Peningkatan Spatial Literacy Siswa Sekolah Dasar Melalui Pemanfaatan Media Peta Dalam Pembelajaran IPS (Studi Eksperimen Kuasi Siswa Kelas IV SD Laboratorium Percontohan UPI).
Winda Maharani 1303043
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya pemanfaatan media dalam melakukan pembelajaran yang berhubungan dengan ruang, membuat spatial literacy siswa kurang tergali. Selain itu, siswa cenderung lebih pasif dan cepat merasa bosan pada saat guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya bersumber dari buku teks siswa. Rendahnya spatial literacy siswa tersebut, pada akhirnya menyebabkan siswa menjadi kurang cermat dalam hal mengambil keputusan dan juga memecahkan masalah keruangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan pemanfaatan media peta dalam pembelajaran IPS di SD Laboratorium Percontohan UPI khususnya pada siswa kelas IV. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan spatial literacy siswa khususnya dalam materi yang berkaitan dengan ruang pada mata pelajaran IPS. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen kuasi dengan menggunakan desain nonequivalent groups pre test - post test dari Fraenkel and Wallen. Desain nonequivalent groups pre test - post test ini diawali dengan menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian dilakukan pre test, dilanjutkan dengan pemberian perlakuan kepada kedua kelas dan diakhiri dengan melakukan post test. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Laboratorium Percontohan UPI. Teknik pengumpulan data berupa tes dan juga angket respon siswa. Instrumen penelitiannya berupa lembar tes spatial literacy dan lembar angket respon siswa. Data dianalisis menggunakan uji normalitas dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media peta dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan spatial literacy siswa kelas IV SD Laboratorium Percontohan UPI. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah benar pada setiap indikator spatial literacy yang diberikan. Indikator tersebut adalah menentukan lokasi, mengidentifikasi orientasi keruangan, menentukan jarak terdekat serta mengidentifikasi objek melalui simbol-simbol pada peta. Hasil penelitian ini dapat menjadi saran bagi guru dan pihak sekolah untuk terus memfasilitasi pembelajaran IPS dengan media yang sesuai terutama media peta untuk materi yang terkait dengan ruang, sehingga dapat meningkatkan spatial literacy siswa.
Enhancement of Elementary School Student Spatial Literacy Through The Use of Map in Social Studies Learning (Quasi-Experimental Study for Grade 4 Student Laboratorium Percontohan UPI Elementary School)
Winda Maharani 1303043
ABSTRACT
This study based on the use of media that still lacking in learning which relate with the space, made spatial literacy of student less explored. In addition, the student tend to be more passive and get bored quickly if the teacher in learning deliver is sourced only from student’s textbooks. The lowness of the student’s spatial literacy, eventually will cause the student become less careful in terms of decision taking and so the space problem that occur in everyday life. This study is done related to the use of map in social studies learning at Laboratorium Percontohan UPI Elementary School especially for student in grade 4. The purpose of this study is to improve the students,s spatial literacy especially in the matter that related with the space in social studies. As for this kind of this research using non equivalent groups pre test – post test design begins with determine the experiment group and control group, then pre test done, followed by treatment delivery for both groups, end with post test. The subject in this research is students in grade 4 Laboratorium Percontohan UPI Elementary School. The data collection technique is a test form and so student questionnaire response. The research instrument is a spatial literacy test sheet form and questionnaire sheet student response. The data analyzed using the normality test and also Mann Whitney test. The result of this research shows that the use of map in learning social studies could improve student’s spatial literacy in grade 4 Laboratorium Percontohan UPI Elementary School. It seems from the correct number enhancement in each spatial literacy indicators which is given. The indicators are determine the location, determine the closest distance, identify the spatial orientation and identify the object through map symbols. The result of this research could be the suggestions for teachers and school authorities to keep facilitating the social studies learning with the appropriate media especially maps for the matters that related with space, so that it could improve the student’s spatial literacy.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen kuasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Fraenkel dan Wallen
(2007: 278) bahwa “quasi-experimental designs do not include the use of
random assignment. Researchers who employ these designs rely instead on
other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity. We
shall describes some of these techniques as we discuss several
quasi-experimental design.” Ali (2011: 284) mengemukakan studi
kuasi-eksperimental adalah studi eksperimen, hanya saja dalam pelaksanaannya
terdapat kendala pemenuhan kriteria terkait dengan pemilihan subjek sampel
secara random dan penugasan subjek secara random karena dalam riset
melibatkan manusia, seperti dalam riset prilaku dan sosial.
