• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi pemberian reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi pemberian reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)IMPLEMENTASI PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI MTsN 4 PASURUAN. SKRIPSI. Oleh : Rudi Iswanto NIM: 12130105. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019. i.

(2) IMPLEMENTASI PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI MTsN 4 PASURUAN. SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd). Oleh : Rudi Iswanto NIM: 12130105. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juni 2019. ii.

(3) iii.

(4) iv.

(5) v.

(6) PERSEMBAHAN. Teriring rasa syukur kepada Allah SWT. Skripsi ini, saya persembahkan kepada orang-orang yang banyak membantu dan selalu mendampingi dalam hidup: Ayah dan Ibundaku Tercinta (Miswan & Ismiati) Istriku ( Reni Setyawati) serta Seluruh Keluargaku yang senantiasa Tiada Putus-putusnya untuk memberikan kasih sayang setulus hati, yang selalu mengingatkan dalam segala hal yang selalu sabar memberikan bimbingan dan nasehat serta pengorbanannya selama ini sehingga saya mampu menatap dan menyongsong masa depan. Guru-guruyang telah memberikan wawasan dan ilmu yang membuat saya bisa menjadi manusia yang berilmu. Untuk sahabat-sahabat dan tak lupa semua pihak yang turut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas semuanya. vi.

(7) MOTTO. ‫ﻀ ٌﻞ َو ِﻋﻨـْﻮَا ٌن ﻟِ ُﻜ ﱢﻞ اْﳌَﺤَﺎ ِﻣ ِﺪ‬ ْ َ‫ﺗَـ َﻌﻠﱠ ْﻢ ﻓَِﺎ ﱠن اْﻟﻌِْﻠ َﻢ َزﻳْ ٌﻦ ﻻَِ ْﻫﻠِ ِﻪ َوﻓ‬ Belajarlah, ilmu adalah perhiasan indah bagi pemiliknya. Dan keutamaan baginya setiap hal yang terpuji.1. 1. Nadzom Alala, penerbit pondok pesntren lirboyo, hlm 1. vii.

(8) viii.

(9) KATA PENGANTAR. Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Implementasi Pemberian Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan” dengan baik. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni dengan agama Islam dan syafaatnya yang selalu kita harapkan di hari akhirat nanti. Penulis menyadari bahwa pepatah “tak ada gading yang tak retak” masih terus berlaku mengiringi perjalanan hidup ini, maka karya ini adalah salah satu yang pantas untuk menyandangnya. Karena itu, dengan penuh ketulusan dan kesadaran, penulis mohon maaf bila dalam karya ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tiada lelah mencurahkan kasih sayangnya, motivasi, serta doa-doanya yang tak pernah henti demi kesuksesan anaknya. 2. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. ix.

(10) 3. Bapak Dr. H. Agus Maimun, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Ibu Dr. Alfiana Yuli Efianti, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 5. Ibu Ni’matz Zuhroh, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membimbing dengan kesabaran, keikhlasan dan ketelitian. 6. Semua staff dan karyawan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah mempermudah peneliti dalam mengurusi hal yang tekait dengan skripsi ini. 7. Semua pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak dapat peneliti sebutkan satupersatu.. Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal kepada semua pihak yang membantu penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang membaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Amiiin ya Robbal alamin.. Malang, 11 Juni 2019 Peneliti. Rudi Iswanto NIM. 12130105. x.

(11) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: A. Huruf. ‫ا‬. =. A. ‫ز‬. =. z. ‫ق‬. =. q. ‫= ب‬. B. ‫س‬. =. s. ‫ك‬. =. k. ‫= ت‬. T. ‫ش‬. =. Sy. ‫ل‬. =. l. ‫= ث‬. Ts. ‫ص‬. =. sh. ‫م‬. =. m. ‫= ج‬. J. ‫ض‬. =. dl. ‫ن‬. =. n. ‫= ح‬. H. ‫ط‬. =. Th. ‫و‬. =. w. ‫= خ‬. Kh. ‫ظ‬. =. zh. ‫ه‬. =. h. ‫د‬. =. D. ‫ع‬. =. ‘. ‫ء‬. =. ‘. ‫ذ‬. =. Dz. ‫غ‬. =. gh. ‫ي‬. =. y. ‫ر‬. =. R. ‫ف‬. =. f. B. Vokal Panjang. C.. Vokal Diftong. Vokal (a) panjang = â. ْ‫أو‬. =. aw. Vokal (i) panjang = î. ْ‫آي‬. =. ay. ْ‫أو‬. =. u. ْ‫اي‬. =. i. Vokal (u) panjang = û. xi.

(12) DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. ………………..………………………….11. Tabel 3.1 Point Wawancara……………….……………………………………..44. xii.

(13) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran I. :. Transkip Wawancara. Lampiran II. :. Surat Penelitian. Lampiran III. :. Foto Informan dan Kegiatan. Lampiran IV. :. Struktur Organisasi MTsN 4 Pasuruan. Lampiran V. :. Biodata Mahasiswa. xiii.

(14) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .................................................................................................i HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………iv HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING..........................................................v HALAMAN PERNYATAAN...................................................................................vi HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................vii HALAMAN MOTTO ...............................................................................................viii KATA PENGANTAR...............................................................................................ix PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN.....................................................xi DAFTAR TABEL......................................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xiii DAFTAR ISI..............................................................................................................xiv ABSTRAK .................................................................................................................xvii BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah............................................................................1 B. Fokus Penelitian ........................................................................................6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................7 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................7 E. Originalitas Penelitian ...............................................................................8 F. Definisi Istilah...........................................................................................11 G. Sistematika Penelitian ...............................................................................12 BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembahasan Reward dan Punishment.......................................................14 1. Pengertian Reward ......................................................................17 2. Tujuan Reward .............................................................................18 3. Macam-macam Reward................................................................19. xiv.

(15) 4. Fungsi Reward .............................................................................20 5. Pengertian Punishment.................................................................21 6. Fungsi Punishment .......................................................................23. B. Teori Motivasi...........................................................................................27 1. Pengertian Motivasi Belajar .........................................................25 2. Macam-macam Motivasi..............................................................26 3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar..............................28 4. Pentingnya Motivasi Bagi Siswa..................................................30 5. Ciri-ciri Siswa Memiliki Motivasi belajar Tinggi ........................31 C. Implementasi Reward dan Punishment dalam meningkatkan motivasi ....31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................34 B.. Kehadiran Peneliti................................................................................35. C.. Lokasi Penelitian..................................................................................35. D. Data dan Sumber Data .........................................................................36 E.. Teknik Pengumpulan Data...................................................................37. F.. Analisis Data ........................................................................................40. G. Pengecekan Keabsahan Data................................................................42 H. Prosedur Penelitian ..............................................................................43. BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data ........................................................................................46 1.Profil Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Pasuruan…………………...46 B.. Hasil Penelitian ....................................................................................49 1. Implementasi Pembelajaran Berbasis Reward dan Punishment .....49 2. Hasil Implementasi Reward dan Punishment pada Siswa di MTsN 4 Pasuruan………………………………………………….59. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Proses Implementasi Reward dan Punishment.....................................63 B.. Hasil Implementasi Reward dan Punishment pada Peserta didik di MTsN 4 Pasuruan.................................................................................68. xv.

(16) BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................71 B.. Saran ....................................................................................................71. DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................73 LAMPIRAN-LAMPIRAN. xvi.

