Lampiran 1: Matrix
Observasi Hasil Mas Awang Mas Rhino Mas Hengky
Datang Pra
penentuan tema
(Warming
up)
Dari hasil Observasi yang dilakukan peneliti bahwa sebelum memasuki proses penentuan tema yang dilakukan dalam tahap
brainstorming ada beberapa hal yang dilakukan. Dalam tahap ini para talent dan guest yang terlebih dahulu diundang oleh
produser yaitu Dimas Kurniawan untuk datang ke kantor radio Geronimo FM yang terletak di jalan Gayam sekitar 15 menit sebelum schedule rekaman dilakukan. Proses rekaman ini dilakukan di ruangan produksi radio Geronimo FM Yogyakarta. Para talent dan guest tidak harus perlu untuk mempersiapkan tema apa yang nantinya diangkat dalam proses rekaman. Jika para talent atau guest sudah membawa tema dan ide cerita, mereka diperbolehkan untuk menceritakan ide tersebut dalam tahap ‘brainstorming’. Jika tidak maka proses penentuan tema akan dilakukan bersama-sama pada saat tahap ‘brainstorming’. Sambil menunggu para talent dan guest, produser akan meminta tolong salah satu dari crew siaran yang ada pada saat itu ataupun produser sendiri untuk membelikan cemilan bagi para talent dan guest untuk dinikmati pada saat proses rekaman, sebelum proses rekaman atau setelah proses rekaman. Hal ini dilakukan untuk membuat suasana lebih santai bagi para talent
dan guest. (Observasi peneliti,2014-2016)
Snack Kongkow-kongkow Brainstorming Inti penentuan tema
Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa dalam tahap ini ketiga talent utama mempunyai hak untuk menentukan tema. Saudara Dimas mengatakan bahwa hal ini diperlukan karena mereka jugalah yang nantinya akan menjalakan tema tersebut. Selain
Kegiatan brainstorming ini dilakukan pertama kali atas dasar ada sesuatu yang harus disegarkan kembali. Berikut kutipannya:
“Jadi pernah ya terutama aku ya merasa ada perlu yang
disegerin lagi dan untuk
pertama kalinya ya kita
brainstorming yang ga terlalu gimana-gimana, Cuma kayak
Dari hasil wawancara yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa dalam proses tahapan ini ketiga talent utama hanya membicarakan garis besar mengenai apa saja yang akan dibahas pada saat proses rekaman berlangsung. Berikut kutipannya:
“Bisa, jadi yang diobrolin itu garis besarnya aja jadi nanti icuk mau
itu dengan kebijakan seperti ini lebih mudah untuk menyatukan energy diantara para talent. Tidak ada leader dalam radio ini, para talent utama memiliki hak untuk menentukan tema Berikut beberapa kutipannya:
“Karena mereka akan
menajalankan tema itu
kalau sama-sama sepakat rasanya lebih enak buntuk digulirkan. Misalnya ini loh temanya ini aja, gak usah ini
aja, yowes. Itu akan
misalkan ini aja ini aja ini aja pasti akan. Kalau diskusi begini aja oo begitu ok.
Rasanya akan bergulir
dengan enak untuk
menyatukan energy
gampang.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016) “Tiga-tiganya sih, jadi masing-masing dari kami punya hak untuk itu masing-masing dari kami punya
kekuatan. Kekuatannya
adalah tapi kita enggak
makan, makan rame-rame terus ngomongin yang lain terus
becanda-becanda dan dari
becandaan itulah biasanya
keluarlah ide dan itu kita
catet”(Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Dari obeservasi yang dilakukan peneliti bawah dalam proses ini ada beberapa hal yang dibicarakan yaitu tema dan pesan moral.
1. Tema
Tema yang diangkat adalah kejadian sehari-hari yang ada di Jogja. Berikut kutipannya:
“Awalnya itu keseharian aja
sih, keseharian. Idenya
keseharian orang kos di jogja. Jadi sebenarnya becandaan
yang diangkat itu adalah
becandaan sehari hari.”
(Wawancara, Rhino
Sulustisyanto, 2016)
reuni, jadi nanti icuk balik ke medan, terus biasa masalah dana si bram itu pun terjadi ketika proses rekaman jadi ngomongin yang mau reuni siapa, icuk o yasudah mangkanya aku kemaren kan nggak langsung masuk di sesi kalu dengerin yang semalem itu di sesi 1 sesi 2 aku nggak masuk dulu dan mereka sudah klik gitu nanti ngelemparnya ke aku, itu nanti akan ada sesi aku dengan icuk gitu, kan icuk sama bram, bram juga punya gambaran nanti ini tak lempar ke saya, tapi bilangnya aku lagi nyuci gitu itu dibelakang yaudah sesi
berikutnya aku sama
icuk”(Wawancara, Hengky
Koerniawan, 2016)
Tema yang diangkat dalam drama radio ini adalah kejadian-kejadian yang sering dialami oleh anak kos. Berikut beberapa kutipannya:
“Ya yang sepele aja, ya kejadian
yang sering dialami anak kos kayak duit kiriman kurang, makan susah, bayar kos, bayar sekolah, bayar
pernah aku yakin ini gak akan pernah kita obrolkan
sih pernah kita akan
menyangkan yang terbaik saja jadi justru malah kita ber3 ini tidak ada siapa yang memimpin, siapa yang memfollow.”(Wawancara, Dimas Kurniawan,2016)
Dalam tahap ini para talent tidak harus menyiapkan tema apa yang nantinya diangkat. Jika para talent utama mempunyai ide, maka ide tersebut akan dibahas bersama-sama. Berikut kutipannya:
“tiga talent ini masing-masing biasanya sudah punya kita bikin ini aja po’o misalnya A, B, C ini sudah punya bayangan tapi enggak jarang juga sering
juga mereka ngeblank
mereka akan memberikan
kepada produser ini toh
kalaupun nanti akan
Tema yang diangkat dari kehidupan sehari-hari ini kemudian dilebih-lebihkan (hiperbolik). Berikut kutipannya:
“KKG itu sesuatu yang dilebih-lebihkan aja jadi sesuatu yang ada di keseharian ya
dilebih-lebihkan. Seperti banyak
kejadian yang diangkat dalam
cerita itu hiperbolik”
(Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Selain tema, becanda dan joke yang ada dalam drama radio ini adalah becandaan sehari-hari baik dari ketiga orang tersebut maupun yang ada di kota jogja. Berikut kutipannya
“Tapi untuk becandaan, tema cerita yaitu ya sehari-hari udah, becandaan kita
sehari-hari” (Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
kampus begitu. Yaudah seputaran itu aja, ya kita angkat itu as kebudayaan jogja, keseharian yang kita lihat aja” “Seperti ngalamin untuk berusaha mandiri, hidup dikota orang dengan
keterbatas dana, keterbatasan
pergaulan nah itu yang mau kita
angkat.”(Wawancara, Hengky
Koerniawan,2016)
