• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA DESKRIPSI BERBASIS PEMBELAJARAN OUTDOOR CLASS SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 1 POLEWALI MANDAR Increasing The Ability

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA DESKRIPSI BERBASIS PEMBELAJARAN OUTDOOR CLASS SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 1 POLEWALI MANDAR Increasing The Ability"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS PEMBELAJARAN OUTDOOR CLASS SISWA KELAS X-4

SMA NEGERI 1 POLEWALI MANDAR

Increasing The Ability of Writing Descriptive Text Based On Outdoor Class Learning of X-4 Class Student of

SMA Negeri 1 Polewali Mandar Askarullah

Universitas Al Asyariah Mandar

Jalan Budi Utomo, Nomor 2 Manding, Polewali Mandar Sulawesi Barat, Pos-el: [email protected]

Abstract

The aim of the research is to study the planning, operating, and evaluating the learning process in the ability of writing descriptive text based on outdoor class of student of X-4 class, SMA Negeri 1 Polewali Mandar. This research is a class action research. The techniques of data collection are observation and test. Analysis data techniques consist of four steps: 1) studying the data, 2) reducing, 3) presentating data, and 4) concluding the research of result. The research result is applying outdoor activities study can develop the ability of student of X-4 class of Negeri1 Polewali Mandar. The study process in first cycle describes that the student have low interest in writing learning process, but on the second, they have been gradually had interest. It is showed by the increasing number of active students in learning process. The learning result shows that there is increasing number from first into second cycle. This can be described by the category: excellent, with the score interval of 86 – 100 in first cycle, there is no student (0%) who gain the category, while there are 2 student (6,06%) who get excellent in the second cycle with accumulation score 86, or there is increasing in learning process for about 6,06% .The category of good, with score interval 71– 85 in the first cycle, there are 13 students (39,40%) , while on the second there are 20 student (60,61%) or there is increasing in learning process for about 31,21%. On the category of fair, with the score interval 56–70, in the first cycle there are 16 siswa (48,49%) in this category, while on the second, there are 11 student (33,33%) . The category of poor with the score interval 41 – 55 and in the category of very poor with the score interval of 1– 40 t there is no student (0%) on both categories. Based on the result, it can be concluded that the application of outdoor class activity can increase the writing ability of descriptive text of the student of X-4 class of SMA Negeri 1 Polewali Mandar.

Keywords: outdoor class learning process, writing, descriptive text Abstrak

Tujuan penelitian untuk mengkaji perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran kemempuan menulis wacana deskripsi berbasis aktivitas outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar. Adapun jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data adalah melalui observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dan melalui tes. Teknik analisis data terdiri atas empat langkah: 1) menelaah data, 2) mereduksi, 3) menyajikan data, dan 4) menyimpulkan hasil penelitian. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan aktivitas belajar luar kelas dapat meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri1 Polewali Mandar. Proses pembelajaran pada siklus I menggambarkan bahwa perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis rendah, namun pada siklus II siswa mulai menunjukkan perhatian yang baik dengan meningkatnya jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menulis

(2)

siswa juga menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini dapat dilihat pada setiap kategori penilaian: kategori sangat baik dengan interval nilai 86 – 100 di siklus I tidak ada siswa (0%) yang mendapatkannya, sementara pada siklus II sebanyak 2 (6,06%) siswa berada pada kategori ini dengan akumulasi nilai yang diperoleh 86 atau ada peningkatan hasil belajar sebesar 6,06%. Pada kategori baik dengan interval nilai 71– 85 siklus I sebanyak 13 (39,40%) siswa berada pada kategori ini sedangkan pada siklus II 20 (60,61%) siswa yang berada pada kategori ini atau ada peningkatan hasil belajar sebesar 31,21%. Pada kategori cukup dengan interval nilai 56–70 di siklus I sebanyak 16 (48,49%) siswa berada pada kategori ini, sedangkan pada siklus II sebanyak 11 (33,33%) yang berada pada kategori ini. Pada kategori kurang dengan interval nilai 41 – 55 dan kategori sangat kurang dengan interval nilai 1– 40 tidak ada (0%) siswa yang berada pada kategori ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan berbasis aktivitas outdoor class dapat meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar.

Kata kunci: pembelajaran outdoor class, menulis, wacana deskripsi

1. Pendahuluan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan sejak tahun 2006 merupakan acuan dasar dalam proses pembelajaran. Guru bahasa dan sastra Indonesia sebagai salah satu pilar penerapan kurikulum di sekolah diharapkan mampu meningkatkan kemampun bahasa dan sastra siswa. Ada empat aspek keterampilan berbahsa yang tercantum dalam KTSP, yaitu (1) keterampilan membaca, (2) keterampilan mendengarkan, (3) keterampilan menyimak, dan (4) keterampilan menulis.

Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Di samping itu, banyak hal penting yang diperoleh dari kegiatan menulis. Ide dan gagasan yang bertumpuk dalam pikiran seseorang dapat menjadi penyakit bila tidak disalurkan. Menulis dapat menjadi media penyaluran ide dan gagasan itu. Selain itu, menulis deskripsi juga berfungsi mengembangkan nalar penulis (Laksana, 2006: 1).

Sekaitan dengan itu, pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang penting bagi siswa. Menulis dapat dijadikan media untuk

meningkatkan kreativitas siswa dalam menuangkan ide dan gagasan yang dimilikinya. Dalam menulis wacana deskripsi, siswa diharapkan mampu menggambarkan tempat-tempat tertentu, alam, dan kampung secara rinci dan faktual sifatnya sehingga pembaca seolah-olah ikut merasakan, melihat, dan

mendengarkan objek yang

digrmbarkannya.

Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, ditemukan bahwa kemampuan siswa menulis wacana deskripsi masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan menulis siswa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: rendahnya pengetahuan menulis siswa, kurangnya variasi penggunaan media yang dapat merangsang kemampuan siswa menulis wacana deskripsi, penerapan metode pembelajaran yang cenderung monoton dan tidak sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan, dan guru lebih banyak mengajarkan teori menulis daripada praktik menulis.

Di antara beberapa faktor tersebut, salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran bahasa Indonesia, terutama kemampuan siswa

(3)

menulis wacana deskripasi adalah ketidaktepatan metode yang diterapkan oleh guru. Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar masih lebih banyak menerapkan metode konvensional (curah pendapat). Metode mengajar seperti itu tidak dapat memaksimalkan kemampuan siswa menulis wacana deskripsi.

Permasalahan pengajaran menulis karangan deskripsi yang terdapat di kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar dapat dikurangi dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat. Guru Bahasa Indonesia sudah seharusnya melakukan perubahan metode dengan cara memperlihatkan atau membawa siswa ke tempat-tempat tertentu, alam, dan kampung yang merupakan objek langsung. Salah satu metode yang diterapkan dalam pengajaran menulis karangan deskripsi ini adalah pembelajaran outdoor class. Pembelajaran outdoor class ini diharapkan dapat dijadikan salah satu solusi pemecahan masalah pembelajaran menulis, khususnya menulis wacana deskripsi di SMA Negeri 1 Polewali Mandar.

Berdasarkan hal itu, permasalahan yang ditelaah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa Kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar? (2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa Kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar? (3) Bagaimanakah evaluasi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis

wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa Kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar?

