LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1
Penentuan Kepolaran Senyawa Kovalen
Penyusun :
Muhammad Fadli ( 1301782)
Dosen :1.Dra. Bayharti, M.Sc
2. Miftahul Khair , S.si
3. Eka Yusmaita M.Pd
4. Dra. Andromeda M.Si
Asisten : 1. Rian Setiawan
2. Gusfaria Palendra
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi...1
Penentuan Kepolaran Senyawa Kovalen...2
A. TUJUAN PRAKTIKUM...2
C. TEORI DASAR...2
D. ALAT DAN BAHAN...6
E. CARA KERJA...7
1. EKSPERIMEN REAKSI DENGAN ASAM KLORIDA...7
2. Eksperimen reaksi dengan larutan NaOH...7
3. Eksperimen reaksi dengan oksigen...7
4. Membandingkan AlCl2 dan magnesium klorida...8
5. Eksperiment membandingkan sifat asam-basa AlCl3 dan MgO...8
6. Eksperimen membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ terhidrasi...9
F. TABEL PENGAMATAN...10
Table 1 reaksi dengan asam klorida...10
Table 2 reaksi dengan larutan natrium hidroksida...10
Table 3 reaksi dengan oksigen...10
Table 5 Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida...11
Table 6 Membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi...11
G. PEMBAHASAN...12
1.Eksperiment reaksi aluminium dengan asam klorida...12
2. Eksperiment reaksi dengan larutan NaOH...12
3. Reaksi dengan oksigen...13
5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida...13
6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al dan Mg yang terhidrasi...14
H.Kesimpulan...16
2. Untuk mengetahui tingkat kepolaran suatu senyawa
B.
WAKTU PELAKSANAAN
Elektron yang mengelilingi inti atom bermuatan negatif dan proton yang terdapat dalam inti atom bermuatan positif, mengingat muatan yang berlawanan akan saling tarik menarik, maka dua atom yang berdekatan satu sama lainnya akan membentuk ikatan. Atom – atom unsur mempunyai kecenderungan ingin stabil seperti gas mulia terdekat yang memiliki 2 elektron ataupun 8 elektron pada kulit terluar. Untuk mencapai kestabilan itulah maka unsur – unsur di alam saling mengadakan ikatan yang disebut ikatan kimia. Atom satu berikatan dengan atom lain membentuk molekul unsur maupun molekul senyawa. Suatu ikatan dapat terbentuk apabila setelah berikatan, atom – atom menjadi lebih stabil dari sebelumnya, yakni kestabilan dalam susunan elektronnya. Susunan elektron akan stabil apabila kult terluar terisi elektron dengan jumlah 2 atau 8, seperti gas mulia.
1. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang terjadi antara unsur-unsur nonlogam dengan unsur-unsur nonlogam melalui penggunaan elektron bersama. Senyawa-senyawa kovalen umumnya memiliki ikatan yang kurang kuat dibandingkan senyawa-senyawa ion. Senyawa-senyawa kovalen juga memiliki titik
didih dan titik cair rendah.
Perbedaan keelektronegatifan dan bentuk molekul yang tidak simetri pada senyawa kovalen mengakibatkan senyawa tersebut memiliki sifat polar. Pada senyawa kovaken polar tejadi pengkutuban, artinya ada bagian yang bersifat lebih negatif dan ada bagian yang bersifat lebih positif. Senyawa kovalen polar memiliki kekuatan ikatan antarmolekul yang kebih besar dibandingkan senyawa kovalen nonpolar. Hal ini juga mengakibatkan senyawa kovalen memiliki titik didih dan tinggi cair yang lebih tinggi.
(Tim Kimia Anorganik,2014 : 23 )
Suatu ikatan kovalen polar apabila PEI (Pasangan Elektron Ikatan) tertarik lebih kuat ke salah satu atom. Untuk molekul-molekul yang hanya mengandung dua atom, kepolarannya dapat ditentukan dengan mudah.