Selain itu juga menurut saudara Hengky bahwa drama radio ini dapat mengangkat tema apa saja tetapi tetap menyisipkan sisi edukatif didalamnya. Drama radio ini tidak terlepas dengan kehidupan anak pelajar yang berada di Yogyakarta dengan membawa spirit bhineka tunggal ika dan dikemas dengan warna Yogyakarta. Berikut beberapa kutipannya:
”Sebenarnya kalau aku lihat KKG ini bisa aja ngomongin apaan aja tapi kita tetap kemas ada sisi edukatifnya juga, minimal kita mengedepankan kalau ada masalah bagaimana problem solvingnya as
tercipta sebuah brain
storming gakpapa tapi
kalau jadi mereka tidak harus ada atau tidak harus menyiapkan sebuah tema tapi kalau mereka pas kepikiran ada tema apa gtu biasanya kita bahas ini doing. Ayuk. Atau mereka gak ada tema mereka gak risau, produsernya yang risau.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Pada saat para talent sudah mempersiapkan tema maka produser akan menyimpan ide yang dimilikinya. Berikut kutipannya:
“Pun ketika mereka udah
punya jagoan tema
masing-masing biasanya
aku sebagai produser itu aku ngekick ideku karena aku lebih melihat idenya daripada para talent ini biasanya itu ketika spontan
dan pasti
Para talent utama berimajinasi saat menentukan tema. Berikut kutipannya:
“Ia, bisa kayak gitu. Karena cerita itu sendiri atau tema itu sendiri itu tidak bisa muncul kalau kita bertiga itu tidak bisa
berimajinasi” (Wawancara,
Rhino Sulistisyanto, 2016)
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti menemukan bahwa saat ide cerita muncul para talent akan melihat apa saja yang bisa dilakukan dari ide cerita tersebut maka ide tersebut dapat diterima. Berikut kutipannya:
“Ya kalau seandainya dari kita itu bisa ngelihat dari ide itu kita bisa buat apa saja ya, berarti
ide itu bisa
diterima”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Setelah tema sudah ditemukan, hal berikutnya dicari adalah bagaimana
anak kos itu bagaimana, bagaimana sih anak kos menyikapi sebuah
Masalah yang terjadi. Pesan
moralnya disitu. Memang ada sedikit intrik tapi itu hanya sekedar bumbu aja. Tapi selebihnya itu adalah pertemanan, persatuan baik antar sesama manusia itulah yang mau kita angkat dengan ke bhinekaan kita karena cast kita ada yang dari jawa, madura dan memang itu kita hadirkan dengan latar belakang yang berbeda dengan karakter utamanya. Itu yang jadi kebhinekaan kita juga ya dikemas as kebudayaan jogja juga. Bule juga kita ajak, ya ga jauh-jauh dari kehidupan anak
pelajar dan dikemas dengan
warnanya jogja seperti angkringan, plesetan, gojek-gojekkanya yang semua itu khasnya jogja dan kalau jangkauannya bisa lebih luas yang sukur, tapi kita mulai dari jogja dulu.”
“ya itu yang tadi aku bilang spritinya bhineka tunggal ika tapi dikemas dengan warna jogja, warnanya
seru.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Tindakan menyimpan ide yang dilakukan oleh produser ini mempunyai tujuan untuk menjadi cadangan tema yang nantinya dapat dipakai di lain waktu. Dalam penentuan tema ini produser memiliki pemikiran yang terkonsep dalam menentukan tema. Hal ini berbeda dengan para talent yang sangat intuisi dalam mengusulkan tema. Jika ide tema yang disampaikan para talent belum sepenuhnya terbentuk maka ide tersebut akan didiskusikan bersama dalam tahap ini. Berikut kutipannya:
“Kalau aku pemikiranku udah terkonsep ini nanti bisa jadi bank aja jadi tema yang ada dalam pikiranku ini ya bang yang nyari aman aja
akhir dari cerita tersebut. Berikut kutipannya:
“Dan biasanya kita langsung tentuin ending kayak ketemu atau ga ketemu atau beli lagi. Baru nanti di perjalanan kita cari bisa ngisi kelucuannnya
dimana”(Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Dalam menentukan tema tidak ada aturan baku dalam menentukannya, semuanya itu tergantung feeling. Berikut kutipannya:
“Sebenarnya tidak ada aturan baku tema itu harus apa. Tergantung feeling aja sih”
(Wawancara Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Selain feeling, kesepakatan diantara para talent utamanya yang terdiri dari mas Rhino, mas Awang, dan mas Hengky menjadi salah satu jalan keluar dalam penentuan tema. Berikut kutipannya:
warnanya
mahasiswa,”(Wawancara, Hengky Koerniawan,2016)
Ide tema tidak hanya berasal dari para talent tetapi juga dari luar talent. Salah satu sumber ide tema yaitu fanspage Kos-Kossan Gayam di facebook. Berbagai masukan mengenai tema dari para pendengar dijadikan bank ide agar sewaktu-waktu bisa diangkat ke dalam drama ini. Selain itu juga ada beberapa syarat dalam pemilihan tema yaitu tidak jorok dan tidak menyinggung SARA. Dalam penentuan tema ketiga talent menggunakan prinsip
outside the box. Berikut kutipannya:
“Justru aku bilang itu bank ide. Kita manusia itu kan terbatas, ibaratnya aku bertiga loh kepala kita cuma ada tiga dan kita juga perlu ide-ide segar dari semua orang. Makanya itu kenapa KKG itu pengen obrolin apa aja yang penting tak jorok dan SARA obrolin aja sudah, multiras hajar. Ya
nah kalau misalnya ehh kita gini yukk, lumayan lih aku ada stok 1 lagi stok 1 yang kepakai bisa buat apaan karen ketika si talent ini dia ngusulin tema, dia akan intuit banget. Beda kalau aku karena sudah pasti aku punya bayangan karena aku
selalu aku ngefloor ke
mereka ini ada tema begini yok. Yok ini dalam arti menurut kalian gimana, yok kita kembangkan. That’s why
aku sangat menghargai
ketika ada brand ata
promotor mereka ada ide apa, wah ini oke mas, pasti mereka memilih comes up in their mind dan biasanya itu seru gitu. Kalaupun mereka juga muncul dan itu gak
mateng banget yaudah
gakpapa itu akan jadi satu diskusi juga tapi awalnya
dibuka dari
brainstorming.”(Wawancar a, Dimas Kurniawan, 2016)
“Secara officaly sih engga karena sebenarnya semua tema itu bisa diangkat, tapi semuanya
itu balik lagi ke
kesepakatan”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Jika terdapat kunjungan artis di Geronimo FM, ketiga talent utama tersebut akan melihat apakah artis ini cocok atau tidak bila diikut sertakan dalam drama radio ini dan ini dilakukan secara spontan. Berikut kutipannya:
“Kadang artis datang itu juga
kita tidak tahu, ya spontanitas aja kayak kalau dipakai buat bintang tamu kayaknya ok nih. Contohnya Najwa Sihap dia ada interview di Geronimo dan kita ngelihat kayaknya seru dan lucu nih kalau dia
dimasukkan ke
