• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA KOMPETENSI MELAKSANAKAN PANEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN (APTN) DI SMK NEGERI 2 SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA KOMPETENSI MELAKSANAKAN PANEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN (APTN) DI SMK NEGERI 2 SUBANG."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA

KOMPETENSI MELAKSANAKAN PANEN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI

AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN (APTn)

DI SMK NEGERI 2 SUBANG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana (S1) Pendidikan

Teknologi Agroindustri

Disusun Oleh :

Syahriandi Akbari Siregar 0811699

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA KOMPETENSI MELAKSANAKAN PANEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN

(APTN) DI SMK NEGERI 2 SUBANG Tahun Ajaran 2012 / 2013

Oleh :

Syahriandi Akbari Siregar 0811699

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMK Negeri 2 Subang. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan Model Pembelajaran Treffinger. Dalam penelitian tidakan kelas ini dilakukan dengan 3 siklus. Model pembelajaran Treffinger adalah seperangkat cara dan prosedur kegiatan belajar yang tahap-tahapnya meliputi orientasi, pemahaman diri dan kelompok, pengembangan kelancaran dan kelenturan berfikir, dan bersikap kreatif , pemacu gagasan-gagasan kreatif, serta pengembangan kemampuan memecahkan masalah yang lebih nyata dan kompleks.

Pada penelitain siklus I didapatkan hasil yaitu hasi belajar / nilai rata – rata siswa 72.75 dengan tingkat kelulusan KKM sebesar 17%. Kemudian untuk aktivitas belajar siswa yaitu minat 65%, perhatian 74%, partisipasi 62% dan diskusi 67%. Sedangkan untuk penilaian aktivitas guru yaitu 64%. Pada penelitain siklus II didapatkan hasil yaitu hasi belajar / nilai rata – rata siswa 80.45 dengan tingkat kelulusan KKM sebesar 65%. Kemudian untuk aktivitas belajar siswa yaitu minat 83%, perhatian 80%, partisipasi 68% dan diskusi 77%. Sedangkan untuk penilaian aktivitas guru yaitu 81%. Sehingga hasilnya mengalami peningkatan dan lebih baik. Pada penelitain siklus III didapatkan hasil yaitu hasi belajar / nilai rata – rata siswa 84.45 dengan tingkat kelulusan KKM sebesar 96%. Kemudian untuk aktivitas belajar siswa yaitu minat 89%, perhatian 92%, partisipasi 92% dan diskusi 86%. Sedangkan untuk penilaian aktivitas guru yaitu 92%. Sehingga hasilnya kembali mengalami peningkatan semakin lebih baik lagi.

Dari hasil data penelitian yang didapatkan dari Siklus I sampai Siklus III dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan Penerapan Model Pembelajaran Treffinger dapat dikatakan berhasil karena dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) di SMK Negeri 2 Subang.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Batasan Masalah... 6

1.4.Rumusan Masalah ... 6

1.5.Tujuan ... 7

1.6.Manfaat Penelitian ... 7

1.7.Penjelasan Judul Penelitian ... 8

1.8.Sistematika Penulisan ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 12

2.2. KTSP SMK N 2 Subang ... 17

2.4. Tujuan Kompetensi Lulusan SMK Pertanian Pogram (APTN) ... 18

2.5. Struktur Kurikulum SMK N 2 Subang ... 19

2.5. Belajar dan Pembelajaran ... 21

2.6. Model pembelajaran ... 22

2.7. Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 24

2.8. Model Pembelajaran Trefingger ... 25

(4)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.10. Penelitian Tindakan Kelas ... 35

2.11. Standar Kompetensi Panen dan Pasca panen ... 37

BAB III. METODOLOGI 3.1. Rencana Penelitian ... 49

3.2. Desain Penelitian ... 49

3.3. Prosedur Penelitian... 50

3.4. Instrumen Penelitian... 53

3.5. Validitas Instrumen ... 53

3.6. Teknik Pengolahan Data ... 54

37. Validasi Data ... 55

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Awal Pembelajaran ... 57

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 93

5.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN ... 97

(5)

