• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UPI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UPI BANDUNG."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UPI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh

KARJA

0705372

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UPI BANDUNG

Oleh

Karja

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Karja 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

(4)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Karja (0705372). Efektivitas Cooperative learning tipe Numbered Heads

Together (NHT) dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata

kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung.

Penelitian ini bertititk tolak pada rumusan masalah Apakah penggunaan Cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dibandingkan penggunaan model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran?. Secara lebih rinci, masalah tersebut terdiri dari: 1).Apakah penggunaan Cooperative learning tipe NHT lebih efektif dibandingkan penggunaan model konvensional terhadap peningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek pengetahuan pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran? 2).Apakah penggunaan Cooperative learning tipe NHT lebih efektif dibandingkan penggunaan model konvensional terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek pemahaman pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran? 3).Apakah penggunaan Cooperative learning tipe NHT lebih efektif dibandingkan penggunaan model konvensional terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek penerapan pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran?

Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen group pretest and posttest design. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda. Hipotesis penelitian di uji dengan menggunakan uji-t independen dua rata-rata (t-test independent). Teknik pengambilan sampel dilakukan Random cluster sampling.

Penelitian ini menghasilkan simpulan umum bahwa penggunaan cooperative learning tipe (NHT pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Simpulan tersebut berdasarkan beberapa kesimpulan berikut : 1).Penggunaan cooperative learning tipe NHT pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif aspek pengetahuan 2).Penggunaan cooperative learning tipe NHT pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif aspek pemahaman 3). Penggunaan cooperative learning tipe NHT pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif aspek penerapan.

(5)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Karja (0705372). Cooperative learning effectiveness of the type of

Numbered Heads Together (NHT) in improving student learning outcomes at the course in the Department of Curriculum and Teaching

Curriculum and Educational Technology UPI Bandung.

(6)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... .. i

KATA PENGANTAR ... .ii

DAFTAR ISI.... ... ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR DIAGRAM...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN A. Konsep Belajar ... 10

B. Hasil Belajar ... 13

C. Model Pembelajaran ... 17

D. Model Cooperative Learning ... 20

E. Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together ... 34

F. Hasil Penelitian Terdahulu ... 37

(7)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

H. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... 47

D. Teknik Pengembangan Instrumen ... 49

E. Teknik Analisis Data ... 54

F. Definisi Operasional ... 57

G. Prosedur Penelitian ... 58

H. Alur Penelitian ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 60

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 65

C. Analisis Data ... 78

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

(8)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN

A. UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

B. INSTRUMEN PENELITIAN

C. DATA HASIL PENELITIAN

(9)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengetahuan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan, pengetahuan

sangat berpengaruh terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

lapangan kerja. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk

membekali mahasiswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran

yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan adalah perangkat strategis yang dibutuhkan masyarakat untuk secara

kontinu bersaing dalam abad pengetahuan. Sejalan perkembangan dunia

pendidikan yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk dapat lebih

menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.Banyak perhatian khusus

diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan

mutu dan kualitas pendidikan.

Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri saat ini sangat memprihatinkan. Ini

dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari

peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang

menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun.

Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan 102 (1996),

ke-99 (1ke-997), ke-105 (1ke-998), dan ke-109 (1ke-999). Menurut survei Political and

(10)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.

Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia

memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57

negara yang disurvei di dunia.

Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya

berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di

dunia. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.

Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional

tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan

pendidikan di Indonesia.

Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. Ada tiga komponen

yang perlu disoroti dalam pembaharuan sistem pendidikan, yaitu pembaharuan

kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model

pembelajaran. Kurikulum harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika

sosial,relevan, tidak overload, dan mampu mengakomodasi keberagaman

keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan

untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan melalui penerapan strategi atau

model pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih memberdayakan potensi

peserta didik.

