• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Defenisi Hutan dan Hutan Rakyat

Menurut UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu

ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang

lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan merupakan sumber kekayaan alam yang

sangat berperan penting dalam pembangunan aspek kehidupan dan peradapan

manusia. Hutan memiliki berbagai aspek manfaat bagi kehidupan berupa manfaat

langsung yang dirasakan dan manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan

diperoleh bila manfaat dan fungsi hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat

berfungsi secara optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial dari hutan

akan memberikan peran nyata apabila pengelolaan sumberdaya hutan seiring

dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan (Dephut,

1989).

Hutan rakyat pada dasarnya hutan milik baik secara perorangan,

kelompok, marga maupun badan hukum yang merupakan hutan buatan yang

terletak di luar kawasan hutan negara. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di

atas tanah yang dibebani hak milik, baik secara perorangan maupun kelompok

dengan status di luar kawasan hutan Negara. Biasanya luas minimum adalah 0,25

hektar dengan penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan lebih dari 50 % dan atau

pada tanaman tahun pertama sebanyak minimal 500 tanaman. Menurut

(2)

berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. Dengan demikian hutan hak

dapat disebut sebagai hutan rakyat/tanaman rakyat (Dephut, 1989).

Pada umumnya hutan rakyat terdiri dari satu jenis pohon (monokultur)

atau beberapa jenis pohon yang ditanam secara campuran sebagai usaha

kombinasi berupa tanaman kayu-kayu dan tanaman semusim. Dewasa ini kayu

yang dihasilkan dari hutan rakyat semakin banyak diminati oleh para pengusaha

sebagai bahan baku industri seperti pulp dan kayu pertukangan karena mempunyai

kualitas kayu yang baik (Darusman dan Hardjanto, 2006).

Fungsi dan Manfaat Hutan Rakyat

Menurut Sardjono (1995), bahwa pada awalnya manusia hidup sebagai

pengumpul makanan (food-gatherer) melalui cara berburu binatang, memancing

ikan dan mengumpulkan buah-buahan dan bahan-bahan tanaman lainnya. Seiring

dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan manusia, maka

pemanfaatan hutan semakin intensif. Hutan-hutan memberikan banyak manfaat

dan keuntungan, dalam berbagai bidang kehidupan dan perekonomian. Manfaat

dan keuntungan tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung yaitu

melalui fungsi-fungsi produksi, proteksi dan konservasinya (Awang dkk, 2001).

Hutan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan yaitu berupa manfaat

langsung yang dirasakan dan manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan

tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat berfungsi

secara optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan

(3)

seiring dengan upaya pelestarian guna pembangunan nasional berkelanjutan

(Arief, 2001).

Menurut Sardjono (2004), ketergantungan masyarakat desa khususnya

yang berada di sekitar hutan (forest community), terhadap sumber daya alam

tersebut hingga saat ini masih sangat besar, baik menyangkut hasil hutan kayu

(timber) dan non kayu (non timber forest Product) maupun lahan hutan untuk

pertanian. Lebih lanjut dikatakan John dan Kathy (1993), bahwa setiap penduduk

pedesaan ditentukan oleh tingkat ketergantungan mereka terhadap hutan untuk

pakan ternak, kayu bakar, bahan bangunan dan hasil hutan lainnya. Sedangkan

menurut Akhdiyat et all (1998) dalam Sujarhito (2000) pencaharian penduduk

bersumber dari hutan yang dapat dinilai adalah berupa produk kayu bakar, hasil

hutan non kayu (binatang buruan, sarang burung walet, dan sedikit rotan), ladang,

kebun karet, kebun buah-buahan sebagai upaya pemanfaatan lahan hutan

(Suharjito, 2000).

Kondisi Pengelolaan Hutan Rakyat

Secara rasional, pengembangan hutan rakyat dimulai sejak digalakkannya

Program Penghijauan pada tahun 1960-an. Meskipun program tersebut bersifat

nasional, namum pengembangan hutan rakyat sampai saat ini masih terkonsentrasi

di Pulau Jawa. Pengembangan hutan rakyat di Luar Jawa belum mendapatkan

perhatian serius baik dari pemerintah maupun dari masyarakat sendiri. Data

mengenai luas dan status hutan rakyat belum memadai, bahkan dalam

konflik-konflik kewilayahan dengan HPH dan penggunaan lahan lainnya, hutan-hutan

(4)

Hutan rakyat sendiri memang tidak pernah dibangun untuk menghasilkan

produk tunggal. Baik di Jawa maupun di Luar Jawa, hutan rakyat dikembangkan

untuk tujuan-tujuan yang multiproduk, bukan hanya menghasilkan kayu

melainkan juga produk non kayu. Sementara itu, Haeruman (2001) dalam Awang

dkk (2001), menyatakan bahwa hutan milik masyarakat yang memiliki fungsi

banyak bentuk, dapat berfungsi material dan penghasil jasa lingkungan (Awang,

2001).

