• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alumni dan Mahasiswa All Out Bantu Korban Banjir Sampang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alumni dan Mahasiswa All Out Bantu Korban Banjir Sampang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Alumni dan Mahasiswa All Out

Bantu Korban Banjir Sampang

UNAIR NEWS – Tim UNAIR yang terjun ke lokasi bencana banjir

Sampang benar-benar all out. Mereka mengerahkan segenap tenaga untuk meringankan beban masyarakat di sana.

Rachmat Muttaqin, alumni FISIP yang dulu aktif di UKM Menwa menjelaskan, pada Rabu malam (2/3), lima personel berangkat ke Sampang. Mereka meluncur ke Pulau Garam dengan menggunakan tiga unit sepeda motor. Selain Muttaqin, ada pula tiga anggota Menwa dari berbagai fakultas dan seorang sukrelawan dari Fakultas Psikologi.

“Di sana, kami langsung berkoordinasi dengan posko-posko. Kami dipersilakan melakukan survey dan pengamatan lapangan. Dari situ, kami tahu kalau ada di kawasan yang belum tersentuh bantuan. Yakni, Panggung dan Paseyan,” kata dia.

(2)

Penuh sesak : suasana di dalam posko kesehatan (Foto: UNAIR NEWS)

Mereka pun memutuskan untuk fokus mendistribusikan bantuan berupa barang dan tenaga guna ikut bersih-bersih lingkungan di sana. Barang yang diberikan pada penduduk sekitar antara lain bahan makanan, pakaian, obat-obatan, serta perkakas atau kebutuhan sehari-hari lainnya.

Pada Jum’at (4/3), sejumlah alumni dan Mahasiswa Tanggap Bencana (Mahagana) menyusul hadir. Mahagana adalah sekumpulan mahasiswa lintas UKM dan eksponen. Misalnya, Menwa, Pramuka, KSR PMI, Wanala, Mapanza, BEM, dan lain-lain. Tepatnya, pada Sabtu sore (5/3) tim dari UNAIR itu baru kembali dari Sampang. “Ini merupakan tugas dan tanggungjawab sosial kami. Wujud nyata pengabdian untuk masyarakat bangsa dan negara,” kata Muttaqin. (*)

(3)

Penulis: Rio F. Rachman

FKG Terus Siapkan Akreditasi

Internasional

Asean

University Network

UNAIR NEWS – Pada 2015 lalu, program akademik S1, profesi

kedokteran gigi, dan magister, meraih akreditasi A dari BAN PT. Pada 2016, FKG UNAIR kembali mendapat akreditasi untuk beberapa program spesialis.

Program spesialis ini diakreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAMPTKES). Tahun ini, program spesialis Prostodonsia dan Konservasi Gigi mendapat akreditasi A dan program D3 teknologi kedokteran gigi mendapat akreditasi B.

“Target kami adalah akreditasi untuk 11 program studi. Setelah 6 program mendapat akreditasi yang membanggakan, selanjutnya adalah pengajuan akreditasi untuk 5 program spesialis lain, yaitu Ilmu kedokteran gigi anak, orthodonsia, periodonsia, ilmu penyakit mulut dan bedah mulut,” ujar Dekan FKG, Dr. R., Darmawan Setijanto, drg., M.Kes.

Darmawan menambahkan, tujuan dari akreditasi ini tidak sekadar pengakuan secara tertulis. Lebih jauh, ini adalah bentuk peningkatan mutu pendidikan. Akreditasi yang sangat baik ini adalah modal dasar untuk tahap selanjutnya. Yaitu, pengakuan dunia melalui akreditasi Asean University Network (AUN). (*) Penulis: Humas FKG

(4)

Balik

dari

Singapura,

Mengabdi untuk Almamater

Tercinta

UNAIR NEWS – Untuk menjadi mahasiswa yang aktif kuliah sambil

kerja, dibutuhkan banyak aspek. Misalnya, kreatifitas dan kemampuan mengatur waktu. Hal itu selalu diupayakan oleh Asih Saraswati, mahasiswa S1 Jurusan Budidaya Perairan.