Jika kedua atom itu sejenis, ikatannya pasti nonpolar. Contohnya :H2, Cl2, Br2.
Jika kedua atom itu tidak sejenis, ikatannya pasti polar. Contohnya : GCl, HBr, BrCl.
Jika atom pusat tidak mempunyai PEB, maka bentuk molekul itu simetris sehingga PEI tertarik
sama kuat ke semua atom. Akibatnya molekul tersebut nonpolar.
Jika atom pusat mempunyai PEB, maka bentuk molekul itu tidak simetris sehingga PEI tertarik
lebih kuat ke atom pusat, akibatnya molekul tersebut polar.
A. Senyawa Polar dan Non Polar
Senyawa polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Contoh : H2O, HCL, HF, HI dan HBr
Senyawa non polar : Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama. Contoh : O2, CO2,CH4 dan Cl2
Ciri-ciri senyawa polar :
1. Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain
2. Memiliki kutub( +) dan kutub (-) , akibat tidak meratanya distribusi elektron
3. Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan
Contoh : alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5 Ciri-ciri senyawa non polar :
1. Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
2. Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat meratanya distribusi elektron
3. Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau keelektronegatifannya sama
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2
Senyawa polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, perbedaan harga ini mendorong timbulnya kutub kutub listrik yang permanen ( dipol permanent). Jadi antar molekul polar terjadi gaya tarik dipol permanent.
Senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil, bahkan untuk senyawa biner dwiatom ( seperti O2,H2) perbedaan keelektronegatifannya = 0 .
Bila terdapat senyawa non polar terjadi gaya tarik dipol sesaat ( gaya dispersi/ gaya london ) gaya ini terjadi akibat muatan + inti atom salah satu atom menginduksi elektron atom lain sehingga terjadilah kutub kutub yang sifatnya sesaat.
B. Polarisasi Ikatan Kovalen
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom. Contoh 1 : Molekul HCl
Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).
Percobaan ini akan menyelidiki kepolaran beberapa senyawa kovalen. Percobaan dilakukan dengan mengalirkan larutan senyawa kovalen dari buret. Pada aliran didekatkan penggaris plastik yang telah digosokkan ke rambut yang kering sehingga memiliki muatan negatif. Karena senyawa kovalen polar memiliki kutub-kutub, maka akan menunjukkan reaksi positif terhadap penggaris plastik. Kucuran atau aliran akan membelok mendekati atau menjauhi penggaris plastik.
C.
ALAT DAN BAHAN
o
Alat
Buret
Gelas kimia
Statif
Corong
o
Bahan
Aquades
HCl
D.
CARA KERJA
Memasang buret
Masukkan Larutan (Aquadest, HCl, Aseton, Alkohol 95% ) kedalam buret
Letak gelas kimia di bawah buret sebagai penampung
Gosokkan penggaris ke kertas yangkering
Buka kran buret dan dekatkan penggaris ke pada larutan
(Aquadest, HCl, Aseton, Alkohol 95% )
Amati yang terjadi
Tentukan moment dipolnya
Larutan
Senyawa polar merupakan senyawa yang bermuatan, senyawa polar tentu dapat menarik elektron. Medan magnet dan medan listrik mempunyai muatan juga. Sifat itu dapat digunakan untuk menyelidiki kepolaran beberapa senyawa molekul. Polar artinya kutub, sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa-senyawa yang bersifat polar memiliki kutub. Jika didekatkan magnet pada suatu senyawa-senyawa polar yang mengucur, maka senyawa tersebut akan bereaksi sehingga kucurannya akan mendekati atau menjauhi magnet.
Pada percobaan pertama yaitu a) Aquades / Air
Pada saat keran tabung buret dibuka, air mengucur ke dalam gelas kimia dan didekatkan dengan penggaris plastik yang telah digosok pada rambut kering. Ternyata, membuat aliran air yang semula lurus membelok ke arah medan listrik yang dihasilkan oleh penggaris. Hal ini karena Molekul air yang tersusun atas 2 atom H dan 1 atom O merupakan ikatan kovalen polar.