KKG”(Wawancara, Rhino,
Sulistisyanto, 2016)
seperti aku bilang itu spritnya Bhineka dan Jogja ini Indonesia mini. Kenapa kita batesin, bukan think inside the box atau think outside the box yang sekarang lagi ngetrens tuh tapi kita think without box. Jangan dipikir lagi kotaknya, jangan dikotakin. Sudah jadinya kita b isa obrolin apaan aja disitu. Kalau ditanya itu untuk bank ide ya aku jawab ia”(Wawancara, Hengky Koerniawan,2016)
Menurut saudara Hengky bahwa membahas sesuatu yang jorok dan menyinggung SARA tidak boleh dilakukan karena drama radio ini diputarkan di radio yang dimana itu adalah media. Berikut kutipannya:
“karena media itu di sorot kita pansti punya penggemar dan pastinya haters juga kan, di semua limit kehidupan lah apapun yang kita lakukan pasti ada pertanggung jawabannya terlebih lagi kita media, mungkin dianggap sebagai sebuah
influent terhadap kehidupan
Dari hasil wawancara, peneliti menemukan bahwa jika dalam program drama ini disisipi kuis dalam salah satu episodenya maka penentuan tema mengikuti kuis dan bisa juga tidak. Kuis yang ada bisa menjadi pancingan dalam menentukan tema. Seandainya tema terlebih dahulu sudah ditentukan sebelum adanya pemberitahuan mengenai kuis yang akan masuk, maka kuis akan mengikuti tema yang sudah ditetapkan. Pada saat berjalannya rekaman para talent akan sedikit “membelokkan” cerita agar kuis tersebut bisa masuk didalamnya. Berikut kutipannya:
“Bisa dua-duanya sih bisa iya bisa enggak . kuis itu
biasanya jadi satu
pancingan buat kita nyari ide misalnya ada kuis dari client
Pada saat kunjungan artis ini para talent harus berpikir dengan cepat untuk menentukan tema apa yang akan diangkat. Berikut kutipannya:
“Jadi juga kalau seandainya kita tahu bahwa ada artis datang kita harus pikir cepat juga soal tema apa yang mau diambil contoh lagi mendekati natal, ya jadinya kita angkat tema natal dengan memberi cast kepada artis itu misalnya santa claus” ”(Wawancara, Rhino, Sulistisyanto, 2016)
Jika kunjungan artis tersebut hanya di ketahui oleh produser maka produser akan menentukan tema yang akan diangkat dan produser juga memberikan
cast pada karakter tersebut. Kedua talent
akan mengikuti tema yang sudah ditentukan oleh produser. Berikut kutipannya:
“Pada akhirnya kita ikut tema yang sudah ditentukan. Yang
menentukan itu biasanya
adalah Mas Awang karena Mas
itu memarjinalkannya seperti apa jadi beberapa orang yang memang radioedict itu punya lifecell yang bergantung sekali pada radio salah satu radio kegemarannya, syukur-syukur memotivasi ke arah yang lebih baik gitu, mangkanya aku bilang ya meskipun kita bercanda kita harus punya apa yang bisa kita kasih kependengar, ya salah satunya ya pesan moral itu kita junjung tinggi persatuan meskipun anak kos gitu, terus apapun yang kita kerjakan minimal juga ada temen yang bisa diajak share untuk ambil pendapat yang bisa mengkritik, jadi kamu boleh melakukan apapun tapi tidak
boleh melakukan apapun, nah
gimana tuh jadi apapun yang kamu kerjakan itu sah itukan maumu tapi kamu juga ada hal-hal yang tidak boleh kamu lakukan”(Wawancara, Hengky Koerniawan,2016)
Untuk menyaring ide-ide tersebut maka ketiga talent menggunakan mood dalam penyaringannya. Mood yang dimiliki para
sebuah tempat makan misalnya oke deh kita akan nyari ide dari tempat makan ini apa yang bisa kita gali ya atau missal kita udah punya tema terus tiba-tiba ada kuis masuk yowes nanti ini akan kita belokkan aja karena kita sudah cukup terlatih. Jadi bisa iya bisa tidak karena kita memang nyari tema itu kayak ada satu kejadian khusus jadi pancingan buat kita misalnya mas hengky
handphonenya hilang
meskipun gak pure
menceritakan handphonenya mas hengky yang hilang tapi handphone hilang. Kuis itu juga bisa ditreatment oh ada
kuis hadiahnya voucher
hotel misalnya. Karena kita udah punya temanya jadi lebih
gampang.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Awang paling sering di kantor dan orang mengurusi soal interview juga jadi tahu kapan aja ada artis yang datang ke Geronimo. Si Awang juga yang memberikan cast kepada artis
itu”(Wawancara, Rhino,
Sulistisyanto, 2016)
2. Pesan moral
Pada saat sebuah tema muncul maka pesan moral adalah hal yang wajib untuk dipergitungkan. Pesan moral dalam sebuah tema akan ditanyakan kepada
talent yang mengusulkan ide tersebut.
Berikut kutipannya:
“pesan moral itu tetap
diperhitungkan dan itu salah satu yang kita tanyakan kepada si empunya ide” (Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Pesan moral ini tidak harus disampaikan secara langsung tapi terlebih dahulu dikemas dengan sebegitu rupa didalam tema. Berikut kutipannya:
“Pesan moral itu harus ada tanpa kita ceritakan secara
talent akan menentukan tema apa yang
diangkat. ketika ketiga talent tersebut menemukan kecocokan (klik) antara satu dengan lainnya pada saat membahas sebuah ide tema maka tema tersebut bisa diangkat dalam drama radio ini. berikut kutipannya:
“Lebih cenderung ke kondisi apa ya, kita lagi mood ngomongin apa kayak gitu misal ada beberapa trend lagi musim nggak semua kita ambil kan, jadi kita coba pas saat kita mau rekaman itu kita nemu nggak nih kliknya diantara bertiga, misal ngomongin satu sepatu, dua trend bahasa alay, ketiga misal cuaca, kita coba dulu kita ngomongin apa tadi sepatu, agak susah nih nyari kliknya nih, ngobrol-ngobrol, coba deh tema yang satunya tuh, bahasa alay, nyambung nih keliatannya ah yaudah itu aja, udah yang satu nggak usah dipikirin besok lagi kalau ada ide yang mendadak dateng nih, itu aja”
(Wawancara, Hengky
Jika terdapat pemberitahuan bahwa terdapat kuis yang ingin dimasukkan dalam drama radio ini maka penentuan tema akan mengikuti kuis. Berikut kutipannya:
“Jadi lebih sering kuis duluan. Kita ngikutin kuis biasanya.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Dalam proses produksinya tidak ada persiapan khusus ketika drama radio ini disisipi kuis didalamnya. Semua melewati tahapan produksi yang sama. Berikut beberapa kutipannya:
“Sama aja sih sebenarnya. Treatmentnya sama aja. Kita
tetap lewat proses
produksi.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016) “dan ide yang sama bukan pas ada kuis baru lebih rapi.
