KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI
PENDEKATAN BAHASA ANAK
(Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak
Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh :
PUSTI MUSTIKA
0900733
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI
PENDEKATAN BAHASA ANAK
(Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak
Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)
Oleh
Pusti Mustika
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Pusti Mustika 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN BAHASA ANAK
(Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)
Pusti Mustika
Materi bacaan pada anak tunagrahita ringan sering diambil dari materi buku sumber yang ada di sekolah. Bahan bacaan yang digunakan pada buku sumber sering kali sulit dipahami oleh mereka. Dalam konteks bahasa (membaca pemahaman) akan lebih mudah dipahami oleh anak jika teks-teks bacaan yang dipelajari berasal dari pengalaman bahasa anak (learning experience approach). Penelitian ini berkaitan dengan membaca pemahaman melalui pendekatan bahasa anak yang diberi judul Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Pendekatan Bahasa Anak (Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB Kabupaten Sumedang melalui pendekatan bahasa anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi dengan desain concurrent triangulation. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji Mann Whitney. Sedangkan untuk analisis data kualitatif menggunakan model Miles and Huberman yang terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan yang diberi perlakuan berupa materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman melalui pendekatan pengalaman bahasa anak efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Adapun rekomendasi bagi guru agar memberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dengan langkah menggali bahasa peserta didik, mengidentifikasi bahasa, dan menyusun materi. Untuk peneliti selanjutnya direkomendasikan mengadakan penelitian serupa dengan memperbanyak subjek yang diteliti, memilih yang memiliki usia mental kurang dari tujuh tahun atau anak berkebutuhan khusus dengan hambatan yang berbeda. Agar dapat menjadi tambahan informasi yang berbeda dalam keilmuan Pendidikan Khusus.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA A. Konsep Ketunagrahitaan ... 7
B. Kemampuan Bahasa Anak Tunagrahita ... 9
C. Kemampuan Membaca Pemahaman... 11
D. Perencanaan Pengajaran ... 13
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21
F. Kerangka Berpikir ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian... 24
C. Desain Penelitian ... 27
D. Subjek Penelitian ... 31
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Teknik Pengolahan Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40
B. Pembahasan ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91
B. Rekomendasi... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai
tahap perkembangan yang optimal” (Somantri, 2005:105). Istilah tunagrahita
dikenal juga sebagai keterbelakangan mental. „Lebih dari satu persen dari semua
siswa yang berusia enam hingga 21 tahun menyandang keterbelakangan mental‟
(Departemen Pendidikan A.S., 2005, dalam Slavin, 2011:198). Akibat dari
kondisi perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan, anak tunagrahita
memiliki keterbatasan pada beberapa aspek perkembangan lainnya, diantaranya
fisik, bahasa, emosi, penyesuaian sosial dan kepribadiannya.
Somantri (2005:114) mengemukakan bahwa :
Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kognisi, keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Perkembangan kognisi anak tunagrahita mengalami hambatan, karenanya perkembangan bahasanya juga akan terhambat.
Perkembangan bahasa anak tunagrahita lebih lambat dari anak pada
umumnya.Berkaitan dengan perkembangan bahasa anak tunagrahita yang lebih
lambat dari anak pada umumnya atau sama dengan anak typical dengan MA
(mental age) lebih muda dari CA (chronologi age) anak tunagrahita. “Anak
tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan
kata-katanya” (Amin, 1995:37). Bowey (1986) dalam Ormrod (2009 : 71-72) mengemukakan bahwa „Kemampuan linguistik anak pada umumnya usia enam tahun sebanyak 8.000 sampai 14.000 kata dan untuk anak kelas enam sampai
kelas delapan sebanyak 50.000 kata‟ . Berkaitan dengan hal tersebut, penguasaan
kosa kata anak tunagrahita ringan lebih sedikit. Anak tunagrahitaringan yang
sudah cukup mampu untuk membaca, kesulitan dalam memahami bacaan dari
pahami.Selain itu, dikhawatirkan pula hambatan ini menyebabkan anak tidak
mampu memahami pelajaran yang sedang dipelajari maupun yang selanjutnya. “Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi dua proses, yaitu proses
decoding, juga dikenal dengan istilah membaca teknis atau permulaan, dan proses
pemahaman” dalam Soendariet al (2008 : 82). Keterampilan membaca
pemahaman merupakan keterampilan membaca yang tingkatannya lebih tinggi
dari membaca permulaan. Anak tunagrahita ringanmembutuhkan penanganan
berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman terhadap materi pelajaran
karena anak tunagrahita ringan masih dapat dibimbing untuk mengembangkan
keterampilan membaca pemahaman. Apabila ketidakmampuan anak dalam
memahami materi yang disampaikan tidak ditangani, maka dapat menyulitkan
anak dalam mempelajari materi pelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman anak, dibutuhkan
materi pelajaran yang dapat dibaca dengan mudah oleh anak agar dapat
memahaminya dengan baik. Bukusumber yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran diantaranya menggunakan bahasa yang belum dikuasai oleh anak.
