pertanyaan yang kurang jelas atau meragukan dapat
dijelaskan dan hasilnya dapat diperoleh saat itu juga. Kesulitan wawancara
langsung adalah membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar
sebab cakupan daerah dalam survei biasanya cukup luas.
Pengedaran angket kepada kelompok merupakan cara yang sangat
ampuh sebab dalam waktu yang relatif singkat jawaban dari sejumlah
responden dapat diperoleh. Pengedaran angket kepada kelompok dapat
dilakukan apabila respondennya guru, siswa, karyawan dalam suatu
perusahaan atau kelompok-kelompok masyarakat yang bertemu secara rutin,
seperti kelompok pengajian, kelompok belajar, dan latihan.
Agar diperoleh data atau informasi yang diharapkan, ada beberapa
langkah yang sebaiknya ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data
survei terutama yang menggunakan jasa pos (McMillan & Schumacher,
2001) yaitu:
1. Merumuskan tujuan umum berisi rumusan yang lebih bersifat umum
tentang apa yang ingin dicapai dengan penelitian ini dan tujuan khusus
berisi rumusan tentang sasaran-sasaran lebih spesifik yang ingin dicapai.
2. Memilih sumber dan populasi target yang ingin dicapai. Kekuasaan
wilayah, penyebaran populasi dan besarnya populasi akan mempengaruhi
waktu, dana, dan jumlah personil yang diperlukan. Berbagai jenis sumber
3. Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data
dengan mendapatkan data yang objektif dan akurat diperlukan instrumen
yang valid atau menghimpun data yang benar-benar ingin dihimpun
dengan menggunakan teknik wawancara dan angket.
4. Petunjuk pengisian sangat penting di dalam pelaksanaan survei, karena
dalam survei umumnya pengisian instrumen dilakukan tanpa kehadiran
peneliti.
5. Penentuan sampel. Pemilihan dan penarikan sampel sangat penting dalam
survei untuk mewakili populasi baik dalam jumlah maupun
karateristiknya.
6. Pembuatan alamat harus jelas dan mudah dijangkau.
7. Uji coba sebaiknya diadakan terlebih dahulu terhadap kelompok orang
(sampel) dari populasi target, tetapi tidak termasuk sampel yang akan
mengisi instrumen pada penelitian sesungguhnya.
8. Tidak lengkap dan tidak mengembalikan jumlah angket
9. Tidak lanjut apabila kembali dan terjawab lengkap kurang dari 70%.
2. Langkah studi pendahuluan
Pada langkah ini dilakukan mengkaji teori-teori media yang berkaitan
dengan pembelajaran, teknologi khususnya mengenai e-learning dan aplikasi
moodle yang tersedia pada fasilitas di internet di mana pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tersebut sudah relevan belum
untuk mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri siswa
Kemudian melakukan kajian-kajian yang pernah dilakukan peneliti
sebelumnya sudah baik atau belum serta peneliti melakukan kegiatan pra
survei di MA/SMA tertentu yang dapat dilaksanakan uji coba model
pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan
kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
b. Perencanaan dan Pemanfaatan Model
Pada langkah ini diperlukan persiapan desain dan konten yang sesuai
dengan kebutuhan dari pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) apakah sudah sesuai dengan mata pelajaran. Dilakukan juga pembuatan
flowchart atau alur penyajian pemanfaatan aplikasi moodle yang ada di
internet, dalam pemanfaatan aplikasi moodle tersebut diperlukan
pengembangan desain yang sesuai dengan bahan ajar dan flowchart baik
pengembangan model yang interaktif dan adanya alat evaluasi.
c. Uji Model
1. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi
dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk
menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu praktik (pendidikan). Nilai
atau manfaat dari suatu praktik pendidikan didasarkan atas hasil pengukuran
atau pengumpulan data dengan didasarkan atas hasil pengukuran atau
digunakan secara absolut ataupun relatif. Praktik pendidikan dapat berupa
program kurikulum, pembelajaran, kebijakan, regulasi administratif,
manajemen, struktur organisasi, produk pendidikan ataupun sumber daya
penunjangnya. Praktik pendidikan dapat berlangsung dalam lingkup kelas,
sekolah, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, ataupun nasional, menyangkut
satu komponen atau aspek pendidikan, beberapa atau banyak komponen atau
seluruh komponen atau aspek pendidikan.