Sama aja sih
sebenarnya.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
gamblang tapi pada saat
pembentukan tema itu pasti kita
meMasukin pesan
moral”(Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Dalam menentukan tema, Rasa menjadi
leadernya. Rasa ini terbentuk dari
hubungan pertemanan yang sudah lama yang dijalin sebelum terbentuknya drama radio KKG. Berikut kutipannya:
“Rasa. Jadi kayak otomatis kita temenan lama karena KKG ini
dasarnya awalnya adalah
temenan bukan orang-orang
yang tidak kenal lalu
dikumpulkan jadi satu”
(Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Rasa yang sudah dimiliki bersama ini memunculkan klik diantara para pemain. Klik ini digunakan pada saat dalam pemilihan tema. Berikut kutipannya:
Mencari kecocokan (klik) adalah sesuatu yang sulit ketika para talent utama memiliki
mood yang buruk. Saudara Hengky
menjelaskan bahwa pada saat hal ini terjadi maka tema yang diangkat menjadi “garing” sehingga pernah dilakukannya proses perekaman ulang. Berikut kutipannya:
“kliknya itu tadi sebenernya yang susah sih ketika kita bertiga nih misal yang satu lagi nggak mood aja mbahas berita itu kita mengangkat tema A misanya, tapi idenya itu garing, pernah kita udah rekaman selesai kok garing ya akhirnya dihapus toh ya rekaman lagi beda hari, bahkan itu sering, kalau udah nggak mood ndengerin ya sudah nggak di dengerin, tapi pendengar yang biasanya “kok garing ya” haha.. ya ngakpapa itu justru kita
beneran diperhatikan
gitu.”(Wawancara, Hengky
Jika terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan tema maka tema yang diambil tergantung kesepakatan diantara para talent utama dan dalam kesepakatan ini tema apa pun tidak menjadi sebuah masalah karena ada
trust diantara mereka. Berikut
kutipannya:
“jadi kesepakatan aja
walaupun ada yang harusnya begini sih tapi ya gakpapalah tapi aku yakin begini pasti OK kok karena trustnya 2
orang karena kita
memulainya bersama-sama
atas dasar
bersama-sama.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Trust yang dimiliki oleh para talent ini
terbentuk karena pada awalnya mereka miliki hubungan pertemanan, memiliki visi dan misi yang sama
“Ya karena hal itu kita itu sebenanrnya sudah punya rasa itu tadi. Rasa itu sudah ada yang akhirnya menjadi klik
untuk membuat becandaan
yang seru, tik toknya, kalau aku ngomong gini pasti kamu menimpali seperti ini itu kan
berarti sudah
klik.”(Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Jika terjadi perdebatan dalam pemilihan tema maka klik mempunyai pengaruh dalam menentukan tema. Klik ini bisa muncul jika para pengusung ide dapat mempresentasikan hal yang lucu dalam tema tersebut yang membuat kedua orang lainnya dapat merespon balik. Berikut kutipannya:
“Kalau orang itu tidak bisa mempresentasikan yang lucu, pasti dua orang ini tidak ke pancing lucunya. Kalau dia bisa, terus dia ngomong nanti kan bisa kayak gini-gini dan
Ada beberapa hal yang harus dilihat dari sebuah tema yang akan diangkat. Tema yang diangkat harus mempunyai alasan yang jelas bagi pendengar untuk didengarkan, sebesar apa masalah yang ada didalam tema itu yang bisa diulik dan bagaimana problem solving dengan masalah tersebut. Berikut kutipannya:
”Jusru disitu konfliknya kita
tuangkan nanti ke konflik dalam proses rekaman itu, jadi kita gini, kita bikin cerita alasannya dulu ada satu yang pastinya harus ada alasan kenapa aku harus dengerin cerita ini oh cerita ini mengangkat tema ini, yang kedua sebesar apa Masalahnya dengan tema itu, yang ketiga solusi problem saveingnya dengan tema itu kayak gimana terus endingnya kayak gimana, orang akan menunggu itu”
(Wawancara, Hengky
Koerniawan,2016)
Pada saat ide mengenai sebuah tema terlihat sangat dipaksakan maka ketiga talent akan
serta energy yang sama. Berikut kutipannya:
“Karena mungkin awalnya temen yang entah kenapa visi misi energinya nyambung yaudah dengan enak aja jalan”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Penggambaran trust dalam penentuan tema dalam drama ini dijelaskan oleh saudara Dimas layaknya perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta. Siapapun yang memegang kendali tidak menjadi masalah karena ketiga
talent itu percaya bahwa mereka akan
sampai pada tujuan yang sama. Berikut kutipannya:
“Jadi katakanlah kita ada dalam satu mobil siapapun yang akan nyetir itu sama aja
sebenarnya kalau akan
disupir Bram atau Icuk atau Parwoto jalannya juga akan kesitu, speednya juga akan
kami merasa itu lucu berarti itu bisa. Dan juga tergantung klik juga” (Wawancara, Rhino Sulisyanto, 2016)
Selain klik, mengalah akan dilakukan pada saat terjadi perdebatan dalam penentuan tema. Mengalah yang dimaksudkan disini adalah jika imajinasi yang dimiliki oleh salah satu
talent dalam pemilihan tema tidak dapat
diterima para talent lain maka orang tersebut tidak memaksakan tema yang diusungnya tersebut. Berikut kutipannya:
“Tapi biasanya itu akan
tertolong saat proses
pengeditan tapi kalau milih tema yang terjadi adalah salah satu akan ya... kayak voting mana tema yang paling bisa diterima imajinasinya dari dua orang yang lain. Akhirnya sering kejadian Awang punya ide tapi yang dua itu merasa
melihat sisi lucu dari tema tersebut. Berikut kutipannya:
“Ya kita obrolin, jadi yang pertama kita akan cari sisi lucunya dulu misal “kayaknya maksa deh bro” karena
awalnya bercanda ya kita
menuntaskannya dengan bercanda juga, dan kalaupun kita ketawa ya pasti orang akan ikut ketawa juga, karena menurut kita itu nyentil banget ya nyentil ego nyentil secara
pribadi” (Wawancara, Hengky
Koerniawan,2016)
Yang dimaksud dengan lucu adalah apa saja yang bisa dilakukan dari tema tersebut. Selain itu pesan moral juga menjadi salah satu pertimbangan dalam drama radio ini. Berikut kutipannya:
“Bukan temanya tetapi lebih kecenderung kita ngebreakdownnya kayak gimana bakal ngapain gitu tema bisa lucu satu tema cuman ketika pas lagi jalan aku bilang karena kita spontan dan kita tidak di tata kadang kita staf, itu dulu aja deh
segitu mungkin nanti jadi perjalanan itu akan sama jadi kita masuk yaudah ayok kita akan having fun didalam menuju satu tujuan yang sama. Nah kadang yang terjadi adalah dialam itu ketika yang bawa si bram
mungkin akan sedikit
kencang tapi it’s OK pak
Parwoto mungkin akan
kalem tapi ya it’s OK
bukannya yaudahlah,
enggak, cuman karen
mungkin kita udah jadi satu yaudah kita jalan-jalan saja. Jadi ini yang mimpin siapa, ya kita, kalau gitu ya aku dong sebagai produser bisa juga dibilang aku yang
memimpin karena aku
adalah produser tapi
sepimpin-pimpinnannya seorang produser porsiku sebagai talent juga cukup
kenceng juga porsiku
sebagai ini jabatan
strukturalku apapun sudha
imajinasinya itu bukan kearah situ si Awang ngalah, begitu juga dengan aku dan Parwoto.
