• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN BAHASA ANAK: Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN BAHASA ANAK: Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI

PENDEKATAN BAHASA ANAK

(Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak

Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh :

PUSTI MUSTIKA

0900733

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI

PENDEKATAN BAHASA ANAK

(Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak

Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)

Oleh

Pusti Mustika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Pusti Mustika 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN BAHASA ANAK

(Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)

Pusti Mustika

Materi bacaan pada anak tunagrahita ringan sering diambil dari materi buku sumber yang ada di sekolah. Bahan bacaan yang digunakan pada buku sumber sering kali sulit dipahami oleh mereka. Dalam konteks bahasa (membaca pemahaman) akan lebih mudah dipahami oleh anak jika teks-teks bacaan yang dipelajari berasal dari pengalaman bahasa anak (learning experience approach). Penelitian ini berkaitan dengan membaca pemahaman melalui pendekatan bahasa anak yang diberi judul Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Pendekatan Bahasa Anak (Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB Kabupaten Sumedang melalui pendekatan bahasa anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi dengan desain concurrent triangulation. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji Mann Whitney. Sedangkan untuk analisis data kualitatif menggunakan model Miles and Huberman yang terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan yang diberi perlakuan berupa materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman melalui pendekatan pengalaman bahasa anak efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Adapun rekomendasi bagi guru agar memberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dengan langkah menggali bahasa peserta didik, mengidentifikasi bahasa, dan menyusun materi. Untuk peneliti selanjutnya direkomendasikan mengadakan penelitian serupa dengan memperbanyak subjek yang diteliti, memilih yang memiliki usia mental kurang dari tujuh tahun atau anak berkebutuhan khusus dengan hambatan yang berbeda. Agar dapat menjadi tambahan informasi yang berbeda dalam keilmuan Pendidikan Khusus.

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA A. Konsep Ketunagrahitaan ... 7

B. Kemampuan Bahasa Anak Tunagrahita ... 9

C. Kemampuan Membaca Pemahaman... 11

D. Perencanaan Pengajaran ... 13

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 21

F. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian... 24

(6)

C. Desain Penelitian ... 27

D. Subjek Penelitian ... 31

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Teknik Pengolahan Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 91

B. Rekomendasi... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Tunagrahita atau terbelakang mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai

tahap perkembangan yang optimal” (Somantri, 2005:105). Istilah tunagrahita

dikenal juga sebagai keterbelakangan mental. „Lebih dari satu persen dari semua

siswa yang berusia enam hingga 21 tahun menyandang keterbelakangan mental‟

(Departemen Pendidikan A.S., 2005, dalam Slavin, 2011:198). Akibat dari

kondisi perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan, anak tunagrahita

memiliki keterbatasan pada beberapa aspek perkembangan lainnya, diantaranya

fisik, bahasa, emosi, penyesuaian sosial dan kepribadiannya.

Somantri (2005:114) mengemukakan bahwa :

Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kognisi, keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Perkembangan kognisi anak tunagrahita mengalami hambatan, karenanya perkembangan bahasanya juga akan terhambat.

Perkembangan bahasa anak tunagrahita lebih lambat dari anak pada

umumnya.Berkaitan dengan perkembangan bahasa anak tunagrahita yang lebih

lambat dari anak pada umumnya atau sama dengan anak typical dengan MA

(mental age) lebih muda dari CA (chronologi age) anak tunagrahita. “Anak

tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan

kata-katanya” (Amin, 1995:37). Bowey (1986) dalam Ormrod (2009 : 71-72) mengemukakan bahwa „Kemampuan linguistik anak pada umumnya usia enam tahun sebanyak 8.000 sampai 14.000 kata dan untuk anak kelas enam sampai

kelas delapan sebanyak 50.000 kata‟ . Berkaitan dengan hal tersebut, penguasaan

kosa kata anak tunagrahita ringan lebih sedikit. Anak tunagrahitaringan yang

sudah cukup mampu untuk membaca, kesulitan dalam memahami bacaan dari

(8)

pahami.Selain itu, dikhawatirkan pula hambatan ini menyebabkan anak tidak

mampu memahami pelajaran yang sedang dipelajari maupun yang selanjutnya. “Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi dua proses, yaitu proses

decoding, juga dikenal dengan istilah membaca teknis atau permulaan, dan proses

pemahaman” dalam Soendariet al (2008 : 82). Keterampilan membaca

pemahaman merupakan keterampilan membaca yang tingkatannya lebih tinggi

dari membaca permulaan. Anak tunagrahita ringanmembutuhkan penanganan

berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman terhadap materi pelajaran

karena anak tunagrahita ringan masih dapat dibimbing untuk mengembangkan

keterampilan membaca pemahaman. Apabila ketidakmampuan anak dalam

memahami materi yang disampaikan tidak ditangani, maka dapat menyulitkan

anak dalam mempelajari materi pelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran tidak

tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman anak, dibutuhkan

materi pelajaran yang dapat dibaca dengan mudah oleh anak agar dapat

memahaminya dengan baik. Bukusumber yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran diantaranya menggunakan bahasa yang belum dikuasai oleh anak.

