• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANGERANG : Analisis efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANGERANG : Analisis efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMBINAAN NARAPIDANA

DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

TANGERANG

(Analisis efektivitas dan efisiensi penyelenggaraati pendidikan)

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat meniperoleh gelar magister pendidikan

program studi administrasi pendidikan

Oleh

SAR JONI HERRI

" 959646

PROGRAM PASCASARJANA «

INSTITIIT KEGURUAN DAN ILMII PENDIDIKAN

BANDUNG
(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing I

PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI, SH. MPA. i

PembimbingII

(3)

UNTUK DIRENUNGKAN

Bismillahirrohman nirrohim

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang"

Islam telah menyebutkan dalam berbagai ketentuan yang bersangkutan

dengan

kehormatan kedudukan manusia dalam masyarakat yaitu :

Rosululloh SAW. Bersabda :

"Tidak sempurnalah keimanan seseorang, sehingga ia mencintai saudaranya

sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri "

(Diriwayatkan oleh Enam Ash-habul Kutub dan juga oleh Imam Ahmad)

"Hai sekalian orang yang beriman, janganlah ada segolongan yang menghinakan

golongan lain, sebab barangkali yang dihinakan itu adalah lebih bark dari yang

menghinakan, juga golongan wanita dengan wanita yang lain, sebab barangkali

yang dihinakan lebih baik dari yang menghinakan. Janganlah kamu mencela

(diantara) dirimu sendiri, jangan berpanggilan dengan gelaran buruk, alangkah

buruknya nama kafasikan sesudah beriman. Barang siapa yang tidak bertaubat, maka

mereka itulah orang yang menganiaya.

Hai sekalian. orang yang beriman, jauhilah sebagian besar persangkaan,

sesungguhnya sebagian persangkaan itu dosa, juga janganlah kamu mengintai-intai

kesalahan orang lain, jangan mengupat sebagian kamu padaa sebagian yang lain.

Adakah seseoang dari kamu suka makan bangkai saudaranya? Tentu kamu semua

tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu Maha

menerima taubat serta penyayang.

Hai sekalian manusia sesungguhnya kami (Allah) menciptakan kamu semua itu dari

jenis le/aki dan perempuan, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang termulia

diantara kamu semua itu ialah yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Alllah itu

Maha Mengetahui lagi Waspada ".

I

(4)

ABSTRAKSI

Dalam UUD 1945 dinyatakan dengan tegas bahwa salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan tujuan itu direalisasikan melalui pendidikan. Secara operasional pendidikan dapat dilakukan di lingkungan sekolah/lembaga, masyarakat dan rumah tangga.

Pendidikan di lembaga pemerintahan merupakan media penyampaian kurikulum politis, sosial, ekonomi, budaya dan Iain-lain, yang dikelola oleh departemen masing-masing. Akan tetapi yang paling banyak memegang peranan penting adalah Depdikbud. Di Lembaga Pemasyarakatan misalnya, fungsi Depdikbud sebagai pemasok beberapa pokok pengajaran untuk mencapai tujuan nasional tersebut.

Dalam sistem pembinaan Narapidana yang dikelola Departemen Kehakiman cq. Lembaga Pemasyarakatan, pendidikan adalah bagian integral yang berfungsi untuk membentuk kepribadian Narapidana, guna mengembalikan kodratnya sebagai manusia yang sehat. Dari gejala yang ditemui terdapat proses penyelenggaraan pendidikan yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan teknis. Dalam kaitan inilah peneliti ingin mengungkapkan peristiwa tersebut dengan melakukan penelitian yang diberi judul : Manajemen pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang (Studi kasus analisis efektivitas dan efisiensi pendidikan Narapidana).