Imajinasi itu sangat
berpengaruh”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Rasa ini menjadi salah satu alasan mengapa dalam drama radio ini tidak menggunakan script dalam persiapannya. Karena menurut saudara Rhino bahwa penggunaan script dapat merusak. Berikut kutipannya:
“Aku bilang ia, karena pada konsep awalnya kita tanpa script. Karena justru script itu merusak”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Selain merusak, saudara Rhino mengungkapkan bahwa penggunaan
script membuat KKG menjadi tidak
lucu dan tidak spontan karena spontanitas adalah sesuatu yang dijual
balikin dulu yang penting ger.. inikan statusnya drama komedi gitu, jadi mau nggak mau ya harus ger.. cuman lucu aja uda nggak apa ya, buat kita agak sedikit kurang nggak cukup lah kayak kurang komplit gitu, kemudian pesan moralnya jadi kayak yang
semalem aja mungkin kalau
merhatiin perkaranya apasih si icuk mau pulang, sementara dia pulang waktunya harus malem itu juga dan hari itu juga, nggak bisa kalau naik bis, terus gimana ada bram yang ngasih solusi, yauda di beliin tiket pesawat sebenernya mau beli tiket
pesawat yang kelas ekonomi
sebenernyakan bisa tapi justru dia menambahi masalah lagi dengan dia beli tiket lagi kelas bisnis, setelah itu masi ada masalah lagi dia pengen pamer, dia pinjem tas dia pinjem apa gitu, problem servenya kamu bisa bisa pakai ketika sama parwoto, tapi nanti kalau itu sudah kering, sudah kering dicuci lagi, pesan moralnya kalau merhatiin segala sesuatu mbok jangan dipaksain terus kalau sama orang lain kamu nggak perlu savours
terlalu kuat kalau dipecah, tapi aku gak pernah jarang
pernah muncul juga
sih.”(Wawancara, Dimas
Kurniawan, 2016)
Dari hasil wawancara, peneliti menemukan bahwa dalam penentuan tema. Rasa adalah sesuatu yang memimpin para talent dan rasa menjadi sebuah hal yang ditekankan dalam setiap rekaman. Saudara Dimas menjelaskan rasa sebagai sesuatu yang abstrak yang dihidupi oleh para
talent. Rasa berada diatas tanggung
jawab dan peraturan yang ada. Sehingga rasa inilah yang seperti memimpin para talent dalam drama radio. Berikut kutipannya:
“KKG Rasa itu adalah sesuatu yang abstrak tapi kita hidupi kayak rasa itu diatas tanggung jawab diatas peraturan. Peraturan emang
dalam drama radio ini. Berikut kutipannya:
“Tapi kalau kita pake script itu ga lucu karena ga spontan, jadi yang kita jual itu spontanitas”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Menurut saudara Rhino bahwa penggunaan script menghilangkan emosi secara pribadi. Berikut kutipannya:
“Jadi buat aku sih emosinya
ga dapat kalau pake
script”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Dari wawancara peneliti kepada saudara Rhino Sulistisyanto, peneliti mendapati bahwa mood mempengaruhi penentuan tema dalam drama radio Kos-Kosan Gayam. Berikut kutipannya:
“Jadi kadang-kadang mood itu ya bisa dikatakan kurang
bahwa kamu punya kamu mampu, itu yang kita debatkan. Tapi kita udah terbiasa jadi kita ngeklik gitu ini pesan apa yang akan dibawa o ini, jadi pesan ini akan dibawa jadi nggak usa maksain dalam hidup itu ya temen itu pasti mbantuin itu gunanya berteman” (Wawancara, Hengky Koerniawan,2016)
Pemberian pesan moral ini dilakukan untuk memberikan value kepada para pendengar drama radio ini. Berikut kutipannya:
“Ya benar tapi jangan lupa juga kita juga tidak lupa untuk memberikan pesan moral. Apapun yang kita bikin
minimal punya value untuk
pendengar” (Wawancara, Hengky Koerniawan,2016)
Jika terjadi konflik saat penentuan tema maka para pemain akan mencari inti dari tema tersebut lalu memberikan masukan mengenai tema tersebut. Berikut kutipannya:
harus kita taati tapi rasa itu levelnya jauh lebih tinggi dari peraturan sehingga itu kayak yang memimpin kita.
Oleh karena peraturan
karena ini berbasis komedi ya udah berarti kamu harus menghibur. Tapi kalo rasa, yuk hajar yuk, itu menghibur ya. Itu rasnaya jauh lebih dalam. Ini berdasarkan apa yang aku rasakan dan aku pengen mempersembahkan apa ya. Jadi orang berpikir itu, ini klo dimasukkan kayak gini bisa jauh lebih lucu. Pasti editing juga pasti seru ini. Itu rasa, bukan peraturan bukan logika”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Rasa jugalah yang menyatukan para talent yang ada dalam drama radio Kos-Kossan Gayam. Berikut kutipannya:
“Rasa itu adalah yang
memnyatukan kos-kosan
profesional. Jadi kayak aku ada problem atau apa gitu terus ditanyakan tema ya jadinya aku ga bisa mikir,
padahal biasanya kalau
moodnya lagi bagus bisa langsung
ketemu”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Tema yang muncul akan dilihat dengan
mood yang dimiliki oleh para talent
utamanya. Berikut kutipannya:
“Contohnya kos-kossan
kebanjiran. Nah mood tiap orang ini kan beda-beda, mungkin Awang moodnya ini ngelihat kebanjiran ini lucu nih tapi buat aku dan Hengky tidak. Nah nanti kita kasih
masukan-masukkan dan
akhirnya
berubah”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Mood dan kemampuan perorangan
untuk menceritakan ide yang dimiliki
“ya sudah bacain saja kalaupun “nggak kamu nggak boleh begini” nggak perna ada, “mending begini saja bro, ini begini, oke” cara
ngomongnya seperti itu jadi
timbulnya itu tidak langsung
dikontra tapi aku tunggu dulu begitu ini selesai dapet poinnya aku baru Masuk, bukan langsung dikontra.”