Hutan Bambu

Gambar 1. Hutan Bambu

Bambu merupakan tanaman yang secara botanis dapat digolongkan pada

famili Gramineae (rumput). Bambu mudah menyesuaikan diri dengan kondisi

tanah dan cuaca yang ada, serta dapat tumbuh pada ketinggian sampai dengan

3800 m di atas permukaan laut. Bambu tumbuh berumpun dan memiliki akar

rimpang, yaitu semacam buhul yang bukan akar maupun tandang. Bambu

memiliki ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh cabang-cabang yang berukuran

(5)

akar-akar yang memungkingkan untuk memperbanyak tanaman dari

potongan-potongan setiap ruasnya, disamping tunas-tunas rimpangnya (Widjaja, 1985).

Hutan rakyat bambu tanamannya hidup merumpun, kadang-kadang

ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang

identik dengan batas desa di Jawa. Penduduk desa sering menanam bambu di

sekitar rumahnya untuk berbagai keperluan. Bermacam-macam jenis bambu

bercampur ditanam di pekarangan rumah. Pada umumnya yang sering digunakan

oleh masyarakat di Indonesia adalah bambu tali, bambu petung, bambu andong

dan bambu hitam (Widjaja, 1985).

Seperti halnya tebu, bambu mempunyai ruas dan buku. Pada setiap ruas

tumbuh cabang-cabang yang berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan

buluhnya sendiri. Pada ruas-ruas ini pula tumbuh akar-akar sehingga pada bambu

dimungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari potongan-potongan setiap

ruasnya, disamping tunas-tunas rimpangnya (Widjaja, 1985).

Bambu merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan mulai dari

benda kerajinan, bahan makanan, bahan industri, sampai kepada bahan konstruksi.

Diantara pemanfaatan bambu antara lain digunakan sebagai topi, kursi, meja,

lemari, alat musik angklung, sayur (rebung), kertas, dan bahan bangunan.

Kegunaan ini tidak hanya dikenal dibeberapa negara saja melainkan hampir di

(6)

Tinjauan Bambu Subfamilia: Super tribus: Bambuseae

1. Kondisi Tempat Tumbuh Topografi

Tanaman bambu dijumpai tumbuh mulai dari dataran rendah sampai

dataran tinggi 100 – 2200 m di atas permukaan laut. Walaupun demikian tidak

semua jenis bambu dapat tumbuh dengan baik pada semua ketinggian tempat,

namun pada tempat-tempat yang lembab atau pada tempat yang kondisi curah

hujannya tinggi dapat mencapai pertumbuhan terbaik, seperti di tepi sungai, di

tebing-tebing yang curam. Pada tempat-tempat yang disenangi, umur tanaman 4

tahun perumpunan sudah dapat terjadi secara normal dimana jumlah rumpun

sudah dapat mecapai 30 batang dengan diameter rata-rata di atas 7 cm (Nur dan

Rahayu, 1995).

Secara umum di lokasi pengembangan bambu bentuk topografi mulai dari

berombak sampai bergunung. Satuan topografi mulai dari berombak sampai

bergunung. Satuan topografi berombak mempunyai kemiringan 3 – 8%,

(7)

Iklim

Umumnya tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik dan tersebar di

mana-mana, walaupun dalam pertumbuhannya dapat dipengaruhi oleh keadaan

iklim. Unsur-unsur iklim meliputi sinar matahari, suhu, curah hujan dan

kelembaban. Tempat yang disukai tanaman bambu adalah lahan yang terbuka di

mana sinar matahari dapat langsung memasuki celah-celah rumpun sehingga

proses fotosintesis dapat berjalan lancar, selain itu juga dapat mencegah

tumbuhnya cendawan yang akan mengganggu kesuburan tanaman bambu dan

dapat berakibat merubah warna bambu tersebut menjadi kurang baik.

Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu adalah bersuhu 8,8 - 36°C. Type

iklim mulai dari A, B, C, D sampai E (mulai dari iklim basah sampai kering),

semakin basah type iklim makin banyak jenis bambu yang dapat tumbuh. Ini

disebabkan tanaman bambu termasuk tanaman yang banyak membutuhkan air

yaitu curah hujan minimal 1020 mm/tahun dan kelembaban minimum 76% (Nur

dan Rahayu, 1995).

Tanah

Jenis tanah di lokasi praktek mulai dari tanah berat sampai ringan dan

mulai dari tanah subur sampai kurang subur. Karena topografi lokasi peta

bergelombang sampai berbukit, maka lembah merupakan tempat yang subur,

sedangkan pada bagian-bagian bukit yang didominasi oleh pasir yang rata-rata

kandungan haranya sangat rendah menyebabkan pada bagian ini kurang subur.

