KERANGKA ACUAN KEGIATAN
(KAK)
BIAYA OPERASIONAL PELATIHAN
APBD PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2020
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
BALAI PELATIHAN KERJA DAN TRANSMIGRASI
Jl. Raya Klampok Banjarnegara No. 48 Km. 29 Telepon (0286) 479005. 479006 Fax. 479006
BANJARNEGARA 53474
KERANGKA ACUAN KERJA
BIAYA OPERASIONAL PELATIHAN (BOP) TAHUN 2019
A. PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga
Kerja
B. SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan
produktivitas tenaga kerja
C. KEGIATAN :
1.Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang
Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
2.Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
3.Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
4.Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi
D. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum.
a. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
b. Undang–Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; c. Undang-Undang Nomor: 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
d. Undang–Undang RI Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Revisi UU nomor: 22 Tahun 1999);
e. Undang – Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4435);
g. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;
h. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertanduk Provinsi Jawa Tengah;
i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 52 Tahun 2018 tanggal 01 Maret 2018, tentang: Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi) pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah;
j. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah No.050.23/0022916 tanggal 27 Desember 2018 perihal arahan kebijakan dan prioritas serta pedoman Penyelenggaraan Musrenbang RKPD tahun 2020;
k. Surat Kepala Disnakertrans Prov. Jawa Tengah No.050/119 tanggal 07 Januari 2019 perihal Penyusunan Renja PD 2020 dan arahan kebijakan RKPD tahun 2020.
a. Gambaran Umum
Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi isu pembangunan di Jawa Tengah. Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah pada 2017 mencapai 4,57% atau sebanyak 823.938 orang (BPS, 2018). Enam kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan tingkat pengangguran tertinggi adalah Kab. Cilacap, Kota Semarang, Kota Magelang, Kab. Tegal, Kota Tegal, dan Kab. Brebes. Sedangkan delapan Kabupaten/Kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah adalah Kab. Brebes, Kab. Pemalang, Kab. Banjarnegara, Kab. Wonosobo, Kab. Purbalingga, Kab. Kebumen, Kab. Rembang, dan Kab. Banyumas.
Kemajuan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh kemajuan sumber daya manusianya, terutama angkatan kerjanya sebagai pelaku pembangunan. Peningkatan kualitas tenaga kerja akan dapat meningkatkan kemajuan pembangunan. Peningkatan kualitas tenaga kerja diarahkan pada pembekalan ketrampilan bagi pencari kerja dan peningkatan produktivitas bagi tenaga kerja yang telah bekerja.
Profil pencari kerja di Jawa Tengah berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 523.437 orang laki-laki dan 300.501 orang perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan, pencari kerja tertinggi merupakan lulusan SMK diikuti SMP, SMA dan SD.
Jika kita melihat dari aspek lapangan pekerjaan di Jawa Tengah, sektor pertanian merupakan lapangan pekerjaan yang menyerap jumlah tenaga kerja paling tinggi (24,38%), diikuti sektor industri pengolahan (21,78%), dan sektor perdagangan (18,69%) (BPS, 2018). Pada sisi lain, nilai Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian hanya 118.125,65 miliar rupiah, lebih rendah dibanding sektor industri pengolahan (308.820,97 miliar rupiah) dan sektor perdagangan (129.342,18 miliar rupiah) (BPS, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian masih relatif rendah.
Tabel 1. Profil Tenaga Kerja di Jawa Tengah Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
Sektor Lapangan Pekerjaan (%)
Pertanian 24.38
Industri Pengolahan 21.78
Perdagangan 18.69
Konstruksi 8.75
Penyediaan 7.05
SSTU Jasa Lainnya 4.46
Jasa Pendidikan 4.1 Transportasi 3.29 Administrasi 2.17 Jasa Keuangan 1.41 Jasa Kesehatan 1.29 Kategori Lainnya 1.06 Jasa Perusahaan 0.95 Pertambangan 0.62
Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi (Balatkertrans) Provinsi Jateng sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah milik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah bertugas memberikan layanan pelatihan kerja kepada tenaga kerja dan calon transmigran. Sumber dana untuk layanan pelatihan berasal dari APBD, baik APBD murni maupun Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau.
