• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA TK DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR GURU TK SE-KABUPATEN KUDUS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA TK DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR GURU TK SE-KABUPATEN KUDUS."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

KEPALA TK DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

GURU TK SE-KABUPATEN KUDUS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

Adim Dwi Putranti

1101583

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA TK DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) GURU TK SE-KABUPATEN KUDUS

Oleh

Adim Dwi Putranti

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Adim Dwi Putranti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

PEMBIMBING I

PROF. H.UDIN SYAEFUDIN SA’UD, Ph.D NIP. 195306121981031003

PEMBIMBING II

DR. DEDY ACHMAD KURNIADY, M.Pd NIP. 197106092005011001

MENGETAHUI

(4)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PROF. H.UDIN SYAEFUDIN SA’UD, Ph.D

(5)

ii

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK

dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior Guru TK se-Kabupaten Kudus

Adim Dwi Putranti/1101583

ABSTRAK

TK adalah organisasi pendidikan yang memberikan pelayanan pendidikan anak usia dini. Salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi pendidikan TK adalah sejauh mana guru-guru memunculkan dan mengimplementasikan Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam pekerjaannya sehari-hari sehingga tujuan lembaga dapat tercapai. Perilaku ini tercermin dalam bentuk kesediaan secara sadar dan sukarela untuk bekerja serta memberikan kontribusi yang lebih daripada apa yang dituntut organisasi TK secara formal. Untuk memunculkan dan mengimplementasikan OCB guru TK adalah adanya kepemimpinan transformasional kepala TK dan kepuasan kerja guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala TK dan kepuasan kerja guru terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) guru TK se-Kabupaten Kudus.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif dengan menggunakan teknik angket . Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut: kecenderungan umum variabel kepuasan kerja guru dalam penelitian ini termasuk kategori sangat tinggi. Sedangkan variabel kepemimpinan transformasional kepala TK dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) guru TK pada kategori baik. Sedangkan hasil uji korelasi ketiga variabel dalam penelitian ini yang menunjukkan tingkat hubungan yang positif dan signifikan. Sedangkan kontribusi yang diberikan antar variabel adalah sebagai berikut: variabel kepemimpinan transformasional kepala TK berkontribusi cukup tinggi terhadap variabel OCB guru TK ; variabel kepuasan kerja guru berkontribusi cukup tinggi terhadap OCB guru TK ; dan variabel keduanya berkontribusi tinggi terhadap OCB guru TK.

(6)

iii

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(7)

vi Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH...iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

1. Identifikasi Masalah ... 8

2. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ...12

D. Metodologi Penelitian ...12

E. Manfaat Penelitian ...13

1. Manfaat Teoritis ...13

2. Manfaat Praktis ...13

F. Struktur Organisasi Tesis ...14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15

A. Kajian Pustaka ...15

1. Kajian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dalam Administrasi Pendidikan ...15

2. Konsep Organizational Citizenship Behavior (OCB) ...18

2.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) ...18

2.2 Dimensi-Dimensi Organizational Citizenship Behavior (OCB) ...19

2.3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior (OCB) ...22

(8)

vii Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.5 Manfaat Organizational Citizenship Behavior

(OCB) bagi Organisasi ...26

2.6 Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Pendidikan ...29

2.7 Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Pengelolaan TK...31

3. Konsep Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ...34

3.1 Pengertian Kepemimpinan Transformasional ...34

3.2 Dimensi Kepemimpinan Transformasional...37

3.3 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional ...40

3.4 Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ...41

4. Konsep Kepuasan Kerja Guru ...44

4.1 Pengertian Kepuasan Kerja ...44

4.2 Teori-Teori Kepuasan Kerja ...46

4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ..50

4.4 Kepuasan Kerja Guru ...54

B. Kerangka Pemikiran ...57

C. Hipotesis Penelitian ...60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...62

A. Metode Penelitian ...62

B. Pendekatan Penelitian ...63

C. Populasi dan Sampel ...63

1. Populasi ...63

2. Sampel Penelitian ...65

D. Teknik Pengumpulan Data ...68

1. Teknik Angket ...68

2. Definisi Operasional ...70

3. Instrumen Penelitian ...73

4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ...84

5. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...87

E. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ...94

1. Analisis Data ...94

2. Pengujian Persyaratan Analisis ...97

3. Analisis Korelasi ...98

4. Uji Hipotesis ...100

(9)

viii Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...103 A. Hasil Penelitian ...103 1. Hasil Analisis Data Deskriptif ...103

a. Deskripsi Kepemimpinan Transformasional

Kepala TK (X1) ...103 b. Deskripsi Kepuasan Kerja Guru (X2) ...106 c. Deskripsi Organizational Citizenship Behavior

(OCB) Guru TK (Y) ...109 2. Uji Persyaratan Analisis Korelasi dan Regresi ...112

a. Uji Homogenitas Variabel Kepemimpinan

Transformasional Kepala TK (X1) ...112 b. Uji Normalitas ...114 c. Uji Linieritas ...121 3. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Kontribusi antara Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1) dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK ...123 b. Kontribusi antara Kepuasan Kerja Guru (X2) dengan

Organizational CitizenshipBehavior (OCB)

Guru TK ...127 c. Kontribusi antara Kepemimpinan Transformasional

Kepala TK (X1) dan Kepuasan Kerja Guru (X2) Secara Bersama-sama dengan Organizational

