• Tidak ada hasil yang ditemukan

05 - SEJARAH FILSAFAT BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "05 - SEJARAH FILSAFAT BARAT"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Oleh:

Hamdan Akromullah, S.Ag., M.Hum.

Hamdan Akromullah, S.Ag., M.Hum.

hamdan_akromullah75@yahoo.co.id hamdan_akromullah75@yahoo.co.id

(2)

Pada awal

Pada awal

perkembangannya (zaman Y

perkembangannya (zaman Y

unani Kuno)

unani Kuno)

identik filsafat ilmu pengetahuan : pemikiran filsafat

identik filsafat ilmu pengetahuan : pemikiran filsafat

dan ilmu pengetahuan pada waktu itu tidak dapat

dan ilmu pengetahuan pada waktu itu tidak dapat

dipisahkan.

dipisahkan.

Pada abad pertengahan, filsafat identik dengan

Pada abad pertengahan, filsafat identik dengan

agama, pemikiran filsafat menjadi satu dengan

agama, pemikiran filsafat menjadi satu dengan

dogma agama.

dogma agama.

Pada zaman modern (mulai dari zaman renaisans),

Pada zaman modern (mulai dari zaman renaisans),

filsafat memisahkan diri dari agama (sekuler). Bahkan

filsafat memisahkan diri dari agama (sekuler). Bahkan

ada kecenderungan filsafat mulai ditinggalkan ilmu

ada kecenderungan filsafat mulai ditinggalkan ilmu

pengetahuan.

(3)

Perkembangan Sejarah Filsafat Barat

Zaman Yunani Kuno : para filsuf pada zaman ini

mempertanyakan asal-usul alam semesta dan jagad raya

(kosmosentris).

Zaman Pertengahan : para filsuf pada masa ini memakai

pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma agama

Kristiani (teosentris).

Zaman Modern : para filsuf zaman ini menjadikan manusia

sebagai pusat analisis filsafat (antroposentris).

Zaman Kontemporer : teks menjadi tema sentral diskursus

para filsuf (logosentrisme).

Periode-periode ini didasarkan atas ciri pemikiran

yang dominan pada zamannya.

(4)

Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi pergeseran pemikiran dari mitos ke logos.

Penjelasan-penjelasan mitis yang berdasarkan kepercayaan irasional tentang gejala-gejala alam bergeser pada penjelasan logis yang berdasarkan rasio.

Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam dijadikan objek penelitian dan pengkajian.

Filsuf-filsuf alam mulai mencari penjelasan rasional atas prinsip yang melandasi gejala-gejala alam terselubung kabut mistis

Para filsuf alam mulai menyibukkan diri dengan pertanyaan-pertanyaan tentang azaz pertama (arkhe ) dan prinsip yang mengatur alam semesta. Dari proses inilah

ilmu berkembang dari rahim filsafat (teknologi)

Periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.

(5)

Zaman Filsuf Alam (filsuf-filsuf pertama): Thales,

Anaximandros, dan Anaximenes. Para filsuf

pada zaman ini mempertanyakan asal-usul

alam semesta dan jagad raya. Perhatian

mereka diarahkan kepada segala kejadian yang

ada di dalam alam.

Zaman Keemasan Filsafat Yunani: Kaum Sofis,

Socrates, Plato, dan Aristoteles. Memfokuskan

perhatiannya mereka pada manusia.

(6)

Thales adalah filsuf alam pertama yang

mengkaji tentang asal-usul alam.

Apa sebenarnya asal usul (

arkhe

) alam

semesta ini.

Pertanyaan ini dijawabnya dengan

pendekatan rasio (logos) bukan dengan

pendekatan mitos.

Air adalah

arkhe

dari alam semesta,

alasannya: air dapat mengambil berbagai

macam wujud dan keabsahannya

moist 

dianggap sebagai kehidupan itu sendiri

yang selalu bergerak.