Sehingga bahasa yang digunakan dalam buku sumber tidak mudah dipahami oleh
anak.
Perlu diketahui pula proses pembelajaran membaca pemahaman yang guru
lakukan terhadap anak. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diketahui
diantaranya yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi, dan proses
pembelajaran.
Anak akan lebih memahami materi pelajaran yang dibacanya apabila
menggunakan bahasa yang biasa anak gunakan yaitu bahasa dalam kehidupan
sehari-hari. Peneliti akan melakukan penelitian dengan memberikan materi
pelajaran yang menggunakan pendekatan pengalaman bahasa anak (learning
experience approach). Pemberian materi pelajaran berupa teks
bacaanmenggunakan pendekatan pengalaman bahasa anak belum diterapkan oleh
3
buku sumber secara utuh. Sebelum diberikan materi pelajaran melalui pendekatan
bahasa anak, terlebih dahulu anak akan diberikan materi pelajaran berupa teks
bacaan yang anak pelajari di sekolah. Dalam hal ini pun dilihat bagaimana kondisi
membaca anak pada saat belajar dengan materi yang bersumber dari buku sumber
maupun pada saat diberikan melalui pendekatan bahasa anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba untuk melakukan
penelitian mengenai “Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Pendekatan
Bahasa Anak (Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak
Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)”, sebagai gambaran efektivitas
dari pemberian materi pelajaran melalui bahasa anak terhadap keterampilan
membaca pemahaman.
B. Identifikasi Masalah
Kemampuan linguistik anak usia enam tahun sebanyak 8.000 sampai 14.000
kata dan untuk anak kelas enam sampai kelas delapan menguasai 50.000 kata.
Akan tetapi anak tunagrahita usia tersebut memiliki hambatan dalam penguasaan
kosa kata. Kosa kata yang dikuasai oleh anak lebih sedikit dan berpengaruh
terhadap keterampilan membaca anak tunagrahita ringan. Membaca terdiri dari
membaca teknis atau permulaan dan membaca lanjut atau membaca pemahaman.
Membaca teknis adalah proses pemahaman atas hubungan antara huruf dengan
bunyi atau menerjemahkan kata-kata tercetak menjadi bahasa lisan atau
sejenisnya. Sedangkan membaca pemahaman merupakan proses menangkap
makna kata-kata yang tercetak.
Anak tunagrahita ringan mampu dibimbing untuk keterampilan membaca
teknis atau permulaan. Namun untuk keterampilan membaca pemahaman kurang
dikuasai oleh anak karena kosa kata yang anak kuasai tidak banyak. Anak kurang
memahami bacaan dari buku sumber secara utuh. Tugas guru dalam pembelajaran
membaca pemahaman yaitu memberikan pengajaran yang dapat dipahami dengan
baik oleh anak. Dalam pembelajaran membaca pemahaman yang disajikan oleh
guru berhubungan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi, dan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Materipelajaran yang akan digunakan
untuk mengetahui pemilihan materi yang akan disampaikan. Proses pembelajaran
ini merupakan aplikasi dari rancangan pembelajaran atau RPP yang telah
dibuat.Berkaitan dengan pengajaran yang dapat dipahami maka dibutuhkan materi
pelajaran yang dapat dengan mudah dibaca dan dikenal oleh anak. Dengan adanya
pemahaman terhadap materi pelajaran dapat memungkinkan tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Materi pelajaran akan anak pahami apabila bahasa yang digunakan
merupakan bahasa yang biasa anak gunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa
pengalaman bahasa. Penggunaan bahasa anak ini dapat diterapkan untuk berbagai
mata pelajaran sehingga anak dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran
pada setiap mata pelajaran yang ditentukan dapat tercapai. Keterampilan
membaca pemahaman anak akan berbeda pada saatdiberikan materi pelajaran
secara utuh dari buku sumber dengan materi pelajaran melalui pendekatan
pengalaman bahasa anak (learning experience approach).Keterampilan membaca
pemahaman anak diharapkandapat meningkat setelah diberikan materi pelajaran
melalui pendekatan bahasa anak. Selain itu, dapat diketahui pula bagaimana
kondisi membaca anak pada saat diberikan materi membaca pemahaman dari
buku sumber secara utuh dengan saat diberikan materi membaca pemahaman
melalui pendekatan bahasa anak.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah pada
keterampilan membaca pemahaman melalui pendekatan bahasa anak. Sehingga
batasan masalahnya itu mengenai keterampilan membaca pemahaman melalui
pendekatan bahasa anak (penelitian tentang keterampilan membaca pemahaman
pada anak tunagrahita ringan di SLB Kabupaten Sumedang) .