Citizenship Behavior (OCB) Guru TK (Y) ...131 4. Interpretasi Hasil Analisis Korelasi dan Regresi ...134 B. Pembahasan Hasil Penelitian ...136

1. Gambaran Kepemimpinan Transformasional Kepala

TK se-Kabupaten Kudus ...136 2. Gambaran Kepuasan Kerja Guru TK se-Kabupaten

Kudus ...140 3. Gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Guru TK se-Kabupaten Kudus ...143 4. Analisis Kontribusi Kepemimpinan Transformasional

Kepala TK terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB) Guru TK se-Kabupaten Kudus ...147 5. Analisis Kontribusi Kepuasan Kerja Guru terhadap

Organizational CitizenshipBehavior (OCB)

(10)

ix Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Analisis Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK dan Kepuasan Kerja Guru terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK

Se-Kabupaten Kudus ...152

C. Keterbatasan Penelitian ...154

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...156

A. Kesimpulan ...156

B. Rekomendasi ...157

DAFTAR PUSTAKA ... 159

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...165

(11)

x Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Jumlah Kepala dan guru TK di Kabupaten Kudus Tahun 2012 ...64

3.2 Jumlah Guru TK di Kabupaten Kudus Berdasar Masa Kerja Tahun 2012 ...64

3.3 Jumlah TK di Kabupaten Kudus Berdasar Akreditasi Tahun 2012 ...65

3.4 Jumlah Sampel guru TK dan Asal Sekolah ...67

3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1) ...73

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kepuasan Kerja Guru (X2) ...76

3.7 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru (Y)...80

3.8 Uji Validitas Item Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1)...87

3.9 Uji Validitas Item Variabel Kepuasan Kerja Guru (X2) ...89

3.10 Uji Validitas Item Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru (Y)...91

3.11 Uji Reliabilitas Item Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1)...92

3.12 Uji Reliabilitas Item Kepuasan Kerja Guru (X2) ...93

3.13 Uji Reliabilitas Item Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru (Y)...94

3.14 Hasil Seleksi Data ...95

3.15 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ...96

3.16 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ...99

(12)

xi Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2 Skor Rata-rata Kepemimpinan Transformasional Kepala TK ...104

4.3 Perhitungan Statistik Variabel Kepuasan Kerja Guru ...106

4.4 Skor Rata-Rata Kepuasan Kerja Guru ...106

4.5 Perhitungan Statistik Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru (Y) ...109

4.6 Skor Rata-Rata OCB Guru TK ...110

4.7 Rata-rata Kecenderungan Data Variabel Penelitian ...112

4.8 Hasil Uji Homogenitas Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah antara Sampel Kepala Sekolah dan Guru...113

4.9 Hasil Uji Normalitas Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1) ...115

4.10 Hasil Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja Guru (X2) ...117

4.11 Hasil Uji Normalitas Variabel OCB Guru TK (Y) ...119

4.12 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data ...121

4.13 Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 dan Variabel Y ...122

4.14 Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 dan Variabel Y ...122

4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas ...123

4.16 Hasil Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi YX1 ...124

4.17 Hasil Uji Signifikansi Koefisien YX1 ...125

4.18 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi YX1 ...126

4.19 Hasil Pengujian Analisis Regresi YX1 ...126

4.20 Hasil Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi YX2 ...128

4.21 Hasil Uji Signifikansi Koefisien YX2 ...128

4.22 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi YX2 ...129

4.23 Hasil Pengujian Analisis Regresi YX2 ...130

4.24 Hasil Pengujian Koefisien KorelasiGanda X1X2Y ...131

4.25 Hasil Uji Signifikansi Korelasi Ganda X1X2Y...132

4.26 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi X1X2Y...133

4.27 Hasil Pengujian Analisis Regresi X1X2Y...133

(13)

xii Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB ...9

2.1 Kerangka Pemikiran ...58

3.1 Paradigma antar Variabel Penelitian ...102

4.1 Diagram batang kriteria skor Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1) ...105

4.2 Diagram batang kriteria skor Kepuasan Kerja Guru (X2)...108

4.3 Diagram batang kriteria skor OCB guru TK (Y) ...111

4.4 Grafik Uji Normalitas Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1) ...116

4.5 Grafik Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja Guru (X2)...118

4.6 Grafik Uji Normalitas OCB Guru TK (Y) ...120

4.7 Grafik Regresi variabel X1 terhadap Y ...127

4.8 Grafik Regresi Variabel X2 Terhadap Y ...130

(14)

xiii Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Ijin-Ijin Penelitian ...165

2 Kisi-Kisi Angket ...187

3 Angket Penelitian ...204

4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala TK (X1)...221

5 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja Guru (X2) ...231

6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK (Y) ...243

7 Data Hasil Skoring Jawaban Responden ...253

8 Hasil Pengolahan SPSS ...272

(15)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha dan tenaga kependidikan lainnya.

Diantara sumber daya manusia yang ada di sekolah, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun non-formal. Oleh sebab itu, guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah agar berjalan efektif, efisien dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pentingnya peran guru dalam mencapai tujuan pendidikan ini perlu di pahami dengan baik termasuk dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Melalui pendidikan anak usia dini dapat dibangun pilar-pilar sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain.

Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa:

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

(16)

Taman Kanak-Kanak yang selanjutnya disingkat TK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun (PP RI no 17 tahun 2010 bab I pasal 1 angka 4). Lebih lanjut dalam PP RI no 17 tahun 2010 bab III pasal 66 ayat 1 menyebutkan bahwa:

Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD, MI, atau bentuk lain yang

sederajat.”

Di Indonesia, hampir seluruh TK (lebih dari 99 %) adalah TK swasta yang dikembangkan oleh masyarakat secara swadaya. Para guru TK pun pada umumnya tidak memperoleh gaji yang pantas. Selain itu, jumlahnya kurang 1% yang berstatus PNS. Jumlah anak yang mengenyam pendidikan TK juga sangat rendah, yaitu sekitar 12 % (Slamet Suyanto, 2005: 2-3).

Di sisi lain, guru-guru TK harus siap dalam menerima kritikan dari orang tua murid yang kurang puas terhadap pelayanan pendidikan yang diberikan oleh guru-guru dimana mereka menempatkan anak-anak mereka untuk bersekolah. Guru-guru TK juga harus mampu memberikan pelayanan yang baik bagi anak didiknya. Hal ini sesuai yang ditegaskan oleh Pembina Yayasan Dian Dharma Jawa Tengah, Tuti Hendrawan, bahwa dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, pengorbanan dan keikhlasan bagi guru TK dalam melaksanakan tugasnya. (www.jatengprov.go.id, 10 Oktober 2012)

(17)

Menjadi guru anak usia dini tidaklah mudah, bahkan paling sulit di antara jenjang pendidikan lainnya. Selain harus memiliki rasa sayang yang besar kepada anak dan personalitas yang baik, menarik, dan energik, ia juga harus menguasai ilmu pendidikan, psikologi perkembangan anak, konsep-konsep dasar bidang studi, dan ilmu pembelajaran anak. (Slamet Suyanto, 2005: 12).

Guru TK mempunyai tanggung jawab lebih karena yang mereka layani adalah pendidikan anak usia dini yang menjadi dasar bagi jenjang pendidikan yang selanjutnya. Dinyatakan oleh Amir dan Erlin dalam Yufiarti dan Titi Chandrawati (2011: 5.5) untuk menjadi guru TK perlu memfokuskan semua kemampuan karena memang pilihan hati.

Lebih lanjut, Dirjen PAUD Nonformal dan Informal, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi,Psi, dalam sambutannya pada Petunjuk Teknis Orientasi Teknis Pembelajaran PAUD menyampaikan bahwa kepiawaian guru dalam merencanakan, melaksanakan, serta menilai program yang sesuai dengan perkembangan, karakteristik anak, dan nilai budaya yang tumbuh di sekitar anak merupakan tantangan besar yang harus diatasi pendidik PAUD di Indonesia. Keterbatasan latar belakang pendidikan, keterbatasan mengakses program pengembangan diri, serta keterbatasan dukungan finansial merupakan alasan yang dirasakan para pendidik PAUD sekarang ini.

Dalam konteks perilaku keorganisasian dari persoalan yang terungkap di atas, yang mana guru TK dihadapkan oleh sejumlah tuntutan akan peran profesinya, dan dilain pihak adanya keterbatasan yang dimiliki oleh guru itu sendiri maupun keterbatasan akan apa yang diharapkan untuk diperoleh dari profesinya, maka diperlukan ekstra peran dari guru yang dikenal sebagai Organizational Citizenship Behavior (OCB). Organ (2006: 3) mendefinisikan

(18)

Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian rupa agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara efektif, efisien dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengelolaan pendidikan ini harus memperhatikan berbagai sumber daya yang ada. Administrasi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya yaitu manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang disepakati. Administrasi pendidikan pada dasarnya media untuk mencapai tujuan pendidikan secara produktif yaitu efektif dan efisien (Engkoswara dan Komariah, 2010: 48 – 49).

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien memerlukan suatu proses administrasi pendidikan. Adapun batasan ruang lingkup atau bidang garapan Administrasi Pendidikan salah satunya adalah sumber daya manusia (Engkoswara: 2007). Sumber daya manusia tersebut agar dapat memberikan sumbangan terhadap organisasi harus dikelola secara strategis dan koheren. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Amstrong (2006: 3) bahwa manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai pendekatan strategis dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik organisasi, orang-orang yang bekerja dalam organisasi, baik secara individu maupun kolektif, dan memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran organisasi.

Untuk mengelola manusia secara efektif, perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi manusia berperilaku di tempat kerja. Organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang akan melakukan lebih dari sekedar tugas biasa mereka, yang akan memberikan kinerja yang melebihi harapan. Organisasi menginginkan dan membutuhkan karyawan yang bersedia melakukan tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka. Perilaku ini yang disebut dengan Organizational Citizenship Behavior. Organizational Citizenship Behavior (OCB) sangat terkenal dalam perilaku organisasi saat pertama kali

(19)

membalas tindakan organisasi (Luthans, 2006: 251). Sehingga dapat disimpulkan bahwa OCB merupakan perilaku organisasi yang mencakup faktor kepribadian dan sikap kerja sebagai dasar utama.