(17) ABSTRAK Iswanto, Rudi. 2019. Implementasi Pemberian. Reward Dan Punishment Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di MTsN 4 Pasuruan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Skripsi: Ni’matuz Zuhroh, M.Si. Teknik mengajar pengajar sangat mempengaruhi motivasi belajar seorang siswa khususnya ketika berada di dalam kelas. Jika seorang pengajar tidak memiliki teknik mengajar yang baik maka siswa akan cepat bosan dan tidak memiliki motivasi belajar. Kebanyakan dari para siswa tidak tertari atas apa yang disampaikan oleh guru ketika guru tersebut hanya menggunakan metode ceramah ketika di dalam kelas. Beberapa penelitian membuktikan dengan menggunakan reward dan punishment motivasi belajar siswa akan lebih meningkat. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah Untuk Mendeskripsikan implementasi pemberian reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan dan Untuk mendeskripsikan hasil implementasi pemberian berbasis reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan. Penelitian ini ingin mengeksplor atau menggambarkan tentang bagaimana implementasi pemberian reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah MTsN 4 Pasuruan yang mana terletak di Jalan Wonorejo Kelurahan Wonorejo Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif , yang mana analisis datanya dilakukan dengan cara non statistic, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan dalam kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil Berdasarkan hasil penelitian adalah Implementasi reward dan punishment yang dilakukan di MTsN 4 Pasuruan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sudah berjalan dengan variatif. Reward yang diimplementasikan berupa pemberian pujian, pemberian penghargaan, dan hadiah bagi siswa yang disiplin dan berprestasi. Bentuk punishment yang diterapkan di sekolah adalah teguran, pemberian tambahan tugas, hafalan, serta denda berupa materi bagi peserta didik yang melakukan pelanggaran disiplin. Hasil dari implementasi reward dan punishment pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah meningkatnya motivasi belajar peserta didik di dalam kelas dengan adanya peningkatan perhatian siswa ketika belajar, peningkatan prestasi siswa serta peningkatan disiplin pada siswa. Kata Kunci: Implementasi, Reward dan Punishment, Motivasi. xvii.

(18) ABSTRACT Iswanto, Rudi. 2019. Implementation of Giving Reward And Punishment To Improve Student Motivation Class VIII B On the Subject of Social Sciences In MTsN 4 Pasuruan, Skripsi, Department of Education Social Sciences, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang State Islamic University. Advisor: Ni'matuz Zuhroh, M.Si. Teachers teaching techniques greatly affect a student's motivation to learn, especially when it was in the classroom. If a teacher does not have a good teaching techniques and students will get bored and do not have the motivation to learn. Most of the students did not tertari on what is presented by the teacher when the teacher is only using the lecture method in the classroom. Several studies have shown the use of reward and punishment student's motivation will increase. The aim of the research is to describe the implementation of reward and punishment to improve students 'motivation in class VIII B on the subjects of Social Sciences in MTsN 4 Pasuruan and to describe the results of the implementation of the provision based on reward and punishment to improve students' motivation in class VIII B on Social Science subjects in MTsN 4 Pasuruan. This study wants to explore or describe how the implementation of reward and punishment to improve students' motivation in class VIII B on the subjects of Social Sciences. As for the location to be a place of this research is MTsN 4 Pasuruan which is located in the Village Road Wonorejo Wonorejo Wonorejo District of Pasuruan. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation methods. The data analysis technique used is descriptive qualitative, in which the data analysis is done by non-statistic, the research done by describing the data obtained by the words or phrases that are separated into categories for the conclusion. The results of the study is the implementation of reward and punishment is done in MTsN 4 Pasuruan on the subjects of Social Sciences has been going well. Reward implemented form of praise, awards, and prizes for students who are discipline and achievement. Forms of punishment applied in schools is a strike, the provision of additional tasks, rote, and fines in the form of material for students with disciplinary offenses. Results from the implementation of reward and punishment on the subjects of Social Sciences is the increased motivation of learners in the classroom with the increasing attention of students when learning, increase student achievement and increased discipline in students. Keywords: Implementation, Reward and Punishment, Motivation. xviii.

