PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA
BAGI HASIL (DBH) TERHADAP BELANJA DAERAH
(Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH LAILYL USRI
708532046
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
LAILYL USRI, 708532046. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara). Skripsi, Jurusan Akuntansi, Kekhususan Akuntansi Pemerintahan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2012.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi otonomi daerah khususnya di bidang keuangan, diukur dari seberapa jauh kemampuan pembiayaan urusan bila didanai sepenuhnya oleh PAD dan DBH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH), baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
Populasi dalam penelitian adalah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara dengan sampel 22 Kabupaten/Kota dengan kriteria Kabupaten/Kota yang menyampaikan Laporan Realisasi APBD tahunan kepada dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2010-2011. Teknik pengumpelan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode purposive sampling dan model regresi yang digunanakan adalah regresi linear berganda. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan pendapatan asli daerah dan dana bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi pendapatan asli daerah (0,000 < 0,05), nilai signifikansi dana bagi hasil (0,043 < 0,05), dan secara simultan nilai signifikansi (0,000 < 0,05).
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmannirrohim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli daerah (PAD)
Dan Dana Bagi hasil (DBH) Terhadap Belanja Daerah (Studi Pada
Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara)”. Penulisan skripsi ini
merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di
Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari tidak dapat berjalan
sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari segi materil
maupun spiritual. Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada ibunda yang paling penulis sayangi Almh.
Hj. Wan Mariana dan Ayahanda Drs. H. Ibrahim Usman yang senantiasa selalu
memberi semangat dan dukungan. Kakak, abang dan adik yang penulis sayangi
(dr. Nurhidayani, Zamzamy El Wadiip, S.IP, dan Muhammad Abdi) dan beserta
seluruh keluarga besar penulis atas segala motivasi, doa, perhatian serta dukungan
moril dan materil yang senantiasa diberikan dengan tulus dan penuh kasih sayang
Di kesempatan ini ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, Sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Surbakti Karo-karo, M.Si, Ak., selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. La Ane, M.Si, Sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Universitas
Negeri Medan.
6. Bapak Drs, Jihen Ginting, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Universitas Negeri Medan.
7. Bapak M. Ridha Habibi Z, SE, M.Si, Ak., selaku pembimbing skripsi
penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses
penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Muhammad Rizal, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan semangat selama penulis menjalankan
9. Bapak Chandra Situmeang, SE, M.SM, Ak., selaku Dosen Penguji yang
telah memberi kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan
skripsi ini.
10.Bapak Hermansyah Sembiring SE, M.Si, Ak., selaku Dosen Penguji yang
telah memberi kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan
skripsi ini.
11.Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak., selaku Dosen Penguji yang telah
member kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
12.Bang Adi dan bang Herman yang telah banyak membantu penulis dalam
mengerjakan skripsi ini.
13.Sahabat terbaik penulis Adzli Fathul J Hrp yang telah banyak membantu
penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan sahabat terbaik penulis Irma ,
Nina , Tira, Vay, Mery, yang telah banyak membantu dan memberikan
semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14.Sahabat penulis di E.L.F (Everlasting Friends) Kanginrina, Verteuk, dan
Yulia yang telah banyak memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
15.Sahaba-sahabat penulis Ratna, Nanda, Tunjong, Erika, serta teman-teman
Akuntansi Pemerintahan kelas A-B yang tidak bisa penulis sebutkan satu
per satu. Kalian adalah teman-temanku yang memberi warna selama ini,
terimakasih atas motivasi dan kebersamaannya selama 4 tahun ini. AKP
16.Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Akhirnya penulis merasa bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.
Unuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembanca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
Medan, Juli 2012
Peneliti
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... i
ABSTRAK`` ... ii
2.1.1 Realisasi Anggaran ... 7
2.1.1.1 Definisi Realisasi Anggaran ... 7
2.1.1.2 Manfaat Informasi Realisasi Anggaran ... 7
2.1.1.3 Struktur Realisasi Anggaran ... 8
2.1.2 Anggaran Belanja Daerah ... 9
2.1.2.1 Pengertian Anggaran Belanja Daerah ... 9
2.1.2.2 Prinsip Penyusunan Anggaran daerah ... 11
2.1.2.3 Kebijakan Penyusunan APBD ... 14
D. Dana Bagi Hasil (DBH) ... 16
2.1.3 Pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Daerah . 16 2.1.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 17
2.1.4.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 17
2.1.4.2 Jenis-Jenis Pendapatan Asli Daerah ... 19
2.1.4.4 Retribusi Daerah ... 21
2.1.4.5 Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan ... 22
2.1.4.6 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ... 22
2.1.5 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah ... 22
2.1.6 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 23
2.1.7 Kerangka Berfikir... 25
2.1.8 Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Lokasi dan Wkatu Penelitian... 28
3.2 Populasi dan Sampel ... 28
3.3 Jenis Data ... 29
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 29
3.5.1 Variabel Penelitian ... 29
3.5.2 Defenisi Operasional ... 30
3.5.2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 30
3.5.2.2 Dana Bagi Hasil (DBH) ... 30
3.5.2.3 Belanja Daerah ... 31
3.6 Teknik Analisis Data ... 31
3.6.1 Statistik Deskriptif ... 32
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 32
3.6.3 Model Regresi... 33
3.6.4 Uji Hipotesis ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Hasil Pembahasan ... 36
4.1.1 Gambaran Umum Dan Sampel ... 36
4.1.2 Hasil Pengumpulan Data ... 36
4.1.2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 36
4.1.2.3 Belanja Daerah (BD) ... 38
4.1.3 Hasil Pengujian Data ... 38
4.1.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 39
4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 40
a. Uji Normalitas... 40
b. Uji Multikolinearitas... 41
c. Uji Heterokedastisitas ... 42
d. Uji Autokolerasi ... 43
4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 45
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 48
4.3.1 Uji Signifikan Parsial ( Uji t ) ... 48
4.3.2 Uji Signifikan Simultan ( F ) ... 49
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 53
5.3 Saran ... 54
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perubahan kepemimpinan dari orde baru menuju orde
reformasi, pola hubungan pemerintahan antara pemerintahan daerah dengan
pemerintahan pusat juga mengalami perubahan. Jika sebelumnya Indonesia
menganut sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik yang ternyata
menimbulkan ketidakadilan di seluruh daerah, sejak tahun 1999 diubah menjadi
desetralisasi atau yang sering dikenal sebagai era otonomi daerah. Ketika otonomi
daerah mulai digulirkan, harapan yang muncul adalah semakin mandiri di dalam
pelaksanaan pemerintahan maupun penggunaan daerahnya masing-masing karena
daerah diberikan kebebasan untuk mengelola wilayahnya sendiri. Kemandirian
daerah tersebut dimanifeskasikan lewat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kuat.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, maka daerah diberikan otonomi atau kewenangan kepada
daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Adanya desentrealisasi
keuangan merupakan konsekuensi dari adanya kewenangan untuk mengelola
keuangan secara mandiri. Desentralisasi fiskan menunjukkan tingkat kewenangan
dan tangung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
baik pemerintah daerah kabupaten maupun kota untuk melaksanakan
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, kewenangan yang luas, utuh dan bulat
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi
pada semua aspek pemerintahan ini, pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan
kepada yang memberi wewenang dan masyarakat. Dalam rangka
pertanggungjawaban publik, pemerintah daerah harus melakukan optimalisasi
anggaran yang dilakukan secara ekonomi, efisiensi dan efektivitas untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Darmono:2010). Oleh sabab itu, APBD
yang pada hakikatnya merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran
pemerintah daerah serta tugas pokok dan fungsi unit kerja harus disusun dalam
struktur yang berorientasi pada pencapaian tingkat kinerja tertentu, artinya APBD
harus mampu memberikan gambaran yang jelas tentang tuntutan besarnya
pembiayaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai, tugas-tugas dan fungsi
pokok sesuai dengan kondisi, potensi, aspirasi, dan kebutuhan di masyarakat
untuk suatu tahun tertentu.
Pembiayaan penyelenggaran pemerintahan di lakukan atas beban APBD.
Dalam rangka penyelenggaran pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat,
kepada daerah diberi kewenangan untuk memungut pajak/retribusi dan mengelola
Sumber Daya Alam. Sumber dana bagi daerah terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan (DBH, DAU, dan DAK) dan Pinjaman Daerah,
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Tiga sumber pertama langsung dikelola
oleh Pemerintah Daerah melalui APBD, sedangkan yang lain dikelola oleh
Pemerintah dalam perkrmbangannya memberikan dana perimbangan
untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal dan adanya kebutuhan pendanaan
daerah yang cukup besar tersebut dan salah satu komponen dana adalah Dana
Bagi Hasil (DBH). DBH dialokasikan dalam APBN untuk daerah-daerah tertentu
untuk menandai kegiatan khusus yang merupakan kegiatan daerah dan termasuk
dalam program perioritas nasional. Dalam beberapa tahun berjalan, proporsi DBH
dalam penerimaan daerah masih cukup tinggi dibandingkan dengan penerimaan
daerah yang lain. Hal ini menunjukkan masih tingginya ketergantungan
pemerintah daerah terhadap pemasokan dana dari pemerintah pusat ini.
LPEM-FEUI (2000) menyatakan bahwa untuk melihat kesiapan
pemerintah daerah dalam menghadapi otonomi daerah khususnya di bidang
keuangan, diukur dari seberapa jauh kemampuan pembiayaan urusan bila didanai
sepenuhnya oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH).
