• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jandu Setiawan.F3507003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jandu Setiawan.F3507003"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE

ANALISIS ABC PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA

TEKSTILE SRAGEN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: Jandu Setiawan

NIM F3507003

DIII MANAJEMEN INDUSTRI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

”Berjuanglah Untuk Kebahagiakan Orang Yang kita Sayangi dan Sadarilah Begitu Berartinya Itu”

PERSEMBAHAN :

Ayah dan ibu

Tercinta

Bunda Tersayang

Keluarga besarku

Teman-teman MI ’07

(5)

commit to user KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “PENGENDALIAN BAHAN

BAKU DENGAN METODE ANALISIS ABC PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEKSTILE SRAGE”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi

tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan program

Diploma III Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tak lupa penulis

mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu.

Adapun ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:

1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com, Ak ,Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi.

2. Drs. Santoso T H, M.Si, Ak ,Selaku Ketua Program Diploma Fakultas

Ekonomi.

3. Ibu Intan Novela, SE, M.Si ,Selaku Ketua Program Diploma III

Manajemen Industri.

4. Haryanto SE, M.Si ,Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

5. Seluruh staf dosen dan karyawan fakultas ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

6. Seluruh instansi yang ada pada PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

(6)

commit to user

7. Orang Tua dan semua keluarga yang selalu memberikan dorongan

baik material maupun spiritual dan doa mulianya dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Bunda tersayang yang selalu ada dalam keadaan apapun.

9. Teman tersayang jurusan manajemen industri teman – teman

angkatan 2007 yang selalu mendukung dan saling mendoakan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan selanjutnya. Penulis

juga berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Surakarta, Juli 2010

(7)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHANI ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Masalah ... 5

F. Kerangka Pikiran ... 6

G. Metode Penelitian ... 8

BAB II DAFTAR PUSTAKA A. Persediaan ... 11

B. Tujuan Persediaan ... 12

(8)

commit to user

D. Jenis Persediaan ... 14

E. Biaya Persediaan ... 17

F. Pengendaliaan Persediaan ... 19

G. Tujuan Pengendalian Persediaan ... 19

H. Bahan Baku ... 20

I. Analisis ABC ... 22

BAB III ANALASIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 25

B. Laporan Magang Kerja ... 39

C. Analisis ... 44

D. Pembahasan ... 60

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(9)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikiran ... 6

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 28

Gambar 3.2 Proses Produksi Spinning ... 36

Gambar 3.3 Grafik Analisis ABC Tahun 2007 ... 49

Gambar 3.4 Grafik Analisis ABC Tahun 2008 ... 54

(10)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kebutuhan Bahan Baku Kapas Tahun 2007 ... 43

Tabel 3.2 Tabel Perhitungan Volume tahunan ... 43

Tabel 3.3 Tabel Volume Tahunan Secara Komulatif ... 44

Tabel 3.4 Presentase Volume Tahunan ... 44

Tabel 3.5 Tabel Urutan Item ... 45

Tabel 3.6 Tabel Klasifikasi Persediaan ... 46

Tabel 3.7 Kebutuhan Bahan Baku Kapas Tahun 2008 ... 47

Tabel 3.8 Tabel Perhitungan Volume tahunan ... 47

Tabel 3.9 Tabel Volume Tahunan Secara Komulatif ... 47

Tabel 3.10 Presentase Volume Tahunan ... 48

Tabel 3.11 Tabel Urutan Item ... 48

Tabel 3.12 Tabel Klasifikasi Persediaan ... 49

Tabel 3.13 Kebutuhan Bahan Baku Kapas Tahun 2009 ... 50

Tabel 3.14 Tabel Perhitungan Volume tahunan ... 50

Tabel 3.15 Tabel Volume Tahunan Secara Komulatif ... 51

Tabel 3.16Presentase Volume Tahunan ... 51

Tabel 3.17 Tabel Urutan Item ... 52

Tabel 3.18 Tabel Klasifikasi Persediaan ... 53

(11)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Peryataan

Lampiran 2 Data Bahan Baku Tahun 2007, 2008 dan 2009

Lampiran 3 Penghitungan Analisis ABC dengan POM

Lampiran 4 Surat Keterangan Diterima Magang

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Magang

(12)

commit to user

i

ABSTRACT

BASIC MATERIAL CONTROL USING ABC ANALYSIS METHOD IN PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEXTILE SRAGEN

Jandu Setiawan F3507003

Entering the globalization age, the improvement of competency and the use of technology in the attempt of improving the company’s performance should be done continuously in order to produce a high-quality product that can compete in local and international market. The basic material provision is the primary element in the production process smoothness and the attempt to improve industry productivity. For that reason, a method should be used in regulating the basic material, namely, by using ABC analysis. Considering the importance of basic material control, the researchers take the title “Basic Material Control with ABC analysis method in PT. Soelystyowaty Kusuma Textile Sragen.

This research was done in PT. Soelistyowaty Kusuma Textile Sragen, using the data of 2007, 2008, 2009. This research aims to find out how the categorization of basic material of Cotton, SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C and Polyester in PT. Soelystyowaty Kusuma Textile and ABC analysis and how the treatment and control of cotton basic material is with Cotton, SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C and Polyester in PT. Soelystyowaty Kusuma Textile based on the ABC analysis.

The result of analysis obtained using ABC analysis, in PT. Soelystyowaty Kusuma Textile and ABC analysis in 2007, 2008, and 2009 are class A cotton IBR None Woven type, class B SPV type and Cotton and Class C cotton ITS type, Grade C and Polyester. The Class A control is tight, class be is medium and class C is loose, Considering the result of research, the recommend the PT Soelystyowaty Kusuma Textile, to use ABC Analysis in controlling the company basic material in order to control the more effective and efficient basic material.

(13)

commit to user

ii

ABSTRAK

PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ANALISIS ABC PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEKSTILE SRAGEN

Jandu Setiawan F3507003

Memasuki era globalisasi ini, peningkatan kemampuan dan penggunaan ilmu teknologi dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan harus terus menerus ditingkatkan agar dapat menghasilkan produk berkualitas baik yang mampu bersaing di pasar lokal maupun pasar internasional. Persediaan bahan baku merupakan unsur utama dalam kelancaran proses produksi dan upaya peningkatan produktivitas suatu industri.Oleh karena itu perlu digunakan metode dalam pengaturan bahan baku yaitu dengan menggunakan analisis ABC. Melihat pentingnya pengendalian bahan baku peneliti mengambil judul penelitian “Pengendalian Bahan Baku Dengan Metode Analisis ABC pada PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile Sragen.

Penelitian ini dilakukan di PT. Soelistyowaty Kusuma Tekstile Sragen. Dengan menggunakan data tahun 2007, 2008, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelompokan persediaan bahan baku kapas jenis Cotton, SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C dan

Polyester PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile dengan analisis ABC dan

Bagaimana perlakuan dan pengendalian bahan baku kapas tipe Cotton,

SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C dan Polyester pada PT.

Soelystyowaty Kusuma Tekstile berdasarkan analisis ABC ?

Hasil Analisis yang diperoleh dengan menggunakan Analisis ABC, pada PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile pada tahun 2007, 2008 dan 2009 adalah kelas A kapas jenis IBR None Woven, kelas B kapas jenis

SPV dan Cotton dan kelas C kapas jenis ITS. Grade C dan Polyester. Pengendalian kelas A ketat, kelas B sedang dan kelas C longgar. Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengajukan saran bagi PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile, untuk menggunakan Analisis ABC dalam pengendalian bahan baku perusahaanya. Agar pengendalian bahan baku lebih efektif dan efisien.