Dalam perkembangannya, OCB sangat penting dalam organisasi pendidikan karena diperlukan untuk kelancaran dan efisiensi dari organisasi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh DiPaola dan Hoy (2005: 276) bahwa :

schools are such unique social settings that certain extra role behaviors are necessary for the smooth and efficient operation of the organization. Many teachers volunteer to serve on committees, help their colleagues when they need a hand, stay after school to assist struggling students, grade papers and plan lessons at home, and attend sporting events to support their schools. These behaviors do not require extraordinary effort, but they do typically exceed teachers basic job description. If teachers refused to exhibit such citizenship behaviors, the quality of the school environment would diminish.

George dan Brief dalam Somech dan Ron (2007: 39) menyatakan bahwa OCB pada sekolah sangat penting karena sekolah tidak bisa mengantisipasi melalui gambaran kerja pasti yang ditetapkan untuk keseluruhan perilaku yang diperlukan dalam mencapai tujuan. Studi lapangan menunjukkan bahwa OCB meningkatkan efektivitas sekolah karena membebaskan sumber daya untuk tujuan yang lebih produktif, membantu mengkoordinasikan kegiatan dalam organisasi, dan memungkinkan guru untuk beradaptasi lebih efektif terhadap perubahan lingkungan.

(20)

Guru TK di kabupaten Kudus juga mengalami realitas yang sama, yaitu adanya tuntutan pekerjaan dan tugas yang tinggi sementara masih adanya keterbatasan-keterbatasan reward dari tuntutan tersebut. Keadaan ini menuntut guru TK di kabupaten Kudus untuk melakukan aktivitas yang dilakukan secara sukarela dalam perilaku-perilaku yang melebihi persyaratan kerja formal (OCB).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada guru TK di kabupaten Kudus dan didukung dengan hasil wawancara terhadap 6 kepala TK di kabupaten Kudus yang dilakukan pada tanggal 25 dan 26 Februari 2013 ditemukan indikasi yang menunjukkan OCB guru TK di kabupaten Kudus belum optimal. Beberapa hal yang mengindikasikan belum optimalnya OCB guru TK tersebut adalah guru belum banyak terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah, guru kurang memahami etika pembelajaran, guru belum mempunyai inisiatif dan ide untuk mengembangkan potensinya (masih menunggu perintah kepala sekolah), guru kurang mencurahkan perhatiannya kepada anak didik, masih ada guru yang sering ijin, guru tidak memanfaatkan waktu secara efektif, dan guru belum mempersiapkan rencana pengajaran dengan baik.

Dalam usaha menumbuhkan dan mengoptimalkan OCB di sekolah, diperlukan dukungan dan peran dari kepala sekolah. Didalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, seorang guru akan sangat membutuhkan adanya dorongan semangat, bimbingan dan arahan dari pimpinan mereka. Hal ini merupakan modal yang sangat penting sehingga hampir setiap tindakan dan kebijakan yang diambil/dilakukan oleh seorang pemimpin mempunyai dampak yang positif dan negatif bagi bawahan yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus dapat memberikan semangat dan bimbingan kepada bawahannya sedemikian rupa sehingga dalam melaksanakan tugasnya, guru akan memiliki efektivitas kerja yang tinggi dan diharapkan mampu membuahkan hasil yang memuaskan, baik bagi sekolah maupun guru itu sendiri.

Salah satu kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan di atas adalah kepemimpinan transformasional. Selanjutnya, secara operasional Bernard Bass (Gill et al, 2010: 179) memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut:

(21)

transformasional digambarkan sebagai kepemimpinan yang membangkitkan atau memotivasi karyawan untuk dapat berkembang dan mencapai kinerja atau tingkat yang lebih tinggi sehingga mampu mencapai lebih dari yang mereka perkirakan sebelumnya (beyond expectation).

Podsakoff dan Mac Kenzie (1997: 268) menghasilkan kesimpulan bahwa perilaku pemimpin transformasional secara signifikan berhubungan dengan perilaku dan tanggapan para pengikut untuk memerankan perilaku-perilaku OCB. Kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi bawahan melalui terciptanya rasa percaya para bawahan kepada pemimpinnya. Penyampaian inspirasi kepada para bawahan adalah suatu hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin yang menjadi model bagi bawahannya dapat meningkatkan OCB melalui beberapa cara. Pemimpin yang memberikan contoh untuk melakukan OCB, akan memotivasi bawahannya untuk melakukan OCB. Pemimpin yang dapat menjadi contoh konsistensi antara perkataan dan perbuatan juga akan disukai oleh bawahannya. Rasa suka dan kepercayaan para bawahan akan meningkatkan usaha tambahan dari para bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Faktor lain yang dapat meningkatkan OCB guru adalah kepuasan kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2012: 115) bahwa kepuasan kerja seharusnya menjadi faktor penentu utama dari OCB. Karyawan yang puas tampaknya cenderung berbicara secara positif tentang organisasi, membantu individu lain, dan melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka. Selain itu, karyawan yang puas mungkin lebih mudah berbuat lebih dalam pekerjaan karena mereka ingin merespon pengalaman positif mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Somech dan Drach-Zahavy (2000) terhadap 251 guru Israel menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan positif dengan OCB.

(22)

Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia. Guru yang merasa puas dengan pekerjaannya akan memiliki sikap yang positif dengan pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya.