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa Kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar; (2) menganalisis pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa Kelas X-4 SMA

Negeri 1 Polewali Mandar;

(3)menganalisis evaluasi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa Kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar.

2. Kerangka Teori

Teori-teori yang digunakan sebagai landasan teoretis ada empat, yaitu (1) menulis, (2) tahapan-tahapan kegiatan menulis, (3) wacana deskripsi (4) pembelajaran outdoor class. Dalam bab ini, dipaparkan juga kerangka pikir. Hal-hal tersebut disajikan sebagai berikut. 2.1 Menulis

Menulis berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain memahami dan dapat membaca makna yang terkandung dalam lambang-lambang grafis tersebut (Salam, 2009:1), Menulis berbeda dengan melukis atau menggambar. Gambar dan lukisan dapat menyampaikan makna, tetapi tidak memperlihatkan kesatuan bahasa, sedangkan menulis merupakan representasi bagian dan kesatuan bahasa.

(4)

Hal inilah yang membedakan secara esensi antara lukisan dan tulisan. Dengan kata lain, melukis huruf bukanlah menulis, sebab kegiatan menulis menuntut pengetahuan tentang kaidah-kaidah penulisan, Weiss dalam Salam, (2009:1), Fachruddin (1994:2), mengungkapkan bahwa seseorang tidak mungkin mencapai

kemajuan tanpa kemampuan

mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam tulisan yang efektif.

Sejalan dengan itu, Lado, dalam Tarigan, (2008 : 22), mengatakan bahwa menyalin atau mengopi huruf-huruf ataupun menyusun kerangka pikir suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis kalau orang yang menulis tidak memahami bahasa yang ada beserta representasenya.

2.2 Tahapan-tahapan Kegiatan Menulis Menurut Akhadiah dkk.(1994: 2— 5), ada tiga tahap yang dilalui sekaitan dengan kegiatan menulis yang dilakukan, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Ketiga hal itu diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap Prapenulisan

Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan dan persiapan menulis. Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik tulisan, kemudian membatasi topik itu jika masih luas. b. Tahap Penulisan

Pada tahap ini, penulis membahas setiap butir topik yang ada dalam kerangka tulisan yang disusun. Hal ini berarti bahwa hendaknya penulis menggunakan bahan-bahan yang telah diklasifikasi.

c. Tahap Revisi

Jika sudah selesai, tulisan yang dibuat dibaca kembali. Mungkin tulisan tersebut perlu direvisi (diperbaiki, dikurangi, atau diperluas) sebenarnya revisi sudah dilakukan pada tahap penulisan langsung. Revisi yang digunakan pada tahap ini adalah revisi secara menyeluruh sebelum naskah tersebut diketik.

Pada tahap ini, biasanya penulis meneliti secara menyeluruh mengenai sistematika penulisan, ejaan, tanda baca, pilihan kata, hubungan antarkalimat dalam wacana, dan hubungan antarwacana dalam karangan. Jika tidak ada lagi yang kurang memenuhi persyaratan, maka selesailah tulisan tersebut.

2.3 Wacana Deskripsi

Wacana deskripsi disebut juga wacana lukisan. Menurut Tompkins (1994: 111), descriptive writing is painting pictures with words, “penulisan deskripsi adalah menggambarkan sesuatu dengan menggunakan kata-kata”. Wacana deskripsi menyajikan suatu peristiwa atau objek hasil pengindraan dengan cara melukiskan, menggambarkan atau memerikan sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan, mengindra, atau mengalami sendiri secara langsung (Suherly, 2007: 10).

Sejalan dengan itu, Maharamin (2001: 33) mengemukakan bahwa deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Deskripsi bertalian dengan kesan panca indera terhadap suatu objek (Keraf, 1994: 110). Selanjutnya, Widagdo (1997: 109) menyatakan bahwa agar tulisan deskripsi

(5)

menjadi hidup, perlu dilukiskan bagian-bagian yang dianggap penting serinci mungkin. Kalau melukiskan betapa ngeri perasaan tersesat di hutan, suasana hutan yang dapat menimbulkan kengerian harus dilukiskan selengkap-lengkapnya.

Pendapat itu memberikan gambaran bahwa sebuah tulisan pelukisan (deskripsi) yang baik melukiskan secara rinci suasana tempat, alam, dan kampung yang dideskripsikan. Bila menggambarkan sebuah sungai, kejernihan air sungai, batu-batu yang tersembul, dan ikan yang sekali-sekali melompat di permukaan air sungai seolah-olah dilihat langsung oleh pembaca. Gemericik air yang mengalir di dalam sungai itu seakan terdengar di telinga pembaca.

2. 4 Pembelajaran Outdoor Class

Perkembangan pengetahuan anak dapat ditingkatkan melalui aktivitas belajar di luar kelas atau biasa disebut dengan outdoor class. Hal ini terjadi karena aktivitas pembelajaran outdoor class melibatkan berbagai aspek perkembangan pengetahuan anak. Aktivitas pembelajaran outdoor class lebih berperan dalam mengintegrasikan sensoris dan berbagai potensi yang dimiliki anak, seperti perkembangan fisik, keterampilan sosial, serta perkembangan emosional dan intelektualnya (Mariyana dkk., 2010: 101). Pembelajaran outdoor class ini merupakan model kombinasi pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas. Dalam pembelajaran melalui metode ini, guru perlu memperhatikan faktor pendukung dan penghambat untuk memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian pembelajaran melalui metode

ini dapat diketahui dari capaian hasil dan proses pembelajaran.

2.6 Kerangka Pikir

Faktor utama dari masalah pembelajaran menulis deskripsi ini adalah guru lebih banyak menekankan pembelajaran pada aspek peningkatan pengetahuan menulis, sementara aspek kemampuan deskripsi masih kurang dilakukan. Apabila guru melakukan pembelajaran dengan pengembangan kemampuan deskripsi siswa tidak dapat mengikutinya dengan baik, tidak bersemangat, serta tidak dapat menghasilkan tulisan deskripsi yang baik. Hal ini disebabkan oleh tema tulisan deskrpsi yang diberikan oleh guru merupakan objek pelajaran yang tidak dikenal dengan baik dan tidak pernah dialami secara langsung oleh siswa.

Permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru bahasa dan sastra Indonesia adalah masalah pembelajaran menulis deskripsi di kelas X-4 SMA Negari 1 Polewali Mandar. Untuk mengurangi masalah menulis deskripsi di kelas X-4 SMA Negari 1 Polewali Mandar sebaiknya dilakukan secara bertahap, baik hasil belajar maupun perubahan sikap dan peningkatan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi. Ada tiga aspek yang penting dilakukan dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran menulis deskripsi adalah melalui penerapan metode yang tepat serta peningkatan semangat siswa dalam

(6)

pembelajaran menulis. Oleh karena itu, pembelajaran outdoor Ccass menjadi salah satu cara yang dianggap dapat memberikan perubahan dalam pembelajaran menulis deskripsi.

3. Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan ini dilakukan untuk menggambarkan dan mengamati proses belajar -mengajar yang melibatkan guru. Selain itu, penelitian ini juga dapat mengukur tingkat kemampuan menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar dari siklus 1 ke siklus berikutnya. Setiap siklus masing-masing dilaksanakan dengan empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Hal ini didasarkan pada masalah yang diteliti tentang bagaimanakah pembelajaran outdoor class sebagai upaya peningkatan kemampuan siswa menulis wacana deskripsi.