(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki era globalisasi ini, peningkatan kemampuan dan

penggunaan ilmu teknologi dalam usaha meningkatkan kinerja

perusahaan harus terus menerus ditingkatkan agar dapat

menghasilkan produk berkualitas baik yang mampu bersaing di pasar

lokal maupun pasar internasional. Persediaan bahan baku merupakan

unsur utama dalam kelancaran proses produksi dan upaya

peningkatan produktivitas suatu industri. Untuk mencapai tujuan dan

sasaran perusahaan maka seluruh pimpinan beserta anggota lain yang

terlibat dalam organisasi perusahaan harus bekerja semaksimal

mungkin dan berhati-hati dalam menetapkan kebijakan perusahaan.

Salah satu penetapan kebijakan perusahaan yaitu dalam penetapan

persediaan bahan baku, agar kegiatan produksi tetap efektif untuk

mencapai produktivitas dan efisiensi dari setiap biaya yang dikeluarkan

perusahaan.

Tingginya frekuensi pemesanan mengakibatkan biaya

pemesanan semakin tinggi. Jadi dalam pengendalian persediaan

bahan baku perusahaan harus bisa menentukan secara tepat jumlah

persediaan bahan baku agar dapat menunjang kelancaran proses

(15)

commit to user

2

dilakukan perusahaan dalam menyediakan kebutuhan perusahaan

sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.Salah satu analisis yang

sering dipakai untuk pengendalian bahan baku adalah analisis ABC.

Analisis ABC ini perlu dilakukan karena dapat membantu dalam

menentukan kebijakan dalam perlakuan dan pengendalian bahan

baku.sehingga kelancaran produksi dapat tercapai.

Menurut Render dan Heizer (2005 : 62) Analisis ABC

membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume

tahunan dalam jumlah uang dengan klasifikasi sebagai berikut :

1. Barang kelas A adalah barang-barang dengan volume penggunaan

uang tahunan tinggi mungkin hanya mewakili sekitar 15% dari total

persediaan barang dan mempresentasikan 70% hngga 80% dari

total pemakaian uang.

2. Barang kelas B adalah untuk barang-barang persedian yang

memiliki volume penggunaan uang tahunan menengah yang

mempresentasikan sekitar 30% barang persediaan dan 15%

hingga 25% dari nilai total pemakaian uang.

3. Barang kelas C adalah barang-barang yang memiiki volume dolar

tahunan yang rendah yang mungkin hanya mempresentasikan 5%

dari volume dolar tahunan tetapi sekitar 55% dari total barang

(16)

commit to user

3

Dalam pengamatan yang dilakukan penulis selama ini PT.

Soelystyowaty Kusuma Tekstile Sragen belum menerapkan Analisis

ABC untuk kebijakan pengadaan persediaan karena perusahaan

masih memberikan perlakuan yang sama pada seluruh persediaan

bahan baku, sehingga penulis ingin mengadakan analisis data bahan

baku pada perusahaan jika menerapkan Analisis ABC.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba menguraikan

permasalahan tersebut ke dalam penulisan tugas akhir dengan judul

“PENGENDALIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ANALISIS ABC

PADA PT. SOELYSTYOWATY KUSUMA TEKSTILE SRAGEN.”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengelompokan persediaan bahan baku kapas tipe

Cotton, SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C dan Polyester PT.

Soelystyowaty Kusuma Tekstile dengan analisis ABC ?

2. Bagaimana perlakuan dan pengendalian bahan baku kapas tipe

Cotton, SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C dan Polyester pada

(17)

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengelompokan bahan baku kapas tipe Cotton,

SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C dan Polyester pada PT.

Soelystyowaty Kusuma Tekstile dengan analisis ABC.

2. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan dan pengendalian bahan

baku kapas tipe Cotton, SPV, IBR None Woven, ITS, Grade C dan

Polyester pada PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile berdasar

analisis ABC.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman dan wawasan mengenai

lingkungan kerja dan menerapkan teori-teori yang diperoleh di

bangku perkuliahan.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi

perusahaan dalam penetapan kebijakan-kebijakan perusahaan

dalam pengendalian bahan baku.

3. Bagi pembaca

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

pembaca dan dapat dijadikan referensi untuk menyelesaikan kasus

(18)

commit to user

5

E. Batasan Masalah

1. Bahan yang diteliti adalah bahan baku kapas tipe Cotton, SPV, IBR

None Woven, ITS, Grade C dan Polyester pada PT. Soelystyowaty

Kusuma Tekstile.

2. Periode yang diteliti adalah kebutuhan bahan baku selama tahun

(19)

commit to user

6

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka pemikiran

Bahan Baku Kapas

Evaluasi Data Kebutuhan Kapas

Prosentase Dalam Nilai Uang

Analisis ABC

Output

Kebijakan pengendalian persediaan bahan baku

Persediaan bahan baku yang optimal

Jumlah dan ketepatan waktu pemesanan

Biaya pemesanan dan penyimpanan

Meminimalkan biaya pemesanan dan penyimpanan Menentukan Volume

(20)

commit to user

7

Penjelasan kerangka pemikiran :

Gambar 1.1 menjelaskan bahwa bahan baku (kapas)

sebelumnya dievaluasi dalam bentuk data kebutuhan bahan baku

sebelum menggunakan metode yang akan digunakan. Bahan baku

merupakan kebutuhan utama dalam memproduksi barang atau out put.

Selain itu kebutuhan bahan baku untuk awal produksi akan berbeda

jumlahnya, yaitu menentukan volume penjualan. Presentase dalam

nilai uang yang akan menggunakan analisis ABC dan hasilnya berupa

output yang menggunakan kebijakan pengendalian persediaan bahan

baku dengan hasil persediaan bahan baku dengan biaya minimal.

Adapun langkah penjelasan dari kerangka pikir sebagai berikut :

1. Bahan baku adalah : suatu barang yang sangat dibutuhkan untuk

proses produksi. Bahan baku bisa berupa bahan mentah, barang

setengah jadi maupun barang jadi. Pada perusahaan yang diteliti

bahan baku yang digunakan yaitu benang.

2. Evaluasi data kebutuhan kapas : mengevaluasi berapa banyak

pemakaian bahan baku dalam proses produksi tiap periodenya.

3. Menentukan volume penjualan : dalam menentukan volume

penjualan dapat kita ambil dari data perusahaan yang sudah ada.

4. Prosentase dalam nilai uang : presentase dari pembelian bahan

(21)

commit to user

8

5. Metode analisis ABC : pengelompokan bahan baku berdasarkan

kelas. Untuk kelas A yang nilainya tinggi, untuk kelas B yang

nilainya sedang dan untuk kelas C yang nilainya rendah.

6. Output : bahan baku yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu

bahan baku pada kelas tertinggi (A).

7. Kebijakan pengendalian persediaan bahan baku : persediaan

bahan baku yang terlalu besar tidak akan menguntungkan

perusahaan, karena akan menyerap dana perusahaan yang cukup

besar pula. Serta jika persediaan terlalu besar resiko kerugian

bahan baku rusak dan biaya penyimpanan yang besar pula.

8. Adanya kebijakan-kebijakan pengendalian persediaan bahan baku

maka akan diperoleh persediaan bahan baku dengan biaya

minimum.

G. Metode Penelitian

1. Metode penelitian dan obyek penelitian

Metode yang digunakan yaitu dengan desain studi kasus

dilakukan apabila pertanyaan “bagaimana” menjadi permasalahan

utama penelitian dengan keharusan membuat analisis yang

terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab permasalahan

tersebut. Penelitian ini dilakukan di PT. Soelistyowaty Kusuma

(22)

commit to user

9

2. Sumber data

a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan, yaitu PT.