D. Rumusan Masalah
5
dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk uraian yang menggambarkan sesuatu
yang akan dijawab atau dipecahkan melalui penelitian”. Maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB
Kabupaten Sumedangmelalui pendekatan bahasa anak?
Adapun uraian pertanyaan dalam penelitian ini :
1. Bagaimana keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan
sebelum diberikan materi pelajaran melalui pendekatanbahasa anak?
2. Bagaimana penerapan membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru
berkaitan dengan RPP, materi, dan proses?
3. Bagaimana penerapan membaca pemahaman pada anak tunagrahita ringan
melalui pendekatanbahasa anak, dilihat dari :
a. Materi
b. Proses belajar membaca
4. Bagaimana efektivitas penerapan membaca pemahaman pada anak
tunagrahita ringan melaluipendekatanbahasa anak?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan
Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk
kegiatan selanjutnya.
a. Tujuan Umum
Sesuai dengan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan daripenelitian
pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB Kabupaten Sumedang
melalui pendekatan bahasa anak adalah :
Untuk mengetahui pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB
Kabupaten Sumedangmelalui pendekatan bahasa anak.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahuiketerampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan
2) Mengetahuipenerapan membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru
berkaitan dengan RPP, materi, dan proses.
3) Menerapkan membaca pemahaman pada anak tunagrahita ringan melalui
pendekatanbahasa anak, dilihat dari :
a) Materi
b) Proses belajar membaca
4) Menganalisis efektivitas penerapan membaca pemahaman pada anak
tunagrahita ringan melaluipendekatan bahasa anak.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab
secara akurat maka sekarang kegunaannya apa (Sugiyono, 2009 : 283). Kegunaan
dari penelitian yang dilakukan diantaranya bagi :
a. Praktisi
Sumber informasimengenai efektivitas dari penerapanmateri pelajaran
menggunakan pendekatan bahasa anak.Selain itu sebagai bahan untuk
mengevaluasi materi, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan proses penerapan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditentukan.
b. Peneliti selanjutnya
Kegunaannya bagi peneliti selanjutnya yaitu sebagai gambaran mengenai
keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan melalui
pendekatan bahasa anak.
c. Peneliti
Memiliki pengalaman dalam meneliti keterampilan membaca pemahaman anak
baik menggunakan buku sumber maupun pendekatan bahasa anak dan mampu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Definisi Konsep
Soendari et al (2008 : 82) mengemukakan bahwa :
Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untukmemperolehmakna dari simbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi dua proses, yaitu proses decoding, juga dikenal dengan istilah membaca teknis atau permulaan, dan proses pemahaman. Makna yang diperoleh dari simbol berupa huruf dan kata berkaitan dengan pemahaman.
Pemahaman merupakan hasil belajar dikemukakan oleh Mursell
(2008:27)“Belajar yang efektif hasilnya merupakan pemahaman, pengertian,
pengetahuan, atau wawasan”. Sehingga membaca pemahaman merupakan
pemaknaan terhadap informasi yang diperoleh dari aktivitas auditif dan visual.
Apabila dilihat arti dari aktivitas memahami itu sendiri menurut Anderson
dan Krathwohl (1956) dalam Prihantoro (2010 : 43) „Memahami adalah
mengontruksikan makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang
diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru‟.
Berkaitan dengan penelitian ini, pemahaman yang berkaitan dengan
bahasa. Bahasa itu sendiri menurut Desmita (2009 :54-55), “Bahasa merupakan
salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam proses belajar di sekolah”.
Untuk dapat mengerti isi bacaan sebagai syaratnya adalah harus mengerti
kalimat. Agar dapat memahami kalimat, syaratnya adalah menguasai konsep
kata-kata yang terangkai menjadi kalimat (frase). Dalam pemberian materi
pelajaran, guru harus menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh
peserta didik. Agar tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai
Mursell (2008 : 23) memandang keberhasilan pelajaran bergantung pada
taraf makna, sebagaimana dikemukakannya bahwa :
Berhasil tidaknya pelajaran bergantung pada taraf makna, yang dikandung pelajaran itu bagi anak. Mengajar dengan sukses harus didasarkan atas pelajaran yang mengandung makna yang sebanyak-banyaknya bagi anak, bukan dengan rutin yang mekanis.
2. Definisi Operasional
Menurut Hact dan Farhady (1981) mengemukakan bahwa „Secara teoritis
variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain‟ (Sugiyono, 2009:60).
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
a. Variabel Bebas
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat” (Sunanto, dkk. 2006: 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah materi
pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.
Belajar adalah usaha untuk mencari dan menemukan makna atau pengertian.