Sebelum tindakan siklus pertama dilakukan, peneliti bertindak sebagai model pembelajaran bagi guru bahasa dan sastra Indonesia dalam pembelajaran kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar. Hal ini dilakukan agar sebelum pelaksanaan tindakan, guru bahasa dan sastra Indonesia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan peneliti

mengenai konsep pembelajaran outdoor class.

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) fefleksi.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar yang terdiri atas 33 orang siswa, yakni 14 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan.

3.5 Data dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa data perencanaan, data pelaksanaan, dan data evaluasi, serta refleksi akhir siklus. Data penelitian itu diperoleh melalui observasi, studi dokumentasi, refleksi, dan tes pada setiap tindakan perbaikan penggunaan pembelajaran outdoor class dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar.

a. Data Perencanaan

Data perencanaan berupa rancangan pembelajaran guru yang disusun secara sistematis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rancangan pembelajaran meliputi rumusan tujuan pembelajaran, penyusunan kegiatan belajar–mengajar, materi pembelajaran, indikator-indikator pencapaian pembelajaran, sumber belajar, pemilihan media belajar, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, alokasi waktu pembelajaran, sumber dan bahan

(7)

pembelajaran, sistem penilaian, dan perencanaan evaluasi, serta langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dalam setiap pertemuan.

b. Data Pelaksanaan

Data pelaksanaan berkaitan dengan penggunaan pembelajaran outdoor class dalam pembelajaran menulis deskripsi yang dilakukan mulai dari tahap pramenulis, saat menulis, dan publikasi. Data tersebut berdasarkan hasil observasi dan catatan pengamatan tentang kegiatan siswa yang dibimbing guru selama proses pembelajaran menulis deskripsi berlangsung hingga guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap hasil tulisannya.

c. Data Evaluasi

Data evaluasi meliputi data proses dan data produk. Data proses dilakukan dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran dari tahap pramenulis, menulis, dan publikasi, sedangkan data produk berupa hasil karangan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class dengan kategori: (1) kesesuaian isi dengan tema, (2) pemilihan kata, (3) organisasi karangan, dan (4) penggunaan EYD. 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) observasi, (2) wawancara (3) tes, (4) dokumentasi, dan (5) jurnal.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul berupa data hasil observasi, catatan lapangan tentang

proses pembelajaran menulis deskripsi dengan pembelajaran outdoor class, serta hasil tulisan siswa. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data, dan terakhir penyimpulan atau verifikasi.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

Ada tiga fokus kajian dalam penelitian ini, yaitu (1) penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran Outdoor Class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar, (2) hasil pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar, dan (3) refleksi hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar pada setiap siklus sebagai acuan evaluasi dalam proses pembelajaran. 4.1.1 Siklus I

a. Perencanaan

Pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti bersama guru dalam bentuk yang disusun sesuai materi dan masalah yang dihadapi guru dan siswa yang telah dibicarakan pada tahap pratindakan.

Perumusan RPP disusun berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada KTSP. Waktu yang dialokasikan dalam setiap siklus adalah 6 x 45 menit (tiga kali pertemuan).

(8)

Perencanaan selanjutnya adalah merumuskan materi pembelajaran dengan mengacu pada (1) hambatan-hambatan dalam pembelajaran yang dialami oleh siswa, (2) kesesuaian lingkungan sosial siswa; (3) materi pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa, (4) materi pembelajaran disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. (5) materi pembelajaran bermanfaat bagi siswa. b.

Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Tindakan pembelajaran ini dilakukan sendiri oleh guru, sedangkan peneliti hanya mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

1) Pertemuan I

Pada pelaksanaan pertemuan pertama pembelajaran difokuskan pada penguasaan konsep dan teori mengenai menulis deskriapsi dan menulis wacana deskripsi. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan I berlangsung selama 2 x 45 menit dan dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu (1) kegiatan awal, (2) inti, dan (3) akhir.

a) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I

Berdasarkan amatan peneliti, pada siklus 1 pertemuan 1 sebagian besar siswa belum memperhatikan pembelajaran menulis dengan baik, sebagian siswa yang duduk di barisan belakang mengobrol dengan teman-temannya dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, ada siswa yang melakukan aktivitas lain (menggambar) selama pembelajaran berlangsung, siswa belum

mampu membedakan dengan baik jenis-jenis wacana tulisan, siswa belum memahami dengan baik ciri-ciri tulisan wacana deskripsi.

Pengamatan pada pertemuan ini menggambarkan bahwa suasana pembelajaran belum berjalan optimal. Selain masalah yang dipaparkan sebelumnya, ada juga siswa merasa tidak adil karena perlakuan guru yang tidak merata bagi siswa.

b) Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan I

Pengamatan yang dilakukan mengacu kepada RPP yang telah disusun. Peneliti mengamati seluruh aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi.

Berdasarkan amatan peneliti, pada siklus I pertemuan I guru belum melakukan tindakan pembelajaran secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh pendekatan dan pola komunikasi yang dilakukan oleh guru kurang tepat.

2) Pertemuan II

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II ini adalah aktivitas siswa sudah mengalami kemajuan jika dibandingkan pada pertemuan I, tetapi belum maksimal.

Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar pertemuan II difokuskan pada seluruh aktivitas guru dengan mengacu pada RPP yang telah disusun. Konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran merupakan hal

(9)

penting yang perlu diamati secara rinci oleh peneliti.

3) Pertemuan III

Pada siklus I pertemuan III, penelitian pembelajaran difokuskan untuk mengevaluasi keterampilan kemampuan wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar. Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi peningkatan kemampuan siswa dalam menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class.

Waktu yang dialokasikasikan untuk pelaksanaan pembelajaran III siklus I ini adalah 2 X 45 menit yang dilaksanakan pada hari libur, yaitu hari Minggu pagi. a) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

pada Siklus I Pertemuan III

Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan III, aktivitas siswa sudah mengalami kemajuan. Dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa, tampak bahwa ada beberapa langkah kegiatan mengalami kemajuan jika dibandingkan dengan pertemuan I.

b) Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan III Siklus I

Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar pada pertemuan III siklus I, difokuskan pada seluruh aktivitas guru yang mengacu pada RPP yang telah disusun. Konsistensi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran merupakan hal penting yang perlu diamati secara rinci oleh peneliti. Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan III siklus I ini,

aktivitas guru dianggap berlangsung cukup maksimal.

c) Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I, diperoleh hasil tes pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class. Hasil tes ini dianalisis berdasarkan aspek-aspek penilaian, yaitu (1) kesesuaian antara isi dan tema tulisan; (2) kerincian penggambaran objek tulisan; (3) organisasi tulisan; (4) pilihan kata (diksi); (5) penggunaan EYD; (6) keefektifan kalimat.

1. Kesuaian Isi dan Tema Tulisan

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi didasarkan pada aspek kesesuaian isi dan tema tulisan yang dibagi atas empat kategori penilaian yang mempunyai rentang nilai pada tiap-tipa kategori, yaitu (1) rentang nilai 16 —20 termasuk kategori sangat baik; (2) dengan rentang nilai 11—15 termasuk kategori baik; (3) dengan rentang nilai 6—10 termasuk kategori cukup; dan (4) dengan rentang baik nilai 1—5 termasuk kategori kurang.

