I.
I. PENDAHULUANPENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Senyawa yang tersusun atas atom pusat
Senyawa yang tersusun atas atom pusat yang berupa ion logam dan ligannyayang berupa ion logam dan ligannya dikenal sebagai senyawa kompleks. Senyawa ini biasanya memiliki warna yang dikenal sebagai senyawa kompleks. Senyawa ini biasanya memiliki warna yang khas diakibatkan dari adanya atom pusat yang berupa ion logam yang umumnya khas diakibatkan dari adanya atom pusat yang berupa ion logam yang umumnya merupakan ion logam dari golongan transisi. Asam dan basa lewis adalah jenis merupakan ion logam dari golongan transisi. Asam dan basa lewis adalah jenis asam dan basa yang berperan dalam senyawa ini dimana asam lewis adalah atom asam dan basa yang berperan dalam senyawa ini dimana asam lewis adalah atom pusat
pusat yang yang berperan berperan sebagai sebagai penerima penerima pasangan pasangan elektron elektron bebas bebas sedangkan sedangkan sifatsifat basa
basa lewis lewis dimiliki dimiliki oleh oleh ligannya ligannya yang berperan yang berperan sebagai sebagai pendonor atau pendonor atau penyediapenyedia pasangan elektron bebas untuk dib
pasangan elektron bebas untuk diberikan kepada atom pusat.erikan kepada atom pusat.
Salah satu contoh senyawa kompleks adalah kalium trioksalato aluminat Salah satu contoh senyawa kompleks adalah kalium trioksalato aluminat yang memiliki rumus molekul K
yang memiliki rumus molekul K 33Al(CAl(C22OO44).3H).3H22O. Senyawa kompleks kaliumO. Senyawa kompleks kalium
trioksalato aluminat (K
trioksalato aluminat (K 33Al(CAl(C22OO44).3H).3H22O) dapat dibuat dengan cara mereaksikanO) dapat dibuat dengan cara mereaksikan
logam alumunium yang dilarutkan dalam KOH lalu dicampurkan dengan larutan logam alumunium yang dilarutkan dalam KOH lalu dicampurkan dengan larutan asam oksalat. Pembuatan kalium trioksalato aluminat (K
asam oksalat. Pembuatan kalium trioksalato aluminat (K 33Al(CAl(C22OO44).3H).3H22O) disertaiO) disertai
dengan proses kristalisasi dimana kristal (K
dengan proses kristalisasi dimana kristal (K 33Al(CAl(C22OO44).3H).3H22O) O) akan akan terbentuk terbentuk yaituyaitu
berupa
berupa padatan padatan putih putih hasil hasil reaksi reaksi ion-ion ion-ion aluminium aluminium (Al(Al3+3+) dengan anion-anion) dengan anion-anion yang tidak berwarna dan proses reklistalisasi dengan zat tertentu agar diperoleh yang tidak berwarna dan proses reklistalisasi dengan zat tertentu agar diperoleh kristal yang lebih murni.
kristal yang lebih murni. Berdasarkan uraian
Berdasarkan uraian tersebut maka tersebut maka perlu dilakuperlu dilakukan prakkan praktikum mengtikum mengenaienai pembuatan
pembuatan kalium kalium trioksalato trioksalato aluminat aluminat (K (K 33Al(CAl(C22OO44).3H).3H22O) agar dapat diketahuiO) agar dapat diketahui
proses
proses pembentukan pembentukan kristal kristal atau atau proses proses reklistalisasi reklistalisasi yang yang menyertai menyertai prosesproses pembuatan senyawa tersebut.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang ingin dikaji dalam percobaan ini adalah yaitu bagaimana cara pembuatan kalium trioksalato aluminat K 3Al(C2O4).3H2O ?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan kalium trioksalato aluminat K 3Al(C2O4).3H2O.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah dapat mengetahui cara pembuatan kalium trioksalato aluminat K 3Al(C2O4).3H2O.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam untuk berikatan Kestabilan senyawa kompleks dipengaruhi oleh faktor ligan dan atom pusat. Faktoryang mempengaruhi kestabilan kompleks berdasarkan pengaruh atom pusat antara lain besardan muatan dari ion, nilai CFSE, dan faktor distribusi muatan (Agustina, 2013).
Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu dala lengkung koordinasi. Sehingga, ligan merupakan basa lewis dan ion logam adalah asam lewis (Petrucci, 1989:183). Jumlah total ikatan logam dengan ligan dalam sebuah kompleks (bisanya dua sampai enam) disebut bilangan koordinasi (coordination number ) logam tersebut. Beberapa ligan yang lazim ialah ion halida (F-,Cl-, Br -, I-), ammonia (NH3), karbon monoksida (CO), dan air (Oxtoby, 2001).
Berdasarkan banyaknya elektron yang didonorkan oleh ligan, maka ligan dapat diklasifikasikan menjadi ligan monodentat, ligan bidentat dan ligan multidentat. Ligan monodentat hanya dapat mendonorkan sepasang elektron yang dimilikinya ke logam. Ligan bidentat dapat mendonorkan dua pasang elektron yang dimilikinya ke logam. Sedangkan banyak elektron yang bisa didonorkan ke logam pada ligan multidentat (Saria, 2012).
Atom-atom golongan I A yang mempunyai elektron valensi tunggal yang agak mudah lepas, menunjukkan sifat kimia logam dengan tingkat tertinggi. Pada
saat yang sama, karena ukuran yang besar dan jumlah elektron valensi yang terbatas, ikatan antar atom-atom logam alkali tidak sekuat ikatan dalam logam pada umumnya (Petrucci, 1985).
Berdasarkan pelarut yang digunakan metode rekristalisasi terbagi menjadi dua yaitu rekristalisasi dengan pelarut tunggal dan rekristalisasi dengan multi pelarut. Sedangkan berdasarkan tekniknya, metode rekristalisasi dibagi menjadi
tiga yaitu rekristalisasi dengan penyaringan panas, rekristalisasi dengan nukleasi spontan dan rekristalisasi menggunakan seeding. Meski sedikit masih dimungkinkan senyawa pengotor terikut dalam Kristal. Pelakasanaan proses pemurnian ini yang berulang-ulang akan mengakibatkan hilangnya sejumlah Kristal karena terbatasnya kelarutan senyawa yang akan dimurnikan. Pada dasarnya peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan (Pinalia, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
B. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah 1 buah gelas kimia 200 mL, 1 buah gelas ukur 100 mL, 1 buah corong Glasswool dan 1 buah pemanas listrik.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 1 gram serutan aluminium, 30 mL kalium hidroksida (KOH) 20 %, 14 gram asam oksalat, 10 mL aquades, kertas saring Whatmann dan etanol.
C. Prosedur Kerja
1 gr serutan Aluminium
- ditimbang
- dimasukkan kedalam gelas kimia 250 mL
- ditambahkan 30 mL larutan KOH 20% dibiarkan berbuih didihkan sampai semua
- ditimbang - dilarutkan dengan 10 mL aquades hangat - diaduk sambil dipanaskan 14 gr oksalat dihidrat
-- dicuci dengan etanol
- dikeringkan dalam desikator - ditimbang
- ditentukann rendamennya %rendamen = 77,093%
- dicampurkan dalam gelas kimia - diaduk
- didinginkan
- ditambahkan 50 mL etanol - diaduk
- dimasukkan kedalam desikator - didiamkan beberapa hari sampai
terbentuk kristal
- disaring
Residu Filtrat (larutan I) Filtrat (larutan II)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 1 gram serutan aluminium + 30 mL KOH 20%
Aluminium larut dan berubah warna menjadi hitam dan melepskan gas H2
2. Larutan aluminium + disaring Filtratnya berwarna bening dan residunya berwarna hitam
3. 14 gram oksalat dihidrat + 10 mL akuades hangat + dipanaskan
Larut sempurna dan larutan berwarna putih
4.
Larutan aluminium + larutan oksalat dihidrat + didinginkan +disaring
Larutan berwarna bening
5.
