• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode

Fault Tree Analysis

dan

Failure Mode and Effect Analysis

(Studi kasus PT. ABC)

Donar Setyajid Carel, Yuniaristanto, Irwan Iftadi

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Abstract

Papadopoulos et.al (2004) has developed system analysis method by combining the FTA and FMEA methods. Generally, the combining method consist of FTA step and FMEA step. On this research, FTA step is used to describe the problem by finding its basic events and minimal cut set. Then FMEA step is used to determine problem elimination priorities based on their Risk Priority Number (RPN) value. Severity, occurence and detection is used to determine the RPN value.

Keywords: system analysis, FTA method, FMEA method, RPN value

1. Pendahuluan

Fault Tree Analysis (FTA) merupakan metode analisis top down yang digunakan untuk mencari kejadian dan kombinasi kejadian yang menyebabkan kerusakan dalam sistem. Keuntungan penggunaan metode FTA adalah dapat memperoleh penyebab permasalahan yang berupa kejadian dasar dan atau kombinasinya melalui pelaksanaan analisis top down dengan terlebih dahulu menggambarkan keadaan dalam sistem. Failure Mode and Effect Analysis

(FMEA) merupakan metode analisis bottom up yang digunakan untuk mencari prioritas penyelesaian permasalahan dalam sistem. Penentuan prioritas pada metode FMEA dilihat berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) untuk setiap permasalahan yang dihadapi.

Papadopoulos et.al (2004) mengkombinasikan metode FTA dan FMEA untuk melakukan analisis kerusakan pada sistem. Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian mereka adalah sebagai berikut : (1) Tahap FTA, yang bertujuan untuk mengetahui adanya kejadian tunggal dan atau kombinasinya yang akan menyebabkan munculnya top level event

pada sistem. Output tahap FTA adalah gambaran sistem secara menyeluruh dengan grafik

Boolean dan minimal cut-set dari top level event. (2) Tahap FMEA, tahap ini dilakukan setelah memperoleh gambaran permasalahan pada sistem, top level event dan kombinasi kejadian-kejadian penyebabnya diperoleh. Output tahap FMEA adalah mencari prioritas penyelesaian permasalahan yang terjadi pada sistem.

Produk atau jasa yang berkualitas adalah produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen (Juran and Gryna, 1993). Pada studi kasus ini, PT. ABC menghadapi permasalahan adanya sejumlah gangguan pada jaringan kabel yang menghubungkan para konsumennya. Keberadaan sejumlah gangguan tersebut dapat membuat sejumlah konsumen tidak puas. Kombinasi metode FTA dan FMEA

(2)

tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis data gangguan pada jaringan kabel di PT. ABC. Beberapa asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data gangguan yang digunakan valid.

2. Data hasil angket penilaian kemungkinan pengendalian valid. 3. Tindakan korektif langsung dilakukan pada gangguan yang terjadi.

2. Metodologi Penelitian

Langkah-langkah analisis sistem yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

3. Pengolahan Data

Pengolahan data gangguan jaringan kabel dibagi menjadi 2 tahap, yaitu (1) Tahap Fault Tree Analysis, dan (2) Tahap Failure Mode and Effect Analysis.

Tahap Fault Tree Analysis

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran permasalahan gangguan jaringan kabel di PT. ABC. Adapun langkah Tahap Fault Tree Analysis adalah sebagai berikut:

i. Identifikasi top level event

Mengidentifikasi top level event

Membuat diagram pohon kesalahan atau Fault Tree sistem

Tahap FTA

Menentukan minimal cut-set mulai

Menentukan kemungkinan pengendalian failure mode

Menganalisis tingkat kepentingan failure mode Menentukan severityfailure mode

Menentukan frekuensi failure mode

Tahap FMEA

Mengidentifikasi alat atau cara untuk mengendalikan failure mode

selesai

(3)

Menurut Blanchard (2004), suatu top level event mempunyai beberapa persyaratan, antara lain : clearly, observable, unambigous definable dan measurable. Berdasarkan syarat tersebut, maka top level event pada Tahap Fault Tree Analysis ini adalah gangguan jaringan kabel.

