• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

54 3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Objek Penelitian

Penelitian ini hendak menjelaskan politik sayap kiri di Indonesia melalui proses politik PRD 1999-2009. Penelitian proses politik disebut juga sebagai penelitian historis politik yang menempatkan sekuensi sejarah peristiwa sebagai objek penelitan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rentang waktu 1999-2009 sebagai katalog peristiwa politik pada objek penelitian yaitu PRD. Rentang waktu ini merujuk pada katalog peristiwa proses politik yang relevan dengan episode politik yang dialami oleh objek penelitian (Tilly, 2002; 250).

Peristiwa yang akan diteliti adalah intervensi pemilu yang dilakukan oleh PRD pada tahun 1999, 2004, dan 2009. Sebelum memasuki sekuensi historis PRD, peneliti memerlukan katalog peristiwa yang membentuk struktur mobilisasi, peluang politik dan framing yang membentuk PRD sebagai latar belakang sekuensi historis PRD. Latar ini diambil berdasarkan tema politik yang ditentukan yaitu politik sayap kiri di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti membagi objek penelitian dalam dua sekuensi besar yaitu sekuensi historis politik sayap kiri dan sekuensi historis PRD. Sekuensi historis tersebut diperoleh melalui wawamcara dan pengumpulan data sekunder berupa dokumen organisasi, berita media massa, dan literatur pendukung.

(2)

Berdasarkan pemilihan kasus tersebut, penelitian ini mengambil bentuk penelitian studi kasus dan bersifat deskriptif. Penelitian studi kasus memfokuskan perhatian pada satu atau beberapa fenomena sosial tertentu yang dianggap dapat terjadi di tempat lain (Babbie, 2005; 326). Studi kasus juga berkaitan dengan laporan mengenai kompleksitas aktivitas sosial dalam merepresentasikan makna yang dibawa oleh aktor individual dan diciptakan oleh lingkungannya (Torrance, 2005). Dalam konteks penelitian ini, kompleksitas aktivitas sosial terjadi pada aktivitas politik PRD dalam kategori-kategori fenomena yang telah ditetapkan yaitu pada intervensi pemilu.

3.1.2 Metode Penelitian

Dalam melakukan deskripsi penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif membuat peneliti memiliki peran sebagai instrument primer pada seluruh proses penelitian sejak pengumpulan data, pengolahan data hingga penyusunan kesimpulan. Metode ini diambil karena dapat menangkap makna, proses, dan konteks yang berlaku dalam setting penelitian.

Dalam ilmu politik, metode penelitian kualitatif banyak digunakan karena para partisipan dalam dunia politik tidak enggan untuk membicarakan aktivitas politiknya (Stocker, 2010). Penekanan pada penelitian kualitatif juga sesuai dengan strategi penelitian yaitu untuk memahami pengalaman dan praktik manusia atau actor bukan pembuatan prediksi. Penjelasan dalam penelitian kualitatif juga berupa pengalaman dan tafsiran atas tindakan bukan untuk menarik kesimpulan tentar relasi fenomena. Dalam penelitian ini, metode kualitatif dianggap tepat untuk mengeksplorasi karakter politik sayap kiri PRD melalui para

(3)

aktor yang terlibat di dalamnya. Selain itu, metode ini juga dianggap mampu mengungkap relasi PRD dengan gerakan sosial dan berbagai pihak di luar PRD dalam proses politik.

3.2 Prosedur Pengumpulan data 3.2.1 Sumber dan Jenis Data

Menurut Tilly (2002; 249), penelitian proses politik merupakan penelitian historis politik sehingga memerlukan banyak catatan dan mengulas kembali ingatan informan mengenai fenomena yang diteliti. Data yang dikumpulkan tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder berupa pernyataan dan narasi ataupun dokumen-dokumen yang menunjang penelitian. Kebutuhan data diperoleh dari unit analisis dan teori yang digunakan oleh peneliti.

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari penelitian lapangan baik yang berupa pernyataan ataupun narasi. Data tersebut meliputi keadaan umum PRD, bentuk organisasi PRD, pandangan politik PRD, interpretasi PRD terhadap gerakan sosial, interpretasi PRD terhadap peluang dan ancaman yang muncul pada setiap sekuen fenomena1, strategi politik PRD pada setiap sekuen fenomena, dan afiliasi gerakan sosial di dalam PRD. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumentasi dan media dan laporan tentang PRD, literature dan opini mengenai PRD.