Sehingga bahasa yang digunakan dalam buku sumber tidak mudah dipahami oleh

anak.

Perlu diketahui pula proses pembelajaran membaca pemahaman yang guru

lakukan terhadap anak. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diketahui

diantaranya yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi, dan proses

pembelajaran.

Anak akan lebih memahami materi pelajaran yang dibacanya apabila

menggunakan bahasa yang biasa anak gunakan yaitu bahasa dalam kehidupan

sehari-hari. Peneliti akan melakukan penelitian dengan memberikan materi

pelajaran yang menggunakan pendekatan pengalaman bahasa anak (learning

experience approach). Pemberian materi pelajaran berupa teks

bacaanmenggunakan pendekatan pengalaman bahasa anak belum diterapkan oleh

(9)

3

buku sumber secara utuh. Sebelum diberikan materi pelajaran melalui pendekatan

bahasa anak, terlebih dahulu anak akan diberikan materi pelajaran berupa teks

bacaan yang anak pelajari di sekolah. Dalam hal ini pun dilihat bagaimana kondisi

membaca anak pada saat belajar dengan materi yang bersumber dari buku sumber

maupun pada saat diberikan melalui pendekatan bahasa anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba untuk melakukan

penelitian mengenai “Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Pendekatan

Bahasa Anak (Penelitian tentang Keterampilan Membaca Pemahaman pada Anak

Tunagrahita Ringan di SLB Kabupaten Sumedang)”, sebagai gambaran efektivitas

dari pemberian materi pelajaran melalui bahasa anak terhadap keterampilan

membaca pemahaman.

B. Identifikasi Masalah

Kemampuan linguistik anak usia enam tahun sebanyak 8.000 sampai 14.000

kata dan untuk anak kelas enam sampai kelas delapan menguasai 50.000 kata.

Akan tetapi anak tunagrahita usia tersebut memiliki hambatan dalam penguasaan

kosa kata. Kosa kata yang dikuasai oleh anak lebih sedikit dan berpengaruh

terhadap keterampilan membaca anak tunagrahita ringan. Membaca terdiri dari

membaca teknis atau permulaan dan membaca lanjut atau membaca pemahaman.

Membaca teknis adalah proses pemahaman atas hubungan antara huruf dengan

bunyi atau menerjemahkan kata-kata tercetak menjadi bahasa lisan atau

sejenisnya. Sedangkan membaca pemahaman merupakan proses menangkap

makna kata-kata yang tercetak.

Anak tunagrahita ringan mampu dibimbing untuk keterampilan membaca

teknis atau permulaan. Namun untuk keterampilan membaca pemahaman kurang

dikuasai oleh anak karena kosa kata yang anak kuasai tidak banyak. Anak kurang

memahami bacaan dari buku sumber secara utuh. Tugas guru dalam pembelajaran

membaca pemahaman yaitu memberikan pengajaran yang dapat dipahami dengan

baik oleh anak. Dalam pembelajaran membaca pemahaman yang disajikan oleh

guru berhubungan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi, dan

(10)

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Materipelajaran yang akan digunakan

untuk mengetahui pemilihan materi yang akan disampaikan. Proses pembelajaran

ini merupakan aplikasi dari rancangan pembelajaran atau RPP yang telah

dibuat.Berkaitan dengan pengajaran yang dapat dipahami maka dibutuhkan materi

pelajaran yang dapat dengan mudah dibaca dan dikenal oleh anak. Dengan adanya

pemahaman terhadap materi pelajaran dapat memungkinkan tercapainya tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Materi pelajaran akan anak pahami apabila bahasa yang digunakan

merupakan bahasa yang biasa anak gunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa

pengalaman bahasa. Penggunaan bahasa anak ini dapat diterapkan untuk berbagai

mata pelajaran sehingga anak dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran

pada setiap mata pelajaran yang ditentukan dapat tercapai. Keterampilan

membaca pemahaman anak akan berbeda pada saatdiberikan materi pelajaran

secara utuh dari buku sumber dengan materi pelajaran melalui pendekatan

pengalaman bahasa anak (learning experience approach).Keterampilan membaca

pemahaman anak diharapkandapat meningkat setelah diberikan materi pelajaran

melalui pendekatan bahasa anak. Selain itu, dapat diketahui pula bagaimana

kondisi membaca anak pada saat diberikan materi membaca pemahaman dari

buku sumber secara utuh dengan saat diberikan materi membaca pemahaman

melalui pendekatan bahasa anak.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah pada

keterampilan membaca pemahaman melalui pendekatan bahasa anak. Sehingga

batasan masalahnya itu mengenai keterampilan membaca pemahaman melalui

pendekatan bahasa anak (penelitian tentang keterampilan membaca pemahaman

pada anak tunagrahita ringan di SLB Kabupaten Sumedang) .

D. Rumusan Masalah

(11)

5

dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk uraian yang menggambarkan sesuatu

yang akan dijawab atau dipecahkan melalui penelitian”. Maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB

Kabupaten Sumedangmelalui pendekatan bahasa anak?

Adapun uraian pertanyaan dalam penelitian ini :

1. Bagaimana keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan

sebelum diberikan materi pelajaran melalui pendekatanbahasa anak?