Beberapa penelitian tentang OCB pada guru sudah dilakukan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yilmaz dan Tasdan (2009) terhadap guru SD di Turki. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menentukan OCB guru SD di Turki dan persepsinya terhadap keadilan organisasi, dan untuk meneliti hubungan diantara keduanya. Sampel diambil dari 424 guru SD di Ankara, Turki. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan yang positif antara OCB dan keadilan organisasi. Penelitian OCB guru TK juga pernah dilakukan oleh Izhar Oplatka dan Masadi Stundi (2011) terhadap guru TK di Israel. Penelitian tersebut bertujuan untuk mencari komponen dan penentu OCB guru TK. Penelitian dilakukan terhadap 12 guru TK di Israel dengan pendekatan kualitatif. Dari penelitian ditemukan bahwa komponen dan penentu OCB guru TK menekankan peran penting dari atasan dan iklim organisasi dalam meningkatkan derajat OCB guru TK, selain itu dimensi OCB (helping, civic vertue, individual initiative) seperti yang diuraikan oleh Organ sangat berpengaruh terhadap OCB

guru TK.

Berpijak pada elaborasi permasalahan di atas dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta masih terbatasnya penelitian tentang OCB pada guru TK di Indonesia, maka peneliti tertarik dan perlu mengetahui lebih lanjut tentang kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior Guru TK se- Kabupaten Kudus.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(23)

Secara konsepsional, berbicara tentang Organizational Citizenship Behavior (OCB), maka sejumlah faktor-faktor yang berpengaruh dalam variabel ini cukup banyak. Munculnya OCB di kalangan karyawan, berdasar dari berbagai penelitian, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: komitmen organisasi, kepemimpinan transformasional, persepsi atas dukungan organisasi, jenis kelamin, masa kerja, keadilan prosedural, kepuasan kerja dan mood.

Agar lebih memahami identifikasi masalah tersebut, peneliti gambarkan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi OCB berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain ke dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB Sumber: Hasil olahan peneliti

Hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan di lapangan, dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi OCB guru TK yang paling menonjol terlihat dengan kasat mata peneliti adalah kepemimpinan transformasional kepala TK dan kepuasan kerja guru.

TK sebagai organisasi pendidikan memerlukan seorang pemimpin dalam pelaksanaan pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepala TK adalah tulang punggung dinamika

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Komitmen Organisasi

Mood

Kepuasan kerja Keadilan Prosedural

Masa Kerja Jenis Kelamin Persepsi atas dukungan

organisasi Kepemimpinan

(24)

sekolah. Eksistensi dan kemajuan TK sangat tergantung kepada kepala TK. Oleh sebab itu, kepala TK haruslah sosok yang dinamis, kreatif, dan kompetitif, serta tidak mudah menyerah, patah semangat, dan lemah cita-cita. Dalam kepemimpinan transformasional salah satu aktivitasnya adalah melakukan transformasi. Kepemimpinan transformasional menuntut kemampuan kepala TK dalam berkomunikasi, terutama komunikasi persuasif. Kepala TK yang mampu berkomunikasi secara persuasif dengan komunitasnya akan menjadi faktor pendukung dalam proses transformasi kepemimpinannya. Seorang kepala TK yang memiliki kepemimpinan transformasional memiliki sikap menghargai ide-ide baru, cara dan metode baru, serta praktik-praktik baru yang dilakukan oleh para guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Dalam usaha menumbuhkan dan mengoptimalkan OCB di sekolah, diperlukan dukungan dan peran dari kepala sekolah (Somech & Ron, 2007:57). Melihat tugas, peran dan tuntutan dari guru TK maka diperlukan pimpinan yang bisa memberikan motivasi kepada para guru. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah mampu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik dari apa yang mereka gambarkan sebelumnya. Kepemimpinan ini mengutamakan memberikan kesempatan, dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di sekolah bersedia, tanpa paksaan, dan berpartisipasi.

(25)

Kepuasan kerja menjadi faktor penentu utama dari OCB. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2012: 115) bahwa kepuasan kerja seharusnya menjadi faktor penentu utama dari OCB. Karyawan yang puas tampaknya cenderung berbicara secara positif tentang organisasi, membantu individu lain, dan melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka. Selain itu, karyawan yang puas mungkin lebih mudah berbuat lebih dalam pekerjaan karena mereka ingin merespon pengalaman positif mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Somech dan Drach-Zahavy (2000) terhadap 251 guru Israel menunjukkan bahwa kepuasan kerja berhubungan positif dengan OCB.

Kepuasan kerja guru merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam setiap sekolah, karena tercapainya tujuan sekolah sangat ditentukan oleh unsur manusia dalam sekolah tersebut. Kepuasan kerja guru TK ditunjukkan oleh sikapnya dalam bekerja atau mengajar. Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia, maka dia akan bekerja atau mengajar dengan baik . Guru yang puas dengan pekerjaannya akan melakukan pekerjaannya dengan senang dan selalu berusaha agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan baik bahkan melakukan beberapa hal yang mungkin di luar tugasnya.

Adapun secara kontekstual, peneliti memilih lokasi penelitian TK di Kabupaten Kudus karena dekat dengan wilayah kerja peneliti dan peneliti memiliki kemudahan akses informasi dan data dalam melakukan penelitian di Kabupaten Kudus.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut diatas, maka agar tidak meluasnya masalah sehubungan dengan adanya keterbatasan waktu, dana dan kemampuan untuk melaksanakan penelitian secara mendalam, maka permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah: “Seberapa Besar Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK dan Kepuasan Kerja Guru

Terhadap Organizational Citizenship Behavior Guru TK se-Kabupaten

Kudus?”

