PERATURAN MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR:
NOMOR:
11 TAHUN 2013
TAHUN 2013
Tentang
Tentang
Pedoman
Pedoman Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
dan
dan
Pembinaan Pos
Pembinaan Pos
Kesehatan Pesantren
Kesehatan Pesantren
(POSKESTREN)
(POSKESTREN)
KEMENTERIAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RJRJ PUSATPROMOSIPUSATPROMOSIKESEHATANKESEHATAN
TAHUN2013
PERATURAN MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR:
NOMOR:
11 TAHUN 2013
TAHUN 2013
Tentang
Tentang
Pedoman
Pedoman Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
dan
dan
Pembinaan Pos
Pembinaan Pos
Kesehatan Pesantren
Kesehatan Pesantren
(POSKESTREN)
(POSKESTREN)
KEMENTERIAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RJRJ PUSATPROMOSIPUSATPROMOSIKESEHATANKESEHATAN
TAHUN2013
..
..
362 362.1.111 Ind Ind p p Katalog DalamKatalog DalamTTeerbitan Kemrbitan Kemeenterinteriaan Kesehn Kesehaattaann RRII Indon
Indonesiaesia. Keme. Kemenntteriaerian Kesn Keseehhatan RIatan RI..SSeekkretretaar r isis J
Jenenderalderal P
Perateratuuranran MMenentterieri KesKesehatan Repuehatan Repubblilikk IndonesiaIndonesia nomor
nomor 11 tahun tahun20120133Tentang Pedoman PenyelenggaraanTentang Pedoman Penyelenggaraan dan
dan PembPembiinaan Posnaan PosKesehatan Pesantren.Kesehatan Pesantren. Jakarta
Jakarta,, Kementer Kementer iian an Kesehatan Kesehatan RRI.I.20132013 ISB
ISBN:N: 978978 -- 602602 -- 235 - 307235 - 307 -- 22 1
1..JUDUL IJUDUL I COMMUNCOMMUNIITYTYHEALTHSERVICESHEALTHSERVICES II
II COMMUNITYCOMMUNITYHEALTHCENTERSHEALTHCENTERS III
DAFTAR
lSI
DAFTAR lSI .
PERATURANMENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013.. iii
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ]
B. Gambaran Umum Pondok Pesantr en 7 II POS KESEHATAN PONDOK PESANTREN
(POSKESTREN) 9
A. Pengertian 9
B. Tujuan 10
C. Sasaran... 10
D. Ruang Lingkup Kegiatan 11
E. Fungsi Poskestren 11
F. Manf aat 12
G. Pengorganisasian 14
III LANGKAHPEMBENTUKAN 16
A. Persiapan 16
B. Survey Mawas Diri (SMD) 18
C. Musyawarah Warga Pondok Pesantren.... D. Materi Orientasi Pengelola dan Pelatihan
Kader Poskestren.
20 21 E. Peresmian Pembentukan Poskestren 22
A. Indik ator Masuk an 42 B. Indik ator Proses... 42 C. Indik ator Luar an 42 D. Indik ator Dampak 43 VI1PE NU'TUP 44 IV PENYELENGGARAAN KEG]ATAN 24 A. Kegiatan 24
B. Wak tu dan Penyelenggar aan .... 25
C. Tempat Penyelenggaraan 26
D. Tugas dan Tanggung Jawab Para Pelaksana 27
E. Pembiayaan 29
F. Pencatatan dan Pelaporan 30
V PEMBI NAANDAN PENGEMBANGAN 32
A. Pernbinaan 32
\
...
B. Pengorganisasian Pem binaan 35
C. Peran Petugas dan Stakeholders 38
D. Pengem bangan 40
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN POS KESEHATAN PESANTREN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER] KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menim bang a. bahwa dalam rangk a percepatan pencapaian VISI masyarakat sehat,
mandiri dan berkeadilan, dilakukan berbagai upaya termasuk meningkatkan peranan pondok pesantren dalam
menggerakkan masyarakat untuk
menumbuhkembangkan upaya
kesehatan bersumberdayamasyarakat;
b. bahwa pondok pesantren yang merupakan wadah lembaga pendidikan
agama Islam berbasis masyarakat dan
sangat potensial untuk meningkatkan
-. '-. i
.
