LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
Pembuatan ZnSO4
Tanggal Praktikum : 17 April 2014
Disusun Oleh: Yeni Setiartini 1112016200050
Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah
Kiki Sukirman Ira Nurpialawati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pembuatan ZnSO4 dengan bahan larutan CuSO4 30 ml dan
logam Zn. Dengan mereaksikannya langsung sehingga didapat larutan bening ZnSO4 dan residu padatan berwarna kecoklatan yang diduga merupakan hasil reaksi oksidasi /
pertukaran dari ion ionnya yakni Cu atau tembaga.
PENDAHULUAN
Oksidasi merupakan suatu proses dimana bilangan oksidasi suatu unsur bertambah dan dimana elektron terlihat disisi kanan dari setengah- persamaan oksidasi. Reduksi merupakan suatu proses dimana bilangan oksidasi suatu unsur menurun dan dimana elektron terlihat disisi kiri dari setengah- persamaan reduksi. Baik setangah reaksi dan oksidasi maupun reduksi harus ada bersama sama. Selanjutnya jumlah keseluruhan electron yang menyangkut reaksi oksidasi harus sama dengan jumlah keseluruhan electron yang menyangkut proses reduksi (Ralp. H Petrucci. 1985:2)
Reaksi redoks (reduksi – oksidasi) adalah reaksi kimia dimana peristiwa reduksi dan oksidasi terjadi dalam waktu yang bersamaan. Peristiwa reduksi di dalam reaksi redoks selalu diikuti oleh peristiwa oksidasi. Jadi keduanya tidak dapat berdiri sendiri-sendiri secara terpisah (Heri Wibowo. 2005).
Suatu reaksi redoks dapat dipisahkan menjadi dua buah setengah reaksi satu diantaranya menunjukkan reaksi oksidasi dan yang lainnya menunjukkan reaksi reduksi. Misalnya reaksi antara zink dan ion tembaga.
Zn + Cu2+ → Zn++ Cu
Terdiri dari dua buah setengah reaksi Zn → Zn2++ 2e
Cu2++ 2e → Cu
Apabila logam Zn dicelupkan ke dalam larutan CuSO4, maka perpindahan elektron dari Zn ke Cu2+ terjadi secara langsung (Nuraeni, dkk. 2013). Kita lihat bahwa seng mempunyai kecendrungan lebih besar untuk teroksidasi bila dibandingkan dengan tembaga (Ralp. H Petrucci. 1985:10)
aktif dari pada perak, maka tembaga mengganti kedudukan perak membentuk larutan tembaga (II) nitrat yang berwarna biru.
Reaksi penggantian rangkap dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natriumhidroksida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O).
MATERIAL DAN METODE
Material
CuSO4 30ml, Gelas kimia 50/100ml, logam Zn 1 gram, Klem, ring, dan kertas saring dan neraca O hauss.
Pembuatan ZnSO4
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil CuSO4 30ml kedalam gelas kimia 50/100ml
3. Bersihkan dari pengotor dengan cara mengamplas dan mencucinya berulang kali 4. Timbang Zn sebanyak 1 gram dengan neraca ohauss
5. Masukkan Zn kedalam gelas kimia yang berisi CuSO4 30ml (tunggu sampai larutan bening)
6. Saring dari endapan menngunakan kertas saring
HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk membuat ZnSO4 dari larutan CuSO4, dengan menggunakan logam Zn padatan dan larutan CuSO4 yang telah disiapkan. Hal pertama adalah mencuci padatan Zn yang berasal dari baterai bekas, hilangkan semua pengotor yang berupa karbon dan pastikan benar-benar bersih, hal ini perlu dilakukan agar zat pengotor dari logam tersebut tidak ikut bereaksi atau menjadi pengganggu jalannya reaksi. Kemudian padatan Zn ditimbang 1 gram dan langsung di reaksikan dengan cara mencelupkannya kedalam larutan CuSO4 terjadi reaksi spontan dengan ditandai banyaknya gelembung terlepas yakni gas H2 ke udara. Dari larutan CuSO4yang berwarna biru, lama-kelamaan berubah menjadi bening dan padatan Zn tersebut berubah menjadi seperti karat dan berwarna kecoklatan yang mengapung di atas larutan dan sebagian runtuh ke dasar gelas kimia. Adanya pertukaran ion antara padatan Zn dengan larutan CuSO4 diduga menjadi penyebab terjadinya kehilangan warna CuSO4 dan perubahan logan Zn menurut Nuraeni (2013) hal itu menunjukkan reaksi oksidasi dan yang lainnya menunjukkan reaksi reduksi. Misalnya reaksi antara zink dan ion tembaga.
Zn (p)+ Cu2+(aq) → Zn2+(aq)+ Cu (p) Terdiri dari dua buah setengah reaksi Zn (p) → Zn2+ (aq) + 2e
Apabila logam Zn dicelupkan ke dalam larutan CuSO4, maka perpindahan elektron dari Zn ke Cu2+ terjadi secara langsung. Kemudian didapat residu berwarna kecolatan yang diduga adalah Cu hasil dari pengantian ion Zn. Biasanya reaksi oksidasi-reduksi digunakan sebagai dasar elektokimia dengan memanfaatkan redoks menghasilkan perbedaan potensial yang merupakan daya dorongan elektron yang sering disebut potensial sel. Dalam buku Ralp. H. pettruci di dikatakan juga bahwa, mengapa tembaga tidak dapat menggantikan ion seng hal tersebut dikarenakan seng mempunyai kecendrungan lebih besar untuk teroksidasi bila dibandingkan dengan tembaga, dapat dilihat harga potensial elektodenya Zn yakni -0,76 EoV sedangkan Cu adalah +0,52 EoV. Dari proses tersebutlah didapatkan larutan bening yang merupakan perwujudan dari larutan ZnSO4.
KESIMPULAN
Dari reaksi redoks dapat dibuat larutan ZnSO4 dengan pertukaran ion Cu dan Zn. Reaksi redoks (reduksi – oksidasi) adalah reaksi kimia dimana peristiwa reduksi dan
oksidasi terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Hasil yang didapatkan merupakan ZnSO4 dengan warna yang bening tanpa warna.
REFERENSI
Anonim. 2013. Kimia. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/127528118/kimia 23 April 2014.
Nuraeni, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Diakses dari http://labdas.untad.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/PenuntunKD2.pdf pada tanggal
23 April 2014
Petrucci, Ralph. H. 1985. Kimia Dasar prinsip dan terapan modern jilid 3. Jakarta: Erlangga. Wibowo, Heri. 2005. MODUL KIMIA Gas, Larutan dan Penerapan Kimia Praktis. Diakses
dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MODUL%20%20PEMBELAJARAN%20KIM