• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN RAKORNAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA JAKARTA, SELASA, 18 NOVEMBER 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA ACUAN RAKORNAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA JAKARTA, SELASA, 18 NOVEMBER 2008"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN

RAKORNAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA

JAKARTA, SELASA, 18 NOVEMBER 2008

Latar Belakang :

Energi merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan kehidupan bernegara, baik sebagai penggerak kegiatan ekonomi maupun untuk kepentingan kehidupan sosial. Kesinambungan ketersediaan energi secara nasional merupakan fokus sasaran pembangunan dibidang energi. Untuk itu diperlukan sinergi diantara seluruh stakeholder.

Hasil dari berbagai sumber daya alam Indonesia (minyak dan gas, batubara, emas, nikel, tembaga, timah dan sumber mineral lainnya) selama ini telah memberikan kontribusi bagi pendapatan Negara dan menopang pembangunan daerah, perlu dipertahankan dan ditingkatkan, dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial masyarakat.

Perkembangan sektor energi dan berbagai sumber daya alam lainnya (resources) sampai saat ini, belum dapat memenuhi target-target pembangunan yang dicanangkan sebagai penggerak kegiatan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat. .Produksi minyak belum dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri, suplai gas belum dapat memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga, elektrifikasi nasional belum tercapai, sementara program pembangunan briket batubara untuk menggantikan pemakaian BBM mengalami banyak hambatan bahkan cenderung berhenti. Diversifikasi energi sebagai upaya memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.

Dibidang sumber daya mineral, meskipun beberapa produksi mengalami peningkatan, namun ini dihasilkan dari kontrak-kontrak lama. Kontrak-kontrak baru, belum menunjukkan aktifitas eksplorasi yang signifikan menemukan cadangan-cadangan baru guna mempertahankan tingkat produksi secara nasional.

Kondisi demikian sangat rawan bahkan mengkhawatirkan, dan apabila tidak disikapi dengan langkah-langkah nyata, Indonesia akan menghadapi “krisis energi” yang lebih parah dan akan sangat menyulitkan bangsa kita untuk melakukan pembangunan di segala bidang. Permasalahan utama yang dihadapi di masing-masing sektor :

I. “ MIGAS” :

1. Lapangan minyak yang menjadi andalan produksi saat ini adalah lapangan-lapangan tua, yang mengalami penurunan produksi. Lapangan tersebut umumnya sudah mengalami penurunan produksi sekitar 12,5-15% per tahun.

(2)

2. Kegiatan eksplorasi sejak 15 tahun terakhir, hampir tidak menemukan lapangan – lapangan baru yang dapat menggantikan minyak yang diproduksikan. Penemuan cadangan-cadangan gas di laut dalam memerlukan investasi yang besar.

3. Tidak adanya kepastian hukum, merupakan kendala bagi investor untuk berinvestasi.Berbagai masalah antara lain perpajakan, Cost Recovery, pembebasan bea impor peralatan migas dalam masa eksplorasi, serta adanya rencana meng-amandemen UU Migas No.22/2001, menunjukan inkonsistensi pemerintah terhadap kebijakan yang dibuat.

4. Dibukanya pasar retail BBM dalam negeri dalam rangka membantu penyediaan BBM nasional, juga belum menunjukkan kegairahan para investor, karena masalah keekonomian.

5. Dengan harga minyak dunia yang tinggi, biaya subsidi BBM sangat membebani APBN.

II. “PERTAMBANGAN DAN PANAS BUMI” :

1. Penyelesaian UU Pertambangan Mineral dan Batubara yang masih terkatung-katung. 2. Kebijakan fiskal yang masih dipermasalahkan, seperti royalti batubara, pajak

kendaraan alat berat, dan pengenaan bea keluar.

3. Kebijakan Domestik Market Obligation (DMO) dan harga patokan batubara yang belum clear.

4. Masalah Tumpang tindih lahan pertambangan dengan lahan kehutanan yang berlarut-larut.

5. Program Comdev/CSR yang terus dipermasalahkan

6. Pengembangan panas bumi bisa berjalan dengan baik, karena masalah keekonomian .

III. “KETENAGALISTRIKAN” :

1. Ratio Elektrifikasi nasional saat ini baru mencapai 64%, artinya masih ada 36% dari penduduk Indonesia yang belum mempunyai sambungan listrik dari PT. PLN(Persero). Visi PLN 75/100 dimana 75 tahun setelah kemerdekaan yaitu tahun 2020 sasaran Ratio Elektrifikasi nasional dapat mencapai 100% merupakan suatu tantangan yang cukup berat.

