NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyalemen dari lagging indicator terkonfirmasi IHSG dalam pekan ini masih berpeluang ke teritori positif. Tercermin dari MA jangka pendek yang mengindikasikan indeks dalam trend up. Kendati, dari leading indicator IHSG mengisayaratkan konsolidasi bagi IHSG, tercermin dari Stochastic dan MACD.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5144.016 -43.978 7,102.42 5,381.89
LQ-45 884.278 -9.499 917.49 2,955.59
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Senin (8/12), IHSG ditutup melemah 43,98 poin (0,85%) dari level 5.187,99 ke level 5.144,01 dipengaruhi oleh derasnya aksi jual. Adapun, dana asing yang keluar dari IHSG tercatat mencapai Rp391,79 miliar. Pelemahan pada bursa juga dibayangi oleh posisi cadangan devisa yang melemah ke level US$111,14 miliar dari US$111,97 miliar. Penurunan ini dipicu oleh pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan pengendalian moneter terhadap nilai tukar rupiah. Selain itu, Bank Dunia juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 menjadi 5,1% dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,2%. Selanjutnya, Bank dunia juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 menjadi 5,2% dari estimasi sebelumnya sebesar 5,6%. Dari pasar global, data ekonomi AS menunjukkan hasil yang positif. Data ekonomi melaporkan penambahan tenaga kerja AS sebanyak 321.000 di bulan November, mencapai level tertingginya dalam 3 tahun, dengan tingkat pengangguran tetap pada level 5,8%. Pasar sebelumnya memperkirakan penambahan tenaga kerja sebesar 231.000. Selain itu, defisit neraca perdagangan AS menyempit 0,9% MoM menjadi US$43,4 miliar di bulan Oktober dari US$43,6 miliar di bulan September. Mengikuti penguatan Wall Street yang mencapai level tertingginya, bursa regional juga ditutup menguat. Indeks Nikkei 225 ditutup naik 15,19 poin (0,09%) dari 17.920,45 ke 17.935,64, mengindikasikan penguatan selama 7 hari berturut-turut pada indeks. Akan tetapi, kenaikan pada bursa Jepang tertahan oleh PDB kuartal ketiga Jepang yang direvisi menjadi -1,9% YoY dari laporan sebelumnya sebesar -1,6% YoY. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite ditutup menguat signifikan dan mencapai level 3.000 untuk pertama kalinya sejak bulan April 2011. Indeks Shanghai Composite ditutup naik 82,61 poin (2,81%) dari 2.937,65 ke 3.020,26. Penguatan ini terjadi di tengah surplus neraca perdagangan Tiongkok yang mencapai level tertingginya pada bulan November. Surplus neraca perdagangan Tiongkok naik menjadi US$54,47 miliar dari surplus sebesar US$45,4 miliar. Sementara itu, indeks Hang Seng menguat sebesar 45,03 poin (0,19%) dari level 24.002,64 ke level 24.047,67. Dari pasar Eropa, pertumbuhan PDB Uni Eropa pada kuartal ketiga tahun ini bertahan di level 0,8% YoY. Adapun, bursa Eropa tentatif bergerak melemah pada awal perdagangannya.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2015 mendatang hanya tumbuh 5,2%%, lebih rendah dibandingkan estimasi yang diumumkan bulan Juli lalu sebesar 5,6%. Perlambatan ekonomi dunia akan berpengaruh terhadap penurunan harga sejumlah komoditas orientasi ekspor Indonesia. Dengan demikian maka pemasukan ekonomis dari lini ekspor akan berkurang atau kurang lebih kondisinya sama dengan tahun ini. Namun, jika Indonesia mampu memperkuat sektor ekonomi lain dan menggenjot investasi, maka pertumbuhan bisa lebih tinggi. Oleh karena itu, pemerintah harus mengoptimalkan daya serap belanja modal. Sampai akhir Oktober lalu, penyerapan belanja modal pemerintah hanya mencapai 38% dari total alokasi pendanaan untuk tahun 2014. Rasio tersebut terlalu rendah dan tidak efektif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Selain pertumbuhan ekonomi, Bank Dunia proyeksikan mengenai inflasi tahun depan. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebanyak 30% dikhawatirkan akan memicu inflasi tinggi di Indonesia. Bank Dunia memprediksi inflasi tahun 2015 mencapai 7,5%, Sementara itu, pemerintah sendiri dalam jangka pendek untuk prioritas utama kebijakan fiskal yakni akan diarahkan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi. Pelebaran ruang fiskal diharapkan dapat ditempuh dengan optimalisasi penerimaan serta peningkatan kualitas belanja. Pada sisi penerimaan, pemerintah akan mengupayakan optimalisasi penerimaan negara, baik yang bersumber dari pajak maupun nonpajak. Proyeksi yang dilakukan Bank Dunia atas perekonomian Indonesia menjadi katalis bagi indeks bursa saham pada perdagangan saham hari ini. Disamping itu pasar juga akan menyikapi katalis lainnya termasuk sentimen yang muncul dari eksternal. Indeks Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin melemah, seiring investor mengkhawatirkan kejatuhan harga minyak serta ancaman pertumbuhan global. Spekulasi bahwa kelebihan pasokan minyak akan terus meningkat hingga tahun depan membuat saham sektor energi terkoreksi. Sementara itu, bursa saham Jepang yakni indeks Nikkei di awal sesi melemah setelah depresiasi atas Yen mereda. Pelemahan yen merupakan salah satu penopang rally saham eksportir Jepang sejak pertengahan Oktober. Faktor dari internal dan ekternal tersebut bisa membawa IHSG ke zona negatif hari ini.