Soelistyowaty Kusuma Tekstile Sragen, yaitu melalui

wawancara dan pengamatan langsung.

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari catatan yang ada pada PT.

Soelistyowaty Kusuma Tekstile Sragen, serta sumber-sumber

kepustakaan dan literature lain yang berhubungan atau

berkaitan dengan penelitian.

3. Jenis data

a. Data kualitatif

1) Sejarah dan perkembangan perusahaan

2) Struktur organisasi perusahaan

3) Bidang usaha atau produksi perusahaan

b. Data kuantitatif

1) Data produksi tahun 2009.

2) Data kebutuhan bahan baku tahun 2009

4. Metode pengumpulan data

a. Wawancara (interview)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya

jawab langsung kepada pihak PT. Soelistyowaty Kusuma

(23)

commit to user

10

b. Pengamatan(observasi)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap PT. Soelistyowaty

Kusuma Tekstile Sragen

c. Studi pustaka (literature)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil atau

membaca dari beberapa sumber data pustaka yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Metode Analisa Data

Untuk memperoleh pengelompokan persediaan bahan baku

dengan menggunakan analisis ABC, maka langkah-langkah yang

dilakukan adalah :

a. Menentukan volume tahunan dengan nilai uang, volume

tahunan (dalam unit) x biaya per unit.

b. Menentukan prosentase volume tahunan dalam nilai uang

å

Volume tahunan dalamnilaiuangper unit unit per uang nilai dalam tahunan Volume

x 100%

(24)

commit to user

11

BAB II

DAFTAR PUSTAKA

A. Persediaan

Suatu perusahaan yang bergerak dibidang industri dalam

kegiatan operasional tertentu membutuhkan persediaan, baik

perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan besar.

Masing-masing mempunyai persediaan bahan baku, hanya saja jumlah dan

pengelolaannya berbeda-beda. Untuk perusahaan menengah dan

perusahaan besar persediaan bahan baku biasanya dipersiapkan

dengan baik jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Walaupun

demikian pada prinsipnya semua perusahaan akan mengadakan

persediaan bahan baku. Persediaan adalah sebuah persediaan

dari material yang digunakan untuk rnenunjang produksi atau untuk

memenuhi permintaan pelanggan. Persediaan ( inventory ) terdiri

dari bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi

(Sumayang, 2003:213).

Menurut Prasetyawan dan Nasution (2008:114), persediaan

adalah sumber daya menganggur (idle recourses) yang menunggu

proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan

produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem

distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah

(25)

commit to user

12

adalah semua stok bahan baku, baik bahan mentah, bahan

setengah jadi atau barang jadi yang berguna untuk kelancaran

proses produksi, pemasaran dan distribusi dalam perusahaan.

B. Tujuan Persediaan

Tujuan persediaan menurut Dirgiatmo (2009:21), adalah :

a. Memberi peluang tercapainya skala ekonomi (EOQ)

b. Skala ekonomi (EOQ) akan terjadi jika biaya penyimpanan =

biaya pemesanan

c. Menyeimbangkan antara penawaran dan permintaan

Menjadikan sesuatu aktivitas yang spesifik dalam produksi

Dengan adanya persediaan diharapkan akan mengurangi waktu

longgar/ menganggur dalam proses produksi

d. Memberikan perlindungan pada produk

Pengelolaan persediaan yang baik akan memberi perlindungan

terhadap produk agar produk yang disimpan tidak rusak.

e. Sebagai penyangga dalam aktivitas rantai pasokan

Apabila pernasok tidak dapat menyuplai barang/ bahan yang

dibutuhkan pada waktu yang ditentukan, maka proses produksi

(26)

commit to user

13

C. Fungsi Persediaan

Fungsi persediaan adalah :

1. Fungsi deccupling

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan

operasi-operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai tujuan

“kebebasan” (independence). Persediaan decouples ini

memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan

pelanggan tanpa tergantung pada supplier.

2. Fungsi “Economic Lot Sizing

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat

memproduksi dan membeli sumber daya-sumber daya dalam

kuantitas yang dapat mengurangi biaya per unit

3. Fungsi antisipasi

Perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasarkan data masa lalu yaitu

permintaan musiman.

Di samping itu perusahaan juga sering menghadapi

ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan

barang-barang selama periode persamaan kembali, sehingga

memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering disebut

persediaan pengaman. Pada kenyataannya, persediaan

(27)

commit to user

14

Persediaan antisipasi ini penting agar proses produksi tidak

terganggu

(Handoko, 1999:335)

Menurut Heizer & Render (2005:60), Persediaan dapat

melayani beberapa fungsi yang akan menambahkan fleksibilitas

operasi perusahaan. Empat fungsi persediaan adalah :

a. Untuk men-decouple atau memisahkan beragam bagian proses

produksi. Sebagai contoh, jika pasokan sebuah perusahaan

berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan

untuk men-decouple proses produksi dari para pemasok.

b. Untuk men-decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan can

menyediakari persediaan barang-barang yang akan

memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini

umumnya terjadi pada pedagang eceran

c. Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab

pembelian dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya

produksi atau pengiriman barang

d. Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga

D. Jenis Persediaan

Menurut Ristono (2009:7), jenis persediaan berdasarkan

proses manufaktur dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

1. Persediaan bahan baku dan penolong

(28)

commit to user

15

3. Persediaan bahan jadi

Sedangkan jenis persediaan berdasarkan tujuannya terdiri atas :

1. Persediaan Pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan yang

dilakukan untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan dan

penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu

mengantisipasi ketidakpastian tersebut akan terjadi kekurangan

persediaan (stock out).

2. Persediaan Antisipasi (stabilitation stock)

Persediaan antisipasi (stabilitation stock) merupakan

persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

3. Persediaan dalam Pengiriman (transit stock)

Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock

adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu :

a. Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih

berada dalam transportasi

b. Internal transit stock adalah persediaan yang masih

menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum

(29)

commit to user

16

Menurut Herjanto (1999 220), ada 4 jenis persediaan

berdasarkan tujuannya, antara lain :

a. Fluctuation stock

Merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi

permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk

mengatasi jika terjadi kesalahan atau penyimpanan dalam

perkiraan penjualan, waktu produksi atau pengiriman barang.

b. Anticipation stock

Merupakan persediaan untuk menghadapi perrnintaan yang

dapat diramalkan, misalnya pada waktu permintaan tinggi, tapi

kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi

permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga

kemungkinan sulitnya diperoleh bahan baku sehingga tidak

mengakibatkan terhentinya produksi.

c. Lot-size inventory

Merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih

besar daripada kebutuhan pada saat itu. Cara ini dilakukan

untuk mendapatkan keuntungan dari harga bahan baku

(potongan harga) karena pembelian dalam jumlah (lot size)

yang lebih besar atau untuk mendapatkan penghematan dari

(30)

commit to user

17

d. Pipeline inventory

Merupakan persediaan yang sedang dalam proses pengiriman

dari tempat asal ke tempat dimana barang itu akan digunakan.

Misal : barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat

penjualanyanca dapat memakan waktu beberapa hari/

beberapa minggu.

E. Biaya Persediaan

Menurut Handoko (1999:337), dalam pembuatan setiap

keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah)

persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan :

a. Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs) terdiri

dari biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas

persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin

besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak.

Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah

biaya, fasilitas penyimpanan (penerangan, pemanas dan

pendingin); biaya modal (opportunity costs of capital, yaitu

alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam

persediaan); biaya kekurangan; biaya penghitungan fisik dan

kondisi laporan; biaya asuransi persediaan; biaya pajak

persediaan: biaya pencurian, pengrusakan dan perampokan;

(31)

commit to user

18

b. Biaya Pemesanan (pembelian)

Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan

menanggung biaya pemesanan (order costs atau procurement

costs). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi :

pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi, upah, biaya telepon,

pengeluaran surat-menyurat, biaya pengepakan dan

penimbangan, biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan, biaya

pengiriman ke gudang dan lain sebagainya,

c. Biaya Penyiapan (manufacturing)

Bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam

pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan

(setup costs) untuk memproduksi komponen tertentu.

Biaya-biaya ini terdiri : Biaya-biaya mesin menganggur, Biaya-biaya penyiapan

tenaga kerja langsung, biaya scheduling, biaya ekspedisi dan

lain sebagainya.

d. Biaya Kehabisan atau Kekurangan Bahan

Dari semua biaya yang berhubungan dengan persediaan, biaya

kekurangan bahan (shortage costs) adalah yang paling sulit

diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak

mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya ini terdiri

(32)

commit to user

19

pemesanan khusus, biaya ekspedisi, selisih harga,

terganggunya operasi, tambahan pengeluaran.

F. Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang

sangat penting. Bila persediaan dilebihkan, biaya penyimpanan dan

modal yang diperlukan akan bertambah. Bila perusahaan

menanam terlalu banyak modalnya dalam persediaan

menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan Kelebihan

persediaan juga membuat modal menjadi mandheg, semestinya

modal tersebut dapat diinvestasikan pada sektor lain yang lebih

menguntungkan. Sebaliknya, bila persediaan dikurangi, suatu

ketika bisa mengalami stock out (kehabisan barang). Bila

perusahaan tidak mempunyai barang yang mencukupi, biaya

pengadaan darurat akan lebih mahal. Dampak lain mungkin

kosongnya barang di pasaran membuat konsumen kecewa dan lari

ke merk produk lain (Baroto, 2002:52).

G. Tujuan Pengendalian Persediaan

Menurut Ristono (2009:4), Pengendalian persediaan

mempunyai tujuan :

1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen

(33)

commit to user

20

2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar

perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang

mengakibatkan terhentinya proses produksi, dengan alasan :

a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi

langka sehingga sulit diperoleh

b. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang

dipesan

3. Untuk mernpertahankan dan bila mungkin meningkatkan

penjualan dan laba perusahaan

4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari,

karena akan menimbulkan ongkos pesan menjadi besar

5. Menjaga supaya penyimpanan tidak besar-besaran, karena

akan mengakibatkan biaya simpan yang tinggi

Pengendalian persediaan yang baik akan dapat menentukan

dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas

dan waktu yang tepat (Herjanto. 1999 220)

H. Bahan Baku

Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok

(supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang

akan dihasilkan oleh perusahaan (Prasetyawan dan Nasution,

(34)

commit to user

21

Pengembangan masalah dalam persediaan bahan baku

adalah persediaan bahan baku berupa komponen tertentu yang

diproduksi secara massal dan dipakai sendiri sebagai sub

komponen suatu produk jadi oleh suatu perusahaan. Dalam hal ini,

komponen harus dibuat lebih dulu dengan kecepatan produksi yang

tetap, kemudian digunakan ke dalam proses lebih lanjut.

(Prasetyawan dan Nasution, 2008:118

Besar kecilnya persediaan bahan baku dipengaruhi

beberapa faktor (Ristono, 2009:6), yaitu :

a. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang

dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses

produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan,

maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku.

Volume produksi yang direncanakan, hal ini ditentukan oleh

penjualan terdahulu dan ramalan penjualan. Semakin tinggi

volume produksi yang direncanakan berarti membutuhkan

bahan baku yang lebih banyak yang berakibat pada tingginya

persediaan bahan baku.

b. Kontinuitas prodiaksi tidak terhenti, diperlukan tingkat

persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.

c. Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak

(durable goods) atau tahan lama (undurable goods). Barang

(35)

commit to user

22

itu bila bahan baku yang diperlukan tergolong barang yang tidak

tahan lama maka tidak perlu disimpan dalam jumlah yang

banyak.

I. Analisis ABC

Menurut Render dan Heizer (2005 : 62) Analisis ABC

membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume

tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC yang merupakan

penerapan persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto

menyatakan ada beberapa yang penting dan banyak yang sepele.

Untuk menentukan volume dolar tahunan analisis ABC, permintaan

tahunan dari setiap barang persediaan dihitung dan dikalikan

dengan harga per unit. Barang kelas anggaran adalah barang –

barang dengan volume dolar tahunan tinggi. Walaupun barang

seperti ini mungkin hanya mewakili sekitar 15% dari total

persediaan barang, mereka mempresentasikan 70% hingga 80%

dari total pemakaian dolar. Kelas B adalah untuk barang – barang

persedian yang memiliki volume dolar tahunan menengah. Barang

ini mempresentasikan sekitar 30% barang persediaan dan 15%

hingga 25% dari nilai total. Barang – barang yang memiiki volume

dolar tahunan yang rendah adalah kelas C,yang mungkin hanya

mempresentasikan 5% dari volume dolar tahunan tetapi sekitar

(36)

commit to user

23

Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal

– hal sebagai berikut :

a. Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada

pengembangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A

dibandingkan barang C.

b. Barang A tidak seperti barang B dan C, perlu memiliki

pengendalian persediaan fisik yang lebih ketat, mungkin mereka

dapat diletakkan pada tempat yang lebih aman, dan mungkin

akurasi catatan pesediaan untuk barang A lebih sering

diverifikasi.

c. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibanding

dengan prediksi barang B dan C.

Menurut Prasetyawan dan Nasution (2008:237), pareto

mengklasifikasikan barang-barang dalam analisis persediaan ABC

dengan kriteria umum sebagai berikut :

a. Kelas A = Barang dengan jumlah unit 10-25% tetapi nilai

investasinya 30-70% dari total investasi tahunan persediaan

b. Kelas B = Barang dengan jumlah unit 20-30% tetapi nilai

investasinya 20-30% dari total investasi tahunan persediaan

c. Kelas C = Barang dengan jumlah unit 30-70% tetapi nilai

(37)

commit to user

24

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis

ABC adalah :

1) Manentukan volume tahunan dalam nilai uang { Volume

tahun (dalam unit) x harga per unit }

2) Susun urutan item persediaan berdasarkan volume tahunan

rupiah dari yang terbesar

3) Jumlah volume tahunan rupiah secara kumulatif

4) Menentukan presentase kumulatif

å

Volume tahunan dalamnilaiuangper unit unit per uang nilai dalam tahunan Volume

x 100%

(38)

commit to user

25

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya PT. Soelistyowaty Kusuma Textile

PT. Soelistyowaty Kusuma Textile merupakan sebuah

perusahaan textile yang didirikan di daerah kota Sragen propinsi

jawa tengah. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 26

Januari 1998 dan mulai beroperasi dan produksi pada tahun 1999.

Usaha pertekstilan tersebut mempunyai maksud dan tujuan untuk

meningkatkan produksi spinning atau pemintalan yaitu proses

pemintalan dari kapas menjadi benang.