(Wawancara, Hengky
Koerniawan,2016)
Masukan yang diberikan para talent tersebut bisa berupa sebuah point baru. Berikut kutipannya:
“Bisa poin kita yang Masuk atau kita bisa menyisipkan poin baru”
(Wawancara, Hengky
Koerniawan,2016)
Tidak ada tindakan khusus dalam mencari tema yang nantinya diangkat dalam drama radio ini. Dalam menentukan tema dilakukan bersama-sama. Berikut kutipannya:
gayam ini pemikiran demi pemikiran supaya dia bisa jalan terus dengan adanya kesini dkit. Semuanya muncul karena rasa. Bukan karena logika.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Untuk mengeluarkan rasa yang dimiliki oleh ketiga orang tersebut diperlukan klik. Menurut saudara Dimas, klik adalah “energy” yang digunakan untuk mengeluarkan rasa. Berikut kutipannya:
“Click energinya, jadi ketika energy yang sama itu bisa bikin moodnya naik, bisa bikin rsanya juga nyambung
karena energinya
sama.Ketika sama, karena dari rasa, ras aitu bisa feeling isa taste juga itukan
bisa sama. Tinggal
mengeluarkannya dengan
gimana kan butuh energy. Kalau mood itu kayak layer
mempunyai pengaruh saat terjadi perbedaan dalam penentuan tema. Berikut kutipannya:
“Tapi itu tergantung mood dan orang itu menceritakan idenya tersebut. Nah saat dia menjelaskan apakah dia bisa
ga untuk mancing
temannya”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Pada saat mood sedang “jelek” maka hal ini berpengaruh pada penentuan tema. Berikut kutipannya:
“Pasti, mood itu kan
perasaan kita pada saat itu kayak kita lagi pas ga semangat. Itu pasti pengaruh ke rasa. Nah itu kayak yang
tadi aku bilang kalau
seandainya salah satu dari kita ada yang ga mood itu akan kelihatan. Sekarang ya
pinter-pinternya temannya
untuk mencover itu dengan
memancing
candaan-”Ga ada, honestly engga. Ya kayak kemarin, ketika ada tema itu ketika kita duduk bareng. Kayak kemarin kita saling nanya mau ngomong apa, ya kita pikir bareng.” (Wawancara, Hengky Koerniawan,2016)
aja yang aku males
ya.”(Wawancara, Dimas
Kurniawan, 2016)
Saat rasa tidak menjadi leader dalam pembuatan drama radio ini maka itu tidak menjadi masalah. Akan tetapi hal ini memiliki dampak bagi para talent. Para pemain akan “merasa tidak enak” dalam proses pembuatan drama ini. Beda halnya jika rasa menjadi leader dalam proses pembuatannya. Jika rasa digunakan sebagai leader maka para talent akan lebih mendapat jokenya dan responnya. Berikut kutipannya:
“Itu tidak jadi masalah tapi rasanya kurang enak jadinya karena yaudah kita gak pake rasa, kita main logika aja main hajar aja. Bisa-bisa aja sih sebenarnya cuman kalua
yang dibandingkan rasa
yang ngelead kita itu akan
candaan yang kira-kira dia bisa nimpalin”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
“Ia. Sebenarnya bukan kunci juga. Dia (mood) itu Masih bisa dikalahkan dengan rasa itu tadi tapi itu tetap akan berpengaruh”(Wawancara. Rhino Sulistisyanto, 2016)
Ada beberapa cara yang digunakan untuk memperbaiki mood yang sedang tidak mendukung. Salah satunya dengan cara bersama-sama mendengarkan kembali rekaman episode drama radio KKG yang sudah diputarkan sebelumnya. Berikut kutipannya:
“Kalau aku biasanya
caranya mecahinnya adalah
dengan mendengarkan
episode yang lama pada saat
masuk atau pada saat
didalam pun bisa ya itu kita bertiga yang dengerin, ya
lebih dapat jokenya responnya. Beberapa kali kita memang entar momen 1 2 3 ternyata mamanya bram itu temannya icuk. Kayak lagu yang dibikin kuncinya, penjiwaanya
matang.”(Wawancara, Dimas Kurniawan,2016)
Selain rasa ternyata mood mempunyai andil dalam proses produksi drama radio Kos-Kossan Gayam. Mood adalah yang memimpin rasa dan rasa memimpin alur. Berikut kutipannya:
“Mood. Mood itu memimpin rasa, rasa memimpin alur, jadi alurnya kesini tapi
rasarasanya ya
gitu.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Mood menyelamatkan peraturan dan menjadi koridor dalam drama radio ini. Hal ini di ibaratkan seperti dalam
aku ajak untuk dengerin bareng-bareng. Ya itu untuk cari pemancing karena pada saat kita dengerin episode yang lama dan kita bisa
ketawa sendiri dengan
becandaan kita itu nyadar ‘ehhh gila juga ya kita hahahah, lucu nih’ dan akhirnya kita semangat lagi untuk membuat yang lebih dari itu”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Selain untuk memperbaiki mood, mendengarkan kembali episode KKG yang sudah diputarkan sebelumnya mempunyai tujuan untuk membangun rasa yang mungkin sebenarnya sudah jenuh. Rasa lah yang akan mengembalikan mood. Berikut kutipannya:
“Justru biasanya itu rasa itu yang mengembalikan mood. Karena pada saat moodnya jelek dan kita dengerin
perjalanan Yogyakarta menuju Jakarta. Jika tidak ada mood maka perjalanan tersebut akan langsung ke tujuan akhir yaitu Jakarta, jika menggunakan maka saat dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta menjadi menyenangkan dan bisa mampir ke berbagai tempat. Berikut kutipannya:
“Beda kalau mood, mood itu
yang menyelamatkan
peraturan koridornya. Jadi jogja ke Jakarta tujuan Jakarta. Kalau kita gak ada mood kita akan jalan sampai Jakarta ngek sampai. Tapi kalau kita moodnya bagus,
kita punya rasa yang
akhirnya membuat moodnya
bagus, kita ke Jakarta
dengan menyengankan, kita berjalan ada mampirnya
kanan kiri.”(Wawancara,
Dimas Kurniawan, 2016)
episode yang lama itu
bertujuan untuk membangun
rasa yang mungkin
sebenarnya udah
jenuh”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Selain mendengarkan kembali rekaman KKG, nongkrong bareng menjadi salah satu cara untuk mengembalikan mood yang sedang tidak baik. Berikut kutipannya:
“Tiap minggu take ahahah, ga ada penyegaran apa gitu... tapi pada saat kita dengerin rekaman yang lalu kita kepancing lagi dan akhirnya moodnya balik lagi.
Nah maknya kalau
seandainya kebangetan gitu ya kita bertiga nongkrong diluar”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Saudara Rhino pernah mengalami saat dimana mood tidak dalam kondisi yang
Walaupun begitu rasa tetap memiliki peringkat diatas mood. Berikut kutipannya:
“Rasa sih yang paling atas. Mood itu kadang waktu take
gak mood kadang ada
juga.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
baik dan itu terjadi pada saat proses rekaman. Berikut kutipannya:
“Tapi paling parah
(pengalaman pribadi) saat akunya dalam posisi yang ga mood ya akhirnya bisa kedengeran di salah satu episode itu ake lebih banyak diam. Karena kalau aku paksaan malah nanti jadinya
garing, aku mendingan
nunggu sampai ada
umpan.”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Rekaman 1 Rekaman 1
Dari hasil observasi dan wawancara kepada saudara Dimas Kurniawan yang dilakukan peneliti pada saat melaksanakan PKN (Praktik Kerja Nyata) pada bulan Desember 2014-2015 dan observasi peneliti pada saat mengerjakan penelitian ini pada bulan Juni 2016-Juli 2016. Penulis menemukan bahwa pada tahapan ini
Dalam tahapan proses rekaman ini ide ataupun tema cerita yang sudah disepakati sebelumnya dapat mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena dipengaruhi oleh mood yang dimiliki para talent utama pada saat proses rekaman ini berlangsung. Berikut kutipannya:
“Ia, itu bisa berganti. Itu karena tergantung mood kita pada saat take itu (proses
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti menemukan bahwa Jika pada saat proses rekaman terjadi perubahan (belok) dari yang sudah ditetapkan pada proses
brainstorming maka hal itu bukan menjadi
sebuah masalah karena ketiga talent utama tersebut menggunakan cara berpikir outside
the box. Berikut kutipannya:
“Ia, biar belok. Ya itu tadi, kita coba berpikir without box bukan outside the box kalau outside the
Setelah konsep dan ide sudah disepakati, produser dan para karakter utama menyiapkan alat-alat yang diperlukan saat proses taping nanti. Alat-alat tersebut antara lain
microphone yang disesuaikan dengan
karakter yang ikut dalam proses taping, mixer, checksound apakah microphone sudah berfungsi dengan baik, applikasi Cool Edit yang sudah siap dipakai untuk merekam suara, kursi sesuai dengan karakter yang bergabung dalam proses taping dan camilan untuk dimakan pada saat proses rekaman berlangsung.