DAFTAR TABEL

2.1. Materi Pelajaran Jurusan Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) ... 19

2.2. Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning... 25

2.3. Tahapan Model Pembelajaran Treffinger ... 30

2.4. Index Panen Beberapa Tanaman Sayuran. ... 40

2.5. Index Panen Beberapa Tanaman Buah – Buahan ... 43

2.6. Index Panen Beberapa Tanaman Pangan Dan Palawija ... 44

2.7. Cara Pemetikan Berdasarkan Bagian Tanaman Yang Dipetik ... 46

2.8. Penentuan langkah teknik panen/petik terbaik pada sayuran. ... 47

2.9. Penentuan Langkah Teknik Panen/Petik Terbaik Pada Buah – Buahan. ... 47

3.1. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa ... 54

4.1. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 62

4.2. Observasi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Siklus 1... 63

4.3. Lembar Observasi Guru / Pengajar Dalam KBM Siklus 1 ... 64

4.4. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II ... 66

4.5. Observasi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Siklus II ... 68

4.6. Hasil Observasi Guru / Pengajar Dalam KBM Siklus II ... 69

4.7. Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I, Siklus II Dan Siklus III ... 71

4.8. Observasi Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Pada Siklus III ... 73

(6)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

3.1. Diagram Alir Penelitian Tindakan Kelas ... 48

4.1. Diagram Hasil Belajar Siswa Mencapai KKM Dan Tidak Mnecapai KKM Siklus I ... 75

4.2. Diagram Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I ... 77

4.3. Diagram Nilai Rata – Rata Siswa Siklus I Dan II ... 80

4.4. Diagram Hasil Belajar Siswa Mencapai KKM Dan Tidak Mencapai KKM Siklus I Dan II ... 80

4.5. Diagram Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I Dan II ... 81

4.6. Diagram Hasil Observasi Guru / Pengajar Siklus I Dan II ... 83

4.7. Diagram Nilai Rata – Rata Siswa pada Siklus I, II Dan III ... 85

4.8 Diagram Hasil Belajar Siswa Mencapai KKM Dan Tidak Mencapai KKM Siklus I, II Dan III ... 85

4.9 Diagram Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I, II Dan III ... 87

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 97

2. Lembar Observasi Siswa. ... 124

3. Lembar Observasi Guru/Pengajar ... 126

4. Lembar Absensi Siswa ... 129

(8)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN)

di SMK Negeri 2 Subang Tahun Ajaran 2012/2013)” ini adalah sepenuhnya karya

saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Bandung, Oktober 2012

Yang membuat pernyataan

Syahriandi Akbari Siregar

(9)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan yang bermutu, akan menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

kita untuk berpacu dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di

masyarakat. Perkembangan dan perubahan itu menyebabkan perubahan

paradigma terhadap kualitas lulusan yang diharapkan. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yang merupakan bagian dari pendidikan nasional yang

diselenggarakan sebagai lanjutan dari SMP/MTS, juga mengalami perubahan,

demi perbaikan dan peningkatan kualitas hasil pendidikan. SMK menyiapkan

lulusannya untuk bekerja dalam bidang tertentu dengan bekal sikap kerja,

terampil, dan pengetahuan yang sesuai dengan user need (dunia usaha dan

dunia industri) atau berwirausaha. .

Pada dasarnya SMK bertujuan dapat menghasilkan siswa yang memiliki

keterampilan (psikomotorik) yang tinggi. Dilapangan banyak sekali SMK

yang menerapkan sistem belajar berbasis produksi, contohnya seperti di SMK

Negeri 2 Subang. Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman (APTN)

yang merupakan bagian dari lingkup SMK Negeri 2 Subang. Dimana

Program Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) SMK Negeri 2

Subang telah menerapkan sistem belajar berbasis produksi terutama pada

mata pelajaran produktif. Misalnya pada Standar kompetensi Melakukan

(10)

2

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dikuasai oleh lulusan SMK Program Keahlian APTN (Agribisnis Produksi

Tanaman), dimana standar kompetensi ini diberikan untuk siswa kelas XI

yang penerapan pembelajarannya siswa langsung melakukan pekerjaan

dilapangan sehingga bisa menghasilkan keterampilan (psikomotorik) atau

keuntungan dari pekerjaan yang dilakukannya. Sistem belajar berbasis

produksi seperti ini bagi SMK memang sangat efektif dikarenakan siswa

tamatan dari SMK banyak yang diarahkan untuk langsung bisa bekerja di

industri maupun mampu berwirausaha.

