• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINASI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DETERMINASI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINASI KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS

1Dimas Qondias, 2I Wayan Juliawan

1,2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Citra Bakti

dimasqondias@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinasi kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPS. Penelitian ini dilakukan pada semester genap SMP Negeri 3 Singaraja. Subjek penelitian diambil secara proportional random sampling sebanyak 180 orang dari 360 orang populasi. Data hasil belajar diambil melalui tes hasil belajar, data kecerdasan emosional diukur dengan kuesioner model skala Likert. Data dianalisis dengan korelasi product moment. Penelitian menemukan terdapat determinasi langsung antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPS sebesar 13,4% dengan (r = 0,366; ρ = 0,240) Keadaan ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS dikontribusi oleh kecerdasan emosional.

Kata-kata kunci: Kecerdasan Emosional, Hasil Belajar IPS PENDAHULUAN

Dalam Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Salah satu mata pelajaran di Sekolah menengah pertama yaitu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata Negara (Depdiknas: 2006). Daryanto (2014) menyebut ilmu-ilmu sosial adalah sumber materi pengetahuan sosial. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan sosial dipahami sebagai penyederhanaan ilmu-ilmu sosial untuk tujuan pendidikan (Supardan, 2014). Pembelajaran IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi, sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Cleaf, 1991).

Lasmawan (2010) memberikan penjelasan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan dan membentuk warga negara yang memiliki kompetensi sosial baik baik sebagai pribadi, anggota masyarakat maupun sebagai warga negara atau warga dunia.mOleh sebab itu sangatlah penting siswa memiliki intelegence yang baik dalam penguasaan IPS untuk menciptakan sebagai warga Negara yang baik dalam kehidupannya.

(2)

Sebagai wujud meneransfer imu pengetahuan disekolah diharapkan pendidik memperhatikan faktor internal siswa. Seperti yang ditegaskan dalam PP No 19 Tahun 2005 bahwa proses pembelajaran dalam satuan tingkat pendidikan sesuai dengan fisik dan spikologis peserta didik. Selama ini faktor internal siswa dalam belajar kurang mendapat perhatian dari pendidik, pendidik lebih banyak memfokuskan perhatiannya pada materi pelajaran, alat dan bahan, sumber belajar, kurikulum, kondisi fisik gedung sekolah, lingkungan sekolah, dan lain-lain yang semuanya itu merupakan faktor eksternal. Faktor internal yang harus diperhatikan pendidik salah satunya adalah kecerdasan emosional. Seperti yang diungkapkan fallahzadeh (2011): Radfar, Aghaie, Arani, Nooh & Saburi (2013) bahwa prestasi sangat ditentukan oleh tiga dimensi kecerdasan emosional terutama intrapersonal, kemampuan beradaptasi dan manajemen stress.

Kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Thorndike (1921) menciptakan istilah 'kecerdasan sosial'. Wechsler (1940) mengemukakan bahwa Kemampuan non-intelektual Salovey dan Mayer (1990) adalah orang pertama yang menggunakan istilah tersebut 'kecerdasan emosional' untuk menggambarkan suatu bentuk sosial kecerdasan yang melibatkan kemampuan memonitor miliknya sendiri dan perasaan dan emosi orang lain. Menurut Goleman (2003), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intellegence); menjaga keselarasan emosional dan pengungkapannya (the appropriateness of emotional and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Virawat (2001) menyiratkan bahwa mayor aspek sebagai hasil kecerdasan emosional sangat penting untuk pengembangan sumber daya manusia bersama pembangunan nasional. Diungkapkan oleh Mohzan, Hassan dan Halil (2013) & Destjerdi (2013) bahwa kecerdasan tersebut menggambarkan optimism dengan bersikap positif, memahami emosi sendiri dan emosi orang lain. Kecerdasan emosional/ emotional quotient (EQ) bisa jadi dianggap sebagai kemampuan seseorang untuk mewujudkan dirinya sendiri dalam mengelola emosi dan mampu mengatur dan mengendalikan dirinya sendiri yang tepat, serta persepsi dan pengertian emosi orang lain (Bar-on, 2010).