Karena manusia dapat mempelajari segala sesuatu, sebenarnya tidak ada sesuatu
yang sama sekali tak bermakna yang menjadi persoalan ialah bukan ada atau tidak
adanya makna sesuatu, melainkan makna sesuatu. Mengajar akan berhasil apabila
pelajaran benar-benar bermakna. Materi pelajaran akan bermakna apabila anak
memahami bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran tersebut.
Materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak disusun berdasarkan
pengalaman bahasa anak. Bahasa ini diketahui dari pencatatan kosa kata yang
diucapkan oleh anak. Lalu disusun menjadi instrumen penelitian dengan jumlah
paragraf, kalimat dan kata yang sama dengan materi pelajaran yang diberikan oleh
guru dari buku sumber dan jenis pertanyaan yang diberikan memiliki komponen
26
b. Variabel Terikat
“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas” (Sunanto, dkk. 2006:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan
membaca pemahaman.
Membaca merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi dari simbol
huruf yang membentuk kata maupun kalimat. Membaca pemahaman merupakan
pemaknaan atau penafsiran dari informasi yang dibaca. Pemahaman merupakan
hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Pemahaman akan muncul apabila yang
disampaikan dalam proses pembelajaran dapat diterima dengan baik. Pemahaman
dapat diketahui dengan cara mengungkapkan kembali apa yang telah dibaca, akan
tetapi bukan berupa hapalan yang apabila ditanyakan pada waktu lain menjadi
lupa.
B. Metode Penelitian
Penelitian bertujuan untuk meneliti fenomena yang ada dalam kehidupan.
Dalam kegiatan penelitian dibutuhkan suatu metode penelitian. Metode penelitian
berguna untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Agar data
yang diperoleh dari penelitian merupakan data empiris (teramati) yang bersifat
valid, reliabel, dan obyektif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kombinasi. Jenis metode kombinasi yang digunakan yaitu metode
kombinasi model campuran berimbang (concurrent triangulation strategy). Sugiyono (2011 : 499)mengemukakan bahwa “Metode kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa metode penelitian dapat
berangkat dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang sejenis.
Rumusan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan
jawaban dengan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah
pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif.
C. Desain Penelitian
Sugiyono (2011 : 500) mengemukakan metode kombinasi model atau
desain concurrent triangulationbahwa :
Dengan metode ini hasil penelitian akan lebih lengkap, valid, reliabel, danobyektif; karena dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi, kelemahan satu teknik pengumpulan data akan dapat diatasi dengan teknik pengumpulan data yang lain.
Menurut Creswell (2009) dalam (Sugiyono, 2011 : 500) mengemukakan bahwa, „Metode ini merupakan metode yang populer di antara metode kombinasi
QUAN
QUAN
Data Collection
QUAL
Data Collection
QUAL
QUAN
Data Analysis
QUAL
Data Analysis Data result
compared
Gambar 3.1. Proses metode kombinasi model concurrent triangulation
28
yang lain. Karena kedua metode digunakan dalam waktu yang sama, maka dari
segi waktu akan lebih efisien‟.
Metode penelitan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah true
- experimental design dengan ciri sampel yang digunakan untuk eksperimen
maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
Bentuk desain yang digunakan pretest-posttest equivalent group design.
Pretest-posttest equivalent group design menurut Emzir (2007 : 98-99), „Desain ini
merupakan yang paling efektif dalam istilah penunjukkan hubungan sebab akibat,
tetapi yang juga paling sulit dilakukan‟. Kedua kelompok penting diperlakukan
dengan cara yang sama untuk mengontrol. Gambar desain penelitian
pretest-posttest equivalent group design dari Emzir (2007 : 101) adalah sebagai berikut,
Gambar 3.2.Pretest-posttest equivalent group design
Keterangan :
RE : Kelompok eksperimen
RK : Kelompok kontrol
O1 : Pretest
X : Perlakuan
O2 : Posttest
Berkaitan dengan desain yang digunakan, kelompok eksperimen
merupakan kelompok yang mendapat perlakuan berupa materi pelajaran melalui
pendekatan bahasa anak. Sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan
perlakuan tersebut. Kelompok kontrol mendapat perlakuanseperti yang diberikan
pada tahap pre-test. Banyaknya perlakuan untuk kelompok eksperimen sama
dengan perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol. Hanya berbeda pada
materi yang diberikannya saja.
RE O1 X O2
Metode kualitatif digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh. Maka
peneliti harus memperkuat diri menjadi human instrument agar bisa
mengumpulkan, dan menganalisis data kualitatif. Dalam penelitian ini,
penelitimembuat instrumen untuk mengumpulkan data kualitatif sesuai dengan
D. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didiktunagrahita
ringan di SLB Kabupaten Sumedang. Pengambilan subjek dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Nonprobability sampling yang
digunakan yaitu sampel jenuh. Subjek yang digunakan berjumlah 11 orang.Alasan
pengambilan subjek penelitian ini karena mereka mempunyai kemampuan awal
yang hampir sama untuk keterampilan membaca pemahaman, serta mempunyai
Mental Age (MA) tujuhsampaisembilan tahun. MA merupakan hasil dari
perhitungan antara IQ dengan usia anak.