PT. Soelistyowaty Kusuma Textile merupakan

pengembangan dari PT. Sukowati yang bergerak dalam bidang

produksi weaving/ perajutan. Karena PT. Sukowati menginginkan

benang yang diproses di PT. Sukowati dapat dihasilkan sendiri

maka didirikanlah PT. Soelistyowaty Kusuma Textile. Keberadaan

PT. Soelistyowaty Kusuma Textile adalah untuk menopang

kebutuhan benang yang dibutuhkan di PT. Sukowati. PT.

Soelistyowaty Kusuma Textile berdiri dengan harapan dapat

menopang kebutuhan benang untuk PT. Sukowati dan diharapkan

hasil produksi PT. Soelistyowaty Kusuma Textile juga dapat dijual

ke pabrik lain, tetapi ada awalnya hasil produksi PT. Soelistyowaty

(39)

commit to user

26

Selama nengembangkan usahanya PT. Soelistyowaty

Kusuma Textile sudah mempekerjakan karyawan sekitar 473 orang

pekerja, yang terdiri dari 85% operator dan 15% staff. Tenaga kerja

sebagian besar dari daerah Sragen dan sekitarnya. Disamping itu

para karyawan telah membentuk suatu persatuan dan telah

menjadi anggota Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).

Perusahaan juga telah melaksanakan antara lain :

a. Memenuhi upah umurn yang berlaku di Jawa Tengah.

b. Mengikutseriakan para pekerja dalam program ASTEK.

c. Fasilitas antar jemput.

d. Fasilitas pengobatan

Tujuan pendirian perusahaan ini antara lain adalah

menyesuaikan dan menunjang arah dibidang industri pertekstilan.

Melalui kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah maka ada

beberapa tujuan sebagai berikut :

a. Bahwa tujuan dibidang pertekstilan dapat memberikan yang

lebih baik dalam bidang usaha.

b. Bahwa adanya usaha dibidang tekstil dapat mengurangi tingkat

pengangguran di suatu daerah.

c. Memberikan peningkatan pendapatan di suatu daerah baik itu

pemerintah, masyarakat dimana perusahaan itu berada.

d. Menjadihan industri tekstil percontohan yang baik kepada

(40)

commit to user

27

PT. Soelistyowaty Kusuma Textile didirikan atas modal

pribadi yang permodalannya digunakan untuk :

a. Fasilitas fisik

b. Mesin

c. Bahan baku

d. Konsultasi manajemen

Produksi PT. Soelistyowaty Kusuma Textile tidak membuat

benang menjadi kain, tetapi menjadikan kapas menjadi benang.

Mesin-mesin yang digunakan dalam mengolah produksinya ada

beberapa jenis mesin yaitu mesin Blowing, Carding, Drawing,

Roving, Ring frame dan winding.

Adapun kapasitas produksi per hari adalah 38B (38 Ball)

atau + 6.894 kg yang tiap lb ; 181,44 kg. Jenis benang yang

dihasilkan adalah benang rayon yang akan dijadikan kain santung

atau kain tissu.

PT. Soelistyowaty Kusuma Textile berdasarkan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Koperasi No PER

02/MEN/78, UU No. 21 tahun 1954/ Peraturan Pemerintah No. 49

tahun 1984, yakni pengesahan pendapatan peraturan perusahaan

(41)

28

2. Struktur Organisasi

GAMBAR 3.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. SOELISTYOWATY KUSUMA TEXTILE

(42)

commit to user

29

Tugas dan fungsi masing-masing kedudul:an dalam organisasi

a. Direktur

1) Meninjau kegiatan yang dilaksanakan oleh Manajer

2) Membuat rencana kerja dengan para Manajer

3) Mengevaluasi berbagai laporan dan

pertanggungjawaban pada Manajer

4) Bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan.

b. Manajer

1) Mempunyai tanggung jawab dalam penyusunan operasi dan

melaksanakan rencana-rencana umum Direksi.

2) Mengevaluasi hasil kerja bawahan, menentukan

tujuan-tujuan baru.

3) Membicarakan tugas dan hasil apa yang dibutuhkan.

4) Memberikan dan meminta tanggung jawab kepada bawahan

untuk melaksanakan tugas-tugas yang ditugaskan,

c. Kabag Personalia dan Umum

1) Menyusun dan menetapkan uraian tugas d.an spesitikasi

jabatan baik untuk posisi-posisi yang telah ada maupun yang

akan timbul kemudian sejalan dengan pengembangan

perusahaan balk sendiri maupun bersama Direksi dan

Manajer.

2) Menyusun struktur dan standart gaji dan upah karyawan

(43)

commit to user

30

3) Menyusun dan mengembangkan sistem rangking, dan

prading dalam struktur kepegawaian perusahaan.

4) Menyusun dan mengembangkan prosedur serta aturan

rekruitmen tenaga kerja.

5) Melaporkan kondisi karyawan kepada Depnaker, Apindo,

SPSI dan instansi yang terkait.

d. Kabag Produksi

1) Bertanggung jawab masalah kestabilan jumlah produksi dari

target yang sudah ditentukan.

2) Memberikan program kerja yang sifatnya rutin pada Tester

Quality Control Shift A, B, C, supaya bisa sejalan.

3) Membuat balancing produksi jika ada pergantian proses

produksi.

4) Meningkatkan sumber daya manusia dan kedisiplinan kerja

yang menunjang kestabilan dan peningkatan kualitas.

5) Cek laporan KASHIFT dari program yang sudah ditentukan.

e. Kabag Maintenance

Menangani masalah pemeliharaan fasilitas-fasilitas produksi.

f. Kabag Electric

Menangani masalah keperluan perusahaan atau sarana

perusahaan kabag electric dibantu oleh Ka. Ur/Ka. Sie electric

yang bertugas menangani masalah listrik, diesel, boiler, instalasi

(44)

commit to user

31

g. Kabag Workshop

Mengelola dan memperbaiki bagian bengkel atau mesin-mesin

pabrik (workshop).

h. Kabag Gudang

Menangani masalah logistik, pembelian bahan baku, suku

cadang dan gudang.

i. Kabag Quality Control

Menangani masalah bagian laborat, yang mana bagian ini

menangani obat-obat/zat kimia apa yang akan dipakai untuk

proses produksi.

j. Accounting

Bagian accounting tidak mempunyai bawahan, ia berdiri sendiri

dan bertangwng jawab kepada Direksi dan Manajer.

Tugas-tugasnya :

1) Gaji karyawan

2) Entertainment

3) Pajak

3. Personalia

a. Karyawan

PT. Soelistyowaty Kusuma Textile memiliki karyawan sebanyak 473

orang. Adapun perincian jumlah karyawan beserta tugasnva adalah

(45)

commit to user

32

1) Direktur : 1 orang

2) General Manajer : 1 orang

3) Plan Manajer : 1 orang

4) Bagian Gudang : 35 orang

5) Bagian Utility : 32 orang

6) Bagian Quality Contro : 20 orang

7) Bagian Produksi : 300 orang

8) Bagian MTC : 28 orang

9) Bagian Personalia : 40 orang

10) Bagian Workshop : 15 orang

b. Jam kerja

Yang dimaksud jam kerja adalah waktu jam kerja dalam

masa karyawan/pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan

perjanjian kerja yang telah diadakan.

1) Waktu kerja biasa

a) Waktu kerja biasa adalah waktu kerja yang dilakukan

selama 7 hari sehari dan 40 jam seminggu, untuk waktu

kerja 6 hari kerja.

b) Jam kerja akan diatur berdasarkan kebutuhan perusahaan

(46)

commit to user

33

2) Jadwal jam kerja

a) Day shift (non shift)

- Hari Senin sr`d Kamis : jam 08.00 s/d jam 18.00 dengan

jam istirahat selama 60 menit/ 1

jam. Waktunya jam 12.00 s/d

13.00

- Hari Jum’at : jam 08.00 s/d jam 18.00 dengan

jam istirahat termasuk

sembahyang Jum’at selama 90

menit.