, ~ ~! memer lukan kesehatan; dukungan pr ogram c. berdasar kan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hurufa dan huruf b, perlu meneta pkan
Per aturan Menter i Kesehatan ten tang Pedoman Penyelenggar aan dan Pembinaan Pos K esehatan Pesantren; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
ten tang Perlindungan Anak (Lembar an
Negar a Re publik Indonesia Tahun
2002 Nomor 109, Tam bahan Lembar an Negara R e pu blik Indonesia Nomor
4235);
2. Undang-Undang Nornor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembar an Negar a R epublik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembar an Negara R e publik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lem bar an Negara R e publik Indonesia Nomor 4437L sebagaimana telah diubah
ter akhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembar an Negara R e publik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lernbaran Negara
R e publik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang K esehatan (Lembar an Negara R e publik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tam bahan Lem bar an Negara R epublik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun
2007 ten tang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lernbaran Negara R epu blik Indonesia Tahun
2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara R e pu blik Indonesia Nomor
4769);
6. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 ten tang Sistern Kesehatan Nasiona1;
7. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1067/Menk es/SKB/ VIlI/2002, Nomor 385 Tahun 2002, dan Nomor 37 Tahun 2002 tentang
Peningkatan K esehatan Poridok
Pesantren dan Institusi K eagamaan Lainn a;
8. Ke putusan Bersama Menter i Pendidik an Nasional, Menter i K esehatan, Menter i Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1/U /SKB/2003 Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, dan Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 ten tang Kebijakan Dasar Puskesmas;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
,
•
~
11. Ke putusan Menter i Kesehatan Nomor 1529 jM enk es j SKj X j20 10 ten tang Pedoman Umum Pengembangan Desa
dan K elurahan Siaga Aktif ;
12. Peraturan Menteri K esehatan Nomor 2269 jM enkesj P erj X I j 2011 tentang Pedoman Pembinaan Per ilaku Hidu p Bersih dan Sehat (Berita Negar a R e pu blik Indonesia Tahun 2011 Nomor 755);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN ME NTER! KESEHATAN TE NTA NGPEDOMANPENYELE NGGARAAN
DAN PEMBINAA N POS KESEHATAN
PESANTREN.
Pasa11
Pengaturan Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan
Pas Kesehatan Pesantren bertujuan untuk memberikan
acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam rangka penyelenggaraan dan pembinaan Pos Kesehatan Pesantren.
Pasal2
Pedoman Penyelenggar aan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren sebagaimana ter cantum dalam Lampir an yang merupakan bagian tidak terpisahk an dari Peratur an Menteri ini.
Pasal3
Menteri K esehatan, K epala Dinas K esehatan Provinsi,
dan K e pala Dinas K esehatan K a bupaten ZK otamelakukan pembinaan dan pengawasan terhada p pelaksanaan per aturan ini.
Pasal4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 867/Menkes/SK/XI/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren, dieabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setia p or ang mengetahuinya, memer intahkan pengundangan Peraturan Menter i im dengan
penempatannya dalam Berita Negar a R e pu blik Indonesia. Ditetapkan di Jak arta pada tanggal 2 Januari 2013
MENTERl KESEHA TAN INDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal28 Januari 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDDIN
LAMPIRAN
PERA TURAN MENTERI KESEHAT AN NOMOR 1 T AHUN 2013
TENT ANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN
PEMBINAAN POS KESEHATAN PESANTREN
PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN
PEMBINAAN POS KESEHATAN PESANTREN
1.
PENDAHULU AN
A. Latar
Belakang
Pasal 28H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negar a Re pu blik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa setia p or ang berhak untuk mem peroleh
pelayanan k esehatan. Hal ini dapat diar tik an bahwa kesehatan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental bagi setiap penduduk. Selain sebagai hak asasi, kesehatan juga merupakan investasi. Untuk itu, mengingat kesehatan meru pakan tanggungjawab bersama, maka perlu
diperjuangkan oleh berbagai pihak bukan hanya jajaran kesehatan sernata. Hal ini sejalan dengan
Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 ten tang kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.sangat penting bagi kehidu pan kita, sehingga har us dipelihar a, dilindungi dar i ber bagai
n
, I
~
-Kesehatan merupakan salah satu di an tara tiga faktor u tama yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), selain pendidikan dan pendapatan (tingkat daya beli masyarakat).