Pelatihan kerja diarahkan untuk membekali tenaga kerja agar dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, sedangkan pelatihan pembekalan transmigrasi diarahkan bagi calon transmigran agar dapat bekerja di tempat tujuan transmigrasi. Pelatihan diprioritaskan bagi pencari kerja dan calon transmigran dari daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi agar dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di Jawa Tengah.
Layanan pelatihan kerja diprioritaskan bagi pencari kerja, terutama di daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi. Daerah-daerah yang teridentifikasi dengan tingkat kemiskinan tinggi di Jawa Tengah adalah: Kab. Cilacap, Kota Semarang, Kota Magelang, Kab. Tegal, Kota Tegal, dan Kab. Brebes. Sedangkan daerah yang teridentifikasi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah adalah Kab. Brebes, Kab. Pemalang, Kab. Banjarnegara, Kab. Wonosobo, Kab. Purbalingga, Kab. Kebumen, Kab. Rembang, dan Kab. Banyumas.
Informasi layanan pelatihan dan mekanisme pendaftaran harus dapat diakses oleh pencari kerja. Pemasaran program pelatihan perlu dilakukan mulai dari tingkat Kabupaten/Kota (melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota), tingkat Kecamatan, tingkat Desa, hingga tingkat RT/RW dan masyarakat langsung di tempat/fasilitas umum. Media pemasaran informasi harus mempertimbangkan kemampuan dan karakteristik pencari kerja agar memudahkan pencari kerja untuk mendapatkan informasi pelatihan. Mekanisme pendaftaran juga harus mempertimbangkan kemampuan dan lokasi pencari kerja sehingga dapat dijangkau dengan mudah oleh pencari kerja.
2) Aspek Partisipasi
Keterlibatan pencari kerja dimulai dari identifikasi kebutuhan pelatihan (Training Needs Assessment/TNA), pemasaran program pelatihan, pelaksanaan pelatihan kerja, pendampingan hingga monitoring pasca pelatihan. Pencari kerja perlu diminta informasi tentang kebutuhan pelatihan melalui survey pada saat identifikasi kebutuhan pelatihan. Pemasaran program pelatihan dengan melibatkan pencari kerja dapat dilakukan dengan media sosial elektronik maupun forum-forum khusus (seperti komunitas).
3) Aspek Kontrol
Pencari kerja maupun calon transmigran diharapkan memberikan kritik, masukan, dan saran mengenai kegiatan pelatihan kerja maupun pelatihan transmigrasi yang dilaksanakan. Lembar evaluasi harus dibagikan pada setiap kegiatan pelatihan untuk menampung kritik, masukan dan saran dari peserta pelatihan.
Para peserta pelatihan harus mendapatkan manfaat dari kegiatan pelatihan kerja yang diikut. Pelatihan akan bermanfaat jika sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja, dapat diikuti dan diterima oleh peserta pelatihan, dan dapat diaplikasikan dalam dunia kerja oleh alumni pelatihan. Manfaat pelatihan diukur pada saat monitoring pasca pelatihan dengan menyediakan kuisioner yang dibagikan atau wawancara terhadap alumni pelatihan. Analisis Kebutuhan Pelatihan, Penyusunan Program Pelatihan dan Instruktur yang kompeten menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat pelatihan.
E. RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang
Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
a. Analisis Kebutuhan Pelatihan (TNA) di Daerah untuk Tahun 2021 Rapat: 3 kali x 10 orang (Seksi Pemasaran, Seksi Pelatihan, Kejuruan) Perjalanan: 13 Kab/Kota x 2 orang
b. Penyusunan Program Pelatihan untuk Tahun 2021 Rapat: 2 kali x 15 orang
Perjalanan survey: 1 kali x 6 orang
c. Pemasaran Program Pelatihan untuk Tahun 2020 dan 2021
Cetak leaflet, brosur, media sosial (WA, facebook, instagram, website), banner Perjalanan pemasaran: 13 Kab/Kota x 2 orang x 1 kali
Rapat: 4 kali x 10 orang
d. Rekruitmen dan Seleksi Peserta Pelatihan Tahun 2020 36 kali rekruitmen untuk 36 paket pelatihan
Rapat persiapan dan evaluasi rekruitmen: 6 kali x 4 orang e. Monitoring Hasil Pelatihan Tahun 2019
Rapat persiapan dan evaluasi monitoring: 2 kali x 4 orang Perjalanan dinas: 10 kali x 2 orang
f. Pendampingan Pasca Pelatihan Tahun 2020 Perjalanan: 36 kali x 1 orang
2. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
a. Pelatihan Keliling (Mobile Training Unit)
Jumlah paket: 6 paket pelatihan @ 16 orang peserta Jumlah peserta: 96 orang
Jenis Pelatihan: Pelatihan Pertanian (2 paket), Pelatihan Perikanan (1 paket), Pelatihan Peternakan (1 paket), dan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian (2 paket)
3. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
a. Pelatihan Keliling (Mobile Training Unit)
Durasi: 160 JP setara dengan 20 hari pelatihan Jumlah paket: 24 paket @ 16 orang
Jumlah peserta: 384 orang
Jenis Pelatihan: Pelatihan Pertanian (8 paket), Pelatihan Perikanan (4 paket), Pelatihan Peternakan (2 paket), dan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian (10 paket)
b. Pelatihan Institusional/Boarding
Durasi: 160 JP setara dengan 15 hari pelatihan Jumlah paket: 6 paket @ 16 orang
Jumlah peserta: 96 orang
Jenis Pelatihan: Pelatihan Pertanian (2 paket), Pelatihan Perikanan (1 paket), Pelatihan Peternakan (1 paket), dan Pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian (2 paket)
4. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi
a. Pelatihan Institusional/Boarding
Durasi: 56 JP setara dengan 7 hari pelatihan Jumlah paket: 3 paket @ 50 orang
Jumlah peserta: 150 orang
F. INDIKATOR KINERJA
1. Data Jenis pelatihan yang dibutuhkan di daerah sasaran (13 kabupaten/kota) 2. Program Pelatihan yang akan dilaksanakan di daerah sasaran
3. Jumlah masyarakat yang memperoleh informasi pelatihan 4. Jumlah pendaftar dari daerah sasaran
6. Data kondisi alumni pelatihan 7. Jumlah alumni yang didampingi
G. BATASAN KEGIATAN
1. Maksud dan Tujuan
a. Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pelatihan masyarakat pencari kerja berdasarkan kebutuhan kompetensi pasar kerja. Output dari kegiatan ini adalah jenis pelatihan yang dibutuhkan pencari kerja sesuai kebutuhan pasar.
b. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN bertujuan untuk membekali pencari kerja dengan kompetensi di bidang pertanian agar dapat diserap oleh pasar kerja (bekerja atau berwirausaha mandiri).
c. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) bertujuan untuk membekali pencari kerja dengan kompetensi di bidang pertanian agar dapat diserap oleh pasar kerja (bekerja atau berwirausaha mandiri).
d. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi bertujuan untuk membekali calon transmigran dengan kompetensi di bidang pertanian agar dapat bekerja atau berwirausaha di tempat tujuan transmigrasi.
2. Cara pelaksanaan kegiatan
a. Kegiatan Identifikasi dan Promosi Kebutuhan Pelatihan di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN dilaksanakan dengan cara melakukan kunjungan survey ke Dinas Kabupaten/Kota, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, pengusaha dan perwakilan pencari kerja yang ada di daerah sasaran, penyusunan program pelatihan, pemasaran program pelatihan ke daerah-daerah sasaran, pendampingan pasca pelatihan serta monitoring pasca pelatihan bagi alumni pelatihan. b. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung
Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN dilakukan dengan cara menyelenggarakan pelatihan kerja berbasis kompetensi maupun pelatihan
kewirausahaan, baik di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi maupun di lokasi peserta/daerah sasaran.
c. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) dilakukan dengan cara menyelenggarakan pelatihan kerja berbasis kompetensi maupun pelatihan kewirausahaan, baik di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi maupun di lokasi peserta/daerah sasaran.
d. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi dilakukan dengan cara menyelenggarakan pelatihan bidang pertanian (dalam arti luas) di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi.