DAILY REPORT
09 December 2014
•UNTR dan MYOH turunkan strip rasio
•PSAB bukukan laba bersih US$12,14 juta
•Pengolahan tanah jarang TINS segera diuji coba
•BMRI salurkan kredit tambahan dan non cash loan kepada TINS
•BBRI gandeng pemprov DKI kelola sistem pembayaran BPP
•BBRI belum rencanakan penambahan modal
•CFIN kaji rencana terbitkan MTN
•eBay tambah saham pada anak usaha TLKM
•ISAT segera lengkapi pinjaman menjadi Rp 4,9 triliun
•ISAT turunkan emisi sukuk ijarah BTEL siap tukar 53% saham
•KAEF luncurkan layanan contact center
•Merger INAF dan KAEF akan segera ditentukan
•Rugi TRUB per 1H14 naik menjadi rugi Rp 160,8 miliar
•SMDR targetkan kenaikan laba 109%
•TMAS bidik laba bersih Rp 235 miliar
•TRIS revisi target penjualan menjadi Rp 750 miliar
•GDST mulai pembangunan plate mill II
•SMRA siapkan belanja modal Rp1 triliun
•Target prapenjualan BKSL kurang Rp550 miliar
•LCGP bangun proyek Rp4,5 triliun
•SSIA tunda pinjaman USD 100 juta
•LMIR Trust himpun dana SGD 40 juta
•Anak usaha SRTG belum siap IPO
•Harga IPO Impack Pratama Industri Rp 3.800
•Pemerintah kembali turunkan rasio setoran dividen bank BUMN ke 20%
Support Level 5110/5076/5027 Resistance Level 5193/5241/5275 Major Trend Up
9 December 2014
9 December 2014
United Tractors (UNTR) mengantisipasi lemahnya harga batu bara dengan meningkatkan lini usaha lain di luar pertambangan sekaligus meningkatkan efisiensi perseroan. UNTR melakukan efisiensi salah satunya dengan penurunan strip ratio (rasio jumlah pemindahan tanah penutup dengan produksi) batu bara. Hal serupa juga dilakukan Samindo Resources (MYOH). MYOH akan menekan strip ratio untuk mempertahankan tingkat marjin.
Timah (TINS) menyatakan pabrik pengolahan tanah jarang atau rare earth akan beroperasi pada Maret 2015. Pabrik tersebut berlokasi di kawasan industri Tanjung Ular, Bangka Belitung. Tanah jarang merupakan sisa dari hasil pemurnian timah batangan. Pabrik pengolahan tersebut mampu memproduksi 50 kg tanah jarang per hari. Nilai jual dari logam-logam olahan ini 10 kali lipat dari harga jual timah. Hasil pengolahan tanah jarang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan perangkat elektronik, alat komunikasi maupun peralatan nuklir. Investasi pabrik ini mencapai Rp 20 miliar.
Bank Mandiri (BMRI) menyalurkan Kredit Tambahan Fasilitas Kredit Modal Kerja dan Fasilitas Non Cash Loan kepada Timah (TINS) senilai USD 52 juta. Pinjaman ini untuk memperkuat modal kerja operasional Timah beserta anak-anak perusahaannya dalam usaha pertambangan, produksi dan perdagangan logam timah di Indonesia. Bank Mandiri juga akan mendukung peringkatan pengelolaan keuangan Timah melalui Mandiri Cash Management atau MCM. Dengan layanan ini, diharapkan transaksi perbankan dari penerimaan penjualan logam timah, pembayaran kewajiban pemasok hingga penggajian karyawan dapat dilaksanakan dengan mudah, cepat dan efisien dan terintegrasi dengan sistem milik Timah. Hingga Oktober 2014, pembiayaan Bank Mandiri ke sektor pertambangan bahan logam telah mencapai Rp 3,06 triliun.
J Resources Asia Pasifik (PSAB) mencatatkan peningkatan kinerja keuangan secara signifikan per kuartal III/2014 dengan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 210,41% dari US$65,22 juta pada kuartal III/2013 menjadi US$202,45 juta. Untuk itu, perseroan berhasil membukukan laba bersih senilai US$12,14 juta setelah pada periode yang sama tahun lalu membukukan kerugian hingga US$31,55 juta. Adapun meningkatnya pendapatan tersebut dikarenakan pada tahun ini perseroan berhasil menambah satu customer yakni Metalor Technologies Singapore Pte. Ltd. yang menyumbang pendapatan sebesar US$145,98 juta atau 72% dari total penjualan. Sementara sebesar 28% atau US$56,47 juta merupakan penjualan kepada Perth Mint Australia. Sebelumnya, penjualan perseroan tahun lalu hanya disumbangkan Perth Mint Australia tersebut.
eBay Inc, perusahaan jual beli online asal AS, berencana menambah kepemilikan saham pada Metra Plasa menjadi 49% dari 40%. Saat ini, sebanyak 60% saham Metra Plasa dimiliki oleh Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Dengan menggandeng eBay, TLKM mengembangkan situs belanja bernama blanja.com. Sejak 2012, eBay telah mengeluarkan dana sekitar USD 9,2 juta pada Metra Plasa. Nantinya, sistem e-Bay memungkinkan barang yang terdaftar pada blanja.com dijual ke luar negeri.