ii. Membuat diagram pohon kesalahan

Diagram pohon kesalahan menunjukkan bagaimana suatu top level event bisa muncul pada jaringan kabel.

iii. Menentukan minimal cut-set

Minimal cut-set merupakan kumpulan basic event dan atau kombinasinya yang dapat menyebabkan munculnya top level event. Jadi, pada penelitian ini minimal cut-set

merupakan kumpulan basic event penyebab gangguan jaringan kabel dan atau kombinasinya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa gangguan jaringan kabel disebabkan oleh tiga belas basic event dan semuanya merupakan kejadian tunggal.

Basic event ini merupakan penyebab masalah (failure mode) gangguan jaringan kabel dan dianalisis pada Tahap Failure Mode and Effect Analysis untuk mencari prioritas penyelesaian masalah. Adapun ketigabelas basic event gangguan jaringan kabel adalah sebagai berikut :

• Munculnya gangguan alam

• Aktivitas pihak ke-3

• Kondisi material tidak baik

• Kualitas instalasi tidak baik

• Aktivitas manusia

Tahap Failure Mode and Effect Analysis

Tahap ini bertujuan untuk mencari prioritas penyelesaian masalah gangguan jaringan kabel di PT. ABC. Langkah-langkah Tahap Failure Mode and Effect Analysis adalah sebagai berikut :

i. Mengidentifikasi alat atau cara untuk mengendalikan failure mode

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan alat atau cara untuk mengendalikan

failure mode gangguan jaringan kabel. ii. Menentukan severity failure mode

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keseriusan efek munculnya suatu failure mode gangguan jaringan kabel. Tingkat keseriusan efek digambarkan dalam skala, dimana semakin tinggi skala menunjukkan efek yang semakin serius. Skala severity

(4)

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keseringan munculnya failure mode

gangguan jaringan kabel. Skala frekuensi untuk ketigabelas failure mode dapat dilihat pada Tabel 2.

iv.Menentukan kemungkinan pengendalian failure mode

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemungkinan failure mode gangguan jaringan kabel. Skala kemungkinan pengendalian untuk ketigabelas failure mode dapat dilihat pada Tabel 3.

v. Menganalisis tingkat kepentingan failure mode

Tahap ini bertujuan untuk mencari prioritas penyelesaian masalah gangguan jaringan kabel. Prioritas penyelesaian masalah ditentukan berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) yang merupakan perkalian skala severity, frekuensi dan kemungkinan pengendalian.

Failure mode Skala

(5)

Failure mode Skala Munculnya gangguan alam 13 Aktivitas pihak ke-3 12 Kondisi material tidak baik 6 Kualitas instalasi tidak baik 7 Aktivitas manusia 11 Adanya tegangan liar 9 Aktivitas binatang 8 Sentral terganggu 2 Kerusakan remote pairgain 10 Kerusakan utas telepon 4 Catuan tidak stabil 5 Kerusakan komponen pesawat 3 Kerusakan sekering/aristor 1

4. Analisis

Berdasarkan hasil pengolahan data, gangguan jaringan kabel disebabkan oleh faktor manusia, peralatan, lingkungan, material. Faktor lingkungan merupakan penyebab yang paling sulit untuk diantisipasi karena akan lebih berkaitan dengan kejadian-kejadian alam yang sulit diprediksi kapan terjadinya dan faktor manusia merupakan penyebab yang relatif lebih mudah diantisipasi daripada faktor lingkungan karena akan lebih berkaitan dengan aktivitas manusia,

human error, dan kesalahan prosedur. Sedangkan faktor peralatan dan material akan lebih berkaitan dengan kualitas peralatan dan material yang digunakan pada komponen penyusun jaringan kabel.