2. Bagaimana penerapan membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru

berkaitan dengan RPP, materi, dan proses?

3. Bagaimana penerapan membaca pemahaman pada anak tunagrahita ringan

melalui pendekatanbahasa anak, dilihat dari :

a. Materi

b. Proses belajar membaca

4. Bagaimana efektivitas penerapan membaca pemahaman pada anak

tunagrahita ringan melaluipendekatanbahasa anak?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk

kegiatan selanjutnya.

a. Tujuan Umum

Sesuai dengan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan daripenelitian

pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB Kabupaten Sumedang

melalui pendekatan bahasa anak adalah :

Untuk mengetahui pemahaman membaca anak tunagrahita ringan di SLB

Kabupaten Sumedangmelalui pendekatan bahasa anak.

b. Tujuan Khusus

1) Mengetahuiketerampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan

(12)

2) Mengetahuipenerapan membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru

berkaitan dengan RPP, materi, dan proses.

3) Menerapkan membaca pemahaman pada anak tunagrahita ringan melalui

pendekatanbahasa anak, dilihat dari :

a) Materi

b) Proses belajar membaca

4) Menganalisis efektivitas penerapan membaca pemahaman pada anak

tunagrahita ringan melaluipendekatan bahasa anak.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.

Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab

secara akurat maka sekarang kegunaannya apa (Sugiyono, 2009 : 283). Kegunaan

dari penelitian yang dilakukan diantaranya bagi :

a. Praktisi

Sumber informasimengenai efektivitas dari penerapanmateri pelajaran

menggunakan pendekatan bahasa anak.Selain itu sebagai bahan untuk

mengevaluasi materi, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan proses penerapan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditentukan.

b. Peneliti selanjutnya

Kegunaannya bagi peneliti selanjutnya yaitu sebagai gambaran mengenai

keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan melalui

pendekatan bahasa anak.

c. Peneliti

Memiliki pengalaman dalam meneliti keterampilan membaca pemahaman anak

baik menggunakan buku sumber maupun pendekatan bahasa anak dan mampu

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep

Soendari et al (2008 : 82) mengemukakan bahwa :

Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untukmemperolehmakna dari simbol berupa huruf atau kata. Aktivitas ini meliputi dua proses, yaitu proses decoding, juga dikenal dengan istilah membaca teknis atau permulaan, dan proses pemahaman. Makna yang diperoleh dari simbol berupa huruf dan kata berkaitan dengan pemahaman.

Pemahaman merupakan hasil belajar dikemukakan oleh Mursell

(2008:27)“Belajar yang efektif hasilnya merupakan pemahaman, pengertian,

pengetahuan, atau wawasan”. Sehingga membaca pemahaman merupakan

pemaknaan terhadap informasi yang diperoleh dari aktivitas auditif dan visual.

Apabila dilihat arti dari aktivitas memahami itu sendiri menurut Anderson

dan Krathwohl (1956) dalam Prihantoro (2010 : 43) „Memahami adalah

mengontruksikan makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang

diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru‟.

Berkaitan dengan penelitian ini, pemahaman yang berkaitan dengan

bahasa. Bahasa itu sendiri menurut Desmita (2009 :54-55), “Bahasa merupakan

salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam proses belajar di sekolah”.

Untuk dapat mengerti isi bacaan sebagai syaratnya adalah harus mengerti

kalimat. Agar dapat memahami kalimat, syaratnya adalah menguasai konsep

kata-kata yang terangkai menjadi kalimat (frase). Dalam pemberian materi

pelajaran, guru harus menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh

peserta didik. Agar tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai

(14)

Mursell (2008 : 23) memandang keberhasilan pelajaran bergantung pada

taraf makna, sebagaimana dikemukakannya bahwa :

Berhasil tidaknya pelajaran bergantung pada taraf makna, yang dikandung pelajaran itu bagi anak. Mengajar dengan sukses harus didasarkan atas pelajaran yang mengandung makna yang sebanyak-banyaknya bagi anak, bukan dengan rutin yang mekanis.

2. Definisi Operasional

Menurut Hact dan Farhady (1981) mengemukakan bahwa „Secara teoritis

variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain‟ (Sugiyono, 2009:60).

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.

a. Variabel Bebas

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat” (Sunanto, dkk. 2006: 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah materi

pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.

Belajar adalah usaha untuk mencari dan menemukan makna atau pengertian.

Karena manusia dapat mempelajari segala sesuatu, sebenarnya tidak ada sesuatu

yang sama sekali tak bermakna yang menjadi persoalan ialah bukan ada atau tidak

adanya makna sesuatu, melainkan makna sesuatu. Mengajar akan berhasil apabila

pelajaran benar-benar bermakna. Materi pelajaran akan bermakna apabila anak

memahami bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran tersebut.

Materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak disusun berdasarkan

pengalaman bahasa anak. Bahasa ini diketahui dari pencatatan kosa kata yang

diucapkan oleh anak. Lalu disusun menjadi instrumen penelitian dengan jumlah

paragraf, kalimat dan kata yang sama dengan materi pelajaran yang diberikan oleh

guru dari buku sumber dan jenis pertanyaan yang diberikan memiliki komponen

(15)

26

b. Variabel Terikat

“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas” (Sunanto, dkk. 2006:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan

membaca pemahaman.

Membaca merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi dari simbol

huruf yang membentuk kata maupun kalimat. Membaca pemahaman merupakan

pemaknaan atau penafsiran dari informasi yang dibaca. Pemahaman merupakan

hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Pemahaman akan muncul apabila yang

disampaikan dalam proses pembelajaran dapat diterima dengan baik. Pemahaman

dapat diketahui dengan cara mengungkapkan kembali apa yang telah dibaca, akan

tetapi bukan berupa hapalan yang apabila ditanyakan pada waktu lain menjadi

lupa.

B. Metode Penelitian

Penelitian bertujuan untuk meneliti fenomena yang ada dalam kehidupan.

Dalam kegiatan penelitian dibutuhkan suatu metode penelitian. Metode penelitian

berguna untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Agar data

yang diperoleh dari penelitian merupakan data empiris (teramati) yang bersifat

valid, reliabel, dan obyektif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kombinasi. Jenis metode kombinasi yang digunakan yaitu metode

kombinasi model campuran berimbang (concurrent triangulation strategy). Sugiyono (2011 : 499)mengemukakan bahwa “Metode kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif

(16)

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa metode penelitian dapat

berangkat dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang sejenis.

Rumusan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan

jawaban dengan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah

pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif.

C. Desain Penelitian

Sugiyono (2011 : 500) mengemukakan metode kombinasi model atau

desain concurrent triangulationbahwa :

Dengan metode ini hasil penelitian akan lebih lengkap, valid, reliabel, danobyektif; karena dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi, kelemahan satu teknik pengumpulan data akan dapat diatasi dengan teknik pengumpulan data yang lain.

Menurut Creswell (2009) dalam (Sugiyono, 2011 : 500) mengemukakan bahwa, „Metode ini merupakan metode yang populer di antara metode kombinasi

QUAN

QUAN

Data Collection

QUAL

Data Collection

QUAL

QUAN

Data Analysis

QUAL

Data Analysis Data result

compared

Gambar 3.1. Proses metode kombinasi model concurrent triangulation

(17)

28

yang lain. Karena kedua metode digunakan dalam waktu yang sama, maka dari

segi waktu akan lebih efisien‟.

Metode penelitan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah true

- experimental design dengan ciri sampel yang digunakan untuk eksperimen

maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.

Bentuk desain yang digunakan pretest-posttest equivalent group design.

Pretest-posttest equivalent group design menurut Emzir (2007 : 98-99), „Desain ini

merupakan yang paling efektif dalam istilah penunjukkan hubungan sebab akibat,

tetapi yang juga paling sulit dilakukan‟. Kedua kelompok penting diperlakukan

dengan cara yang sama untuk mengontrol. Gambar desain penelitian

pretest-posttest equivalent group design dari Emzir (2007 : 101) adalah sebagai berikut,

Gambar 3.2.Pretest-posttest equivalent group design

Keterangan :

RE : Kelompok eksperimen

RK : Kelompok kontrol

O1 : Pretest

X : Perlakuan

O2 : Posttest

Berkaitan dengan desain yang digunakan, kelompok eksperimen

merupakan kelompok yang mendapat perlakuan berupa materi pelajaran melalui

pendekatan bahasa anak. Sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan

perlakuan tersebut. Kelompok kontrol mendapat perlakuanseperti yang diberikan

pada tahap pre-test. Banyaknya perlakuan untuk kelompok eksperimen sama

dengan perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol. Hanya berbeda pada

materi yang diberikannya saja.

RE O1 X O2

(18)

Metode kualitatif digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh. Maka

peneliti harus memperkuat diri menjadi human instrument agar bisa

mengumpulkan, dan menganalisis data kualitatif. Dalam penelitian ini,

penelitimembuat instrumen untuk mengumpulkan data kualitatif sesuai dengan

(19)
(20)

D. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didiktunagrahita

ringan di SLB Kabupaten Sumedang. Pengambilan subjek dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel

yang tidak memberi peluang atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Nonprobability sampling yang

digunakan yaitu sampel jenuh. Subjek yang digunakan berjumlah 11 orang.Alasan

pengambilan subjek penelitian ini karena mereka mempunyai kemampuan awal

yang hampir sama untuk keterampilan membaca pemahaman, serta mempunyai

Mental Age (MA) tujuhsampaisembilan tahun. MA merupakan hasil dari

perhitungan antara IQ dengan usia anak.

�� = ��

�� 100

Sehingga dapat diketahui, bahwa :

��= ��

��

100

Alasan mengapa penulis menggunakan sampel yang mempunyai MA yang

sama adalah, penulis lebih menitikberatkan pada kemampuan subjek. Karena

kemampuan anak tunagrahita ringan berbeda-beda walaupun memiliki IQ maupun

usia kronologi yang sama. Subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua

kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengelompokkan

berdasarkan mental age (MA). Subjek penelitian berasal dari tiga sekolah karena

keberadaan anak tunagrahita ringan yang tidak dapat ditemukan dalam jumlah

(21)

32

Peserta didik yang terpilih menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1.