Indosat (ISAT) segera menyelesaikan pencarian pendanaan dari revolving credit facility (RCF) pada pekan depan. Perseroan akan memperoleh total dana senilai Rp 4,9 triliun. Saat ini, ISAT telah memperoleh Rp 4,3 triliun. Perseroan sedang dalam tahap finalisasi pinjaman senilai Rp 600 miliar dari satu bank lokal dan satu bank asal Jepang. RCF akan digunakan untuk berbagai kebutuhan pada tahun depan yaitu pelunasan kembali utang serta belanja modal.
Indosat (ISAT) mengubah porsi emisi obligasi konvensional dan sukuk ijarah senilai total Rp2,5 triliun. Perseroan menurunkan nilai emisi sukuk ijarah berkelanjutan I sebesar 36,67% menjadi Rp190 miliar dari awalnya Rp300 miliar. Adapun emisi obligasi konvensional dinaikkan menjadi Rp2,31 triliun dari awalnya Rp2,2 triliun. Hal tersebut dikarenakan investor kurang meminati penerbitan sukuk ijarah.
Bakrie Telecom (BTEL) siap menukar sebanyak 53% saham perseroan dengan utang wesel senior senilai USD 266 juta. Nilai share swap tersebut setara 70% dari total utang wesel yang mencapai USD 380 juta. Dengan harga pelaksanaan sebesar sebesar Rp 200 per saham, perseroan siap mengkonversi sekitar 50% saham. Pada 5 Desember 2015, investor yang mewakili sebanyak 25% nilai wesel menyatakan sikap keberatan atas proposal restrukturisasi yang ditawari BTEL. Selain itu, para bondholders yang mengklaim utang pokok akan terdilusi sekitar 7-19% per USD bila skema restrukturisasi dilaksanakan.
Rencana merger antara Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF) yang tertunda sejak 2010, nampaknya akan segera menemui titik terang pada akhir tahun ini. Pemerintah siap memutuskan penggabungan kedua perseroan tersebut. Holding BUMN farmasi memang telah direncanakan sejak 2005 lalu melalui program rightsizing BUMN. Rencananya, KAEF akan menjadi holding bagi BUMN farmasi.
Kimia Farma (KAEF) memperluas layanannya untuk para konsumen dengan meluncurkan layanan contact center bersamaan dengan peresmian apotek Kimia Farma yang ke-600 di Maros, Sulawesi Selatan. Selain menyeimbangkan marketing dengan laju perkembangan teknologi informasi, layanan contact center ini merupakan bagian dari langkah Kimia Farma untuk menerapkan pendekatan bisnis yang berpindah dari mass-marketing ke micro-marketing.
Anak usaha Saratoga Sedaya Investama (SRTG), Tri Wahana Universal (TWU), belum memastikan realisasi rencana pelaksanaan initial public offering (IPO) meskipun perusahaan yang bergerak di bidang penyulingan minyak tersebut dinilai sudah siap melakukannya. Sampai kuartal III/2014, TWU berkontribusi besar terhadap kinerja SRTG yang memiliki kepemilikan efektif sebesar 35% dalam perusahaan tersebut. Pendapatan usaha TWU meningkat 82% mencapai Rp4,7 triliun selama sembilan bulan pertama tahun ini. Sementara pendapatan konsolidasi SRTG mencapai Rp4,7 triliun meningkat 105% YoY yang didorong oleh peningkatan kapasitas produk minyak milik TWU dari 6.000 barel per hari (bph) menjadi 16.000 bph.
Truba Alam Manunggal (TRUB) membukukan kenaikan rugi bersih menjadi Rp 160,80 miliar per Juni 2014 dibandingkan rugi bersih Rp 52,91 miliar per Juni 2013. Pendapatan turun menjadi Rp 601,88 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 786,94 miliar. Rugi sebelum pajak meningkat menjadi Rp 143,58 miliar dari rugi sebelum pajak tahun sebelumnya Rp 32,45 miliar.
Gunawan Dianjaya Steel (GDST) sudah mulai merealisasikan pembangunan pabrik plate mill II di Margamulyo, Surabaya. Ekspansi pabrik dengan nilai investasi US$100 juta tersebut sudah mulai direalisasikan akhir November lalu dari rencana awal September 2014. Meski demikian, pengoperasian pabrik diperkirakan tetap sesuai jadwal yakni pada akhir 2016. Untuk pengembangan tahun ini, perseroan akan menggunakan dana internal senilai US$30 juta yang akan digunakan untuk pembelian perangkat permesinan. Kemudian, pada pertengahan tahun depan, perseroan akan mulai mencari pinjaman dari perbankan sekitar US$30 juta yang akan digunakan untuk pembangunan pondasi pabrik dan perakitan mesin produksi. Trisula International (TRIS) menurunkan target penjualan tahun ini menjadi Rp 750 miliar dari proyeksi awal Rp 800 miliar. Tahun depan, penjualan diperkirakan akan mencapai Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Tahun ini, penjualan perseroan terganggu menyusul pelemahan nilai tukar Rupiah dan kondisi ekonomi yang terganggu politik. TRIS akan meningkatkan promosi dan melakukan inovasi penjualan melalui online shopping. Perseroan juga akan meningkatkan penjualan di pasar internasional. Tahun depan, TRIS menyiapkan belanja modal sebesar USD 1 juta. Dana capex akan digunakan untuk manufacturing pabrik, serta aktivitas promosi dan pemasaran.