3. Tempat pelaksanaan kegiatan
a. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN dilaksanakan di Kab. Banjarnegara, Kab. Purbalingga, dan Kab. Banyumas
b. Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) dilaksanakan di Kab. Wonosobo, Kab. Cilacap, Kab. Rembang, Kab. Brebes, Kab. Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Kebumen (untuk Pelatihan MTU), dan di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi bagi peserta dari Kab. Wonosobo, Kab. Kebumen, Kab. Pemalang, Kab. Brebes.
c. Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi dilaksanakan di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi.
4. Pelaksana dan penanggungjawab
Seluruh kegiatan di atas dilaksanakan oleh Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi (khususnya Seksi Pemasaran Program, Seksi Pelatihan, dan Instruktur didukung oleh Subbag Tata Usaha) dengan melibatkan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa di daerah sasaran.
5. Jadwal
Kegiatan dilakasanakan mulai Februari 2020 s/d Desember 2020.
Seluruh kegiatan dibiayai dari APBD Tahun Anggaran 2020 dengan rincian terlampir (Lampiran RKA)
7. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 Bulan 7 8 9 10 11 12 Kegiatan Identifikasi dan Promosi
Kebutuhan Pelatihan di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN
Pelatihan Kerja Bagi Pencari Kerja di Bidang Pertanian Mendukung Penempatan Melalui Mekanisme AKL, AKAD dan AKAN – DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau)
Pelatihan Bidang Pertanian Bagi Calon Transmigran di Balai Pelatihan Kerja dan Transmigrasi
Banjarnegara, Januari 2019.
Penanggung Jawab Kegiatan a.n. KEPALA
BALAI PELATIHAN KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH
KASUBBAG. TATA USAHA
ENDAH SRI NURNANINGSIH, SP NIP. 19650326 198503 2 006
1
KERANGKA ACUAN KERJA
BELANJA ADMINISTRASI UMUM (BAU) TAHUN 2020
PROGRAM
:
Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan
Keuangan Perangkat Daerah
SASARAN
PROGRAM
:
Meningkatnya Layanan Administrasi Perkantoran dan Sarana
Prasarana
KEGIATAN
:
1.
Kegiatan Administrasi Pelayanan Keuangan Perangkat Derah
2.
Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat dan Kearsipan
Perangkat Daerah
3.
Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan Listrik
Perangkat Daerah
4.
Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang Milik Daerah
5.
Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan Pelayanan
Perkantoran Perangkat daerah
6.
Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar
Daerah Perangkat Daerah
7.
Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan Minum Rapat
Perangkat Daerah
8.
Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku Perpustakaan
Perangkat Daerah
9.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Berkala Rumah
Jabatan/Rumah Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
10.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan
Rumah Tangga Perangkat Daerah
11.
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kantor
12.
Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat Daerah
A.
LATAR BELAKANG
1.
Dasar Hukum.
1)
Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2)
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
3)
Undang – Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4435)
4)
Undang–Undang Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5)
Undang-Undang Nomor: 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6)
Undang–Undang RI Nomor : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Revisi UU
nomor: 22 Tahun 1999);
2
7)
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 tahun 2016, tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 85).
8)
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 64).
9)
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 52 Tahun 2018, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi JawaTengah
2.
Gambaran Umum
Meningkatnya pembangunan utamanya pada sektor industri menyebabkan
timbulnya masalah ketenagakerjaan, khususnya kesehatan dan keselamatan kerja.
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia berada pada posisi strategis dalam produksi
barang dan jasa, perlu mendapat perlindungan dari resiko bahaya yang dapat
mengakibatkan gangguan atau penyakit dan kecelakaan kerja, sehingga efisiensi dan
produktivitas serta kualitas produksi dapat terjamin. Dalam rangka mengantisipasi
faktor resiko bahaya tersebut agar tidak merupakan kerugian dan pemborosan tenaga
kerja pada perusahaan, diupayakan melalui pendekatan hiperkes dan Keselamatan Kerja
sehingga melalui pendekatan tersebut diharapkan terjalin suatu hubungan industrial
yang serasi sehingga tercipta kondisi lingkungan kerja yang aman serta tenaga kerja
yang sehat dan produktif.
Belanja administrasi umum merupakan semua pengeluaran Pemerintah Daerah
yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan public yang
berguna untuk kelancaran administrasi perkantoran. Sebagai upaya untuk melaksanakan
visi dan misi, di laksanakan melalui Program
Manajemen Administrasi Pelayanan
Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah
dengan anggaran
Rp.
