• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah memiliki atraksi tersendiri guna mendatangkan wisatawan. Keunikan dan keindahan alam serta beragamnya budaya yang dimiliki merupakan potensi setiap daerah di Indonesia. Hal ini pula yang dimiliki oleh Pulau Bali. Keindahan alam dan keunikan budayanya memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Bali.

Pulau Bali dalam perkembangannya telah menjadi Pulau Tujuan Wisata Terbaik di Asia Pacific (Best Island Destination Asia-Pacific in Asia Pacific) pada The Fifth Annual Destin Asian Readers’ Choice Awards, 8 Februari 2010. Penghargaan yang didasarkan pada pilihan pembaca majalah Destin Asian ini, merupakan penghargaan yang ke-3 untuk kategori yang sama, yaitu pada tahun 2007, 2009 dan 2010. Pada tahun 2006 dan 2008 Bali terpilih sebagai Best Leisure Destin Asian dalam Disparda Bali (2012).

Terpilihnya Bali sebagai tujuan wisata terbaik berdampak pada kunjungan wisatawan yang meningkat setiap tahun. Kecenderungan wisatawan yang berkunjung hanya ke Bali bagian tengah dan selatan berdampak pada pengembangan pariwisata yang tidak merata. Pengembangan pariwisata belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat Bali. Pembangunan pariwisata Bali bagian utara, barat, dan timur kondisinya relatif tertinggal dibandingkan dengan Bali

(2)

bagian tengah dan selatan. Padahal, keindahan alam maupun budaya yang dimiliki oleh Bali bagian timur, utara dan barat juga menarik untuk dikunjungi.

Pemerataan pengembangan daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana yang kurang mendapat porsi kunjungan wisatawan perlu dilakukan. Selain daya tarik alam perlu juga dikembangkan daya tarik budaya. Masih banyak potensi wisata yang perlu dikembangkan, seperti atraksi-atraksi seni yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Jembrana.

Kebudayaan mengandung beberapa unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Terdapat tujuh unsur kebudayaan yaitu: sistem religi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, bahasa, sistem mata pencaharian hidup, kesenian, sistem peralatan hidup dan teknologi (Koentjaraningrat, 1969) dalam situs ww.repository.usu.ac.id.

Kebudayaan Kabupaten Jembrana yang layak dikembangkan adalah unsur yang ke enam yaitu kesenian. Kabupaten Jembrana memiliki kesenian gamelan yang merupakan ciri khas dari Kabupaten Jembrana, dan lebih dikenal dengan nama gamelan jegog. Dalam perkembangannya, gamelan jegog mengalami berbagai perubahan bentuk, fungsi maupun perubahan makna. Seni gamelan jegog pada awalnya digunakan untuk memanggil anggota masyarakat dalam melakukan gotong-royong seperti: membuat atap rumah dari ijuk yang oleh masyarakat setempat disebut nyucuk, membersihkan lingkungan desa, mempersiapkan suatu acara peringatan, dan beberapa kegiatan lainnya. Gamelan jegog selanjutnya berkembang menjadi pengiring tari pencak silat kemudian berkembang lagi menjadi pengiring tari-tarian.

(3)

Kesenian gamelan jegog berkembang di Kabupaten Jembrana. Setiap desa/kelurahan terdapat satu sekeha Jegog. Keberadaan gamelan jegog ini didukung oleh lembaga-lembaga tradisional seperti desa adat, banjar, dan sekeha (organisasi profesi).

Salah satu desa/kelurahan yang berkembang kesenian gamelan jegognya adalah Kelurahan Sangkaragung dengan sekeha jegog bernama Suar Agung. Suar Agung adalah salah satu dari 3 (tiga) sekeha jegog yang ada di Kelurahan Sangkaragung. Sekeha jegog yang ada di Kelurahan Sangkaragung adalah jegog Banjar Sangkaragung, jegog Banjar Samblong, dan jegog Suar Agung. Kesenian jegog di Kelurahan Sangkaragung berkembang secara terus-menerus dari generasi ke generasi, dan memiliki kekhasan terutama di bidang penyajiannya, yaitu memasukkan unsur-unsur sendratari dan tari-tari lepas seperti pendet, makepung dan tarian lainnya.