Berdasarkan katergori penilaian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam aspek kesesuaian tema dan isi tulisan berada pada rata-rata kategori baik; 12 siswa (36,37%) yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik; 20 siswa (60,61%) yang memperoleh nilai pada kategori baik; dan 1 siswa (3,03%) yang memperoleh nilai pada kategori cukup; dan tidak satu pun siswa yang memperoleh kategori kurang baik.

(10)

2. Kerincian Penggambaran Objek Tulisan Berdasarkan hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class pada aspek penilaian kerincian penggambaran objek tulisan diperoleh gambaran bahwa terdapat 9 siswa (27,27%) yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik; 24 siswa (572,73%) yang memperoleh nilai pada kategori baik; dan tidak ada seorang pun siswa yang memperoleh nilai pada kategori cukup dan kurang baik.

3. Organisasi Tulisan

Berdasarkan hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class pada aspek pengorganisasian tulisan diperoleh gambaran nilai bahwa terdapat 4 siswa (12,12%) yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik; 28 siswa (84,85%) yang memperoleh nilai pada kategori baik; dan 1 siswa (3,03%) yang memperoleh nilai pada kategori cukup.

4. Pemilihan Kata (Diksi)

Berdasarkan hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class pada aspek penilaian pemilihan kata yang tepat diperoleh gambaran nilai bahwa terdapat 7 siswa (21,21%) yang memeroleh nilai pada kategori sangat baik; 26 siswa (78,79%) yang memperoleh nilai pada kategori baik; dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada kategori kurang.

5. Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Berdasarkan hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class pada aspek penggunaan EYD yang tepat diperoleh gambaran nilai bahwa terdapat 10 siswa (30,30%) yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik; 21 siswa (63,64%) yang memeroleh nilai pada kategori baik; 2 siswa (6,06%) yang memperoleh nilai pada kategori cukup; dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh nilai pada kategori kurang dan sangat kurang.

6. Kefektifan Kalimat

Berdasarkan hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoorcClass pada aspek keefektifan kalimat diperoleh gambaran nilai bahwa terdapat 1 siswa (3,03%) yang memeroleh nilai pada kategori sangat baik. Sebanyak 29 siswa (87,88%) yang memperoleh nilai pada kategori baik; 3 siswa (9,10%) yang memeroleh nilai pada kategori cukup; dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh nilai pada kategori kurang dan sangat kurang.

Dari keenam aspek yang dinilai, dapat dilihat hasil dalam rekapitulasi pembelajaran menulis karangan deskripsi dalam tabel 1 berikut ini.

(11)

Tabel 1 Rekapitulasi Pembelajaran Menulis Wacana Deskripsi Berbasis Pembelajaran Outdoor Class pada Siklus I

No Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5 86 — 100 71 —85 56 —70 41 —55 0—40 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang - 13 16 4 - 0 39,40 48,49 12,11 0 J u m l a h 33 100

Tabel 1 menggambarkan bahwa kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar sebagian besar siswa 48,49% memperoleh nilai pada kategori cukup; 39,40% memperoleh nilai pada kategori baik; 12,11% memperoleh nilai pada kategori kurang; dan tidak satu punsiswa yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik dan sangat kurang.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penilaian pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class yang digambarkan dalam rekapitulasi nilai siswa, dinilai pula tingkat ketuntasan belajar siswa yang diukur berdasarkan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah dirumuskan oleh guru.

Berikut gambaran jumlah siswa yang telah memenuhi KKM dalam penulisan wacanan deskripsi, seperti yang tergambar dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2 Ketuntasan Pembelajaran Menulis Wacana Deskripsi Berbasis Pembelajaran Outdoor Class pada Siklus I

Tes Belajar Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus I 71 < tuntas 13 39,40

> 71 tidak tuntas 20 60,60

Jumlah 33 100

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa ketuntasan kemampuan menulis wacana deskripsi siswa berbasis pembelajaran outdoor class pada siklus I dianggap berada pada kategori sedang. Ada 20 siswa (60,60%) yang berada pada kategori belum tuntas sedangkan 13 siswa (39,40%) yang berada pada kategori tuntas.

d) Refleksi Siklus I

Pada pelaksanaan siklus I, guru telah melaksanakan sebagian besar kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam RPP. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, antara lain (1) konsistensi guru dalam mengikuti atau melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan; (2) sebaiknya guru bersama peneliti mendiskusikan setiap

(12)

tahapan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

Berdasarkan hasil evalusi belajar siklus I, guru sebaiknya lebih meningkatkan pengetahuan mekanik (ejaan dan tanda baca) menulis siswa dengan cara mempersiapkan beberapa beberapa contoh tulisan wacana deskripsi. Masalah lain yang ditemukan dalam kemampuan menulis deskripsi siswa adalah siswa belum mampu membedakan wacana narasi dengan wacana deskripsi, motivasi siswa masih kurang sehingga keseriusan belajar menjadi kurang maksimal, ada beberapa siswa yang tidak berkonsentrasi pada penjelasan meteri pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, melalui diskusi guru hendaknya memperhatikan beberapa hal: (1) guru menekankan motivasi belajar siswa, (2) guru mendorong siswa agar dapat mengungkapkan gagasannya dalam pembelajaran, dan (3) guru harus menemukan cara agar siswa dapat konsentrasi dalam mengikuti pembalajaran.

4.1.2 Siklus II a. Perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada Siklus II ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan dan hasil belajar pada siklus I. RPP disusun berdasarkan materi dan masalah atau kendala yang dihadapi guru dan siswa yang telah dibicarakan pada siklus I, yaitu pembelajaran direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan.

Perencanaan selanjutnya adalah merumuskan materi dan mentode pembelajaran dengan mengacu pada (1) hambatan-hambatan dalam pembelajaran

yang dialami oleh siswa pada siklus I, (2) kesesuaian objek lingkungan sosial siswa, (3) materi pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa, (4) merumuskan metode belajar yang tepat agar siswa dapat fokus terhadap pelaksanaan pembelajaran, dan (5) mencari sumber belajar yang dapat membatu siswa meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi.

Perumusan kegiatan pembelajaran dalam setiap pertemuan dibagi atas tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir. Hal ini bertjuan agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan secara runtut dan dapat diselesaikan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia dalam setiap pertemuan. Kegiatan awal difokuskan pada pemberian motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan inti dimanfaatkan untuk menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan dan indikator pembelajaran serta refleksi hasil evaluasi belajar pada siklus I. Selanjutnya, pada kegiatan akhir melakukan evaluasi, penyimpulan, dan refleksi proes dan hasil pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar, sesuai dengan perencanaan pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan sendiri oleh guru, sedangkan peneliti hanya mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

(13)

1) Pertemuan I

Pada pelaksanaan pertemuan I, pembelajaran difokuskan pada penguasaan konsep dan teori mengenai menulis deskriapsi dan menulis wacana deskripsi. Pertemuan ini bertujuan agar siswa mampu menjelaskan dan terampil menggunakan aspek mekanis dalam penulisan wacana deskripsi. Siswa juga diharapkan mampu dan terampil membedakan antara wacana narasi dan deskripsi. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I berlangsung selama 2 x 45 menit dan dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir.

Pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan I siklus II, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa. Berdasarkan amatan peneliti ditemukan beberapa masalah selama proses pembelajaran berlangsusng. Masih ada beberapa orang siswa yang perhatiannya terhadap pembelajaran menulis tidak terfokus; sebagian siswa yang duduk di barisan belakang mengobrol dengan teman-temannya dan tidak memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh guru, tetapi tidak ada siswa yang melakukan aktivitas lain (menggambar) selama pembelajaran berlangsung; siswa belum mampu membedakan dengan baik jenis-jenis wacana tulisan; siswa belum memahami dengan baik ciri-ciri tulisan wacana deskripsi.

Dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat bahwa sudah lebih banyak siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini tampak pada kegiatan awal dalam pelaksanaan pembelajaran, ukuran persentase antara siswa yang aktif dan tidak aktif.Meski pun demikian, masih ada beberapa siswa yang

tidak aktif dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I siklus II. a) Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

pada Pertemuan I Siklus II

Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru yang ditemukan dalam pertemuan I siklus II selama proses pembelajaran adalah guru belum melaksanakan tindakan pembelajaran secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh pendekatan, pola komunikasi yang dilakukan oleh guru kurang tepat. Selain itu, masalah pembelajaran yang dihadapi siswa belum rinci dan menyeluruh.

Berdasarkan amatan peneliti terhadap aktivitas guru pada pertemuan I siklus II, pembelajaran kemampuan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar, digambarkan bahwa aktivitas guru sudah cukup baik, yaitu (1) pada awal pembelajaran guru sudah melakukan pengecekan terhadap kesiapan belajar dan kelengkapan pembelajaran siswa; (2) guru memotivasi siswa agar selalu ikut serta secara aktif memberi masukan, menjawab pertanyaan, serta mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran; (3)

menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai ; (4) guru belum melakukan apersepsi; (5) guru menjelaskan aspek mekanis yang menjadi kelemahan dalam hasil belajar siswa pada siklus I; (6) guru menjelaskan perbedaan antara tulisan wacana narasi dan deskripsi; (7) guru memberi tugas latihan menulis wacana deskripsi kepada siswa; (8) guru menunjukkan beberapa contoh tulisan wacana deskripsi; (9) guru tidak melakukan refleksi dan penyimpulan

(14)

materi; (10) guru memberi tugas rumah menulis wacana deskripsi kepada siswa; dan (11) guru menutup pelajaran dengan baik.

Dari 11 poin kegiatan yang sudah direncanakan dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru, ada dua poin yang tidak dilakukan oleh guru, yaitu kegiatan apersepsi dan penyimpulan materi. Berdasarkan hasil keseluruhan proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru pada pertemuan I siklus II ini dapat dikategorikan cukup baik.

2) Pertemuan II

Dalam pertemuan II siklus II, waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah 2 x 45 menit. Penerapan pembelajaran outdoor class menjadi fokus pelaksanaan pembelajaran dalam pertemuan ini. Hal ini berarti bahwa dalam pertemuan tersebut yang menjadi penekanan dalam pembelajaran adalah meningkatkan aspek psikomotorik (keterampilan) siswa dalam menulis wacana deskripsi dengan menggunakan pembelajaran outdoor class. Penekanan pembelajaran difokuskan pada keterampilan menerapkan pembelajaran outdoor class dalam penulisan wacana deskripsi.

a) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pertemuan II Siklus II

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas siswa pada pertemuan II siklus II ini menemukan bahwa aktivitas siswa sudah mengalami kemajuan jika dibandingkan pada pertemuan pertama, tetapi dianggap belum maksimal.

Dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa, tampak bahwa pada beberapa langkah kegiatan mengalami kemajuan jika dibandingkan dengan pertemuan I, antara lain jumlah siswa yang aktif dan termotivasi dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi mengalami peningkatan. Demikian pula pada kegiatan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran dan tanya jawab dalam apersepsi yang dilakukan oleh guru mengalami peningkatan.

Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yang cukup baik dapat dilihat pada kegiatan penyelesaian tugas rumah yang diberikan oleh guru, 81% siswa menyelesaikan tugasnya. Selain itu, aktivitas siswa yang baik juga dapat dilihat pada saat guru memberi tugas latihan menulis wacana deskripsi dengan objek tulisan lingkungan sekolah (90% siswa terlibat secara aktif).

b) Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan II Siklus II

Berdasarkan amatan peneliti pada pertemuan II siklus II, pelaksanaan pembelajaran menulis wacana deskripsi di kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar difokuskan pada seluruh aktivitas guru dengan mengacu pada RPP yang telah disusun. Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan II siklus II ini aktivitas guru dianggap sudah berjalan cukup maksimal.

Ada beberapa hal yang menjadi ukuran peningkatan aktivitas pelaksanaan pembalajaran yang dilakukan oleh guru, antara lain, guru mulai memotivasi siswa agar terlibat dengan baik dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Hal ini tampak pada beberapa kegiatan proses pembalajaran menulis wacana deskripsi

(15)

ini, secara persentase siswa yang aktif sudah cukup banyak jika dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II ini mengacu kepada aktivitas yang telah disusun dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Berikut gambaran aktivitas yang dilakukan oleh guru:(1) aktivitas guru mengecek kesiapan siswa dan perlengkapan pembelajaran; (2) guru memotivasi siswa agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar; (3) guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (4) namun, guru tidak melaksanakan apersepsi; (5) guru mengecek tugas rumah yang diberika kepada siswa siswa; (6) guru bertanya jawab dengan siswa mengenai masalah-masalah atau kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tugas rumah menulis wacana deskripsi; (7) guru menjelaskan lebih rinci cara menerapkan pembelajaran outdoor class dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi; (8) guru dan siswa bertanya jawab mengenai pembelajaran cutdoor Class dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi; (9) guru menunjukkan beberapa contoh tulisan wacana yang mendeskripsikan suasana dan tempat tertentu; (10)guru memberi latihan menulis wacana deskripsi dengan menjadikan lingkungan sekolah sebagai objek tulisan; (11)guru berdiskusi dengan siswa mengenai kekurangan dan kelemahan hasil latihan menulis wacana deskripsi siswa berbasis pembelajaran

outdoor class; (12) siswa dan guru

melakukan refleksi; (13) siswa dan guru merangkum pembelajaran yang telah dilalui; (14) guru dan siswa menyepakati tempat yang akan dijadikan sebagai objek penulisan wacana deskripsi berbasis

pembelajaran outdoor class dalam pelaksanaan evaluasi belajar pada pertemuan III siklus II; (15) guru menutup pelajaran.

3) Pertemuan III

Pada pertemuan III siklus II, penelitian pembelajaran difokuskan untuk menguji keterampilan kemampuan wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar. Pertemuan ini bertujuan untuk menguji peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa menulis wacana deskripsi melalui pembelajaran outdoor class. Pada dua pertemuan sebelumnya, siswa telah memperoleh pembelajaran pengetahuan menulis wacana deskripsi, penerapan pembelajaran outdoor class dan latihan menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class.