Merrurut United Nations Development Program (UNDP), IPM Indonesia tahun 2011 di urutan 124 dad 187 negara yang disurvei, dengan skor 0,617. Per ingkat ini turun dari per ingk at 108 pada tahun 2010.
Kesehatan sebagai salah satu komponen dalam mengukur keberhasilan pernbangunan bangsa
ancaman penyakit dan masalah k esehatan lainnya. Kesehatan juga perlu ditingkatk an dan diperjuangk an oleh senrua, or ang, k ar ena masalah kesehatan buk an hanya persoalan sektor kesehatan semata, akan tetapi menjadi tanggung jawa b kita semua, Selain itu, upaya pembangunan
kesehatan juga diarahkan guna mencapai tujuan Millennium Development Goals (MDG's). Dalam MDG'sterse but, kesehatan dapat dikatakan unsur yang dominan, kar ena dari delapan agenda MDG's, lima diantaranya berkaitan langsung dengan kesehatan. Oleh karena itu, untuk mencapai sasaran pem bangunan kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan telah menetapkan Visi Kementerian Kesehatan dalam rangka menun jang percepatan pencapaian yang tertuang dalam
Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tabun 2010-2014. Adapun Visi Kementerian Kesehatan,
adalah "Mewujudkan Masyarakat yang Sehat, Mandiri, dan Berkeadilan" dengan misi:
1. Meningkatkan der a jat kesehatan masyarakat, rnelalui pemberdayaan masyar ak at, termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindurigi kesehatan masyarakat dengan rrienjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berk eadilan:
3. Menjamin ketersediaan dan pemer ataan sumber daya k esehatan; dan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Untukmencapaivisidanmisiyangtelahditeta pk an, salah satu str ategi yang ditem puh adalah meningkatk an pem ber dayaan masyar akat, swasta
dan masyar ak at madam dalam pem bangunan k esehatan melalui kerja sama nasional dan glo bal. Guna mewu judk an hal ter se but, Pemerintah Indonesia telah beru paya melakuk an berbagai ter obosan, antara lain melalui Pengem bangan
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif se bagai salah satu wujud pember dayaan masyarakat di bidang k esehatan. Desa dan Kelur ahan SiagaAktif adalah bentuk pengembangan dari Desa Siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan yang memenuhi kriterai sebagai berikut:
1. Penduduknya dapatmengakses dengan rnudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) atau sarana k esehatan yang ada di wilayah ter se but seperti, Pusat
K esehatan Masyar akat Pembantu (Pustu),
Pusat K esehatan Masyarak at (Pusk esmas)
atau sar ana k esehatan lainnya.
2. Penduduknya mengem bangkan Upaya K esehatan Ber sumberdaya Masyarak at (UKBMd)an melaksanak an survailans berbasis masyarak at (me b puti pemantauan penyak it, kesehatan ibu dan anak , gizi, lingk ungan dan perilaku), k edarur atan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menera pk an Perilaku Hidu p Bersih dan Sehat (PHBS).
Pemberdayaan masyar ak at eli Pondok Pesantren merupakan upaya fasilitasi, agar warga pondok pesantren mengenal masalah yang dihadapi, mer encanakan dan melakuk an upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan setempat. Upaya fasilitasi tersebut diharapkan pula dapat mengembangkan kemampuan warga pondok pesantr en untuk menjaeli perintis / pelaku dan pemimpin yang dapat menggerakkan masyarakat berdasarkan asas kemandirian dan kebersamaan.
Wujud pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan atau lazim disebut UKBM sangat
berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar.
beraneka ragam, antara lain: Posyandu, Poskesdes, Dana Sehat, Pos Obat Desa (POD), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dam Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan Poskestren, lebih diutamak an dalam hal pelayanan promotif (peningkatan kesehatan)
dan preventif (pencegahan), tanpa mengabaikan aspek kur atif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan), yang dilandasi semang at gotong royong dengan pembinaan oleh Puskesmas setempat. Pondok Pesantr en merupakan salah
satu bentuk lem baga pendidikan k eagamaan yang tumbuh dan ber k embang dari oleh dan
untuk masyarak at yang ber peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia, diharapkan para santri dan par a pemimpin ser ta pengelola pondok pesantr en tidak saja mahir dalam as pek pembangunan moral dan spir itual dengan intelektual yang bernuansa agamis, namun dapat pula menjadi penggerak /rnotor motivator dan inovator dalam pembangunan kesehatan, serta menjadi teladan dalam
Mengingat pondok pesantren telah tumbuh dan berkembang hampir di seluruh daerah, maka
diharapkan kegiatan ini dapat menyebar secara
merata di seluruh Indonesia. Pada umumnya santri yang belajar di pondok pesantren berusia
\· '
~, .