Gangguan jaringan kabel disebabkan oleh tiga belas kejadian dasar (basic events) dan semuanya merupakan kejadian tunggal, sehingga permasalahan dapat diselesaikan dengan mengeliminasi atau menghilangkan basic events gangguan. Penentuan prioritas penyelesaian dilakukan berdasarkan severity, frekuensi dan kemungkinan pengendalian untuk setiap kejadian dasar penyebab gangguan jaringan kabel. Nilai severity menunjukkan sejauh mana efek gangguan yang ditimbulkan pada pelanggan, nilai frekuensi menunjukkan seberapa sering suatu

failure mode menyebabkan gangguan dan kemungkinan pengendalian menunjukkan bagaimana kondisi riil failure mode.

Tingkat kepentingan penyelesaian masalah ditentukan berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN). Nilai RPN merupakan perkalian skala nilai severity, frekuensi dan kemungkinan pengendalian. Nilai RPN inilah yang kemudian digunakan untuk menentukan prioritas penyelesaian masalah.

RPN = skala nilai severity * skala nilai frekuensi * skala nilai kemungkinan pengendalian

Berdasarkan nilai RPN tersebut, maka selanjutnya kita dapat menentukan prioritas penyelesaian masalah gangguan jaringan kabel. Adapun prioritas penyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut:

(6)

a. Munculnya gangguan alam b. Aktivitas pihak ke-3 c. Aktivitas manusia d. Aktivitas binatang

e. Kualitas instalasi tidak baik f. Kondisi material tidak baik g. Kerusakan komponen pesawat h. Kerusakan remote pairgain

i. Kerusakan utas telepon j. Adanya tegangan liar k. Sentral terganggu

l. Rusaknya sekering/aristor m. Catuan tidak stabil

5. Kesimpulan

Hasil analisis dengan metode FTA menunjukkan adanya tiga belas kejadian dasar penyebab terjadinya gangguan jaringan kabel. Ketiga belas kejadian dasar tersebut merupakan kejadian tunggal dan tidak memerlukan kombinasi dengan kejadian lain untuk dapat menyebabkan gangguan pada jaringan kabel. Sedangkan hasil analisis dengan metode FMEA menunjukkan prioritas penyelesaian masalah gangguan jaringan kabel. Permasalahan yang harus menjadi perhatian PT. ABC adalah terjadinya gangguan alam yang merupakan penyebab utama gangguan jaringan kabel pekerjaan pihak ke-3 yang seharusnya dapat diantisipasi tetapi ternyata masih sering menyebabkan gangguan jaringan kabel.

Daftar Pustaka

Blanchard, Benjamin S. Logistics Engineering and Management 6thEdition. Virginia Polytechnic Institute & State University, Virginia: Pearson Education International, 2004.

Juran, J.M and Gryna, Frank M. Quality Planning and Analysis 3rd edition. Singapore:McGraw Hill International Editions, Industrial Engineering Series; 1993.

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah analisis sistem
Tabel 1.   Skala severity
Tabel 3.   Skala kemungkinan pengendalian

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir dengan judul Analisis Dan Identifikasi Kerusakan Pada Mesin Bubut Dengan Metode Failure Mode And Effect Analysis Dan Fault Tree Analysis (Studi Kasus di

Failure Mode and Effect Analisys (FMEA) untuk mengidentifikasi setiap tahap proses dan metode Failure Tree Analisys (FTA) untuk mencari akar penyebab kegagalan,

Penelitian dengan judul Analisis Keterlambatan Proyek Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Dan Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab cooling water wash sebagai dasar perbaikan proses dengan menggunakan metode Six Sigma dan Failure Mode Effect

Analisis Penyebab Kecacatan Produk Bordir Komputer Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di CV.BATARI

Tabel FMEA No Functional failure Failure Mode Failure Cause Failure Effect S O D RPN 1 Trouble APC LS pada shutter APC abnormal Kabel kaku, setting Line berhenti proses 6

Failure Mode and Effect Analysis Worksheets 6 Pelacakan Kesalahan Format penulisan RM yang diambil Petugas 2015 3 2 1 6 Pembuatan desain Jumlah RM yang dan Distribusi membaca nomor

Pengolahan Data Produk Deffect Handle ss belly shape TK dengan Menggunakan Metode FMEA Key Process Input Potential Failure Mode Potential Failure Effect Severity