Belia kelahiran Mojokerto 16 Januari 1991 ini boleh dikata multi talenta. Dia pernah menjadi reporter sekaligus fotografer di media cetak Warta UNAIR. Lantas, pindah ke bagian Radio untuk menjadi penyiar dan tim kreatif. Dia juga kerap melaksanakan tugas mengedit produk audio visual. Termasuk, membuat teaser dan poster promosi. “Saya mencintai apa yang saya lakukan. Banyak dapat pengalaman, wawasan, dan jaringan,” kata salah satu peserta ekspedisi NKRI dengan Kopassus pada 2013 tersebut.

(5)

Asih Saraswati, mahasiswa S1 Jurusan Budidaya Perairan (Foto: Istimewa)

Dia paham, sejumlah orang menganggap kalau apa yang dia lakukan tidak berhubungan dengan kuliah yang dijalaninya. “Tapi, prinsip saya, jadikan hobi kedua sebagai pekerjaan dan hobi pertama sebagai sarana rekreasi. Hobi pertama saya adalah travelling. Karena itu saya memilih jurusan yang mengharuskan saya untuk berkeliling dan bekerja di luar lapangan. Hobi kedua saya, kurang lebih adalah apa yang saya lakukan di media kampus saat ini,” kata peraih full-schoolarship selama 4 tahun pertama perkuliahan ini.

Dari Singapura, Balik ke PIH

Kecintaan Yeano D. Andhika pada dunia tulis-menulis tidak terbantahkan. Pada 2013 lalu, pemuda kelahiran Ngawi 1 Januari 1994 ini bergabung dengan Warta UNAIR. Dia sempat menjadi kontributor dan editor hingga Juni 2015.

(6)

Islam FEB angkatan 2012 ini ikut program exchange ke National University of Singapore (NUS). Februari 2016, dia kembali ke tanah air. Tak hanya itu, ketua divisi keilmuan Hima Ekonomi Islam 2014 ini juga kembali bergabung dengan News Room UNAIR. Baik sebagai editor majalah maupun website UNAIR News. “Kualitas bahasa Inggris Yeano bisa dibilang mumpuni. Dia dulu juga punya pengalaman di sini. Maka itu, kami dengan senang hati menerimanya kembali,” kata Koordinator News Room Bambang BES.

Yeano D. Andhika , mahasiswa S1 Ekonomi Islam FEB angkatan 2012 (Foto: Istimewa)

Yeano sendiri merasa bersyukur bisa kembali berkiprah di salah satu struktur dalam Pusat Informasi dan Humas (PIH) tersebut. Kemampuan tulis menulisnya makin terasah. Dia juga kerap bertemu dan mewawancarai para tokoh atau negarawan. “Pengalaman tersebut sangat mencerahkan,” kata ketua departemen keilmuan BEM FEB UNAIR 2015 tersebut.(*)

(7)

Penulis: Rio F. Rachman

Cegah DBD, Sivitas FKM

Banyuwangi Edukasi Masyarakat

UNAIR NEWS – Dimotori oleh salah seorang dosennya, sivitas

program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) PDD UNAIR Banyuwangi memberikan edukasi tentang pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) kepada masyarakat di Kelurahan Boyolangu, Kab. Banyuwangi, Rabu (2/3) lalu. Acara ini disambut antusias oleh ibu-ibu anggota masyarakat setempat.

Seperti diketahui, demam berdarah adalah suatu momok kesehatan yang akhir-akhir ini kembali marak. Dalam semester awal 2016 ini saja telah terjadi beberapa kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) di beberapa daerah. Karena itu Pemkab Banyuwangi pun mengantisipasi pencegahannya.