Waktunya jam l1.30 s/d 13.00

- Hari Sabtu : jam 08.00 s/d jam 13.00 tanpa

istirahat, sembahyang dhuhur

dilaksanakan setelah kerja

selesai.

b) Shift (Aplusan/bergilir)

- Shift pagi : Jam 06.00 s/d jam l4.00

- Shift slang : Jam 14.00 s/d jam 22.00

- Shift malam : Jam 22.00 s/d jam 06.00

Masing-masing shift dengan waktu istirahat selama 30 menit/ ½

jam. Pada waktu istirahat mesin tetap jalan, maka waktu

(47)

commit to user

34

3) Waktu kerja lembur

a) Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang dilaksanakan/

dilakukan di luar waktu kerja biasa atau dilakukan pada hari

libur resmi hari libur mingguan.

b) Karyawan/ pekerja diwajibkan kerja lembur sesuai dengan

rencana kerja perusahaan.

c) Karyawan pekerja yang dalam 1 periode tutup buku pernah/

ijin tidak masuk kerja selama l hari, tidak diijinkan untnk

melakukan kerja lembur pada hari libur/libur mingguan.

d) Kerja lembur bagi karyawan pekerja harus disertai dengan

surat perintah lembur dari atasan, bila tidak ada maka upah

lemburnya tidak dibayarkan.

c. Fasilitas perusahaan

1) Cuti

a) Karyawan yang sudah mempunyai masa kerja 12 bulan

secara terus menerus tanpa terputus mendapatkan cuti

tahunan selama 12 hari kerja dengan upah penuh

pelaksanaannya diatur oleh dengan seijin perusahaan.

b) Pekerja wanita berhak atas ijin sakit haid 2 (dua) hari bagi

yang memberikan perusahaan dan disertai dengan surat

keterangan dokter/ bidan yang memeriksanya.

c) Pekerja wanita berhak atas ijin hamil 1,5 bulan sebelum

(48)

commit to user

35

d) Bilamana sebelum masa cuti hamil/ sesudah (90 hari)

sudah mampu bekerja kembali berdasarkan surat

keterangan sehat dan mampu bekerja dari dokter, maka

perusahaan akan kerjakan serta memberikan upah

sebagaimana mestinya.

2) Tunjangan sosial

a) Perusahaan akan rnemberikan tunjangan Hari Raya/ THR

yang besarnya disesuaikan kemampuan perusahaan, serta

dibayarkan menjelang Hari Raya keagamaan secara

bersamaan dengan memperhatikan masa kerja

karyawan/pekerja.

b) Karyawan/pekerja dengan pangkat di bawah kepala bagian

yang tidak pernah absen dan tidak pernah datang terlambat

serta minta ijin meninggalkan pekerjaan untuk kepentingan

pribadi tidak lebih dari 1 jam (setelah dijumlah total) berhak

mendapatkan premi hadir yang besarnya ditentukan

perusahaan.

c) Premi hadir akan hangus/ tidak dibayar bila melanggar pasal

25.2.

3) Tunjangan kecelakaan kerja

Dalam pekerjaan tertimpa kecelakaan kerja, maka segala akibat

tang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan sesuai dengan

(49)

commit to user

36

4) Pemberian Fasilitas kesehatan

Penyediaan fasilitas ini erat hubungannya dengan progam

kesehatan karyavwan dan juga karena adanya peraturan

pernerintah yang mengatur masalah keamanan dan kesehatan

karyawan di dalam menjalankan pekerjaannya. Fasilitas

kesehatan ini dapat berupa poliklinik yang lengkap dengan

dokter dan perawat atau sekedar memben tunjangan kesehatan

yang dapat digunakan untuk berobat ke dokter dan ditunjuk

perusahaan dengan memperoleh ganti rugi dari perusahaan.

5) Fasilitas antar jemput

Perusahaan menyediakan kendaraan (bus) untuk fasilitas antar

jemput bagi karyawan.

4. Sistem Produksi dan Proses Produksi

Sistem produksi yang dilakukan perusahaan yaitu : spiring/

pemintalan yaitu proses pemintalan dari kapas menjadi benang.

Perusahaan mengelompokkan proses produksi yaitu :

Gambar 3.2

Proses Produksi Spinning

Opening Mixing scutching Carding Drawing

Roving Ring Spinning

(50)

commit to user

37

a. Bagian pemintalan (spinning)

1) Blowing

Merupakan proses dimana kapas harus dibuka dan

dibersihkan terlebih dahulu. Mesin blowing ini pada dasarnya

mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Opening, yaitu membuka gumpalan-gumpalan (kapas

polyestes)

b) Cleaning, yaitu membersihkan kotoran dari bahan baku

c) Mixing, yaitu mencampur kapur dari beberapa grade dan

panjang tertentu dengan porsi tertemtu pula,

d) Mengatur kerataan serat membuat lap

2) Carding

a) Melakukan drafting (peregangan)

b) Mensejajarkan serat-serat

c) Memisahkan kotoran yang terkandung pada serat.

d) Memisahkan serat pendek dengan serat panjang.

e) Membentuk web.

(51)

commit to user

38

3) Drawing

Adalah proses pada mesin drawing yang merupakan

langkah penting dalam pembuatan benang. Adapun fungsi

mesin drawing adalah sebagai berikut :

a) Melakukan perangkapan (doubling)

b) Melakukan peregangan (drafting)

c) Meluruskan dan mensejajarkan serat

d) Mengatur serat persatuan panjang

e) Membentuk silver

4) Roving

Fungsi mesin roving adalah sebagai berikut :

a) Merubah bentuk dari sliver mcnjadi benang roving.

b) Melakukan peregangan (drafting)

c) Memberikan latihan (twisting)

d) Menggulung benang roving pada Bobbin.

5) Ring Spinning

Fungsi mesin ringspinning

a) Merubah bentuk benang roving menjadi benang

b) Melakukan peregangan (drafting)

c) Memberikan antihan (twisting)

(52)

commit to user

39

6) Winding

Fungsi mesin winding yaitu merubah bentuk gulungan

benang dari bentuk cop ke bentuk cheese dari winding sebelum

di packing, cheese dilembabkan di steam sener. Setelah itu

dipacking di plastik dan karton.

5. Pemasaran

Awalnya hasil produksi PT. Soelistyowaty Kusuma Textile

hanya untuk memenuhi kebutuhan PT. Sukowati yang bergerak

dalam bidang produk weaving atau perajutan PT. Soelistyowaty

Kusuma Textile pengembangan dari P'T. Sukowati. Namun

sekarang dengan perkembangan perusahaan PT. Soelistyowaty

Kusuma Textile mulai menjual hasil produksinya ke pabrik lain.

B. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah kegiatan praktek kerja yang dilakukan

untuk membandingkan teori yang didapatkan dibangku kuliah

dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Adapun bentuk - bentuk

kegiatan magang meliputi praktik kerja, pendampingan ,pelatihan,

penyyuluhan ,pelaporan dal lain – lain. Magang kerja wajib

dilakukan oleh oleh mahasiswa Diploma III jurusan Manajemen

Industri semester akhir. Lamanya magang minimal selama satu

bulan.Perusahaan yang menjadi tujuan magang kerja adalah

(53)

commit to user

40

diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di

Perusahaan dan dapat memanfaatkanya.