Sesuai dengan teori :
b) Etanol / Alkohol
Pada saat keran buret dibuka, etanol yang mengalir menuju gelas kimia yang awalnya lurus sewaktu didekati oleh penggaris beraliran listrik mengalami pembelokkan dan pembelokkannya sangat cepat, seharusnya pembeokkan yang terjadi tidak begitu cepat karena alcohol tergolong senyawa semi polar.
Sesuai dengan teori :
Senyawa alkohol dengan rumus kimia C2H5OH tersusun dari 2 atom Carbon, 6 atom hidrogen, dan 1 atom oksigen. Senyawa ini membentuk 8 ikatan kovalen tunggal dan tidak memiliki pasangan elektron bebas sehingga termasuk senyawa semi polar.
Pada saat keran buret dibuka, aseton yang mengalir menuju gelas kimia yang awalnya lurus sewaktu didekati oleh penggaris beraliran listrik mengalami pembelokkan dan pembelokkannya sangat cepat, seharusnya pembeokkan yang terjadi tidak begitu cepat karena aseton tergolong senyawa semi polar.
Sesuai dengan teori :
Aseton atau propanon memiliki rumus kimia CH3COCH3. Pada senyawa ini, ditemukan 3 atom carbon, 6 atom hidrogen, dan 1 atom oksigen. Atom-atom ini membentuk ikatan kovalen tunggal dan rangkap dua, dan pada senyawa ini tidak ditemukan pasangan elektron bebas. Oleh karena itu, menurut struktur Lewis-nya, senyawa ini dimasukkan dalam senyawa semi polar, meskipun pada percobaan digolongkan senyawa polar. Pada dasarnya, senyawa ini merupakan senyawa semi-polar.
d) HCl
Pada saat keran buret dibuka, HCl yang mengalir menuju gelas kimia yang awalnya lurus sewaktu didekati oleh penggaris beraliran listrik mengalami pembelokkan. Hal ini karena molekul HCl mempunyai ikatan kovalen polar.
Sesuai dengan teori :
H.Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan :
Eksperimen.1.Reaksi dengan HCl
1. Reaksi dengan HCl
- Al = saat ditambahkan HCl terbentuk gelembung gas dikeping Al, reaksi lambat sehingga
memerlukan pemanasan.
Reaksi
Al
2O
3(s)+ 6 HCl
(aq)2AlCl
3(aq)+ 3H
2(g)- Mg = saat ditambahkan HCl, Mg melarut dan terbentuk gelembung-gelembung gas, reaksi
cepat sehingga tanpa pemanasan.
Reaksi
Mg(
s)+ 2 HCl
(aq)MgCl
2(aq)+ H
2(g)2. Baik Al maupun Mg dapat bereaksi dengan HCl membentuk suatu garam dan gas H
2, dan
harga potensial elektrodanya positif (+) sehingga dapat bereaksi. Al lambat bereaksi karena
harga potensial elektroda Mg lebih besar dibandingkan Al.
Eksperimen.2. Reaksi dengan larutan NaOH
3. Logam
Al
Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung gas . Logam Al melarut dan timbul gelembung
gas yang banayak pada saat pemanasan.
Pita
Mg
Saat ditambahkan NaOH terdapat gelembung-gelembung gas setelah dipanaskan Mg
melarut sedikit (reaksi berjalan lambat dibanding dengan logam Al).
4 dan 5. Persamaan reaksi yang terjadi:
Logam Aluminium
: 2Al
3++ 2OH- + 6H6. Karena apabila panci Aluminium dicuci dengan Na
2CO
3akan rusak dan bereaksi dengan
Na
2CO
3sehingga lapisan Aluminium akan terkikis.