Data dan informasi yang dihimpun melalui wawancara yang bersifat snowball, observasi dan studi dokumenter bersumber dari pihak pengelola pendidikan Narapidana Tangerang, tenaga pengajar dan Narapidana. Hasil penelitian dideskripsikan dengan kalimat dan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil studi lapangan ditemukan penyelenggaraan pendidikan dikatakan belum efektif dan efisien, sebab terdapat beberapa uspek yang mengalami titik kelemahan tertentu, dan perlu dibenahi, antara lain perekrutan tenaga pengajar dari luar yang belum mem-pertimbangkan untung rugi, terutama bagi kepentingan pendidikan Narapidana, dan sistem pengawasan yangkaku.

Oleh karena itu direkomendasikan agar pada masa mendatang, Kepala Lembaga Pemasayarakatan, cq. Kabag Pembinaan (seksi pendidikan) memperhatikan proses perekrutan tenaga pengajar Narapidana dengan pertimbangan keuntungan pendidikan setempat. Kemudian perlu diubah sistem pengawasan yang mengacu pada proses peningkatan kinerja setiap pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan pendidikan Narapidana tersebut. Demikian juga kepada Narapidana, jika telah kembali menjalankan roda kehidupan di tengah-tengah masyarakat, kembangkanlah bekal pendidikan yang diperoleh, baik bersifat teoritis maupun praktis sehingga tidak merasa asing di lingkungan sendiri.

Mengingat penelitian ini merupakan studi kasus, maka kepada peneliti yang lain dan berminat diberikan kesempatan untuk menelaah dan mencarikan solusi yang tepat dalam rangka menyelenggarakan pendidikan Narapidana yang

efektif dan efisien.

(5)

BAB I

PENDAHULUAN ,

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan disegala

bidang dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan

kesejahteraan rakyat secara adil dan makmur.

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN 1993-1998) telah

ditegaskan bahwa tujuan pembangunan nasional adalah:

Untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

material dan sprituil, berdasarkan Pancasila, di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang mardeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat, dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang mardeka, bersahabat, tertib dan aman.

Pembangunan nasional pada hakekatnya membangun manusia Indonesia

se-utuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berarti peningkatan kualitas manusia Indonesia baik

fisik maupun nonfisik, diharapkan mampu menjadi subjek dalam rangka

pembangunan sektor lainnya.

Dalam pernyataan tentang pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, terkandung makna esensi yang berarti seluruh warga negara Indonesia berhak dan berkewajiban berpartisipasi dan menikmati pembangunan pada Pemerintahan Orde baru. Wujud nyata pembangunan ini, diimplementasikan melalui tahapan, lazimnya disebut PELITA, sebagai pembangunan jangka pendek (5 tahun), serta

jangka menengah (10 tahun) dan jangka panjang (25 th ke atas). Hasil

pembangunan ini telah dirasakan oleh seluruh rakyat di Indonesia sampai ke

(6)

Secara fisik, pembangunan yang telah dilaksanakan dapat kita rasakan dan

kita nikmati, di manapun kita berada. Akan tetapi pembangunan dalam bentuk

non fisik yaitu pembangunan mental masih sulit untuk mengukur tingkat

keberhasilannya, sebab kian hari terjadi pergeseran nilai yang mengarah kearah

materialistis dan individualistis yang ditandai dengan mengendornya semangat

tolong

menolong,

menipisnya

kesadaran

hukum.

Contoh

yang

dapat

diketengahkan di mana seseorang yang kena rampok ataupun kecurian, maka

cendrung untuk tidak melaporkan kejadian tersebut kepada yang berwajib.

Berdasarkan informasi media cetak dan media visual, tingkat kejahatan

semakin meningkat. Peningkatan kejahatan ini berkaitan erat dengan ekonomi,

sehingga manusia hams dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan di satu sisi dan uapaya malu di sisi lain. Dalam kaitan tersebut diperlukan kontrol diri baik dari

dalam maupun dari luar. Sigmun Freud menyebutkan hai itu, karena kendali super

ego yang melemah, antara lain melemahnya kontrol dari luaryaitu masyarakat.