Oleh sebab itu, jika pemerintah daerah dapat mengoptimalkan penerimaan dari
pajak dan sumber daya alam yang dimiliki. Apabila pendapatan yang diperoleh
semakin tinggi maka transfer DBH yang diterima pun cenderung akan semakin
besar.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rahmawati (2010)
dengan judul “Pengaruh PAD dan DAU terhadap Alokasi Belanja Daerah Pada
Kabupaten/Kota Jawa Tengah”. Penelitian ini menggunakan sampel periode tahun
2007-2009. Sedangkan penulis sekarang meneliti tentang Pengaruh Pendapatan
Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan
sampel tahun 2010-2011.
Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA BAGI HASIL (DBH) TERHADAP BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA ”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap belanja
daerah ?
2. Apakah Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap belanja
daerah.?
3. Sejauh mana tingkat pertumbuhan dan kontribusi DBH terhadap
pendapatan daerah.?
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh Terhadap Belanja Daerah Pada
1.4 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah
diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah PAD
dan DBH berpengaruh terhadap belanja daerah pada Pemerintah Kabupaten/Kota
Provinsi Sumatera Utara ?”
1.5Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada
Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Belanja
Daerah.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
bagi Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Pendapatan Asli Daerah
berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah. Hal ini dapat dilihat pada
nilai thitung (4,315) > ttabel (2,019) . Pemerintah Daerah yang memiliki PAD
tinggi maka pengeluaran untuk alokasi belanja daerahnya juga semakin
tinggi.
2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Bagi Hasil
berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah. Hal ini dapat dilihat pada
nilai thitung (2,088) > ttabel (2,019). Pemerintah Daerah yang memiliki PAD
tinggi maka pengeluaran untuk alokasi belanja daerahnya juga semakin
tinggi.
3. Hasil uji F menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah dan dana bagi
hasil secara simultan berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Hal
ini dapat dilihat pada nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (33,432 >
3,225), yang berarti menerima hipotesis tiga (H3).
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti hanya mengambil 2 variabel independen yaitu Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan Dana Bagi Hasil (DBH).
5.3 Saran
1. Untuk meningkatkan Belanja Daerah maka Pemerintah Daerah diharapkan
bisa terus menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah baik secara
intensifikasi maupun extensifikasi untuk meningkatkan pendapatan daerah,
demikian juga Pemerintah Daerah agar terus mengupayakan untuk bisa
menarik Dana Bagi Hasil semaksimal mungkin.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperbanyak sampel yang
digunakan agar hasilnya lebih representatif terhadap populasi yang dipilih.
Dan mengambil sempel selain Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Sumatera Utara.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian akan datang diharapkan lebih
lengkap dan bervariasi dengan menambah variabel independen lain baik
ukuran-ukuran atau jenis-jenis penerimaan Pemerintah Daerah lainnya,
maupun variabel non-keuangan seperti kebijakan pemerintah, kondisi
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2001. Akuntansi sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta : BPFE.
__. Nordiawan, Deddi dkk. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat.
Restianto, E Yanuar dkk. 2010. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta : Erlangga.
Irafahmi, Diana Tien, 2009, StudinKomparasi Pengukuran Kinerja Finansial Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri dan Blitar, Jurnal Modernisasi Vol. 5 No. 2.
Hasyim, Muttaqim. 2009. http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/07/06/isi-laporan-realisasi-anggaran/ (06 Juli 2009).
Gurning, Ryrin. 2011. http://ryringurning.edublogs.org/2011/02/20/tugas-dana-alokasi-umum-dan-laporan-realisasi-anggaran/ (20 Februari 2011).
Yaya, Atta. 2008. http://www.attayaya.net/2008/10/fungsi-apbd.html (Oktober 2008).
Novianto, Aryes. 2003. http://www.aryesnovianto.com/2003/02/pengertian-pendapatan-asli-daerah.html ( Februari 2003).
Pendidikan, Kabar. 2011. http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/strategi-meningkatkan-pendapatan-asli.html (Mei 2011).
Hairunisya, Nanis, 2008, Penilaian Kinerja Bagian Keuangan Pemkab Probolinggo Menggunakan Analisis Rasio Keuangan APBD. Jurnal Ekonomika Vol. 2 No. 2, 43-48.
Pakde, Catatan. 2010. http://catatanpakde.blogspot.com/2010/02/anggaran-pendapatan-dan-belanja-daerah.html (10 Maret 2010)
Siahaan, P Marihot. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi daerah. Jakarta : Rajawali Pers.
Isdijoso, Brahmantio, ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL PADA ERA OTONOMIDAERAH (Studi Kasus : Sektor pendidikan di Kota Surakarta), Kajian Ekonomi Dan Keuangan Vol. 6 No. 1, 2002.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Darmono, ANALISIS DANA BAGI HASIL PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH KABUPATEN BERAU, STIE Muhammadiyah tanjung Redeh Vol. 11 No. 2, 2010.
Fakultas Ekonomi, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1. Medan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.