2. Program pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW masih banyak mengalami kendala, terutama dari aspek pendanaan proyek.

3. Penyediaan energi primer untuk ketenagalistrikan belum optimal dan berkesinambungan. Penggunaan BBM masih cukup besar dan sudah sangat tidak ekonomis lagi.

4. Peran Pengusaha Nasional dalam Bisnis Ketenagalistrikan (a.l. Penyediaan tenaga listrik, industri penunjang, jasa penunjang dll) perlu terus di tingkatkan kandungan lokal/ dalam negerinya

5. Pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan untuk pembangkit listrik, seperti panas bumi, air, matahari dll. Belum berjalan dan perlu didorong agar pembangunan pembangkit listrik terutama panas bumi diperbanyak.

Peran energi yang sangat vital serta sumber daya alam lainnya seperti mineral tambang sebagai konstribusi pendapatan yang cukup besar bagi daerah dan nasional, serta dengan begitu banyak permasalahan yang ada, perlu ditanggapi dan dicarikan solusinya secara segera. Stakeholders perlu duduk bersama membahas satu-persatu permasalahan yang ada serta melakukan koordinasi dan menyamakan visi pembangunan energi ke depan.

(3)

RAKORNAS BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2008, KADIN INDONESIA

Kadin Indonesia sebagai penggerak ekonomi sekaligus sebagai mitra pemerintah perlu memberikan kontribusi pemikiran nyata dalam pengelolaan dan pemanfaatan sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia, melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), dengan melibatkan seluruh Stakeholders yang ada, baik di pusat maupun daerah.

Maksud dan Tujuan :

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan bidang energi dan sumber daya mineral di atas, Kadin Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral akan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) guna melakukan pembahasan, pemecahan masalah, melakukan koordinasi dan menyamakan visi terhadap pemasalahan yang ada, menuju pembangunan sektor energi dan resources secara mandiri dan berkesinambungan, dengan memanfaatkan semua potensi dalam negeri secara maksimal.

Tema Rakornas:

“Mewujudkan Kemandirian Energi dan Sumber Daya Mineral ”. Output:

Rakornas diharapkan dapat menghasilkan rumusan dan rekomendasi terhadap pemecahan atas semua permasalahan yang ada, serta arah dan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan bidang energi dan sumber daya mineral secara mandiri dan berkesinambungan, dengan memanfaatkan potensi dalam negeri secara maksimal.

Peserta:

Rakornas akan dihadiri oleh sekitar 400 orang, antara lain:

1. Menteri ESDM, Pejabat Pemerintah Pusat dan Pemda Daerah Penghasil Energi dan Mineral

2. Pengurus Kadin Indonesia dan Kadin Provinsi/Daerah Bidang Energi dan sumber daya mineral se Indonesia

3. Para CEO bidang migas, ketenagalistrikan dan pertambangan

4. Asosiasi-Asosiasi bidang migas, ketenagalistrikan dan pertambangan 5. LSM dan Perguruan Tinggi

Nara Sumber :

Business Forum Hulu dan Hilir Migas : - Dirjen Migas

- BP Migas - BPH Migas

- CEO PT. Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk - Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) - Indonesian Gas Association (IGA)

- Indonesian Petroleum Association (IPA), Suyitno Patmosukismo - Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia, Suwito Anggoro - Presiden Direktur PT. Medco Energi, Lukman Machfoed

(4)

Business Forum Pertambangan Umum : - Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi - Anggito Abimanyau, Departemen Keuangan - Agus Tjahajana, Departemen Perdagangan - Departemen Kehutanan

- Departemen Perindustrian - Pemerintah Daerah Penghasil - Departemen Perhubungan

- Indonesian Mining Association (IMA)

- Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI)