an tara 7-19 tahun, dan di beber a pa pondok
pesantren lainnya menam pung santr i ber usia
dewasa. Posk estr en mer upak an bagian integr al
dari UKS,di mana sasar an UK S adalah seluruh
warga sekolah mulai dar i taman kanak -k anak hingga sekolah lanjutan menengah, yang meli puti sekolah umum, k eguruan, Sekolah Luar Biasa (SLB), termasuk pondok pesantr en, baik jalur sekolah maupun luar sekolah.
Pondok pesan tren yang ada di Indonesia ber jumlah
27.218 lembaga, ter diri dari 13.446 (49,4 %)
pondok pesantren salafi/ salafiah (tradisional),
3.064 (11,3 %) pondok pesantr en salafiy salafiah
(modern), dan pondok pesantr en terpadu z
kombinasi se banyak 10.708 (39,3 %), dengan
jumlah santr i sebanyak 3.642.738 or ang. Dar i jumlah santri tersebut, laki-laki terdiri 1.895.580
(52,0 %) dan perempuan 1.747.158 (48,0%)
(Education Manag ement Information System/
EMIS,Kemenag, 2010/2011).
Hila ditilik dari sisi kesehatan, pada umurnnya
kondisi kesehatan di lingkungan pondok
pesantren masih memerlukan perhatian dari
berbagai pihak terkait, baik dalam aspek
akses pelayanan kesehatan, berperilaku sehat maupun aspek kesehatan lingkungannya. Salah
satu upaya untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan bagi warga pondok pesantren adalah
Guna memfasilitasi par a petugas dan pemangku ke pentingan (stak eholder s) terk ait lainnya, perlu adanya pedoman prak tis yang da pat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugasnya. Melalui Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos K esehatan Pesantr en (Posk estren) ini, dihara pk an da pat dijadikan acuan dalam pem binaan k esehatan di pondok pesantren dan upaya menum buhkembangkan Poskestren.
B.
Gambaran Umum Pondok Pesantren
Pondok pesantr en pada awal ber dirinya mem punyai pengertian yang sederhana, yaitu tem pat pendidik an santr i-santri untuk mem pelajar i pengetahuan agama Islam di bawah bim bingan seorang kiai/guru/ ustad dengan tu juan untuk menyia pk an par a santr i se bagai kader dakwah Islamiah, yang menguasai agama Islam dan siap menyebarkan agama Islam di berbagai la pisan masyarakat.
Sesuai dengan tujuan utamanya, maka materiyang
di ajarkan di pondok pesantren pada umumnya terdiri dati materi agarna yang digali langsung dari
kitab-kitab klasik berbahasa Arab, yang ditulis para ulama yang hidup pada abad pertengahan.
Semenjakperangkemerdekaan,terjadiperubahan mendasar dalam sistem pendidikan pondok
pesantren. Perubahan tersebut, diantaranya
belajar mengajar, dan mulai diajarkannya materi umum. Dengan demik ian poridok pesantren tidak
lagi sepenuhnya tergolong pendidikan jalur luar sekolah, tapi masuk jalur sekolah.
Dalam dua dasawarsa terakhir ini, di dalam lingkungan pondok pesantr en, selain madr asah, diselenggarakan pula sekolah-sekolah umurn, perguruan tinggi dan program pengembangan
masyarakat. Masuknya program pengembangan masyarak at, k eterampilan, pendidikan umum, termasuk kesehatan, dianggap se bagai pelengkap dari pendidikan di pondok pesantren. Adapun penyelenggaraannya diser ahk an se penuhnya
k e pada pihak pengelola atau pimpinan pondok pesantren yang ber sangkutan, dengan teta p
memaduk an tigaprinsi putama,yaitu: peningk atan keimanan dengan i badah, penye baran ilmu dan ajaran agama Islam dengan tablig; member dayakan potensi warga pondok pesantr en dan mener apkan
nilai-nilai k emasyar ak atan yang baik dengan amal saleh.