(19) ‫ﻣﺴﺘﺨﻠﺺ اﻟﺒﺤﺚ‬. ‫إﺳﻮاﻧﺘﻮ‪ ،‬رودي‪ .2019 ،‬ﺗﻨﻔﻴﺬ اﳌﻜﺎﻓﺎة واﻟﻌﻘﺎب ﻟﺰﻳﺎدة اﻟﺪاﻓﻊ ﻟﺘﻌﻠﻢ ﻓﺌﺔ اﻟﻄﻼب ﻓﺼﻞ اﻟﺜﺎﻣﻨﺔ ب ﰲ‬ ‫ﻣﻮاﺿﻴﻊ اﻟﻌﻠﻮم اﻹﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ﰲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﺜﻨﻮﻳﺔ اﳊﺤﻜﻮﻣﻴﺔ ‪ 4‬ﻓﺎﺳﻮروأن‪ .‬ﻗﺴﻢ ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻌﻠﻮم اﻹﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ‪،‬‬. ‫ﻛﻠﻴﺔ ﻋﻠﻮم اﻟﱰﺑﻴﺔ واﻟﺘﻌﻠﻴﻢ‪ .‬ﺟﺎﻣﻌﺔ ﻣﻮﻻﻧﺎ ﻣﺎﻟﻚ إﺑﺮاﻫﻴﻢ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ اﳊﻜﻮﻣﻴﺔ ﻣﺎﻻﻧﺞ‪ .‬اﳌﺸﺮف ‪ :‬ﻧﻌﻤﺔ‬. ‫اﻟﺰﻫﺮة اﳌﺎﺟﺴﱰ‬ ‫ﺗﻘﻨﻴﺎت ﺗﺪرﻳﺲ اﳌﻌﻠﻤﲔ ﺗﺆﺛﺮ ﺑﺸﻜﻞ ﻛﺒﲑ ﻋﻠﻲ اﻟﺪاﻓﻊ ﻣﻦ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻄﻼب وﺧﺎﺻﻪ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻳﻜﻮن ﰲ‬ ‫اﻟﻔﺼﻮل اﻟﺪراﺳﻴﺔ‪ .‬إذا ﻛﺎن اﳌﻌﻠﻢ ﻻ ﳝﻠﻚ ﺗﻘﻨﻴﺔ ﺗﺪرﻳﺲ ﺟﻴﺪة ﰒ اﻟﻄﻼب ﺳﻮف ﲢﺼﻞ ﺑﺎﳌﻠﻞ ﺑﺴﺮﻋﺔ وﻟﻴﺲ‬ ‫ﻟﺪﻳﻬﻢ اﻟﺪاﻓﻊ ﻟﻠﺘﻌﻠﻢ‪ .‬ﻣﻌﻈﻢ اﻟﻄﻼب ﱂ ﻳﺮﻗﺼﻮا ﻋﻠﻲ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﺔ اﳌﻌﻠﻢ ﻋﻨﺪﻣﺎ اﺳﺘﺨﺪم اﳌﻌﻠﻢ ﻓﻘﻂ ﻃﺮﻳﻘﺔ اﶈﺎﺿﺮة‬ ‫ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻛﺎن ﰲ اﻟﻔﺼﻞ اﻟﺪراﺳﻲ‪ .‬ﺑﻌﺾ اﻟﺒﺤﻮث ﻳﺜﺒﺖ ﺑﺎﺳﺘﺨﺪام ﻣﻜﺎﻓﺎة واﻟﻌﻘﺎب اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﺪاﻓﻊ ﺳﻴﺰﻳﺪ‬ ‫اﻟﻄﻼب أﻛﺜﺮ‪.‬‬ ‫اﻟﻐﺮض ﻣﻦ اﻟﺒﺤﺚ ﻫﻮ وﺻﻒ ﺗﻨﻔﻴﺬ اﳌﻜﺎﻓﺎة واﻟﻌﻘﺎب ﻟﺰﻳﺎدة اﻟﺪاﻓﻊ ﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻄﻼب ﻓﺼﻞ اﻟﺜﺎﻣﻨﺔ ب‬ ‫ﰲ ﻣﻮاﺿﻴﻊ اﻟﻌﻠﻮم اﻹﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ﰲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﺜﻨﻮﻳﺔ اﳊﺤﻜﻮﻣﻴﺔ ‪ 4‬ﻓﺎﺳﻮروأن وﻟﻮﺻﻒ ﻧﺘﺎﺋﺞ اﳌﻜﺎﻓﺎﻩ وﺗﻨﻔﻴﺬ اﳌﻨﺢ‬ ‫اﻟﻘﺎﺋﻤﺔ ﻋﻠﻲ اﻟﻌﻘﺎب ﻟﺘﺤﺴﲔ اﻟﺪاﻓﻊ اﻟﻄﻼب ﻓﺼﻞ ب ﰲ ﻣﻮاﺿﻴﻊ اﻟﻌﻠﻮم اﻹﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ﰲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﺜﻨﻮﻳﺔ‬ ‫اﳊﺤﻜﻮﻣﻴﺔ ‪ 4‬ﻓﺎﺳﻮروأن‪.‬‬ ‫ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻳﺮﻳﺪ اﺳﺘﻜﺸﺎف أو وﺻﻒ ﻛﻴﻔﻴﺔ ﺗﻨﻔﻴﺬ اﳌﻜﺎﻓﺎة واﻟﻌﻘﺎب ﻟﺰﻳﺎدة اﻟﺪاﻓﻊ ﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻄﻼب‬ ‫ﻓﺼﻞ اﻟﺜﺎﻣﻨﺔ ب ﰲ ﻣﻮاﺿﻴﻊ اﻟﻌﻠﻮم اﻹﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ‪ .‬اﳌﻮﻗﻊ اﳌﺴﺘﺨﺪم ﳍﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﰲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﺜﻨﻮﻳﺔ اﳊﺤﻜﻮﻣﻴﺔ‬ ‫‪ 4‬ﻓﺎﺳﻮروأن اﻟﺬي ﻳﻘﻊ ﰲ ﺷﺎرع ووﻧﻮرﺟﻮ ﻣﻦ ﻣﻨﻄﻘﺔ ﻓﺎﺳﻮروأن رﳚﻨﺴﻲ ﻓﺎﺳﻮروأن‪ .‬وﺗﻘﻨﻴﺎت ﲨﻊ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت‬ ‫اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻫﻲ أﺳﺎﻟﻴﺐ اﳌﺮاﻗﺒﺔ وأﺳﺎﻟﻴﺐ اﳌﻘﺎﺑﻼت وأﺳﺎﻟﻴﺐ اﻟﺘﻮﺛﻴﻖ‪ .‬وﺗﻘﻨﻴﺔ ﲢﻠﻴﻞ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻫﻲ‬ ‫ﻃﺮﻳﻘﺔ ﻧﻮﻋﻴﺔ‪ ،‬وﻫﻲ ﻏﲑ اﺣﺼﺎﺋﻴﺔ ﳚﺮي ﻓﻴﻬﺎ ﲢﻠﻴﻞ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺪراﺳﺔ اﻟﱵ ﲡﺮي ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ وﺻﻒ‬ ‫اﻟﻜﻠﻤﺎت أو اﳉﻤﻞ اﻟﱵ ﺗﻔﺼﻞ ﰲ ﻓﺌﺎت ﻟﻠﺤﺼﻮل ﻋﻠﻲ اﺳﺘﻨﺘﺎﺟﺎت‪.‬‬ ‫اﻟﻨﺘﺎﺋﺞ اﻟﱵ ﺗﺴﺘﻨﺪ إﱃ ﻧﺘﻴﺠﺔ اﻟﺒﺤﺚ ﻫﻲ ﺗﻨﻔﻴﺬ اﳌﻜﺎﻓﺎﻩ واﻟﻌﻘﺎب ﰲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﺜﻨﻮﻳﺔ اﳊﺤﻜﻮﻣﻴﺔ ‪4‬‬ ‫ﻓﺎﺳﻮروأن ﰲ ﻣﻮاﺿﻴﻊ اﻟﻌﻠﻮم اﻹﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ ﺗﻌﻤﻞ ﺑﺸﻜﻞ ﺟﻴﺪ‪ .‬ﻳﺘﻢ ﺗﻨﻔﻴﺬ اﳌﻜﺎﻓﺎة ﰲ ﺷﻜﻞ اﻟﺜﻨﺎء‪ ،‬وﻣﻨﺢ‪،‬‬ ‫وﻣﻜﺎﻓﺎة ﻟﻠﻄﻼب اﻟﺬﻳﻦ ﻫﻢ ﻣﻨﻀﺒﻄﺔ وإﳒﺎزﻫﺎ‪ .‬ﺷﻜﻞ اﻟﻌﻘﻮﺑﺔ اﳌﻄﺒﻘﺔ ﰲ اﳌﺪرﺳﺔ ﻫﻮ اﻟﺘﻮﺑﻴﺦ‪ ،‬وﻣﻨﺢ ﻣﻬﺎم‬ ‫اﺿﺎﻓﻴﺔ‪ ،‬واﻟﺘﺤﻔﻴﻆ‪ ،‬وﻏﺮاﻣﻪ ﻣﻦ اﳌﻮاد ﻟﻠﻄﻼب اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺮﺗﻜﺒﻮن ﺟﺮﳝﺔ ﻣﻨﻀﺒﻄﺔ‪ .‬ﻧﺘﻴﺠﺔ ﻟﺘﻨﻔﻴﺬ اﳌﻜﺎﻓﺎة واﻟﻌﻘﺎب‬ ‫ﻋﻠﻲ ﻣﻮاﺿﻴﻊ اﻟﻌﻠﻮم اﻹﺟﺘﻤﺎﻋﻴﺔ ﻫﻮ زﻳﺎدة اﻟﺪاﻓﻊ ﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻄﻼب ﰲ اﻟﻔﺼﻮل اﻟﺪراﺳﻴﺔ ﻣﻊ اﻫﺘﻤﺎم ﻣﺘﺰاﻳﺪ ﻣﻦ‬ ‫اﻟﻄﻼب اﺛﻨﺎء اﻟﺪراﺳﺔ‪ ،‬وﲢﺴﲔ أداء اﻟﻄﻼب وﻛﺬﻟﻚ ﺗﻌﺰﻳﺰ اﻻﻧﻀﺒﺎط ﰲ اﻟﻄﻼب‪.‬‬. ‫اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻷﺳﺎﺳﻴﺔ ‪ :‬اﻟﺘﻨﻔﻴﺬ واﳌﻜﺎﻓﺎة واﻟﻌﻘﺎب ‪ ،‬اﻟﺪاﻓﻊ‬ ‫‪xix‬‬.

(20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia sekarang ini sangatlah pesat dan maju sehingga menuntut sumber daya manusia yang ada di dalamnya untuk mempunyai kualitas yang cukup bagus. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kemajuan zaman saat ini. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan satu aspek yang sangat penting untuk membentuk generasi yang siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam. rangka. membangun. masa. depan.. Karena. itu. pendidikan. berperan. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik.2 Pendidikan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam pertumbuhannya serta usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan atau pelatihan untuk manghadapi masa depan (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989). Sehingga dalam tugasnya guru dituntut untuk lebih dalam mendidik, mengajar dan melatih siswa agar konsep-konsep yang diberikan dapat dipahami dan dikuasai kemudian diaplikasikan atau digunakan siswa untuk bekal di masa yang akan datang. Di dalam sebuah pembelajaran, tentu saja tidak terlepas dari proses belajar. Belajar sendiri merupakan kegiatan yang menjadi unsur fundamental dalam pendidikan. Proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah tidak lepas dari cara mengajar seorang guru. Salah satu yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut ialah metode yang diterapkan oleh guru tersebut dalam mendidik. Dengan adanya tuntutan. 2. Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, (Solo, Ramadhan, 2015), hlm. 9. 1.

(21) 2. kepada guru untuk dapat mengajar dengan baik, maka penting bagi seorang guru untuk menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk mengajar peserta didiknya.3 Metode itu sendiri merupakan cara yang digunakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut, maka semakin baik metode yang di gunakan maka semakin baik pula pembelajaran. Metode merupakan perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran secara teratur, tidak ada bagian yang bertentangan dan berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu yang mana pendekatan tersebut sudah jelas kebenarannya. Metode bersifat prosedural yaitu pendekatan dengan menerapkan langkah-langkah. Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan dalam pembelajaran dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.4 Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pengajaran adalah metode reward dan punishment. Reward merupakan suatu alat pendidikan yang diberikan kepada peserta didik ketika seorang anak melakukan sesuatu yang baik, telah berhasil mencapai sebuah tahap perkembangan tertentu, atau tercapainya sebuah target.5 Punishment (hukuman) adalah sebuah bentuk reinforcement negative yang bisa menjadi alat motivasi kepada peserta didik jika diberikan secara tepat dan bijak sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian hukuman itu sendiri. Hukuman juga bisa dijadikan alat untuk memperbaiki tingkah laku yang tak diinginkan dalam waktu singkat dan dilakukan dengan bijaksana. 6. Muhibbin syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),hlm.63 Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya, 2015), hlm. 76 5 Aris Shoimin, Model Pembelajaran inovatif Dalam Kurikulum, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), hlm. 157 6 Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm. 94 3 4.