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh peserta didik, bukan dibuat

(11)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang

dilakukan peserta didik.Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan model

yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar

mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Saat ini masih

banyak pengajar yang menganut paradigma lama yaitu pengajar masih

menganggap dalam proses pembelajaran hanya ada transfer pengetahuan dari

pengajar kepada peserta didik. Pengajar masih menganggap peserta didik

bagaikan botol kosong yang bisa diisi dengan informasi – informasi yang

dianggap perlu oleh pengajar. Pengajar biasanya mengajar dengan ceramah dan

mengharapkan peserta didik duduk, diam, dengar, catat dan hafal.Sehingga

peserta didik menjadi bosan, pasif dan hanya mencatat saja. Permasalahan yang

membuat proses pembelajaran menjadi membosankan yang salah satunya adalah

sistem pembelajaran yang masih menggunakan sistem tradisional dimana dalam

sistem ini peran pengajar lebih mendominasi. Pengajar lebih banyak

menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Dalam

hal ini pengajar menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber ilmu dan

memungkinkan terjadinya pembelajaran satu arah (teacher centered). Fenomena

ini mengakibatkan kesenjangan antara pengajar dan peserta didik, dimana peserta

didik akan menjadi lebih pasif dan mengakibatkan terjadinya kejenuhan dalam

belajar. Salah satu masalah lain dalam pembelajaran adalah rendahnya hasil

(12)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(internal) maupun faktor dari luar (eksternal). faktor internal adalah faktor

fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan

kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor

lingkungan dan instrumental (misalnya pengajar, kurikulum, dan model

pembelajaran). faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan

kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Salah satu faktor

keberhasilan yang menentukan dalam proses pembelajaran adalah model

pembelajaran. Sering ditemukan di lapangan bahwa pengajar menguasai materi

suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model

pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh peserta didik rendah.

Berdasarkan uraian di atas, maka muncul pertanyaan apakah ada model

pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh

para pengajar sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

baik sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar. Seharusnya model

pembelajaran dibuat lebih mempertimbangkan peserta didik. Alur proses belajar

tidak harus berasal dari pengajar menuju peserta didik, melainkan peserta didik

juga bisa saling mengajar dengan sesama peserta didik yang lainnya. Bahkan,

banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer

teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh pengajar. Peserta didik

tidak hanya menjadi objek melainkan sebagai subjek (student centered) . Sistem

(13)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan peserta didik lainnya adalah cooperative learning (pembelajaran

kooperatif). Cooperative learning merupakan pendekatan dalam proses belajar

mengajar yang berbasis kelompok. Model pembelajaran ini sangat berguna untuk

membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan

kemampuan membantu teman. Pembelajaran ini akan menciptakan peserta didik

untuk berpartisipasi aktif ikut serta secara aktif dan turut serta bekerjasama

sehingga antara peserta didik akan berpikir bersama, berdiskusi bersama,

melakukan penyelidikan bersama dan berbuat kearah yang sama. Cooperative

learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham

konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah

peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota

kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami

materi pembelajaran. Dalam cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai

jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. cooperative learning

merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang

untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses

pembelajaran. cooperative learning dapat meningkatkan belajar peserta didik

(14)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif adalah pendekatan struktural tipe

NHT (Numbered Head Together). Pendekatan NHT adalah suatu model

pembelajaran yang lebih melibatkan banyak peserta didik dalam menelaah materi

dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman peserta didik tentang isi

pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran ini kelas dibagi menjadi

kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari peserta didik yang saling bekerjasama dalam

suatu perencanaan kegiatan. Dalam pembelajaran setiap anggota kelompok

diharapkan dapat saling bekerjasama dan tanggung jawab baik kepada dirinya

sendiri maupun kelompoknya. Dalam pembelajaran ini akan lebih meningkatkan

kerjasama antar peserta didik.