2.030.007.000,-
.
B.
KEGIATAN.
1.
Indikator Kinerja
a.
Manajemen Administrasi Pelayanan Umum, Kepegawaian dan Keuangan
Perangkat Daerah
No.
Nama Kegiatan
1.
Kegiatan Administrasi Pelayanan Keuangan Perangkat Derah
a.
Masukan : Rp. 75.000.000,-
b.
Keluaran : jumlah laporan keuangan PD (jenis)
c.
Hasil : Persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah
3
No.
Nama Kegiatan
2.
Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat dan Kearsipan Perangkat Daerah
a.
Masukan : Rp. 90.647.000,-
b.
Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya pelayanan jasa surat menyurat dan
kearsipan perangkat daerah
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
3.
Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Air dan Listrik Perangkat Daerah
a.
Masukan : Rp. 200.000.000,-
b.
Keluaran : jumlah terpenuhinya jasa komunikasi, air dan listrik perangkat
daerah
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
4.
Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang Milik Daerah
a.
Masukan : Rp. 18.000.000,-
b.
Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya premi asuransibarang milik daerah
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
5.
Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan Pelayanan Perkantoran Perangkat
daerah
a.
Masukan : Rp. 500.000.000,-
b.
Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya jasa kebersihan dan pelayanan
perkantoran perangkat daerah
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
6.
Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah Perangkat
Daerah
a.
Masukan : Rp 210.000.000,-
b.
Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya pelaksanaan rapat-rapat koordinasi
dan konsultasi ke dalam dan luar daerah
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
7.
Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan Minum Rapat Perangkat Daerah
a.
Masukan : Rp. 23.000.000,-
b.
Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya penyediaan makan minum rapat
perangkat daerah
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
8.
Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku Perpustakaan Perangkat Daerah
a.
Masukan : Rp. 3.360.000,-
b.
Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya kebutuhyan bahan bacaan /buku
perpustakaan perangkat daerah
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
4
No.
Nama Kegiatan
9.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Berkala Rumah Jabatan/Rumah
Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
a.
Masukan : Rp. 300.000.000,-
b.
Keluaran : jumlah bulan terpenuhinya pemeliharaan rutin/berkala rumah
jabatan/rumah dinas/gedung kantor/kendaraan
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
10. Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana Kantor dan Rumah Tangga
Perangkat Daerah
a.
Masukan : Rp. 450.000.000,-
b.
Keluaran : Jumlah bulan tercukupinya Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana
Kantor dan Rumah Tangga Perangkat Daerah.
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
11. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kantor
a.
Masukan : Rp. 160.000.000,-
b.
Keluaran : Jumlah unit penyediaan sarana dan prasana kantor perangkat
daerah.
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
12. Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat Daerah
a.
Masukan : Rp. 50.000.000,-
b.
Keluaran : Jumlah laporan informasi publik perangkat daerah.
c.
Hasil : persentase ketercapaian pelayanan umum, kepegawaian dan
keuangan perangkat daerah.
C.
MAKSUD DAN TUJUAN
Mendukung kelancaran pelaksanaan program manajemen administrasi pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan Balai Keselamatan Kerja Prov. Jateng.
D.
KELUARAN (OUTPUT).
No.
Nama Kegiatan
Keluaran
1. Kegiatan Administrasi Pelayanan
Keuangan Perangkat Derah
Jumlah laporan keuangan PD (jenis)
2. Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat
dan Kearsipan Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya pelayanan
jasa surat menyurat dan kearsipan
perangkat daerah
3. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Air
dan Listrik Perangkat Daerah
Jumlah terpenuhinya jasa komunikasi,
air dan listrik perangkat daerah
5
No.