9 December 2014
9 December 2014
Samudera Indonesia (SMDR) memproyeksikan laba bersih hingga akhir tahun ini meningkat 109% menjadi USD 13,63 juta. Namun, pendapatan diperkirakan turun menjadi USD 510,69 juta. Penurunan pendapatan disebabkan oleh restrukturisasi jasa terutama angkutan peti kemas. Restrukturisasi ini seperti mengubah service di rute-rute yang dianggap merugikan baik di rute internasional maupun domestik. Pada tahun 2015, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di atas 5%. SMDR telah menyiapkan beberapa rencana ekspansi. Salah satunya adalah penambahan 2 kapal baru senilai USD 10 juta pada kuartal I-2015. Satu jenis kapal tanker berkapasitas 3-4 ribu ton dan kapal kontainer berkapasitas 500 TEUs. Pelayaran Tempura Emas (TMAS) membidik peningkatan laba bersih menjadi Rp 235 miliar, dibandingkan proyeksi tahun ini Rp 200 miliar. Pendapatan ditargetkan tumbuh 17% menjadi Rp 2 triliun pada 2015, dibandingkan estimasi tahun ini senilai Rp 1,7 triliun. Peningkatan pendapatan dilakukan dengan efisiensi pengelolaan pelabuhan dan penambahan armada. Perseroan akan ekspansif tahun depan dengan target investasi dinaikkan menjadi di atas Rp 200 miliar pada 2015. Summarecon Agung (SMRA) menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp1 triliun tahun depan untuk ekspansi lahan di sejumlah daerah. Nilai belanja modal itu lebih rendah dari tahun ini sebesar Rp1,5 triliun. Dana itu akan digunakan utnuk membeli lahan di Bandung, Bogor, Bekasi, Tangerang, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, dan Sumatera Selatan. Rencananya, lahan-lahan tersebut akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu atau mixed-use.
Surya Semesta Internusa (SSIA) menunda pinjaman senilai USD 100 juta menjadi tahun depan dari rencana semula akhir 2014. Dana pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai ekspansi perseroan tahun depan. SSIA menjajaki pinjaman dalam denominasi Rp sebanyak 70% dan sisanya denominasi USD. Dananya akan digunakan untuk membiayai pembangunan gedung perkantoran yang ditargetkan selesai paling lambat akhir 2017. Total kebutuhan biaya pembangunan gedung perkantoran senilai USD 150 juta. Perseroan juga akan membangun 7-8 hotel budget tahun ini.
Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIR Trust), instrumen investasi yang disponsori oleh Lippo Karawaci (LPKR), menghimpun dana sebesar SGD 40 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi dana akuisisi pusat belanja Lippo Mall Kemang, Jakarta. Dana tersebut diperoleh dari hasil penerbitan sebanyak 117,6 juta unit penyertaan baru dengan harga pelaksanaan SGD 0,34 per unit. Sentul City (BKSL) masih membutuhkan Rp550 miliar untuk mengejar target prapenjualan 2014 yang totalnya sebesar Rp2 triliun. Hingga November 2014, perseroan sudah meraih Rp1,45 triliun atau 72% dari target marketing sales hingga akhir tahun. Untuk memaksimalkan pencapaian target tersebut, perseroan akan fokus meningkatkan penjualan existing product.
Eureka Prima Jakarta (LCGP) berencana menggarap dua proyeknya pada kuartal pertama 2015 dengan nilai investasi Rp4,5 triliun. Kedua proyek tersebut merupakan pengembangan kawasan terpadu di Depok dan Jakarta.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menggandeng Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pengelolaaan sistem pembayaran Biaya Pengelolaan Pasar (BPP). Ke depan BRI juga akan melayani kewajiban lainya bagi para pedagang yang dapat dikelola oleh program Cash Management System (CMS). Tata kelola yang akan dikembangkan dari layanan ini adalah mass autodebet. Nantinya para pedagang akan membuka rekening tabungan BRI, sehingga PD Pasar Jaya dapat langsung melakukan pendebetan terhadap rekening tersebut untuk pembayaran BPP yang akan masuk ke rekening PD Pasar Jaya. Sekitar 153 pasar, 70.000. kios, dan 57.584 pedagang saat ini berada di bawah kelolaan PD Pasar Jaya. Pasar-pasar tersebut saat ini menjadi objek dalam layanan pengelolaan kewajiban pedagang pasar kepada PD Pasar
Jaya. Di sekitar 153 pasar tersebut, BRI telah membangun 94 Teras BRI, 39 BRI Uni, 4 Kantor Kas, dan 11 KCP. Ke depan BRI berharap dapat memberikan layanan jasa perbankan lainnya seperti pemberian pinjaman untuk memenuhi kebutuhan modal kerja usaha, investasi kios/tempat usaha, serta kemudahan layanan transaksi perbankan lainnya untuk mendukung kegiatan usaha para pedagang di seluruh tempat usaha yang dikelola oleh PD Pasar Jaya.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) belum merencanakan penambahan modal. Permodalam BRI masih cukup kuat untuk ekspansi tahun 2015. Apabila ada penambahan modal, bisa dari penyertaan modal pemerintah melalui suntikan dana segar.