Kontrol dari dalam dan luar manusia itu mempunyai peranan yang sangat menentukan untuk mencegah seseorang melakukan kejahatan. Dengan kontrol

tersebut juga akan mampu menumbuh-kembangkan kendali manusia untuk

menangkal kegiatan-kegiatan yang tidak terpuji, seperti pembunuhan, kolusi merugikan masyarakat, atau korupsi dan manifulasi. Upaya strategis dapat

dicegah melalui wadah pendidikan.

(7)

pendidikan kesadaran bernegara, serta penyuluhan kerohanian dan pendidikan lainnya yang bersifat keterampilan teknis. ;

Sebagaimana seksi lainnya, Seksi Bimbingan pemesyarakatan membuat

rencana pendidikan untuk dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun ke depan sesuai dengan tujuan umum Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Rencana kerja itu disusun untuk mendapat persetujuan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan, akan tetapi pendidikan baik dilihat dari methode, materi maupun biaya yang dianggarkan untuk pelaksanaan kegiatan tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Rencana inilah yang dijadikan pedoman utama melaksanakan tugas

rutin pembinaan Narapidana.

Berdasarkan hasil prasurvey awal September 1997, pada prinsipnya pen didikanbagi Narapidana bertujuanuntuk membentengi iman dengan menanamkan nilai-nilai Moral Pancasila dan Agama, sehingga mereka mampu kembali

ketengah-tengah masyarakat dalam fitranya sebagai manusia yang baik. Akan tetapi pelaksanaan pendidikan sebagai bagian dari pembinaan Narapidana belum berjalan secara maksimal, hai ini masih ditandai dengan gejala-gejala antara lain:

1. Adanya mismacth antara disiplin ilmu yang dimiliki petugas dengan bidang tugas yang diemban, sehingga terdengar keluhan dari beberapa petugas bahwa proses pendidikan yang dilakukan mengalami kesulitan. Kesulitan itu terjadi bila Narapidana yang akan dibina memiliki tingkat pendidikan yang lebih

tinggi dari petugas, seperti pidana korupsi.

2. Masih ada petugas Lembaga pemasyarakatan yang menyajikan materi

Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama belum sesuai dengan rencana

(8)

3. Masih terdapat adanya petugas menyajikan materi pendidikan secara individu,

padahal menurut semestinya dilakukan oleh Tim. Budaya kerja ini akan

ber-pengaruh terhadap proses pencapaian tujuan.

4. Lemahnya kontrol terhadap efektivitas pelaksanaan pendidikan, sehingga

tujuan pendidikan yang disusun dalam rencana kerja akan mengalami

hambatan tertentu.

Gejala-gejala di atas hams diberikan solusi dengan segera, sebab ada sub

sistem yang belum berfungsi dengan maksimal. Apabila hai itu diabaikan akan

berpengaruh pada pembinaan narapidana yang utuh sebagai proses sistemik.

Peristiwa demikian meraik untuk diungkapkan. Oleh karena itu diangkat menjadi

bahan penulisan tesis, di samping merupakan pengembangan ilmu kependidikan,

dan juga relevan dengan materi administrasi pendidikan. Artinya pendidikan

narapidana memerlukan proses perencanaan yang sesuai dengan tujuan

pembinaan narapidana, pengorganisasian atas kerjasama dengan pihak tertentu,

pelaksanaan yang seuai prosedur dan penggunaan semestinya, serta pengawasan

terhadap proses dan hasil sebagai fungsi manajerial dari administrasi pendidikan.

Dengan demikian pendidikan yang diberikan kepada narapidana merupakan

bagian tersendiri dari bidang garapan administrasi pendidikan.

B. Masalah Penelitian

Pendidikan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan memiliki

ruang lingkup yang amat kompleks dan permasalaUan yang cukup mmit, mulai

dari penentuan materi dan penyajian, metode dan alat bantu yang digunakan,

(9)

tersebut. Masing-masing subsistem memiliki masalah

sesuai dengan tingkat

kepentingannya, akan tetapi semua masalah itu dapat diselesaikan tpenurut

sub-sub tertentu yang pada gilirannya akan menjawab permasalahan pendidikan di

Lembaga Pemasyarakatan secara utuh.