2. Pendekatan Evaluatif
Pendekatan evaluasi merupakan strategi untuk memfokuskan kegiatan
evaluasi agar bisa menghasilkan laporan yang bernilai guna. McMillan dan
Schumacher (2001) mengemukakan enam pendekatan yang digunakan dalam
penelitian evaluatif, yaitu:
1. Evaluasi berorientasi tutjuan (objectives-oriented approaches), diarahkan
pada mengukur tingkat ketercapaian tujuan dalam pelaksanaan program
atau kegiatan oleh kelompok sasaran, atau mengukur hasil pelaksanaan
program/kegiatan.
2. Evaluasi berorientasi pengguna (consumer-oriented approaches),
menekankan pada hasil atau produk, yaitu hasil yang dapat memenuhi
harapan atau memuaskan kebutuhan pengguna. Contoh produk dapat
berupa produk perangkat lunak berupa program pembelajaran dengan
menggunakan komputer dengan pengguna produk tersebut adalah guru,
3. Evaluasi berorientasi keahlian (Expertise-oriented evaluation), ini
menggunakan standar keahlian, diarahkan pada mengevaluasi program
atau komponen-komponen pendidikan dengan menggunakan kriteria atau
standar yang telah dirumuskan oleh para ahli sebagai suatu program atau
komponen yang baik.
4. Evaluasi berorientasi keputusan (decision-oriented evaluation), memiliki
lingkup yang lebih luas dan ke dalamnya memasukan teori perubahan
pendidikan. Evaluasi ini diarahkan pada proses penentuan jenis
keputusan yang akan diambil, pemilihan, pengumpulan dan analisis data
yang dibutuhkan untuk penentuan keputusan, dan penyampaian hasil
(laporan) pada penentu keputusan.
5. Evaluasi berorientasi lawan (adversary-oriented approaches), berbeda
dengan pendekatan-pendekatan lainnya yang semuanya menggunakan
landasan kriteria yang sejalan dengan program atau kegiatan yang
dievaluasi. Untuk menguji keampuhan suatu program atau kegiatan harus
dibandingkan dengan program lain atau standar lain yang berlawanan.
6. Evaluasi berorientasi partisipan-naturalistik (naturalistic-participant
evaluation), pendekatan dari evaluasi ini bersifat holistik atau
menyeluruh, menggunakan aneka instrumen dan aneka data, agar
diperoleh pemahaman yang utuh dari sudut pandang dan nilai-nilai yang
berbeda tentang pelaksanaan pendidikan menurut perspektif atau sudut
3. Uji Coba Yang Dilakukan
a. Uji coba ini dilakukan dengan uji coba terbatas yang dilakukan pada
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Tanjung Karang dimana uji coba
terbatas ini dilaksanakan dengan skala kecil meliputi kegiatan yang
dilakukan seorang guru dapat diamati, dilihat dari kekurangan ataupun
kelemahan, penyimpangan juga respon dan aktivitas dan kemajuan siswa
diamati dan dicatat.
b. Dalam uji coba terbatas hasil dari temuan tersebut kemudian peneliti
mengadakan revisi atas model untuk diuji coba kembali
c. Setelah diadakan uji coba kembali maka peneliti dapat melihat
kesempurnaan atau tidak adanya kekurangan yang berarti dan masukan
dari guru, maka diadakan uji coba dengan skala lebih luas untuk
menghasilkan model yang diharapkan. Pelaksanaan tersebut dilaksanakan
pada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung (sekolah
kategori tinggi), SMA YP. UNILA Bandar Lampung (sekolah kategori
sedang), dan SMA MUHAMMADIYAH 2 Bandar Lampung (sekolah
kategori rendah) yang ditentukan sampel dalam penelitian ini.
2. Lokasi dan Subyek Penelitian
Sarana dan prasarana dalam melakukan penelitian ini sangatlah penting
mengingat tidak semua sekolah mempunyai ketersedian sarana dan prasarana
yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini harus
memperhatikan karakteristik, homogenitas dan heterogenitas MA/SMA yang ada
berupa guru dan siswa yang akan diteliti serta diuji coba dengan
mempertimbangkan kualifikasi rendah, sedang dan tinggi dalam penerapan model
tersebut di MA/SMA di Kota Bandar Lampung mengingat guru dan siswa yang
akan diteliti pada uji lapangan lebih luas ini adalah siswa kelas XI di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung, SMA YP. UNILA Bandar Lampung,
dan SMA MUHAMMADIYAH 2 Bandar Lampung.