- Asosiasi Jasa Pertambangan Umum Indonesia (ASPINDO) - PERHAPI

Business Forum Listrik dan Energi Terbarukan : - Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi

- Direktur Energi Terbarukan

- Dirjen Industri Mesin dan Logam Dasar Dep. Perindustrian RI - Dirjen Minerba Pabum (Mineral, Batubara dan Panas Bumi) - Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI)

- Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API)

- Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) - PT. PLN (Persero)

- APLSI (Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia) - Wakil Asosiasi Industri Penunjang Ketenagalistrikan - Wakil Asosiasi Jasa Penunjang Ketenagalistrikan Tempat, Waktu, Hari dan Tanggal :

Rakornas diadakan pada hari Selasa, 18 November 2008, mulai jam 08.00 s/d 18.00, bertempat di Bimasena Club, Jln. Dharmawangsa Raya No. 39, Jakarta.

(5)

RANCANGAN JADWAL ACARA

RAKORNAS ENERGI & SUMBER DAYA MINERAL 2008 KADIN INDONESIA

Jakarta, 18 November 2008

WAKTU ACARA PESERTA TEMPAT

08:00-09:00 Pendaftaran Peserta, Coffee Morning Panitia Lobby Lounge

09:00-09:30 PEMBUKAAN

09:00-09:05 Pengantar Pembukaan MC

Lobby Lounge

09:05-09:10 Laporan Ketua Penyelenggara Dito Ganinduto Lobby Lounge

09:10-09:30 Paparan dari Gubernur Bank Indonesia Boediono Lobby Lounge

09:30-12:30 Breakout Session : SIDANG KOMISI BIDANG (PARAREL)

Lobby Lounge 09:30-12:30

SIDANG KOMISI BIDANG HULU / HILIR MIGAS & CDM Tinjauan Ekonomi Kemandirian

Pengelolaan Migas

Tinjauan Hukum Kemandirian Pengelolaan Migas

Sinkronisasi Kebijakan dalam Mendukung Kemandirian Pengelolaan Migas

Business Forum :

1. Evita Herawati Legowo (Dirjen Migas)

2. R Priyono (BP Migas) 3. Hendi Prio Santoso

(PGN) 4. Tubagus Haryono (BPH Migas) 5. Ari Soemarno PERTAMINA 6. Suyitno Patmosukismo (Indonesian Petroleum Association) 7. Suwito Anggoro (PT. Chevron Pasific Indonesia) 8. Lukman Mahfoedz (PT. Medco Energi) 9. Anton Tjahjono (Asosiasi

Gas Indonesia) 10. Pengurus Kadin 11. Kadinda 12. Asosiasi

Moderator : Dito Ganinduto

Lobby Lounge

09:30-12:30 SIDANG KOMISI PERTAMBANGAN UMUM

Tinjauan Ekonomi Kemandirian Pengelolaan Pertambangan

Tinjauan Hukum Kemandirian Pengelolaan Pertambangan

Sinkronisasi Kebijakan dalam Mendukung Kemandirian Pengelolaan Pertambangan

Business Forum : 1. Arif Siregar (Kadin) 2. Satya Graha (Kadin) 3. Jeffry Mulyono (Kadin) 4. Anggito Abimanyu (Dept Keuangan) 5. Agus Tjahjono (Dept Perdagangan) 6. Simon F Sembiring Board Room Revisi :20-10-2008

(6)

(DESDM) 7. Putu Suryawirawan (Dept Perindustrian) 8. J. Purwono (Dirjen Listrik) 9. A. Latief (Kadin) 10. Nurman Jumiril (IMA) 11. Irwandy Arif

(PT. ANTAM)

12. Sandiaga Uno (Kadin) 13. Bambang Gatot (Dept PMB) 14. Bambang Setiawan (Dirjen Minerba) 15. Hikmahanto Juwana (UI)

16. Romulo Robert Simbolon (Sesmenko Polhukam) 17. Edmond Elyas

(Dir. Ekonomi Khusus Bareskrim) 18. Sutrisno (Dept Kehutanan) 19. Alex Nurdin (Pemda Sumsel) 20. Wendy Aritenang (Dirjen Perkeretaapian) 21. Teras Narang (Gubernur Kalimantan Tengah 22. Pengurus Kadin 23. Kadinda 24. Asosiasi Moderator :