�� = ��
�� 100
Sehingga dapat diketahui, bahwa :
��= ��
��
100
Alasan mengapa penulis menggunakan sampel yang mempunyai MA yang
sama adalah, penulis lebih menitikberatkan pada kemampuan subjek. Karena
kemampuan anak tunagrahita ringan berbeda-beda walaupun memiliki IQ maupun
usia kronologi yang sama. Subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengelompokkan
berdasarkan mental age (MA). Subjek penelitian berasal dari tiga sekolah karena
keberadaan anak tunagrahita ringan yang tidak dapat ditemukan dalam jumlah
32
Peserta didik yang terpilih menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1.
Subjek Penelitian
a. Subjek kelompok kontrol
No. Nama Jenis
kelamin MA Sekolah
1. SR Perempuan 9 th SLB Rahmah Dewi
2. VD Perempuan 8 th SLB Rahmah Dewi
3. RI Perempuan 7,5 th SLB Rahmah Dewi
4. WA Perempuan 9 th SLB BC Baitturohman
5. NS Perempuan 7,5 th SLB BC Baitturohman
6. DSN Laki-laki 9 th SLB BC Baitturohman
7. DM Perempuan 7 th SLB BC Baitturohman
b. Subjek kelompok eksperimen
No. Nama Jenis
kelamin MA Sekolah
1. DK Laki-laki 7,5 th SLB Negeri B Sumedang
2. RS Laki-laki 8 th SLB Negeri B Sumedang
3. TRA Laki-laki 9 th SLB Negeri B Sumedang
4. SK Perempuan 7 th SLB Negeri B Sumedang
Subjek penelitian dalam penelitian ini selain peserta didik adapula guru
No. Nama Jenis
kelamin Sekolah
1. Ibu H. Perempuan SLB Negeri B Sumedang
2. Ibu R. Perempuan SLB Rahmah Dewi
3. Bapak R. Laki-laki SLB BC Baitturohman
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri B Sumedang, Jalan
Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Kode Pos
45353. Lokasi lainnya SLB Rahmah Dewi bertempat di Jalan Pager Betis
Kelurahan Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
dan SLB BC Baitturohman bertempat di Jalan Cigangsa Desa Cijati Kecamatan
Situraja Kabupaten Sumedang Kode Pos 45371.
E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen
Penggunaan instrumen dalam penelitian ini untuk memperoleh data
kuantitatif dan kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif
1) Keterampilan membaca pemahaman anak terhadap materi pelajaran/teks
bacaan dari buku sumber yang biasa diberikan oleh guru.
2) Keterampilan membaca pemahaman subjek terhadap materi pelajaran/teks
bacaan yang disusun oleh peneliti berdasarkan pengalaman bahasa anak.
b. Penelitian Kualitatif
1) Pembelajaran membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru terhadap
peserta didik (berkaitan dengan materi, rencana pelaksanaan pembelajaran,
dan proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran).
2) Kondisi membaca (perilaku membaca dan perilaku pada saat membaca)
anak
34
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan selama menyusun
instrumen penelitian.
a. Membuat Kisi-kisi
Tahap I (Pre-test)
Kisi-kisi yang dibuat disesuaikan dengan kajian pustaka yang ada. Seperti
untuk kisi-kisi pedoman wawancara materi, pedoman studi dokumentasi rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan pedoman observasi proses penerapan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan untuk kisi-kisi keterampilan membaca
pemahaman terhadap materi pelajaran/teks bacaan yang bersumber dari buku di
sekolah, perilaku membaca dan perilaku pada saat membaca. Kisi-kisi terlampir.
Tahap Penggalian Bahasa
Kisi-kisi instrumen yang dibuat untuk pedoman wawancara. Berkaitan
dengan tema yang digunakan dalam materi teks bacaan yang diberikan yaitu
lingkungan.