Subjek Penelitian

a. Subjek kelompok kontrol

No. Nama Jenis

kelamin MA Sekolah

1. SR Perempuan 9 th SLB Rahmah Dewi

2. VD Perempuan 8 th SLB Rahmah Dewi

3. RI Perempuan 7,5 th SLB Rahmah Dewi

4. WA Perempuan 9 th SLB BC Baitturohman

5. NS Perempuan 7,5 th SLB BC Baitturohman

6. DSN Laki-laki 9 th SLB BC Baitturohman

7. DM Perempuan 7 th SLB BC Baitturohman

b. Subjek kelompok eksperimen

No. Nama Jenis

kelamin MA Sekolah

1. DK Laki-laki 7,5 th SLB Negeri B Sumedang

2. RS Laki-laki 8 th SLB Negeri B Sumedang

3. TRA Laki-laki 9 th SLB Negeri B Sumedang

4. SK Perempuan 7 th SLB Negeri B Sumedang

Subjek penelitian dalam penelitian ini selain peserta didik adapula guru

(22)

No. Nama Jenis

kelamin Sekolah

1. Ibu H. Perempuan SLB Negeri B Sumedang

2. Ibu R. Perempuan SLB Rahmah Dewi

3. Bapak R. Laki-laki SLB BC Baitturohman

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri B Sumedang, Jalan

Margamukti Desa Licin Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Kode Pos

45353. Lokasi lainnya SLB Rahmah Dewi bertempat di Jalan Pager Betis

Kelurahan Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

dan SLB BC Baitturohman bertempat di Jalan Cigangsa Desa Cijati Kecamatan

Situraja Kabupaten Sumedang Kode Pos 45371.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen

Penggunaan instrumen dalam penelitian ini untuk memperoleh data

kuantitatif dan kualitatif.

a. Penelitian Kuantitatif

1) Keterampilan membaca pemahaman anak terhadap materi pelajaran/teks

bacaan dari buku sumber yang biasa diberikan oleh guru.

2) Keterampilan membaca pemahaman subjek terhadap materi pelajaran/teks

bacaan yang disusun oleh peneliti berdasarkan pengalaman bahasa anak.

b. Penelitian Kualitatif

1) Pembelajaran membaca pemahaman yang dilakukan oleh guru terhadap

peserta didik (berkaitan dengan materi, rencana pelaksanaan pembelajaran,

dan proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran).

2) Kondisi membaca (perilaku membaca dan perilaku pada saat membaca)

anak

(23)

34

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan selama menyusun

instrumen penelitian.

a. Membuat Kisi-kisi

Tahap I (Pre-test)

Kisi-kisi yang dibuat disesuaikan dengan kajian pustaka yang ada. Seperti

untuk kisi-kisi pedoman wawancara materi, pedoman studi dokumentasi rencana

pelaksanaan pembelajaran, dan pedoman observasi proses penerapan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan untuk kisi-kisi keterampilan membaca

pemahaman terhadap materi pelajaran/teks bacaan yang bersumber dari buku di

sekolah, perilaku membaca dan perilaku pada saat membaca. Kisi-kisi terlampir.

Tahap Penggalian Bahasa

Kisi-kisi instrumen yang dibuat untuk pedoman wawancara. Berkaitan

dengan tema yang digunakan dalam materi teks bacaan yang diberikan yaitu

lingkungan.

Tahap II (Perlakuan)

Kisi-kisi keterampilan membaca pemahaman subjek terhadap materi

pelajaran/teks bacaan yang disusun oleh peneliti berdasarkan bahasa anak disusun

dari hasil menggali bahasa anak dan memiliki jumlah kata, kalimat, paragraf serta

komponen dan jumlah pertanyaan setiap komponennya sama dengan instrumen

materi dari buku sumber.

b. Membuat Instrumen Penelitian

Tahap I (Pre-test)

Penyusunan instrumen penelitian merupakan pengembangan dari kisi-kisi

yang sudah dibuat. Instrumen materi pelajaran berupa pedoman instrumen

wawancara materi, instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran berupa studi

dokumentasi dan proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran berupa

instrumen observasi. Instrumen keterampilan membaca pemahaman terhadap

materi pelajaran/teks bacaan yang bersumber dari buku dilakukan melalui

pemberian teks bacaan yang disertai dengan pertanyaan. Dan pedoman observasi

(24)

Tahap Penggalian Bahasa

Penyusunan instrumen penggalian bahasa ini berupa pedoman instrumen

wawancara. Diadaptasi dari instrumen penelitian Novitasari (2011) yang berjudul

Penggunaan Pendekatan Pengalaman Bahasa (Language Experience Approach)

untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan bagi Anak Berkesulitan

Belajar Membaca (Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada

Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas 1 di SD Negeri Putraco Indah). UPI :

Tidak diterbitkan.