Herman Afif Kusumo 09:30-12:30 SIDANG KOMISI LISTRIK DAN ENERGI TERBARUKAN

Tinjauan Ekonomi Kemandirian Pengelolaan Ketenagalistrikan

Tinjauan Hukum Kemandirian Pengelolaan Ketenagalistrikan

Sinkronisasi Kebijakan dalam Mendukung Kemandirian Pengelolaan

Ketenagalistrikan

Business Forum :

1. J Purwono (Dijen Listrik) 2. Direktur Energi

Terbarukan 3. Masyarakat Energi

Terbarukan 4. Asosiasi Panas Bumi

Indonesia 5. Masyarakat Ketenagalistrikan 6. PT. PLN (Persero) 7. Bank Mandiri 8. Pengurus Kadin 9. Kadinda 10. Asosiasi Moderator : Bakti S Luddin Dining Room

(7)

12:30–13:30 Istirahat Makan Siang / ISHOMA / KONFERENSI PERS Nusantara Room

13:30-13:45 Paparan Ketua Umum Kadin Indonesia MS. Hidayat Lobby Lounge

13:45-14:00 Paparan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro Lobby Lounge

14.00–17.00 Breakout Session : SIDANG KOMISI BIDANG (PARAREL) Lanjutan 14:00-17.00 SIDANG KOMISI BIDANG HULU / HILIR MIGAS & CDM

Tinjauan Ekonomi Kemandirian Pengelolaan Migas

Tinjauan Hukum Kemandirian Pengelolaan Migas

Sinkronisasi Kebijakan dalam Mendukung Kemandirian Pengelolaan Migas

Business Forum :

IDEM

Lobby Lounge

14:00–17:00 SIDANG KOMISI PERTAMBANGAN UMUM Tinjauan Ekonomi Kemandirian

Pengelolaan Pertambangan

Tinjauan Hukum Kemandirian Pengelolaan Pertambangan

Sinkronisasi Kebijakan dalam Mendukung Kemandirian Pengelolaan Pertambangan

Business Forum :

IDEM

Board Room

14:00-17:00 SESI II = SIDANG KOMISI LISTRIK DAN ENERGI TERBARUKAN Tinjauan Ekonomi Kemandirian

Pengelolaan Ketenagalistrikan

Tinjauan Hukum Kemandirian Pengelolaan Ketenagalistrikan

Sinkronisasi Kebijakan dalam Mendukung Kemandirian Pengelolaan

Ketenagalistrikan

Business Forum:

IDEM

Dining Room

17:00-17:30 Perumusan Hasil Rapat Pleno Tim Perumus Board Room

17:30-18:00 SESI III = PENUTUP

Penutupan Rakornas Energi & Sumber

Referensi

Dokumen terkait

Kekhawatiran penulis akan kepunahan atau keutuhan bentuk original dari bangunan Rumah Adat Panjalin tersebut maka penulis sebagai warga negara Indonesia khususnya

Bima dikenal dengan nama Mbojo yang berasal dari kata babuju yaitu tanah yang tinggi yang merupakan busut jantan yang agak besar, tempat bersemayamnya raja-raja ketika

Persamaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu kepala sekolah sebagai salah satu pemangku kepentingan (stakeholder) dan variabel yang digunakan untuk

 Dengan Ergo-Safety segala permasalahan yang bisa memberikan dampak yang membahayakan bagi keselamatan maupun kesehatan manusia pekerja akan diidentifikasikan, dijaga, dikelola

• Normalisasi 2NF: jika tabel berada dalam bentuk normal pertama (1NF) dan setiap atribut bukan kunci (bukan PK) bergantung penuh (FULL DEPENDENT) pada kunci primer

➢ Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan..

Kenaikan nilai bahan yang terjadi di menit ke 21 tentu tidak bersesuaian dengan teori bahwa dalam pengenceran terjadi penurunan nilai dari kadar bahan, maka dapat diketahui

Tingkat pemahaman responden terhadap layanan informasi PPID Kementerian Keuangan dalam kategori baik - sangat baik, khususnya dalam hal pengenaan biaya dan