Beranjak dari pernyataan tersebut maka muncul lagi pertanyaan apakah

cooperative learning efektif diterapkan dalam melakukan kegiatan pembelajaran

dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar. Untuk

menjawab pertanyaan itu peneliti akan melakukan penelitian di Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung, Karena di jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung yang merupakan jurusan di

bidang kurikulum dan di dalam melakukan proses belajar mengajarnya tidak

semua pengajar menerapkan model Cooperative Learning tipe NHT (Numbered

Head Together) bahkan masih ada yang masih menggunakan model pembelajaran

konvensional. Alasan Peneliti melakukan penelitian di Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan UPI Bandung karena apabila penelitian yang dilakukan

(15)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Head Together, maka akan banyak lembaga atau institusi pendidikan yang lain

yang akan mencontoh dari Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI

Bandung sebagai referensi lembaga atau institusi pendidikan lain dalam

menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar di lembaga atau institusi pendidikan tersebut. Penelitian yang dilakukan

peneliti adalah tentang ”Efektivitas Cooperative Learning tipe Numbered Head

Together(NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah

kurikulum dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

UPI Bandung”.

B. Perumusan Masalah

Secara umum masalah yang pokok yang akan diteliti adalah Apakah

penggunaan Cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) lebih

efektif dibandingkan penggunaan model konvensional dalam meningkatkan hasil

belajar mahasiswa pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung?

Secara khusus dan terperinci permasalahan dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan Cooperative learning tipe Numbered Head Together

(NHT) lebih efektif dibandingkan penggunaan model konvensional

terhadap peningkatkan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek

pengetahuan pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Jurusan

(16)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Apakah penggunaan Coopertive learning tipe Numbered Head Together

(NHT) lebih efektif dibandingkan penggunaan model konvensional

terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek

pemahaman pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung?

3. Apakah penggunaan Coopertive learning tipe Numbered Head Together

(NHT) lebih efektif dibandingkan penggunaan model konvensional

terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa ranah kognitif aspek

penerapan pada mata kuliah Kurikulum Pembelajaran di Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) dalam meningkatkan

hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kurikulum pembelajaran di Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung. Adapun tujuan khusus dari

penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan Cooperative learning tipe

Numbered Head Together (NHT) terhadap peningkatkan hasil belajar

mahasiswa ranah kognitif aspek pengetahuan pada mata kuliah kurikulum

dan pembelajaran di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI

(17)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan Cooperative learning tipe

Numbered Head Together (NHT) terhadap peningkatkan hasil belajar

mahasiswa ranah kognitif aspek pemahaman pada mata kuliah kurikulum

dan pembelajaran di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI

Bandung

3. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan Cooperative learning tipe

Numbered Head Together (NHT) terhadap peningkatkan hasil belajar

mahasiswa ranah kognitif aspek penerapan pada mata kuliah kurikulum

dan pembelajaran di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI

Bandung

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya model pembelajaran dan

membantu meningkatkan manajemen pengelompokan mahasiswa dalam kelas

agar kegiatan belajar mengajar lebih hidup dan mempermudah penguasaan materi

pada mahasiswa.

2. Manfaat praktis

Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan interaksi sosial dalam

kelas saat cooperative learning tipe Numbered Head Together berlangsung

maupun setelah selesai melakukan model pembelajaran cooperative learning tipe

(18)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berpengaruh pada peningkatan hasil belajar mahasiswa. Selain itu penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran kepada peneliti selanjutnya dalam

(19)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2010:6)

menyatakan “metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikan.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuasi eksperimen. Tujuan penelitian yang menggunakan metode kuasi

eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi

peneliti yang dapat diperoleh melalui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang

tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel

yang relevan. Ciri utama kuasi eksperimen dengan tidak dilakukannya penugasan

random, melainkan melakukan pengelompokan subjek penelitian berdasarkan

kelompok yang telah terbentuk sebelumnya. Sebagaimana diungkapkan Arifin

(2011:74) bahwa “penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek

dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan

(20)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terikat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana (1989:24), yang

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua kategori, yakni variabel bebas dan terikat atau variabel independent dan variabel dependent. Variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk mengetahui intensitasnya terhadap variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas, oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau indikator keberhasilan variabel bebas.

Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

penggunaan model Coopreative Learning dan variabel terikat (Y) adalah hasil

belajar mahasiswa. Adapun hubungan antara variabel X dan Y digambarkan

dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Tabel Hubungan Antar Variabel

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah control

(21)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelompok peserta didik, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model

Cooperative learning dan kelompok kontrol tanpa menggunakan model

Cooperative learning dalam hal ini siswa belajar dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Dalam desain ini, baik Kelompok eksperimen maupun kelompok control

dikenakan O1 dan O2, tetapi hanya kelompok eksperimen saja yang mendapat

perlakuan X, sehingga struktur desainnya menjadi sebagai sebagai berikut:

Bagan 3.1

Desain Pretest-Posttest

Alasan tidak dilakukannya penugasan random ini disebabkan peneliti tidak

mungkin mengubah kelas yang telah ada sebelumnya, sehingga peneliti dapat

menentukan subjek penelitian yang mana saja yang masuk ke dalam

kelompok-kelompok eksperimen. Kelompok-kelompok-kelompok yang berada dalam satu kelas

biasanya sudah seimbang, sehingga jika peneliti membuat kelompok kelas yang

baru maka dikhawatirkan akan hilangnya suasana alamiah suatu kelas tersebut.

Untuk menghindari hal tersebut maka peneliti menggunakan metode kuasi O1 X O2

O1 O2

(Zainal Arifin, 2011:78)

Keterangan:

O1 = pre tes untuk kelompok eksperimen dan kontrol O2 = post tes untuk kelompok eksperimen dan kontrol

(22)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu tersebut.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan

kelompok mana yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai

kelompok kontrol. Kelompok yang mempergunakan Cooperative Learning

dipergunakan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang

mempergunakan model pembelajaran konvensional digunakan sebagai kelompok

kontrol.

Sebelum perlakuan (X), kedua kelompok diberikan pretest. Kemudian

dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yang

mempergunakan Cooperative learning dan kelompok kontrol yang

mempergunakan model pembelajaran konvensional.

Kemudian kedua kelompok diberikan posttest, hasilnya kemudian

dibandingkan dengan skor pretest, sehingga diperoleh gain, yaitu selisih antara

skor pretest dan posttest.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data yang

digunakan. Menurut Arikunto (2006:130), “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.” Subjek penelitian tersebut memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang akan diteliti oleh peneliti”. Mengingat luasnya populasi maka peneliti

(23)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

na dan Ibrahim (1992: 71) “…pembatasan

populasi dilakukan dengan membedakan populasi sasaran (target population) dan

populasi terjangkau (accessible population)”. Mengacu pada pendapat tersebut

maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung,

sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh mahasiswa Jurusan Kurikulum

dan Teknologi Pendidikan angkatan 2012 UPI Bandung.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti.” Zainal Arifin (2011:215) menyatakan bahwa: ”sampel adalah

sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa

sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population)”.

Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya adalah tanpa

penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact group),

maka peneliti menggunakan teknik sampling cluster random sampling yaitu

dengan menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai sampel, jadi

peneliti tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi

dalam bentuk kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswa angkatan

2012 konsentrasi TIK Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI

Bandung sebagai kelas eksperimen dan 30 mahasiswa angkatan 2012 konsentrasi

Perekayasa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung sebagai

(24)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sugiyono (2010:308) menyatakan “Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian

adalah mendapatkan data”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan Tes Hasil Belajar berupa Tes objektif berbentuk pilihan ganda. Soal-soal

yang digunakan dalam pengumpulan data hasil belajar ini diambil dari materi

mata kuliah Kurikulum Pembelajaran. Soal diberikan pada posttest dan pretest.

Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahuai kemampuan awal kedua

kelompok eksperimen dan kontrol, sedangkan posttest diberikan untuk melihat

kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada kedua kelompok

eksperimen dan kontrol.

1. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Tes

Terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menyusun instrument

tes, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan sebagai bahan penelitian

yang diambil dari kurikulum mata Kuliah kurikulum Pembelajaran

(Kurpem).

b. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator Mata

(25)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditetapkan pada mata kuliah Kurikulum dan pembelajaran (Kurpem).

d. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian. Kemudian kisi-kisi tersebut

dikembangkan pada pembuatan instrumen berupa pilihan berganda.