(22) 3. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an:7. ٨ ُ‫ وَ ﻣَﻦ ﯾَﻌۡ ﻤ َۡﻞ ﻣِﺜۡ ﻘَﺎلَ َذرﱠةٖ َﺷ ّٗﺮا ﯾَﺮَ ۥه‬٧ ُ‫ﻓَﻤَﻦ ﯾَﻌۡ ﻤ َۡﻞ ﻣِﺜۡ ﻘَﺎلَ َذ ﱠر ٍة ﺧَ ﯿۡ ٗﺮا ﯾَﺮَ ۥه‬ Artinya:“Barang siapa yang mengerjakan sebuah kebaikan sebesar zarrahpun, nisacayadia akan melihat (balasan)-Nya. Barang siapa yang mengerjakan sebuah kejahatan sebesar zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8) Dari penggalan surat tersebut dapat disimpulkan bahwasannya di dalam islam sudah mengenal metode reward dan punishment yang di gunakan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Motivasi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri bisa berasal dari dalam dirinya dan ada pula motivasi yang berasal dari luar dirinya. Motivasi sendiri berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang terarah kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut Sardiman dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.8 Seorang siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, maka ia akan lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran serta mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah. Karena dengan adanya motivasi dalam diri seorang siswa akan bisa mengantarkan siswa tersebut untuk mencapai tujuannya. Motivasi itu sendiri terdiri dari dua macam, yaitu: Motivasi intrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam pelajaran itu. Anak didik. 7 8. Al-Quran Kementrian Agama Republik Indonesia, QS. Al-Zalzalah Ayat 7-8, hlm. 599. Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 75.

(23) 4. termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah dan sebagainya. Sedangkan motivasi ekstrinsik sebaliknya, motivasi yang berasal dari luar individu tersebut. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.9 Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi ekstrinsik dari seorang peserta didik adalah metode yang digunakan oleh pengajarnya. Metode guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula akibatnya peserta didik malas untuk belajar. Kondisi eksternal itu sendiri dapat mengacu pada berbagai unsur yang mungkin saja sangat banyak dan beragam. Dalam pembahasan ini diambil beberapa unsur yang dianggap penting, yaitu rancangan pengajaran, pemanfaaatan lingkungan belajar, serta bentuk pelaksanaan interaksi belajar mengajar itu sendiri. Dengan metode yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan dengan tepat, efisien dan efektif.10 Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak dalam kegiatan belajar di sekolah berupa pemberian reward dan punishment. Pemberian reward serta. 9. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar Edisi II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2016), hlm. 152 Masnur. Dkk, Dasar-dasar interaksi belajar mengajar, (Bandung: CV. Jemmars, 2015), hlm. 30. 10.

(24) 5. punisment haruslah sesuai aturan yang masih sewajarnya terlebih dalam pemberian hukuman.11 Meningkatkan motivasi belajar anak penting untuk mendorong anak lebih menguasai pelajaran. Hal tersebut juga penting dalam pengimplementasian pada pelajaran IPS karena di dalamnya anak didik mempelajari dasar IPS. Sebelum melakukan penelitian ini peneliti sudah melakukan observasi awal dan wawancara kepada salah satu guru di MTsN 4 Pasuruan pada tanggal 12 Desember 2018 jam 09.30 guna memperoleh data pendukung sebelum melakukan penelitian nantinya. Alasan peneliti melaksanakan penelitian di MTsN 4 Pasuruan karena peneliti melihat kurangnya motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh pengajar, dilihat dari ketidak tertarikan para peserta didik terhadap beberapa mata pelajaran. Beberapa peserta didik terlihat mengantuk, berbicara dengan temannya, dan bermain handphone Metode yang digunakan pada saat mata pelajaran tersebut adalah metode ceramah. Hasil wawancara dengan beberapa peserta didik mengatakan bahwa mereka merasa bosan ketika guru hanya menjelaskan mata pelajaran dengan metode yang monoton.12 Dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengimplementasian reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan adanya metode reward dan punishment. Reward merupakan suatu penghargaan yang berupa pujian, hadiah dan lain sebagainya yang diberikan kepada peserta didik atas keberhasilan suatu usahanya. Pemberian Reward atau penghargaan kepada peserta didik yang. 11. Ibid, hlm. 58 Hasil Wawancara dengan Vina dkk selaku peserta didik di MTsN 4 Pasuruan, 12 Desember 2018, jam 10:00 12.

(25) 6. berprestasi di harapkan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih semangat dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan punishment merupakan pemberian hukuman yang berupa teguran, pemberian tugas dan lain sebagainya kepada siswa yang melanggar atau tidak memenuhi peraturan. Karena hal tersebut dapat mengganggu belajar siswa lainya. Dengan pemberian hukuman yang sesuai maka di harapkan akan meningkatkan motivasi belajar dan tidak mengulangi kesalahan lagi. Penerapan Punishment di MTsN 4 Pasuruan di lakukan dengan cara memberikan teguran, Jika dengan teguran masih saja melakukan sebuah kesalahan, maka guru yang berwenang akan memberikan denda sebagaimana mestinya. Berdasarkan hal di atas penulis mengambil judul “Implementasi Pemberian Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas VIII Pada mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan” B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukaan diatas maka, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimana. implementasi. pemberian. reward. dan. punishment. dalam. meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan? 2. Bagaimana hasil pemberian. reward dan punishment dalam meningkatkan. motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan ?.

(26) 7. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk memahami implementasi pemberian reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan. 2. Untuk mengetahui hasil pemberian reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Manfaat Teoritis Memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pelaksanaan Reward and Punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di MTsN 4 Pasuruan.. 2.. Manfaat Praktis Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi Lembaga Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian lainnya pada periode selanjutnya. b. Bagi Sekolah MTsN 4 Pasuruan melalui penelitian ini diharapkan bagi sekolah agar senantiasa memperhatikan motivasi belajar peserta didik. c. Bagi Penulis mendapatkan pengetahuan terkait proses belajar mengajar, khususnya dalam memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran..

(27) 8. E. Originalitas Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti mencari dan mengkaji penelitian yang relevan yang telah diteliti terdahulu terkait dengan variable yang akan diteliti, diantaranya: Pertama, Tesis oleh Novi Ulfatin13, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh pemanfaatan media social Facebook terhadap peningkatan hasil belajar PAI pada siswa kelas VII di SMPN 1 Siduk Donggala. Adapun penelitian ini Menggunakan Metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan memanfaatkan media social facebook lebih tinggi daripada kelas control yang tidak memanfaatkan media sosial facebook sebagai media pembelajaran. Kedua, Skripsi oleh Arni Agustina14, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Ice Breaker terhadap motivasi belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran PAI. Penelitian ini membandingkan kelompok yang diterapkan metode ice breaker dan kelompok yang tidak diterapkan Ice breaker untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa tersebut. Adapun penelitian ini Menggunakan Metode penelitian eksperimen. Hasil penelitian ini adalah motivasi belajar kelompok siswa yang diberikan metode ice breaker lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang tidak diberikan ice breaker pada mata pelajaran PAI. Ketiga, Skripsi oleh Dwi Hastuti Pungkasari15, tujuan. 13. Novi Ulfatin, Tesis: “Pengaruh Pemanfaatan Media Sosial facebook Dalam meningkatkan Motivasi dan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa kelas VII di SMPN 1 Siduk Donggala” (Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015) 14 Arni Agustina, Skripsi: “Penerapan Metode Ice Breaker Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP PGRI Betung”(Palembang: Universitas Islam Negeri Raden Fatah, 2016) 15 Dwi Hastuti Pungkasari, Skripsi: “Konsep Reward dan Punishment Dalam Teori Pembelajaran Behavioristik dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam ”(Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014).