Kurang optimalnya pembelajaran di SMK tercermin dengan rendahnya

hasil belajar pada mata pelajaran produktif pada pembelajaran-pembelajaran

sebelumnya yang dialami oleh siswa kelas XI. Dilapangan sistem belajar

berbasis produksi ini memang sangat efektif untuk meningkatkan

keterampilannya, namun untuk sikap (afektif) dan pemahamannya (kognitif)

masih kurang. Sebab sistem belajar berbasis produksi ini siswa jarang sekali

mendapatkan suatu materi yang komplek yang berkaitan dengan mata

pelajaran produktif atau pekerjaan yang siswa lakukan dilapangan, sehingga

nilai evaluasi yang dihasilkan belum optimal. Pernyataan ini didukung

dengan kenyataan yang terdapat di lapangan, dimana jumlah siswa yang

memiliki nilai diatas 80 tidak mencapai 80 % dari jumlah keseluruhan siswa.

Dengan demikian sebagai guru perlu menambahkan model pembelajaran

yang tepat untuk melengkapi pengetahuan para siswa, sehingga

dilapangannya sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan

(11)

3

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

siswa mendapatkan masalah dilapangan para siswa pun bisa berusaha

menyelesaikannya dengan sendiri maupun bersama – sama.

Seiring perkembangan dunia pendidikan, telah ditemukan berbagai macam

model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada

siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses

pembelajaran. Nurhadi, dkk (2003:11) menyatakan bahwa “belajar akan lebih

bermakna apabila siswa atau anak didik mengalami sendiri apa yang

dipelajarinya”

Disini guru dituntut untuk mampu menggunakan inovasi dalam

menentukan model pembelajaran karena pemilihan model yang tidak tepat

akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.

Salah satu model belajar mengajar yang meningkatkan pengetahuan dan

kreatifitas dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Treffinger.

Model pembelajaran Treffinger adalah seperangkat cara dan prosedur

kegiatan belajar yang tahap-tahapnya meliputi orientasi, pemahaman diri dan

kelompok, pengembangan kelancaran dan kelenturan berfikir, dan bersikap

kreatif , pemacu gagasan-gagasan kreatif, serta pengembangan kemampuan

memecahkan masalah yang lebih nyata dan kompleks.

Model pembelajaran Treffinger merupakan salah satu dari sedikit

model yang menangani masalah pengetahuan dan kreatifitas secara langsung.

Dengan melibatkan baik keterampilan kognitif maupun afektif pada setiap

tingkat dari model ini, Treffinger menunjukkan saling hubungan dan

(12)

4

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam model pembelajaran Treffinger dituntut kemampuan guru untuk

dapat membantu siswa dalam mengembangkan kelancaran dan kelenturan

berpikir dan bersikap kreatif, memacu gagasan- gagasan kreatif, serta

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang nyata dan

kompleks.

Pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran Treffinger

terdiri dari tiga langkah, yaitu guru memberikan soal terbuka tentang materi

yang diajarkan untuk didiskusikan siswa, guru memberikan kegiatan yang

menantang yaitu berdiskusi untuk bermain, dan yang terakhir siswa membuat

pertanyaan dalam kehidupan sehari- hari serta penyelesaiannya secara

mandiri.

Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas,

peneliti memandang perlu untuk meneliti tentang “Penerapan Model

Pembelajaran Treffinger Pada Standar Kompetensi Melaksanakan

Panen Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas XI Agribisnis

(13)

5

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk 1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, muncul beberapa masalah yang memperkuat

alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat. Adapun identifikasi masalah

dari judul yang penulis pilih adalah sebagai berikut:

1. Upaya untuk meningkatkan penguasaan materi dan keterampilan siswa

pada mata pelajaran produktif masih belum optimal sehubungan dengan

model pembelajaran yang dipakai guru dalam proses pembelajaran.

2. Pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan

masih sangat kurang.

3. Pada umumnya pembelajaran pada mata pelajaran produktif sistem

pembelajarannya berbasis produksi, dimana siswa langsung diaplikasikan

kelapangan tanpa pemberian materi (pemahaman) sehingga siswa

kesulitan dalam memahami setiap pelajarannya dan pola pikir siswa tidak

berkembang dalam menyelesaikan maupun mengatasi masalah pekerjaan

dilapangan.

4. Untuk mencetak lulusan yang unggul,maka perlu diadakan perubahan cara

belajar yang asalnya berpusat pada guru, menjadi berpusat pada siswa,

(14)

6

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.3.Batasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah untuk menghindari penyimpangan

tujuan dan penelitian menjadi lebih terarah, maka batasan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran yang digunakan yaitu Model Pembelajaran Treffinger

pada kelas XI APTN (Agribisnis Produksi Tanaman).

2. Penilaian hasil belajar siswa pada penelitian ini ialah melalui nilai diskusi,

tes (aspek kognitif) dan aktifitas siswa melalui pengamatan minat,

perhatian, partisipasi dan berdiskusi (aspek afektif) dari setiap siklus

pembelajaran Standar Kompetensi Melaksanakan Panen.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka

rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan Model Pembelajaran Treffinger dapat meningkatkan

hasil belajar (Aspek Kognitif) untuk siswa kelas XI Agribisnis Produksi

Tanaman (APTN) pada Standar Kompetensi Melaksanakan Panen di SMK

Negeri 2 Subang?

2. Apakah penerapan Model Pembelajaran Treffinger dapat meningkatkan

aktivitas belajar (Aspek Afektif) untuk siswa kelas XI Agribisnis Produksi

Tanaman (APTN) pada Standar Kompetensi Melaksanakan Panen di SMK

(15)

7

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk 1.5. Tujuan

Tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan

penelitian. Tujuan dari penelitian ini pada umumnya adalah untuk

memberikan sebuah alternatif pada pembelajaran yang diharapkan dapat

digunakan oleh guru di SMK pertanian. Tujuan khusus dari penelitian ini

yaitu:

1. Mengetahui penerapan Model Pembelajaran Treffinger terhadap

peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman

(APTN) pada Standar Kompetensi Melaksanakan Panen di SMK Negeri 2

Subang.

2. Mengetahui pengaruh penerapan Model Pembelajaran Trefingger untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman

(APTN) pada Standar Kompetensi Melaksanakan Panen di SMK Negeri 2

Subang

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Teoritis

Memberikan gambaran umum tentang penerapan model pembelajaran

Treffinger untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Agribisnis

Produksi Tanaman (APTN) pada Standar Kompetensi Melaksanakan

(16)

8

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Praktis

a. Dapat memberikan masukan kepada praktisi pendidikan khususnya

guru pengajar, jika hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran Treffinger meningkatkan penguasaan materi (

pemahaman) dalam pembelajaran mata pelajaran produktif.

b. Peneliti mengharapkan, siswa dapat lebih memahami materi pelajaran

dan bisa memecahkan setiap masalah dalam menanggapi pelajaran

produktif terutama yang sangat berkaitan terhadap permasalahan yang

terjadi di masyarakat.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ide-ide lain kepada peneliti

lainnya.

1.7. Penjelasan Judul Penelitian

Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis

menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1.7.1. Penerapan

Penerapan adalah pemasangan, pengenaan atau perihal

mempraktikan (KBBI, 1992). Yang dimaksud dengan penerapan di

sini adalah mempraktikan Model Pembelajaran Treffinger pada

(17)

9

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk 1.7.2. Model Pembelajaran Treffinger

Model Pembelajaran Treffinger adalah seperangkat cara dan

prosedur kegiatan belajar yang tahap-tahapnya meliputi orientasi,

pemahaman diri dan kelompok, pengenmbangan kelancaran dan

kelenturan berfikir, dan bersikap kreatif ,pemacu gagasan-gagasan

kreatif, serta pengembangan kemampuan memecahkan masalah yang

lebih nyata dan kompleks.