Demikian luas dan kompleksnya masalah pendidikan yang dilakukan

sebagai bagian pembinaan narapidana, maka perlu dimmuskan masalah penelitian

yang berbunyi:

Apakah pendidikan sebagai bagian pembinaan narapidana di

Lembaga Pemasyarakatan Tangerang telah dikelola secara efektif

dan efisien?

Permasalahan di atas akan dijabarkan melalui pertanyaan yang menyentuh

tentang manajemenpendidikan Narapidana sebagai berikut:

1. Apakah hubungan pihak-pihak yang menangani pendidikan narapidana di

Lembaga Pemasyarakatan Tangerang dengan Instansi terkait dalam

penyelenggaraan pendidikan Narapidana telahterorganisasikan dengan baik?

2. Apakah pendidikan yang direncanakan tersebut sesuai dengan penilaian

kebutuhan Narapidana?

3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan yang dilakukan terhadap Narapidana di

Lembaga Pemasyarakatan Tengerang?

4. Bagaimana penilaian dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan

(10)

C. Alur Berpikir dan Fokus Penelitian

Pendidikan narapidana merupakan bagian dari pembinaan. Untuk

memberilan pendidikan yang terbaik bagi kepentingan narapidana diperlukan manajemen, dalam penelitian ini menggunakan manajemen sistem. Subsistem dari

sistem manajemen pendidikan narapidana terdiri dari, pengorganisasian,

perencam an, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan.

Dalam pengorganisasian membicarakan hubungan intern (bagian yang menangani pendidikan narapidana) dan hubungan ekstern membicarakan masalah koordinasi antara instansi terkait dalam pendidikan narapidana dengan lembaga pemasyarakatan (bagian yang menangani pendidikan narapidana). Perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan dilakukan bersama dalam pelaksanaan

pendidikan narapidana untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Setiap sub dalam sistem pendidikan narapidana, memiliki permasalahan, dan penanggulangan tertentu. Dalam kaitan ini yang amat penting adalah

menempatkan petugas narapidana sebagai instmktur yang mengusai bidang

tugasnya. Oleh karena itu perlu menerapkan prinsip "The right man on the right

place". Hal ini menunjang pelaksanaan pendidikan selain sarana dan prasarana

serta sumber belajar, dana, hubungan intern dan ekstern organisasi dalam upaya

pelaksanaan pendidikan narapidana secara optimal untuk mencapai tujuan

pendidikan yang diharapkan.

Pada bagian ini akan diketengahkan alur pikir dan fokus penelitian yang

berfungsi sebagai pengarah peneliti untuk melakukan kegiatan lapangan

sehubungan dengan keperluan data dan informasi. Secara visual dapat dilihat

(11)

MANAJEMEN PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

TANGERANG

Sumber Daya

Fungsi

Perencanaan

Pefak:sanaan

Pengawasan

(Lembaga Pemasyarakatan Tangerang) Pengorganisasian (pihak-pihak yang

menangani pendidikan narapidana) 1. Hubungan Intern

[image:11.595.86.542.67.566.2]

2. Hubungan Extern

Gambar 1

Umpan Balik

1. Moral yang baik 2. Pengetahuan dan

keterampilan 3. Menjadi warga

negara yang baik

Keterangan:

M

: Manusia, murid (narapidana), tenaga kependidikan, atasan

S

: Sumber belajar (Needs, Asessment Narapidana,' Perangkat Kurikulum)

I

F

: Fasilitas (sarana dan prasarana, dana)

(12)

Pada gambar di atas dapat dijelaskan, bahwa narapidana dalam penelitian ini sebagai masukan, yang kemudian diberikan pendidikan berdasar pada UUD 1945, pasal 31, dinyatakan setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran, dan di dalam UU No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dinyatakan bahwa salah satu fungsi lembaga pemasyarakan adalah mendidik manusia yang dinyatakan te ah melanggar hukum.