Sifat fisik tanah pada lokasi praktek dengan pH 5,11 dan memiliki kandungan

unsur hara makro (N dan K) dalam kondisi rata-rata rendah sedangkan P yang

(8)

sangat rendah yang rata-rata 1,81 %. Rata-rata suhu pada siang hari waktu musim

penghujan adalah 21°C dengan kelembaban mencapai 75,1 % sedangkan pada

musim kemarau rata-rata suhu pada siang hari dapat mencapai 25,83°C dan

kelembaban udara rata 61 % (Nur dan Rahayu, 1995).

2. Karakteristik bambu

Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga

Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh)

yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa

pada umur 4-5 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku,

beruas-ruas berongga kadang-kadang masif, berdinding keras, pada setiap buku terdapat

mata tunas atau cabang. Akar bambu terdiri dari rimpang (rhizon) berbuku dan

beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh

menjadi batang (Widjaja, 1985).

3. Aspek Budidaya Bambu

Bambu kadang ada yang menganggap 'mengganggu' lingkungan rumah,

yang kemudian membabatnya. Padahal keberadaan pohon bambu tersebut juga

dibutuhkan. Selain dapat sebagai konservasi penahan erosi, keberadaan pohon

bambu juga memiliki fungsi ekonomi yang sangat tinggi. Jika budi daya tanaman

bambu benar-benar diperhatikan, serta pemanfaatannya dimaksimalkan, akan

mampu mendongkrak nilai ekonomis bambu itu sendiri, sekaligus meningkatkan

penghasilan masyarakat pengguna bambu. Bahkan, tanaman bambu dapat

dijadikan alternatif untuk mengganti tanaman kayu yang tidak diboleh ditebang

(9)

Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia, bambu memegang

peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki

sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata,

keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan

sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan

dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman

pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Bambu

adalah tanaman yang sangat cepat tumbuh, paling tidak dalam 3 tahun menjadi

tanaman yang tinggi dan lebat. Kedua, menghasilkan oksigen 35%lebih banyak

dibandingkan tanaman biasa, maka apabila ingin menghasilkan target jumlah

oksigen untuk suatu wilayah atau kota, dapat tercapai lebih cepat karena

pertumbuhannya yang cepat dibandingkan tanaman biasa. Ketiga, selain

menghasilkan oksigen lebih banyak, bambu juga menyerap karbondioksida lebih

banyak, sehingga patut dipikirkan untuk menanam tanaman bambu hias lebih

banyak di daerah perkotaan untuk mengurangi efek polusi yang menjadi-jadi yang

sebagian besar diakibatkan kendaraan bermotor. Keempat, tanaman bambu dapat

meningkatkan muka air tanah dan meningkatkan penyerapan air oleh tanah. Oleh

karenanya perlu dimanfaatkan untuk ditanam di daerah yang sulit air baik karena

tanahnya cenderung kering atau karena dalamnya permukaan air tanah. Kelima

dapat menahan longsor tanah lebih baik dibandingkan pepohoanan biasa, ini

dikarenakan karena akar bambu tipe akar serabut, sama halnya dengan pohon

kelapa (namun bambu masih dalam golongan rerumputan) (Diniaty dan Sofia,

(10)

Bambu dalam bentuk bulat dipakai untuk berbagai macam konstruksi

seperti rumah, gudang, jembatan, tangga, pipa saluran air, tempat air, serta

alat-alat rumah tangga. Dalam bentuk belahan dapat dibuat bilik, dinding atau lantai,

reng, pagar, kerajinan dan sebagainya. Beberapa jenis bambu akhir-akhir ini mulai

banyak digunakan sebagai bahan penghara industri supit, alat ibadah, serta barang

kerajinan, peralatan dapur, topi, tas, kap lampu, alat musik, tirai dan lain-lain

(Frick, Heinz, 2004).

4. Pemanfaatan Bambu

Kegunaan dan manfaat bambu bervariasi mulai dari perabotan rumah,

perabotan dapur dan kerajinan, bahan bangunan serta peralatan lainnya dari yang

sederhana sampai dengan industri bambu lapis, laminasi bambu, maupun industri

kertas yang sudah modern. Dari sekilas gambaran manfaat tersebut menyiratkan

suatu harapan, bahwa kebutuhan terhadap bambu akan terus meningkat sejalan

dengan perkembangan masyarakat (Diniaty dan Sofia,2000).

Bambu merupakan salah satu tanaman ekonomi yang digolongkan dalam

hasil hutan non kayu. Meskipun demikian, manfaat bambu dalam kegiatan

konservasi sangat baik untuk menahan erosi dan sedimentasi, terutama di daerah

bantaran sungai yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Magelang. Dalam

konteks tata air, bambu juga efektif untuk menahan run off air, sehingga banyak

berfungsi di daerah tangkapan air. Bambu juga memiliki kemampuan peredam

suara yang baik dan menghasilkan banyak oksigen sehingga dapat ditanam di

pusat pemukiman dan pembatas jalan raya (Diniaty dan Sofia,2000).