(Pomalato, 2006: 26) dalam menyimpulkan berdasarkan strategi

dan tingkat ketrampilan berfikir yang disampaikan Treffinger, maka

langkah langkah model pembelajaran Treffinger adalah sebagai

berikut :

a. Menjelaskan materi sambil memberikan masalah yang dapat

merangsang siswa untuk dapat berpikir secara divergen.

b. Membahas materi pelajaran dengan cara menghadapkan siswa pada

masalah kompleks sehingga menimbulkan ketegangan pada siswa

dan dengan situasi seperti ini maka memacu siswa untuk

mengeluarkan potensi kreatifnya dalam memecahkan masalah yang

dihadapi.

c. Melibatkan pemikiran siswa dalam tantangan nyata serta

mendorong penggunaan proses berpikir kreatif hingga siswa

(18)

10

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.7.3. Hasil Belajar

Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut

hasil belajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan

ketrampilan yang dapat diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek

kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup

kemampuan berpikir, termasuk kemampuan memahami, menghapal,

mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Aspek

afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,

emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik mencakup imitasi, manipulasi,

presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Pasca Sarjana UNY,2003:1-5).

1.7.4. Standar Kompetensi Melaksanakan Panen

Pada standar kompetensi Melaksanakan Panen membahas dasar-dasar

panen hasil pertanian dan teknik pemanenan sesuai kriteria

tanamannya. Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman

(bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen,

yaitu melakukaan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran.

Definisi pascapanen menurut pasal 31 UU No.12/1992, adalah “suatu

kegiatan yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi,

pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan

(19)

11

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk 1.8. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan penelitian ini sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisitentang Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, Penjelasan Judul Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), KTSP

SMNK 2 Subang, Tujuan lulusan SMKN 2 Program Studi APTN, Struktur

kurikulum SMKN 2 Subang, Belajar dan Pembelajaran, Model Pembelajaran,

Model Pembelajaran Treffinger, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), Kompetensi Melaksanakan Panen.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang Rencana Penelitian, Desain Penelitian, Metode dan

Prosedur Penelitian, Sumber Data, Instrumen Penelitian, Pengembangan

Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulandan Analisis Data, Validitas Data

dan Jadwal Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang data Hasil Penelitian, Pembahasan Penelitian

BAB V KASIMPULAN DAN SARAN

(20)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Rencana Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Subang Jawa Barat.

3.1.2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa siswa kelas XI Agribisnis Produksi

Tanaman (APTN) SMK Negeri 2 Subang dengan jumlah siswa 23

orang.

3.2.Desain Penelitian

Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat

dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan merancang desain

penelitian dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alasan peneliti

memakai desain penelitian dengan Penelitian Tindakan Kelas yaitu karena

Peneliti memang diposisikan sebagai guru/ pengajar oleh pihak SMK N 2

Subang.

Ebbut dalam Wiriatmadja mengatakan: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah sajian sistimatika dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek

pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan

dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari

(21)

49

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Beberapa alasan pemilihan metode penelitian dengan menggunakan PTK

adalah hal pertama dikarenakan PTK sangat kondusif untuk membuat guru

menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.

Kedua, PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional

dalam kegiatan proses KBM. Ketiga, dengan melaksanakan tahap-tahap

dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu

kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keempat,

pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang pengajar (guru),

karena tidak perlu meninggalkan kelas pada saat KBM berlangsung. Kelima,

dengan melaksanakan PTK pengajar menjadi lebih kreatif karena selalu

dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan

adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang

dipahaminya. Pada penelitian ini digunakan tiga siklus pembelajaran yang

saling berhubungan Rancangan penelitian yang akan digunakan mengacu

pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model

Spiral

Diagram Alir PTK Modifikasi Dari Berbagai Sumber

(22)

50

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.3. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan tindakan (Plan)