Dalam penelitian ini, sumber data utama adalah informan kunci. Informan kunci adalah pihak-pihak yang terlibat secara intensif dalam aktivitas politik PRD baik yang berafiliasi langsung dengan PRD ataupun yang berada di gerakan sosial

1

Sekuensi fenomena yang dimaksud adalah intervensi PRD pada tiga pemilihan umum yaitu pada pemilu 1999, 2004 dan 2009.

(4)

yang berafiliasi dengan PRD pada fenomena yang diteliti. Selain itu, informan kunci juga adalah pihak-pihak yang dianggap berkompeten dalam memberikan informasi dan data mengenai fenomena yang diteliti.

3.2.2 Pemilihan Informan Penelitian

Pada penelitian kualitatif, lokasi, partisipan penelitian atau informan dipilih dengan sengaja dan penuh perencanaan untuk membantu peneliti memahami masalah yang diteliti (Creswell, 2010). Oleh karena itu, salah satu prosedur pemilihan informan dalam penelitian ini ialah purposive sampling berdasarkan topik dan subtopik pada politik sayap kiri yang direpresentasikan oleh PRD. Pemilihan informan dengan prosedur tersebut mensyaratkan informan yang relevan dengan setiap unit analisis dan indikator penelitian.

Untuk menunjang prosedur ini, informan yang dipilih bukan hanya harus terlibat secara intensif dalam proses politik PRD namun juga memiliki peran yang penting dalam pengambilan keputusan, menentukan kerja organisasi dan melakukan hubungan dengan pihak-pihak diluar PRD. Informan tersebut adalah Ketua dan Sekretaris jenderal PRD pada kurun waktu 1999-2009 yang mengambil keputusan perubahan strategi politik PRD pada respon pemilu 1999, 2004, dan 20092. Melalui informan kunci sebagai informan pangkal tersebut, peneliti menggunakan snowball sampling untuk mengidentifikasi kasus-kasus tertentu yang terkait dengan proses politik PRD 1999-2009.

Untuk menghindari bias informan, peneliti menggunakan extreme case

sampling untuk mendapatkan informasi unik yang berbeda dari fenomena umum.

2

(5)

Untuk menyediakan informasi yang bertentangan dengan informan kunci peneliti menggunakan informan dari akademisi yang dapat menjelaskan konteks yang melatari proses politik PRD dan menilai proses politik PRD dari luar organisasi tersebut. Tak hanya itu, dalam proses studi lapangan, peneliti juga berkemungkinan untuk bertemu dengan individu maupun kelompok yang terkait dengan kasus yang diteliti tanpa disengaja atau direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti dapat menggunakan opportunistic sampling dalam proses penelitian ini.

Berdasarkan metode penentuan informan tersebut, peneliti memilih infoman sebagai berikut:

1. Daniel Indrakusuma

Daniel inderakusuma adalah inisiator utama dalam pembentukan PRD sejak dari formasi pra partai. Ia aktif di PRD sejak awal pendirian PRD (1996) hingga akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari PRD pada tahun 2007 dan membentuk Komite Politik Rakyat Miskin-partai Rakyat Demokratik (KPRM-PRD). Ia memulai aktivitas politik nya sejak 1978 saat berkuliah di jurusan Sejarah, Universitas Indonesia. Daniel sempat melanjutkan studi di Amerika dan Filipina namun tidak diselesaikan. Pada tahun 1986, Daniel mengikuti training gerakan massa di Filipina dan mengadakan hubungan dengan kelompok sosialis di Hongkong, Australia, Filipina, dan Eropa.

Pada akhir 1980an, ia terlibat dalam advokasi petani di Borobudur dan Kedung Ombo. Pada tahun 1989-1992, ia merekrut aktivis-aktivis mahasiswa seperti Sugeng Bahagio, Webby Warouw, dan Budiman Sudjatmiko. Daniel juga

(6)

terlibat dalam LSM SKEPHI/INFIGHT yang mempelopori metode aksi massa di Indonesia pada masa Orde Baru. Saat ini, Daniel terlibat aktif di Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Garda Metal. Dalam penelitian ini, Daniel diambil sebagai informan kunci yang ditempatkan pada akhir penelitian untuk melakukan verifikasi terhadap informasi dari wawancara sebelumnya.

2. I Gusti Anom Astika

Anom Astika adalah mantan aktivis SMID dan mantan ketua Departemen Pendidikan dan Propaganda KPP-PRD pada tahun 1996-2001. Ia ditangkap pada tanggal 10 September 1996 oleh kesatuan intel Polwil Ungaran, Poltabes Semarang, dan Kodam Diponegoro. Anom divonis 4 tahun penjara dengan berbagai macam tuntutan yang berakhir pada pasal karet tentang pemikiran makar. Anom dibebaskan menjelang pemilu 1999 dan kembali menjadi struktur KPP-PRD.

