• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien PreOperasi Di Ruang Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien PreOperasi Di Ruang Bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur

Pada Pasien PreOperasi Di Ruang Bedah

RSUP Dr. M. Djamil

Padang

Penelitian Keperawatan Dasar

SUCI ASHA RAHMADINI

BP.1210326022

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)

vi

The Correlation Between Patient’s Anxiety Levels And Quality Of Sleep Pre Operation Patients in Surgery Room Dr. M. Djamil Padang Hospital at 2014

ABSTRACT

When people are ill or getting treatment at the hospital, they can’t get sleeping easily. It’s happen because of their anxiety toward their disease. The aim of this research is to investigate the correlation between anxiety level and quality of sleep pre-operation patients. The type of the research is descriptive analytic with cross sectional study design. In this research, the samples are 64 patients in surgical room Dr. M. Djamil Padang Hospital from August 2013 until April 2014. The result of the research conclude that the quality of sleep pre-operation patients are divided into two categories, they are bad sleeping (56.2%), good sleeping (44.8%). The anxiety of pre-operation patients divided into three types, they are low anxiety (34.4%), mid anxiety (45.3%), and high anxiety (20.3%). The statistical test's result showed that there are some correlation between anxiety level and quality of sleep pre-operation patients with p=0,017. Based on the result of research, the writer hopes that all medical staff will raise their caring standart for the patient who got the anxiety problem of pre-operation to get good quality of sleep with doing some therapy of communication in maximal level, arrange the position of patient as comfortable as possible, and teach them some relaxation techniques of taking breath to dismiss their anxiety.

Keywords : Sleeping Quality, Preoperative, Anxiety

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk

meningkatkan derajat kesehatan. Menurut hirarki Maslow tingkat yang paling dasar

dalam kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fisiologis seperti udara, air,

makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam

kebutuhan fisiologis, tidur juga hal yang universal karena semua individu dimanapun

ia berada membutuhkan tidur (Kozier, 2000). Menurut Potter dan Perry (2006)

mengatakan kebutuhan untuk tidur, sangat penting untuk kualitas hidup semua orang.

Tiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda dalam kuantitas dan

kualitasnya. Setiap orang memerlukan kebutuhan tidur yang cukup agar tubuh dapat

berfungsi secara normal. Pada kondisi tidur, tubuh melakukan proses pemulihan

untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Pola

tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan (Perry,

2006).

Tidur yang sesuai sama pentingnya dengan nutrisi serta olahraga yang cukup.

Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

dasar manusia. Tanpa jumlah tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi,

(4)

meningkatkan iritabilitas. Ketika seseorang sedang tidur, biasanya mereka merasa

rileks secara mental, bebas dari kecemasan, dan tenang secara fisik (Perry, 2006 :

1470).

Kualitas tidur berkaitan dengan jenis tidur REM atau NREM yang mengandung

arti kemampuan individu untuk dapat tetap tidur dan bangun dengan jumlah tidur

REM dan NREM yang sesuai. Sedangkan yang dimaksud dengan kuantitas tidur

adalah keseluruhan waktu tidur individu. (Craven & Hirnle, 2000)

Selain itu, kualitas dan kuantitas tidur juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yang dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh

jumlah tidur yang sesuai dengan kebutuhannya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :

respon penyakit, tingkat kecemasan, lingkungan, gaya hidup, serta obat-obatan.

(Tarwoto, 2006)

Biasanya seseorang yang masuk rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain

dengan mudah dipengaruhi oleh penyakit atau rutinitas pelayanan kesehatan yang

tidak diketahui sehingga mempengaruhi pola tidur yang biasa dari seseorang.

Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur pasien adalah tujuan penting

perawat. Untuk membantu pasien mendapatkan kebutuhan tidur, maka perawat harus

memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang mempengaruhi, dan kebiasaan tidur

pasien. Pasien membutuhkan pendekatan yang individual berdasarkan pada kebiasaan

pribadi mereka dan pola tidur serta kebiasaan khusus yang mempengaruhi tidur

(5)

3

Menurut Agnew dkk (1996) dalam Perry & Potter (2006) juga mengatakan

terjadinya gangguan pola tidur pada pasien yang dirawat di rumah sakit dapat

disebabkan oleh dampak pertama hospitalisasi, pasien sering mengalami peningkatan

jumlah waktu bangun, sering terbangun, serta berkurangnya tidur REM serta total

waktu tidur. Tidur juga merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi pasien.