Perencanaan penelitian adalah melakukan identifikasi masalah

kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan

analisa masalah yang didapatkan, dari mulai penetapan waktu, materi,

metode penyampaian materi. Perencanaan dalam penelitian tindakan

sebaiknya lebih bersifat fleksibel, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi

tantangan tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Peneliti merencanakan tindakan, langkah-langkah perencanaan tindakan

meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian

b. Melakukan pra-pengamatan sebelum penelitian terhadap kelas yang akan

digunakan,

c. Merundingkan mitra, dalam hal ini kolaborator untuk penelitian

d. Menyusun silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) setiap

(23)

51

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

e. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas

pada setiap siklusnya

f. Menyusun format observasi untuk memantau berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar di kelas dari setiap siklusnya

g. Menganalisis data yang diperoleh selama melakukan tindakan, serta

h. Merencanakan bagaimana langkah atau tindakan perbaikan yang akan

dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang sebelumnya.

Peneliti merencanakan 3 siklus untuk pelaksanaan penelitian ini, akan

tetapi apabila dalam tiga siklus siswa belum mencapai nilai KKM ≥ 70 %

maka siklus akan dilanjutkan dengan pertimbangan pencapai tujuan yang

diharapkan atau sesuai dengan saran dan pertimbangan dari kolaborator

penelitian atau dosen pembimbing (pakar).

b. Pelaksanaan (Action)

Tindakan merupakan tahap implementasi dari berbagai rencana dan

kegiatan praktis yang telah dirancang pada tahap sebelumnya dan

merupakan tindakan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dapat

terlaksana dengan baik jika mengacu pada rencana yang rasional dan

terukur. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menggunakan model

pembelajaran Treffinger.

c. Pengamatan (Observation)

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

(24)

52

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

akan melakukan analisa berdasarkan pengamatan seluruh pelaksanaan

tindakan.

Pada tahap ini, peneliti dan mitra melakukan pengamatan terhadap

gejala-gejala yang muncul selama berlangsungnya tindakan yang

dilakukan oleh peneliti. Kegiatan ini bertujuan untuk merekam dan

mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti.

Hasil observasi dalam penelitian ini nantinya ialah berdasarkan

data-data yang terekam di kelas selama proses tindakan berlangsung. Peneliti

bersama-sama dengan mitra peneliti juga akan melakukan interpretasi

terhadap data-data yang diperoleh. Setiap akhir tindakan, peneliti dengan

mitra peneliti melakukan diskusi balikan mengenai hal-hal yang harus

diperbaiki, ditingkatkan, ditambah, atau dikurangi bahkan dihilangkan

dalam tindakan berikutnya untuk memperoleh data yang diinginkan. Hasil

diskusi balikan tersebut kemudian oleh peneliti dijadikan acuan untuk

tindakan berikutnya yang akan dilakukan.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap subyek

penelitian yang telah dicatat dalam pengamatan. Langkah refleksi ini

berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses,

problem, isu dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tindakan

(25)

53

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan

refleksi atas kegiatan dan observasi yang dilakukan. Jika hasil refleksi

menunjukkan harus dilakukannya suatu perbaikan, maka ada kemungkinan

rencana tersebut perlu disempurnakan kembali.

3.4.Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Pedoman observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan yang dilakukan dengan teliti dan

sistematis untuk tujuan tertentu. Pedoman observasi digunakan untuk

mengamati tingkat aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar

mengajar.

2) Tes

Tes adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah

contoh perilaku. Tes yang diberikan ialah berupa soal-soal yang berkaitan

dengan materi yang dibahas. Tes ini digunakan untuk mengetahui nilai

kognitif yang merupakan hasil belajar siswa.

(26)

54

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan judgement expert (validasi

pakar) dalam menentukan validasi instrument yang digunakan. validasi pakar

adalah validasi kepada para ahli (expert judgement) mengenai instrumen yang

akan diujikan kepada para siswa untuk memperoleh data. Ahli yang

dilibatkan dalam validasi model evaluasi ahli dalam bidang evaluasi standar

kompetensi tersebut yaitu tim guru mata pelajaran standar kompetensi yang

digunakan. Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur, peneliti terlebih

dahulu melakukan diskusi dan meminta masukan kepada para ahli, sehingga

instrument tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang harus diukur.