Manfaat bambu secara ekonomis dan ekologis, antara lain, bila

dibandingkan dengan komoditas kayu, tanaman bambu mampu memberikan

(11)

yaitu 4-5 tahun. Manfaat ekonomis lainnya adalah pemasaran produk bambu baik

berupa bahan baku sebagai pengganti kayu maupun produk jadi antara lain berupa

sumpit (chop stick); barang kerajinan (furniture); bahan lantai (flooring); bahan

langit-langit (ceiling) masih sangat terbuka untuk memenuhi kebutuhan domestik

maupun ekspor. Dari sisi ekologis, tanaman bambu memiliki kemampuan

menjaga keseimbangan lingkungan karena sistem perakarannya dapat mencegah

erosi dan mengatur tata air serta dapat tumbuh pada lahan marginal (Diniaty dan

Sofia,2000).

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi

kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan

rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Untuk lebih

jelasnya berikut ini diuraikan manfaat bambu ditinjau dari setiap bagian

tanamannya (Dephut, 2004).

a. Akar

Akar tanaman bambu dapat berfungsi sebagai penahan erosi guna

mencegah bahaya banjir. Tak heran bila beberapa jenis bambu yang banyak

tumbuh di pinggir sungai atau jurang sesungguhnya berperan penting

mempertahankan kelestarian tempat tersebut. Dengan demikian bambu

mempunyai arti yang penting dalam pelestarian lingkungan hidup (Dephut,

2004).

Akar tanaman bambu juga dapat berperan dalam menangani limbah

beracun akibat keracunan merkuri. Bagian tanaman ini menyaring air yang

terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya. Selain itu akar

bambu mampu melakukan penampungan mata air sehingga bermanfaat

(12)

b. Batang

Batang bambu memang merupakan bagian yang paling banyak diusahakan

untuk dibuat berbagai macam barang untuk keperluan sehari-hari. Batang

bambu baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk

berbagai macam keperluan. Namun, ada juga jenis bambu yang dapat dan

tidak dapat dimanfaatkan (Dephut, 2004).

c. Daun

Daun bambu dapat digunakan sebagai alat pembungkus, misalnya

makanan kecil seperti uli dan wajik. Selain itu di dalam pengobatan tradisional

daun bambu dapat dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati demam

panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan daun bambu mangandung zat yang

bersifat mendinginkan. Dengan demikian panas dalam dapat dengan mudah

dihalau (Dephut, 2004).

Daun bambu muda yang tumbuh diujung cabang dan berbentuk runcing

juga sering digunakan sebagai obat. Bahan ini sangat mujarab bagi mereka

yang tidak tenang pikiran atau malam hari kurang tidur. Dalam perkembangan

terakhir di luar negeri, cairan bambu diketahui sangat bermanfaat untuk

menyembuhkan lumpuh badan sebelah yang diakibatkan tekanan darah tinggi.

Untuk lumpuh badan sebelah ini obat yang terbaik pada saat sekarang adalah

ramuan bambu yang digabungkan dengan benalu. Bagi penyakit yang belum

begitu berat, obat tersebut dapat membebaskan saluran pembekuan otak yang

(13)

d. Rebung

Rebung, tunas bambu atau disebut juga trubus bambu merupakan kuncup

bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang berasal dari akar rhizome

maupun buku-bukunya. Umumnya rebung masih diselubungi oleh pelepah

buluh yang ditutupi oleh miang. Rebung ada yang berbentuk ramping sampai

agak membulat, terdiri dari batang-batang yang masif dan pendek. Pada

umumnya rebung diselebungi oleh pelepah buluh hingga mencapai tinggi

sekitar 30 cm. Selanjutnya pelepah buluh tersebut pada jenis bambu tertentu

akan gugur (Dephut, 2004).

Rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang tergolong ke

dalam jenis sayur-sayuran. Namun, tidak semua jenis bambu dapat

dimanfaaatkan rebungnya untuk bahan pangan, karena rasanya ada yang pahit.

Rebung bambu dari Indonesia semakin digemari oleh masyarakat di Jepang

Korea Selatan, dan RRC. Hal ini dibuktikan oleh permintaan ekspor dari

negara tersebut yang banyak tetapi belum dapat dipenuhi (Dephut, 2004).

e. Tanaman Hias

Tanaman bambu banyak pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

Mulai dari jenis bambu kecil, batang kecil, lurus, dan pendek yang banyak

ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis

bambu hias lain yang dapat dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang

(14)