Clipan Finance Indonesia (CFIN) tengah mengkaji rencana penerbitan obligasi jangka menengah (medium term note/MTN) sebagai salah satu sumber pendanaan untuk pembiayaan perseroan pada tahun 2015 yang diperkirakan sekitar Rp 1 triliun. Hingga saat ini sebesar 50% sumber pendanaan perseroan masih berasal dari ekuitas
(equity). Sumber dana utama kedua pada kuartal III 2014 berasal
dari loan payables sebesar 27%, diikuti MTN sebanyak 13%
dan bonds payables10%. Apabila tahun 2015 perseroan urung
menerbitkan MTN, maka sumber pendanaan Clipan yang berasal dari pinjaman masih dapat digunakan.
Impack Pratama Industri akan melakukan penawaran umum saham IPO pada 10-11 Desember 2014 dengan menawarkan sebanyak 150.050.000 saham biasa atau sebanyak 31,04% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan harga penawaran Rp 3.800. Pemerintah kembali mengkaji penurunan setoran dividen bank BUMN pada 2015 menjadi 20% dari saat ini 30%. Dikatakan bahwa penurunan setoran dividen tersebut merupakan salah satu opsi guna meningkatkan pendanaan bank-bank BUMN guna menghadapi ketentuan Basel III yang akan diterapkan secara bertahap pada 2016-2019 dimana rasio CAR harus dijaga di sekitar 15%.
Pemerintah akan melarang bank-bank dengan rasio NPL tinggi untuk berpartisipasi dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal tersebut akan diterapkan agar NPL KUR berada di tingkat yang rendah. Dikatakan bahwa batas ketentuan rasio NPL tersebut akan ditentukan kemudian.
Presiden Joko Widodo mengharuskan seluruh proses pengadaan proyek pemerintah selesai pada akhir Maret. Presiden Jokowi meminta proses pengadaan fisik pemerintah di tingkat pusat maupun tingkat daerah tidak lagi mundur hingga bertumpuk pada akhir tahun. Mulai tahun anggaran 2015 proses pengadaan belanja barang dan modal pemerintah harus selesai pada Maret hingga seluruh proyek pemerintah bisa dikerjakan mulai April. Perintah tersebut berlaku bagi semua satuan kerja di kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah dan secara resmi akan disampaikan Jokowi dalam bentuk Instruksi Presiden.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi penurunan harga minyak dunia akan berlangsung selama dua tahun ke depan. Hal itu karena terjadinya over supply minyak di pasar akibat negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC tidak bersedia mengurangi produksinya.
Bank Dunia dalam laporan triwulan terbaru mengingatkan adanya tiga bidang yang memerlukan reformasi agar pemerintahan baru siap dalam menghadapi tantangan pembangunan, yaitu penerimaan negara, perbaikan belanja serta fasilitasi dunia usaha.
Bank Dunia untuk mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 menjadi 5,1%. Bank Dunia juga mengoreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 menjadi 5,2% atau lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar 5,6%. Koreksi proyeksi dari Bank Dunia tersebut didasarkan pada pelemahan pertumbuhan investasi dan ekspor Indonesia.
9 December 2014
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 62,93 -0,12 TLKM (US) 44 13.734 -539 Natural Gas (US$)/mmBtu 3,63 0,03 ANTM (GR) 0,05 808 -46 Gold (US$)/Ounce 1201,56 -1,96
Nickel (US$)/MT 16680,00 -120,00 Tin (US$)/MT 20455,00 255,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 62,15 -1,45 Coal (RB) (US$)/MT* 65,99 -1,24 CPO (ROTH) (US$)/MT 710,00 -5,00 CPO (MYR)/MT 2152,50 -9,00 Rubber (MYR/Kg) 598,00 -5,50 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 739,51 2,38
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17852,48 -0,59 7,70 15,71 15,04 2,98 2,79 5.070,0 USA NASDAQ COMPOSITE 4740,69 -0,84 13,51 23,58 19,53 3,56 3,23 7.533,8 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6672,15 -1,05 -1,14 14,08 13,58 1,80 1,71 1.483,4 CHINA SHANGHAI SE A SH 3164,31 2,82 42,89 12,53 11,19 1,69 1,52 3.655,9 CHINA SHENZHEN SE A SH 1532,70 0,82 38,86 27,22 20,94 3,04 2,69 2.006,9 HONG KONG HANG SENG INDEX 24047,67 0,19 3,18 11,28 10,60 1,33 1,23 1.908,8 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5144,01 -0,85 20,35 17,25 14,72 2,89 2,56 390,9 JAPAN NIKKEI 225 17935,64 0,08 10,09 19,66 17,42 1,73 1,61 2.762,8 MALAYSIA KLCI 1740,84 -0,49 -6,76 16,39 14,96 1,99 1,87 284,9 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3297,84 -0,80 4,12 14,33 13,28 1,30 1,24 409,8
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 12.389,50 90,50 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0006
EUR/IDR 15.248,62 57,45 EUR / USD 1,23 -0,0009
JPY/IDR 102,54 0,39 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.382,08 20,81 SGD / USD 0,76 -0,0005
AUD/IDR 10.258,54 5,55 AUD / USD 0,83 -0,0014
GBP/IDR 19.383,37 97,22 GBP / USD 1,56 -0,0008
CNY/IDR 2.007,52 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0005
MYR/IDR 3.552,80 8,39 MYR / USD 0,29 0,0007