D. Teknik Pengembangan Instrumen

Data yang diperoleh dari hasil test setelah pembelajaran, selanjutnya diolah

dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik statistika

inferensial. Statistik analitik/inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk uji

validitas, uji reabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis statistik. Menurut

pendapat Nana sudjana dan Ibrahim (1998:127) “…statistik analitik/inferensial

merupakan kelanjutan dari statistik deskriptif yang digunakan untuk menguji

hipotesis dan persyaratan-persyaratannya, serta untuk keperluan generalisasi hasil

penelitian.

1. Uji Validitas

Sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti mengukur terlebih

dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Instrumen yang valid apabila mempunyai validitas yang tinggi.

(26)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.

Tingkat kevalidan instrumen dihitung dengan menggunakan korelasi

Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson .

Adapun rumus korelasi Product Moment adalah sebagai berikut :

 

rxy = Koefisien korelasi yang dicari

N = Banyaknya subjek (peserta tes)

∑X = Skor tiap butir soal / skor item tes

∑Y = Skor responden

∑XY= Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

Menurut Arifin (2009:257) “untuk dapat memberikan penafsiran terhadap

koefisiensi yang ditemukan tersebut tinggi atau rendah maka dapat

(27)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu √

Kriteria Acuan Validitas Soal

(Arifin , 2009:257)

Setelah itu diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus:

(Sudjana dan Ibrahim, 2009: 149)

Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf nyata 0,05

dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi

tersebut signifikan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keajegan dari suatu instrumen. Menurut Arifin

(2009:258), “reliabilias tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti

dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.”

Interval Koefisiensi Tingkat hubungan

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

(28)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Untuk mengetahui reliabilitas suatu tes maka digunakanlah uji reliabilitas.

Adapun uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Spearman Brown:

( )

(Arikunto, 2006: 180)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

= rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

Instrument

3. Analisis Butir Soal

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tiap butir soal, digunakan rumus

sebagai berikut :

(Sumber : Zaenal Arifin, 2009:273)

Keterangan :

ΣS = Jumlah peserta didik yang menjawab salah

(29)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu berikut :

1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.

2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%,

termasuk sedang.

3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar.

(Sumber : Zaenal Arifin, 2009:273)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda berkaitan dengan mampu/tidaknya instrumen yang digunakan

membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Untuk mengetahui

daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut :

(Sumber : Arifin, 2009: 273)

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

WH= Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas

WL= Jumlah peserta yang gagal dari kelompok bawah

(30)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Daya Pembeda

0,40 atau lebih Sangat Baik 0,30 – 0,39 Cukup Baik 0,20 – 0,29 Minimum 0,19 ke bawah Jelek (Surapranata, 2006 : 31)

Untuk menghitung signifikansi daya pembeda pada soal uraian digunakan

rumus :

̅ ̅

√( )

(Sumber : Arifin, 2008: 278-279)

Keterangan :

̅ = rata-rata dari kelompok atas

̅ = rata-rata dari kelompok bawah

= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas

= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

n = 27% x N (baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah)

Nilai t hitung yang didapat dari rumus di atas, kemudian dibandingkan dengan

(31)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan tes

uraian (pretes dan postes). Berikut teknik yang digunakan peneliti mengolah data

yang telah diperoleh :

1. Pengolahan Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan

membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi

normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke

dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov

Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal

baku.

Berikut langkah-langkah perhitungan uji Kologorov Smirnov (Irianto, 2009:

272-273) :

1. Susun data secara berurutan mulai dari yang terkecil, diikuti dengan frekuensi masing, frekuensi kumulatif (F) serta nilai Z masing-masing skor.

2. Probabilitas nilai Z dapat dicari pada tabel Z. Besaran a2 diperoleh dengan

mencari selisih antara f/n dengan P ≤ Z. sedangkan a1 diperoleh dengan

mencari selisih antara f/n dengan a2.

3. Bandingkan angka tertinggi dari a1 dengan tabel Kolmogorov Smirnov.

Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:

(32)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada penelitian ini, uji normalitas menggunakan bantuan program

pengolah data SPSS 15 (Statistical Product and Service Solution) dengan uji

normalitas one sample Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah jika

nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka distribusi

datanya adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau

nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi datanya adalah normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel,

sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Uji homogenitas

menggunakan rumus Uji Levene. Menurut Irianto, (2009:278) “Uji Levene

menggunakan analysis of variance satu arah. Data ditransformasikan dengan jalan

mencari selisih masing-masing skor dengan rata-rata kelompoknya.”

Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan bantuan program pengolah

data SPSS 15 dengan uji Levene atau uji-t. Kriteria pengujiannya adalah apabila

nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0.05 maka data berasal dari

populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai

Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka data berasal dari

populasi-populasi yang mempunyai varians sama.

c. Uji Hipotesis

(33)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Sumber : Sugiyono, 2008 : 138)

Keterangan :

̅ = Rata-rata skor gain kelompok eksperimen

̅ = Rata-rata skor gain kelompok kontrol

S12 = Varians skor kelompok eksperimen

S22 = Varians skor kelompok kontrol

n1 dan n2 = Jumlah Siswa

Jika n1≠ n2, varians homogen (σ ² = σ ²) dapat digunakan uji t dengan polled

varians, rumusnya sebagai berikut :

̅ ̅

(Sumber : Sugiyono, 2008 : 138)

dk = n1 + n2– 2

Tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah

kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Gunanya uji komparatif

adalah untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian

yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Adapun

(34)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setiap aspek (aspek Pengetahuan, aspek Pemahaman dan aspek Penerapan).

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan, perlu dijelaskan secara

operasional beberapa istilah berikut :

1. Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT)

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama antar peserta didik dimana peserta didik belajar

dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang

dengan kemampuan yang berbeda-beda

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan itu berupa

kemampuan mengetahui, memahami, dan menerapkan pengalaman dari

proses belajarnya.

3. Mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran merupakan salah satu mata kuliah

yang terdapat di jurusan kurikulum dan teknologi pendidikan. Mata kuliah

(35)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

model-model pengembangan kurikulum dan evaluasi kurikulum.

Pada penelitian ini peneliti hanya akan mengkaji landasan pengembangan

kurikulum

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Mempelajari standar kompetensi mata kuliah Kurikulum Pembelajaran

kemudian menetapkan materi dan pokok bahasan.

b. Membuat proposal penelitian.

c. Melakukan studi pendahuluan ke tempat penelitian.

d. Menyusun SAP mata kuliah Kurikulum Pembelajaran (Kurpem).

e. Menyusun kisi-kisi instrumen dengan mengacu pada pokok bahasan.

f. Menyusun instrumen penelitian yang mengacu pada kisi-kisi yang

telah ditetapkan. Instrumen penelitian dikembangkan berupa tes pilihan

ganda.

g. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :

1) Membagi dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen yang

menggunakan model Cooperative Learning dan kelompok kontrol

yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

(36)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kelompok eksperimen dengan menggunakan Cooperative Learning

sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran

konvensional.

4) Memberikan post-test kepada kedua kelompok tersebut.

h. Mengolah data hasil penelitian.

i. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis.

j. Pelaporan hasil penelitian.

H. Alur Penelitian

Pembuatan Laporan Penelitian Identifikasi Masalah

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Rancangan Penelitian

Penyusunan Instrumen

Pendekatan dan Metode

Pengumpulan Data Variabel dan Sumber Data

Pengolahan Data

(37)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(38)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan perolehan data dari hasil penelitian, hasil belajar pada kelas

eksperimen yang menggunakan cooperative learning lebih tinggi dibandingkan hasil

belajar mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas

kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek pengetahuan (C1), aspek pemahaman

(C2), maupun aspek penerapan (C3). Secara umum dapat disimpulkan bahwa

penggunaan cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) pada mata

kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar

mahasiswa di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI Bandung. Secara

khusus, kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penggunaan cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) pada

mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan

penggunaan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil

belajar mahasiswa pada ranah kognitif aspek pengetahuan di Jurusan Kurikulum

(39)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Penggunaan cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) pada

mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan

penggunaan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil

belajar mahasiswa pada ranah kognitif aspek pemahaman di Jurusan Kurikulum

dan Teknologi Pendidikan.