Nama Kegiatan
Keluaran
4. Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang
Milik Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya premi
asuransibarang milik daerah
5. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan
Pelayanan Perkantoran Perangkat daerah
Jumlah bulan terpenuhinya jasa
kebersihan dan pelayanan perkantoran
perangkat daerah
6. Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi
Dalam dan Luar Daerah Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya
pelaksanaan rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke dalam dan luar daerah
7. Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan
Minum Rapat Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya penyediaan
makan minum rapat perangkat daerah
8. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku
Perpustakaan Perangkat Daerah
Jumlah bulan terpenuhinya kebutuhyan
bahan bacaan /buku perpustakaan
perangkat daerah
9. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala
Berkala Rumah Jabatan/Rumah
Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
Jumlah bulan terpenuhinya
pemeliharaan rutin/berkala rumah
jabatan/rumah dinas/gedung
kantor/kendaraan
10
.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala
Sarana Kantor dan Rumah Tangga
Perangkat Daerah
Jumlah bulan tercukupinya
Pemeliharaan Rutin /Berkala Sarana
Kantor dan Rumah Tangga Perangkat
Daerah;
11
.
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana
Kantor
Jumlah unit penyediaan sarana dan
prasana kantor perangkat daerah
12
.
Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat
Daerah
Jumlah laporan informasi publik
perangkat daerah
E.
HASIL YANG DIHARAPKAN (OUTCOME)
No.
Nama Kegiatan
Keluaran
1. Kegiatan Administrasi Pelayanan
Keuangan Perangkat Derah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
2. Kegiatan Pelayanan Jasa Surat Menyurat
dan Kearsipan Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
3. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi,
Air dan Listrik Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
6
No.
Nama Kegiatan
Keluaran
4. Kegiatan Penyediaan Jaminan Barang
Milik Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
5. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan dan
Pelayanan Perkantoran Perangkat daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
6. Kegiatan Rapat Koordinasi dan
Konsultasi Dalam dan Luar Daerah
Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
7. Kegiatan Pelayanan Penyerdiaan Makan
Minum Rapat Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
8. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan/Buku
Perpustakaan Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
9. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala
Berkala Rumah Jabatan/Rumah
Dinas/Gedung kantor/Kendaraan
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
10. Kegiatan Pemeliharaan Rutin /Berkala
Sarana Kantor dan Rumah Tangga
Perangkat Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
11. Kegiatan Penyediaan Sarana dan
Prasarana Kantor
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
12. Kegiatan Pelayanan Informasi Perangkat
Daerah
Persentase ketercapaian pelayanan umum,
kepegawaian dan keuangan perangkat
daerah;
F.
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN.
Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara swakelola/pengadaan langsung sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
G.
PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
a.
Pelaksana kegiatan.
Sebagai pelaksana kegiatan adalah di Sub Bagian Tata Usaha Balai Keselamatan Kerja
Prov. Jateng.
b.
Penanggung jawab kegiatan.
Sebagai penanggung jawab pelaksanaan kegiatan ini adalah Kepala Balai Balai
Keselamatan Kerja Prov.Jateng
7
H.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Waktu pelaksanaan kegiatan
: Januari sampai dengan Desember 2020
Tempat pelaksanaan kegiatan : Balai Keselamatan Kerja Prov. Jateng Semarang.
I.
BIAYA/MEKANISME PEMBIAYAAN
Dalam melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan dana sebesar
Rp 2.030.007.000,-
dengan
Rencana Kerja dan Anggaran terlampir
J.
PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kinerja (KAK) Program Manajemen Administrasi Pelayanan
Umum, Kepegawaian dan Keuangan Perangkat Daerah Balai Keselamatan Kerja Provinsi
Jawa Tengah, ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang
didanai dari APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2020, dalam rangka
mewujudkan efektifitas, efisiensi, memenuhi kaidah transparansi dan akuntabel dalam
pelaksanaannya.
Semarang, Januari 2019
KEPALA BALAI
KESELAMATAN KERJA
PROVINSI JAWA TENGAH
MUMPUNIATI, SH, MM
Pembina
1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)PENGUJIAN HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA DAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM PENGUJIAN
TA.2020
PROGRAM : Peningkatan Kepatuhan dan Pengembangan Sistim Pengawasan Ketenagakerjaan
SASARAN PROGRAM : Meningkatnya deteksi dini potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
KEGIATAN : Pengujian higiene perusahaan, kesehatan kerja dan pengembangan laboratorium pengujian.