Creswell (2008: 299) juga mengemukakan pendapatnya bahwa
penelitian eksperimen dilakukan ketika ingin membangun kemungkinan
penyebab dan akibat antara variabel bebas dan terikat. dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah pembelajaran IPS dengan media peta dan variabel
terikatnya adalah spatial literacy siswa. Desain penelitian kuasi eksperimen
ini menggunakan bentuk nonequivalent groups pre test – post test design,
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Nonequivalent Groups Pre Test - Post-Test Design Fraenkel dan Wallen (2007: 278)
Keterangan:
A : Kelas eksperimen B : Kelas Kontrol
X : Perlakuan (treatment) memanfaatkan media peta O1 : Tes awal sebelum perlakuan
O2 : Tes akhir sesudah perlakuan
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test A O1 X O2
B O1 O2
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di SD Laboratorium Percontohan UPI
yang beralamat di Jl. Senjayaguru (di dalam Kampus UPI Bandung) Jl. Dr.
Setiabudi No.229 Bandung 40154.
Alasan peneliti melakukan penelitian di SD tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. SD Laboratorium Percontohan UPI merupakan kebutuhan bagi UPI
untuk mengkaji, mengembangkan dan melakukan pengujian berbagai
inovasi serta temuan-temuan dalam bidang ilmu pendidikan, baik
tatanan model dan teori maupun praktis pendidikan;
2. Guru-guru di SD Laboratorium Percontohan UPI belum pernah
melakukan pengukuran atau penilaian yang secara khusus terhadap
spatial literacy siswa.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD Laboratorium
Percontohan UPI sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak
27 orang dan juga kelas IVB SD Laboratorium Percontohan UPI sebagai
kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang.
Alasan peneliti melakukan penelitian di SD tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Guru IPS kelas IV di SD Laboratorium Percontohan UPI belum pernah
memanfaatkan peta sebagai media dalam melakukan pembelajaran IPS
khususnya pada materi “Lingkungan Setempat”.
2. Guru IPS kelas IV SD Laboratorium Percontohan UPI masih belum
maksimal dalam memberikan pemahaman berupa lokasi, jarak,
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan interpretasi, berikut diuraikan definisi
oprasional yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian yang
dikembangkan.
1. Spatial Literacy adalah kemampuan untuk berpikir secara dimensi
keruangan dan dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan
konteks spasial yaitu lokasi, jarak, orientasi dan simbol dalam peta,
dengan indikator pencapaian sebagai berikut, yaitu menentukan lokasi;
menentukan jarak terdekat menuju suatu lokasi; menentukan orientasi dan
mengidentifikasi objek melalui simbol-simbol pada peta.
2. Media Peta adalah perantara informasi spasial berbentuk gambaran seluruh
ataupun sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu
dan dilengkapi dengan simbol-simbol.
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk mendukung
penelitian peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa
tes dan angket. Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran
mencakup pre test (tes awal) dan post test (tes akhir), baik dikelas eksperimen
maupun kontrol. Pre test atau tes awal diberikan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam hal ini adalah Spatial Literacy.
Post test diberikan dengan tujuan untuk melihat kemajuan atau peningkatan
Spatial Literacy siswa setelah diberikannya perlakuan kepada kedua kelas.
Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah disiapkan maka
perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan untuk
mengetahui validitas dan juga reliabilitas dari instrumen tersebut. Sedangkan
instrumen kedua adalah angket yang akan diberikan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta.