Berkaitan dengan itu dan keinginan mengabdi untuk masyarakat, prodi Kesehatan Masyarakat PDD UNAIR Banyuwangi pengajuan proposal program PSN ke Dinas Kesehatan Kab. Banyuwangi, yakni ikut berupaya menginisiasi masyarakat guna memutus mata rantai penularan penyakit yang disebarkan oleh nyamuk aedes aegypti ini. Kemudian mendapat rekomendasi dari Dinkes setempat bahwa untuk melaksanakan kegiatan ini agar bekerjasama dengan Puskesmas Mojopanggung, sehingga dilaksanakanlah edukasi di Kelurahan Boyolangu tadi. Sebelum terjun di Kel. Boyolangu semua peserta mahasiswa dilakukan pelatihan dan pembekalan terlebih dahulu pada 6 Februari lalu.

”Rencananya edukasi ini akan kami lanjutkan pada Minggu 6 Maret besok di beberapa titik yang tersebar tersebar di

(8)

Kelurahan Boyolangu. Materinya selain PSN untuk memutus daur hidup dari nyamuk. Kegiatan nanti akan dilaksanakan oleh mahasiwa dengan didampingi petugas dari Puskesmas,” ujar Aziz, koordinator program ini.

“Kalau hanya fogging itu hanya akan mengurangi nyamuk dewasa saja. Maka dari itu kegiatan PSN ini harus dilakukan menyeluruh pada kontainer-kontainer yang berpotensi tempat berkembang biaknya jentik,” kata Dian Santo Prayogo, SKM., M.Kes., dosen pembimbing itu.

Dijelaskan, tren DBD itu terjadi pada awal dan akhir musim penghujan, sehingga sangat tepat bila kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret, sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri untuk mencegah timbulnya penyakit ini yang diprediksi bisa menjadi KLB pada April mendatang.

“Mudah-mudahan tidak sampai terjadi, dan ingat mencegah itu lebih baik dari pada mengobati,” tambahnya. (*)

Penulis: Ahmad Zakky Multazam Editor: Bambang Bes

Waspadai Leptospirosis di

Kala Banjir

UNAIR NEWS – Salah satu penyakit yang patut diwaspadai saat

musim hujan dan banjir adalah leptospirosis. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. ini bisa mengakibatkan kematian. Menurut data yang dilansir pada Februari 2015 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat 435 kasus dengan 62 kematian akibat penyakit Leptospirosis.

(9)

Penyakit ini memang patut diwaspadai saat banjir tiba. Pasalnya, pada saat banjir, luapan air yang masuk ke pemukiman warga mengakibatkan tingkat penularan penyakit menjadi lebih tinggi. Namun, menurut M. Atoillah, dr., M.Kes, penyakit Leptospirosis perlu diwaspadai tidak hanya saat banjir. Warga perlu mewaspadai tempat-tempat genangan air, seperti selokan, parit, dan gorong-gorong. Bisa saja, genangan air sudah terkontaminasi dengan bakteri Leptospira sp. yang cukup mudah ditularkan melalui urin tikus.

“Ketika bakteri itu sudah masuk dalam tubuh inang, dia akan mencari tempat favoritnya. Salah satu tempat favorit Leptospira adalah saluran kencing pada tikus,” tutur dr. Atoillah, pengajar pada Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

Penyakit ini menular pada manusia melalui kulit manusia yang terluka, dan selaput lendir seperti mulut dan hidung. Masa inkubasi bakteri dalam tubuh manusia paling lama adalah 14 hari. Ketika bakteri sudah masuk ke tubuh manusia, Leptospira sp. akan menyerang hati dan pembuluh darah. Tubuh manusia yang terjangkiti bakteri ini akan mengalami gejala demam tinggi, nyeri otot, mual, mimisan, dan kuning. Kematian yang disebabkan oleh penyakit ini berkisar antara 3 – 16 persen. “Rasa nyeri otot inilah yang membedakan penyakit Leptospirosis dengan Hepatitis. Karena penderita sama-sama terlihat kuning. Parah atau tidaknya penyakit ini bergantung pada lama tidaknya penderita mencari pertolongan, dan daya tahan tubuh. Ditangani lebih cepat lebih baik,” ujar dr. Atoillah.

Golongan manusia dari segi usia yang rentan terkena penyakit ini adalah anak-anak kecil dan orang lanjut usia. Sebab, daya tahan tubuh anak kecil belum kebal, sedangkan pada daya tahan tubuh lansia sudah mulai menurun. Dari segi pekerjaan, para petugas kebersihan adalah golongan yang paling rentan terinfeksi bakteri Lepstospira sp.

(10)

Pengendalian penyakit berbasis pencegahan di masyarakat merupakan salah satu cara untuk menjaga agar penyakit Leptospirosis tidak meluas. Masyarakat perlu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk memberantas sarang tikus di rumah. Selain itu, orang tua perlu berperan dalam melakukan pengawasan terhadap si kecil agar tak bermain di genangan air. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

Muleh Omah Project, Dari ABC

Untuk Bojonegoro

UNAIR NEWS – Mahasiswa yang tergabung dalam Airlangga

Bojonegoro Community (ABC) memahami betul bahwa sebagai sebuah organisasi mahasiswa daerah (ormada), kebermanfaatan mereka untuk daerahnya merupakan hal yang wajib. Hal itu nampak dari pelaksanaan Muleh Omah Project yang mereka lakukan. Di momen liburan semester ganjil yang cukup panjang beberapa waktu lalu, mereka memilih untuk tetap produktif dengan berbagai kegiatan yang ada dalam proyek tersebut.

Berbagai kegiatan dalam Muleh Omah Project tersebut antara lain acara lomba esai untuk siswa SMA/SMK/MA se-Kabupaten Bojonegoro, ABC Goes To School yang merupakan bagian dari

#UnairSapaNegeri yang diinisiasi oleh BEM UNAIR, Njungok Ormada sebuah kegiatan diskusi yang mengangkat tema ‘Abdi Untuk Bojonegoro’ yang diselenggarakan bersama ormada

Bojonegoro dari seluruh Indonesia, try out SBMPTN #SuperSunday untuk siswa SMA/SMK/MA di Bojonegoro, serta talkshow inspiratif di Pendopo Bojonegoro yang mengundang mahasiswa

(11)

UNAIR berprestasi dan dosen UNAIR yang berasal dari Bojonegoro, tak ketinggalan juga beberapa pihak dari instansi pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

“Sungguh luar biasa. Di saat liburan kuliah, kami bisa pulang kerumah dan benar- benar produktif untuk berbagi inspirasi di rumah kami sendiri, Bojonegoro. Kami juga senang sekali, banyak perusahaan – perusahaan di Bojonegoro yang mendukung seluruh rangkaian acara kami, seperti Exxon Mobil dan Aston Bojonegoro” ujar Ketua ABC 2015, Andy Ahmad Alfian.

Proyek ini sendiri terinspirasi dari proyek Pulang Kampuang, sebuah proyek pengabdian warga Minang perantauan di kampung halamannya. Selain berbagai kegiatan di atas, ABC juga melakukan kegiatan untuk merekatkan anggotanya dengan menggelar kegiatan ABC on Vacation di Telaga Sarangan, Magetan. Proyek tersebut kemudian ditutup dengan kegiatan abdi desa dan ABC Mengajar di Desa Duwel, Bojonegoro.

Rencananya kegiatan semacam ini akan terus dilakukan oleh ABC.

Muleh Omah Project akan tetap menjadi brand dari kegiatan

t e r s e b u t d e n g a n b e r b a g a i k e u n i k a n d i s e t i a p penyelenggaraannya.

Penulis: Zahrina Arum Nabilah Editor: Yeano Andhika

Drainase di Lingkungan Kampus

C UNAIR Mulai Dibersihkan

UNAIR NEWS – Program pembersihan dan normalisasi drainase di

lingkungan kampus C Universitas Airlangga (UNAIR) sudah dimulai pada 22 Februari 2016 lalu. Memang belum semua, dan

(12)

baru pada drainase di tepi jalan antara Asrama Mahasiswa putera hingga Fakultas Kedokteran Hewan (FKH). Tetapi langkah awal ini akan berlanjut hingga semua drainase terkeruk lumpur dan kotorannya. Bahkan dimungkinkan juga membuat normalisasi-normalisasi dengan membuat sudetan agar laju air menjadi lancar.

Agus Sutiyono, S.Sos., Kasi Lingkungan, Subdit Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Direktorat Sarana dan Prasarana UNAIR, menjelaskan bahwa pengerukan dan normalisasi drainase ini dilaksanakan bersama Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (PUBMP) Pemkot Surabaya.

Pembersihan drainase ini terinspirasi dari pekerjaan serupa di kampus B yang dilakukan oleh RSU Dr. Soetomo. Selanjutnya Direktorat Sarpras mengajukan permohonan via surat kepada Dinas PUBMP per 1 Februari 2016. Dilakukan survey oleh petugas PUBMP pada 15 Februari dan pembersihan pertama menggunakan alat berat (beko) pada 22 Februari 2016. Karena hujan lebat dan banjir di berbagai tempat di Kota Surabaya, oleh Pemkot beko sementara dialihkfungsikan sementara ke Jl. Ngaglik untuk mengatasi sumbatan drainase disana, kemudian digeser lagi ke Jl. Darma Husada untuk pekerjaan serupa.

”Jadi pembersihan lanjutan pada drainase lainnya di kampus C, kita menunggu instruksi lebih lanjut dari Pemkot selaku yang punya alat berat,” kata Agus Sutiyono kepada UNAIR News.

Pekerjaan pengerukan sungai yang paling besar dan lebih berat diperkirakan Agus adalah drainase yang menghubungkan antara Asrama Puteri hingga terusannya hingga samping kanan gedung Student Center (SC) dan yang membelah antara kampus FKM dan FST. Karena kondisi drainase lebih lebar diperkirakan nanti juga diperlukan ponton agar pengerukan bisa maksimal, bahkan jika diperlukan juga bisa dibuat sudetan-sudetan dan normalisasi untuk memperlancar lajunya air.

(13)

sawah-sawah itu juga banyak di kanan-kirinya yang ruwet karena rumput dan tanaman lain yang tak teratur, karena kondisi juga belum diplengseng,” tambah Agus seraya optimis bila semua drainase sudah dibersihkan maka laju jalannya air hujan itu akan lancar. (*)

Penulis: Bambang Bes

Sosialisasi Penelitian dan

Pengmas

di

PDD

UNAIR

Banyuwangi

UNAIR NEWS – Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan

Pengembangan Masyarakat (LP4M) bersama Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) Universitas Airlangga, Jumat (4/3) mengadakan sosialisasi tentang penelitian dan pengabdian masyarakat (Pengmas) kepada dosen pad Program Studi Diluar Domisili (PDD) Universitas Airlangga di Banyuwangi. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Baca Kampus Banyuwangi dan diikuti oleh seluruh staf pengajar di PDD Banyuwangi.

Sosialisasi tersebut langsung disampaikan oleh Ketua LP4M Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com., dan Ketua LPI UNAIR Prof. H. Hery Purnobasuki, Drs., M.Si., Ph.D. Dari kegiatan ini diharapkan agar publikasi penelitian dan jurnal yang “lahir” dari dosen PDD UNAIR Banyuwangi lebih gencar, mengingat dosen-dosen di kampus ini relatif masih muda. Sosialisasi ini juga sejalan dengan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Prof. Suryanto selaku Koordinator PDD UNAIR Banyuwangi belum lama ini.

(14)

budaya ini harus diikuti oleh teman-tema di UNAIR Banyuwangi,” ujar Ketua LPI UNAIR Prof. Hery Purnobasuki.

Lebih mudahnya, jalur komunikasi dan publikasi saat ini seharusnya dapat mendukung proses publikasi tersebut. Dalam melakukan penelitian hendaknya juga tidak dilakukan sendiri, tetapi bisa dengan mengajak mahasiswa agar mereka juga belajar. Tips seperti ini juga disampaikan agar dosen lebik aktif dalam melaksanakan penelitian dan pengmas, sekaligus publikasinya.

”Rasanya satu hari itu butuh 30 jam, satu minggu butuh 9 hari,” tambah Prof. Jusuf Irianto mengungkapkan bahwa ilmu itu sangat luas untuk dipelajari. Dari ungkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa banyaknya peluang di dunia ini untuk dipelajari, bahkan masih banyak hal sederhana yang belum dikaji dan dipublikasikan menjadi karya ilmiah.

Guru Besar FISIP UNAIR itu menutup sosialisasi ini dengan sebuah ungkapan dan merupakan suatu wejangan untuk para dosen-dosen muda di Banyuwangi. “Apapun yang kalian dapat saat ini atau suatu hari nanti, pesan saya jangan sampai merubah jati diri Aanda yang sebenarnya,” demikian Prof. Jusuf. (*)

Penulis: Ahmad Zakky Multazam Editor: Bambang Bes

Perencanaan

Kota

Belum

(15)

Masalah Besar

UNAIR NEWS – Curah dan intensitas hujan yang tinggi pada awal

tahun kerap menimbulkan banjir di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Surabaya. Beberapa ruas jalan utama, perumahan, dan ruang publik lainnya ikut terendam air. Pemerintah, swasta, dan masyarakat perlu mencari solusi terbaik untuk mengatasi banjir tahunan.

Nita Citrasari, S.Si., M.T., pakar lingkungan dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas Airlangga, mengatakan bahwa banjir disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, menyempitnya drainase yang menyebabkan air meluap ke jalan dan pemukiman. Kedua, kurangnya daerah resapan. Ketiga, perilaku masyarakat yang suka membuang sampah di daerah aliran air.

“Selain karena kesalahan tata kota dan pembangunan yang tidak memperhitungkan daerah aliran air (DAS), perilaku masyarakat juga ikut menyebabkan banjir. Kita masih sering melihat ada warga yang membuang sampah di sungai. Padahal sungai merupakan daerah aliran air,” ungkap dosen Ilmu Teknologi Lingkungan FST UNAIR.

Nita Citrasari, S.Si., M.T., pakar lingkungan dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST),

(16)

Universitas Airlangga (Foto: Istimewa)

Perencanaan wilayah kota menjadi sorotan ketika banjir datang. Nita menilai perencanaan DAS dan resapan air masih belum terintegrasi dengan baik. Apabila kedua hal itu menjadi salah satu pokok pertimbangan dalam perencanaan kota, kasus banjir akan bisa dikurangi.

Dalam jangka pendek, salah satu cara untuk mengurangi banjir adalah membebaskan daerah aliran air (DAS) dari tumpukan sampah dan sumbatan lainnya. “Pada akhirnya, kita harus memberi jalan bagi air untuk lewat, sehingga air tidak lewat dan menggenang di jalanan. Seperti yang sudah diterapkan dengan sangat baik di Belanda,” tutur Nita.

Staf pengajar pada Departemen Biologi FST UNAIR menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi seharusnya bisa diubah menjadi keuntungan. Air hujan yang berlebih seharusnya bisa diserap dan ditampung untuk dijadikan sebagai simpanan air tanah.

Ketika musim kemarau terjadi, simpanan air tanah dari air hujan ini bisa dimanfaatkan agar masyarakat tak kekurangan air bersih. Namun, keadaan yang terjadi saat ini, air hujan yang berlebih cenderung terbuang, sehingga di beberapa wilayah, warga masih mengalami kekeringan pada saat musim kemarau. “Sudah banyak teknologi untuk menanggulangi banjir, termasuk material bangunan yang ramah lingkungan, namun belum diaplikasikan. Semua dikembalikan lagi pada komitmen pemerintah dan dukungan masyarakat,” imbuh staf pengajar kelahiran tahun 1982. (*)

Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S

(17)

UNAIR Tak Mau Jadi Pilihan

Kedua

UNAIR NEWS – Pendaftaran peserta Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), telah dimulai sejak tanggal 29 Februari 2016 lalu. Usai SNMPTN, bagi siswa yang belum lolos, masih berkesempatan untuk mengikuti SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Besarnya keinginan peserta untuk bisa diterima di perguruan tinggi negeri berbuah pertanyaan-pertanyaan. Apa sih yang menjadi pertimbangan perguruan menerima mahasiswa baru?

Itulah yang menjadi pertanyaan pada benak siswa-siswa kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Nahdlatul Ulama Sidoarjo. Bersama dengan guru pendamping, mereka berkunjung ke Universitas Airlangga untuk mendapatkan informasi tentang penerimaan mahasiswa baru, Kamis (3/3).

Di hadapan 156 siswa dan guru pendamping MA NU, staf Pusat Informasi dan Humas, serta pemateri dari Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR memberikan gambaran seputar informasi yang pelajar butuhkan. Dalam sesi tanya jawab, sebagian siswa menanyakan seberapa besar kans mereka untuk diterima di UNAIR.

Imam Siswanto, M.Si, pemateri asal PPMB UNAIR menyarankan kepada audiens agar tak menjadikan UNAIR sebagai pilihan kedua. Menurutnya, jumlah pendaftar yang mencantumkan UNAIR sebagai pilihan pertama selalu lebih banyak daripada kuota yang disediakan oleh setiap prodi UNAIR.

“Kalau begitu gimana? Ya pilihan kalian harus UNAIR semua!,” canda Imam.

Selain soal kans diterima di UNAIR, tak sedikit siswa yang menanyakan prospek tiap prodi. “Apa prospek kerja saya, kalau saya mengambil jurusan Komunikasi?,” tutur salah satu siswa.

(18)

“Apa pekerjaan yang bisa saya jalani kalau saya mengambil jurusan Fisika?,” tanya siswa yang lain.

Masing-masing prodi tentunya memiliki prospek masing-masing. Namun, Imam juga menyarankan agar setiap siswa mencermati tingkat keketatan tiap prodi. Semakin ketat prodi, tentu persaingan akan menjadi lebih kompetitif.

“Jadi, kalau mau masuk UNAIR, jangan leha-leha. Kalian harus tetap belajar dengan tekun,” pesan Imam. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, media internal juga merupakan media komunikasi yang digunakan oleh Public Relations sebagai jembatan bagi proses komunikasi antara

Populasi penelitian seluruh lansia yang mengalami keterbatasan rentang gerak pada lutut dan ankle yang berada di Kota Bengkulu sebanyak 60 lansia yang terdiri dari 3 kelomok

No.KK NIK NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR ALAMAT DISABILITAS. KABUPATEN/KOTA DESA/KELURAHAN

Jika seseorang telah menetapkan seekor kambing menjadi hewan qurban lalu hatinya senang kepada hewan tersebut dengan tujuan tertentu sehingga dia menyesal dan

Kemudian, peneliti membuat kuesioner penelitian yang dielaborasi dari masing-masing sumber yakni alat ukur Impulsive Buying Tendency (IBT) dan skala pengukuran

Hasil percobaan dekontaminasi stainless steel terkontaminasi Cs-137 dengan silikon asetat dapat diketahui dari adanya penurunan aktivitas kontaminan sebelum dan sesudah

Diperkirakan mulai terjadi pada usia 2 bulan, yaitu pada saat bayi tersenyum ketika memandang wajah ibunya.kemudian saat usia 3-4 bulan, mereka semakin memperlihatkan bahwa

Jika (Corporate Social Responsibility/CSR) diabaikan, kemudian terjadi insiden, maka biaya yang dikeluarkan untuk biaya recovery bisa jadi lebih besar dibandingkan