Dalam tahap ini para talent mulai memainkan perannya sesuai dengan karakter dan kesepakatan yang sudah disepakati dalam tahapan sebelumnya. Jika terdapat karakter pembantu maka orang tersebut terlebih dahulu di briefing konsep dan
rekaman)”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti menemukan bahwa pada saat para talent utama mengalami mood yang tidak baik maka mereka akan bersama-sama mendengarkan episode KKG yang sudah diputarkan sebelumnya. Berikut kutipannya:
“Kalau aku biasanya
caranya mecahinnya adalah
dengan mendengarkan
episode yang lama pada saat
Masuk atau pada saat
didalam pun bisa ya itu kita bertiga yang dengerin, ya aku ajak untuk dengerin bareng-bareng. Ya itu untuk cari pemancing karena pada saat kita dengerin episode yang lama dan kita bisa
ketawa sendiri dengan
becandaan kita itu nyadar ‘ehhh gila juga ya kita hahahah, lucu nih’ dan akhirnya kita semangat lagi untuk membuat yang lebih
box kan kita masih ada kotaknya. Terkadang kita mikirnya ini orang mau ngomongin apaan sih tapi nanti yang jagainnya misalnya kalau icuk sudah belok aku akan belok juga. Jadi pendengar itu
ngebayanginnya kok jadinya
ngomongin kayak gini sih…. Kayak seperti cerita yang semalam itu soal city car. Itu kan kita ngomongnya sudah double air bag, impact side beam itu kan sudah ngomongin soal mobil itu padahal awalnya ngomongin yang lain. Ya sudah langsung aja tambahin ini
itu hahahha.”(Wawancara,
Hengky Koerniawan, 2016)
Selain itu jika dalam proses perubahan tersebut merubah ending dari cerita maka itu tidak menjadi masalah asalkan pada saat proses perubahan tersbeut para talent menyukai hal itu. Berikut kutipannya:
“Tidak apa-apa, asalkan itu fun.
Kita ngerjainnya itu fun”
(Wawancara, Hengky Koerniawan, 2016)
cerita yang akan dibawakan pada episode kali itu oleh produser dengan dibantu dengan para talent utamanya. Para karakter utama dan karakter pendukung tersebut memainkan peran yang telah disepakati. Proses rekaman dilakukan dalam ruang produksi sampai selesai.
Dalam proses ini sangat memungkinkan terjadinya perubahan tema, alur cerita, joke yang sudah ditentukan sebelumnya. Perubahan ini terjadi apabila dalam menceritakan ide dan konsep muncul konsep yang baru dan yang menarik untuk dijadikan cerita. Perubahan ini juga dipengaruhi oleh rasa. Berikut kutipannya:
“Memang sih
peraturannya kayak gitu tapi aku berdasarkan yang disini, hal-hal kayak gitu basicnya rasa. Apalagi
dari itu” (Wawancara,
Rhino Sulistisyanto, 2016)
Saudara Rhino pernah mengalami saat dimana mood tidak dalam kondisi yang baik dan itu terjadi pada saat proses rekaman. Berikut kutipannya:
“Tapi paling parah
(pengalaman pribadi) saat akunya dalam posisi yang ga mood ya akhirnya bisa kedengeran di salah satu episode itu ake lebih banyak diam. Karena kalau aku paksaan malah nanti jadinya
garing, aku mendingan
nunggu sampai ada
umpan.”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Selain melakukan pengambilan suara
(vocal recording), pada tahapan ini
mereka juga melakukan browsing.
Browsing dilakukan saat mencari
singkatan-singkatan lucu yang nantinya
Ketika dua dari tiga talent utama mengalami perubahan dari apa yang sudah disepakati maka salah satu dari talent utama yang tidak mengalami perubahan akan mengembalikan kedua talent tersebut kepada hal yang sudah disepakati. Bramana Danu adalah sosok yang cenderung sering memberikan kata-kata bijak yang bertujuan untuk mengembalikan jalan cerita. Walaupun begitu, talent tersebut dapat mengarahkan sesuatu yang baru. Berikut kutipannya:
“tapi kan kita bertiga nih kalau seandainya berdua belok yang satunya ini nanti betulin. Makanya bram disini adalah sosok yang
cenderung sering memberikan
kata-kata bijak. Contohnya
‘makanya cuk, kamu tuh fokus. Jadi
kayak kita itu ada
qounterattacknya gitu lah. Jadi kayak yang ini nyeraaaanggg terus
yang satunyaa nyeraanggg
(menimpali) nah yang satunya ini yang qounterattacknya. Padahal
perjalanan tema-tema tiba-tiba belok kekanan kekiri tiba-tiba enggak jadi ada mamanya bram. Karena kita rasa itu enggak it
doesn’t make
it.”(Wawancara, Dimas
Kurniawan, 2016)
Dan dalam tahapan ini masih memiliki kemungkinan terjadi proses
brainstorming didalamnya yang pada
akhirnya apapun keputusan yang telah dibuat itu tidak menjadi sebuah masalah. Berikut kutipannya:
“Jadi lagi-lagi kita
brainstorming lagi,
meskipun pas recording
nyampe bisa terjadi
brainstorming lagi. Karena sebenarnya kanan sama
kiri itu gak
masalah.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
digunakan pada saat proses rekaman berlangsung. Berikut kutipannya:
“Browsing itu kita lakukan pada saat take, misalnya kita mau cari singkatan-singkatan yang lucu buat bahan untuk take, ya disitu kita ngadep ke komputer sambil searching bahan-bahan itu saat rekaman berlangsung. Jadi tidak ada
kita persiapkan
sebelumnya. Jadi semua diolah pada saat take
itu”(Wawancara, Rhino
Sulistisyanto, 2016)
Dari hasil observasi peneliti, imajinasi sangat berperan dalam tahap ini. Iamajinasi yang dimiliki oleh para
talent telah menjadi satu. Hal ini
dikarenakan sebelum memproduksi drama ini setiap talent menceritakan mengenai masing-masing karakter yang
ngomongnya ngawur, tapi memang ini nurunin. Tapi nuruninnya bisa saja bukan kembali lagi ke fokus cerita tapi malah ditabrakin yang lain lagi.” (Wawancara, Hengky Koerniawan, 2016)
Jika terjadi perbedaan pendapat saat perubahan tema yang terjadi ditengah proses rekaman maka salah satu dari mereka akan mengalah. Berikut kutipannya:
“nah ini kembali ke this is just a drama dan nunggu ataupun nyari itu enggak ada efeknya tetep juga akan sama2 seru, enggak yang terus apa ya apa ya. Cuman akhirnya salah satu pasti akan mengalah, ada kayak diskusi kecil gitu. Mungkin aku merespon menunggu atau perginya. Tapi pasti