Sesungguhnya pendidikan narapidana mempakan bagian dari pembinaan, oleh karena itu perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan (manajemen) pendidikan narapidana yang baik akan menempuh beberapa fungsi administrasi pendidikan secara manajerial. Dalam penelitian ini diangkat tentang pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Pelaksanaan fungsi manajerial itu akan dilihat melalui metode observasi, wawancara dan penilaian dokumen. Bila semua fungsi dilaksanakan dengan mem-perhatikan prinsip efektivitas dan efisiensi, maka pendidikan yang diberikan Narapidana akan menghasilkan kualitas moral, iman serta sikap manusiawi yang sesuai dengan tujuan. Disamping menghasilkan kualitas, tentunya diikuti dengan pemakaian sarana dan prasarana yang optimal, serta penggunaan biaya yang

sesuai dengan ketentuan anggaran.

Dalam kaitan mengejar tuntutan keluaran yang berkualitas, serta dalam

jumlah yang sesuai dengan rencana, maka secara nyata hasil penelitian ini dapat

memberikan gambaran sistem pendidikan di Lembaga tersebut serta memberikan masukan dalam implementasi pelaksanaan pendidikan narapidana di masa yang

akan datang. Hal ini dapat dijadikan umpan balik untuk berbuat terbaik bagi

(13)

10

-apas kelas 1yang akan menghadapi tantangan tingkat pidana dan perdata yang

:;emakinbervariasi.

1). Tujuan Penelitian dan Keluaran yang diharapkan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran aktual

tentang pendidikan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang

dalam rangka mengembalikan manusia yang melanggar hukum ke tengah-tengah

masyarakat. Gambaran umum itu lebih ditekankan pada manajemen pendidikan

Narapidana yang dilihat dari dimensi efektifvitas dan efisiensi.

Tujuan khusus penelitian ini menjawab pertanyaan tentang (1) hubungan

pihak-pihak yang menangani pendidikan narapidana di lembaga pemasyarakatan

Tangerang dengan instansi terkait dalam penyelenggaraan pendidikan sudah

terorganisasikan dengan baik, (2) perencanaan penilaian kebutuhan narapidana,

(3) pelaksanaan pendidikan yang dilakukan terhadap narapidana, (4) penilaian dan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan narapidana.

Sedangkan keluaran yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan

informasi bam dan sebagai bahan umpan balik bagi pihak pelaksana pendidikan

narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, khususnya Lembaga Pemayarakatan

Tangerang. Artinya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam

rangka pembinaan yang akan datang.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat disumbangkan penelitian ini bagi Ilmu sosial adalah

(14)

11

yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pendidikan,

khususnya di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan.

Sedangkan manfaat bagi Administrasi Pendidikan, dinyatakan dengan tegas bahwa Administrasi Pendidikan sebenarnya bukan hanya mengeluti pendidikan menumt satuan pendidikan Depdikbud yang dijabarkan dengan panduan UU No. 2/1989, baik PP No. 27, 28, 29,30/1990. Akan tetapi termasuk

pendidikan yang diselenggarakan oleh Departemen Kehakiman. Dengan demikian, hasil penelitian ini akan memperkaya khasana keilmuan dalam bidang

(15)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Disadari sepenuhnya bahwa pelaksanaan pendidikan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan yang ditujukan bagi kepentingan narapidana dipengaruhi oleh berbagai faktor, temtama faktor manajemen yang dilakukan dengan terstruktur dan terarah. Oleh sebab itu faktor manajemen menjadi sorotan utama untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan di sana.