Proses biokimia dan biofisika tubuh manusia mempunyai irama dengan puncak

fungsi atau aktifitas yang terjadi dengan pola yang konsisten dalam siklus sehari-hari.

Bila irama ini terganggu dan proses biofisika yang dapat menyebabkan rusaknya

stabilitas tubuh / terjadinya poenyimpangan pada fungsi normalnya (Hudak dan

Gallo, 2012)

Pada pasien preoperasi dapat mengalami berbagai ketakutan, takut terhadap

anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidak tauan atau takut

tentang deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan

kecemasan atau ansietas (Smeltzer and Bare, 2002). Kecemasan tentang pembedahan

dapat dengan mudah mengganggu kemampuan untuk tidur seta kondisi penyakit yang

membutuhkan tindakan pembedahan yang menimbulkan rasa nyeri yang hebat

sehingga mengganggu tidur seseorang. (Perry & Potter, 2006)

Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan

kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing

yang dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat prosedur

pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi adalah suatu

(6)

ditetapkan. Tindakan pembedahan akan mengakibatkan reaksi psikologis yaitu

kecemasan. Menurut Capernito (1999), menyatakan 90% pasien preoperatif

berpotensi mengalami kecemasan. Maka tidak heran jika pasien dan keluarga sering

menunjukkan sikap yang berlebihan dengan kecemasan yang dialaminya.

Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun actual pada

integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologi maupun

psikologi, dan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Secara

mental, penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan karena selalu

ada rasa cemas atau takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, bahkan terhadap

kemungkinan cacat atau mati, oleh karena itu pasien dan keluarga sering bertanya dan

khawatir tentang keselamatannya. Pasien yang menjalani pembedahan seringkali

cemas terhadap prosedur pembedahan, temuan yang mungkin, batasan-batasan pasca

operasi, perubahan dalam fungsi normal tubuh dan prognosanya (Brunner &

Suddarth, 2002; Sobur 2003,). Kecemasan yang dialami klien juga bisa disebabkan

karena pertanyaan pasien yang disepelekan, tidak mengetahui alasan dan hasil

prosedur yang dilakukan atau pengobatan.

Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan, dan kekhawatiran

karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang. Salah satu respon

yang muncul dari kecemasan adalah gangguan pola tidur sehingga mempengaruhi

lamanya proses penyembuhan dari kondisi sakit, yang selanjutnya dapat

(7)

5

Berdasarkan data International of Sleep Disorder, hasil survey yang dilakukan

dibeberapa Rumah sakit di Amerika mengatakan bahwa stimulus yang dapat

mengganggu tidur dirumah sakit meliputi kesulitan menemukan posisi nyaman

(62%), nyeri (58%), cemas (30%), takut (25%), lingkungan tidak dikenal (18%),

kebisingan dikantor perawat (25%), temperatur (17%), suara ribut (17%), tempat

tidur yang tidak nyaman (10%), dan lain-lain (15%). (Rohman, 2009)

Pada hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Ismawati (2010) tentang

Faktor-faktor yang berhubungan dengan istirahat dan tidur pasien hospitalisasi di instalasi

rawat inap non bedah RSUP Dr. M. Djamil Padang, pada pasien yang hari

rawatannya telah memasuki hari kedua sampai ketujuh menunjukkan ada hubungan

antara stres psikologis dan lingkungan dengan istirahat dan tidur pada pasien

hospitalisasi dan tak ada hubungannya antara penyakit dan motivasi dengan istirahat

dan tidur pada pasien hospitalisasi.