Suar Agung adalah yayasan yang bergerak dibidang pelayanan pariwisata. Yayasan Suar Agung telah memperoleh ijin dari Pemerintah Daerah Tingkat I Bali dan Pemerintah Daerah Tingkat II Jembrana dengan Akta Notaris No. 10 tanggal 4 September 1989. Meskipun yayasan yang berada di Kelurahan Sangkaragung ini secara administrasi berdiri sejak tahun 1989, namun cikal bakal sekeha jegog Suar Agung ini telah terbentuk sejak tanggal 24 April 1979. Berdirinya sekeha ini dimulai dari keinginan masyarakat untuk meneruskan dan menyalurkan kesenian. Kelompok ini terdiri dari para remaja yang mempercayakan kepengurusan kepada I Ketut Suwentra yang menjadi ketua hingga saat ini.

(4)

Untuk mendukung kelompok ini, I Ketut Suwentra memasukkan juga beberapa seniman handal, baik dari dalam maupun luar Kelurahan Sangkaragung. I Ketut Suwentra juga mengambil pemain, penari, maupun penabuh dari berbagai desa di Kabupaten Jembrana. Pemberian nama Suar Agung diyakini memiliki prospek yang bagus di masa depan. Suar berarti sinar dan agung yang berarti besar. Suar Agung diartikan sebagai sinar atau cahaya yang besar, sehingga diharapkan dapat terus bersinar guna menampung segala bentuk kepentingan yang bersifat sosial dan juga seni di Kabupaten Jembrana.

Sejak berdirinya, sekeha ini berkiprah dalam mengadakan pembinaan maupun pertunjukan serta mengadakan festival-festival gamelan jegog antar kecamatan. Dalam acara resmi yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana, gamelan jegog Suar Agung selalu ikut ambil bagian. Usaha yang telah dilakukkan tidak sia-sia karena hasilnya cukup membanggakan. Bagi sekeha Jegog Suar Agung keberhasilan itu dipandang belum cukup dan tidak berhenti hanya sampai disana. Tekad yang kuat untuk mempertahankan keberadaan jegog sebagai seni kebanggaan masyarakat Kabupaten Jembrana mendorong para anggotanya untuk meningkatkan kreatifitasnya. Suar Agung selalu berusaha untuk bisa menambah materi pertunjukan dengan menciptakan kreasi-kreasi tabuh maupun tari untuk dapat ditampilkan pada acara-acara pementasannya.

Banyaknya karya yang diciptakan, memperlihatkan betapa kreatifnya para anggota jegog Suar Agung. Di samping memikirkan kreativitas, faktor kualitas juga tidak pernah diabaikan. Untuk meningkatkan kualitas sajian pertunjukan, diadakan latihan rutin minimal satu minggu sekali. Apabila ada pergelaran

(5)

biasanya latihan dilakukan dengan lebih intensif. Sekeha jegog Suar Agung selalu berusaha menampilkan garapan baru hasil ciptaannya sendiri. Selain mementaskan tabuh jegog, Jegog Suar Agung juga telah melakukan kolaborasi dengan musik dalam maupun luar negeri pada tahun 1995. Hasil kolaborasinya melahirkan karya yang telah tertuang dalam disc digital audio berjudul “Bali Meets Africa and Java (Bamboo gamelan and Drums)”. Didalamnya terdapat kurang lebih sepuluh garapan musik antara lain: Bamboo Trance, Bali Meets Africa, Sunda Bali, Akuna Matata (No Problem), Sexy Durian, Song To The Himbas Of Namibia, Kuta Cowboy-Jakarta Play Boy, Sweet Pain Of Sadness (Indian Rhythm 7 Beats), Boring No Thanks dan Playing Music With The Birds (koleksi pribadi I Ketut Suwentra).

Keterlibatan gamelan jegog dalam industri pariwisata juga tidak terlepas dari usaha yang telah dirintis oleh Suar Agung, yang dengan semangat tinggi ikut berjuang dalam mengangkat citra potensi kesenian Kabupaten Jembrana. Suar Agung didirikan pada tahun 1971 oleh dua bersaudara yaitu I Ketut Suwentra, dan Nyoman Jayus di Kelurahan Sangkaragung Kabupaten Jembrana dari barat Bali. Yayasan Suar Agung, atau Suar Agung Foundation, bertujuan untuk mempromosikan musik Bali dan pertunjukan tari. Sekeha Suar Agung adalah sekeha jegog yang paling terkenal untuk musik jegog di Kabupaten Jembrana, gamelan jegog merupakan sebuah gaya yang unik dari musik gamelan yang dimainkan pada instrumen bambu yang berukuran besar. Musik jegog pertama kali dibuat pada awal abad ke-20 oleh masyarakat petani akan tetapi dilarang pada

(6)

tahun 40-an oleh penguasa Belanda yang takut tabung bambu dapat digunakan sebagai senjata pemberontakan.