Thales (624-546 SM)

(7)

Arkhe 

adalah sesuatu

yang kekal, tidak terbatas,

dan meliputi segalanya.

Arkhe 

harus yang

mencakup segalanya dan

diatas segalanya, yang

dinamakan dengan

apeiron 

(yang tidak

terbatas).

Anaximandros (610-540 SM)

(8)

Asas pertama segala sesuatu adalah udara, karena udara meliputi seluruh jagad raya, udara menjadikan manusia hidup.

Maka udara adalah yang melahirkan segala benda di jagad raya. Hal ini mungkin karena adanya pemadatan dan pengenceran udara.

Karena udara memadat: angin, air, tanah, dan batu.

(9)

(540-475 SM)

Alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Tidak ada sesuatupun yang dapat dianggap definitif/sempurna.

Ini berarti bahwa bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis, senantiasa menjadi ( panta rhei:

semuanya mengalir).

Yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya melainkan aktor/penyebabnya: api. Artinya api adalah aktor pengubah alam ini, sehingga api pantas dianggap sebagai simbol perubahan.

(10)

Kelompok para sofis (orang pintar/halus).

Kaum sofis/sofistik: memulai kajian tentang manusia

dan menyatakan bahwa manusia adalah ukuran

kebenaran.

Sering kali mereka menganut suatu relativisme:

kebenaran menjadi sesuatu yang relatif, mereka tidak

menerima kebenaran yang tetap dan definitif.

Protagoras: manusia adalah ukuran untuk

segala-galanya, tidak ada sesuatupun yang benar, yang baik,

yang bagus “pada dirinya”. Semuanya dianggap benar,

(11)

Tradisi dialog diteruskan oleh Plato (428-348), dengan mengarang dialog-dialog. Bagi Plato; Filsafat adalah mencari kebijaksanaan/kebenaran, oleh karena itu filsafat pada intinya adalah suatu dialog. Pengenalan indera hanya memberikan bayang-bayang yang tidak boleh dianggap sebagai realita yang sebenarnya.

Filsuf Yunani yang mengembangkan filsafat sebagai usaha rasionalisasi

pemikiran manusia adalah Socrates (470-399 SM), metode berpikir filsafat yang diperkenalkannya disebut dengan dialegesthai (dialektika: bercakap-cakap), Socrates sendiri menyebut dengan maieutika tekhne (seni kebidanan)

Pemikiran filsafat Yunani mencapai puncaknya pada Aristoteles (384-322 SM). Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari penyebab-Penyebab objek yang diselidiki :

1. Penyebab Material (material cause): bahan dari mana benda dibikin. 2. Penyebab Formal ( forma cause): bentuk yang menyusun bahan.

3. Penyebab Efesien (efecient cuase): yang menjalankan kejadian.

(12)

Hellenisme (hellenizein): berbahasa Yunani,

menjadikan Yunani.

Hellenisme adalah roh atau kebudayaan Yunani, yang sepanjang roh dan kebudayaan itu

memberikan ciri-cirinya kepada para bangsa yang bukan Yunani.

Pada zaman ini terjadi perubahan pemikiran filsafati, yaitu dari filsafat yang teoritis menjadi filsafat yang praktis.

(13)

Salah satu mazhab besarnya adalah Stoisisme: yang didirikan oleh Zeno 300 SM. Menurut Stoa: jagat raya dari dalam sama sekali ditentukan oleh suatu kuasa yang disebut logos (rasio). Jiwa manusia mengambil bagian dalam logos itu, sehingga berdasarkan rasionya, manusia sanggup mengenal orde universal dalam jagat raya. Ia akan hidup bijaksana dan bahagia, asal saja ia bertindak menurut rasionya.

Neoplatonisme: aliran ini bermaksud menghidupkan kembali filsafat Plato, tetapi juga merupakan semacam sintesa dari semua aliran filsafat yang ada sampai saat itu, di mana Plato diberi tempat yang istimewa.