Merurut penelitian yang dilakukan oleh Mahmoudi, dkk (2010) di dapatkan

22,1% pasien mengalami depresi berat, 20,3% memiliki kecemasan yang parah dan

35,6% memiliki stres berat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Mulyani,

dkk (2008) ditemukan 52, 5% pasien mengalami tingkat kecemasan ringan dan 47,5

% tingkat kecemasan sedang dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Uskenat,dkk

(2011) didapatkan hasil 40% pasien memiliki tingkat kecemasan sedang, dan 3,3%

pasien memiliki tingkat kecemasan berat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

(8)

RSUP DR. M. Djamil Padang terletak di provinsi Sumatera Barat yang

merupakan rumah sakit rujukan wilayah Sumatera Barat dan Sumatera Bagian

Tengah. Berdasarkan data rekam medik Ruang Bedah RSUP DR M.Djamil Padang,

pasien yang telah dilakukan operasi pada tahun 2012 sebanyak 1689 orang pasien.

Data yang di peroleh 2 bulan terakhir tercatat pasien yang telah dilakukan tindakan

operasi dari bulan November sampai Desember tahun 2013 sebanyak 174 orang

pasien, dan juga didapatkan data pasien yang menunda proses operasi di ruang bedah

RSUP Dr. M Djamil padang dalam 2 bulan terakhir di dapatkan data sebanyak 28

orang pasien.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui observasi langsung dan wawancara

dengan 10 orang pasien yang pertama kali dirawat di ruangan bedah RSUP Dr. M.

Djamil Padang, di dapatkan 7 orang diantaranya mengalami gangguan tidur. Ada

banyak hal yang membuat pasien rawat inap mengalami gangguan tidur, diantaranya

pasien mengatakan kecemasan terhadap kondisi penyakitnya sangat khawatir jika ia

tidak bisa sehat seperti semula, kecemasan terhadap tindakan medik yang akan

dilakukan terhadap dirinya, dan mempunyai dorongan/keinginan untuk tidak tidur

karena kondisi rumah sakit yang berbeda, menahan rasa sakit, sering terbangun

tengah malam, kesulitan untuk memulai tidur maupun bangun terlalu awal atau

terlalu pagi. Dan ketika dilakukan observasi ditemukan beberapa dari pasien yang

sering menguap, pada mata terdapat kantong mata, mata pasien terlihat memerah,

(9)

7

Mengingat kualitas tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

harus terpenuhi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “

Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien preoperasi di ruang

bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik meneliti “Hubungan tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien preoperasi di ruang bedah RSUP

Dr.M.Djamil Padang tahun 2014 “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan

tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien preoperasi di ruang bedah RSUP

Dr.M.Djamil Padang tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kualitas tidur pada pasien preoperasi di ruang bedah RSUP

Dr.M.Djamil Padang tahun 2014.

b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di ruang bedah

RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun 2014.

c. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien

(10)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar berharga dalam

mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama pendidikan dan juga

dapat menambah pengetahuan peneliti dalam riset keperawatan. Dengan

menerapkan ilmu riset keperawatan mencakup pengumpulan data, mengolah,

dan menganalisis serta menginformasikan data temuan tentang hubungan

tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien preoperasi.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan

ilmu keperawatan dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien

di rumah sakit.

3. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan

pertimbangan bagi pihak Rumah Sakit dalam upaya peningkatan pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

The present study emphasizes on the fluvio- geomorphological changes and the bank-line shifting of the Ganga river near Ballia and Rudrapur using IRS-1 D LISS III

Dipa Nusantara Aidit as a leader of PKI (Communist Party of Indonesia is blamed for the tragedy that cost thousands of human life (it is even said millions).. In 80’s and

MATLAB is also used for undergraduate students for many subjects in particular computation mathematics, numerical methods, data analysis, linear algebra, nonlinear

Pendekatan pemrograman dinamis memungkinkan adanya pemecahan permasalahan besar demikian sehingga segera setelah semua permasalahan yang lebih kecil diselesaikan maka solusi

Untuk peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) formulir kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak

Sejak tahun 2016 Kelurahan Semanggi Kota Surakarta ditetapkan sebagai salah satu lokasi yang menjadi pilot project dalam pelaksanaan program ini. Penelitian ini

1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Setelah membaca puisi, siswa dapat menuliskan ungkapan kasih sayang kepada adik dalam sebuah puisi yang diperdengarkan dengan tepat.. Siswa dapat mengekspresikan kembali ungkapan