Anom adalah salah satu perumus kurikulum pendidikan politik PRD dan materi propaganda PRD. Saat ini, ia bekerja di MNC Research dan tercatat sebagai salah satu deklarator ormas Persatuan Indonesia (Perindo) yang didirikan oleh Hari Tanoesoedibyo. Dalam penelitian ini, Anom ditempatkan sebagai informan untuk data mengenai proses politik PRD pada tahun 1999 hingga 2001.

3. Dita Indah Sari

Dita dikenal sebagai aktivis perempuan dan aktivis buruh. Sebelumnya ia aktif di SMID dan membangun kontak dengan buruh yang tergabung dalam PPBI. Dita ditangkap pada tahun 1996 dengan tuduhan memprovokasi kekerasan pada aksi demonstrasi buruh PPBI. Setelah mendapat amnesti dari Presiden

(7)

Abdurrahman Wahid, pada tahun 2001 ia terpilih sebagai presiden FNPBI hingga pada tahun 2005 diangkat menjadi Ketua Umum PRD. Dita terlibat dalam pembentukan POPOR pada tahun 2003 dan dicalonkan sebagai Presiden dari partai tersebut. Pun, pada tahun 2007, terlibat aktif dalam pendirian PAPERNAS sebagai ketua dewan pembina partai.

Dita adalah tokoh yang dipopulerkan oleh PRD setelah Budiman Sudjatmiko. Pada pembangunan PAPERNAS, Dita berperan aktif membangun jaringan politik dan peluang koalisi antara PAPERNAS dengan partai poltik lainnya. Setelah kongres PRD pada tahun 2010, ia mengundurkan diri. Kini, ia berkerja sebagai staf ahli Menteri Tenaga Kerja dan menjadi calon legislatif dari PKB. Peneliti menempatkan Dita sebagai informan utama pada proses politik PRD pada pembentukan POPOR (2003) dan PAPERNAS (2007).

4. Agus ‘Jabo’ Priyono

Jabo saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PRD sejak kongres 2010. Ia terlibat dalam proses pembentukan PRD sejak masa pra partai. Pada bulan Januari 1998, Jabo ditangkap dan dipenjara selama 7 bulan karena dianggap bertanggung jawab terhadap peristiwa ledakan bom di sebuah rumah susun daerah Tanah Tinggi, Jakarta Selatan. Pada persidangan, Jabo tidak terbukti terlibat dalam kasus pengeboman tersebut dan dibebaskan. Jabo menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PRD pada tahun 2005 dan terpilih menjadi Ketua Umum PAPERNAS pada tahun 2007. Peneliti menempatkan Jabo sebagai informan utama dalam proses politik PRD sejak masa Persatuan Rakyat Demokratik hingga masa PAPERNAS.

(8)

5. Dominggus Oktavianus

Dominggus adalah mantan ketua FNPBI dan terlibat aktif dalam pembentukan POPOR (2003) dan PAPERNAS (2007). Dominggus sempat menjadi calon anggota legislatif dari PBR pada tahun 2009. Pun, ia membuka kontak dengan partai kiri Swedia dan Amerika Latin. Saat ini, ia menjabat sebagai sekretaris jenderal PRD sejak kongres 2010. Peneliti menempatkan Dominggus sebagai informan mengenai struktur mobilisasi PRD dan varian ideologi politik sayap kiri PRD.

6. Rudi Hartono

Rudi adalah mantan aktivis LMND yang menjabat sebagai pengurus pusat pada tahun 2006-2010. Saat ini ia aktif sebagai Deputi III Pendidikan dan Bacaan PRD dan mengelola websiteberdikarionline.net. Website ini adalah media internal partai pengganti koran Pembebasan yang berhenti terbit setelah perpecahan PRD pada tahun 2007 dan kini diterbitkan kembali oleh KPRM. Peneliti menempatkan Rudi sebgai informan mengenai proses framing PRD.

7. Ragil Nugroho

Ragil Nugroho adalah mantan aktivis KPRP Yogyakarta dan pernah aktif di PRD sebagai redaktur Koran Pembebasan pada tahun 1998. Pada tahun 2000, bersama Anom Astika, ia merumuskan dokumen Masyarakat Indonesia dan Revolusi Indonesia. Dokumen ini merupakan salah satu dokumen penting PRD setelah Manifesto PRD dan Sang Pandai Api yang ditulis oleh Daniel Indrakusuma. Saat ini, Ragil menetap di Yogyakarta dan mengelola website tikusmerah.com yang beroposisi terhadap pilihan politik diaspora aktifis dan

(9)

mantan aktifis PRD. Peneliti menempatkan ragil sebagai informan dalam extreme case untuk mendapatkan informasi tandingan.