(28) 9. dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep Reward dan Punishment dan relevansinya dalam teori pembelajaran behavioristik dengan Pendidikan Islam. Adapun penelitian ini Menggunakan jenis penelitian studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah Hukuman dengan menghadirkan stimuli aversif mampu menekan dan melemahkan suatu tingkah laku. Sedangkan ganjaran yang dilakukan dengan memberikan simuli yang menyenangkan dapat menjadi sebuah penguat atau reiforcement terhadap tingkah laku individu. Sejalan dengan konsep dalam teori pembelajaran behavioristik, dalam pendidikan Islam hukuman dan ganjaran juga merupakan salah satu bentuk konsekuensi. Sebagaimana yang tergambar dalam Q.S Al-Ahzab: 72-73. Meskipun dalam pendidikan Islam, metode ini bukanlah yang di utamakan, terlebih metode hukuman, namun keduanya dirasa sangat penting dalam proses pendidikan. Tabel 1. 1. Penelitian Terdahulu NO. 1. Nama Metode Penelitian/ Peneltian Judul Peneltian Novi Ulfatin, Metode “Pengaruh penelitian Pemanfaatan kuantitatif Media Sosial facebook Dalam meningkatkan Motivasi dan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa kelas VII di SMPN 1 Siduk Donggala”, 2015.. Persamaan. Perbedaaan. Memiliki persamaan dalam variable y, yang mana peneliti ingin meneliti tentang peningkatan motivasi belajar pada siswa.. Perbedaan andara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan adalah variable X pada penelitian terdahulu menggunakan pemanfaatan media social facebook sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode reward dan Punishment. Perbedaan kedua adalah metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif..

(29) 10. NO. 2. 3. Nama Metode Penelitian/ Peneltian Judul Peneltian Arni Agustina, Metode “Penerapan penelitian Metode Ice eksperimen Breaker Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP PGRI Betung”, 2016.. Dwi Hastuti Studi Pungkasari, pustaka “Konsep Reward dan Punishment Dalam Teori Pembelajaran Behavioristik dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam ”, 2014. Persamaan. Perbedaaan. Persamaan dengan penelitian terdahulu dan yang akan diteliti adalah pada variable Y, dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh metode yang digunakan terhadap motivasi belajar siswa.. Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian terdahulu menggunakan metode ice breaker untuk meningkankan motivasi peserta didik, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah implementasi metode reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Perbedaan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian terdahulu mengkakaji reward dan punishment dalam teori pembelajaran behavioristic dan menghubungkannya dengan pendidikan islam, sedangkan penelitian yang akan dilakuan menggunakan motede kuantitatif dengan tujuan mengetahui pengaruh metode reward dan punishment terhadap motivasi belajar siswa.. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada valiabel X yang mana peneliti menggunakan konsep reward dan punishment.. Secara global beberapa peneliti berhasil dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara yang berbeda-beda. Salah satunya berhasil dengan memanfaatkan media facebook untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan peneliti lain menerapkan metode ice breaker dan berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa..

(30) 11. Peneliti selanjutnya berhasil meneliti reward dan punishment sesuai dengan teori behaviouristik dan sejalan dengan pendidikan Ilmu pengetahuan sosial. Penelitian yang dilakukan juga memiliki metode yang berbeda-beda diantaranya para peneliti menggunakan metode kuantitatif, eksperimen, serta studi pustaka. Penelitian kali ini akan mencoba untuk meneliti implementasi pembelajaran berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik degan menggunakan metode penelitian kualitatif. F. Definisi Istilah Dalam pembahasan penelitian ini, terdapat beberapa istilah terpenting, yaitu sebagai berikut: 1. Reward dan Punishment Reward adalah pemberian sebuah penghargaan baik berupa hadiah barang ataupun pujian-pujian ketika seorang siswa berhasil mencapai sebuah target. Punishment adalah suatu hukuman yang diberikan pendidik setelah siswa melakukan pelanggaran atau kesalahan dan menjadi tindakan terakhir terhadap pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukannya. Setelah diberitahukan, ditegaskan dan diperingatkan dengan tujuan agar siswa menuju kearah perbaikan dan menyadari atas kesalahannya. Pemberian hukuman akan membuat sesorang menjadi jera dan tidak akan mengulangi yang serupa lagi. 2. Motivasi adalah sebuah dorongan yang mana berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan atau aktivitas lebih baik lagi dalam menentukan tingkah laku adapun siswa dan siswi dalam penelitian ini adalah kelas VIII b, penelitian kelas didasarkan atas rekomendasi guru Ilmu pengetahuan sosial di MTsN 4 Pasuruan..

(31) 12. 3. Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan tingkah laku menjadi lebih baik lagi sebagai hasil dari pengalaman. G. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan pada penelitian ini terdiri dari 6 (enam) bab, dimana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bahasan sebagai berikut: Bab I: Pada bab ini diberisikan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang peneliti dalam melakukan penelitian ini, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, originalitas penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan sebagai kerangka dalam menyusun dan mengkaji skripsi Bab II: Merupakan kajian teori yang berfungsi sebagai acuan teoritik dalam melakukan penelitian ini. Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi pembelajaran berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang mencangkup tentang pengertian reward dan punishment, tujuan reward dan punishment, macam-macam reward dan punishment, pengertian motivasi, macam-macam motivasi, pengertian IPS. Bab III: Mengemukakan metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian. Bab IV: Berisi paparan data dan temuan penelitian. Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi objek penelitian, bentuk Implementasi pembelajaran.

(32) 13. berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Bab V: Pada bab ini berisikan diskusi hasil penelitian tentang” Implementasi pembelajaran berbasis reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS” Bab VI: Merupakan bab terakhir, yaitu penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian dan implikasi teoritis dan praktis..

(33) BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan tentang Reward dan Punisment Burrhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku dan konsekuensi yang mengikutinya. Misalnya jika perilaku seseorang menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan maka orang itu akan melakukan perbuatan tersebut lebih sering lagi. Menggunakan konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk merubah perilaku seseorang, Skinner menyebutnya sebagai operant conditioning.16 Reward dan Punishment adalah sesuatu yang sebagian orang mengharuskanya dalam pendidikan. Namun sebagian orang menolaknya karena punishment yang dipraktikan oleh dunia pembelajaran secara umum adalah hukuman yang memberikan efek jera, yang seringkali bersifat kekerasan fisik. Dalam hal ini kita perlu tahu kapan munculnya reward dan punishment dan kapan kedua hal itu digunakan. Reward dan punishment muncul karena adanya istilah yang dimunculkan Thorndike yaitu reinforcement atau penguat. Pembahasan reinforcement yang diperkenalkan oleh Thorndike dalam observasinya tentang trial-and eror sebagai landasan utama reinforcement (dorongan, dukungan). Dengan adanya penguatan dalam pembelajaran maka diperlukan yang namnya reward dan punishment untuk memberikan penguatan pada pembelajaran. Pada Hukum efek (The Law of Effect) Thorndike, Intensitas hubungan antara stimulus (S) dan respon (R) sangat dipengaruhi oleh konsekuensi dari hubungan yang. 16. Baharuddin dan Esa Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta Ar-Ruzz Media: 2015), hlm. 66. 14.