1. Instrumen Tes Spatial Literacy
Instrumen ini digunakan untuk mengukur spatial literacy siswa.
singkat dengan jawaban mutlak yang berhubungan dengan orientasi, letak
suatu lokasi, simbol-simbol dan juga jarak terdekat. Setelah kisi-kisi soal
selesai disusun, selanjutnya akan disusun soal serta kunci jawaban untuk
masing-masing soal. Adapun kisi-kisi instrumen spatial literacy yang telah
disusun sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Spatial Literacy
VARIABEL SUB
VARIABEL INDIKATOR BUTIR ITEM
Spatial Pedoman penskoran yang digunakan untuk mengukur spatial
literacy dapat dilihat dari tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Spatial Literacy Siswa
Aspek Skor Keterangan Butir Item
Menentukan Lokasi
0 Salah dalam menemutunjukkan
lokasi yang dimaksud 1-9; 23-24; 28; 34-37 1 Benar dalam menemutunjukkan
lokasi yang dimaksud
Menentukan Jarak
0 Salah dalam menentukan jarak
terdekat menuju suatu lokasi 25, 26, 27; 32, 33 1 Benar dalam menentukan jarak
terdekat menuju suatu lokasi
Mengidentifikasi Orientasi
0 Salah dalam menentukan
orientasi yang dimaksud 15, 16, 17; 18-22; 29 1 Benar dalam menentukan
orientasi yang di maksud
Mengidentifikasi Objek Melalui
Simbol
0 Salah dalam mengidentifikasi sebuah objek melalui simbol
10-14; 30,31 1 Benar dalam mengidentifikasi
Setelah data dari uji coba terkumpul, kemudian dilakukan
penganalisisan data untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas
butir soal, yang dimaksudkan untuk mengetahui baik atau tidak instrumen
yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah selanjutnya yang
dilakukan dalam menganalisis instrumen tersebut sebagai berikut di bawah
ini.
a. Menentukan Validitas Butir Soal
Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu alat (tes) atau
tingkat keabsahan. Validitas butir soal ini dihitung dengan cara
menginput data hasil uji coba tes pada program SPSS versi 20. Kriteria
validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Item Instrumen
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Tabel 3.4 Analisis Validitas Butir Soal Spatial Literacy
No. 33 0,183 0,422 Tidak valid Diperbaiki 34 0,290 0,422 Tidak valid Diperbaiki
35 0,645 0,422 Valid dipakai
36 0,645 0,422 Valid dipakai
37 0,584 0,422 Valid dipakai
b. Menentukan Reliabilitas Soal
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada
subyek yang sama (Arikunto, 2003). Jadi, pengujian reliabilitas
dilakukan untuk mengukur ketetapan siswa dalam menjawab tes
tersebut. Semakin tinggi reliabilitas suatu tes, semakin baik tes
tersebut. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini juga dihitung
dengan menggunakan program SPSS versi 20. Interpretasi tingkat
reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini..
Tabel 3.5 Tabel Klasifikasi Reliabilitas Tes
Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program SPSS
versi 20, didapatkan rhitung atau rata-rata hitung dari semua soal
sebesar 0,881. Jika dilihat pada tabel interpretasi, instrumen sudah
memenuhi kriteria reliabilitas “sangat tinggi” dengan kata lain
instrumen yang telah disusun untuk penelitian ini memenuhi syarat.
rhitung dari setiap soal dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.6 Reliabilitas Instrumen Spatial Literacy
Cronbach's Alpha N of Items
,881 37
2. Lembar Angket Respon Siswa
Lembar angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta yang
dilakukan oleh guru. Menurut Kartono (1996: 58) respon bisa
diidentifikasi gambaran ingatan dari pengamatan. Hal tersebut didukung
pula oleh Ahmadi (1992: 64) yang menyatakan bahwa respon adalah
gamabran ingatan dan pengamatan yang mana objek telah diamati tidak
lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Berdasarkan pendapat
ahli tersebut, jelaslah bahwa dalam menilai respon harus melalui
pengamatan terlebih dahulu. Pengamatan sendiri menurut Syah (1995:
118) berarti proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan
yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga. Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa respon itu bermula
dari adanya suatu tindakan pengamatan yang menghasilkan suatu kesan
sehingga menjadi kesadaran yang dapat dikembangkan pada masa
sekarang ataupun menjadi antisipasi pada masa yang akan datang.