3.6. Teknik Pengolahan Data

a. Teknik Pengolahan

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi,tes. Data yang diperoleh dengan teknik-teknik tersebut

dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran.

Pedoman observasi merupakan indikator penilaian aktivitas belajar siswa,

yang dihitung menggunakan rumus:

P = x 100 % (Arikunto, 2000:246)

Tabel.3.1 Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa

No Persentase % Klasifikasi

1 92 – 100 Baik sekali

2 75 - 91 Baik

(27)

55

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

4 25 – 54 Kurang

5 0 – 24 Tidak Baik

Hasil belajar aspek kognitif dilakukan dengan langkah-langkah:

Memberikan pretes dan postes. Menilai hasil tes siswa dengan kriteria

ketuntasan minimum (KKM) yang digunakan di SMK Negeri 2 Subang

yaitu; Membandingkan hasil belajar siswa aspek kognitif pada siklus I

dengan siklus II serta siklus III untuk mengetahui peningkatan aspek

kognitif; Mendeskripsikan untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar

aspek kognitif dari siklus I, siklus II dan siklus III.

3.7. Validasi Data

Untuk menguji kebenaran penelitian PTK, maka setiap data yang

diperoleh keabsahannya. Pengecekkan keabsahan data pada penelitian ini

adalah dengan cara Triangulasi, Member Cek, dan Audit Trial.

a. Trianggulasi

Dalam proses ini, peneliti mencek kebenaran data atau informasi yang

diperoleh dari sumber data, yaitu peneliti utama, peneliti mitra (Teman

sejawat/Pakar), dan guru pamong dengan menggunakan metode

pengumpulan data yang telah dipilih dan disepakati bersama. Dari peneliti

utama, data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui

lembar hasil observasi tentang aktivitas guru dalam bentuk catatan dan

jurnal pelaksanaan tindakan.

(28)

56

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Members check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan

dengan cara mengkonfirmasikan dengan sumber data. Dalam proses ini,

data atau informasi tentang keseluruhan pelaksanaan tindakan yang

diperoleh peneliti utama dan peneliti mitra dikonfirmasi kebenarannya

kepada guru kelas melalui diskusi balikan (refleksi kolaboratif) pada setiap

akhir pelaksanaan tindakan lain pada akhir keseluruhan pelaksanaan

tindakan.

c. Audit Trial

Audit trial yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian sementara beserta

prosedur dan pengumpulan datanya, dengan mengkonfirmasikan pada

bukti-bukti temuan yang telah diperiksa, dan dicek kesahihannya pada

sumber data dari tangan pertama. Proses ini juga dilakukan dengan teman

mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI

(29)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan Model

Pembelajaran Treffinger yang telah dilakukan dan analisis data yang telah

diperoleh pada kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman ( APTN) SMK N 2

Subang, maka diperoleh kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Penerapan Model Pembelajaran Trefingger sangat berpengaruh dan

berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa (aspek afektif) kelas XI

Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) pada Standar Kompetensi

Melaksanakan Panen di SMK Negeri 2 Subang.

2. Penerapan Model Pembelajaran Trefingger sangat berpengaruh dan

berhasil meningkatkan hasil belajar (aspek kognitif) siswa kelas XI

Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) pada Standar Kompetensi

Melaksanakan Panen di SMK Negeri 2 Subang.

3. Melalui penerapan Model Pembelajaran Trefingger peneliti berhasil

meningkatkan tingkat kelulusan KKM siswa kelas XI Agribisnis Produksi

Tanaman (APTN) pada Standar Kompetensi Melaksanakan Panen di SMK

Negeri 2 Subang yang harus mencapai nilai 80 lebih dari 80% dari jumlah

siswa dikelas Agribisnis Produksi Tanaman (APTN)

4. Model Pembelajaran Treffinger sangat baik untuk diterapkan di SMK N 2

(30)

94

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5.2.Saran

1. Penelitian kedepannya terhadap Model Pembelajaran Treffinger

diharapkan untuk dilanjutkan dengan kompetensi lainnya yang lebih luas

2. Untuk lebih meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa, peneliti

menyarankan agar soal – soal dan bahan diskusi yang dibuat lebih

bervariasi dan lebih menantang.