2. Tujuan Magang Kerja

Tujuan yang ingin dicapai dalam magang kerja adalah :

a. Agar setiap mahasiswa dapat membandingkan ilmu yang telah

diperoleh dibangku perkuliahaan dengan kenyataan yang

terjadi dilapangan.

b. Mahasiswa bias mendapatkan pengalaman langsung dan

pengetahuan tentang aktifitas kerja di lapangan.

c. Agar mahasiswa dapat memahami dan menghayati

permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam dunia

kerja

3. Keuntungan Magang Kerja

Keuntungan menempuh magang kerja dalam rangka

penyelesaian studi Diploma III adalah sebagai berikut :

a. Kemudahan dalam identifikasi tugas akhir.

b. Kemudahan dalam mengakses data pada instansi terkait untuk

keperluan penulisa tugas akhir.

c. Memperoleh surat atau sertifikat atau surat keterangan

(54)

commit to user

41

4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

Tempat pelaksanaan magang kerja adalah di PT.

Soelystyowaty Kusuma Tekstile yang beralamatkan di

Purwosuman, Sidoarjo, Kabupaten Sragen. Pelaksanaan magang

dilaksanakan pada tanggal 1 Februari – 28 Februari 2010.Selama

dalam pelaksanaan magang kerja perusahaan memberiak

peraturan – peraturan yang harus ditaati mahasiswa sebagai

berikut :

a. Datang dan pulang tepat pada waktunya

b. Apabila meninggalkan lokasi perusahaan harus izin bagian

personalia dan satpam.

c. Berpakaian atas putih bawah hitam dan mengenakan sepatu.

d. Tidak boleh merokok di dalam perusahaan.

e. Mahasiswa harus taat pada ketentuan dan peraturan

perusahaan.

5. Kegiatan Magang Kerja

Pelaksanaan dan kegiatan selama magang di PT.

Soelystyowaty Kusuma Tekstile adalah sebagai berikut :

a. Pada hari I masuk magang digunakan untuk pengenalan dan

(55)

commit to user

42

b. Minggu I

Penempatan mahasiswa

Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah :

1) Observasi bagian produksi.

Melakukan pengamatan pada proses produksi benang

yaitu proses mixing atau pencampuran bahan baku

kapas.

2) Wawancara dengan kepala bagian produksi mengenai

proses produksi benang rayon.

c. Minggu II

Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1) Observasi pada bagian produksi yaitu melakukan

pengamatan pada proses Carding dan Drawing.

2) Membantu penegecekan kualitas benang pada bagian

laborat yaitu pengecekan panjang serat kapas dan

kekuatan kapas.

3) Mencatat hasil produksi perhari.

(56)

commit to user

43

d. Minggu III

1) Observasi pada bagian kantor yaitu dengan melihat data

– data produksi perusahaan.

2) Mempelajari data produksi perusahaan dengan

bimbingan kepala regu carding dan drawing.

3) Wawancara dengan kepala bagian personalia mengenai

latar belakang perusahaan.

e. Minggu IV

Adapaun kegiatan yang dilaksanakan adalah :

1) Mempelajari dokumen-dokumen perusahaan dan

mengambil data yang berkaitan dengan penelitian.

2) Melengkapi data yang digunakan sebagai bahan

penelitian.

3) Ucapan terima kasih.

Mengucapkan terima kasih kepada seluruh instansi

perusahaan yang membantu kami dalam magang kerja

dan atas bantuanya dalam membimbing kami saat

(57)

commit to user

44

C. Analisis

1. Produksi PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile dalam produksinya

memadukan atau melakukan pencampuran beberapa bahan baku

kapas.Bahan baku kapas tersebut adalah SPV( South Pacific

Viscose ),IBR (Indo Bharat Rayon ) None Woven, Grade C, ITS

(Indo Toray Syntetic) Rayon, Polyester dan catton.

Pencampurannya atau yang sering disebut proses mixing

jumlahnya tidak sama yaitu memiliki standar jika kualitas kapas baik

maka pencampuranya adalah:

· Cotton 10 %

· SPV 20 %

· IBR None Woven 50 %

· ITS 10 %

· Grade C 5 %

· Polyester 5%

Dan jika diurutkan berdasarkan kualitasnya dan harga maka Catton

menduduki yang paling baik dan harganya lebih tinggi dari pada

bahan baku yang lain.Lalu semakin menurun semakin kualitasnya

(58)

commit to user

45

2. Analisis ABC

ANALISIS TAHUN 2007

Tabel 3.1. Kebutuhan Bahan Baku Kapas Tahun 2007

No Item Kebutuhan Harga /kg

IBR None Woven ITS Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisi ABC adalah :

a. Menentukan nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.2. Tabel Perhitungan volume tahunan

No Item Kebutuhan Harga / kg Volume

IBR None Woven ITS Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

(59)

commit to user

46

b. Jumlah nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.3. Tabel Volume Tahunan Secara Komulatif

No Item Kebutuhan Harga / kg Volume

IBR None Woven ITS Jumlah volume tahunan secara komulatif $ 722763 Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

c. Menentukan nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.4. Presentase Volume Tahunan

No Item Volume Tahunan

IBR None Woven ITS

Rumus menentukan presentase volume tahunan

(60)

commit to user

47

d. Susunan urutan item persediaan

Tabel 3.5. Tabel Urutan Item (Volume % dari yang terbersar)

No Item Volume Tahunan

IBR None Woven SPV S Volume tahunan secara

komulatif

$ 722763

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

e. Klasifikasi persediaan

1) Kelas A adalah barang dengan volume dolar tahunan yang

(61)

commit to user

48

Tabel 3.6 Tabel Klasifikasi Persediaan

No Item Presentase

IBR None Woven SPV

Berdasarkan langkah langkah perhitungan dengan

menggunakan Analisis ABC dapat diketahui bahwa :

1) Kelas A memiliki nilai volume tahunan sebesar 51.55 %

dari total persediaan yang terdiri dari 1 item (20 %)

persediaan yaitu IBR None Woven.

2) Kelas B memiliki nilai volume tahunan sebesar 37.21 %

dari total persediaan yang terdiri dari 2 item ( 30 %)

persediaan, yaitu SPV dan Cotton.

3) Kelas C memiliki nilai volume tahunan sebesar 11.24%

dari total persediaan yang terdiri dari 2 item ( 50 %)

(62)

commit to user

49

Gambar 3.3 Diagram Analisis ABC Tahun 2007

51.55 %

23.65 %

13.56 %

4.32 % 3.74 % 3.19 %

0 10 20 30 40 50 60

IBR SPV COTTON ITS GRADE C POLYESTER

Kelas A

Kelas B

(63)

commit to user

50

ANALISIS TAHUN 2008

Tabel 3.7. Kebutuhan Bahan Baku Kapas Tahun 2008

IBR None Woven ITS Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisi ABC adalah :

a. Menentukan nilai total penggunaan biaya

Volume tahun (kebutuhan bahan baku) x harga per kg

Tabel 3.8. Tabel Perhitungan volume tahunan

No Item Kebutuhan Harga / kg Volume

IBR None Woven ITS

(64)

commit to user

51

b. Jumlah nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.9. Tabel Volume Tahunan Secara Komulatif

No Item Kebutuhan Harga / kg Volume

IBR None Woven ITS Jumlah volume tahunan secara komulatif $ 819744 Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

c. Menentukan nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.10. Presentase Volume Tahunan

No Item Volume Tahunan

IBR None Woven ITS

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

Rumus menentukan presentase volume tahunan :

(65)

commit to user

52

d. Susunan urutan item persediaan

Tabel 3.11. Tabel Urutan Item Volume % dari yang terbersar

IBR None Woven SPV

e. Klasifikasi persediaan

1) Kelas A adalah barang dengan volume dolar tahunan yang

(66)

commit to user

53

Tabel 3.12 Tabel Klasifikasi Persediaan

No Item Presentase

IBR None Woven SPV Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

Berdasarkan langkah langkah perhitungan dengan

menggunakan Analisis ABC dapat diketahui bahwa :

1) Kelas A memiliki nilai volume tahunan sebesar 48.67 %

dari total persediaan yang terdiri dari 1 item (20 %)

persediaan yaitu IBR None Woven.