Filsuf yang mencoba mensitesakannya adalah Plotinus (203-269 M). Sistem filsafat Plotinus berkisar pada konsep kesatuan (Allah: karena Allah Yang Satu [to Hen]). Semua berasal dari

 “Yang Satu”, dan berhasrat pula untuk kembali kepada “Yang Satu”. Oleh karenanya dalam realitas seluruhnya terdapat

gerakan dua arah, dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas.

(14)

Zaman pertengahan di Barat adalah zaman keemasan bagi Kristen. Semboyan yang terkenal pada periode ini: ancilla theologia (abdi agama).

Filsafat zaman ini disebut dengan skolastik: filsafat abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa filsafat itu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah itu.

TokohThomas Aquinas (1125-1274 M). Ada dua macam pengetahuan: pengetahuan alamiah, yang berpangkal pada akal yang terang serta memiliki hal-hal yang bersifat insani umum sebagai sasarannya.

Pengetahuan iman, yang berpangkal dari wahyu dan memiliki kebenaran illahi, yang ada dalam kitab suci, sebagai sasarannya.

St. Augustinus (1354-1430). Tidak percaya akan kekuatan akal semata dalam mencapai kebenaran. Kebenaran utama adalah kebenaran teologis (wahyu), manusia tidak bisa mencapai pengetahuan sejati tanpa iluminasi kebenaran illahi.

(15)

Renaisans (kelahiran kembali): pada zaman ini berbagai gerakan

bersatu untuk menentang pola pemikiran abad pertangahan yang

dogmatis, sehingga melahirkan suatu perubahan revolusioner

dalam pemikiran manusia dan membentuk suatu pola pemikiran

baru dalam filsafat.

Zaman renaisans terkenal dengan era kelahiran kembali kebebasan

manusia dalam berpikir.

Renaisans adalah zaman atau gerakan yang didukung oleh cita-cita

lahirnya kembali manusia yang bebas (seperti zaman Yunani Kuno).

(16)

Nicolaus Copernicus

(1473-1543): matahari berada di

pusat jagad raya, dan bumi

memiliki dua gerakan: berputar

pada porosnya dan mengelilingi

matahari (heliosentrisme).

Rager Bacon (1214-1294):

pengalaman (empirik) menjadi

landasan utama bagi awal dan

tujuan akhir bagi semua ilmu

pengetahuan.

(17)

Filsafat zaman modern lahir dari rahim

renaisans dan diasuh oleh gerakan Aufklaerung

abad ke-18.

Semakin berkurangnya kekuasaan gereja.

Semakin bertambahnya kekuasaan ilmu

pengetahuan.

(18)

Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada zaman modern

adalah persoalan epistemologi (bagaimana manusia memperoleh

ilmu pengetahuan, apakah sarana yang paling memadai untuk

mencapai ilmu pengetahuan yang benar, dan apakah yang

dimaksud dengan kebenaran itu sendiri)

Rasionalisme: sumber pengetahuan yang memadai

dan dapat dipercaya adalah akal (rasio), sedangkan

pengalaman dipakai untuk mengukuhkan

pengetahuan yang telah diperoleh oleh akal. Tokoh

utama aliran ini Rene Descartes (1596-1650)

dengan digtumnya: saya berpikir, saya ada (

cogito ergo sum

).

Empirisme: sumber ilmu pengetahuan yang

memadai adalah pengalaman, akal berfungsi untuk

mengatur dan mengolah bahan-bahan/data-data

yang diperoleh oleh pengalaman. Tokoh utamanya

Francis Bacon (1561-1626) dan David Hume

(1611-1776 M)

(19)
(20)

Fenomenologi (b. Yunani:

fenomenon 

):

sesuatu yang tampak, yang terlihat karena

bercahaya, gejala. Jadi fenomenologi:

suatu aliran yang membicarakan

fenomena/gejala yang menampakkan diri.

Menurut para pengikut filsafat

fenomenologi, fenomen: apa yang

menampakkan diri dalam dirinya sendiri,

apa yang menampakkan diri seperti apa

adanya, apa yang jelas di hadapan kita.