Waktu yang dialokasikasikan untuk pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan III ini adalah 2 X 45 menit. Berdasarkan kesepakatan awal, waktu pelaksanaan pertemuan III ini dipilih di luar jam pelajaran yang ada di sekolah, yaitu hari Minggu pagi. Pemilihan alokasi waktu ini berdasarkan kesepakatan guru dan siswa atas izin kepala sekolah dengan mempertimbangkan bahwa penerapan pembelajaran outdoor class sebaiknya tidak mengganggu jam pelajaran lain. Pertimbangan tersebut diambil karena objek yang diamati dan dituliskan berada di luar lingkungan sekolah. Tempat yang dijadikan objek tulisan wacana deskripsi pada pertemuan III siklus II ini adalah suasana “Pantai Bahari” di Kota Polewali Mandar.

Dalam menyelesaikan tugas evaluasi pada siklus III ini, waktu yang

(16)

dialokasikan dalam mengamati, mencatat secara rinci objek tulisan dan menulis wacana deskripsi adalah 60 menit. Seluruh kegiatan evaluasi yaitu mengamati, mencatat dan mendeskripsikan objek ke dalam tulisan wacana dilakukan siswa di tempat. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan evaluasi pada pertemuan III siklus I dan II.

a) Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan III

Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan I siklus II ini, aktivitas siswa sudah mengalami kemajuan. Dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sebagian besar mengalami kemajuan jika dibandingkan dengan pertemuan I dan II. Siswa secara keseluruhan aktif dalam evaluasi pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class. Dalam kegiatan awal, masih ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif, misalnya dalam menyimak tujuan pembelajaran dan apersepsi yang dilakukan oleh guru. Begitu juga dalam kegiatan inti, seperti bertanya jawab dengan guru mengenai langkah-langkah menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class. Selanjutnya, pada penentuan topik tulisan, masih ada yang beberapa siswa yang kurang aktif. Sementara pada kegiatan akhir masih ada siswa yang kurang aktif dalam menyimak dan tanya jawab dengan guru tentang kekurangan-kekurangan secara umum mengenai hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class dalam evaluasi hasil belajar menulis pertemuan III siklus II ini.

b) Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan III Siklus II

Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar pertemuan III siklus II difokuskan pada seluruh aktivitas guru dengan mengacu pada RPP yang telah disusun. Konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran merupakan hal penting yang perlu diamati secara rinci oleh peneliti. Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan III siklus II ini, aktivitas guru dianggap berlangsung maksimal.

Amatan peneliti mengenai aktivtas guru pada pertemuan III siklus II adalah aktivitas guru menunjukkan kemajuan. Guru sudah konsisten melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran secara maksimal. Meskipun demikian, masih ditemukan dua langkah pembelajaran yang belum dilakukan guru, yaitu guru memotivasi siswa agar berperan aktif dalam proses belajar- mengajar pada kegiatan awal dan memberikan apresiasi kepada siswa yang mempunyai pekerjaan paling baik dan benar pada kegiatan akhir. c) Hasil Penilaian Pembelajaran

Pertemuan III Siklus II

Hasil tes pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran Outdoor Class dianalisis berdasarkan aspek-aspek penilaian, yaitu (1) kesesuaian antara isi dan tema tulisan; (2) kerincian penggambaran objek tulisan; (3) organisasi tulisan; (4) pilihan kata (diksi); (5) penggunaan EYD; dan (6) keefektifan kalimat.

(17)

1. Kesuaian Tema dan Isi Tulisan

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi berdasarkan kesesuaian tema dan isi tulisan adalah 20 siswa (60,60%) yang memperoleh nilai pada kategori sangat baik; 13 siswa (39,40%) yang berkategori baik; tidak ada siswa (0%) yang berkategori cukup dan kategori kurang. 2. Kerincian Penggambaran Objek

Tulisan

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi berdasarkan aspek kerincian penggambaran objek tulisan adalah terdapat 15 siswa (45,45%) yang berada pada kategori sangat baik; 18 siswa (54,55%) yang berada pada kategori baik; tidak ada siswa (0%) yang berada pada kategori cukup dan kategori kurang. 3. Organisasi Tulisan

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi berdasarkan aspek organisasi tulisan adalah terdapat 7 siswa (21,21%) berada pada kategori sangat baik; 26 siswa (78,79%) berada pada kategori baik; tidak ada siswa (0%) yang berada pada kategori kurang.

4. Pemilihan Kata (Diksi)

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi berdasarkan aspek pemilihan

kata adalah terdapat 14 siswa (42,42%) berada kategori nilai sangat baik; 19 siswa (57,58%) berada pada kategori baik; tidak ada siswa (0%) yang berada pada kategori kurang.

5. Penggunaan EYD

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi didasarkan pada aspek penggunaan EYD adalah terdapat 22 siswa (66,67%) berada kategori sangat baik; 11 siswa (33,33%) berada pada kategori baik; tidak ada siswa (0%) yang berada pada kategori cukup dan kategori kurang baik. 6. Kefektifan Kalimat

Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis wacana deskripsi berdasarkan aspek keefektifan kalimat adalah terdapat 3 siswa (9,09%) berada kategori sangat baik; 29 siswa (87,88%) berada pada kategori baik; 1 siswa (3,03%) berada pada kategori cukup; tidak ada siswa (0%) yang berada pada kategori kurang baik.

Berikut adalah gambaran akumulasi nilai hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar.

(18)

Tabel 3 Rekapitulasi Pembelajaran Menulis Wacana Deskripsi Berbasis Pembelajaran Outdoor Class pada Siklus II

No Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5 86–100 71–85 56–70 41–55 0–40 sangat baik baik cukup kurang sangat kurang 2 20 11 0 0 6,06 60,61 33,33 0 0 J u m l a h 33 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar berada pada kategori rata-rata baik. Terdapat 2 siswa (6,060%) memperoleh nilai pada kategori sangat baik; 20 siswa (60,61%) memperoleh nilai pada kategori baik; 11 siswa (33,33%) memperoleh nilai pada kategori cukup; tidak ada siswa (0%) yang memperoleh nilai pada ketegori kurang dan sangat kurang.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penilaian pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class yang digambarkan dalam rekapitulasi nilai siswa, dinilai pula tingkat ketuntasan belajar siswa yang diukur berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh guru.

Gambaran jumlah siswa yang telah memenuhi KKM dalam penulisan deskripsi tampak pada tabel 4 berikut.

Tabel 4 Ketuntasan Pembelajaran Menulis Menulis Wacana Deskripsi Berbasis Pembelajaran Outdoor Class pada Siklus II

Tes Belajar Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

Siklus II 71 < tuntas 22 66,67

> 71 tidak tuntas 11 33,33

Jumlah 33 100

Dalam tabel 4, tergambar bahwa ketuntasan kemampuan menulis wacana deskripsi siswa berbasis pembelajaran outdoor class pada siklus II dianggap berada pada kategori baik. Ada 22 siswa (66,67%) yang berada pada kategori tuntas, Sedangkan, 11 siswa (33,33%) yang berada pada kategori tidak tuntas. d) Refleksi Siklus II

Hal-hal yang direfleksikan dalam proses pelaksanaan pembelajaran siklus II

adalah bahwa pada pelaksanaan siklus II, guru telah melaksanakan sebagian besar kegiatan pembelajan sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam RPP. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya, antara lain (1) konsistensi guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan masih perlu ditingkatkan; (2) guru sebaiknya mendiskusikan dengan

(19)

baik setiap tahapan pelaksanaan pembelajaran bersama peneliti.