Suryabrata (1993: 36-37) menyebutkan tiga macam respon, yaitu:
a) respon masa lampau atau respon ingatan;
b) respon masa datang atau respon mengantisipasikan;
c) respon masa kini atau tanggapan representatif (respon
Sardiman (1992: 215) mengemukakan bahwa respon juga memiliki
indikator, yaitu:
a) keinginan untuk bertidak/berpartisipasi aktif; b) membacakan/mendengarkan;
c) melihat;
d) menimbulkan/membangkitkan perasaan; dan e) mengamati.
Pada penelitian ini, pernyataan angket didapatkan dari
pengembangan indikator-indikator tersebut pada aspek sikap siswa
terhadap pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta dalam hal
meningkatkan spatial literacy siswa di kelas IV. Penjabaran indikator
tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini.
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Indikator Angket Respon Siswa
Respon Siswa terhadap
tingginya rasa ingin tahu dalam memecahkan masalah
penilaian terbagi kedalam 5 kategori yang tersusun secara bertingkat,
mulai dari SL (Selalu), S (Sering), KD (Kadang-kadang), P (Pernah), TP
(Tidak Pernah). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.8 berikut
ini.
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Respon
E. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian yang dilakukan ini dapat dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap penarikan
kesimpulan. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, meliputi:
a. melakukan studi pendahuluan dengan cara analisis kurikulum dan
telaah pustaka untuk menyusun skenario pembelajaran IPS dengan
memanfaatkan media peta;
b. merancang skenario pembelajaran;
c. menyusun alat pengumpul data berupa tes;
d. melakukan uji coba alat pengumpul data setelah dilakukan judgment;
e. mengolah data hasil uji coba soal tes kemudian melakukan revisi dan
menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data.
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi:
a. Memberikan pre test (sebagai observasi awal) kepada seluruh subjek
penelitian untuk mengetahui sejauh mana spatial literacy siswa.
b. Melaksanakan pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta
pada kelas eksperimen.
c. Melaksanakan pembelajaran IPS dengan peta pada buku teks siswa
pada kelas kontrol.
d. Peneliti meneruskan penelitian dengan tahap berikutnya yaitu
memberikan post test (sebagai observasi akhir) kepada seluruh subjek
penelitian untuk mengetahui peningkatan spatial literacy siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta.
3. Tahap Penarikan Kesimpulan, meliputi analisis data hasil penelitian yang meliputi pengujian secara manual. Untuk memperkuat kesimpulan
yang dibuat maka dilakukan penghitungan indeks gain dan untuk uji
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapat data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan
yang berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan
data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
a. Teknik Tes
Teknik tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan
tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan
seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes
(Widoyoko, 2012: 57). Dalam penelitian ini, data didapat dengan cara
pemberian tes. Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan spatial
literacy siswa setelah melaksanakan pembelajaran IPS dengan
memamnfaatkan media peta mencakup pre test yang dilakukan untuk
mengetahui spatial literacy siswa sebelum perlakuan, dan post test
yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan spatial literacy siswa
setelah mendapatkan perlakuan. Setelah data diperoleh, pre test
petemuan pertama diolah. Kemudian pre test dibandingkan dengan
post test pertemuan pertama. Hal tersebut akan dilakukan hal yang
sama pada pertemuan kedua. Setelah data didapat dari perbandingan
pertama dan kedua maka dapat dilihat peningkatan spatial literacy
siswa dalam pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta.
Hasil peningkatan didasarkan pada t hitung daripada t tabel dari
pertemuan pertama dan kedua.
b. Teknik Non Tes
Teknik non-tes biasanya dilakukan dengan cara wawancara,
pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun
menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono: 2009).
Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
yang diberikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan
pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta. Angket berisi
tentang respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran IPS dengan
2. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah untuk menjawab
permasalahan yang ada dalam penelitian. Untuk mempermudah dalam
pengolahan data peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Adapun
prosedur untuk pengolahan datanya sebagai berikut:
a. Analisis Data Tes Awal (Pre test)
1) Menguji normalitas distribusi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan mengunakan uji Shapiro-Wilk. Jika signifikansi atau nilai
probabilitas > 0,05, maka distribusi adalah distribusi normal dan jika
signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal
(Santoso, 2010: 169).
2) Menguji homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan mengunakan uji levene. Jika signifikansi atau nilai probabilitas
> 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai
varians yang sama. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka
data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama
(Santoso, 2010: 196).
3) Melakukan uji Mann Whitney untuk menguji hipotesis pengganti uji-t
jika terdapat asumsi dari normalitas dan homogenitas yang tidak
terpenuhi. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan
sebagai berikut:
Keterangan:
- “Spatial Literacy siswa pada tes akhir tidak berbeda secara
signifikan”.
- “Spatial Literacy siswa pada tes akhir berbeda secara signifikan”.
Dengan kriteria uji hipotesis diterima jika nilai probabilitas > 0,05
sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05 maka hipotesis ditolak
(Santoso, 2010: 245).
b. Analisis Data Tes Akhir (Post test)
1) Menguji normalitas distribusi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan mengunakan uji Shapiro-Wilk. Jika signifiansi atau nilai
atau probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal (Santoso, 2010:
169).
2) Menguji homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan mengunakan uji levene. Jika signifikansi atau nilai probabilitas
> 0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai
varians yang sama. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka
data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama
(Santoso, 2010: 196).
3) Melakukan uji Mann Whitney untuk menguji hipotesis pengganti uji-t
jika terdapat asumsi dari normalitas dan homogenitas yang tidak
terpenuhi. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan
sebagai berikut:
Keterangan:
- “Spatial Literacy siswa pada tes akhir tidak berbeda secara
signifikan”.
- “Spatial Literacy siswa pada tes akhir berbeda secara signifikan”.
Dengan kriteria uji hipotesis diterima jika nilaiprobabilitas > 0,05
sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05 maka hipotesis ditolak (Santoso,
2010: 245).
4) Melakukan Uji n-Gain
Uji n-Gain dilakukan untuk melihat besarnya peningkatan kemampuan
spatial literacy siswa baik di kelas yang melakukan pembelajaran IPS
dengan memanfaatkan media peta (kelas eksperimen) maupun di kelas
yang melakukan pembelajaran IPS dengan peta pada buku teks siswa
(kelas kontrol). Berikut rumus n-gain.
Meltzer (2002)
c. Analisis Data Hasil Angket
Kelas eksperimen diberikan angket untuk mengetahui respon
mereka terhadap pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media peta. (Nilai post test – nilai pre test)
Data angket yang terkumpul, dihitung dan dicari prosentase dari
masing-masing pernyataan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa alternatif
jawaban pada angket respon dalam penelitian ini menggunakan Skala
Likert. Teknik pengolahan data angket yaitu dengan cara menghitung
prosentase dari tiap jawaban per peryataan dengan rumus sebagai berikut:
P= f/n x 100 %
Keterangan
P : prosentase
f : frekuensi dari setiap jawaban angket n : jumlah responden
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada
penelitian ini, maka didapatkan beberapa simpulan yang bisa dikemukakan
yaitu:
1. Simpulan Umum
Pemanfaatan media peta sebagai sumber informasi keruangan bagi
siswa usia sekolah dasar dapat dikatakan baik, karena melalui media peta
siswa menjadi lebih mengenal dan memahami keadaan di sekitar mereka,
siswa akan terus menggali rasa ingin tahu mengenai ruang di sekitar
mereka, siswa akan terlatih untuk lebih akurat dalam hal mengambil
keputusan serta memecahkan masalah kehidupan sehari-hari mereka yang
berkaitan dengan ruang.