(34) 15. terjadi. Apabila akibat hubungan S-R menyenangkan, maka perilaku akan diperkuat. Sebaliknya, jika akibat hubungan S-R tidak menyenangkan, maka perilaku akan melemah. Namun, Thorndike teleh merevisi hukum ini setelah tahun 1930. Menurut Thorndike, efek dari reward (akibat yang menyenangkan) jauh lebih besar dalam memperkuat. perilaku. dibandingkan. efek. punishment. (akibat. yang. tidak. menyenangkan) dalam memperlemah perilaku.17 Dengan kata lain, reward akan meningkatkan perilaku, tetapi punishment belum tentu akan mengurangi atau menghilangkan perilaku. Dalam dunia pendidikan, reward digunakan sebagai bentuk motivasi atau sebuah penghargaan untuk hasil atau prestasi yang baik, sesuatu yang menyenangkan anak didik. Dalam rekayasa paedogogik, reward dan punishment merupakan sebuah metode belajar yang dimaksudkan sebagai tindakan disiplin atau motivasi pada anak.18 Skinner telah menjelaskan beberapa prinsip belajar yaitu: a) Reinforcement Reinforcement didefinisikan sebagai konsekuen yang menguatkan tingkah laku atau frekuensi tingkah laku. Keefektifan suatu reinforcement dalam proses pembelajaran perlu ditunjukkan agar dapat diasumsikan bahwa suatu konsekuen adalah reinforcer sampai terbukti bahwa konsekuen tersebut dapat menguatkan tingkah laku.19. 17. Stephen N. Elliot, Educational Psychology: Effective Teaching, Effective Learning McGraw-Hill; 3rd edition (June 14, 2016). 18 Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. III, 2017), 117. 19 Ibid, hlm. 71.

(35) 16. Reinforcement dibagi menjadi dua yaitu reinforcement positif dan negatif. Reinforcement positif adalah konsekuensi yang diberikan untuk menguatkan atau meningkatkan perilaku seperti hadiah, pujian, dll. Sedangkan reinforcement negatif adalah menarik diri dari situasi yang tidak menyenangkan untuk menguatkan tingkah laku. Misalnya guru membebaskan siswanya dari tugas membersihkan kamar mandi apabila dapat menyelesaikan tugas rumahnya. Reinforcement ini dapat juga dikategorikan sebagai reward karena bertujuan untuk menguatkan perbuatan baik dan memberikan kebahagiaan kepada siswa atau individu yang diberikan reward. b) Punishment Punishment. menurut. Skinner. adalah. menghadirkan. situasi. tidak. menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku. Punishment dibagi menjadi dua yaiitu time out atau bentuk hukuman dimana seseorang akan kehilangan sesuatu yang disukai sampai waktu tertentu. Dan respons cost atau bentuk hukuman dimana seseorang akan kehilangan reinforcement positif jika melakukan perbuatan yang tidak diinginkan. Misalnya siswa tidak diberikan kesempatan mengakses internet di ruang komputer sekolah jika tidak mengerjakan tugas yang diberikan. c) Extinction Extinction adalah mengurangi atau menurunkan tingkah laku dengan menarik reinforcement yang menyebabkan perilaku tersebut terjadi. Extinction terjadi melalui proses perlahan-lahan, biasanya ketika reinforcement ditarik atau dihentikan perilaku seseorang akan meningkat seketika. Extinction merupakan kunci untuk mengatur untuk mengatur tingkah laku.

(36) 17. siswa, perilaku yang tidak sesuai (misbehaviour) dapat diubah jika reinforcer (penguat) yang menyebabkan terjadinya perilaku tersebut dapat diketahui dan diubah.20 Melalui prinsip belajar yang dicetuskan oleh Skinner, maka peneliti memperinci pembahasan tentang reward and punishmnet sebagai berikut: 1. Pengertian Reward Reward menurut bahasa, berasal dari bahasa inggris Reward yang berarti penghargaan atau hadiah.21 Reward dalam pendidikan adalah memberi penghargaan, memberi hadiah pada anak untuk prestasinya. Reward diberikan kepada anak yang mempunyai prestasi- prestasi dalam pendidikan, memiliki kerajinan dan tingkah laku yang baik sehingga dapat dijadikan contoh teladan bagi kawan- kawannya.22 Reward merupakan sesuatu yang disenangi dan digemari oleh anak-anak yang diberikan kepada siapa saja yang dapat memenuhi harapan yakni mencapai tujuan yang ditentukan, atau bahkan mampu melebihinya. Besar kecilnya Reward yang diberikan kepada yang berhak tergantung kepada banyak hal, terutama ditentukan oleh tingkat pencapaian yang diraih. Tentang bagaimana wujudnya, banyak ditentukan oleh jenis atau wujud pencapaian yang diraih kepada siapa reward itu diberikan.23 Reward harus diberikan pada saat yang tepat, yaitu segera sesudah peserta didik berhasil (jangan ditunda), jangan diberikan janji, karena akan dijadikan sebagai tujuan kegiatan.24 Reward merupakan alat pendidikan yang mudah dilaksakan dan. 20. Ibid, 76 John M. Echol & Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2015), hlm. 485. 22 HM. Hofi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2017), hlm. 69. 23 Suharsimi Arkanto, Manajement Pengajaran, (Jakarta: Rineka kaya, 2017), hlm. 160. 24 Wens Tanlain dkk, Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia, 2016), hlm. 55. 21.

(37) 18. sangat menyenangkan bagi siswa. Untuk itu reward dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya demi meningkatkan motivasi belajar. Maksud dari pendidik memberi reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang akan dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar lebih baik.25 Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi :. ِ‫ﻛَﺎنَ رَ ﺳُﻮْ ُل ﷲِ ﺻَ ﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ وَ َﺳﻠﱠ َﻢ ﯾَﺼُﻒﱡ َﻋ ْﺒ َﺪ ﷲِ وَ ُﻋﺒَ ْﯿ َﺪ ﷲِ وَ َﻛﺜِ ْﯿﺮًا ﻣِﻦْ ﺑَﻨِﻲْ ا ْﻟ َﻌﺒﱠﺎس‬ ‫ﻲ ﻓَﻠَﮫُ َﻛﺪَا وَ َﻛﺪَا ﻗَﺎلَ ﻓَﯿَ ْﺴﺘَﺒِﻘُﻮْ نَ اِﻟَ ْﯿ ِﮫ ﻓَﯿَﻘَﻌُﻮْ نَ َﻋﻠَﻰ ظَ ْﮭ ِﺮ ِه وَ ﺻَ ْﺪ ِر ِه‬ ‫ﻖ اِﻟَ ﱠ‬ َ َ‫ﺛُ ﱠﻢ ﯾَﻘُﻮْ ُل ﻣَﻦْ َﺳﺒ‬ (‫ﻓَﯿَﻘَﺒﱠﻠُﮭُ ْﻢ وَ ﯾَﻠْﺰَ ُﻣﮭُ ْﻢ )رواه اﺣﻤﺪ‬ Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “ Barang siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu.” Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan.” ( HR. Ahmad ) Jadi dapat disimpulkan bahwa reward merupakan salah satu cara yang digunakan oleh guru kepada peserta didik untuk memberikan penghargaan atau hadiah kareena sudah mengerjakan sesuatu dengan benar atau telah mencapai suatu prestasi. 2. Tujuan reward Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian Reward adalah untuk mengembangkan motivasi yang bersifat instrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam artian peserta didik melakukan suatu perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan reward itu, diharapkan dapat membangun sebuah hubungan yang positif antara guru dan peserta didik.Dengan memberikan Reward dapat menjadi penguat positif bagi siswa. Dalam pemberian respon meningkat karena. 25. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan praktis, (Bandung: Remadja Karya, 2015), hlm. 231.

(38) 19. diikuti oleh stimulus yang mendukung. Contohnya dimana komentar positif guru meningkatkan prilaku menulis siswa.26 Jadi, maksud dari Reward agar siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru berdasarkan kemauan dan kesadaran siswa. Seperti yang dijelaskan di atas reward disamping sebagai alat pendidikan dan stimulus dalam pembelajaran, reward juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat. 3. Macam- macam Reward Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya ilmu pendidikan teoritis dan praktis macam-macam reward bisa berupa:27 a) Pujian yang mendidik Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling sering dilakukan. Seorang guru atau pendidik yang baik hendaknya memberi pujian kepada siswa ketika ia melihat tanda- tanda yang baik dan terpuji pada diri dan prilaku siswanya. Saat ada siswa yang memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru, ia harus mengatakan,. “jawaban. yang kamu. berikan. baik. sekali,. semoga. Allah. memberkatimu”, kalimat- kalimat lembut seperti ini selaluu memberi motivasi bagi siswa dan memperkuat maknawi dalam jiwanya. Kalimat itu juga akan meninggalkan pengaruh yang baik sekali dalam jiwanya. Yang dapat menyebabkan ia menyukai guru dan sekolahnya.. 26. John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: kencana,2018), hlm.273 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 183 27.