2) Kelas B memiliki nilai volume tahunan sebesar 35,45 %

dari total persediaan yang terdiri dari 2 item ( 30 %)

persediaan, yaitu SPV dan Cotton.

3) Kelas C memiliki nilai volume tahunan sebesar 15.88%

dari total persediaan yang terdiri dari 2 item ( 50 %)

(67)

commit to user

54

Gambar 3.4 Diagram Analisis ABC Tahun 2008

48.67 %

22.38 %

13.07 %

8.61 %

3.9 % 3.37 % 0

10 20 30 40 50 60

IBR SPV COTTON ITS GRADE C POLYESTER

Kelas A

Kelas B

(68)

commit to user

55

ANALISIS TAHUN 2009

Tabel 3.13. Kebutuhan Bahan Baku Kapas Tahun 2009

No Item Kebutuhan Harga /kg

IBR None Woven ITS

Langkah – langkah yang dilakukan dalam analisi ABC adalah :

a. Menentukan nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.14 Tabel Perhitungan volume tahunan

No Item Kebutuhan Harga / kg Volume

IBR None Woven ITS Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

(69)

commit to user

56

b. Jumlah nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.15. Tabel Volume Tahunan Secara Komulatif

No Item Kebutuhan Harga / kg Volume

IBR None Woven ITS Jumlah volume tahunan secara komulatif $ 894.945 Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

c. Menentukan nilai total penggunaan biaya

Tabel 3.16. Presentase Volume Tahunan

No Item Volume Tahunan

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

Rumus menentukan volume tahunan:

(70)

commit to user

57

d. Susunan urutan item persediaan

Tabel 3.17. Tabel Urutan Item (Volume % dari yang terbersar)

IBR None Woven SPV

Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

e. Klasifikasi persediaan

1) Kelas A adalah barang dengan volume dolar tahunan

yang tinggi. Mewakili sekitar 70 % sampai 80% dari total

nilai dolar.

2) Kelas B adalah barang dengan nilai volume dolar

tahunan menengah.sekitar 15 % sampai 25 % dari total

pemakaian dolar.

3) Kelas C adalah barang yang mempresentasikan 5 % dari

(71)

commit to user

58

Tabel 3.18 Tabel Klasifikasi Persediaan

No Item Presentase

IBR None Woven SPV Sumber : PT. Soelystyowaty Kusuma Tekstile

Berdasarkan langkah langkah perhitungan dengan

menggunakan Analisis ABC dapat diketahui bahwa :

1) Kelas A memiliki nilai volume tahunan sebesar 48,27

% dari total persediaan yang terdiri dari 1 item (20 %)

persediaan yaitu IBR None Woven.

2) Kelas B memiliki nilai volume tahunan sebesar 35,24

% dari total persediaan yang terdiri dari 2 item ( 30 %)

persediaan, yaitu SPV dan Cotton.

3) Kelas C memiliki nilai volume tahunan sebesar

16,49% dari total persediaan yang terdiri dari 2 item (

(72)

commit to user

59

Gambar 3.5 Diagram Analisis ABC Tahun 2009

48.27 %

22.2 %

13.03 %

8.75 %

4.1 % 3.63 % 0

10 20 30 40 50 60

IBR SPV COTTON ITS GRADE C POLYESTER

Kelas A

Kelas B

(73)

commit to user

60

Pengendalian persediaan masing – masing dalam

analisis ABC untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 dapat dilihat

dari tabel 3.19 sebagai berikut :

Tabel 3.19 Tabel Kebijakan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Klasifikasi ABC

Deskripsi Kelas A Kelas B Kelas C

Fokus perhatian

Manajemen

Utama Sedang Cukup

Pengendalian (control) Ketat Sedang Longgar

Stock Pengaman Jangka Pendek menengah Jangka Panjang

Akurasi Pengaman Tinggi Sedang Cukup

Kebutuhan Perhitungan

Inventory

Jangka pendek menengah Panjang

Sumber : Render dan Heizer (2005 : 62)

D. Pembahasan

Berdasarkan perhitungan analisis ABC dengan menggunakan

data tahun 2007, 2008 dan 2009 pada PT. Soelystyowaty Kusuma

Tekstile. Diperoleh hasil yang sama dalam klasifikasi atau

penggolongan bahan baku kapas. Hasil klasifikasi atau pengolongan

bahan baku kapas yaitu kelas A kapas jenis IBR None Woven, kelas B

kapas jenis SPV dan Cotton dan kelas C kapas jenis ITS, Grade C

(74)

commit to user

61

Setelah hasil klasifikasi atau penggolongan bahan baku

diperoleh, dalam pengendalian atau pengawasan bahan baku

dilakukan sesuai kelas masing – masing. Dalam Analisis ABC

pengendalian bahan baku kelas A dilakukan dengan control yang ketat

dan dengan stok bahan baku pengaman untuk jangka waktu pendek.

Fokus perhatian manajemen bahan baku kelas A lebih diutamakan,

karena volume dolar tahunanya paling tinggi. Bahan baku kelas B

dilakukan control sedang dan stok bahan baku pengaman untuk

jangka waktu menengah. Perhatian manajemen untuk bahan baku

kapas kelas B hanya dalam tingkatan sedang, karena volume dolar

tahunan bahan baku kelas B juga dalam tingkatan sedang. Bahan

Baku kelas C dilakukan dengan control yang longgar dan stok bahan

baku pengaman untuk jangka waktu panjang. Fokus perhatian

manajemen bahan baku kelas B cukup atau tidak begitu ketat, karena

volume dolar tahunan bahan baku kapas kelas C paling rendah

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pikiran .................................................................
  Gambar 1.1
Gambar 1.1
GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ini menunjukkan bahwa variabel asimetri informasi yang diproksikan dengan ADJSPREAD berpengaruh secara positif signifikan terhadap manajemen laba

Sanggahan sesuai ketentuan yang berlaku , sanggahan ditujukan kepada Panitia Pengadaan Barang / Jasa Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.TolitoliTahun Anggaran 2013

*) Harga bahan pabrikan dalam penawaran yang lebih rendah dari harga pasar wajib melampirkan dukungan toko/agen yang melayani. Harga tersebut berlaku untuk umum dan dalam

Dengan demikian hasil penelitian ini secara keseluruhan memberikan makna bahwa pendidikan dan pelatihan PNS yang selama ini berlaku atau dilaksanakan bagi segenap

Respons ngengat jantan tertinggi terhadap feromon seks diperoleh dari ekstrak kelenjar feromon asal betina dara umur 4 hari sebesar 20,33% dan berbeda nyata bila dibandingkan

Guru – guru yang terlibat diharapkan dapat memberi kerjasama dalam mana – mana tugasan yang telah diamanahkan bagi menjamin kualiti kerja

Masnlah penelitian ini adalah: "bagaimana sistem morfologi adjektiva, numeralia, dan kata tugas afiksasi bahasa Indonesia berdasarkan teori morfologi derivasi

Untuk itu sebagai pemecahannya penulis membuat suatu program aplikasi yang dapat membantu kelancaran pengolahan data tersebut dan menampilkan laporan hasil transaksi (keluar