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Tahap I: Studi Pendahuluan
Dalam tahapan ini peneliti mengamati kegiatan guru, siswa, ketersediaan
fasilitas pendukung dan pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di MA/SMA
yang sedang diteliti. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data tentang kegiatan siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
2. Data tentang kegiatan guru dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
3. Data tentang ketersediaan sumber/media dalam pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
4. Data tentang faktor pendukung dan penghambat pemanfaatan pengembangan
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menggunakan
aplikasi moodle.
5. Data tentang perkembangan kemampuan belajar mandiri yang diperoleh
b. Tahap II: Perencanaan dan Pemanfaatan Pengembangan Draf Model
Pada tahap ini peneliti menyusun draf model pembelajaran e-learning
menggunakan aplikasi moodle, data yang diperlukan adalah :
1. Data untuk model pembelajaran e-learning
a. Data mengenai bagaimana guru mengembangkan perencanaan dan
implementasi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
saat ini.
b. Data mengenai kemampuan dan aktivitas belajar siswa.
c. Data mengenai kemampuan belajar mandiri siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
d. Data mengenai kemampuan dan kinerja guru.
e. Data mengenai pemanfaatan sarana, fasilitas, dan lingkungan yang
mendukung pembelajaran selama ini.
2. Data untuk aplikasi moodle
a. Data hasil evaluasi analisis konsep pengembangan bahan ajar
b. Data hasil evaluasi flowchart view penyajian bahan ajar dalam bentuk
aplikasi moodle
c. Data hasil evaluasi desain aplikasi moodle
d. Data hasil uji coba evaluasi terhadap aplikasi moodle yang telah
c. Tahap III: Uji Coba Draft Model
Berdasarkan pada draft model yang telah dibuat, pada tahap ini penulis
mengujicobakan draft model. Data yang dibutuhkan pada tahap ini adalah:
1. Data tentang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi moodle.
2. Data tentang pandangan guru mengenai aplikasi moodle yang disediakan
internet.
3. Data tentang penilaian siswa dan guru mengenai aplikasi moodle.
4. Data tentang faktor pendukung dan penghambat penggunaan aplikasi moodle
tersedia di internet.
5. Data tentang efektifitas penggunaan aplikasi moodle pada pengembangan
kemampuan belajar mandiri siswa.
Berdasarkan data tersebut di atas teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah: kuesioner, skala penilaian, wawancara, observasi, dan test.
Teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK). Di mana ketersediaan sumber/media dalam
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), faktor pendukung
dan faktor penghambat penggunaan dilihat dari pandangan siswa dan guru
terhadap model pembelajaran e-learning dengan aplikasi moodle untuk
mengembangkan kemampuan belajar mandiri pada mata pelajaran
2. Skala Penilaian digunakan untuk memperoleh data tentang hasil evaluasi
analisis konsep, flowchart view, desain, pemanfaatan dan pengembangan
e-learning dengan menggunakan aplikasi moodle.
3. Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK), ketersediaan sumber/media dalam pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), penilaian guru terhadap
e-learning dengan menggunakan aplikasi moodle, faktor pendukung dan
penghambat penggunaan e-learning dengan menggunakan aplikasi moodle
untuk melengkapi kuesioner.
4. Test/Penilaian digunakan untuk memperoleh data tentang hasil evaluasi
analisis prestasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah
menggunakan e-learning dengan menggunakan aplikasi moodle.
5. Observasi digunakan untuk mengungkap data dan informasi yang
berhubungan dengan proses pembelajaran.
6. Untuk pengumpulan data yang dibutuhkan diperlukan dan disusun alat
pengumpul data atau instrumen. Sebelum instrumen penelitian disusun maka
dibuat dahulu kisi-kisi penyusunan instrumen yang meliputi variabel dan sub
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, teknik analisa data yang dipergunakan
adalah:
a. Statistik Deskriptif
Digunakan untuk pengolahan data yang bersifat nominal dan ordinal
dengan menggunakan teknik persen yang disajikan dalam bentuk tabel dengan
data sebagai berikut:
1. Data tentang kegiatan siswa dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
2. Data tentang kegiatan guru dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).
3. Data tentang ketersediaan sumber/media dalam pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
4. Data tentang faktor pendukung dan penghambat pengembangan e-learning
menggunakan aplikasi moodle.
5. Data tentang hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang selama ini berlangsung.
6. Data evaluasi terhadap analisis konsep pengembangan bahan ajar
7. Data hasil evaluasi terhadap flowchart view penyajian bahan ajar dalam
e-learning menggunakan aplikasi moodle.