Berdasarkan hasil evalusi belajar siklus II, guru telah melakukan pelaksanaan pembelajaran dengan baik. Meskipun demikian, masih ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dalam proses yang telah berlangsung pada siklus II, antara lain pada beberapa pertemuan tidak melakukan apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran dan tidak melakukan penyimpulan materi. Persiapan pelaksanaan pembelajaran juga harus ditingkatkan, misalnya menyediakan contoh-contoh tulisan wacana deskripsi. Dalam pelaksanaannya, guru baru mencari contoh tulisan wacana deskripsi ketika pelaksanaan pembelajaran sudah memasuki langkah ini.

Aktivitas atau keterlibatan siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran siklus II sudah cukup baik. Namun, masih ada sebagian kecil siswa yang tidak memberikan perhatian yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Meskipun demikian, dalam kegiatan latihan dan evaluasi diikuti secara kekseluruhan oleh siswa. Ada beberapa orang siswa yang selalu duduk berkelompok dan lebih banyak bercerita dengan teman-temannya daripada mengikuti dengan baik proses pembelajaran.

Hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan hasil yang meningkat, jika dibandingkan dengan hasil evaluasi belajar pada siklus I. Secara keseluruhan aspek penilaian yang ditetapkan sebagai acuan penilaian pembelajaran menulis wacana deskripsi mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya kemajuan dalam proses pelaksanaan pada siklus II.

4.2 Pembahasan

Pembahasan ini akan difokuskan pada perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class. Pada setiap siklus, pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, Pada setiap akhir siklus atau pertemuan ketiga dilakukan evaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengukur peningkatan kemampuan siswa menulis wacana deskripsi, setelah melalui proses belajar dalam dua pertemuan sebelumnya.

a. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pelaksanaan

pembelajaran disusun yang diawali dengan input materi mengenai konsep-konsep menulis. Pada pertemuan selanjutnya, RPP dititikberatkan pada peningkatan keterampilan atau aspek psikomotorik siswa. Pada pertemuan terakhir atau ketiga siklus I direncanakan melakukan evaluasi kemampuan siswa dalam menulis wacana deskripsi dengan cara memberi kesempatan kepada siswa melakukan pengamatan dan menuliskan fakta-fakta yang dilihat pada objek tulisan untuk dideskripsikan dalam wacana tulisan.

Penyusunan perencanaan

pelaksanaan pembelajaran siklus II didasarkan pada kelemahan-kelemahan hasil belajar siswa pada siklus I. Kelemahan-kelemahan hasil belajar yang ditemukan pada siklus I adalah siswa belum mampu membedakan wacana narasi dengan wacana deskripsi, siswa tidak mampu menggunakan dengan baik ejaan dan tanda baca dalam menulis wacana, dan siswa tidak dapat mendeskripsikan dengan

(20)

baik objek tulisan berdasarkan fakta-fakta yang telah dicatat karena keterbatasan alokasi waktu dan kemampuan mengingat masih kurang.

Untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan hasil RPP yang ditemukan pada siklus I, penyusunan RPP siklus II direncanakan kembali, yaitu pada pertemuan pertama difokuskan pada pembahasan materi mengenai kemampuan siswa membedakan wacana narasi dengan wacana deskripsi, dan kemampuan siswa menggunakan ejaan dan tanda baca. Pada pertemuan kedua, RPP difokuskan pada peningkatan aspek kemampuan wacana deksripsi. Salah satu hal yang direncanakan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II adalah memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk berlatih menulis wacana deskripsi dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai objek tulisan, dan guru diharapkan menunjukkan contoh-contoh tulisan wacana deskripsi mengenai tempat-tempat tertentu kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan menguji coba kemampuan menulis wacana deskripsi siswa berbasis pembelajaran outdoor class sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penulisan wacana serta semakin terampil menulis wacana deskripsi dengan baik.

Pada pertemuan terakhir siklus II, pelaksanaan pembelajaran direncanakan untuk melakukan evaluasi hasil belajar menulis wacana deskripsi. Berdasarkan fakta hasil evaluasi belajar pada siklus I, kelemahan mendasar yang dihadapi siswa adalah ketidakmampuan mereka mendeskripsikan objek tulisan dengan baik karena alokasi waktu yang tersedia dalam

perencanaan hanya 30 menit. Sehingga, dalam pertemuan III siklus II waktu untuk melaksanakan evaluasi kemampuan siswa dialokasikan lebih banyak daripada siklus I. Penambahan alokasi waktui pada siklus II bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan tiga tahap penulisan yaitu: pengamatan, pencatatan fakta objek tulisan, dan penyelesaian tulisan wacana deskripsi. Siswa diharapkan dapat mendeskripsikan dengan rinci objek yang dituliskannya dengan baik. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan ingatan terhadap objek tulisan sehingga dapat membantu pendeskripsian ke dalam tulisan dengan baik.

Hal ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pike (dalam Silberman, 2001) yang menyatakan bahwa dengan menambahkan visual pada pembelajaran akan menaikkan ingatan dari 14% ke 38%. Penelitian ini juga menunjukkan perbaikan sampai 200% ketika kosakata diajarkan dengan menggunakan alat visual. Bahkan waktu yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai 40% ketika visual yang digunakan untuk menambah presentase verbal.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan RPP yang telah disusun, pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I siklus I difokuskan pada peningkatan aspek kognitf. Pengetahuan menulis yang dimaksud adalah pengertian, ciri-ciri, dan syarat penulisan wacana deskripsi; tahap-tahap menulis wacana deskripsi yang baik; menunjukkan contoh-contoh wacana tulisan, dan memberikan tugas menulis wacana deskripsi kepada siswa. Pertemuan kedua

(21)

siklus I fokus pelaksanaan pembelajaran adalah peningkatan aspek psikomotorik dengan mengajarkan cara membuat tulisan wacana deskripsi. Peningkatan aspek kemampuan ini dilakukan dengan cara menjelaskan jenis-jenis wacana tulisan, khususnya wacana deskripsi dan memberikan latihan menulis wacana deskripsi kepada siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai objek tulisan, serta dapat menerapkan pembelajaran outdoor class.

Selanjutnya, pada pertemuan ketiga dilakukan evaluasi dan penilaian kemampuan menulis wacana deskripsi siswa dengan tema suasana pulau. Pada pertemuan ini, penerapan pembelajaran outdoor class dilakukan dengan objek tulisan suasana pemukiman pulau Battoa atau pulau To Mamunyu. Penerapan pembelajaran Outdoor Class dilakukan untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk mengingat, menggambarkan secara rinci, dan mengembangkan pengetahuan siswa mengenai objek yang akan dituliskannya ke dalam wacana deskripsi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukanan oleh Mariyana dkk., (2010 :101) bahwa perkembangan pengetahuan anak dapat ditingkatkan melalui aktivitas belajar di luar kelas. Hal ini terjadi karena aktivitas outdoor class melibatkan berbagai aspek perkembangan pengetahuan anak. Aktivitas outdoor class lebih berperan dalam mengintegrasikan sensoris dan berbagai potensi yang dimiliki anak, antara lain: perkembangan fisik, keterampilan sosial, perkembangan emosional dan intelektual.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II mengacu pada hasil refleksi pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran siklus I.