Mengingat penelitian ini mempakan studi deskriptif analitik, maka data dan informasi yang terkumpul melalui kegiatan tertentu akan dipaparkan dengan metode deskriptifdan menggunakanpendekatan kualitatif. Data dan informasi itu

selanjutnya akan dianalisis dengan membandingkan berbagai teori manajemen pendidikan yang dikemukakan beberapa ahli pendidikan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini, ialah para petugas, baik pejabat stmktural maupun fungsional yang berfungsi sebagai tenaga pengajar dalam

penyelenggaraan pendidikan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas I Pria

Tangerang Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Mengingat jumlah populasi itu sangat besar, penulis hanya membatasi pengambilan populasi menjadi sampel dengan mengutamakan kelengkapan data

dan informasi sesuai dengan kepentingan penelitian ini.

(16)

44

Sampel penelitian sementara ditetapkan sebagaimana tertuang dalam

visualisasi berikut ini.

Tabel 1.

SAMPEL PENELITIAN

No Jabatan Tingkat Security Banyaknya

1

1

2

3

Ka/Staf Bid. Bina Tenaga Pengajar Tenaga Pengajar Tenaga Pengajar Semua tingkatan Maximum Security Medium Security Minimum Security 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang

JUMLAH 8 orang

Catatan, bahwa sampel yang diambil masing-masing 2 (dua) orang setiap jabatan dan tingkatan security bersifat sementara. Hal disebabkan bahwa

r

penelitian ini mempakan studi kualitatif, maka yang paling utama di sini adalah memenuhi tuntutan semua data dan informasi yang dibutuhkan, bukan berapa besar jumlah sampel.

C. Alat Pengumpul data Penelitian

Pengumpulan data dilakukan setelah semua persiapan, mulai dari

pemmusan masalah, tujuan penelitian, hingga pembuatan kisi-kisi instmmen telah

dianggap selesai dan mencakup kepentingan materi penelitian.

Data dan informasi yang akan dikumpulkan melalui alat bantu, antara lain

tape recorder, kamera dan buku catatan. Upaya menghimpun data telah dijelaskan dalam bagian terdahulu yakni peneliti sebagai subjek yang terlun lansung ke lokasi penelitian untuk melakukan wawancara, observasi dan mengumpulkan

[image:16.595.60.491.69.542.2]
(17)

45

Wawancara bersifat snowball sampling, artinya bila sampel pertama belum

memberikan data yang ler gkap akan dihimpun kepada sampel selanjutnya dengan

karakteristik yang sama.

Observasi akan dilakukan untuk melihat pelaksanaan pendidikan

Narapidana, temtama ditujuan dalam kesesuaian antara program dengan

implementasi, sistematika penyajian pengajaran, pemberdayaan sarana dan

prasarana, pemakaian dala yang telah diarggarkan, pemberian stimulus, serta

respons paraNarapidana terhadap proses pendidikan tersebut.

Mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan materi

penelitian. Dokumen yang berisikan tentang kualitas dan kuantitas petugas, materi

pelajaran, proses pengajaran, alat bantu pelajaran, dana akan dinilai sesuai dengan

ketentuan yang beriaku seperti petunjuk pelaksanaan serta petunjuk teknis

pendidikan di Lembaga Pemasyarakatan atau membandingkan dengan teori yang

relevan.

D. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data dalam studi ini, dilakukan dalam tiga

tahapan, yakni (1) tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi, dan (3) tahap pengecekan.

Tahapan tersebut akan dijabarkan melalui kegiatan berikut.

1. Tahap Orientasi

Di sini peneliti akan menjajaki lapangan untuk memudahkan penentuan

masalah, dengan kegiatan antara lain menyusun rancangan penelitian, memilih

daerah penelitian, mengurus perizinan pengumpulan data sejak di PPS IKIP

Bandung, BAK, hingga Lembaga Pemasyarakatan Tengerang, serta menyiapkan

(18)

46

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini, mempakan tahap inti di mana proses pengumpulan data

dilakuka.i dengan melakukan wawancara, mengobservasi, serta mengumpulkan

dokumeri yang berhubungan dengan materi penelitian. Kegiatan yang amat

penting di sini adalah memahami ketuntasan persiapan, temtama tata krama

menghadapi sampel penelitian, dan kemungkinan adanya faktor penghambat yang

tidak diduga sebelumnya.