8. Data hasil evaluasi terhadap desain e-learning menggunakan aplikasi moodle.
9. Data hasil evaluasi terhadap e-learning menggunakan aplikasi moodle yang
10. Data tentang kegiatan pembelajaran dengan e-learning menggunakan aplikasi
moodle.
11. Data tentang pandangan guru terhadap pembelajaran e-learning
menggunakan aplikasi moodle.
12. Data tentang penilaian guru dan siswa terhadap pembelajaran e-learning
menggunakan aplikasi moodle yang dikembangkan.
13. Data tentang faktor pendukung dan penghambat penggunaan pembelajaran
e-learning menggunakan aplikasi moodle.
Berikut langkah-langkah pengolahan data dengan statistik deskriptif
adalah:
1. Pemeriksaan data
2. Klasifikasi data
3. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya
4. Menghitung frekwensi jawaban data
5. Penghitungan data dengan menggunakan teknik statistik yang dipilih
6. Memvisualisasikan data melalui grafik, tabel dan lainnya
7. Menganalisis dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian
b. Statistik Inferensial
Digunakan untuk memperoleh data hasil tes dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Package for Social Science) Statistics 17.0 dengan
membandingkan hasil pada kondisi sebelum dengan sesudah penerapan model
5. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
a. Studi Pendahuluan, Mencangkup Kegiatan:
1. Studi literatur (kajian teoritis), yaitu meliputi bidang ilmu, metode penelitian
dan hasil penelitian.
2. Studi lapangan, yaitu mencakup kondisi bagaimana model pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) selama ini, model yang akan
dikembangkan, dan faktor pendukung/penghambat.
b. Perencanaan dan Penyusunan Model
Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis konsep, untuk mempersiapkan bahan ajar digital, bahan aja
multimedia menggunakan aplikasi moodle, bahan ajar Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) yang disesuaikan dengan kurikulum yang dapat
mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
2. Pembuatan flowchart, membuat diagram alur penyajian bahan ajar digital,
bahan aja multimedia menggunakan aplikasi moodle, bahan ajar Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) yang disesuaikan dengan kurikulum yang
dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri.
3. Pembuatan storyboard, mengembangkan desain bahan ajar dengan
menggunakan aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar
mandiri sesuai dengan bahan ajar dan flowchart.
4. Pengembangan draft awal model, pengembangan menggunakan aplikasi
c. Uji Lapangan
Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji lapangan skala terbatas, dilaksanakan uji coba model pembelajaran
e-learning dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan belajar
mandiri pada skala lebih kecil yaitu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
Tanjung Karang.
2. Perbaikan draft model yaitu meliputi perbaikan draft model berdasarkan hasil
uji coba terbatas.
3. Uji lapangan skala lebih luas dengan melakukan uji coba model pembelajaran
e-learning dengan aplikasi moodle untuk mengembangkan kemampuan
belajar mandiri pada skala lebih kecil dilakukan di beberapa MA/SMA yang
telah ditentukan.
B. Penelitian Uji Pendahuluan
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan
(research and development) dengan menggunakan beberapa tiga tahapan yaitu
studi pendahuluan, perencanaan dan penyusunan model, dan uji coba model di
lapangan. Pada bab 3 berikut ini dijelaskan hasil dari penelitian uji pendahuluan
yang sudah dilakukan peneliti sebagai berikut:
1. Hasil Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 4
sekolah sejumlah 146 siswa yang terdiri dari sekolah Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 1 Bandar Lampung sebanyak 46 siswa, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2
SMU Muhammadiyah 2 Bandar Lampung sebanyak 30 siswa, berikut guru mata
pelajaran pada bidang studi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebanyak
11 orang guru.
Dari empat sekolah tersebut dibagi menjadi tiga kategori yaitu a) kategori
sekolah tinggi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung, b) kategori
sekolah sedang SMU YP. UNILA Bandar Lampung, dan c) kategori sekolah
rendah SMU Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.
Sebelum pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan verifikasi terhadap
kuesioner yang telah dibagikan untuk memperoleh data penelitian yang akurat.