Pasca kemerdekaan kebangkitan jegog memikat penonton di seluruh dunia dengan musikalitas mempesona dan teknik gamelan sangat unik ini. Suar Agung pertama kali mengunjungi Jepang pada tahun 1975 dan telah melakukan tour di Jepang setiap tahun sejak tahun 1984. Pada tahun 1995 diadakan konser kolaborasi antara Suar Agung dan Senegal Doudou Ndiaye Rose yang mengambil lokasi di Tokyo-Jepang. Selain itu juga gamelan jegog telah mengadakan pentas di berbagai Negara di Eropa seperti Perancis, Swiss, Jerman, termasuk juga ikut dalam pembukaan piala dunia antara Brazil dan Prancis pada tahun 2008 (hasil wawancara dengan I Ketut Suwentra).

Pada tahun 2006 I Ketut Suwentra selaku ketua dari sekeha gamelan jegog Suar Agung diakui oleh Pemerintah Indonesia dengan penghargaan Kontribusi Budaya. Pengembangan dan perencanaan gamelan jegog perlu dilakukan untuk dapat dikelola dengan lebih baik, dengan melihat faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Pengembangan gamelan jegog bertujuan untuk menjaga kelestarian budaya yang berkelanjutan, meminimalkan dampak negatif pariwisata, serta manfaat dari pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung.

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut.

1. Apa potensi dan kendala gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana?

2. Bagaimanakah peran pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana?

3. Bagaimanakah strategi pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung Kabupaten Jembrana. Mengidentifikasi peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan gamelan jegog, sehingga dapat dijadikan model pengembangan di daerah lain dengan tetap memperhatikan potensi wilayah yang dimiliki.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk menjelaskan potensi gamelan jegog sebagai daya tarik wisata dan mengidentifikasi kendala pengembangannya di Kabupaten Jembrana. 2. Mengungkapkan bentuk peran pemerintah dan partisipasi masyarakat

dalam pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana.

(8)

3. Menjelaskan strategi pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan karyasiswa dan dapat dijadikan model dalam mengkaji pengembangan potensi kesenian di daerah lainnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan dari akademisi untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan gamelan jegog di Desa Sangkaragung di Kabupaten Jembrana.

1.4.2 Manfaat praktis 1) Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah sebagai fasilitator dalam menunjang pengembangan gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung. Melalui penelitian ini pula hubungan yang baik antarpemangku kepentingan dan pengembangan dapat berkelanjutan.

2) Bagi Industri Pariwisata

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu industri pariwisata dalam memberikan informasi dan gambaran tentang

(9)

keberadaan kesenian gamelan jegog di Kelurahan Sangkaragung. Adanya promosi yang dilakukan pelaku industri pariwisata untuk memperkenalkan gamelan jegog sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jembrana.

3) Bagi masyarakat khususnya seniman jegog

Hasil peneltian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran dan mendorong masyarakat tentang arti pentingnya pelestarian berbagai potensi pariwisata yang dimiliki. Selain itu, agar masyarakat mengetahui langkah-langkah pengembangan potensi pariwisata desa yang dimiliki khususnya gamelan jegog. pementasan gamelan jegog dapat meningkatkan taraf hidup melalui pendapatan yang diperoleh akibat dari perkembangan gamelan jegog tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model quantum learning berbasis entrepreneur

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul: Penjadwalan Job Shop

Apabilaseorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu akan

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PANITIA PELAKSANA PERINGATAN SUMDAWAN TAHUN 2016 Sekretariat: Kampus FHIS Undiksha Jalan Udayana No.11 Singaraja-Bali

Sulit bagi Anda untuk mengalahkan lawan di sudut dengan mencoba untuk lulus dia di jalur dalam karena kedua mobil berjalan pada kecepatan yang sama tentang.. Jika

hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara tipe kelekatan (attachment style) dengan kecemburuan pada pasangan berpacaran mahasiswa fakultas Psikologi UIN

Mengevaluasi tingkat kepatuhan klub sepak bola di Eropa dalam pengungkapan laporan keuangan sesuai standar minimum pengungkapan yang mengacu pada Annex VI aturan