(21)

Eksistensialisme adalah filsafat yang

memandang segala gejala dengan

berpangkal kepada eksistensi.

Eksistensi adalah cara manusia berada

di dunia. Manusia berada bersama

benda-benda. Benda-benda menjadi

berarti karena manusia. Di samping itu

manusia berada bersama-sama dengan

sesama manusia.

(22)

Di Amerika pragmatisme mendapat tempatnya yang

tersendiri di dalam pemikiran filsafati.

Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan

bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan

dirinya sebagai benar dengan perantaraan

akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.

Pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan.

Aliran ini bersedia menerima segala sesuatu, asal

saja membawa akibat yang praktis.

Patokan pragmatisme adalah manfaat bagi hidup

(23)

Istilah postmodern muncul untuk pertama

kalinya di wilayah seni (Federico de Onis:

1930), kemudian dalam historiografi

(Toynbee: 1947), dalam filsafat oleh

Jean-Francois Lyotard (1984).

Postmodernisme diartikan sebagai

ketidakpercayaan terhadap segala bentuk

narasi besar, penolakan filsafat metafisis,

filsafat, sejarah dan segala bentuk pemikiran

yang mentotalisasi.

(24)

Filsafat dapat dipandang sebagai sikap kritis yang mempersoalkan

segala sesuatu yang menurut kacamata awam tidak perlu

dipesoalkan.

Filsafat memiliki daya dobrak yang tinggi terhadap kemapanan yang

diciptakan oleh manusia dalam peradaban dan kebudayaan.

Filsafat bukan merupakan dogma, melainkan suatu aktivitas yang

menuntut kreativitas pikir secara terus menerus, sehingga

merupakan sebuah proses panjang dalam pemikiran umat manusia.

Peran filsafat yang terpenting dalam abad ke-21 adalah peran untuk

mengembangkan pendekatan interdisipliner

(25)
(26)

Mitos (

myth

:

mythos

[Yunani]): fabula, hikayat, legenda,

percakapan, ucapan, pembicaraan. Suatu cerita yang

dianggap benar, tetapi tidak diakui sebagai benar.

Pemaparan kisah-kisah dramatis tentang kekuatan-kekuatan

adimanusiawi menyediakan penjelasan-penjelasan pertama

tentang asal dan bekerjanya alam semesta.

Logos (

logos

: Yunani): ucapan, pembicaraan, pikiran,

akalbudi, kata, arti, studi tentang. Ucapan, kata, kata yang

mempunyai arti, arti/makna itu sendiri, isi yang menopang

alas atau dasar bagi sesuatu, seluruh alam pikiran, gagasan.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Inilah dosa yang akan terus mengalir ke dalam diri orang Islam, tanpa kita minta, tanpa kita panggil, bahkan tanpa kita melakukannya.. Dosa ini akan terus datang, setiap saat

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling: Pendekatan Praktis Untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkrip

Kondisi pada kuadran II ini merupakan kondisi yang cukup rawan karena akan menjadi ajang kepentingan banyak pihak, termasuk pihak asing untuk berebut memanfaatkan (eksploitasi)

asuransi dapat mengunduh atau melihat langsung data outstanding dengan pengecualian hanya file pdf yang dapat dilihat langsung dan dengan catatan data outstanding tersebut

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi.”

Rajekwesi Mayong Jepara tahun pelajaran 2011/2012? Tujuan penelitian ini adalah: diperolehnya peningkatan konsep diri melalui layanan bimbingan kelompok dengan

Bedasar pada latar belakang dan ma- salah yang telah diungkapkan di depan, bahwa penting bagi seorang arsitek untuk menggali kemampuan dari dalam dirinya, memahami dirinya

Konsep-konsep cakupan perlindungan ekspresi budaya tradisional sangat erat kaitannya dengan daerah sebagai “pengemban” budaya tradisional, sehingga pemerintah daerah,