.
-"! .~
II.
ros
KESEHATAN PESANTREN
(POSKESTREN)
A.
Pengertian
1. Pondok pesantr en adalah lembaga pendidikan k eagamaan Islam yang berbasis masyar ak at
baik sebagai satuan pendidikan dan/ atau sebagai wadah penyelenggara pendidik an.
2. Unsur -unsur pondok pesantren terdiri atas
kiai, ustad atau se butan lain yang sejenis, santr i, pondok atau asr ama, dan mas jid atau musala ser ta penyelenggar aan penga jian kita b kuning.
3. Pos K esehatan Pesantr en, yang selanjutnya dise but Posk estren merupakan salah satu wujud UKBMdi lingkungan pondok pesantr en, dengan pririsip dari, oleh dan war ga pondok pesantr en, yang mengutamakan pelayanan promotif (peningkatan) dan preventif
(pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan k esehatan), dengan binaan Pusk esmas setempat.
4. Warga pondok pesantren adalah Kiai atau sebutan lain Pimpinarr/Pengasuh, santri, ustadyustazah, pekerjaj'karyawan serta pengelola.
5. UKBM
merupakan
salah
satu
wujud-.._~\
i't
I' I _.-masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan untuk k e pentingan masyarakat dalam upaya menanggulangi perrnasalahan kesehatan yang dihadapi dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat.
B.
Tujuan
Tujuan Umum:
Mewujudkan kernandir ian warga pondok pesan tren
dan masyarakat sekitar dalam berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Tujuan Khusus:
1. meningkatkan pengetahuan warga pondak pesantren dan masyarakat sekitar nya ten tang
kesehatan;
2. meningkatkan sikap dan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya;
3. meningkatkan peran serta aktif warga pondok pesantren dan warga masyarakat sekitarnya dalam penyelenggaraan upaya kesehatan; dan
4. memenuhi layanan kesehatan dasar bagi
warga pondok pesantren dan masyarakat
sekitarnya.
c.
Sasaran
Sasaran Poskestren ter diri atas:
1. Pondok pesantren
2. Masyarakat pondok
pesantren,
yang terdiri-;
'.,
,
.... 'f
a. warga pondok pesantr en: santr i, kiai,
pimpinan, pengelola, dan penga jar di
pondok pesantren termasuk wah santri;
b. masyarak at di lingk ungan pondok
pesantren;
c. tokoh masyarak at: tokoh agama Islam,
Pim pinan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) dan pim pinan organisasi
k emasyar ak atan lainnya di lingkungan
pondok pesantr en; dan
d. petugas k esehatan dan stakeholder s terkait
Iainnya.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan
Ruang lingku p kegiatan Posk estr en meliputi:
1. Pelayanan k esehatan dasar yang
mengutamakan upaya promotif dan pr eventif
tanpa meninggalkan upaya kuratif dan
rehabilitatif dalam batas kewenangan
Posk estren. Selain itu Poskestr en juga
melakukan upaya pem berdayaan warga
pondok pesantren dan masyarakat sekitar
dalam bidang kesehatan serta peningkatan
lingkungan yang sehat di pondok pesantren
dan wilayah sekitamya.
2. Pemberdayaan santri sebagai kader kesehatan
(santri husada) dan kader siaga bencana
(santri siaga bencana).
E. Fungsl
Poskestren
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat
p) .
I-I '
~.
pengetahuan dan keterampilan, dari petugas kepada warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan antar sesama pondok pesantr en dalam r angka meningk atkan perilaku hidup sehat.
2. Sebagai wadah untuk mendek atkan pelayanan k esehatan dasar k e pada warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
3_ Sebagai wadah pembelajaran tentang nilai
dan ajaran agama Islam dalam menghadapi perrnasalahan kesehatan.
F.
Manfaat
1. Bagi pondok pesantren
a. Tersedianya layanan dan akses k esehatan dasar .
b. Penye baran inf ormasi kesehatan.
c. Pengembangan dan perluasan k er ja sama pondok pesantren dengan instansi terkait.
d. Terpeliharanya sarana sanitasi lingkungan.