(26)

1) Bagaimana gambaran kepemimpinan transformasional kepala TK se- kabupaten Kudus?

2) Bagaimana gambaran kepuasan kerja para guru TK se- kabupaten Kudus? 3) Bagaimana gambaran Organizational Citizenship Behavior guru TK se-

kabupaten Kudus?

4) Seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala TK terhadap OCB guru TK se- kabupaten Kudus?

5) Seberapa besar kontribusi kepuasan kerja terhadap OCB guru TK se-kabupaten Kudus?

6) Seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala TK dan kepuasan kerja terhadap OCB guru TK se-kabupaten Kudus?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan kepemimpinan transformasional kepala TK se- kabupaten Kudus.

2. Mendeskripsikan kepuasan kerja para guru TK se-kabupaten Kudus.

3. Mendeskripsikan Organizational Citizenship Behavior guru TK se- kabupaten Kudus.

4. Menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala TK terhadap OCB guru TK se- kabupaten Kudus.

5. Menganalisis seberapa besar kontribusi kepuasan kerja terhadap OCB guru TK se-kabupaten Kudus.

6. Menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala TK dan kepuasan kerja terhadap OCB guru TK se-kabupaten Kudus.

D. Metodologi Penelitian

(27)

Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Pemaparan lebih rinci terdapat di Bab III.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kontribusi kepemimpinan transformasional kepala TK dan kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior guru TK. b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu

bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini bermanfaat bagi pengelola dan yayasan yang menyelenggarakan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (TK) sebagai evaluasi terhadap manajemen personalianya, yaitu manajemen kepala TK dan guru, apakah sudah diselenggarakan dengan baik sehingga memunculkan OCB dari guru terhadap organisasi sekolah.

b. Kepala TK, sebagai evaluasi atas kepemimpinanya, apakah kepemimpinannya sudah termasuk transformasional dan telah mampu memunculkan OCB bagi para guru.

(28)

d. Para pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan agar memberikan program-program pengembangan guru TK yang dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru TK, sehingga dengan ketrampilan baru tersebut dapat diaplikasikan untuk mendukung program-program di sekolah.

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis dalam penelitian ini terbagi dalam lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Dalam bab II akan diuraikan kajian pustaka, kerangka pemikiran, paradigma penelitian dan hipotesis penelitian. Dalam kajian pustaka diuraikan tentang kajian Organizational Citizenship Behavior dalam administrasi pendidikan, konsep

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kepuasan kerja guru.

Bab III dalam penelitian ini membahas tentang metodologi penelitian. Dalam metodologi penelitian ini diuraikan tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data.

Sedangkan Bab IV akan dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini Berisi hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan pembahasan khusus.

(29)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian, untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Metodologi penelitian ini mencakup metode penelitian, pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.. Metode ini bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor, fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Darmadi (2011:145) bahwa: “penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.”

Penelitian deskriptif yang baik memerlukan tindakan yang teliti pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekatai kebenarannya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati, dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran objek atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.

(30)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini data yang digunakan dan diolah adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono 2008: 13). Analisis penelitian melalui korelasi sederhana dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi antar variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1), kepuasan kerja guru (X2) terhadap organizational citizenship behavior (Y). adapun objek dan lokasi penelitian adalah guru TK se-kabupaten

Kudus. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket.

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam menjaring data dari sumbernya, untuk itu diperlukan kejelasan sumbere data yaitu populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data yang pada gilirannya hasil analisis dapa dipercaya (reliabilitas dan validitas), dengan demikian mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat.

Sugiyono (2008: 14) menyatakan bahwa:

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(31)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2008: 117).

Penelitian ini dilaksanakan pada guru TK se-kabupaten Kudus dengan jumlah populasi 1047 guru TK dari 212 TK negeri dan swasta.

Tabel 3.1

Jumlah Kepala dan guru TK di Kabupaten Kudus Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Kepala Sekolah Jumlah Guru Jumlah Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1 Undaan 2 14 1 61 62

2 Gebog - 23 1 78 79

3 Mejobo 5 10 2 61 63

4 Bae 1 21 4 77 81

5 Jati 1 24 2 88 90

6 Kaliwungu - 19 1 66 67

7 Dawe 0 28 - 56 56

8 Kota 1 38 10 243 253

9 Jekulo 1 24 1 83 84

Jumlah 11 201 22 813 1047

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus Tahun 2012

Sedangkan data guru TK se-Kabupaten Kudus berdasarkan masa kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Kepala guru TK di Kabupaten Kudus Berdasar Masa Kerja Tahun 2012

No Masa Kerja Kepala Sekolah Guru Jumlah

1 Kurang dari 5 tahun 21 391 412

2 5 – 10 tahun 46 243 289

3 10 tahun 1 bulan – 15 tahun 21 76 97

(32)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 Lebih dari 20 tahun 107 98 205

Jumlah 212 835 1047

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus tahun 2012 Adapun data TK se-Kabupaten Kudus berdasarkan akreditasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Jumlah TK di Kabupaten Kudus Berdasar Akreditasi Tahun 2012

No Akreditasi Jumlah

1 A 45

2 B 33

3 C 2

4 Tidak Terakreditasi 132

Jumlah 212

Sumber: Badan Akreditasi Nasional Jawa Tengah tahun 2012

2. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2008: 118) adalah :