Menelisik tentang kecerdasan emosional sebagai faktor internal siswa sangatlah menarik apabila dikaji dengan hasil belajr IPS sebagai bahan

pertimbangan yang terpenting dalam menentukan keberhasilan

pembelajaran dikelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui determinasi kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPS Siswa SMP N 3 Singaraja.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan studi expost facto dengan teknik korelasional. karena tidak melakukan manipulasi terhadap gejala yang diteliti dan gejalanya secara wajar sudah ada dilapangan (Kerlinger, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 3 Singaraja yang berjumlah 364 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Proportional Random Sampling mengacu pada ketentuan tabel Robert

(3)

V. Krejcie dan Daryle W Morgan maka besarnya sampel 180. Metode pengumpulan data kecerdasan emosional dengan kuesioner dan pada hasil belajar IPS dengan tes. Data akan dianalisis dengan produck moment. Adapun konstelasi masalah penelitian dideskripsikan pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1: Konstelasi/Hubungan antara Variabel Penelitian Keterangan :

X : Kecerdasan emosional

Y : Hasil belajar IPS

Untuk memperoleh data variabel yang diteliti, digunakan kuesioner yang berisi jawaban dengan rentangan skor dari 1-5. Konsepsi yang mendasari penyusunan instrumen kuesioner bertitik tolak dari indikator-indikator variabel penelitian, yang selanjutnya dijabarkan dan dikembangkan sendiri sehingga menjadi butir pertanyaan tentang hasil belajar IPS dan kecerdasan emosional. Masing-masing angket berisi lima kemungkinan jawaban menurut pertanyaan yang diajukan pada masing-masing variabel penelitian yang diukur. Kelima jawaban itu diberikan rentangan skor dari 5 sampai 1 dengan pengkatagorian sebagai berikut: SS (sangat sesuai) = 5, S (sesuai) = 4, KR (kurang sesuai) = 3, TS (tidak sesuai) = 2, STS (sangat tidak sesuai) = 1. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Dari hasil uji prasyarat analisis tersebut didapatkan bahwa semua variabel berdistribusi normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji prasayat analisis normalitas data kecerdasan emosional siswa menghasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z yaitu 1,209 dengan signifikansi sebesar 0,107. Angka signifikansi ini lebih besar dari 0,05 sehingga dikatakan bahwa data kecerdasan emosional siswa berdistribusi normal. Data hasil belajar IPS siswa menghasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z yaitu 1,340 dengan signifikansi sebesar 0,055. Angka signifikansi ini lebih besar dari 0,05 sehingga dikatakan bahwa data hasil belajar IPS siswa berdistribusi normal. Untuk uji linieritas dapat dilihat pada table 01 berikut.

Tabel 01. Hasil Uji linieritas. Pasangan

Variabel

F. Linierity F. Dev. From

Linieriy Keterangan

Bebas Terikat Hitung P Hitung P

X Y 34,873 0,001 2,333 0,078 Linier

Berdasarkan tabel tersebut, tampak bahwa 1) seluruh nilai signifikansi F deviation from linearity lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua bentuk regresinya linier, 2) seluruh nilai signifikansi F linearity lebih kecil dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua arah regresinya dinyatakan berarti.

Pengujian hipotesis hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPS diuji mengunakan analisis korelasi product moment. Hasil

(4)

perhitungan menunjukkan bahwa besar koefisien korelasi r = 0,366. Hasil perhitungan dan pengujian disajikan pada Tabel 02

Tabel 0.2 Uji Signifikansi Koefsien Korelasi Variabel kecerdasan emosional (X) dengan Hasil belajar IPS (Y)

Hubungan Variabel r hitung r tabel r 2 Keterangan 0,05 0,01 X dengan Y 0,366 0,146 0,192 0,134 signifikan

Ternyata hasil perhitungan harga r adalah signifikan, baik pada taraf signifikansi 0,05 maupun 0,01. Hipotesis Ha yang menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPS, diterima. Dari hasil analisis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPS, dan 13,4% variansi perubahan hasil belajar IPS dapat dijelaskan oleh perubahan variansi kecerdasan emosional.

Hal ini sesuai kajian Sayekti, dan Masruri, (2015) media pembelajaran dan kecerdasan emosional berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 44,2%. Senafas dengan hal tersebut studi lain menemuka bahwa kecerdasan emosional tinggi memberikan keuntungan tambahan bagi individu, baik dalam kegiatan pendidikan atau pengembangan karir ( Joshi, Srivastava, & Raychaudhuri, 2012; Chew, Zain, & Hassan, 2013; Yelkikalan, Hacioglu, Kiray, Ezilmez, Soylemezoglu, Cetin, & Ozturk, 2012). Namun ada beberapa penelitian yang tidak menemukan adanya hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik (Meshkat, 2011; Javed & Nasreen, 2014; Lawrence & Deepa, 2013).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan Terdapat determinasi kecerdasan emosional terhadap hasil belajar IPS sebesar 13,4% dengan (r = 0,366; ρ = 0,240). Dari kajian tersebut perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang peran kecerdasan emosional dalam proses pembelajaran serta penelitian terkait dengan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Bar-On R (2010). Emotional intelligence: An integral part of positive psychology. South Afr. J. Psychol. 40(1):54-62.