Eksperimen.3. Reaksi dengan Oksigen
7. Reaksi dengan Oksigen
Ketika larutan HgCl
2diteteskan pada kertas Al Foil. Pada Al Foil terbentuk gelembung dan
terkikis, setelah didiamkan kemudian dicuci dengan air, terbentuk gelembung dibawah Al.
Foil. Saat dibiarkan diudara lapisan Al terkelupas semua dan lama-kelamaan hancur seperti
abu.
Persamaanreaksi :
HgCl
2(aq)+ Al
2O
3(s)2 AlCl
3+ 3HgO
2Al
(s)+ 3/2 O
2(g)Al
2O
3(s)8. Karena HgCl
2dapat melepaskan lapisan oksida dari alumunium, sesuai dengan reaksi no.7 di
9. Terbentuk Al
2O
3karena saat Al bereaksi dengan udara membentuk lapisan tipis oksida yaitu
Al
2O
3yang melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Al
2O
3stabil karena sulit bereaksi dengan
udara yang ada disekitarnya serta sulit bereaksi dengan asam/basa encer dan asam pekat.
10.
Aluminium tidak mengalami korosi karena Aluminium dilindungi oleh lapisan Al2O3 yang
tahan terhadap korosi
11. Kegunaan logam Aluminium:
a. Untuk lapisan peralatan memasak
b. Untuk pembungkus makanan
c. Untuk bahan kontruksi dasar pada rangka, baik gedung mobil maupun pesawat terbang
d. Sebagai kabel listrikl
Sifat Aluminium:
a. Ringan, tahan terhadap korosi udara serta tidak beracun
b. Bersifat reflektif
c. Daya hantar listrik besar
d. Sebagai reduktor
Eksperimen 5 : Membandingkan Sifat Asam Basa Alumunium Oksida dan Magnesium
Oksida
15. Reaksi Al
2O
3dengan air menghasilkan ada endapan putih, larutan bening, PH : 8
Reaksi MgO dengan air menghasilkan campurannya bersifat homogen, dan berwarna putih
dengan PH : 9Adapun kedua oksida ini sama-sama bersifat basa.
16. Oksida yang bersifat basa adalah MgO
Oksida yang bersifat Asam adalah Al
2O
3Oksida yang bersifat Amfoter adalah Al
2O
317. Persamaan Reaksi :
18. Asam Bronsted -Lowry terkuat adalah Al
3+karena asam melepaskanIon H
+bila dilarutkan
dalam air, untuk melepaskan AL
2+, sedangkan Mg
2+bersifat basa.
19. Ketika larutan Al
3+ditambahkan NaOH 1 ml terbentuk endapan putih, kemudian
ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 6 ml endapan melarut
Reaksi :
Al
3+(aq)
+ 3NaOH
(aq)Al(OH)
3(s)+ 3 Na
+(aq)[Al(H
2O)
6]
3++ 3OH
-[Al(H
2O)
3(OH)
3]
(s)+ 3H
2O
(l)20. [Al(H
2O)
2]
-melarut sedangkan [Al(OH)
3(H
2O)
3] tidak melarut, karena [Al(H
2O)
2]
-merupakan ion kompleks yang tentunya melarut, sedangkan [Al(OH)
3(H
2O)
3] tidak dapat
mengion sebagai donor akseptor elektron dalam air.
21. Ketika larutan Mg
2+0,1M tidak melarut dalam NaOH berlebih karena Mg
2+(aq) tidak bersifat
amfoter seperti Al
3+(aq), sehingga tidak dapat berbalik sifat untuk menyesuaikan dengan
larutannya, karena endapan basa tidak bisa larut dalam basa.
22. Perbedaannya :
DAFTAR PUSTAKA
F. Albert Cotton. (1989). Kimia Anorganik Dasar (p. 265). Jakarta: UI-Press.
Parham dan Mahdian, S. (2008). Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Sugiyarto, K. (2004). Kimia Anorganik. Yogyakarta: JICA.