KRW/IDR 11,12 0,03 100 KRW / USD 0,09 0,0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.64
BI Rate (%) Indonesia 7.75 LIBOR (GBP) England 0.50
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
9 December 2014
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description Nov’14 Oct'14 Description Rate (%)
Inflation YTD % 5.75 4.19 SBI (9M) 6,86651
Inflation YOY % 6.23 4.83 SBIS (9M) 6,86651
Inflation MOM % 1.50 0.47
Foreign Reserve (USD) 111.97 Mn 111.97 Mn GDP (IDR Bn) 2,619,869.70 2,619,869.70
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
09 Dec US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.2% dari 0.3% 09 Dec US Wholesale Trade Sales MoM Turun menjadi -0.1% dari 0.2%
11 Dec US Monthly Budget Statement Desifit turun menjadi $65 Bn dari $135.2 Bn 11 Dec US Retail Sales Advance MoM Tetap 0.3%
11 Dec US Import Price Index MoM Turun menjadi -1.8% dari -1.3% 11 Dec US Import Price Index YoY Turun menjadi -2.3% dari -1.8% 11 Dec US Initial Jobless Claims Turun menjadi 295 ribu dari 297 ribu 11 Dec US Continuing Claims Turun menjadi 2347 ribu dari 2362 ribu 11 Dec US Business Inventories Turun menjadi 0.2% dari 0.3%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
EMTK IJ 7200 7.46 3.03 UNVR IJ 31150 -1.66 -4.30 GIAA IJ 595 5.31 0.83 BBNI IJ 5975 -3.24 -3.97 SIAP IJ 378 9.25 0.83 BBRI IJ 11325 -1.31 -3.93 MYOR IJ 23400 3.20 0.70 TLKM IJ 2805 -1.23 -3.79 GGRM IJ 59875 0.50 0.62 KLBF IJ 1725 -3.09 -2.77 ISAT IJ 4120 2.49 0.58 BMRI IJ 10550 -0.94 -2.48 BRAM IJ 6700 19.64 0.53 BBCA IJ 13275 -0.56 -1.97 BTPN IJ 4165 2.08 0.53 INCO IJ 3980 -3.75 -1.65 TBIG IJ 9600 1.05 0.52 APEX IJ 2850 -16.18 -1.57 RODA IJ 385 10.00 0.51 MNCN IJ 2250 -2.81 -1.00
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Archi Indonesia Mining 1895-2445 1,600.00 TBA TBA CIMB Niaga, Danareksa, Mandiri Sekuritas, Valbury PT Impack Pratama
Industri
Manufacture & Industries
3800.00 193.35 10 Dec-11 Dec’14 17 Dec 2014 Ciptadana Securities PT Intan Baruprana
Finance
Finance 311-383 1,670.48 10 Des-12 Des’14 18 Dec 2014 BNI Securities PT Bank Agris Banking &
Finance
105-115 900.00 12 Dec-16 Dec’14 22 Dec 2014 Indo Premier Securities PT Golden Plantation Plantation
Agriculture
9 December 2014
9 December 2014
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
PGLI 2.00 Cash Dividend
08 Dec-14 09 Dec-14 11 Dec-14 29 Dec-14 TOTO 50.00 Cash Dividend
09 Dec-14 10 Dec-14 12 Dec-14 30 Dec-14 ADRO $0.00094 Cash Dividend
24 Dec-14 29 Dec-14 02 Jan-15 16 Jan-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BPFI Rights Issue 10:7 500.00 01-Dec-14 02-Dec-14 08 Dec – 19 Dec’14 BWPT Rights Issue 1:6 400.00 04-Dec-14 05-Dec-14 11 Dec – 12 Dec’14 BNII Rights Issue 9:1 221.00 05-Dec-14 08-Dec-14 12 Dec – 18 Dec’14 CENT Rights Issue 5:1 200.00 24-Dec-14 29-Dec-14 06 Jan – 12 Jan’15 SUPR Rights Issue 25:12 7000.00 29-Dec-14 30-Dec-14 07 Jan – 14 Jan’15 MAYA Rights Issue 8:1 1150.00 06-Jan-15 07-Jan-15
13 Jan – 19 Jan’15
BSWD Rights Issue 5:1 2800.00 10-Dec-14 11-Dec-14 17 Dec – 06 Jan’15
AKKU Rights Issue 20:132 100.00 TBA TBA
TBA
SIPD Reverse Stock 10:1 -- -- 02-Jan-15
02-Jan-15
LTLS Stock Split 1:2 -- -- TBA TBA
ACST Tender Offer -- TBA -- -- TBA
CPGT Tender Offer -- TBA -- -- TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
MAYA RUPSLB 09-Dec-14
PTSN RUPST 10-Dec-14
LTLS RUPSLB 10-Dec-14
RAJA RUPSLB 11-Dec-14
GIAA RUPSLB 12-Dec-14
PSAB RUPSLB 15-Dec-14
CENT RUPSLB 17-Dec-14
NIPS RUPSLB 17-Dec-14
MYRX RUPSLB 18-Dec-14
TLKM RUPSLB 19-Dec-14
TBIG RUPSLB 22-Dec-14
MASA RUPSLB 22-Dec-14
OKAS RUPSLB 23-Dec-14
MAYA RUPSLB 29-Dec-14
9 December 2014
9 December 2014
ISAT
TRADING BUY
S1 4050 R1 4175 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 3900 R2 4300 Closing
Price 4120
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 4050-Rp 4175
•Entry Rp 4120, take Profit Rp 4175
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 16.92 Negatif
MACD 10.07 Negatif
True Strength Index (TSI) 82.21 Positif Bollinger Band (Mid) 18379 Negatif
MA5 3997 Positif 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 4,200
May Jun Jul August September October November December
ISAT Downward Sloping Channel
3,572.73 3,572.73 3,516.25 3,138.12 3,050 2,832.55 2,832.55 3,625 3,860.63 3,997 4,120 4,120 4,120 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
ISAT - Stochastic %D(6,3,3) = 93.87, Stochastic %K = 95.93, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 93.8677
80 20 93.8677 95.926 95.926 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0
ISAT - MACD (5,3) = -69.01, Signal() = -72.04
-72.0377 -69.0052 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ISAT - TSI(3,5,3) = 82.21 77.3933 0.00000 82.2075 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
ISAT - William's % R(14) = -3.32, Volume() = 3,572,800.00 -3.31754
3,572,800