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Pada penelitian ini menggunakan teknik probability sampling untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono (2008: 120): “Probabilty Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Untuk lebih khususnya menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur

(33)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi = 1047 responden

d2 = Presisi (ditetapkan 5 % dengan tingkat kepercayaan 95 %)

Karena jumlah populasi sebesar N = 1047 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan = 5 % atau 0,05, maka jumlah total sampel yang diperoleh adalah :

=

=

= 289,4 dibulatkan menjadi 290 orang

Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut lamanya masa kerja guru TK. Dengan demikian masing-masing sampel untuk masa kerja harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini maka jumlah sampel ditetapkan sebagai berikut:

masa kerja kurang 5 tahun = 412 / 1047 X 290 = 114,12 = 114 masa kerja 5-10 tahun = 289 / 1047 X 290 = 80,05 = 80 masa kerja 10 th 1 bln -15 tahun = 97 / 1047 X 290 = 26,87 = 27 masa kerja 15 th 1 bln - 20 tahun = 44 / 1047 X 290 = 12,19 = 12 masa kerja lebih dari 20 tahun = 205 / 1047 X 290 = 56,78 = 57 JUMLAH = 290

(34)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2010: 112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%.

Jumlah sampel TK yang akan diteliti adalah 27,9 % x 212 = 59,15 TK dibulatkan menjadi 60 TK. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut akreditasi sekolah.

Sampel TK yang akan diteliti berdasarkan akreditasinya adalah sebagai berikut:

Untuk memenuhi jumlah responden sesuai dengan sekolahnya secara proporsional seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4

Jumlah sampel guru TK dan asal sekolah

(35)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data

Nasir (2003:328) mengatakan bahwa: ”teknik pengumpulan data merupakan alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.” Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan focus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulkan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka penelitian ini menggunakan teknik angket.

(36)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 290 responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut.

Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1), Kepuasan Kerja Guru (X2) terhadap Organizational Citizenship Behavior Guru (Y) merupakan variabel pokok yang akan dijadikan sejumlah pertanyaan di dalam angket.

Akdon (2005:131) menyatakan bahwa:

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dan mereka bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data secara langsung dari responden yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya. Data yang diperoleh dari responden bisa berupa apa yang diketahui, apa yang disukai, apa yang dirasakan, atau apa dipikirkan, apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan.

(37)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penjelasan di atas, alat pengumpul data yang digunakan untuk mengungkap data tentang variabel Supervisi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK dan Organizational Citizenship Behavior OCB) Guru TK adalah melalui teknik “Skala Linkert”; yaitu 5 = Selalu, 4 = Sering, 3 = Kadang-kadang, 2 = Jarang, 1 = Tidak Pernah. Untuk variabel Kepuasan Kerja Guru menggunakan ukuran. 5 = Sangat Puas, 4 = Puas, 3 = Cukup Puas, 2 = Tidak Puas, 1 = Sangat Tidak Puas.

Penelitian ini merupakan tiga buah instrument yang berbentuk angket untuk mengukur masing-masing (1) Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, (2) Kepuasan Kerja Guru, (3) Organizational Citizenship Behavior Guru TK. Setiap variabel diurai dalam indikator dan sub indikator yang dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan yang mewakili setiap sub indikator.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Riduwan (2006: 14) berpendapat bahwa: “definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel.” Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

(38)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bawahannya untuk kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid; membawa pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen; berani bertanggung jawab memimpin dan mengendalikan organisasi. (Bass, 1985; Yulk, 1994; Su-Yung Fu, 2000; Tracy and Hinkin, 2010).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah yang dapat membuat para guru menjadi lebih terlibat dan peduli pada pekerjaannya, lebih banyak mencurahkan perhatian dan waktu untuk pekerjaannya. Pada akhirnya, mereka mampu membuat para guru untuk mau melakukan sesuatu melebihi kewajibannya. Adapun dimensi kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini adalah:

(1) Idealized Influence (Kharismatik)

(2) Inspirational Motivation (motivasi inspirasional)

(3) Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual)

(4) Individualized Consideration (perhatian terhadap individu)

b. Kepuasan Kerja Guru (X2)

Kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. (Robbins, 2003; Riggio, 2003; Davis and Newstroom, 2002; Donely, 1985)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepuasan kerja guru adalah kecenderungan dalam sikap dan perasaan mengenai pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya, bahwa pekerjaan itu menarik dan memberikan kepuasan hingga mereka senang bekerja sebagai guru.

Adapun indikator kepuasan kerja dalam penelitian ini adalah: (1) Perhatian pimpinan terhadap bawahan (Supervision)

(39)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (5) Tanggung jawab (Responsibility)

(6) Pekerjaan itu sendiri (Work itself) (7) Kenaikan jabatan (Advancement) (8) Kemanan (Security)

(9) Pengakuan (Recognition)

c. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru (Y)

Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah suatu perilaku

sukarela dan tulus tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dalam organisasi yang tidak termasuk dalam deskripsi formal bertujuan untuk memajukan organisasi, dimana perilaku tersebut tidak diakui oleh penghargaan formal namun meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi. (Organ 1988; Podsakoff, Ahearne, and MazKenzie 1997; Dyne,L.V., dan Ang,S. 1998; Sloat 1999).