Faktor penghambat tersebut menjadi cacatan khusus, karena Lembaga

Pemasyarakatan yang dikenal memiliki budaya keras menumt penilaian

masyarakat awam, maka dijadikan perhatian istimewa.

3. Tahap Pengecekan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengecekan ini, pada dasarnya

berfungsi untuk melihat ulang data dan informasi kepada pihak lain. Artinya

memantapkan kepercayaan terhadap data yang telah dikumpulkan. Dengan

demikian data dan informasi itu telah terbukti valid atau reabilitas.

Untuk mencapai tingkatan tersebut akan dilakukan kegiatan chek and rechek kepada pihak-pihak terkait. kegiatan terpenting lain yang hams dilakukan

dalam tahap ini membuat rekapitulasi data dan informasi lapangan menjadi tabel

dan dideskripsikan sesuai kepentingan.

E. Langkah-langkah Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan kegiatan pembahasan hasil studi lapangan menggunakan

pendekatan kualitatif yang sesuai dengan metode sebagaimana disebutkan pada

(19)

47

Langkah-langkah pengolahan tersebut meliputi:

1) Pemeriksaan data setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diajukan

baik melalui wawancara, observasi maupun dokumen.

2) Mengklasifikasikan data dengan mengelompakkan jawaban responden sesuai

dengan kelompok materi penelitian.

3) Membuat tabulasi data dan informasi tersebut, sehingga mudah untuk

di-deskripsikan.

4) Melakukan analisis atau diskusi tentang hasil studi lapangan dengan

mempedomani ketentuan yang beriaku dan perbandingan teoretis.

5) Memmuskan hasil penelitian, baik temuan unggulan maupun temuan

kelemahan manajemen pendidikan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Tangerang.

6) Dari temuan itu akan diberikan rekomendasi, guna kepentingan bahan

(20)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Achmad Sanusi, (1989), Kapita Selek/.a Pembahasan Masalah-masalah Sosial,

Bandung : FPS IKIP Bandung.

Abin Syamsuddin Makmun, (1986), Efektivitas Proses Belajar Mengajar dengan

Menggunakan Tiga Model Strategi Pendekatan Manajemen Sistem

Instruksional dan Mengindahkan Tiga Kategori Kemampuan Balajar

Siswa, Disertasi, Bandung : PPS IKIP Bandung.

Anastasia Ciptono dan Fandy, (1994), Total Quality Management, Yogyakarta :

Andi Offset.

Castetter William B. (1996). The Human Resource Function in Educational

Administration. New Jersey : A. Simon & Schuster Company.

Dahlan Djawad cs,. (1990). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buki,

Makalah, Skripsi, Thesis, Disertasi). Bandung : IKIP Bandung.

Engkoswara, (1977), Suatu Studi tentang Sistem Guru Bidang dan Kemungkinan

Penerapannya di Sekolah Dasar. Disertasi, Bandung : PPS IKIP

Bandung.

, (1987), Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Dirjen Dikti

Depdikbud RI.

, (1997), Iman Ilmu Indah, Bandung : Yayasan Amal Keluarga.

Gibson dan Ivancevich, (1996), Organisasi, Prilaku, Struktur, Proses. Jilid 1,

•Alih Bahasa Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

, (1994), Organisasi, Prilaku, Struktur, Proses. Jilid 2,

Alih Bahasa Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Hadari Nawawi, (1984). Administrasi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung.

Hani Handoko T, (1992), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Edisi 2, Yogyakarta : BPFE.

Has Sanusi. AC, (1976), Pengantar Penologi, Medan : Monora.

Hasan Utoyo, (1980), Penerapan Kepramukaan dalam, Sistem Pembinaan

I Persekolahan dan Kehidupan Masyarakat terhadap Anak Didik

Permasyarakatan, Jakarta : Ditjenpenmasy, Departemen Kehakiman RI.