Bambu hias sekarang ini tengah banyak dicari konsumen. Alasannya

penampilan tanaman bambu unik dan menawan. Tak heran jika bambu pun

banyak ditanam sebagai elemen taman. Apalagi makin disukainya taman

bergaya jepang atau tropis yang memasukkan unsur bambu sebagai salah satu

daya tariknya. Jenis bambu yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias

antara lain bambu kuning, bambu cendani, bambu sian, bambu macan, bambu

jepang, bambu perling, bambu talang, bambu uncue, bambu loleba, dan

lain-lain. Untuk pemanfaatan di halaman pekarangan yang luas jenis bambu besar

bisa digunakan, misalnya bambu tutul, bambu ampel yang berwarna hijau

mengkilap, bambu ater, bambu hitam, bambu nigra (Phyllostachys nigra), dan

bambu berlekuk (Bambusa ventricosa). Untuk pekarangan yang terbatas dapat

digunakan jenis kecil, yaitu bambu pagar, bambu uncue (P. aurea), bambu

jepang, bambu nigra; jenis kerdil yaitu bambu pagar varietas elegans, dan

bambu Phylostachys sp; jenis bambu yang dapat dipangkas atau dibentuk

yaitu bambu pagar, bambu T. siamensis, dan bambu ampel. Untuk ditanam di

dalam pot dapat digunakan jenis bambu pagar, bambu berlekuk, bambu ampel,

bambu T. siamensis, bambu talang janis kuning, bambu uncue, dan bambu

jepang (Dephut, 2004).

5. Jenis- jenis dan kualitas tanaman bambu

Pada Tabel 1 diuraikan beberapa jenis bambu yang mempunyai manfaat

(15)

Tabel 1. Jenis- jenis Bambu dan Penggunaannya :

No Nama Daerah dan Latin

Bambu

Penggunaannya

1 Bambu Apus

(Gigantochloa apus)

Batang bambu apus berbatang kuat, liat, dan lurus. Jenis ini terkenal paling bagus untuk dijadikan bahan baku kerajinan anyaman karena seratnya yang panjang, kuat, dan lentur. Ada juga yang menggunakannya untuk alat musik.

2 Bambu Ater

(Gigantochloa atter)

Batang bambu ater biasanya digunakan orang untuk dinding rumah, pagar, alat-alat rumah tangga, kerajinan tangan dan ada juga yang menggunakan untuk alat musik

3 Bambu Andong

(Gigantochloa verticillata

/Gigantochloa pseudo

arundinacea)

Batang bambu andong banyak digunakan untuk bahan bangunan, chopstick, dan untuk membuat berbagai jenis kerajinan tangan.

4 Bambu Betung

(Dendrocalamus asper)

Bambu betung sifatnya keras dan baik untuk bahan bangunan karena seratnya besar-besar dan ruasnya panjang. Dapat dimanfaatkan untuk saluran air, penampung air aren yang disadap, dinding rumah yang dianyam, (gedek atau bilik), dan berbgai jenis barang kerajinan.

5 Bambu Kuning

(Bambusa vulgaris)

Bambu kuning dapat dimanfaatkan untuk mebel, bahan pembuat kertas, untuk kerajinan tangan dan dapatditanam di halaman rumah karena cukup menarik sebagai tanaman hias serta untuk obat penyakit kuning atau lever.

6 Bambu Hitam

(Gigantochloa atroviolacea)

Bambu hitam sangat baik untuk dibuat alat musik seperti angklung, gambang, atau calung dan dapat juga digunakan untuk furniture dan bahan kerajinan tangan.

7 Bambu Talang

(Schizostachyum

brachycladum)

Bambu talang banyak digunakan untuk bahan atap, dinding, dan lantai rumah adat Toraja. Selain itu bambu talang juga digunakan untuk rakit, tempat air, dan bahan kerajinan tangan seperti

(16)

ukiran dan anyaman.

8 Bambu Tutul

(Bambusa vulgaris)

Bambu tutul banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga seperti tirai, meja, kursi, dinding, dan lantai rumah, serta untuk kerajinan tangan.

9 Bambu Cendani

(Bambusa multiplex)

Batang bambu cendani dapat digunakan untuk tangkai payung, pipa rokok, kerajinan tangan seperti tempat lampu, vas bunga, rak buku, dan berbagi mebel dari bambu.

10 Bambu Cangkoreh

(Dinochloa scandens)

Bambu cangkoreh dapat digunakan untuk anyaman atau tempat jemuran tembakau dan untuk obat misalnya obat tetes mata dan obat cacing.

11 Bambu Perling

(Schizostachyum zollingeri)

Batang bambu perling dapat digunakan untuk membuat dinding, tali, tirai, dan alat memancing

12 Bambu Tamiang

(Schizostachyum blumei)

Bambu tamiang paling cocok digunakan untuk sumpit, suling, alat memancing, dan kerajinan tangan.

13 Bambu Loleba

(Bambusa atra)

Bambu loleba dapat digunakan untuk dinding rumah, tali tongkat, bahan anyaman dan sebagai tanaman hias.

14 Bambu Batu

(Dendrocalamus strictus)

Batang bambu batu sangat kuat dan dapat digunakan untuk bahan baku kertas dan untuk bahan anyaman.