3. Melalui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti

menyarankan agar tim pengajar di SMK N 2 Subang bisa menerapkan

Model Pembelajaran Treffinger ini terhadap peserta didik baik diseluruh

jurusan yang ada disana. Sebab model pembelajaran ini sangat cocok

dikembangkan di SMK N 2 Subang yang menerapkan sistem

pembelajaran berbasiskan produksi, sehingga Model Pembelajaran

Treffinger bisa dikolaborasikan dengan sistem produksi dilapangan.

4. Peneliti berharap agar Model Pembelajaran Treffinger sebagai masukan

kepada guru – guru sekolah dimanapun berada, sehingga para guru bisa

lebih mengembangkan model pembelajaran ini untuk mencapai hasil

(31)

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Evans. (1998). Pengertian Berfikir Kreatif. [online]. Tersedia:

http://muassasah.wordpress.com/2007/03/14/apa-itu-kreativiti/. [09 April

2012]

Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Persero Balai Pustaka.

(

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253216-pengertian-model-pembelajaran-treffinger/#ixzz1rgyFDW00) [08 April 2012]

Karli, H., Sri Yuliariatiningsih M. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Bandung : Bina Media Informasi.

Kunandar, S.Pd, M.Si.2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.

Maheswari, S. G. (2008). Penerapan Strategi THINK-TALK-WRITE untuk

Meningkatkan Kemampuan pemevahan Masalah Siswa SMA. Srkipsi UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Moleong Lexy. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda

Karya.

Munandar, S. C. U. (1999). Indikator Kreativitas. [online]. Tersedia:

(32)

96

Syahriandi Akbari Siregar, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger Pada Kompetensi Melaksanakan Panen Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Agribisnis Produksi Tanaman (APTN) Di SMKN 2 Subang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Poerwodarminto. 1980. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Dinas

Penerbitan Balai Pustaka.

Poerwodarminto. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Persero

Balai Pustaka

Rahmania. ……. Langkah-langkah Pembelajaran treffinger. [online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253219-langkah-model-pembelajaran-treffinger/. [08 April 2012]

Sopandi, A. (2010). Indeks Gain. [online]. Tersedia:

http://blog.matematika.us/2010/05/indeks-gain.html. [09 April 2012]

Sugiyarti. (2005). Pengertian Belajar. [online]. Tersedia:

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_0605721_chapter2.pdf.

[09 April 2012].

Suryabrata sumarni. (1984). Pengertian Belajar. [online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/. [07 April

2012]

Syaodih.S, Nana. (2009).‖Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung: Rosdakarya

Universitas Pendidikan Indonesia, (2008). ―Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”.

Bandung: Univesity Press UPI

Wardani, Wihardit, Kuswaya. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

Gambar

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penerimaan dan pengeluaran yang berkaitandengan pelaksanaan Dekonsentrasi atau Tugas Pembantuan tidak dicatat dalam APBD.APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan

Melihat latar belakang dan permasalahan yang mendasari pemikiran dalam penulisan studi ini mempunyai tujuan dalam hal ini tersusunnya suatu strategi untuk

Mengacu pada penjelasan diatas bahwa dalam pelaksanaan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan Kota Baubau sesuai dengan hasil penelitian dan wawancara

Dengan tujuan tersebut, maka jenis data yang diperlukan akan terdiri dari data primer mengenai kualitas dan karakteristik lahan yang diperoleh dari survei lahan serta data sekunder

Pendapatan dari luar usaha yang diterima petani juga tidak lebih baik dari pendapatan dalam usahatani, sehingga rumahtangga hendaknya mengalokasikan waktu kerja

Terapi intensif untuk anak dengan berat badan 20-32 kg dilakukan dengan pemberian 3 obat kombinasi yaitu INH 200 mg, Rifampisin 300 mg dan Pirazinamid (PZA) 600 mg per hari selama

Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa keempat variabel independen yang terdiri dari: kualitas servis, kinerja staf, fasilitas bengkel, dan biaya servis

Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat.. memilih satu strategi yang tepat