2. Simpulan Khusus
a. Spatial literacy siswa khususnya siswa kelas IV SD Laboratorium
Percontohan UPI meningkat setelah dilakukannya pembelajaran
dengan memanfaatkan media peta. Hal ini menunjukkan bahwa peta
merupakan media yang dapat memberikan sumber informasi kepada
siswa sehubungan dengan masalah keruangan di sekitar mereka,
seperti menemukan lokasi, menentukan jarak terdekat,
mengidentifikasi orientasi dan juga mengidentifikasi objek-objek yang
ada melalui simbol.
b. Siswa memberikan respon positif setelah melakukan pembelajaran
IPS dengan memanfaatkan media peta. Respon positif tersebut
ditunjukkan oleh siswa berupa rasa senang siswa dalam melakukan
pembelajaran, siswa terlihat lebih aktif dalam pembelajaran, siswa
menjadi tertarik untuk terus menggunakan peta dalam kehidupan
sehari-hari mereka serta siswa lebih cermat dalam hal menjawab
B. IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil simpulan sebelumnya mengenai penelitian ini,
maka selajutnya terdapat beberapa hal mengenai implikasi dan rekomendasi
yang dapat dikemukakan, yaitu:
1. Implikasi
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan
memanfaatkan media peta dapat meningkatkan spatial literacy siswa di
kelas IV SD Laboratorium Percontohan UPI. Peta sebagai media yang
digunakan dalam penelitian ini berhasil membangkitkan kemampuan
keruangan siswa dilihat dari peningkatan pengetahuan mereka. Selain itu,
respon siswa juga menunjukkan bahwa rasa ingin tahu dan antusiasme
siswa menjadi lebih tinggi terhadap peta dan konteks spatial literacy yang
terdapat di dalamnya baik pada saat pembelajaran, maupun untuk terus
mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
2. Rekomendasi a. Bagi Guru
Guru dapat lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dengan terus memanfaatkan media yang berkaitan dengan
matri yang akan diberikan. Selain itu, kreativitas guru dalam
pembelajaran, khususnya IPS dengan menggunakan media peta akan
semakin terasah, sehingga diharapkan intensitas pemanfaatan media peta
dalam pembelajaran IPS dapat terus ditingkatkan.
b. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat terus mendukung pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa dengan cara memperbarui media-media
pembelajaran yang ada. Media pembelajaran merupakan salah satu
komponen penting dalam melakukan suatu pembelajaran. Selain dapat
meningkatkan kemampuan siswa, media juga akan menjadikan suasana
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta siswa dapat
memeperoleh pengetahuan-pengetahuan secara lebih rinci.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian dengan judul “Peningkatan Spatial Literacy Siswa Sekolah
Dasar Melalui Pemanfaatan Media Peta Dalam Pembelajaran IPS” ini
merupakan contoh kecil penelitian yang berkaitan dengan spatial literacy.
Untuk itu diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian dengan objek penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya
yang berkaitan dengan masalah ruang dilihat dari sudut pandang
pembelajaran yang dilakukan siswa usia sekolah dasar. Sehingga semakin
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, M. (1985). Hubungan Antara Penggunaan Peta Geografis dengan Image Keruangan dan Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep yang Berkaitan dengan arah, Jarak, Letak, Luas dan Bentuk. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ahmadi, A. (1992). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT.Bumi Aksara.
Afandi dan Badarudin. (2011) . Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendekia
Angin, Ignasius S. (2006), Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Unversitas Gadjah Mada.
Arikunto, S. (2008) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Karya.
Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
BAKOSURTANAL. (2005). Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional.
BAKOSURTANAL. (2004). Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional.
Bednardz, S. W. (2012). Maps and Spatial Thinking Skills in the AP Human Geography Classroom. Texas. Texas A&M University.
Birbili. (2006). Mapping Knowledge: Concept Maps in Early Childhood Education. Greece. ECRP (Early Childhood Research and Practice).
Budiningsih, A. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta.
Creswell, John W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education Inc.
Daryanto. (2012). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Pasal 37. Sistem Pendidikan Nasional.
Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2007). How To Design And Evaluate Research In Education, 6thEdition. Singapore: McGrawHill.
Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk: Teori Dalam Praktek (Versi Terjemahan). Batam Center: Interaksara.