3. Penggunaan cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) pada

mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan

penggunaan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil

belajar mahasiswa pada ranah kognitif aspek penerapan di Jurusan Kurikulum

dan Teknologi Pendidikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penggunaan cooperative

learning pada mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran lebih efektif dibandingkan

dengan penggunaan metode ceramah dan praktik terhadap hasil belajar mahasiswa,

oleh karena itu penulis memiliki beberapa saran, yakni:

1. Bagi Dosen

Pada proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar di Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan seyogyanya bervariatif serta sesuai dengan situasi dan kondisi

mahasiswa sehingga dapat mempengaruhi motivasi yang dapat meningkatkan hasil

(40)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melaksanakan proses pembelajaran dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai

dengan versi atau model pembelajaran yang digunakan sehingga dapat memberikan

situasi pembelajaran yang menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar

mahasiswa.

2. Bagi Mahasiswa

Pada setiap proses pembelajaran mahasiswa Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan tidak hanya belajar dari materi yang diberikan dosen tetapi

harus mampu menggali pengetahuan sendiri melalui belajar kelompok dan bahan ajar

yang tersedia.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan

referensi bagi para peneliti lebih lanjut yang ingin meneliti tentang efektivitas model

cooperative learning. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menindaklanjuti hasil

penelitian ini dengan mengukur penguasaan konsep tidak hanya terbatas pada aspek

(41)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitiam Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

---. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.

Dedi Krihannanto. (2009) Pengertian Belajar dan Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-belajar-dan-pembelajaran/ (17-5-2011)

Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Furqon. (2008). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Gede Putra Adyana. (2011). Filsafat Kunstruktifisme dalam Pendidikan. [online].

Tersedia:http://putradnyanagede.blogspot.com/2011/04/filsafat-konstruktivisme-dalam.html (20-5-2011).

Isjoni. (2010). Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung:Alfabeta

Joyce, Bruce and Marsha Weil, Emily Cahlhoum. (2009). Model of Teaching Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

(42)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Novie Nurwijayanti. (2005). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Pelajaran TIK. Skripsi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nurie, Ramlan. (2010) jenis bahan ajar cetak. [online]. Tersedia:http://ramlannarie.wordpress.com/2010/06/12/ktsp-pengembangan-bahan-ajar/ (5-5-2011).

Oemar Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Putri, Ikeu. (2010) Pengertian definisi hasil belajar dari beberapa ahli

pendidikan. [online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social- sciences/education/2046047-pengertian-definisi-hasil-belajar-dari/#ixzz1JmfLZntp (17-5-2011)

. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Premada Media Group.

Ruhimat, Toto dan Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009) Kurikulum & Pembelajaran, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UPI: Bandung

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Solihatin Etin dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Subana, Rahadi, M. dan Sudrajat. (2005). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

--- . dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alpabeta.

(43)

Karja, 2013

Efektivitas Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together (Nht) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Upi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sutisna. Pembelajaran menurut filsafat konstruktivisme. [online]. Tersedia: http://sutisna.com/artikel/artikel-kependidikan/pembelajaran-menurut-filsafat konstruktivisme/ (7-6-2011)

Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabetha.

Tim UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI. Bandung

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Prenada Media Group.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

W.S. Winkle. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 3.1                             Tabel Hubungan Antar Variabel
Tabel 3.3 Kriteria Acuan Validitas Soal
Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda
Gambar 3.1  Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan dan simulasi Cycloconverter sebagai pengendali kecepatan motor induksi satu fasa berbasis mikrokontroller AT 89S52.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning (PCL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahwa pemberian ganti rugi oleh Pemerintah kepada bekas pemilik tanah kelebihan maksimum dan absentee/guntai yang dikuasai Negara, berdasarkan perhitungan pasal 6

[r]

Total assets turnover ratio diukur dari volume penjualan, artinya rasio ini mengukur kemampuan seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk

Ketua Seminar mengkoordinasi penyelenggaraan seminar nasional “60 Tahun Pendidikan Arsitektur di Indonesia” dan menyusun prosiding seminar7. Ketua Pameran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja, dan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan medis RSIA.. Stella Maris kota