8. Maxwell Ronald Lane

Lane adalah seorang akademisi, peneliti dan aktivis di Asia Research Centre, Murdoch University. Ketertarikannya terhadap politik asia tenggara terutama Indonesia dimulai sejak umur 17 tahun, pada tahun 1969. Lane menerjemahkan beberapa buku karya pengarang indonesia seperti W.S Rendra dan Pramoedya Ananta Toer. Kajiannya mengenai politik indonesia diterbitkannya dalam buku dan artikel-artikel yang dapat diakses di maxlaneonline.com. Peneliti menempatkan Lane sebagai informan ahli yang dapat memferivikasi informasi hasil wawancara mengenai varian politik sayap kiri dan proses politik PRD.

3.2.3 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan menentukan bagaiman data diperoleh oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi penelitian, analisis framing dalam kualifikasi data sekunder. Prosedur-prosedur tersebut dijelaskan pada poin berikut;

1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu melalui pertemuan langsung, melalui telepon ataupun menggunakan jaringan internet jika informan tidak dimungkinkan untuk bertemu secara langsung.

(10)

2. Dokumentasi

Selama penelitian berlangsung, peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen baik dalam bentuk dokumen-dokumen publik (Koran, makalah, laporan) ataupun dokumen privat (buku harian, catatan, surat, email). Selain pengumpulan dokumen sekunder tersebut, peneliti juga mengumpulkan dokumentasi penelitian berupa rekaman audio, video, dan foto.

3. Analisis Framing

Pada pengumpulan data sekunder media yang dikeluarkan oleh organisasi maupun media massa, peneliti menggunakan analisis framing. Analisis ini digunakan untuk mengungkap makna dibalik perbedaan dan pertentangan fakta yang disajikan oleh media untuk mengetahui bagaimana sebuah realitas dibingkai oleh media (Sobur, 2002;161). Melalui analisis ini dapat diketahui siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan oleh konstruksi realitas yang dibingkai oleh media.

Peneliti menggunakan model framing Entman yang membagi prosedur anaisis framing dalam media dalam empat tahapan yaitu; pertama, identifikasi masalah (problem identification), yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif apa; kedua, pada identifikasi penyebab masalah (causal intepretation), yaitu siapa yang dianggap penyebab masalah; ketiga, pada evaluasi moral (moral evaluation), yaitu penilaian atas penyebab masalah; dan keempat, saran penanggulangan masalah (treatment recomendation), yaitu menawarkan

(11)

suatu cara penangannan masalah dan kadang kala memprediksikan hasilnya (Sobur, 2002;172).

Dalam teori proses politik, kategori yang digunakan Entman dapat disesuaikan dengan proses framing politik dengan melihat interpretasi, atribusi dan konstruksi sosial yang menjadi perantara peluang dan tindakan. Kombinasi dari metode framing dan teori proses politik mengharuskan peneliti untuk menghubungkan sekaligus mempertentangkan interpretasi dari kedua belah pihak yaitu media massa dan koran partai. Selain itu, peneliti juga perlu menguji perannya sebagai perantara peluang dan tindakan politik PRD.

3.2.4 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian primer pada metode kualitatif adalah peneliti. Peran peneliti tersebut dibantu dengan instrument penelitian berikut;

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara adalah panduan pertanyaan wawancara yang berisi pertanyaan terbuka yang disusun berdasarkan tujuan penelitian dan teori yang digunakan. Panduan ini digunakan agar pertanyaan wawancara yang dilakukan tidak meluas ataupun menyimpang dari tujuan penelitian. 2. Alat dokumentasi

Alat dokumentasi penelitian berupa perekam audio dan video yang berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara. Alat ini digunakan agar peneliti berkonsentrasi pada proses pengambilan data seperti wawancara

(12)

tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Alat perekam tersebut digunakan atas izin subjek penelitian atau informan. 3.3 Prosedur Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan secara bersamaan atau simultan dengan pengumpulan data (Creswell, 2010;298). Analisis kualitatif melibatkan pengklasifikasian benda-benda, orang-orang, dan peristiwa-peristiwa serta properti lain yang menjadi analogi ketiganya. Pada penelitian ini, data dianalisis melalui tiga tahap, yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penyusunan kesimpulan. Tahapan tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut;

1. Tahap reduksi data terdiri dari pemilihan data, mentransformasikan data mentah seperti pengetikan transkrip wawancara, memilah, dan menyusun data tersebut dalam kategori yang berbeda sesuai dengan sumber data. 2. Penyajian data dilakukan dengan menyusun data menjadi kumpulan

informasi yang terorganisir. Data disajikan dalam bentuk narasi yang ditunjang dengan gambar, bagan dan matriks.