Larutan kalium trioksalato aluminat berwarna bening + 50 mL etanol 96% + didiamkan
Terbentuk kristal dengan berat kristal + kertas saring adalah 10,078 dan berat ketas saring 1,92
2. Reaksi-reaksi
2 Al + 2 OH- + 6 H2O 2 Al(OH)4 + 3 H2↑
Al(OH)4 + 3 C2O42- [Al(C2O4)3]3- + 4 OH
3. Analisis data
Persamaan Reaksi
Al(s) + H2CO2O4 (aq) K 3Al (C2O4)3 . 3 H2O (aq)
Secara Praktik Diketahui :
Berat kertas saring = 1,92 gr Berat kristal + kertas saring = 10,078 gr
Berat kristal = (Berat kristal + kertas saring) - Berat kertas saring = 10,078 gr - 1,92 gr = 8,158 gr Secara Teori Diketahui : Berat Al = 1 gr Berat H2C2O4 = 14 gr M KOH = 10 × % ×ρ Mr = 10 × 20 % × 2,04 g/cm3 56 / = 7,28 g/cm3 Volume KOH = 30 mL Berat KOH = M × V × Mr = 7,28 g/L × 3 × 10-2 L × 56 g/mol = 12,23 g Mol Al = gr Mr = 1 26,98 = 0,037 mol
mol H2C2O4 = gr Mr = 14 90 = 0,15 mol mol KOH = gr Mr
=
12,23 gr 56 l = 0,218 mol Al (s) + H2CO2O4 (aq) K 3Al (C2O4)3 . 3 H2O (aq)Mula-mula 0,037 mol 0,15 mol
-Reaksi 0,037 mol 0,037 mol 0,037 mol
Setimbang - 0,113 mol 0,037 mol
mol K 3Al(C2O4).3H2O = 0,037 mol
Berat K 3Al(C2O4).3H2O = mol × Mr
= 0,037 mol × 286 g/mol = 10,582 g
%rendamen = Berat Praktek
Berat Teoritis X 100% = 8,158
10,582 x 100% = 77,093%
Kalium trioksalato aluminat (K 3Al(C2O4).3H2O) merupakan salah satu
dari contoh senyawa kompleks yang dapat dibuat dengan cara mereaksikan alumunium dan asam oksalat. Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun atas atom pusat yang berupa ion logam dan ligannya. Atom pusat berperan sebagai penerima pasangan elektron bebas yaitu sebagai asam Lewis dari ligan yang berperan sebagai pemberi pasangan elektron bebas sebagai basa Lewis. Kalium
trioksalato aluminat (K 3Al(C2O4).3H2O) melalui serangkaian proses kristalisasi dan
reklistalisasi akan menghasilkan kristal yang berupa padatan putih.
Percobaan ini dimulai dengan melarutkan sebanyak 1 gram alumunium (Al) di dalam 30 mL larutan KOH 20 %. KOH berfungsi sebagai larutan yang melarutkan alumunium. Proses pelarutan yang terjadi ditandai dengan munculnya buih pada larutan sebab adanya gas H2 yang yang terbebas dari reaksi antara
alumunium dengan KOH. Larutan kemudian ditambahkan dengan 14 gram asam oksalat. Penambahan asam oksalat akan menghasilkan senyawa kompleks kalium trioksalato aluminat (K 3Al(C2O4).3H2O) yang ditandai dengan adanya ikatan
koordinasi yang terbentuk antara alumunium dengan asam oksalat. Larutan alumunium dan asam oksalat yang telah dicampurkan tersebut kemudian disaring dan diambil filtratnya. Filtrat yang diperoleh kemudian didinginkan dan ditambahkan dengan etanol. Penambahan etanol berfungsi sebagai zat yang akan mencegah terjadinya penguapan pada saat kristal didinginkan sehingga tidak banyak komponen kristal yang menguap sekaligus sebagai zat yang berperan sebagai pencuci kristal agar kristal terbebas dari pengotor-pengotornya. Setelah didinginkan maka terbentuklah endapan yang merupakan kristal kalium trioksalato
aluminat (K 3Al(C2O4).3H2O). Filtrat kalium trioksalato aluminat
(K 3Al(C2O4).3H2O) kemudian disaring yang bertujuan untuk memisahkan kristal
kalium trioksalato aluminat (K 3Al(C2O4).3H2O) lalu dikeringkan didalam
desikator untuk kemudian ditimbang. Tujuan kristal diletakkan dalam desikator adalah agar komponen air yang masih terdapat dalam kristal dapat berkurang semaksimal mungkin. Berdasarkan hasil percobaan berat kristal yang diperoleh adalah sebesar 8,158 gram dan % rendamen yang diperoleh adalah sebesar 77,093%. Persen rendamen yang diperoleh nilainya besar dimana hal tersebut menandakan bahwa kristal yang terbentuk tidak banyak yang menguap terbuang diudara.
V. KESIMPULAN
Pembuatan kristal kalium trioksalato aluminat K 3Al(C2O4)3.H2O dilakukan
dengan mereaksikan aluminium dengan oksalat dihidrat. Pembuatan kristal disertai dengan proses kristalisasi dan reklistalisasi. % rendamen kristal kalium trioksalato aluminat K 3Al(C2O4)3.H2O yang diperoleh adalah sebesar 77,093%.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L., Suhartana dan Sriatun, 2013, Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Cu(II)-8-Hidroksikuinolin Dan Co(II)-8-Hidroksikuinolin, Chem Info, 1(1) : 150-155.
Petrucci, R.,H. dan Suminar, 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat - Jilid 2, Jakarta : Erlangga.
Pinalia, A., 2011, Penentuan Metode Rekristalisasi Yang Tepat Untuk
Meningkatkan Kemurnian Kristal Amonium Perklorat (AP), Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara, Vol. 6 No. 2.
Oxtoby, David W, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Jakarta : Erlangga. Saria, Y., Lucyanti, Nurlisa H. dan Aldes L, 2012, Sintesis Senyawa Kompleks