Tahap II (Perlakuan)
Kisi-kisi keterampilan membaca pemahaman subjek terhadap materi
pelajaran/teks bacaan yang disusun oleh peneliti berdasarkan bahasa anak disusun
dari hasil menggali bahasa anak dan memiliki jumlah kata, kalimat, paragraf serta
komponen dan jumlah pertanyaan setiap komponennya sama dengan instrumen
materi dari buku sumber.
b. Membuat Instrumen Penelitian
Tahap I (Pre-test)
Penyusunan instrumen penelitian merupakan pengembangan dari kisi-kisi
yang sudah dibuat. Instrumen materi pelajaran berupa pedoman instrumen
wawancara materi, instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran berupa studi
dokumentasi dan proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran berupa
instrumen observasi. Instrumen keterampilan membaca pemahaman terhadap
materi pelajaran/teks bacaan yang bersumber dari buku dilakukan melalui
pemberian teks bacaan yang disertai dengan pertanyaan. Dan pedoman observasi
Tahap Penggalian Bahasa
Penyusunan instrumen penggalian bahasa ini berupa pedoman instrumen
wawancara. Diadaptasi dari instrumen penelitian Novitasari (2011) yang berjudul
Penggunaan Pendekatan Pengalaman Bahasa (Language Experience Approach)
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan bagi Anak Berkesulitan
Belajar Membaca (Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada
Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas 1 di SD Negeri Putraco Indah). UPI :
Tidak diterbitkan.
Tahap II
Penyusunan instrumen pada tahap ini merupakan pengembangan dari
kisi-kisi yang sudah dirumuskan. Memiliki jumlah paragraf dan kalimat yang sama
dengan instrumen pada tahap ke-I. Jumlah katanya pun tidak jauh berbeda. Selain
itu, pertanyaannya memiliki tingkat kesulitan yang sama. Dari segi komponennya
yaitu, fakta, argumen, analogi, dan urutan kejadian. Dan jumlah pertanyaan pada
setiap komponennya pun sama dengan instrumen tahap ke- I.
c. Uji Validitas Instrumen
Tahap I
Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi berupa
expert-judgment. Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun instrumen
penelitian. Kemudian diminta penilaian terhadap instrumen kepada para pakar.
Adapun uji validitas terhadap instrumen materi, rencana pelaksanaan
pembelajaran, dan proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran hanya
dilakukan oleh tiga orang dosen. Begitupun untuk instrumen materi keterampilan
membaca pemahaman dari buku sumber, perilaku membaca dan perilaku pada
saat membaca dilakukan oleh tiga orang yang terdiri dari tiga orang dosen sebagai
pakar. Kemudian data yang sudah diperoleh dinilai validitasnya dengan
menggunakan rumus :
Persentase = ℎ �
36
Tahap II
Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi berupa
expert-judgment. Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun instrumen
penelitian. Kemudian diminta penilaian terhadap instrumen kepada para pakar dan
guru. Adapun uji validitas terhadap instrumen keterampilan bahasa anak dan
keterampilan membaca pemahaman subjek terhadap materi pelajaran/teks bacaan
yang disusun oleh peneliti berdasarkan bahasa anak dilakukan oleh tiga orang
yang terdiri dari satu orang dosen sebagai pakar, dan dua orang guru.Kemudian
data yang sudah diperoleh dinilai validitasnya dengan menggunakan rumus :
Persentase = ℎ �
ℎ � 100% =
Dan validitas untuk materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dilakukan
oleh tiga orang guru.
d. Reliabilitas
Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen pengumpulan data adalah
reliabilitas. “Untuk instrumen yang dapat diberikan skor dan skornya bukan 1 dan 0, uji coba dapat dilakukan dengan teknik “sekali tembak” yaitu diberikan satu kali saja kemudian hasilnya dianalisis dengan rumus Alpha” (Arikunto, 2007 :
180).Rumus tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.4. Rumus Alpha
dengan keterangan :
r11= reliabilitas instrumen
Uji reliabilitas ini dilakukan di SLB ABCD Nur Amalia yang bertempat
dijalan Panunjang RT 03 RW 05 Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara
Kabupaten Sumedang. Dilakukan terhadap dua peserta didik di sekolah tersebut.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Kuantitatif
1) Tahap ke-1 (Pre-test)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes. Tes pertama
merupakan pemberian materi pelajaran dari buku sumber. Tes ini diberikan
oleh guru. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa uraian
dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal.
2) Tahap ke-2 (Perlakuan)
Pada tahap ini merupakan penerapan materi pelajaran dari bahasa anak.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini jenisnya sama dengan pre-test
yaitu terdiri dari pertanyaan berupa uraian dengan jumlah soal sebanyak 10
butir soal. Kelompok kontrol pun memperoleh perlakuan dengan
menggunakan materi pelajaran yang diberikan pada saat pre-test.
3) Tahap ke-3 (Post-test)
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes. Tes tahap ketiga
ini merupakan pemberian materi pelajaran dari buku sumber sama seperti
yang diberikan pada tahap pre-test.
b. Penelitian Kualitatif
1) Tahap ke-1 (Pre-test)
a) Wawancara
Wawancara yang digunakan yaitu dengan wawancara terstruktur.
Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru untuk mengetahui materi
pelajaran yang diberikan terhadap subjek penelitian.
b) Studi Dokumentasi
Dilakukan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang
dirancang oleh guru. Untuk melihat komponen-komponen yang terdapat di
38
c) Observasi
Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti berkenaan dengan
proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran, perilaku membaca
dan perilaku pada saat membaca pada anak.
2) Tahap Penggalian Bahasa
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara.
Pada kegiatan ini, peneliti merekam yang diucapkan oleh anak pada
kelompok eksperimen, lalu dilakukan pencatatan. Bahasa yang digali
sebagai sumber untuk penyusunan materi pelajaran melalui pendekatan
bahasa anak.
3) Tahap ke-2 (Perlakuan)
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi.
Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti berkenaan dengan perilaku
membaca dan perilaku pada saat membaca.
4) Tahap ke-3 (Post-test)
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi.
Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti berkenaan denganperilaku
membaca dan perilaku saat membaca pada anak.
F. Teknik Analisis Data
1. Penelitian Kuantitatif
Data yang diperoleh atau di analisis dengan menggunakan hitungan statistik
non parametrik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney atau U-tes.
Menurut Susetyo (2010 : 236) langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian
U-tes adalah sebagai berikut :
a. Menggabungkan data kelompok 1 dan kelompok 2, kemudian memberi
ranking pada data terkecil hingga data terbesar atau sebaliknya. Data terkecil
diberi urutan atau ranking 1, data berikutnya diberikan urutan atau ranking 2
dan seterusnya.Dalam pemberian ini diperhatikan tanda aljabar negatif,
ranking terendah diberikan pada bilangan negatif yang terbesar.
c. Jumlah rangking yang terkecil diambil atau U dijadikan dasar untuk
pengujian hipotesis dengan melakukan perbandingan dengan tabel yang
dibuat khusus untuk uji Mann-Whitney.
Dengan taraf nyata atau taraf signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05. Membuat kesimpulan, dengan aturan sebagai berikut :kriteria penolakan H0 untuk
satu sisi jika Uhitung ≤ Utabel yang dirumuskan dengan harga peluang (p)
dibandingkan dengan taraf nyata yang ditentukan.
2. Penelitian Kualitatif
Analisis data kualitatif dengan menggunakan model Miles and Huberman.
Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009 : 246) mengemukakan bahwa “Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
b. Data Display(Penyajian Data)
Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
c. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan materi
pelajaran melalui pendekatan bahasa anak terhadap keterampilan membaca
pemahaman anak tunagrahita ringan. Data diperoleh dari proses penghitungan
menggunakan rumus Mann Whitney dan penggunaan teknik pengumpulan data
melalui studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Diperoleh hasil bahwa
materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dapat meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan. Hal ini berdasarkan
pada hasil yang diperoleh anak pada saat sebelum dan setelah diberikan materi
pelajaran melalui pendekatan bahasa anak. Selain itu, dengan adanya perbedaan
hasil yang cukup signifikan diantara kelompok yang mendapatkan perlakuan
berupa materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dengan kelompok yang
tidak mendapatkan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.
Rumusan hipotesis “Tidak terdapat perbedaan materi pelajaran dari buku
sumber dan materipelajaran melalui pendekatan bahasa anak dalam keterampilan
membaca pemahaman”ditolak. Kesimpulannya bahwa keterampilan membaca
pemahaman anak tunagrahita ringan dengan usia mental tujuh sampai sembilan
tahun dapat ditingkatkan dengan pemberian materi pelajaran melalui pendekatan
bahasa anak.
Anak tunagrahita ringan dengan usia mental tujuh sampai sembilan tahun
yang tidak diberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak ada yang
mengalami peningkatan dan ada pula yang mengalami penurunan. Akan tetapi
peningkatan tersebut tidak sejauh kelompok anak tunagrahita ringan yang
92
Secara khusus kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kondisi awal keterampilan membaca.
Hasil penelitian mengenai keterampilan membaca pemahaman anak
tunagrahita ringan sebelum diberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa
anak yaitu untuk ketiga anak dari kelompok eksperimen memiliki keterampilan
sudah memadai untuk pemahaman membaca. Akan tetapi satu orang anggota
kelompok eksperimen pemahaman membacanya masih kurang memadai.
2. Penerapan membaca pemahaman yang dilakukan guru berkaitan dengan RPP,
materi, dan proses.
Hasil penelitian mengenai penerapan membaca pemahaman yang dilakukan
oleh guru berkaitan dengan RPP, materi, dan proses yaitu RPP dibuat dengan
berpedoman pada SK dan KD. Materi yang dipilih oleh guru sesuai dengan SK
dan KD tersebut. Di dalam RPPnya terdiri dari komponen-komponen yang
biasanya ada di dalam penyusunan RPP. Diantaranya seperti SK, KD, Indikator
sampai dengan evaluasi. Materi yang dipilih bersumber dari buku sumber yang
sudah ada. Pemilihan materi pun disesuaikan dengan kebutuhan anak. Untuk
proses penerapannya guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Sehingga
untuk penerapan RPP baik guru kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak jauh berbeda karena berpedoman pada satu pedoman yang sama.