3. Penyusunan kesimpulan dilakukan melalui proses analisis data. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Interpretasi analitis tersebut juga perlu dilakukan berulang-ulang sehingga proses reduksi data dapat menghasilkan ringkasan temuan, klasifikasi data dan beberapa cuplikan kasus tertentu yang berkaitan dengan penelitian. Analisis secara detail dilakukan dengan melakukan pengkodean3 dan

3

Proses coding adalah proses pengolahan materi/informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya. (Creswell, 2010; 276)

(13)

mengambil pemahaman umum mengenai topik yang sudah ditentukan sebagai panduan analisis.

3.4 Verifikasi Penelitian Kualitatif

Verifikasi dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk memastikan validitas internal terhadap penelitan. Validitas kualitatif berbeda dengan validitas dalam metode kuantitatif yang mengukur stabilitas dan konsistensi responden. Validitas kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitan (Creswell, 2010). Pengujian validitas internal tersebut diperlukan untuk menghindari bias penelitian dan krisis representasi dari baik dari data yang diperoleh maupun dari informan dan peneliti (Stocker, 2010). Dalam penelitian ini, validitas internal dipastikan oleh peneliti melalui triangulasi dan member checking.

Triangulasi adalah sebuah metode memperbandingkan data setidaknya dari tiga perspektif berbeda yang dikumpulkan pada peristiwa atau isu yang sama agar data tersebut dapat divalidasi (Lewins, 2005;349). Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan memperbandingkan data dengan data lainnya. Triangulasi data dilakukan dengan membandingkan data primer dari informan, pemilihan informan dan hasil wawancara keseluruhan data primer dengan data sekunder. Member checking dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir peneltian kepada partisispan untuk mengecek akurasinya. Pengecekan ini dilakukan dengan prosedur tanya jawab bersama informan untuk mengecek seluruh proses analisis data.

(14)

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini secara dominan mengambil tempat pada kantor Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik yang beralamat di Jalan Tebet Dalam II G No. 1 Tebet Jakarta selatan. Lokasi ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa kantor komite pusat merupakan sentral informasi dan aktivitas politik PRD secara nasional. Setelah penentuan lokasi tersebut dijadwalkan penelitian dalam rentang waktu berikut;

Gambar 3.1 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2013 hingga Desember 2013, proses sidang Tesis dan perbaikan akhir dilaksanakan pada bulan Januari 2014.

Proses penelitian Tesis

Mar apr mei jun jul ags sep okt nov des jan

1. Persiapan dan studi literature 2. Konsultasi pembimbing 3. Penulisan usulan penelitian 4. Seminar usulan penelitian 5. Revisi usulan penelitian 6. Pengumpulan data 7. Perpanjangan waktu penelitian 8. Pengolahan data dan penulisan 9. Sidang Tesis 10. Perbaikan Akhir

Referensi

Dokumen terkait

TriPutra Inti Makmur digunakan untuk membantu strategi bisnis agar lebih mendukung visi dan misi perusahaan, dengan menggunakan teknologi informasi yang diharapkan

Studi kepustakaan mengenai perubahan konsepsi, strategi konflik kognitif, dan miskonsepsi siswa, dan analisa materi pedagogis pada pembelajaran ikatan ionik secara

Dari beberapa permisalan di atas, dapat disimpulkan bahwa jika arus a tidak mengikuti lampu lalu lintas maka akan mendapatkan waktu tunggu yang optimal dari

Bahan yang digunakan adalah serat batang pisang yang dianyam dan matrik polyester. Selanjutnya lembaran serat tersebut direndam dalam larutan alkali dengan

Prosedur (PSP) secara lengkap yang meliputi kegiatan kemanan data, backup dan restorasi serta penghapusan berkala data yang tidak berguna, telah mengacu pada standar

participants in the chain can access the data in real time and can validate which increases trust between parties, our blockchain & IoT based food supply chain system

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto Tahun 2015 ini berpedoman pada Peraturan Menteri pendayagunaan

Simpulan penelitian: a) Densitas populasi vektor Dengue di Jawa Tengah masih tinggi, melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 5%; b) persentase TPA positif larva