A. LATAR BELAKANG.
1. DASAR HUKUM
a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang No. 20 Tahun 2014, tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-02/Men/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja. d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 48/ MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan.
e. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 49/ MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran.
f. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 50/ MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan
g. Keputusan Gubernur Jawa Tengah : Nomor 10 Tahun 2000, tentang Baku Mutu Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak Tingkat Propinsi Jawa Tengah
h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 Tahun 2016, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 52 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER-05 Tahun 2018, tentang K3 Lingkungan Kerja.
2.GAMBARAN UMUM
Sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 27 ayat (2): Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, Pasal 28 d ayat (2): Setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja; serta ketentuan dalam Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
melindungi keselamatan tenaga kerja dan sarana produksi.
Dewasa ini kecelakaan kerja masih sering terjadi. Secara global setiap 15 detik terjadi
160 kecelakaan kerja dan 1 diantaranya meninggal dunia akibat kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja (
www.ilo.org/safeday
, 2009). Kasus kecelakkan kerja dan penyakit
akibat kerja (PAK) di Jawa Tengah dalam 3 (tiga) tahun terakhir dari 2013 – 2015
mengalami pengingkatan. Pada tahun 2015, terjadi 3390 kejadian dengan jumlah korban
mencapai 3905 orang, 47 diantaranya mengalami cacat dan korban meninggal sebanyak 41
orang serta jumlah hari hilang sebanyak 7.580 hari. Besarnya kerugian baik kerugian
ekonomi berupa santunan dan kerugian material serta kerugian non ekonomi berupa sakit,
cacat atau bahkan adanya korban meninggal dunia menyebabkan turunnya kualitas dan
kuantitas produksi atau turunnya produktiitas serta biaya tambahan berupa santuan dan biaya
perbaikan menyebabkan turunnya kinerja dan daya saing.
2
Penerapan keselamatan, kesehatan kerja dan hiperkes sebagai bagian dari kegiatan industry merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses produksi serta produktivitas tenaga kerja dalam perusahaan.Dalam melakukan pelayanan Pengujian Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja terhadap perusahaan, laboratorium Balai K3 Prov.Jateng juga dituntut untuk melakukan pengembangan laboratorium pengujian dalam memenuhi persyaratan standar mutu laboratorium yaitu dengan menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2008. Dengan diperolehnya akreditasi sebagai laboratorium penguji akan memberikan jaminan mutu pengujian kepada pelanggan untuk menunjang peningkatan daya saing dalam perdagangan nasional maupun internasional. Keselarasan dalam melangkah untuk memberikan sistem jaminan mutu, antara pihak laboratorium dan pelaku industri harus saling mendukung. Laboratorium harus dapat memberikan nilai pengujian yang benar dan dapat diterima atau diakui oleh pasar internasional dan pelaku industri dapat mengontrol mutu produknya dengan melihat hasil dari nilai pengujian.
Seiring dengan berkembangnya teknologi pengujian, Laboratorium Penguji Balai K3 Prov. Jateng telah mendapatkan sertifikat akreditasi sebagai laboratorium penguji sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional. Masa berlaku sertifikat akreditasi adalah selama 4 tahun, akreditasi pertama pada tanggal 8 April 2005. Reakreditasi yang kedua pada tanggal 09 Pebruari 2009, reakreditasi ke tiga telah dilaksanakan pada tanggal 18 dan 19 Nopember 2013 dan Reakreditasi ke empat pada tanggal 19-20 Nopember 2017. Ruang lingkup yang terakreditasi adalah :
a. Pengujian faktor fisik : Kebisingan lingkungan ambien; Kebisingan lingkungan kerja; Iklim Kerja;Intensitas Penerangan
b. Pengujian faktor kimia lingkungan kerja dengan parameter : SO2, NO2, NH3, Ox,
Formaldehid, H2S dan Debu total di tempat kerja.
c. Pengujian faktor kimia lingkungan ambien dengan parameter : SO2, NO2, NH3, Ox,
H2S
d. Pengujian kualitas udara emisi sumber tidak bergerak, dengan parameter : Partikulat, Opasitas
e. Pengujian kualitas udara emisi sumber tidak bergerak, dengan parameter : Opasitas, CO, HC
B. KEGIATAN
1. SASARAN / RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Pengujian Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja dan pengembangan Laboratorium Pengujian adalah :
a. Pengujian kualitas udara emisi dan lingkungan b. Pengujian faktor fisika
c. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
d. Kaji ulang Dokumen sistem Mutu yang meliputi :
Panduan Mutu
Prosedur Jaminan Mutu
Instruksi Kerja Alat
Formulir-formulir.
e. Analyst profisiensi test untuk pengujian kualitas udara lingkungan parameter NH3, H2S,
O3, NO2, dan SO2.
f. Kalibrasi peralatan laboratorium.
g. Uji performance spektrofotometer UV-Vis h. Pertemuan teknis laboratorium
i. Inhouse training.
3
2. INDIKATOR KINERJA
a. Masukan
Dana APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 2.650.000.000,- ( Dua milyard enam ratus lima puluh juta rupiah).
b. Keluaran
1). Jumlah perusahaan yang melakukan pengujian higiene perusahaan dan kesehatan kerja.
2). Ketersediaan laboratorium terakreditasi c. Hasil
1) Tersedianya data kualitas udara lingkungan kerja 2) Tersedianya data faktor fisik lingkungan
3) Tersedianya data kesehatan tenaga kerja.
4) Terpeliharanya sistem mutu laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 19-17025:2017 5) Personil laboratorium yang profesional.
6) Adanya jaminan mutu hasil pengujian
7) Peralatan laboratorium yang terkalibrasi dan mampu telusur
8) Peningkatan ilmu pengetahuan pegawai di bidang teknis pengujian.
d. Manfaat
1).
Sumber informasi dalam menguji efektivitas kegiatan/ teknologi yang digunakan dalam pencegahan dan pengendalian dampak negatif yang dihasilkan dari proses produksi.2).
Deteksi dini penyakit akibat kerja3).
Mengetahui secara dini adanya perubahan lingkungan kerja yang tidak dikehendaki, sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangan secara efektif.4).
Sebagai data lingkungan dalam penyusunan UKL/RPL, AMDAL serta sertifikasi ISO 14000 dll.5).
Kepastian hasil uji yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah & hukum.6).
Meningkatnya kualitas sumberdaya laboratorium.7).
Kemampuan pengujian laboratorium meningkat.8).
Kepercayaan pemakain jasa laboratorium semakin meningkat.e. Dampak
1).
Meningkatnya kualitas lingkungan2).
Meningkatnya derajat kesehatan tenaga kerja3).
Meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap mutu pelayanan.4).
Memberikan keuntungan pemasaran.5).
Meningkatkan keberterimaan produk di pasar nasional.6).
Meningkatnya pendapatan Asli DaerahC. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan kegiatan Pengujian Higiene Perusahaan, Kesehatan Kerja dan Pengembangan Laboratorium Pengujian adalah :
a. Mendapatkan data kualitas udara dan faktor fisik lingkungan. b. Mengidentifikasi resiko bahaya akibat lingkungan kerja
c. Mengendalikan pencemaran lingkungan kerja
4
e. Menjamin konsistensi penerapan Sistem Mutu Laboratorium Balai K3 Prov. Jateng sesuai SNI ISO/ IEC 17025:2017, sehingga dapat menjaga kompetensi laboratorium sesuai kriteria akreditasi KAN dari waktu ke waktu.D. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pengujian Higiene Perusahaan, Kesehatan Kerja dan Pengembangan Laboratorium dilaksanakan di kantor Balai K3 Prov.Jateng dan wilayah provinsi Jawa Tengah meliputi : Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pati, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Surakarta dan kalimantan.
E. PELAKSANA DAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN
Penanggung jawab kegiatan : Seksi Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja Pelaksana kegiatan : Seksi Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja,
Seksi Keselamatan Kerja, Subag Tata Usaha.
F. JADWAL : Januari – Desember 2020
G. BIAYA : Rp. 2.650.000.000,- (RAB terlampir)
1. Pengujian higiene perusahaan dan kesehatan kerja : Rp. 2.545.000.000,- 2. Pengembangan laboratorium pengujian : Rp. 105.000.000,-
Semarang, Januari 2019
KEPALA BALAI KESELAMATAN KERJA PROVINSI JAWA TENGAH
MUMPUNIATI, SH., MM. Pembina