15 Bambu Belangke

(Gigantochloa pruriens)

Jenis bambu dengan batang lurus, kuat, dan ringan ini banyak digunakan sebagai galah untuk panen kelapa sawit, selain itu juga untuk bahan bangunan.

16 Bambu Sian

(Thyrsostachys siamensisi)

Bambu ini baik digunakan untuk tangkai payung, dan sebagai tanaman hias karena rumpunnya mempunyai tajuk melebar dengan daun kecil-kecil yang banyak.

17 Bambu Jepang

(Arundinaria japonica)

Bambu jepang banyak digunakan sebagai tanaman hias.

18 Bambu Gendang

(Bambusa ventricosa)

Karena bentuk batangnya yang unik dan cukup menarik maka bambu ini biasa digunakan sebagai

(17)

tanaman hias.

19 Bambu Bali

(Schizostachyum

brachycladum)

Oleh karena penampilan tanamannya unik dan menarik maka bambu ini biasa digunakan sebagai tanaman hias.

20 Bambu Pagar

(Bambusa glaucescens)

Bambu ini juga menarik sebagai tanaman hias yang dipangkas dengan berbagai bentuk.

Pembagian berdasarkan penggunaan akhir ke dalam konstruksi dan non

konstruksi disebabkan oleh banyaknya penggunaan bambu di bidang konstruksi.

Di Indonesia sekitar 80 % batang bambu dimanfaatkan untuk bidang konstruksi.

Selebihnya dimanfaatkan dalam bentuk lainnya seperti kerajinan, furniture,

chopstick, industri pulp dan kertas, serta keperluan lainnya (Dephut, 2004).

Aspek Ekonomi Pengusahaan Hutan Rakyat Bambu

Tanaman bambu baik dalam skala kecil maupun besar mempunyai nilai

ekonomi yang meyakinkan. Budaya masyarakat menggunakan bambu dalam

berbagai aktivitas kehidupan sehingga bambu dapat dikategorikan sebagai

multipurpose free species (MPTS = jenis pohon yang serbaguna). Pada umumnya

jenis-jenis bambu yang diperdagangkan adalah jenis bambu yang berdiameter

besar dan berdinding tebal. Jenis-jenis tersebut diwakili oleh warga Bambusa (3

jenis), Dendrocalalamus (2 jenis) dan Gigantochloa (8 jenis) (Widayati dan

Riyanto, 2005). Dari jenis-jenis tersebut dapat dibudidayakan secara massal untuk

menunjang industri kertas, chopstick, flowerstick, ply bamboo, particle board dan

papan semen serat bambu serta kemungkinan dikembangkan bangunan dari bahan

(18)

Selain itu, secara ekonomis bambu juga memiliki nilai ekonomi cukup

tinggi.Di Indonesia terdapat lebih kurang 125 jenis bambu (Dephut, 2004).

Produk Olahan Bambu

1. Bambu Lapis

Seperti halnya kayu diolah menjadi kayu lapis maka bambu juga

digunakan sebagai bahan baku kayu lapis. Berbagai macam produk bambu lapis

dibuat baik dari sayatan bambu maupun pelepuh bambunya. Jenis yang umum

dipakai untuk bambu lapis adalah bambu tali (Gigantocloa apus).

2. Bambu Lamina

Bambu lamina adalah produk olahan bambu dengan cara merekatkan

potongan-potongan dalam panjang tertentu menjadi beberapa lapis yang

selanjutnya dijadikan papan atau bentuk tiang. Lapisannya umumnya 2-5 lapis.

Banyaknya lapisan tergantung ketebalan yang diinginkan dan penggunaannya.

Kualitas bambu lamina ini sangat ditentukan oleh bahan perekatnya. Dengan

bahan perekat yang baik maka kekuatan bambu lamina dapat disejajarkan dengan

kekuatan kayu kelas III.

3. Papan Semen

Papan semen bambu terbuat dari bambu, semen dan air kapur. Bambu

terlebih dahulu diserut, kemudian direndamkan dalam air selama dua hari.

Selanjutnya dicampur ketiga bahan tersebut dan kemudian dibentuk papan pada

suhu 56 0C dengan waktu selama 9 jam.

(19)

Pembuatan arang dari bambu dilakukan dengan cara destilasi kering dan

cara timbun skala semi pilot. Bambu yang sudah dicobakan adalah bambu tali,

bambu ater, bambu andong dan bambu betung. Nilai kalor arangnya rata-rata 6602

kal/gr, dan yang paling baik dijadikan arang adalah bambu ater dimana sifat

arangn yang dihasilkan relatif sama dengan sifat arang dari kayu bakau.

5. Pulp

Pabrik kertas sangat potensial dalam memanfaatkan bambu sebagai bahan

kertas. Cara pembuatan bahan kertas dari bambu mula-mula bambu dipotong dan

diserpih dengan ukuran 25 mm x 25 mm x 1 mm. Dengan tekanan dan suhu

tertentu serpihan bambu tersebut dimasak selama 1,5 jam. Kemudian pulp dicuci

dan disaring. Kemudian pulp diurai dengan pengaduk 3-4 jam. Hasil uraian

disaring, dicuci dan diputihkan. Setelah dicuci pulp dibuat lembaran sebagai bahn

pembuat kertas.

Bambu memiliki kandungan selulosa yang sangat cocok untuk dijadikan

bahan kertas dan rayon. Pemanfaatan bambu sebagai bahan kertas di Indonesia

telah diterapkan pada industri di Gowa dan Banyuwangi. Namun industri ini

memiliki kendala dari segi bahan baku sehingga dibuat modifikasi yaitu campuran

pulp bambu dengan perbandingan 70 % : 30 %.

6. Kerajinan dan Handicraft

Berbagai kerajinan dan handycraft dibuat dari bambu antara lain : tempat

pulpen, gantungan kunci, cup lampu, keranjang, tas, topi dan lain-lain. Dalam hal

ini yang dibutuhkan adalah keterampilan dan kreativitas dalam memanfaatkan

bambu.

(20)

Pengembangan bahan bambu sebagai bahan industri telah pula mencakup

kebutuhan peralatan makan berupa supit, tusuk sate dan tusuk gigi.

Perkembangannnya sangat cepat karena mudah dalam pengerjaan apalagi bila

dikerjakan dengan mesin secara otomatis. Bambu yang bagus untuk dijadikan

supit adalah bambu mayan dan bambu andong. Bambu yang bagus untuk supit

bambu yang berumur 3 tahun dimana untuk meningkatkan kualitasnya setelah

ditebang sebaiknya jangan langsung diproses tetapi dikeringkan terlebih dahulu

selama kurang lebih 4 hari.

8. Furniture dan Perkakas Rumah Tangga

Bambu yang dipergunakan untuk mebel harus memenuhi beberapa syarat.

Selain warna yang menarik juga dapat dibentuk secara istimewa dengan nilai seni

yang tinggi tetap memenuhi kekokohannya. Olesan pengawet dan penghias,

seperti pernis meningkatkan keawetan dan penampilan dengan tetap berkesan

alami. Perkakas rumah tangga dan hiasan dari bambu digemari karena disamping

tidak berkarat juga mencerminkan kesederhanaan tapi anggun.

Bambu hitam dan bambu betung banyak digunakan untuk furniture antara

lain: meja, kursi, tempat tidur, meja makan lemari pakaian dan lemari hias.

Disamping itu bambu juga banyak dipakai menjadi peralatan rumah tangga dan

assesoris penghias rumah.

9. Komponen Bangunan dan Rumah

Bambu yang dipergunakan sebagai bahan bangunan sebaiknya diawetkan

lebih dahulu dengan cara perendaman dalam air selama beberapa minngu

kemudian dikeringkan. Kadand-kadang juga dilakukan pengasapan belerang agar

(21)

kontruksi yang tidak mementingkan keindahan, ter juga sering dipergunakan

untuk menutup pori-pori buluh.

Bambu bersama dengan kayu dan bahan organik lainnya banyak

digunakan pada pemabngunan rumah rakyat di pedesaan. Dengan perkembangan

harga bahan dasar dan kebutuhan perumahan rakyat yang sederhana, maka

pengembangan rumah berbahan kayu dan bambu sesuai untuk membantu rakyat

ayng berpenghasilan rendah, terutanma di daerah yang mempunyai ketersediaan

bambu. Penggunaan bambu oleh masyarakat sebagai bahan bangunan perumahan

selain mudah didapat, bahan bambu dipercaya oleh masyarakat sebagi bahan yang

kuat dan awet dengan catataan penggunaan terhindar untuk berhubungan langsung

dengan air.

10.Rebung

Bambu dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dalam bentuk rebung.

Jenis-jenis tertentu rebungnya dapat dimakan karena kadar HCN kecil atau sama sekali

tidak ada, rasanya memenuhi selera, lunak dan warnanya menarik. Kandungan

gijinya cukup memadai sebagai sumber mineral dan vitamin.

11.Bahan Alat Musik Tradisional

Sesuai dengan ketebalan dinding, diameter dan panjang buluh, bambu

dapat dibuat alat musik tradisional yang menghasilkan nada dan alunan suara yang

khas. Faktor ketepatan memilih jenis dan tingkat pengeringan diperlukan guna

memperoleh kualitas yang memadai. Bambu dapat dibuat alat musik tiup, alat

musik gesek maupun alat musik pukul. Contoh yang terkenal adalah seruling,

angklung, gambang, calung, kentongan, dll. Pembuatan alat musik dari bambu

(22)

pembuatan angklung, bambu dipilih dari jenis bambu tertentu. Bambu temen,

bambu hitam, bambu lengka dan bambu tali cocok dipergunakan untuk membuat

kerangkanya. Waktu penebangan bambu harus cukup umur (2-3 tahun) tepat

waktunya yakni pada musim kemarau. Pengeringan dilakukan dalam ruang, tidak

boleh langsung dengan sinar matahari. Setelah bambu dibentuk, kemudian distem

(23)

Teori Pemasaran

Perkembangan pengusahaan bambu batangan, rebung maupun

produk-produk bambu lain ditentukan oleh pertumbuhan masing-masing pasarnya.