3. Penerapan membaca melalui pendekatan bahasa anak.
Hasil dari penerapan membaca pemahaman pada anak tunagrahita ringan
melalui pendekatan bahasa anak berkaitan dengan materi dan proses belajar
membaca yaitu dengan langkah menggali bahasa anak terlebih dahulu, hasil yang
diperoleh dari anak diidentifikasi baik dari kosa kata, struktur bahasa, dan kata
berimbuhan yang muncul. Penyusunan materi bacaan untuk jumlah paragraf,
kalimat, dan katanya disamakan dengan materi pelajaran melalui buku sumber.
Begitupun untuk komponen dan jumlah pertanyaannya agar memiliki tingkat
kesulitan yang sama.Setelah selesai divalidasi, lalu diterapkan kepada peserta
didik kelompok eksperimen. Kesimpulan untuk proses belajar membaca anak
tunagrahita ringan kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok yang
terlihat dari kemampuan sebelum dan setelah anak diberikan materi pelajaran
melalui pendekatan bahasa anak. Walaupun anggota kelompok yang tidak
diberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak adapula yang
mengalami peningkatan. Namun tidak sejauh kelompok anak yang memperoleh
perlakuan berupa materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.
4. Efektivitas membaca.
Hasil dari penelitian berkaitan dengan efektivitas penerapan membaca
pemahaman anak tunagrahita ringan melalui pendekatan bahasa anak yaitu bahwa
materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak efektif untuk meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman. Karena terlihat dari peningkatan yang
diperoleh kelompok eksperimen. Dan dapat terlihat dengan membandingkan hasil
sebelum dengan setelah anak diberikan perlakuan berupa materi pelajaran melalui
pendekatan bahasa anak.
B. Rekomendasi
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV berkaitan dengan
penolakan terhadap hipotesis “Tidak terdapat perbedaan materi pelajaran dari
buku sumber dan materipelajaran melalui pendekatan bahasa anak dalam
keterampilan membaca pemahaman” maka peneliti merekomendasikan kepada :
1. Guru
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi para guru sebagai informasi bahwa
materi pelajaran melalui bahasa anak akan lebih mudah dipahami oleh anak.
Sehingga dapat membantu guru didalam keberhasilan mengajar. Dan siswa
mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Maka disarankan
para guru untuk memberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut, menggali bahasa anak terlebih dahulu,
hasil yang diperoleh dari anak diidentifikasi baik dari kosa kata, struktur bahasa,
dan kata berimbuhan yang muncul. Penyusunan materi bacaan untuk jumlah
paragraf, kalimat, dan katanya disamakan dengan materi pelajaran melalui buku
94
tingkat kesulitan yang sama. Setelah selesai divalidasi, lalu diterapkan kepada
peserta didik.
2. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya dengan
beberapa kemungkinan diantaranya yaitu, penelitian ini dilakukan pada anak
tunagrahita ringan yang mempunyai usia mental tujuh sampai sembilan tahun.
Maka jika ada penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperbanyak subjek
yang diteliti, memilih yang memiliki usia mental kurang dari tujuh tahun, atau
anak berkebutuhan khusus dengan hambatan yang berbeda. Sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung : Depdikbud
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran . Bandung : CV. Alfabeta
Budiningsih, C. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Djamarah, S. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Emzir. (2007). Metologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen. Edisi Revisi. Bandung : Humaniora.
Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Kemendiknas, (2010). Anak Berkebutuhan Khusus Pada Lembaga Kelompok Bermain. Bandung : Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini
96
Mursell. (2008). Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching). Jakarta : Bumi Aksara
Novitasari, N. (2011). Penggunaan Pendekatan Pengalaman Bahasa (Language Experience Approach) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan bagi Anak Berkesulitan Belajar Membaca (Penelitian Ekxperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas 1 di SD Negeri Putraco Indah). Tesis pada PKh UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Ormrod, J. (2009). Psikologi Pendidikan. Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Prihantoro, A. ( 2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rohani, A. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Slavin, R. (2011). Psikologi Pendidikan. Teori dan Praktik. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks
Soendari, T., Abdurrahman, M. dan Muhdar. (2008). Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Tidak diterbitkan
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Rineka Aditama.
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta.
. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV. Alfabeta.
Sunanto, J. et al. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI Press. .(2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Bandung : Jurusan Pendidikan
Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel.Bandung : PT. Refika Aditama.
Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Teori dan Konsep Dasar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo.