• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI MORAL DALAM KUMPULAN NASKAH DRAMA KALANGKANG URANG KARYA ARTHUR S. NALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI MORAL DALAM KUMPULAN NASKAH DRAMA KALANGKANG URANG KARYA ARTHUR S. NALAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI MORAL

DALAM KUMPULAN NASKAH DRAMA

“KALANGKANG URANG” KARYA ARTHUR S. NALAN

Wulan Nur Eryanti

1

, Rahman

2

, Ruswendi Permana

3

Departemen Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected], [email protected],

[email protected]

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai moral yang terkandung dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan di masyarakat. Dalam penelitian ini dideskripsikan struktur cerita yang meliputi tema, alur, tokoh, watak, latar, dan amanat, serta nilai moral dari tujuh naskah drama yang berada di dalamnya. Metode yang dipakai yaitu metode deskriptif analitik dengan menggunakan teknik studi pustaka dan analisis data. Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama struktur cerita; tema yang terkandung di setiap naskah drama diantaranya tema keagamaan, cinta, politik, moral, dan sosial; alur yang digunakan yaitu alur maju dan maju mundur; tokoh yang dianalisis yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan; watak tokoh didapat dengan cara mengamati sikapnya, omongannya, pikirannya, keaadaan fisiknya, dan apa yang diungkapkan serta dipikirkan oleh tokoh mengenai dirinya sendiri; latar yang terdapat dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang yaitu latar tempat, latar waktu dan latar keadaan; di setiap drama-dramanya mempunya amanat yang positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua nilai moral, dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang terdapat 31 nilai moral diantarnya 6 nilai moral manusia terhadap Tuhan, 7 nilai moral manusia terhadap pribadi, 14 nilai moral manusia terhadap manusia lainnya, 2 nilai moral manusia terhadap alam, dan 2 nilai moral manusia dalam mengejar kepuasan lahiriah dan batiniah.

Kata kunci: struktur cerita, nilai moral

ANALISIS STRUKTUR JEUNG AJÉN MORAL DINA

KUMPULAN NASKAH DRAMA

“KALANGKANG URANG” KARYA ARTHUR S. NALAN

ABSTRAK

Kasang tukang ieu panalungtikan téh enggoning ngungkab ajén moral anu nyangkaruk dina kumpulan naskah drama Kalangkang Urang nu bisa dijadikeun conto dina kahirupan di masarakat. Dina ieu panalangtikan dideskripsikeun struktur carita anu ngawengku téma, galur,

1 Penulis Utama

2 Penulis Penanggung Jawab 1 3

(2)

tokoh, watek, latar, jeung amanat, sarta ajén moral tina tujuh naskah drama anu aya di jerona. Metode anu digunakeun nya éta metode deskriptif analitik kalayan téhnik studi pustaka jeung analisis data. Hasil tina ieu panalungtikan nya éta, kahiji struktur carita; téma anu nyangkaruk dina unggal naskah drama di antarana téma kaagamaan, cinta, pulitik, moral, jeung sosial; galur anu digunakeun nya éta galur mérélé jeung galur mobok tengah; tokoh anu dianalisis nya éta tokoh utama jeung tokoh tambahan; watek tokoh kapanggih ku cara niténan paripolahna, omonganana, pikiranana, kaayaan fisikna, jeung naon anu dikedalkeun sarta dipikirkeun ku tokoh ngeunaan dirina sorangan; latar nu kapanggih nya éta latar tempat, latar waktu, jeung latar kaayaan; dina unggal dramana miboga amanat nu positif nu bisa diterapkeun kana kahirupan sapopoé. Kadua ajén moral, hasil anu kapanggih dina ieu kumpulan naskah drama aya 31 ajén moral, diantarana kapanggih 6 ajén moral manusa ka Pangéran, 7 ajén moral manusa ka diri sorangan, 14 ajén moral manusa ka manusa séjén, 2 ajén moral manusa ka alam, jeung 2 ajén moral manusa pikeun ngahontal kapuasan lahiriah jeung batiniah.

Kecap galeuh: struktur carita, ajén moral

AN ANALYSIS THE STRUCTURE AND MORAL VALUE

IN A COLLECTION OF PLAY SCRIPT

“KALANGKANG URANG” BY ARTHUR S. NALAN

ABSTRACT

Background of this research is to find out the moral value that contained in the collection of manuscript or play script “kalangkang Urang” that able to created as an example in the community life. In this research described the story structure that includes theme,story line,the character,characteristic,setting of the background,message, and the moral value. From the seven manuscripts who are in it the method that used is descriptive analytic method by using study technic and analysis data. The result from this research are, the first are story structure; the theme that contained in every manuscripts including religion theme,love,politic,moral,and social. The story line that often used are choronological plot and back forward; the character who be analyzed is the main character and additional character; character figures be obtained by observe the attitude,what he said,thoughts,physical state,and what the figures express and think about herself; setting contained in the collection of manuscript “kalangkang urang” are setting of place,setting of time,and setting of condition. In each of his script contained positive message that can be applied in the daily life. The second is moral value. in each manuscripts “kalangkang urang” contained 31 points of moral values, including among them; 6 points human moral values against god, 7 points human moral values against personal, 14 points human moral values and the other human, 2 points human moral values against nature,and 2 points human moral values in pursuit outward and inward satisfaction.

(3)

Moral sangatlah penting bagi kehidupan, karena moral merupakan hal yang ada kaitannya dengan nilai kesusilaan. Moral merupakan pedoman manusia untuk melakukan suatu hal agar manusia tersebut mengetahui mana yang seharusnya dilakukan dan yang mana yang harus dihindari.

Terlihat pada kondisi masyarakat saat ini, pola hidup masyarakat sudah beerubah, berbeda sekali dengan zaman dahulu. Dikarenakan kemajuan zaman, masyarakat saat ini sudah banyak dipengaruhi oleh media-media informasi misalnya melalu majalah,

internet dan tv. Tentunya dalam media-media informasi tersebut sering terlihat banyak kejadian yang tak pantas, umpamanya dalam kasus anak yang sudah tidak menghargai orang tuanya sampai bisa membunuh orang tuanya sendiri. Hal ini sudah menjadi bukti bahwa rusaknya moral manusia saat ini. Aturan-aturan yang ada di masyarakat juga sudah mulai berubah, yang tadinya buruk malah dianggap hal yang biasa saja dan tak jadi permasalahan.

Upaya untuk mengajarkan moral manusia tentunya bisa melalui beberapa cara, salah satunya yaitu melalui sastra. Sastra berhubungan dengan kehidupan manusia yang mengandung beberapa nilai di antaranya yaitu nilai moral. Sastra sebagai medianya terbilang efektif untuk

membangun watak dan moral seperti yang dijelaskan oleh Amir Fatah (dalam Jatirasa, 2011, hal. 2), bahwa mengapa sastra dipandang sebagai media yang efektif bagi pembentukan watak dan moral? Karena sastra memiliki daya sentuh yang halus dialektika (komunikasi atau interaksi) yang lebih longar. Jadi, melalui sastra nilai moral secara halus atau tidak langsung disampaikan kepada pembaca dari karya sastra yang dibacanya. Sastra merupakan salah satu karya yang lahir menggunakan alat bahasa yang berisi uangkapan atau ekspresi dari

pengarangnya. Sastra mempunyai fungsi selaku hiburan dan bisa juga menjadi media untuk menyampaikan pesan atau amanat.

Masyarakat tentunya sudah tidak asing lagi dengan drama. Drama merupakan salah satu karya sastra yang berisi cerita yang terdiri dari dialog-doalog para pemanin. Seperti yang disebutkan oleh Iskandarwassid (1996, hal. 32), bahwa drama mangrupa karangan sastra anu midangkeun carita atawa lalakon ku dialog.

Yang menjadi objek dalam penelitian ini terdapat banyak nilai moral yang bisa dianalisis dan dijadikan contoh untuk kehidupan sosial masyarakat. Persoalalannya, yaitu masyarakat kurang mengenal nilai moral yang terdapat dalam naskah drama. Padahal nilai moral tersebut bisa dijadikan contoh untuk kehidupan sosial di masyarakat.

Kumpulan naskah drama Sunda yang sudah dalam bentuk buku masih terbilang jarang. Buku Kalangkang Urang merupakan contoh buku kumpulan naskah drama. Selain itu, buku kumpulan naskah drama Kalangkang Urang merupakan naskah drama yang menjadi juara dalam Sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2003. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitik. Metode deskiptif analitik merupakan metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan faktual dengan cara mengumpulkan dan mendeskripsikan data, memilah-milah, menganalisis dan menafsirkan data.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu subjek dari mana asal didapatkannya data tersebut. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kumpulan naskah drama Sunda

(4)

Terdapat dua jilid dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang. Pada jilid pertama terdapat empat cerita drama, yaitu Kopiah jeung sarung (1998), Sorabi Legendaris (2001), Sisit Kadal (2003), Ucing Kawin (2007). Pada jilid kedua terdapat tiga drama, yaitu: Karikatur nu gelo (2003), Kasur Butut (1999-revisi 2011), Benang Kusut (2007-revisi 2010). Jadi terdapat 7 drama dalam kumpulan naskah drama tersebut. Semua teks yang ditemukan dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang karya Arthur S.Nalan berdasarkan unsur yang membentuk cerita serta nilai moral akan dibahas dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis struktural karya sastra dalam bentuk fiksi bisa dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mutola’ah, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan tiap unsur instrinsik fiksi tersebut.

Menurut Hasanuddin (1996, hal. 76-104) membagi unsur-unsur drama ke dalam lima bagian, yaitu tema, tokoh, latar, alur, dan amanat.

Téma yang terdapat dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang karya Arthur S. Nalan ada beberapa tema, diantaranya keagamaan, cinta, politik, moral, dan sosial. Semua tema tersebut mengandung nilai moral. Tema keagamaan dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang, yaitu kasih sayang terhadap sesama mahluk Allah swt, takdir manusia tak selamanya berada di atas tetapi ada kalanya akan mengalami di bawah, dan segala sesuatu yang dimulai dengan keburukan tentunya akan celaka, tetapi bila diawali dengan cara yang baik tentunya akan mendapat kebahagiaan. Tema cinta, yaitu kasih sayang anak terhadap orang tuanya. Tema politik, yaitu ketidakadilan akan kalah dengan keadilan dan kejujuran. Tema moral, yaitu carut marutnya dunia pendidikan dikarenakan penguasa yang tidak bijaksana. Tema

sosial, yaitu romantika antara tetangga dan tetangga dua keluarga.

Terdapat dua alur pada kumpulan naskah drama Kalangkang Urang, yaitu alur maju dan alur maju mundur (campuran). Terdapat 5 alur maju pada kumpulan naskah drama ini, yaitu naskah drama yang berjudul, Kopiah jeung Sarung, Sisit Kadal, Ucing Kawin, Karikatur Nu Gélo, dan Benang Kusut. Sedangkan alur maju mundur ada 2 judul, yaitu Serabi Legendaris dan Kasur Butut.

Pelaku dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang dibagi-bagi berdasarkan ceritanya. Berdasarkan sifatnya, pelaku terbagi atas pelaku protagonis dan antagonis. Yang menjadi pelaku protagonis di seluruh cerita terdapat 16 tokoh, yaitu Isah, Juhéb, Jang Lintrik, Ma Éméh, Ibu Jegud, Unus, Saléha, Madsoléh, Bela, Belu, Masitoh, Saadah, Sadulah, Mémo, Sutirah, dan Sumini. Sedangkan yang menjadi tokoh antagonis dalam seluruh cerita terdapat 9 tokoh, yaitu Gan Maksum, Wan Delut, Uroh, Madkadib, Bapa Pangkat, Bapa Kumis, Mr. Mon, Kamkah, dan Kamsoi.

Latar yang terdapat pada dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang yaitu latar tempat, latar waktu dan latar keaadaan. Latar tempat yang ditemukan yaitu di bawah pohon di pinggir hutan pasar malam, kampung Cangkéwok, teras rumah Ma Éméh, rumah Wan Delut dan Gan Maksum, pohon kersen, lapangan bola voli-badminton, di depan rumah Sumini dan Jumsih, pinggir kolam ikan di belakng rumahnya Sumini, rumah Sumini, perempatan jalan, penjara, kantor bapa Kumis, persembunyian, tengah perempatan, sekolah, rumah Saadah dan Sadulah, pesantren, sungai, dan tempat menjemur pakaian. Latar waktu yang ditemukan dalam dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang, yaitu malam hari. Latar keadaan yang terdapat dalam dalam kumpulan naskah drama

(5)

Kalangkang Urang, yaitu ramai, penuh dengan keanehan, resah dan penuh dengan ancaman, serta menghawatirkan. Amanat yang terdapat dalam dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang, diantaranya: 1) selaku umat

muslim wajib menampilkan

kemuslimannya baik dari penampilan maupun ahlaknya serta harus saling menyayangi terhadap sesama mahluk Allah Swt, 2) jangan sampa lupa diri, walaupun segalanya sudah dimiliki tetapi bila tidak mau berbagi terhadap sesama semua itu tidak ada artinya, 3) janganlah mengikuti nafsu dan jangan curang kepada stiap orang yang tentunya akan mendapat azab dari Allah Swt, 4) harus saling mengalah, rukun dengan orang lain dan terutama harus membahagiakan orang tua, 5) harus jujur terhadap apa yang akan diucapkan dan apa yang terjadi sebenarnya, 6) pemerintah harus bijaksana, jangan serakah dan harus peduli terhadap keaadaan di sekitarnya, 7) harus rukun dengan tetangga.

Hasil dalam analisis struktur drama, dirinci bagaimana keadaan nilai moral yang ada dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang.

Nilai moral yang dimaksud dalam analisis ini yaitu nilai moral yang berhubungan dengan moral manusia, baik moral yang baik, baik moral yang buruk.

Menurut Sudaryat (2015, hal.126) moral dibagi-bagi ke dalam 6 bagian yaitu 1) Moral manusia terhadap Tuhan, 2) Moral manusia terhadap pribadi, 3) Moral manusia terhadap manusia terhadap manusia lainnya, 4) Moral manusia terhadap alam, 5) Moral manusia terhadap waktu, dan 6) Moral manusia dalam mengejar kepuasan lahiriah dan batiniah.

Kumpulan naskah drama ini diteliti dengan cara memperhatikan perilaku sikap dan dialog tokoh dalam naskah drama tersebut.

Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa dari 7 naskah drama yang dianalisis, terdapat 31 nilai moral yaitu terdapat 6 nilai moral manusia terhadap Tuhan 1. Sabar (Isah yang sabar atau tidak menyerah walaupun mengalami kesulitan dalam usaha dagangnya), 2. Lupa diri (Gan Maksum dan Wan Delut lupa akan kekuasaan Allah yang bisa kapan saja mengambil harta yang dimilikinya), 3. Tawakal ( Madsoleh yang tetap berbesar hati dalam menjalankan usaha dagangnya sampai segala usaha dilakukannya), 4. Teguh pendirian (Saleha teguh pendirian tidak mau ikut ke jalan yang tidak diridhoi oleh Allah), 5. Tidak ikhlas (Kapkam selaku ketua kampung tidak memberikan contoh yang baik untuk warganya dan meminta imbalan setelah menolong orang lain), 6. Berserah diri (sikap Saadah yang pasrah akan nasibnya selaku guru honorer yang tidak diperhatikan oleh pemerintah).

Terdapat 7 nilai moral manusia terhadap pribadi, yaitu 1. Sombong ( Gan Maksum yang merasa dirinya orang terkaya di kampung Cangkewok dan tak ada yang menandingi), 2. Tanggung jawab (Saleha mempunyai tanggung jawab kepada suaminya dengan menjaga kehormatan dan menghargai suaminya yang sudah tentu jadi kewajibannya selaku istri), 3. Jujur (Madsoleh yang mempunyai tekad tidak akan berusaha di jalan yang tidak diridhoi oleh Allah), 4. Tidak bijaksana ( pemerintah tidak memperhatikan dan tidak bijak pada keadaan disekitarnya), 5. Boros (Bu Kumis yang memperlihatkan sikap ingin dipandang sebagai orang kaya), 6. Curang/menipu (Bapa Pangkat selaku penguasa menyalahgunakan jabatannya untuk mendapatkan uang, segalanya dijadikan uang), 7. Kurang ajar (anak jalanan yang sedang mengamen pada Bapa Pangkat omongannya tidak sopan serta berani kepada yang lebih tua).