2. Bagi Warga Pondok Pesantren dan Masyarakat Sekitarnya
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan pelayanan kesehatan dasar.
h. Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan.
c. Mendapat infomasi awal tentang kesehatan.
d. Dapat mewujudkan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi warga pondok pesantren
,
- ,
"\~
'I
" ~
3. Bagi Kader Poskestren
a. Mendapatkan informasi lebih awal tentang
kesehatan.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya
untuk membantu warga pondok pesantren
dan masyarakat sekitarnya dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada di lingkungannya.
4. Bagi Puskesmas
a. Dapat mengoptimalk an fungsi
puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarak at, pusat pelayanan k esehatan strata per tama.
b. Dapat memf asilitasi war ga pondok
pesantren dan masyar akat sekitar nya
dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setem pat.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga
dan dana melalui pember ian pelayanan kesehatan secar a terpadu.
5. Bagi Sektor Lain
a. Dapat memfasilitasi warga pondok
pesantren dan masyarakat sekitamya
dalam pemecahan masalah sektor terkait.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian
pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.
c·
~-G.
Pengorganisasian
1. K edudukan dan Hubungan Kerja
a. Terhadap pondok pesantren
Secara teknis operasional, Poskestren
dikoordinasi oleh pengelola pondok
pesantren, Kementerian Agama dan
instansi terkait lainnya.
b. Terhadap Puskesmas
Secara teknis medis, Posk estr en dibina oleh puskesmas.
c. Ter hadap Pemerintahan Desajkelurahanj
kecamatan
Secara k elembagaan, Poskestren dibina
oleh pemer intah k ecamatan dan pemerintah
desa jkelur ahan.
d. Terhadap Sesama UKBMlainya
Terhadap berbagai UKBM yang ada,
Poskestren sebagai mitra.
2. Pengelola Poskes tren
Struktur organisasi Poskestren ditetapkan melalui musyawarah warga pondok pesantren pada saat pernbentuk an Poskestren. Struktur
organisasi tersebut bersifat fleksi bel,
sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi, permasalahan dan
kemampuan sumber daya yang ada.
Struktur organisasi minimal terdiri dari:
a. k etua;
b. sekretaris;
c. bendahara; dan
d. kader Poskestren yang merangkap sebagai
-I •
h •
Pengelola Poskestren dipilih dari dan oleh warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya pada saat rnusyawarah pembentukan Poskestren. Kriteria pengelola Poskestren antara lain sebagai berikut:
a. diutamakan berasal dari warga pondok pesantren dan tokoh masyarakat
setempat;
b. memiliki semangat pengabdian berinisiatif tinggi dan mam pu
memotivasi masyarakat; dan
c. bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
3. Kader Poskestr en (santri husada)
K ader Posk estren di pilih oleh pengurus Posk estr en dan santri pondok pesantr en yang ber sedia secara sukarela, mampu dan memiliki
waktu untuk menyelenggar akan k egiatan Posk estr en. Kriteria k ader Posk estren antar a lain sebagai berikut:
a. berasal dar i santri atau alumni pondok pesantren;
b. mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat;
c. bersedia bekerja secara sukarela; dan
d. telah mengikuti pelatihan Zorientasi kader tentang kesehatan.
.
.~.
r-~..
I . ~. ,:m,
LANGKAH PEMBENTUKANUntuk mencapai tujuan pembinaan dan peningkatan
fungsi serta kinerja Poskestren, ditetapkan langkah pokok pendekatan sebagai berikut:
A.
Persiapan
1. Persiapan Internal Pusk esmas
Tujuan pendekatan ini adalah mempersiapkan
par a petugas sehingga bersedia dan memiliki
k emampuan dalam mengelola, melakuk an
pemetaan dan membina Poskestr en. Pim pinan
puskesmas harus da pat meningkatk an
motivasi dan k eter am pilan para staf
pusk esrnas, sehingga ber sedia dan mampu
bekerja sama untuk k epentingan warga
pondok pesantren. Untuk itu, perlu dilakukan
berbagai pertemuan, pelatihan dengan
melibatkan seluruh petugas puskesmas.
2. Koordinasi dengan lintas sektor terkait.
Tujuan koordinasi ini adalah agar terjalin
komunikasi, sinergi, serta pengembangan
program yang komprehensif dengan
melibatkan stakeholders yang dipandang
perlu. Koordinasi dengan Kementerian dapat dilakukan diantaranya dengan Kementerian
Agama cq, Direktorat Pendidikan Diniyah