Hutajulu, JMH, (1975), Bahan Penataran Pembinaan Narapidana, Medan :

Ditjen Bintuwa, Departemen Kehakiman RI.

(21)

I l l

Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1993. Garis-garis Besar Pada Haluan Negara.

Made Pidarta. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Bina Aksara.

1

Mimbar Pendidikan, (1997), Manajemen Tenaga Kependidikan, Bandung : Press IKIP Bandung.

, (1997), Pendidikan dan Pengajaran Untuk Masa Depan,

Bandung : Press IKIP Bandung.

Mukijat. (1991). Perencanaan Tenaga Kerja. Bandung : Pioner Jaya.

Musthafa Husni Assiba'i. (1993), Kehidupan Sosial Menumt Islam, Bandung.

CV. Dipenogoro.

Moh. Ali, (1987) Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Bam.

Moh. Fakry Gaffar. (1987). Perencanaan Pendidikan; Teori dan Metodologi.

Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud RI.

Nanang Fattah (1996), Manajemen Pendidikan Indonesia, Penelitian, Bandung :

FIP KIP Bandung.

Nana Sudjana, (1991), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Bam.

Nasution S, (1992). Methode Penelitian Naturalistik-Kualitatif Bandung :

Tarsito.

Richard M. Steers, (1985), Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Schuler. Randall S. (1987). Personal And Human Resource Management. New

York : West Publishing Company.

Siagian. Sondang. P, (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Aksara.

, (1995). Management Strategik. Jakarta : Bumi Aksara. , (1997). Audit Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Silalahi, Bennett NB. (1995). Manajemen Integratif; Bacaan Untuk Manager. Utama. Jakarta : STIM LPMI.

Sudiro, (1992), Himpunan Peraturan Yang Berkaitan Dengan Pembinaan Dalam

Pemasyarakatan, Jakarta : Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai AKTP

(22)

n :

Soedjono, (1976), Penanggulangan Kejahatan, Bandung : Alumni.

Thamrin Tamin, (1994), Rencana Kerja/Program Kerja Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Pfaa Tangerang. Tangerang : Lapas :

Tangerang.

Terry, George R (Tanpa Tahun). Principles of Management. Penelaahan Buku. Balai Lektur Mahasiswa.

Undang-undang No.2 (1989), Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Bina Aksara. Undang-undang No. 12 (1995), Pemasyarakatan, Jakarta : Ikatan Alumni

Akademi Ilmu Pemasyarakatan.

Wijaya. Cece cs, (1992), Upaya Pemabaharuan dalam Pendidikan dan

Gambar

Gambar 1Keterangan:
Tabel1.

Referensi

Dokumen terkait

The research findings are as follows: (1) Coop jigsaw Team projects is more effective that Direct instruction method to teach speaking for the tenth grade

Dengan mendengarkan semua kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh guru, yaitu tentang. penyusunan pengembangan silabus

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati [8] yang menyatakan bahwa peserta didik berkemampuan akademik rendah akan lebih baik

Studi ini mengukur tingkat kematangan manajemen konstruksi dari perusahaan konstruksi di wilayah Yogyakarta dan mencari hubungan antara usia perusahaan, pengalaman kerja,

Tahun 2008 diharapkan merupakan tahap kemandirian dan selanjutnya pada tahun 2008-2009 Dinas kesehatan dan Keluarga Berencana dapat mewujudkan apa yang menjadi

1(satu) digit berisi informasi jenjang pendidikan, 2(dua) digit berisi informasi tahun, 2(dua) digit berisi informasi kode provinsi, 2(dua) digit berisi informasi kode

Secara simultan jumlah anggota, jumlah simpanan dan pinjaman anggota berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Karyawan Timah Mitra

Hal ini sangat diperlukan untuk mengurangi atau meminimalisasi terjadinya kesalahan pada saat proses pendataan, pencarian data pasien, dokter dan transaksinya, karena akan