(6)

Terdapat 14 nilai moral manusia terhadap manusia lainnya, yaitu 1. Mau menerima orang lain ( Ma Emeh mau menerima orang lain dan diakui sebagai saudaranya walaupun tidak mengetahui asal-usul Ibu Jegud), 2) Penjilat (Orang-orang tiba-tiba memuji Ma Emeh karna hanya ingin diberi), 3. Licik (Wan Delut yang tidak jujur dalam usahanya, minyak dimonopoli diakal-akali supaya mendapatkan keuntungan yang besar), 4. Pelit (Gan Maksum dan Wan Delut yang tidak mau berbagi sepeserpun untuk membantu Ma Emeh), 5. Tidak ikhlas (Kapkam selaku ketua kampung tidak memberikan contoh yang baik bagi warganya dia meminta imbalan setelah menolong orang lain), 6. Menghina orang lain (Uroh menghina Saleha dan suami Saleha karena dianggap bodoh tidak mau mengikuti jalan yang dilakukan Uroh), 7. Serakah (Madkadib yang serakah dan selalu ikut-ikutan terhadap usaha orang lain dengan cara yang tidak benar yaitu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan), 8. Membahagiakan orang tua (Sumini dan Jumsih yang ingin membahagiakan orang tuanya), 9. Tidak mau mengalah ( Sumini dan Jumsih yang bertengkar saling ejek tidak mau ada yang mengalah), 10. Jahat kepada orang lain (Bapa Kumis yang tega dan tak segan-segan menyiksa Masitoh supaya mau mengakui terhadap kesalahan Masitoh), 11. Peduli (sikap Saadah yang peduli kepada anak-anak di kampungnya supaya tidak menjadi generasi yang buruk), 12. Suka memberi ( Memo memberi kerudung pada Saadah), 13. Rukun dengan sesama ( Kamkah dan Kamsoi yang tadinya tidak rukun menjadi rukun), 14. Tak mau mengalah (Kamkah dan Kamsoi yang selalu bertengkar dan saling ejek)

Terdapat 2 nilai moral manusia terhadap alam, yaitu 1. Menyayangi (Juheb yang mempunyai sikap menyayangi pada sesama mahluk), 2.

Tidak bijaksana ( pemerintah tidak memperhatikan dan tidak bijak pada keadaan sekitar). Serta tersapat 2 nilai moral manusia untuk mengejar kepuasan lahiriah dan batiniah, yaitu 1. Tidak bijaksana/serakah (penguasa serakah dan dan hanya ingin memenuhinkepuasaan pribadi), 2. Serakah (Madkadib yang serakah dan selalu ikut-ikutan pada usaha orang lain dengan usaha di jalan yang tidak benar yaitu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan).

KESIMPULAN

Kumpulan naskah drama

Kalangkang Urang karya Arthur S. Nalan mengandung nilai moral terhadap sesama manusia.

Téma yang terdapat dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang karya Arthur S. Nalan ada beberapa tema, diantaranya keagamaan, cinta, politik, moral, dan sosial. Semua tema tersebut mengandung nilai moral yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Terdapat dua alur pada kumpulan naskah drama Kalangkang Urang, yaitu alur maju dan alur maju mundur (campuran). Terdapat 5 alur maju dan 2 alur maju mundur (campuran).

Pelaku dalam kumpulan naskah drama

Kalangkang Urang dibagi-bagi

berdasarkan ceritanya. Berdasarkan sifatnya, pelaku terbagi atas pelaku protagonis dan antagonis. Yang menjadi pelaku protagonis di seluruh cerita terdapat 16 tokoh, sedangkan yang menjadi tokoh antagonis dalam seluruh cerita terdapat 9 tokoh.

Latar yang terdapat pada dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang yaitu latar tempat, latar waktu dan latar keaadaan.