Tahap II

Penyusunan instrumen pada tahap ini merupakan pengembangan dari

kisi-kisi yang sudah dirumuskan. Memiliki jumlah paragraf dan kalimat yang sama

dengan instrumen pada tahap ke-I. Jumlah katanya pun tidak jauh berbeda. Selain

itu, pertanyaannya memiliki tingkat kesulitan yang sama. Dari segi komponennya

yaitu, fakta, argumen, analogi, dan urutan kejadian. Dan jumlah pertanyaan pada

setiap komponennya pun sama dengan instrumen tahap ke- I.

c. Uji Validitas Instrumen

Tahap I

Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi berupa

expert-judgment. Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun instrumen

penelitian. Kemudian diminta penilaian terhadap instrumen kepada para pakar.

Adapun uji validitas terhadap instrumen materi, rencana pelaksanaan

pembelajaran, dan proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran hanya

dilakukan oleh tiga orang dosen. Begitupun untuk instrumen materi keterampilan

membaca pemahaman dari buku sumber, perilaku membaca dan perilaku pada

saat membaca dilakukan oleh tiga orang yang terdiri dari tiga orang dosen sebagai

pakar. Kemudian data yang sudah diperoleh dinilai validitasnya dengan

menggunakan rumus :

Persentase = ℎ �

(25)

36

Tahap II

Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi berupa

expert-judgment. Uji validitas dilakukan dengan cara menyusun instrumen

penelitian. Kemudian diminta penilaian terhadap instrumen kepada para pakar dan

guru. Adapun uji validitas terhadap instrumen keterampilan bahasa anak dan

keterampilan membaca pemahaman subjek terhadap materi pelajaran/teks bacaan

yang disusun oleh peneliti berdasarkan bahasa anak dilakukan oleh tiga orang

yang terdiri dari satu orang dosen sebagai pakar, dan dua orang guru.Kemudian

data yang sudah diperoleh dinilai validitasnya dengan menggunakan rumus :

Persentase = ℎ �

ℎ � 100% =

Dan validitas untuk materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dilakukan

oleh tiga orang guru.

d. Reliabilitas

Sebagai persyaratan pokok kedua dari instrumen pengumpulan data adalah

reliabilitas. “Untuk instrumen yang dapat diberikan skor dan skornya bukan 1 dan 0, uji coba dapat dilakukan dengan teknik “sekali tembak” yaitu diberikan satu kali saja kemudian hasilnya dianalisis dengan rumus Alpha” (Arikunto, 2007 :

180).Rumus tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4. Rumus Alpha

dengan keterangan :

r11= reliabilitas instrumen

(26)

Uji reliabilitas ini dilakukan di SLB ABCD Nur Amalia yang bertempat

dijalan Panunjang RT 03 RW 05 Desa Padasuka Kecamatan Sumedang Utara

Kabupaten Sumedang. Dilakukan terhadap dua peserta didik di sekolah tersebut.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kuantitatif

1) Tahap ke-1 (Pre-test)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes. Tes pertama

merupakan pemberian materi pelajaran dari buku sumber. Tes ini diberikan

oleh guru. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa uraian

dengan jumlah soal sebanyak 10 butir soal.

2) Tahap ke-2 (Perlakuan)

Pada tahap ini merupakan penerapan materi pelajaran dari bahasa anak.

Materi yang digunakan dalam penelitian ini jenisnya sama dengan pre-test

yaitu terdiri dari pertanyaan berupa uraian dengan jumlah soal sebanyak 10

butir soal. Kelompok kontrol pun memperoleh perlakuan dengan

menggunakan materi pelajaran yang diberikan pada saat pre-test.

3) Tahap ke-3 (Post-test)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes. Tes tahap ketiga

ini merupakan pemberian materi pelajaran dari buku sumber sama seperti

yang diberikan pada tahap pre-test.

b. Penelitian Kualitatif

1) Tahap ke-1 (Pre-test)

a) Wawancara

Wawancara yang digunakan yaitu dengan wawancara terstruktur.

Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru untuk mengetahui materi

pelajaran yang diberikan terhadap subjek penelitian.

b) Studi Dokumentasi

Dilakukan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang

dirancang oleh guru. Untuk melihat komponen-komponen yang terdapat di

(27)

38

c) Observasi

Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti berkenaan dengan

proses penerapan rencana pelaksanaan pembelajaran, perilaku membaca

dan perilaku pada saat membaca pada anak.

2) Tahap Penggalian Bahasa

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara.

Pada kegiatan ini, peneliti merekam yang diucapkan oleh anak pada

kelompok eksperimen, lalu dilakukan pencatatan. Bahasa yang digali

sebagai sumber untuk penyusunan materi pelajaran melalui pendekatan

bahasa anak.

3) Tahap ke-2 (Perlakuan)

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi.

Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti berkenaan dengan perilaku

membaca dan perilaku pada saat membaca.

4) Tahap ke-3 (Post-test)

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi.

Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti berkenaan denganperilaku

membaca dan perilaku saat membaca pada anak.

F. Teknik Analisis Data

1. Penelitian Kuantitatif

Data yang diperoleh atau di analisis dengan menggunakan hitungan statistik

non parametrik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney atau U-tes.