(39) 20. b) Hadiah Yang dimaksud dengan hadiah disini ialah reward yang berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward yang berupa pemberian ini disebut juga reward materiil, yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari alat- alat keperluan sekolah seperti: pensil, penggaris buku dan lain sebagainya. c) Penghormatan Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula. Pertama berbentuk semacam penobatan. Yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman- temannya. Misalnya, malam perpisahan yang diadakan pada akhir tahun, kemudian ditampilkan murid- murid yang berhasil menjadi bintang-bintang kelas. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit. Disuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman- temannya. 4. Fungsi reward M. Ngalim Purwanto menjelaskan penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi kedisiplinannya. Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan aturan yang berlaku. 28 Maria J. Wantah mengemukakan fungsi dari pemberian penghargaan adalah sebagai berikut.29. Purwanto. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 182 Wantah. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2015), hlm. 165 28 29.

(40) 21. a) Penghargaan mempunyai nilai mendidik. Penghargaan yang diberikan kepada anak menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh anak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Apabila anak mendapatkan suatu penghargaan, maka anak akan memperoleh kepuasan, dan kepuasan itu akan mempertahankan, memperkuat, dan mengembangkan tingkah laku yang baik. b) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak untuk mengulangi atau mempertahankan perilaku yang disetujui secara sosial. Pengalaman anak mendapatkan penghargaan yang menyenangkan akan memperkuat motivasi anak untuk bertingkah laku baik. Dengan adanya penghargaan anak akan berusaha sedemikian rupa untuk berperilaku lebih baik agar mendapatkan penghargaan. c) Penghargaan berfungsi memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. Apabila anak bertingkah laku sesuai yang diharapkan secara berkesinambungan dan konsisten, ketika perilaku itu dihargai, anak akan merasa bangga. Kebanggan itu akan menjamin anak untuk terus mengulangi dan bahkan meningkatkan kualitas perilaku tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini fungsi penghargaan adalah agar siswa dapat termotivasi dalam belajar. 5. Pengertian Punisment Hukuman adalah suatu sanksi yang diterima oleh seseorang sebagai akibat dari pelanggaran atau atas aturan-aturan yang telah ditetapkan. Hukuman diberikan sebagai alat pendidikan dimana hukuman yang diberikan harus dapat mendidik dan menyadarkan peserta didik.30. 30. Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hlm. 169.

(41) 22. M. Ngalim Purwanto memberikan pendapat bahwa hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan. Pelanggaran bisa berupa pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Masalah hukuman merupakan masalah yang etis, yang menyangkut soal buruk dan baik serta norma-norma.31. ‫ ُﻣﺮُوْ ا أَوْ َﻻ َد ُﻛ ْﻢ‬: ‫م‬.‫ ﻗَﺎلَ رَ ﺳُﻮْ ُل ﷲِ ص‬:َ‫ﻋَﻦْ ُﻋ َﻤ ُﺮ وَ ﺑْﻦُ ُﺷ َﻌﯿْﺐُ ﻋَﻦْ أَﺑِ ْﯿ ِﮫ ﻋَﻦْ ﺟَ ﱢﺪ ِه ﻗَﺎل‬ ‫ﺑِﺎﻟﺼ َﱠﻼ ِة َوھُ ْﻢ أَ ْﺑﻨَﺎ َء َﺳ ْﺒﻊِ ﺳِ ﻨِﯿْﻦَ وَ اﺿْ ِﺮﺑُﮭُ ْﻢ أَ ْﺑﻨَﺎ َء َﻋﺸَﺮَ وَ ﻓَ ِﺮﻗُﻮْ ا ﺑَ ْﯿﻨَﮭُ ْﻢ ﻓِﻲْ اﻟﻤَﻀَ ﺎﺟِ ِﻊ‬ (‫)رواه اﺑﻮ داود‬ Artinya: “Dari Amr ibnu Syuaib dari bapaknya dari kakeknya berkata: Rosululloh SAW bersabda: perintahkanlah anakmu untuk melakukan sholat, pada saat berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan sholat dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidur” (HR. Abu Dawud).32 Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, memaparkan hukuman adalah suatu perbuatan, dimana kita secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian maupun dari segi kerohanian orang lain itu mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita, dan oleh karena itu, maka kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya dan melindunginya.33 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hukuman adalah pemberian penderitaan atau penghilangan stimulasi yang diberikan kepada peserta didik oleh pendidik sesudah terjadinya sebuah pelanggaran, kejahatan, atau. Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 186 Tanpa nama, wahai kaum muslimin ajarilah anak kalian shalat, sunan tirmidzi, juz ii, hadis ke-183, hal. 416, www.alsofwah.or.id/cetakhadits.php?id=247, diakses pada tanggal 24 juli 2017. 33 Ahmadi, Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), hlm. 150 31 32.

(42) 23. kesalahan. Hukuman merupakan sebuah penguat yang negative dimana ketika hukuman tersebut diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi sebuah alat motivasi bagi pesertadidik. 6. Fungsi Punishment Maria J. Wantah mengemukakan bahwa tujuan dari hukuman adalah menghentikan anak untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dengan menggunakan metode yang memberikan efek jera baik secara biologis maupun psikologis.34 Maria J. Wantah menjelaskan fungsi hukuman adalah sebagai berikut:35 1) Hukuman ialah menghalangi. Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. 2) Hukuman ialah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman. 3) Memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah perlu sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut. 7. Macam-macam Punishment M. Ngalim Purwanto membedakan macam-macam hukuman menjadi dua macam yaitu:36. Maria J. Wantah, Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2015), hlm. 157 35 Ibid, hlm. 162 36 Ibid, hlm. 189 34.

(43) 24. 1) Hukuman preventif Yaitu hukuman yang dilakukan dengan maksud agar tidak atau jangan terjadi pelanggaran. Hukuman ini bermaksud untuk mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran, sehingga hukuman ini dilakukan sebelum pelanggaran itu dilakukan. 2) Hukuman represif Yaitu hukuman yang dilakukan oleh karena adanya pelanggaran. Hukuman ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau kesalahan. Adapun macam-macam hukuman yang berkaitan dengan pembelajaran menurut Arikunto dan Suharsimi adalah sebagai berikut:37 a. Pengurangan Hak Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang paling efektif karena dapat setidaknya memberikan efek jera terhadap anak. Dalam memberikan hukuman ini memang harus ada pengawasan yang ketat dari pendidik sehingga dapat memberikan pengurangan yang tepat bagi setiap siswa. b. Hukuman Berupa Benda Dalam hukuman ini bukan hukuman yang berupa uang namun hukuman ini lebih banyak memberikan makna “pembayaran”. c. Memberikan Celaan Dalam hukuman ini digabungkan dengan hukuman yang lainnya. Siswa yang melanggar peraturan penting yang diperuntukkan bagi siswa akan mendapat celaan. Hukuman ini guru mebuliskan kesalahan siswa dalam buku catatan khusus atau keanehan.. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Yogakarta : Rieneka Cipta, 2017), hlm. 174-175. 37.

(44) 25. d. Hukuman Penahanan Sesudah Sekolah Hukuman ini diberikan kepada siswa disuruh untuk tetap tinggal di sekolah setelah jam usai dikarenakan pelanggaran tertentu ditemani oleh guru. B. Teori Motivasi 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Hamzah B. Uno motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Indikatorindikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.”38 Selain itu, Winkel menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.39 Sejalan dengan pendapat di atas, Sardiman A. M, menjelaskan motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.”40 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukurannya: Analisi di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 23 39 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), hlm. 160 40 Sadirman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), hlm. 75 38.