Amanat yang terdapat dalam dalam kumpulan naskah drama Kalangkang Urang, diantaranya: 1) selaku umat

(7)

muslim wajib menampilkan kemuslimannya baik dari penampilan maupun ahlaknya serta harus saling menyayangi terhadap sesama mahluk Allah Swt, 2) jangan sampa lupa diri, walaupun segalanya sudah dimiliki tetapi bila tidak mau berbagi terhadap sesama semua itu tidak ada artinya, 3) janganlah mengikuti nafsu dan jangan curang kepada stiap orang yang tentunya akan mendapat azab dari Allah swt, 4) harus saling mengalah, rukun dengan orang lain dan terutama harus membahagiakan orang tua, 5) harus jujur terhadap apa yang akan diucapkan dan apa yang terjadi sebenarnya, 6) pemerintah harus bijaksana, jangan serakah dan harus peduli terhadap keaadaan di sekitarnya, 7) harus rukun dengan tetangga.

Terdpat 31 nilai moral dalam 7 naskah drama yang dianalisis yaitu 6 nilai moral manusia terhadap Tuhan 1. Sabar, 2. Lupa diri, 3. Tawakal, 4. Teguh pendirian, 5. Tidak ikhlas, 6. Berserah diri

Terdapat 7 nilai moral manusia terhadap pribadi, yaitu 1. Sombong, 2. Tanggung jawab, 3. Jujur, 4. Tidak bijaksana, 5. Boros, 6. Curang/menipu, 7. Kurang ajar

Terdapat 14 nilai moral manusia terhadap manusia lainnya, yaitu 1. Mau menerima orang lain, 2. Penjilat, 3. Licik , 4. Pelit, 5. Tidak ikhlas, 6. Menghina orang lain, 7. Serakah, 8. Membahagiakan orang tua, 9. Tidak mau mengalah, 10. Jahat kepada orang lain, 11. Peduli, 12. Suka memberi, 13. Rukun dengan sesama, 14. Tak mau mengalah.

Terdapat 2 nilai moral manusia terhadap alam, yaitu 1. Menyayangi, dan 2. Tidak bijaksana. Serta tersapat 2 nilai moral manusia untuk mengejar kepuasan lahiriah dan batiniah, yaitu 1. Tidak bijaksana/serakah, dan 2. Serakah.

DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin. (1996). Drama: Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa.

Iskandarwassid. (1996). Kamus Istilah Sastra: Pangdeudeul Pangajaran Sastra Sunda. Bandung: CV Geger Sunten.

Jatirasa, J (2011). Ajén Moral dina Novél Payung Butut Karya Ahmad Bakri. Skripsi). Departemen Pendidikan Bahasa Daerah, Universitas Pedidikan Indonesia, Bandung Sudaryat, Y. (2015). Wawasan

Kesundaan. Bandung: Jurusan

Penididkan Bahasa Daerah Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis novel Kubah di Atas Pasir karya Zhaenal Fanani tokoh yang terdapat dalam cerita novel tersebut ada 20.. Misalnya

a. Tokoh, latar, alur, tema, bahasa, sudut pandang, dan amanat. Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita dan yang menjadi pusat penceritaan. Latar adalah segala yang berhubungan

dan telah menjadi keutuhan sebuah karya sastra. Para tokoh dalam cerpen tersebut telah menjadi pelaku dalam cerita yang telah menggunakan latar sebagi tempat pendukung

Hasil Penelitian Alur, Karakter, dan Tema Naskah Drama “Padang Bulan” Karya Ucok Klasta Alur merupakan rangka dalam sebuah cerita yang berlangsung dalam urutan waktu dan dalam

Berdasarkan tokoh-tokoh dalam film Moga Bunda Disayang Allah dapat disimpulkan bahwa pesan cerita yang ingin disampaikan yakni, senantiasa tolong-menolong terhadap sesama dengan

Setelah membahas mengenai nilai moral dan analisis pengungkapan nilai-nilai moral yang ditunjukkan oleh prilaku para tokoh cerita, maka pada bab ini penulis

Dan kali ini, kau tak akan ada disana untuk menghentikanku.”Pada kejadian ini nilai moral yang ditunjukkan oleh Kai sang tokoh antagonis pada film Kung Fu Panda 3gambar

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur tokoh, peran, karakter, motif, peristiwa, konflik, alur, latar, ruang, penggarapan bahasa, tema dan amanat yang terdapat dalam