Menurut Susetyo (2010 : 236) langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian

U-tes adalah sebagai berikut :

a. Menggabungkan data kelompok 1 dan kelompok 2, kemudian memberi

ranking pada data terkecil hingga data terbesar atau sebaliknya. Data terkecil

diberi urutan atau ranking 1, data berikutnya diberikan urutan atau ranking 2

dan seterusnya.Dalam pemberian ini diperhatikan tanda aljabar negatif,

ranking terendah diberikan pada bilangan negatif yang terbesar.

(28)

c. Jumlah rangking yang terkecil diambil atau U dijadikan dasar untuk

pengujian hipotesis dengan melakukan perbandingan dengan tabel yang

dibuat khusus untuk uji Mann-Whitney.

Dengan taraf nyata atau taraf signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05. Membuat kesimpulan, dengan aturan sebagai berikut :kriteria penolakan H0 untuk

satu sisi jika Uhitung ≤ Utabel yang dirumuskan dengan harga peluang (p)

dibandingkan dengan taraf nyata yang ditentukan.

2. Penelitian Kualitatif

Analisis data kualitatif dengan menggunakan model Miles and Huberman.

Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2009 : 246) mengemukakan bahwa “Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

b. Data Display(Penyajian Data)

Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

c. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

(29)
(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan materi

pelajaran melalui pendekatan bahasa anak terhadap keterampilan membaca

pemahaman anak tunagrahita ringan. Data diperoleh dari proses penghitungan

menggunakan rumus Mann Whitney dan penggunaan teknik pengumpulan data

melalui studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Diperoleh hasil bahwa

materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dapat meningkatkan

keterampilan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan. Hal ini berdasarkan

pada hasil yang diperoleh anak pada saat sebelum dan setelah diberikan materi

pelajaran melalui pendekatan bahasa anak. Selain itu, dengan adanya perbedaan

hasil yang cukup signifikan diantara kelompok yang mendapatkan perlakuan

berupa materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak dengan kelompok yang

tidak mendapatkan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.

Rumusan hipotesis “Tidak terdapat perbedaan materi pelajaran dari buku

sumber dan materipelajaran melalui pendekatan bahasa anak dalam keterampilan

membaca pemahaman”ditolak. Kesimpulannya bahwa keterampilan membaca

pemahaman anak tunagrahita ringan dengan usia mental tujuh sampai sembilan

tahun dapat ditingkatkan dengan pemberian materi pelajaran melalui pendekatan

bahasa anak.

Anak tunagrahita ringan dengan usia mental tujuh sampai sembilan tahun

yang tidak diberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak ada yang

mengalami peningkatan dan ada pula yang mengalami penurunan. Akan tetapi

peningkatan tersebut tidak sejauh kelompok anak tunagrahita ringan yang

(31)

92

Secara khusus kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kondisi awal keterampilan membaca.

Hasil penelitian mengenai keterampilan membaca pemahaman anak

tunagrahita ringan sebelum diberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa

anak yaitu untuk ketiga anak dari kelompok eksperimen memiliki keterampilan

sudah memadai untuk pemahaman membaca. Akan tetapi satu orang anggota

kelompok eksperimen pemahaman membacanya masih kurang memadai.

2. Penerapan membaca pemahaman yang dilakukan guru berkaitan dengan RPP,

materi, dan proses.

Hasil penelitian mengenai penerapan membaca pemahaman yang dilakukan

oleh guru berkaitan dengan RPP, materi, dan proses yaitu RPP dibuat dengan

berpedoman pada SK dan KD. Materi yang dipilih oleh guru sesuai dengan SK

dan KD tersebut. Di dalam RPPnya terdiri dari komponen-komponen yang

biasanya ada di dalam penyusunan RPP. Diantaranya seperti SK, KD, Indikator

sampai dengan evaluasi. Materi yang dipilih bersumber dari buku sumber yang

sudah ada. Pemilihan materi pun disesuaikan dengan kebutuhan anak. Untuk

proses penerapannya guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Sehingga

untuk penerapan RPP baik guru kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

tidak jauh berbeda karena berpedoman pada satu pedoman yang sama.

3. Penerapan membaca melalui pendekatan bahasa anak.

Hasil dari penerapan membaca pemahaman pada anak tunagrahita ringan

melalui pendekatan bahasa anak berkaitan dengan materi dan proses belajar

membaca yaitu dengan langkah menggali bahasa anak terlebih dahulu, hasil yang

diperoleh dari anak diidentifikasi baik dari kosa kata, struktur bahasa, dan kata

berimbuhan yang muncul. Penyusunan materi bacaan untuk jumlah paragraf,

kalimat, dan katanya disamakan dengan materi pelajaran melalui buku sumber.

Begitupun untuk komponen dan jumlah pertanyaannya agar memiliki tingkat

kesulitan yang sama.Setelah selesai divalidasi, lalu diterapkan kepada peserta

didik kelompok eksperimen. Kesimpulan untuk proses belajar membaca anak

tunagrahita ringan kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok yang

(32)

terlihat dari kemampuan sebelum dan setelah anak diberikan materi pelajaran

melalui pendekatan bahasa anak. Walaupun anggota kelompok yang tidak

diberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak adapula yang

mengalami peningkatan. Namun tidak sejauh kelompok anak yang memperoleh

perlakuan berupa materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.