Chew, B. H., Zain, A. M., & Hassan, F. (2013). Emotional intelligence and academic performance in first and final year medical students: a cross-sectional study. BMC Medical Education. 13(44), 2-10.

Cleaf, D. W. V. (1991). Action in Elementary Social Studies. Allyn & Bacon. USA.

Daryanto. (2014). Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: IPS – SD. Depdiknas. Jakarta.

(5)

Dastjerdi, N. B. (2013). The Relationship between Emotional Intelligence and Academic Achievement of Students in Virtual Courses in Iran. Journal of American Science, 9(6), 466-470.

Fallahzadeh, H. A. (2011). The Relationship between Emotional Intelligence and Academic Achievement in medical science students in Iran. Social

and Behavioral Sciences, 30, 1461 – 1466.

Goleman D. (2003). Kecerdasan Emosional. Cetakan ke tiga belas. Alih Bahasa, T Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Javed, N., & Nasreen, A. (2014). The role of emotional intelligence in academic performance of male and female students in the University of the Punjab. Journal of Education and Practice, 5(4), 32-35.

Joshi, S. V., Srivastava, K., & Raychaudhuri, A. (2012). A descriptive study of emotional intelligence and academic performance of MBBS students. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 69, 2061-2067.

Kerlinger, Fred N. (2002). Asas- asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM

Lasmawan, W. (2010). Menelisik Pendidikan IPS. Mediakom Indonesia Press Bali. Singaraja-Bali.

Lawrence, A., & Deepa, T. (2013). Emotional Intelligence and academic achievement of high school students in Kanyakumari district. Online Submission, 3(2), 101-107.

Meshkat, M. (2011). The relationship between emotional intelligence and academic success. Journal of Technology & Education, 5(3), 201-204. Mohzan, M. A. M., Hassan, N., & Halil, N. A. (2013). The Influence of

Emotional Intelligence on Academic Achievement. Social and Behavioral Sciences, 90, 303-312.

Peraturan Pemerintah R.I. (2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Radfar, S., Aghaie, M., Arani, M., Nooh, S., & Saburi, A. (2013). Evaluation of Emotional Intelligence and Its Relation to the Academic Achievement in Medical Students. Tehran Students’ Research Centers Network (Thrita), 2(1), 114-119.

Salovey, P. & Mayer. J. (1990). Emotional intelligence, Imagination, Cognition, and Personality, Vol. 9(3), pp. 185–211.

Sayekti, DL dan Masruri, MS. 2015. Pengaruh Media Lingkungan dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPS SMP. Jurnal Ilmu-ilmu sosial. 12(1). 1-11

Thorndike, E. (1921). Intelligence and its uses, Harper's Magazine, Vol. 140, pp. 227–35.

(6)

Wechsler, D. (1940). Non intellectual factors in general intelligence, Psychological Bulletin, Vol. 37, pp. 444–5.

Yelkikalan, N., Hacioglu, G., Kiray, A., Ezilmez, B., Soylemezoglu, E., Cetin, H., & Ozturk, S. 2012. Emotional intelligence characteristics of students studying at various faculties and colleges of universities. European Scientific Journal, 8(8), 33-50.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif sebagai bagian dari penelitian pemerintahan, dengan tujuan untuk mengetahui kualitas

Bambang Karsono, ST., MT., Ph.D Deni, S.T., M.Ars..

coping yang dilakukan oleh remaja yang orangtuanya bercerai dan dampak yang dirasakan setelah melakukan coping tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif

Hasil ini menunjukkan bahwa ayam broiler jantan maupun betina memperlihatkan pertumbuhan atau perkembangan tulang yang baik, dapat dilihat bahwa hasil rata- rata panjang tulang

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ( research question ) yang diajukan pada bab sebelumnya dan dengan berasumsi bahwa harga saham dapat terbentuk secara linier, maka akan

Terkait krisis identitas, perubahan yang begitu cepat, mulai dari keharusan berbahasa Inggris di perusahaan, 9gag, youtube, hingga situs-situs perekrutan bunuh diri,

Penelitian ini terdiri dari 1 variabel independen yaitu variabel Work-life balance dan 2 variabel dependen yaitu variabel kepuasan kerja dan pengambilan keputusan etis.