Pelaksanaan pertemuan I dan II pada siklus ini merupakan pengembangan pelaksanaan dari siklus sebelumnya. Pertemuan I ditekankan pada tujuan yang meningkatkan pengetahuan menulis siswa, tetapi pengetahuan menulis yang dijelaskan oleh guru difokuskan pada materi-materi yang merupakan kelemahan-kelemahan hasil belajar siklus I. Pada siklus ini, guru menjelaskan secara rinci penggunaan aspek mekanis dalam penulisan wacana deskripsi. Selanjutnya, guru menjelaskan perbedaan tulisan wacana deskripsi dan wacana narasi. Hal ini dilakukan karena pada siklus I aspek mekanis atau penggunaan ejaan dan tanda baca merupakan salah satu aspek yang memperoleh nilai yang rendah. Hal itu ini tampak pada hasil belajar siklus I yang sebagian besar siswa belum dapat membedakan dengan baik perbedaan antara tulisan wacana narasi dan deskripsi. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan II difokuskan pada peningkatan kemampuan wacana deskripsi siswa, khususnya penerapan pembelajaran outdoor class. Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, maka guru memberikan tugas latihan menulis wacana deskripsi kepada siswa. Setelah itu, guru melakukan diskusi dengan siswa mengenai kelemahan-kelemahan hasil latihan menulis siswa. Pada sesi diskusi ini, guru menjelaskan kembali materi pembelajaran yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran outdoor class.

Pertemuan ketiga pada siklus ini dilakukan evaluasi belajar menulis wacana deskripsi, seperti yang dilakukan pada pertemuan ketiga siklus I. Namun, pada siklus II alokasi waktu pelaksanaan evaluasi selama 60 menit. Hal ini berbeda

(22)

dengan pelaksanaan evaluasi siklus I yang alokasi waktunya hanya selama 30 menit. Alokasi waktu yang lebih banyak memberikan kesempatan siswa mendeskripsikan secara langsung ke dalam tulisan wacana hal-hal yang dirasakan, didengarkan dan dilihatnya pada objek tulisan. Objek tulisan pada siklus II adalah suasana atau aktivitas masyarakat yang berwisata di pantai bahari Polewali setiap hari minggu.

Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanankan dalam dua siklus tampak bahwa aktivitas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I belum maksimal, karena masih ada beberapa langkah dalam kegiatan pembelajaran yang tidak dilakukan. Akan tetapi, pada siklus II pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mengalami perkembangan yang baik, konsistensi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan.

Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada kedua siklus menunjukkan adanya perbaikan. Pada siklus pertama, persentase siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran masih rendah. Pada pertemuan I dan pertemuan II siklus ini, siswa lebih banyak melakukan aktivitas lain dan tidak memperhatikan penjelasan materi dan diskusi yang disampaikan oleh guru. Ada siswa yang mengobrol dengan teman-teman sebangkunya, ada yang menggambar, dan ada yang mengutak-atik telepon genggamnya pada saat guru menjelaskan pelajaran.

Namun pada pertemuan III, keterlibatan siswa mengalami kemajuan. Sebagian besar siswa menyimak dengan baik serta terlibat aktif dalam setiap

langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran. Mulai dari berangkat, berada di lokasi, sampai kembali dari pulau Battoa dengan menggunakan perahu motor semua siswa terlihat cukup aktif. Demikian pula halnya saat kegiatan uji kemampuan siswa pada pertemuan III yang dilakukan di pantai Bahari, siswa kelihatan sangat bersemangat melakukan aktivitas belajarnya.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran outdoor class dapat meningkatkan kemampuan menulis wacana deskripsi siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar pada tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam dua siklus pelaksanaan pembelajaran.

Perencanaan pelaksanaan

pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar dapat meningkatkan hasil belajar. Hal itu dapat dilihat dengan adanya pengembangan perencanaan pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Pada pennyusunan rencana alokasi waktu evaluasi pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari 30 menit pada siklus I menjadi 60 menit pada siklus II.

Pelaksanaan pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa.

(23)

Secara rinci peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dapat digambarkan pada setiap kategori penilaian. Pada kategori penilaian sangat baik dengan interval nilai 86–100 di siklus I tidak ada siwa (0%) yang mendapatkannya, sementara pada siklus II sebanyak 2 siswa (6,06%) yang berada pada kategori ini dengan akumulasi nilai yang diperoleh 86. Pada kategori penilaian baik dengan interval nilai 71–85 siklus I sebanyak 13 siswa (39,40%) yang berada pada kategori ini sedangkan pada siklus II 20 siswa (60,61%) yang berada pada kategori ini. Pada kategori penilaian cukup dengan interval nilai 56–70 di siklus I sebanyak 16 siswa (48,49%) yang berada pada kategori ini, sedangkan pada siklus II sebanyak 11

siswa (33,33%) yang berada pada kategori ini. Pada kategori penilaian kurang dengan interval nilai 41– 55 dan kategori sangat kurang dengan interval nilai 1–40 tidak ada siswa (0%) yang barada pada kategori ini pada semua siklus.

Hasil penilaian pembelajaran menulis wacana deskripsi berbasis pembelajaran outdoor class siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Polewali Mandar mengalami peningkatkan yang signifikan. Hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan pada setiap kategori penilaian dari siklus I ke siklus II. Pada kategori sangat baik dengan interval nilai 86–100 menunjukkan peningkatan 6,06%. Pada kategori baik dengan interval nilai 71–85 menunjukkan peningkatan lebih dari 21%. DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah Sabarti. dkk. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Fachruddin. 1994. Dasar-dasar Kemampuan. Ujung Pandang: Badan Penerbit IKIP. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Laksana, A.S. 2006. Creative Writing: Tips dan Strategi Menulis untuk Cerpen. Tangerang: Mediakita.

Marahimin, Ismail. 2001.Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka karya.

Mariyana, Rita dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suherli. 2007. Menulis Karya Ilmiah : Kajian dan Penuntun dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah. Depok: Arya Duta.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tompkins, Gail.,E. 1994. Teaching Writing: Balancing Process and Product. New York: Macmillan College Publishing Company.

(24)

Widagdho, Djoko. 1997. Bahasa Indonesia: Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1  Rekapitulasi Pembelajaran Menulis Wacana Deskripsi Berbasis  Pembelajaran Outdoor Class pada Siklus I
Tabel 3 Rekapitulasi Pembelajaran Menulis Wacana Deskripsi  Berbasis  Pembelajaran Outdoor Class pada Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memperoleh hasil kemampuan pembelajaran menulis paragraf deskripsi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Stabat tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan

4.5 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan : (1) kualitas proses pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas X.. 3 SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan di

Terlihat dari temuan penelitian bahwa hasil pembelajaran menulis teks deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori tergolong dalam kategori cukup dengan

Observasi siklus II digunakan untuk mengamati proses penyampaian materi pembalajaran menulis wacana narasi yang dilakukan oleh guru dan untuk memperoleh data yang dihasilkan

Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model Problem BasedLerning pada siklus I pertemuan

Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti adanya peningkatan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis cerpen. Proses pembelajaran

Dalam siklus I pelaksanaan penelitian difokuskan pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan memanfaatkan media pembelajaran berupa LKPD berbasis masalah sebagai