Gunawan, T. (2001). Peta, Atlas dan Globe Sebagai Sarana Belajar Geografi. Jakarta: Depdiknas.
Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional Media and Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Kartono, K. (1996). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.
Kyriacou, C. (2012). Effective Teaching Theory and Practice. Bandung: Nusa Media.
Maryani, E. (2006). Pendidikan Geografi, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Karangan Mohammad Ali, dkk. Bandung: Pedagogiana Press.
Maryani, E. (2007). Pendidikan Geografi, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Karangan Mohammad Ali, dkk. Bandung: Pedagogiana Press.
Maryani, E. (2015). Kecerdasan Ruang Dalam Pembelajaran Geografi. Bandung: UPI.
Maxim, George W. 2010. Dynamic Social Studies for Constructivist Classroom: Inspiring Tomorrow’s Social Scientists (Ninth Edition). Boston: Allyn & Bacon, Pearson.
Maxxbrain. (2013). Spatial Intelligence. Singapore. Maxxbrain Pte Ltd.
NRC (National Research Council). (2001). Learning to Think Spatially. Washington D. C. The National Academies Press.
Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.
Sadiman, dkk. (1990). Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep dasar Ilmu pengetahuan Sosial. (Buku 1). Yogyakarta : FIP IKIP.
Santoso, S. (2010). Statistik Multivariat. Jakarta : PT Gramedia.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: Rosdakarya.
Sardiman, A.M. (1992). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI.
Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Ir. MS, (1999). Handout Ilmu Ukur Wilayah. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Sumaatmadja, N. (1982). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Tarsito.
Sumaatmadja, N, dkk., (2004). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumantri dan Permana. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud. Dirjen Dikti.
Suryabrata, S. (1993). Analisis Butir. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Susanto, A. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Tasrif. (2008). Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Genta Press.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
UNESCO. (2006). Education For All. France: UNESCO Publishing.
Widoyoko, Eko P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winataputra, U. S. (2007). Civics Education (Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan
Kultur Kelas). Bandung: UPI Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan.
SUMBER ONLINE
Mohan, A. dan Mohan, L. (2013). Spatial Thinking About Maps (Development of Concepts and Skills Across The Early Years). Analysis Article. Tersedia di http://education.nationalgeographic.com/education/media/spatial-thinking-about-maps/?ar_a=1. (4 November 2014).
Riska, C. (2014). Map It! With Young Children. [on line]. Analysis Article. Tersedia di http://education.nationalgeographic.com/education/news/map-it-young-children/?ar_a=1. (4 November 2014)
National Geographic Standards. (2012). How to Analyze The Spatial Organization of People, Places, and Environments on Earth's Surface. [online]. Tersedia di http://education.nationalgeographic.com /education/standards/national-geography-standards/?ar_a=1. (4 November 2014).
Zwartjes, L. (2008). iGuess: Introducing GIS Use in Education in Several
Subjects. [online]. Tersedia di
http://www.herodot.net/conferences/ayvalik/papers/geotech03.pdf. (4 November 2014)
SUMBER JURNAL
Bunch, M.J., Kumaran, V.T., dan Joseph R. (2012). Using Geographic Information System (GIS) For Spatial Planning and Environmental Management in India: Critical Considerations. International Journa of Apllied Science and Technology Vol. 2 No. 2 Februari 2012.
King, H. (2006). Understanding Spatial Literacy: Cognitive and Curriculum Perspectives. Plymouth (UK). University of Plymouth. GEES Subject Centre. No. 17.
Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics. Vol. 70 (2): 1259-1267.
Sumarmi, M. (2006). Peningkatan Pemahaman Peta Melalui Pendekatan Wilayah Dalam Pembelajaran IPS SD. Surabaya: UPBJJ. Jurnal Penelitian Didaktika Vol. 1 No. 1 Maret 2006: 75-92.
Sundari, N. (2008). Pemanfaatan Media Peta dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar No. 10 Oktober 2008.
Tsou, M-H. dan Yanow, K. (2010). Enhacing General Education with Geographic Information Science and Spatial Literacy. URISA Journal Vol. 22 No. 2.