(45) 26. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang terarah kepada pemenuhan psikis dan rokhaniah. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Sardiman A. M dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.41 Menurut M. Dalyono motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau dorongan yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu belajar. 42 2. Macam-macam Motivasi A.M. Sardiman membagi motivasi membagi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.43 1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. Siswa melakukan belajar karena ingin mencapai tujuan untuk mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan. Dalam proses belajar, siswa yang mempunyai motivasi intrisnsik dapat terlihat dari belajarnya. Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang ada di dalam dirinya dan akan terkait dengan belajarnya. Seorang. 41. Ibid, hlm. 76 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), hlm. 57 43 Sadirman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), hlm. 89-91 42.

(46) 27. siswa merasa butuh dan mempunyai keinginan untuk belajar sehingga dapat mencapai tujuan belajar, bukan karena hanya ingin suatu pujian atau ganjaran. Menurut A.M. Sardiman “Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang tertentu. Siswa yang benar-benar ingin mencapai tujuan maka harus belajar, karena tanpa pengetahuan maka tujuan belajar tidak akan tercapai”. Jadi dorongan itu muncul dari dalam dirinya sendiri yang bersumber dari kebutuhan untuk menjadi orang yang terdidik. 2) Motivasi Ektrinsik Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik apabila dilihat dari segi tujuannya, tidak secara langsung bergayut pada esensi yang dilakukan. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Menurut Singgih D. Gunarsa, yang dimaksud dengan motivasi ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui pengamatan sendiri, ataupun melalui saran, anjuran atau dorongan dari orang lain.44. 44. Singgih D Gunarsa, Psikologi Olahraga Prestasi. (Jakarta : Gunung Mulia, 2018), hlm. 51.

(47) 28. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi merupakan hal penting dalam kegiatan belajar anak. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangkitkan motivasi belajar pada anak. Guru merupakan orang yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam memotivasi peserta didik untuk dapat maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Perhatian siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan melalui beberapa cara seperti metode yang digunakan oleh guru, media dan alat peraga, mengulang materi dengan cara yang berbeda dari sebelumnya dan membuat variasi belajar. A.M. Sardiman mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, seperti berikut:45 a) Memberi angka Angka dalam hal ini adalah nilai. Banyak siswa yang beranggapan, belajar untuk mendapatkan angka atau nilai yang baik. Oleh karena itu, langkah yang perlu dilakukan seorang guru adalah bagaimana memberikan angka yang terkait dengan values yang terkandung dalam setiap pengetahuan siswa sehingga tidak hanya nilai kognitif saja tetapi juga keterampilan afeksinya. b) Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.. 45. Sadirman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2017), hlm. 92-95.

(48) 29. c) Saingan/ kompetisi saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan antar individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d) Ego-involvent Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri bagi siswa. e) Memberi ulangan Memberi ulangan merupakan salah satu sarana motivasi. Tetapi dalam memberikan ulangan jangan terlalu sering, karena siswa akan merasa bosan dan bersifat rutinitas. f) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. g) Pujian Pujian Ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. h) Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, yaitu ada.

(49) 30. unsur kesengajaan. Hal ini lebih baik apabila dibandingkan dengan suatu kegiatan yang tanpa maksud. Berarti dalam diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. i) Minat Proses belajar akan lancar apabila disertai dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. 4. Pentingnya Motivasi Bagi Siswa Motivasi belajar sangat penting bagi siswa karena merupakan salah satu penggerak dalm proses pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono dalam Sagala menyatakan bahwa motivasi belajar sangat penting untuk siswa. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa ini antara lain:46 1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir; 2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya; 3) Mengarahkan kegiatan belajar sehingga anak mengubah cara belajarnya lebih tekun. 4) Membesarkan semangat belajar, seperti mempertinggi semangat untuk lulus tepat waktu dengan hasil yang memuaskan; dan 5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. 46. Sagala. S, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2015), hlm. 109.

(50) 31. 5. Ciri-ciri Siswa Yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Motivasi belajar memiliki peranan yang penting terhadap kegiatan pembelajaran. Sebagai seorang motivator,guru tentu harus memahami ciri-ciri dari siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Keke T. Aritonang mengemukakan beberapa ciriciri siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, yaitu sebagai berikut:47 1) Ketekunan dalam belajar; 2) Ulet dalam menghadapi Kesulitan 3) Minat dan Ketajaman perhatian dalam belajar 4) berprestasi dalam belajar 5) Mandiri dalam belajar. C. Implementasi Pemberian Reward dan Punishment dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.48 Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua factor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan bersemangat.49 Perilaku individu hanya muncul karena adanya hukuman atau tidak muncul karena ada 47. Keke T. Aritonang, Minat dan Motivasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Jurnal Pendidikan Penarbur, 2008), hlm 14 48 Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 23. 49 Ibid, hlm. 23..

(51) 32. hukuman. Motif yang menyebabkan perilaku itu, seakan-akan dari luar (ganjaran atau hukuman). Motif semacam itu disebut motif ekstrinsik. Ganjaran atas suatu perbuatan, menguatkan motif yang melatarbelakangi perbuatan itu, sedangkan hukuman memperlemahnya.50 Seorang anak, yang sedang belajar bernyanyi akan terus belajar bernyanyi dan cepat pandai bernyanyi, apabila orang tuanya memuji dan menghargainya. Dalam hal ini, motif belajar bernyanyi anak itu diperkuat dengan ganjaran yang berupa pujian atau penghargaan orang tuanya. Seorang siswa sekolah menengah akan senang dan berhasil belajar IPS, misalnya, kalau dalam ulangan pertamanya dia mendapat nilai yang tinggi. Sebaliknya, bila dia mendapat nilai rendah dalam ulangan pertama, dia akan cenderung tidak senang belajar IPS, dan pada gilirannya kurang atau tidak berhasil dalam belajar IPS. Dalam hal ini, motif untuk belajar IPS siswa diperkuat dengan ganjaran yang berupa hasil ulangan yang baik. Penguatan motif yang berasal dari luar disebut proses reinforcement. Pemberian reward dan punishment merupakan salah satu alat pendidikan. pemberian reward dan punishment sangatlah terkait pada motivasi belajar siswa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah “ganjaran yang diberikan kepada peserta didik dapat menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Dan hukuman pedagogis dapat memperbaiki sikap, perilaku dan perbuatan anak didik yang salah kearah kebaikan sesuai dengan nilai dan norma kebaikan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat”. Dalam pemberian reward dapat membuat siswa bersemangat belajar karena mendapat pujian, hadiah dan sebagainya, atas hasil pekerjaan yang telah siswa selesaikan. Sedangkan. 50. Ibid, hlm. 23..

(52) 33. punishment dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki kelakukan, perbuatan, dan budi pekerti siswa. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya kearah yang lebih baik. Dari uaraian di atas, pemberian reward dan punishment merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Ini dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung saat pemberian reward dan punishment yang telah diterapkan oleh guru. Dengan reward dan punishment dapat juga merubah tingkah laku anak yang awalnya malas untuk belajar menjadi termotivasi untuk belajar dan lebih giat belajar..

Gambar

Tabel 3.1 Point Wawancara……………….……………………………………..44
Tabel 1. 1. Penelitian Terdahulu
Gambar 3. 1 Teknik Analisis Data
Gambar 1 : Wawancara dengan Guru Pengajar IPS Ibu Sumiyatun
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam hal ini, karena anggota sampel pertama juga anggota sampel kedua, maka dikatakan bahwa sampel tersebut diambil dari populasi yang dependent.. PENN BEDA DUA MEAN POPULASI

Seseorang harus mempelajari lebih dari satu metode untuk pelaksanaan tugas motorik.Oleh karena aktivitas hidup sehari-hari terutama merupakan suatu open tasks,maka

Pendidikan dasar (primary school) dengan lama pendidikan umumnya 4 tahun (usia 6- 9 tahun) kecuali ibu kota Negara (Berlin) melaksanakan system 6 tahun, sementara

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom pra menstruasi di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda tahun 2015 yang

2013 pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, kami Pejabat Pengadaan pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Musi Banyuasin, dengan

Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk

Kasubbag Program Menginformasikan tentang Penyusunan LKjIP kepada Sekretaris serta dilanjutkan ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup - Informasi data2 Penyusuan LKjIP yang