Setelah dilakukan verifikasi dari 146 siswa kuesioner maka dilanjutkan
pengolahan data dan kesiapan untuk dijadikan subyek penelitian. Sedangkan
kuesioner yang dibagikan ke 11 guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
diikutsertakan dalam pengolahan data penelitian, berikut penjabaran hasil
penelitian yang sudah dilakukan:
a. Pandangan siswa terhadap pembelajaran
Tabel 3.1
Tabel Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran TIK
NO ASPEK PERTANYAAN f %
1 Minat siswa
terhadap mata
pelajaran TIK
1. Apakah anda menyukai mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
a. Tidak menyukai
b. Kurang menyukai
c. Cukup menyukai
d. Menyukai
e. Sangat menyukai
Grafik 3.1
Grafik Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran TIK
NO ASPEK PERTANYAAN f %
2 Minat siswa
terhadap mata
pelajaran TIK
2. Alasan anda menyukai mata
pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK)
a. Pelajarannya menarik
b. Pembelajarannya
menyenangkan
c. Cara gurunya mengajar tidak
membosankan
d. Kegiatan belajar ada
prakteknya di laboratorium
Grafik 3.2
Grafik Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran TIK
NO ASPEK PERTANYAAN f %
3 Minat siswa
terhadap mata
pelajaran TIK
3. Alasan anda tidak menyukai
mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
a. Gurunya tidak menyenangkan
b. Jarang praktek di
laboratorium komputer
c. Materi yang diberikan
membosankan
d. Ketika praktek menjenuhkan
e. Komputer sering error
0
Tabel dan grafik di atas menunjukkan minat siswa terhadap mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebanyak 82 siswa (56%)
mengatakan menyukai terhadap pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), 31 siswa (21%) sangat menyukai, 31 siswa mengatakan cukup menyukai, 2
menyukai mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengatakan
55 siswa (38%) karena kegiatan belajar ada prakteknya di laboratorium komputer,
36 siswa (25%) mengatakan informasi mudah didapat melalui internet, 25 siswa
(17%) mengatakan cara gurunya mengajar tidak membosankan, 16 siswa (11%)
mengatakan pembelajarannya menyenangkan, dan 14 siswa (10%) mengatakan
karena pelajarannya menarik.
b. Pandangan siswa cara mempelajari pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
Tabel 3.2
Tabel Cara/Metode Siswa Mempelajari Pelajaran TIK
NO ASPEK PERTANYAAN f %
1 Cara/Metode
Pembelajaran
4. Bagaimana cara anda
mempelajari mata pelajaran
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
a. Dipahami
b. Menghafal
langkah-langkahnya
c. Menggunakan komputer
d. Membuat catatan
Grafik 3.3
Grafik Cara/Metode Pembelajaran
Tabel dan grafik di atas menggambarkan pandangan siswa terhadap cara
mempelajari pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah 75
siswa (51%) mempraktekan materi yang sudah disampaikan, 36 siswa(25%)
mengatakan dengan cara menggunakan komputer, 20 siswa (14%) dengan cara
dipahami, 8 orang siswa (5%) menggunakan komputer, dan 7 orang siswa (5%)
mengatakan dengan cara menghafal langkah-langkahnya.
c. Pandangan siswa tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Tabel 3.3
Tabel Metode Pembelajaran Yang Dilakukan Guru
Grafik 3.4
gurumu gunakan untuk
pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi
(TIK)
a. Model E-learning
b. Berbasis internet
c. Berbasis offline
menggunakan device
d. Belajar mandiri
e. Model konvensional
Tabel dan grafik di atas menggambarkan pandangan siswa tentang proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah 101 orang siswa (69%)
mengatakan praktek, 21 orang siswa (14%) mengatakan guru melakukan
demonstrasi, 8 orang siswa (5%) mengatakan guru ceramah, 8 orang siswa (5%)
mengatakan guru diskusi, dan 8 orang siswa (5%) guru melakukan ceramah.
Dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) guru
menggunakan berbagai cara dalam pembelajaran yaitu 60 siswa (41%) menjawab
guru menggunakan cara berbasis internet, 32 siswa (22%) menggunakan cara
model e-learning, 22 siswa (15%) dengan cara berbasis offline menggunakan
device, 19 siswa (13%) belajar mandiri, dan 13 siswa (9%) menggunakan cara
model konvensional.