Dalam penelitian ini guru yang memiliki OCB tinggi adalah guru yang dalam setiap kesempatan cenderung membantu rekan kerja dan melakukan hal-hal yang terbaik untuk organisasi secara sukarela tanpa berkaitan dengan reward formal, perilaku tersebut mampu meningkatkan efisiensi dan

efektifitas sekolah.

OCB diukur dengan lima dimensi (Organ, Podsakoff, & MacKenzie, 2006: 251) yaitu:

(1) Alturism- perilaku membantu

 Menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau sedang

istirahat

 Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka

membutuhkan bantuan

 Berkontribusi dalam proses orientasi guru baru (2) Conscientiousness – kepatuhan terhadap organisasi

(40)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jam kerja

dimulai

 Memanfaatkan fasilitas sekolah dengan bijaksana (3) Sportmanship- kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh

 Menerima keadaan sekolah  Toleransi tinggi

 Tidak membesar-besarkan masalah diluar proporsinya (4) Courtesy- loyalitas terhadap organisasi

 Menjaga hubungan baik  Menyelesaikan pertikaian

(5) Civic Virtue- memberikan kontribusi lebih dari yang diharapkan kepada organisasi

 Profesional dalam menggunakan asset  Mengikuti perkembangan sekolah

 Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik

untuk organisasi

3. Instrumen Penelitian

a. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1- 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Tidak Pernah (TP) 2 = Jarang (JR)

3 = Kadang-kadang (KD) 4 = Sering (SR)

5 = Selalu (SL)

Tabel 3. 5

(41)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (X1)

(42)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

(43)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Intellect

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1-5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

(44)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 = Cukup Puas (CP)

4 = Puas (P)

5 = Sangat Puas (SP)

Tabel 3. 6

Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepuasan Kerja Guru (X2)

(45)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sosial

prasarana kantor baik

- Perbandingan kelas dan jumlah murid sesuai

- Pengelola sekolah menjelaskan

atura-Gaji/Upah  pendapatan yang dapat

- Penggajian sesuai dengan pekerjaan - Bertanggung jawab

membuat rancangan mengajar harian - Memberi kesempatan

(46)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu guru dan

- Ikut bertanggung jawab terhadap masa depan sekolah

- Bertanggung jawab terhadap hasil lulusan - Mengajar mendorong

seseorang menjadi

- Pekerjaan guru sesuai dengan yang

(47)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penghargaan

c. Organizational Citizenship Behavior Guru (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1- 5 dengan alternatif jawaban, yaitu:

1 = Tidak Pernah (TP)

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Organizational Citizenship Behavior Guru (Y)

(48)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(49)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

(50)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

(51)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu maupun

perubahan yang sedang terjadi dan ada di organisasi.

4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai mutu penelitian. Keandalan menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur (instrument) yang dipakai.

a. Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2010b:97- 118) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(52)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kaidah keputusan :

Jika r hitung> r tabel berarti valid sebaliknya

r hitung< r tabel berarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

b. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut: Langkah langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut.

a) Menghitung Varians Skor tiap – tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden

b) Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus: N

N X X S

i i i

2

2 ( )

 

n

i

S

S

S

S

S

1

2

3

...

(53)

Adim Dwi Putranti, 2013

Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Guru TK Se-Kabupaten Kudus

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :  Si = Jumlah Varians semua item

S1, S2, S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n c) Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Menurut Sekaran dalam Zulganef (2006: 297) suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70.

Koefisien Alpha menurut Cronbach dalam Azwar (2003:156) merupakan rata-rata dari semua koefisien belah dua (split-half) yang mungkin dibuat dari suatu alar ukur. Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi suatu indikator. Dalam uji reliabilitas, dengan melihat nilai Alpha maka dapat diketahui tingkat konsistensi antar indikator yang digunakan.

Gambar

Tabel 3.1         Jumlah Kepala dan guru TK di Kabupaten Kudus Tahun 2012 .............64
Gambar 1.1     Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB ....................................................9
Gambar  1.1  Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB Sumber: Hasil olahan peneliti
Tabel 3.1 Jumlah Kepala dan guru TK di Kabupaten Kudus
+7

Referensi

Dokumen terkait

'HVNULSVL KDVLO SHQHOLWLDQ WLQGDNDQ NHODV \DQJ EHUMXGXO ³3 enggunaan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 02

Berdasarkan hasil uji simultan bahwa variabel bebas yang meliputi kepuasan yaitu Bentuk Fisik, Kehandalan , Daya Tanggap , Jaminan, Empati secara bersama sama mempunyai

(3) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa tipe field dependent (FD) melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi volume prisma berdasarkan

Pada Tabel 5, faktor-faktor pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah di Desa Hamparan Perak yang perlu diperbaiki adalah pH, C-organik dan N-total

Seperti dikemukakan di atas, bahwa bagi wanita yang tidak hamil sewaktu dicerai oleh suaminya berlaku dua ketentuan. Keduanya didasarkan pada kondisi wanita tersebut

Nilai rata-rata kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat

Banyak alumni yang berasal dari Madrasah Muallimin Muhammadiyah Limbung setelah melalui proses pendidikan di madrasah kemudian menjadi tokoh agama dalam organisasi

Run of mine adalah tempat penumpukan sementara batubara hasil dari penambangan yang berada dekat dengan lokasi hopper, jika pada saat ini unit pengolahan sedang