4. Efektivitas membaca.

Hasil dari penelitian berkaitan dengan efektivitas penerapan membaca

pemahaman anak tunagrahita ringan melalui pendekatan bahasa anak yaitu bahwa

materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak efektif untuk meningkatkan

keterampilan membaca pemahaman. Karena terlihat dari peningkatan yang

diperoleh kelompok eksperimen. Dan dapat terlihat dengan membandingkan hasil

sebelum dengan setelah anak diberikan perlakuan berupa materi pelajaran melalui

pendekatan bahasa anak.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV berkaitan dengan

penolakan terhadap hipotesis “Tidak terdapat perbedaan materi pelajaran dari

buku sumber dan materipelajaran melalui pendekatan bahasa anak dalam

keterampilan membaca pemahaman” maka peneliti merekomendasikan kepada :

1. Guru

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi para guru sebagai informasi bahwa

materi pelajaran melalui bahasa anak akan lebih mudah dipahami oleh anak.

Sehingga dapat membantu guru didalam keberhasilan mengajar. Dan siswa

mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Maka disarankan

para guru untuk memberikan materi pelajaran melalui pendekatan bahasa anak.

Dengan langkah-langkah sebagai berikut, menggali bahasa anak terlebih dahulu,

hasil yang diperoleh dari anak diidentifikasi baik dari kosa kata, struktur bahasa,

dan kata berimbuhan yang muncul. Penyusunan materi bacaan untuk jumlah

paragraf, kalimat, dan katanya disamakan dengan materi pelajaran melalui buku

(33)

94

tingkat kesulitan yang sama. Setelah selesai divalidasi, lalu diterapkan kepada

peserta didik.

2. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya dengan

beberapa kemungkinan diantaranya yaitu, penelitian ini dilakukan pada anak

tunagrahita ringan yang mempunyai usia mental tujuh sampai sembilan tahun.

Maka jika ada penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperbanyak subjek

yang diteliti, memilih yang memiliki usia mental kurang dari tujuh tahun, atau

anak berkebutuhan khusus dengan hambatan yang berbeda. Sehingga dapat

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung : Depdikbud

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran . Bandung : CV. Alfabeta

Budiningsih, C. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Djamarah, S. (2008). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Emzir. (2007). Metologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Gintings, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen. Edisi Revisi. Bandung : Humaniora.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Kemendiknas, (2010). Anak Berkebutuhan Khusus Pada Lembaga Kelompok Bermain. Bandung : Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini

(35)

96

Mursell. (2008). Mengajar dengan Sukses (Successful Teaching). Jakarta : Bumi Aksara

Novitasari, N. (2011). Penggunaan Pendekatan Pengalaman Bahasa (Language Experience Approach) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan bagi Anak Berkesulitan Belajar Membaca (Penelitian Ekxperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas 1 di SD Negeri Putraco Indah). Tesis pada PKh UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ormrod, J. (2009). Psikologi Pendidikan. Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Prihantoro, A. ( 2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rohani, A. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Slavin, R. (2011). Psikologi Pendidikan. Teori dan Praktik. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks

Soendari, T., Abdurrahman, M. dan Muhdar. (2008). Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Tidak diterbitkan

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Rineka Aditama.

Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta.

. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV. Alfabeta.

Sunanto, J. et al. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI Press. .(2011). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Bandung : Jurusan Pendidikan

(36)

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel.Bandung : PT. Refika Aditama.

Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Teori dan Konsep Dasar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Gambar

Gambar 3.1. Proses metode kombinasi model concurrent triangulation
Gambar 3.2.Pretest-posttest  equivalent group design
Gambar 3.3. Prosedur Penelitian
Tabel 3.1.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, hal tersebut sangatlah menarik apabila dilakukan studi yang mendalam tentang persepsi pertanian terhadap pelaksanaan program UPSUS PAJALE khususnya di

Jika dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pertamina mensyaratkan Pemilik Kapal untuk menyediakan peralatan untuk Ship to Ship (STS) Transfer, maka Pemilik Kapal

Menurut suhartini (2013) panggung boneka merupakan media yang sangat tepat untuk dapat meningkatkan berbahasa pada anak karena didalam cerita panggung boneka

keinginan serta memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan kualitas produk yang lebih baik. Produk yang memiliki kualitas yang kuat dengan perbedaan dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor-faktor kepemimpinan yang efektif (kepemimpinan situasional dan karakteristik pemimpin) berpengaruh terhadap

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang

Dalam perkembangannya, menara masjid memiliki bentuk yang sangat bervariasi, diantaranya berbentuk silinder, Segi empat atau lebih, adapula yang bertingkat. Ujung menara

-isinulat ni Rizal noong siya ay nasa Ateneo bilang isang pagsasanay sa kanyang paggawa ng tula at pagsusulat.. -Para kay Rizal, si Elcano ay isang bayani ng Espanya, na