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
GIAA
TRADING BUY
S1 570 R1 620 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 520 R2 670
Closing
Price 595
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 570-Rp 620
•Entry Rp 595, take Profit Rp 620
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 85.96 Positif
MACD 13.91 Positif
True Strength Index (TSI) 67.98 Positif Bollinger Band (Mid) 502 Positif
MA5 563 Positif 400.0 440.0 480.0 520.0 560.0 600.0
May Jun Jul August September October November December
GIAA Upward Sloping Channel
563 538.75 502.15 467.891 464 464 458 570 595 595 595 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 GIAA - Stochastic %D(6,3,3) = 85.90, Stochastic %K = 89.32, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 85.9007
80 20 85.9007 89.3218 89.3218 -16.0 -12.0 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 GIAA - MACD (5,3) = -13.45, Signal() = -12.00
-13.4488 -12.0025 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 GIAA - TSI(3,5,3) = 67.98 64.9994 0.00000 67.9777 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
GIAA - William's % R(14) = -3.52, Volume() = 37,599,600.00 -3.52113
37,599,600
9 December 2014
9 December 2014
BTPN
TRADING BUY
S1 4100 R1 4200 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 4025 R2 4275 Closing
Price 4165
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area netral Prediksi •Trading range Rp 4100-Rp 4200
•Entry Rp 4165, take Profit Rp 4200
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 12.52 Positif
MACD -4.05 Positif
True Strength Index (TSI) 10.91 Positif Bollinger Band (Mid) 4145 Positif
MA5 4080 Positif 4,000 4,200 4,400 4,600 4,800 5,000
May Jun Jul August September October November December
BTPN Upward Sloping Channel
4,165 4,165 4,165 4,145.25 4,081.25 4,080 4,030 4,250 4,438.54 4,565.54 4,565.54 4,959.09 4,959.09 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
BTPN - Stochastic %D(6,3,3) = 35.37, Stochastic %K = 61.06, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
35.3688 35.3688 20 61.0632 61.0632 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 BTPN - MACD (5,3) = -13.95, Signal() = -2.77 -13.9522 -2.77161 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BTPN - TSI(3,5,3) = 10.91 0.00000 -19.1763 10.9067 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BTPN - William's % R(14) = -37.21, Volume() = 65,400.00 -37.2093 65,400
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
SIAP
TRADING BUY
S1 350 R1 395 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 305 R2 440
Closing
Price 378
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi negatif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area overbought
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 350-Rp 395
•Entry Rp 378, take Profit Rp 395
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 96.20 Negatif
MACD 16.09 Positif
True Strength Index (TSI) 84.93 Positif Bollinger Band (Mid) 266 Positif
MA5 333.8 Positif 150.0 200.0 250.0 300.0 350.0 400.0
May Jun Jul August September October November December
SIAP Upward Sloping Channel
310.273 291 265.8 254.538 254.538 250 167.149 310.273 320.125 333.8 378 378 378 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
SIAP - Stochastic %D(6,3,3) = 95.24, Stochastic %K = 92.98, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 92.9785
80 20 92.9785 95.2357 95.2357 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0
SIAP - MACD (5,3) = -14.89, Signal() = -12.49
-14.8926 -12.4927 -80.0 -40.0 0.0 40.0 80.0 SIAP - TSI(3,5,3) = 84.93 80.2039 0.00000 84.9293 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
SIAP - William's % R(14) = -7.74, Volume() = 740,439,488.00 -7.7381740,439,48
9 December 2014
9 December 2014
NIPS
TRADING BUY
S1 490 R1 560 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 430 R2 620
Closing
Price 530
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp 490-Rp 560
•Entry Rp 530, take Profit Rp 560
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 83.52 Positif
MACD 15.36 Positif
True Strength Index (TSI) 66.61 Positif Bollinger Band (Mid) 415 Positif
MA5 492.2 Positif 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0 600.0
May Jun Jul August September October November December
NIPS Upward Sloping Channel
492.2 490.75 467 415.2 308.315 295.333 295.333 510 530 530 530 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
NIPS - Stochastic %D(6,3,3) = 61.29, Stochastic %K = 56.72, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
56.7211 56.7211 20 61.2889 61.2889 80 -25.0 -20.0 -15.0 -10.0 -5.0 0.0 0.0
NIPS - MACD (5,3) = -10.56, Signal() = -8.44
-10.5588 -8.43669 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 NIPS - TSI(3,5,3) = 66.61 65.0254 0.00000 66.6074 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