d. Pandangan siswa tentang penggunaan media pembelajaran
Tabel 3.4
Pandangan Siswa Tentang Penggunaan Media Pembelajaran
NO ASPEK PERTANYAAN F %
1 Penggunaan
Media
7. Apakah penggunaan media
pembelajaran dilakukan oleh
gurumu dalam pembelajaran
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
a. Tidak pernah
b. Jarang menggunakan media
c. Kadang-kadang
d. Menggunakan media
e. Selalu menggunakan media
Grafik 3.6
pembelajaran, guru anda
menggunakan media
pembelajaran dengan
memanfaatkan internet seperti
website, aplikasi moodle dan
Grafik 3.7
Grafik Penggunaan Media
NO ASPEK PERTANYAAN f %
3 Penggunaan
Media
8. Jenis Media apakah yang
digunakan guru dalam
pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi
(TIK)
a. Komputer
b. Menggunakan fasilitas
internet
c. Televisi
d. OHP
e. Modul
91
37
1
8
9
62
25
1
5
6
Grafik 3.8
Grafik Penggunaan Media
NO ASPEK PERTANYAAN f %
4 Penggunaan
Media
8.a. Apakah guru pernah
berkomunikasi dengan anda
melalui fasilitas internet (chat,
YM, FB, e-mail)
a. Tidak
b. Ya
c. Jarang sekali
d. Sering
e. Cukup sering
62
51
17
4
12
42
35
12
3
8
Jumlah 146 100
Grafik 3.9
Tabel dan grafik di atas menggambarkan pandangan siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), 64 siswa (44%) mengatakan
menggunakan media, 58 siswa (40%) mengatakan guru selalu menggunakan
media, 20 siswa (14%) mengatakan guru kadang-kadang menggunakan media, 3
siswa (2%) mengatakan guru jarang menggunakan media, dan 1 siswa (1%)
mengatakan guru tidak pernah menggunakan media dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran dengan
memanfaatkan internet, website, aplikasi moodle dan lain sebagainya menurut
siswa menyatakan 102 siswa (70%) menjawab sangat membantu dalam proses
pembelajaran, 24 siswa (16%) mengatakan sangat suka, 13 siswa (9%)
mengatakan membingungkan, 4 siswa (3%) mengatakan tidak paham, dan 3 siswa
(2%) mengatakan tidak suka.
Jenis media yang digunakan guru dalam pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) yaitu 91 siswa (62%) menjawab komputer, 37
siswa (25%) menjawab menggunakan fasilitas internet, 9 siswa (6%) menjawab
menggunakan modul, 8 siswa (5%) menjawab menggunakan OHP, dan 1 siswa
(1%) menjawab guru menggunakan televisi.
Dalam hal berkomunikasi antara guru dan siswa apakah menggunakan
fasilitas internet, 62 siswa (42%) menjawab tidak, 51 siswa (35%) menjawab ya,
17 siswa (12%) menjawab cukup sering, dan 4 siswa (3%) menjawab sering
NO ASPEK PERTANYAAN f %
5 Penggunaan
Media
9. Berapakah komputer yang tersedia
di Laboratorium sekolah anda
a. 1 – 5
kesulitan dengan menggunakan
media komputer dalam
pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi
(TIK)
a. Ya
b. Cukup sulit
c. Lambat mengetik
Grafik 3.11
Grafik Penggunaan Media
Tabel dan grafik di atas menggambarkan laboratorium sekolah
dilengkapi dengan komputer dimana 79 siswa (54%) mengatakan sekolahnya
memiliki lebih dari 20 komputer, 39 siswa (275) mengatakan 16-20 komputer, 14
siswa (10%) mengatakan 11-15 komputer, 14 siswa (10%) mengatakan 6-10
komputer, dan 0% siswa mengatakan 1-5 komputer yang tersedia.
Kegiatan pembelajaran apakah siswa mengalami kesulitan dengan
menggunakan media komputer, 87 siswa (60%) menjawab tidak, 26 siswa (18%)
menjawab lambat mengetik, 23 siswa (16%) menjawab kurang paham, 5 siswa
e. Faktor pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
Tabel 3.5
Tabel Faktor Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran
NO ASPEK PERTANYAAN F %
11. Apakah anda mengetahui aplikasi
moodle dalam pembelajaran
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
a. Tidak
b. Kurang mengetahui
c. Cukup mengetahui
d. Mengetahui tapi tidak paham
e. Mengetahui
NO ASPEK PERTANYAAN F %
materi dengan menggunakan aplikasi
moodle
Grafik Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran
NO ASPEK PERTANYAAN f %
13. Bagaimana pemahaman anda
terhadap materi pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
yang sudah disampaikan oleh guru
Grafik 3.14
Grafik Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran
NO ASPEK PERTANYAAN f %
14. Alasan siswa memahami pelajaran
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
a. Guru menguasai materi dan
menyenangkan
b. Materi mudah dipahami karena
guru menggunakan media