Analisis pertumbuhan pasarnya menyangkut bukan saja permasalahan mengenai

hubungan antara volume penjualan (pemasaran) dengan harga dan faktor-faktor

lain, tetapi juga menyangkut permasalahan mengenai kondisi segmen pasarnya

yang meliputi perilaku dan lokasi (individu atau kelompok) pembeli dan penjual.

Hubungan-hubungan yang terjadi antara penjual dan pembeli membentuk struktur

pasar dan tataniaga tertentu. Tingkat efisiensi tataniaga ditentukan oleh struktur

pasar yang terbentuk. Misalnya, struktur pasar monopoli cenderung menyebabkan

tingkat efisiensi tataniaga yang rendah, dan sebaliknya, struktur pasar bersaing

cenderung menyebabkan tingkat efisiensi tataniaga yang tinggi. Oleh sebab itu,

pengetahuan mengenai struktur biaya, margin dan distribusi keuntungan dari

rantai tataniaga yang terbentuk menjadi unsur-unsur informasi yang krusial dalam

menganalisis pertumbuhan pasar masing-masing produk bambu yang dikaji

(Rahayu dkk, 2004).

Berdasarkan skala usahanya, industri bambu dapat dikelompokkan

menjadi industri skala besar, menengah dan kecil atau industri rumah tangga

(home industry). Dalam uraian ini, perhatian ditujukan hanya kepada pemasaran

dari industri bambu skala kecil dan menengah. Yang dimaksud industri skala kecil

disini adalah industri yang tidak mempekerjakan tenaga kecuali tenaga keluarga

yang hidup bersama dalam satu rumah dengan pemilik industri seperti kepala

keluarga, istri dan anak-anak (home industry). Sedangkan industri bambu skala

(24)

keluarga selain (mungkin) tenaga kerja keluarga yang hidup dalam satu atap

dengan pemilik. Industri skala menengah dibedakan dari industri besar darijumlah

tenaga kerja yang diserap. Batasan industri skala menengah di sini adalah industri

yang mempekerjakan tenaga kerja di bawah 50 orang termasuk (bila ada) anggota

keluarga pemilik (Frick, Heinz, 2004).

Efisiensi pemasaran adalah kemampuan jasa-jasa pemasaran untuk dapat

menyampaikan suatu produk dari produsen ke konsumen secara adil dengan

memberikan kepuasan pada semua pihak yang terlibat untuk suatu produk yang

sama. Kriteria efisiensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: margin

pemasaran, share petani (produsen), distribusi keuntungan, dan volume penjualan

( Zain, 1998).

Margin Pemasaran

Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari

dua tingkat rantai pemasaran. Perbedaan nilai ini juga direpresentasikan sebagai

jarak vertikal dan jarak antara kurva permintaan atau antara kurva penawaran.

Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan

konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah

kuantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan

antara biaya tataniaga dan margin keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah

perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran dikalikan dengan kuantitas

produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah

(value added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari

sekumpulan jasa pemasaran/tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara

(25)

pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges.

Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda

memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan tugas dan fungsi LPA Lape yang sangat penting dan strategis dalam setiap penyelesaian sengketa tersebut, maka penulis melakukan penulisan sebuah jurnal ilmiah

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kepuasan anggota koperasi syari’ah BEN IMAN, dengan kata lain apabila akad murabahah meningkat satu satuan maka

 Bisnis: misalnya merger dan akuisisi, untuk membangun inisiatif bisnis baru Penggerak pelanggan Penggerak teknologi Penggerak organisasional Penggerak bisnis

Kemudian Google mengambil source code Chromium proyek tersebut untuk membuat browser baru dengan menambah beberapa fitur tambahan, termasuk juga tambahan nama,

Puskesmas di Kabupaten banyumas memiliki persepsi positif terhadap peran Apoteker yang berarti semua kepala Puskesmas setuju dengan peran Apoteker tentang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi remaja terhadap penggunaan media sosial sebagai alat pemasaran di Masashi online shop. Penelitian ini menggunakan metode

Skim kredit tersebut kiranya dapat dimanfaatkan dengan kombinasi pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan lain yang dapat dimanfaatkan adalah KKP, Kredit Taskin Agribisnis, Modal

Dalam rangka melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian uang tunai dalam suatu periode, maka diatur mengenai penyusunan dan penggunaan arus kas sehubungan dengan Rencana