NIPS - William's % R(14) = -7.73, Volume() = 43,545,900.00 -7.7319643,545,900
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
INDX
TRADING BUY
S1 455 R1 475 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 435 R2 495
Closing
Price 464
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area oversold
• Harga berada dalam area netral
Prediksi •Trading range Rp 455-Rp 475
•Entry Rp 464, take Profit Rp 475
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 11.35 Positif
MACD -2.88 Positif
True Strength Index (TSI) -28.48 Positif Bollinger Band (Mid) 474 Negatif
MA5 452.2 Positif 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0
May Jun Jul August September October November December
INDX Downward Sloping Channel
464 455.875 452.2 445 425.909 425.909 350.884 464 464 473.9 487.5 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
INDX - Stochastic %D(6,3,3) = 21.17, Stochastic %K = 37.36, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
21.1719 21.1719 20 37.3611 37.3611 80 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 0.0
INDX - MACD (5,3) = 0.04, Signal() = 2.32 0.03535 2.31899
-60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 INDX - TSI(3,5,3) = -28.48 -28.4786 -42.1633 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
INDX - William's % R(14) = -62.22, Volume() = 955,200.00
-62.2222 955,200
9 December 2014
9 December 2014
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
08-12-14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 23900 23900 24375 22775 23575 24375 25175 Positif Negatif Positif 25450 19925 LSIP Trading Buy 1975 1975 2010 1900 1955 2010 2065 Positif Negatif Positif 2060 1800 SGRO Trading Sell 2235 2235 2220 2180 2220 2260 2300 Negatif Negatif Positif 2340 1900
Mining
BUMI Trading Sell 70 70 66 56 66 76 86 Negatif Negatif Negatif 146 75 PTBA Trading Sell 13100 13100 12625 12625 12975 13325 13675 Negatif Negatif Negatif 13650 11800 ADRO Trading Sell 1095 1095 1080 1035 1080 1125 1170 Negatif Negatif Negatif 1150 980 MEDC Trading Sell 3630 3630 3590 3520 3590 3660 3730 Negatif Negatif Negatif 3900 3505 INCO Trading Sell 3980 3980 3925 3770 3925 4080 4235 Positif Negatif Negatif 4175 3515 ANTM Trading Sell 960 960 930 930 950 970 990 Negatif Negatif Negatif 1010 920 TINS Trading Sell 1200 1200 1180 1135 1180 1225 1270 Negatif Negatif Negatif 1295 1095
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Buy 16625 16625 17050 16225 16500 16775 17050 Negatif Positif Positif 16800 15000 INTP Trading Sell 25100 25100 24275 24275 24850 25425 26000 Negatif Negatif Negatif 25725 22475 SMCB Trading Sell 2265 2265 2200 2200 2250 2300 2350 Negatif Negatif Negatif 2525 2205
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 7100 7100 7300 6925 7050 7175 7300 Positif Positif Positif 7200 6475 GJTL Trading Sell 1265 1265 1225 1225 1255 1285 1315 Negatif Negatif Negatif 1490 1255
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6625 6625 6775 6475 6575 6675 6775 Positif Positif Negatif 6900 6375 GGRM Trading Buy 59875 59875 60575 59150 59625 60100 60575 Positif Positif Negatif 64250 55850 UNVR Trading Sell 31150 31150 31550 30250 30900 31550 32200 Negatif Negatif Negatif 32100 29625 KLBF Trading Buy 1725 1725 1780 1610 1695 1780 1865 Positif Positif Negatif 1835 1650
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1840 1840 1870 1740 1805 1870 1935 Positif Positif Positif 1895 1495 PTPP Trading Sell 3140 3140 3075 2915 3075 3235 3395 Negatif Negatif Negatif 3350 2445 WIKA Trading Sell 3120 3120 3080 2975 3080 3185 3290 Negatif Negatif Negatif 3250 2750 ADHI Trading Sell 2945 2945 2895 2765 2895 3025 3155 Negatif Negatif Negatif 3085 2435
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 5975 5975 5825 5825 5925 6025 6125 Negatif Negatif Negatif 6225 5800 JSMR Trading Sell 6875 6875 6700 6675 6825 6975 7125 Negatif Negatif Negatif 7075 6175 ISAT Trading Buy 4120 4120 4175 3905 4040 4175 4310 Positif Positif Positif 4055 3050 TLKM Trading Sell 2805 2805 2695 2695 2775 2855 2935 Negatif Negatif Negatif 2890 2590 CMNP Trading Buy 3180 3180 3210 3150 3170 3190 3210 Positif Positif Positif 3250 3100
Finance
BMRI Trading Sell 10550 10550 10425 10125 10425 10725 11025 Negatif Negatif Negatif 10800 9925 BBRI Trading Sell 11325 11325 11225 11000 11225 11450 11675 Negatif Negatif Negatif 11725 10475 BBNI Trading Sell 5975 5975 5875 5600 5875 6150 6425 Negatif Negatif Negatif 6300 5550 BBCA Trading Buy 13275 13275 13500 13025 13200 13375 13550 Positif Positif Positif 13525 12500 BBTN Trading Sell 1135 1135 1085 1085 1120 1155 1190 Negatif Negatif Negatif 1170 1090
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Sell 17550 17550 16900 16875 17350 17825 18300 Negatif Negatif Negatif 19350 16825 MPPA Trading Sell 3450 3450 3380 3250 3380 3510 3640 Negatif Negatif Positif 3535 2980