ada yang
mengalah.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Mengalah yang terjadi pada saat terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan tema mempunyai hubungan dengan trust. Mengalah yang dimaksudkan disini bukan
dimainkan kepada para talent. Berikut kutipannya:
“Tapi pada akhirnya
imajinasi itu bisa jadi satu karena pada awalnya kita mau buat program ini kita udah nyooba untuk Masing-Masing share karakter yang dibawakan. Jadi satu sama lain bisa bayangin seperti karakter Bram yang duitnya
banyak, ganteng terus
manja; icuk yang
penggambarannya
badannya gede dan itu bisa jadi kita Masukin becandaan yang menyangkut fisik jadi aku bisa mengimajinasikan dulu nih dan dari situ aku
baru bisa membangun
imajinasi pendengar untuk sama-sama bayangin icuk ini besarnya sekian atau bisa
saja kita lebih-lebihkan
kayak kita nemuin di
jemuran celananya icuk
yang kita kira seprei... jadi
karena hadirnya seorang general manager yang merangkap menjadi pemain (Bramana Danu) dan produser yang merangkap sebagai pemain (Icuk Simarmata) maka semua keputusan berada di kedua orang tersebut, tetapi ada sebuah keyakinan bahwa rekaman ini akan selesai. Berikut kutipannya:
“Lebih ke trust sih, oh yaudah gakpapa karena yang ini pasti akan jadi. Bukan karena oh soalnya dia produsernya ohh dia GM. Tapi karena kau yakin
ini pasti akan
jadi.”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Terdapat berbagai gerakan tangan dan mimik muka yang digunakan sebagai pendukung suasana rekaman dan menghasilkan suara yang diinginkan oleh produser. Gerakan tangan
hahahah.”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Dari hasil wawancara peneliti menemukan bahwa saat terjadi improvisasi dalam hal alur cerita (candaan, joke) diperlukan imajinasi yang sama dari ketiga para talent tersebut. Berikut kutipannya:
“Iaaaa, karena itu akan berkelanjutan dengan apa yang aku omongin. Misalnya aku mau jorokin parwoto ke air terjun, so pasti kita harus posisinya di atas air terjun.
Dari awal kita udah
ngebangun imajinasi
pendengar bahwa kita itu posisinya di atas air terjun bukan di bawah, biar nanti
aku bisa dorong dia
misalnya”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto,2016)
tersebut seperti menampar tangan sendiri yang mewakili suara menampar pipi, menutup mulut dengan meggunakan tangan yang mewakili suara layaknya orang ditutupi bantal dan lain lain. Sedangkan mimik muka yang sering digunakan adalah mimik muka sedih, senang, gembira dan marah.
Semua dialog, pemilihan dan penggunaan kata serta joke yang digunakan merupakan spontanitas dan improvisasi dari tiap talentnya. Improvisasi dan imajinasi yang dimiliki setiap talent sangat dibutuhkan. Ketika para talent tidak bisa melakukan improvisasi dan tidak bisa mengembangkan imajinasi mereka maka hasil rekaman terdengar sangat “garing” dan dipaksakan. Seru dan asyiknya alur cerita dalam drama ini juga ditentukan oleh rasa
Imajinasi yang terjadi dalam tahap ini keluar secara spontan. Berikut kutipannya:
“Kalau imajinasi, yang terjadi ya spontan di tempat saat kita take”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto, 2016)
Spontanitas ini terbangun karena pada awalnya ketiga talent utama sudah berinteraksi sejak lama layaknya teman kantor dan teman bermain. Berikut kutipannya:
“Jadi spontanitas itu ada karena sebelum membentuk
KKG kita itu sudah
berinteraksi lama seperti
teman kantor, teman
bermain”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto,2016)
Dalam proses rekaman, para talent utama dan guest tidak menggunakan
dan hal ini bersifat spontan. Berikut kutipannya:
“Asyiknya tu kearah alur cerita masalah nanti lucu atau enggaknya itu kayak dengan perjalanannya aja jadi gini aja supaya lucu, enggak. Begini aja supaya ini tetap bergulir temanya
supaya ayook. Kita
merasakan lebih asyik kalo kita berputar disini kayaknya lebih asyik. Nah asyik dan lebih benar kan beda. Nah pas prosesnya itu lucu-lucu ada dalam
perjalannya ini. Abis
kesini kemana ya enaknya,
bukan kemana ya
seharusnya. Sespontan itu pertanyaan kayak diskusi kecil gini. Enaknya aku langsung apa nunggu sek yo? Itu kayak menurutmu
enak gimana bukan
benarnya gimana. Jadi ituyang ngelead kita untuk
terus bergulir karena
Penggunaan script pada awalnya tidak sesuai dengan awal pembuatan drama radio ini. Saudara Rhino mengatakan jika memakai script tidak dapat emsoinya. Pengguaan script juga dapat merusak karena tidak spontan. Spontanitas adalah sesuatu yang dijual dalam drama radio ini. Berikut ini beberapa kutipan yang disampaikan oleh saudara Rhino Sulistisyanto selaku
General Manager Geronimo FM yang
juga memainkan karakter Bramana Danu dalam drama radio ini:
“Tapi kalau kita pake script itu ga lucu karena ga spontan, jadi yang kita jual itu spontanitas”
“Aku bilang ia, karena pada konsep awalnya kita tanpa script. Karena justru script itu merusak”(Wawancara, Rhino Sulistisyanto,2016)
kelucuan itu muncul dari diksi-diksi begini entah dari respon kita yang bikin
itu lucu dalam
perjalanan.”(Wawancara , Dimas Kurniawan, 2016)
Jika dalam proses rekaman salah satu mengalami mood yang tidak bagus maka perannya tidak begitu banyak saat episode tersebut. Berikut kutipannya:
“Heeh. Jadi kalau lagi
capek itu ketahuan.
Yaudha kita akan kasih dia peran yang dikit aja ata lagi sakit tidak bisa terlalu berpikir. Yaudh kita jadikan ini aja. Atau malah kita jadikan dia gimik entah kenapa entar
ngeboost dengan
sendirinya.”(Wawancara
. Dimas Kurniawan,
Trust juga mempunyai andil dalam tahap ini. Hal ini dilihat dari bagaimana para talent yang melakukan dialog tanpa menggunakan
script sebagai pedomannya. Hal ini
dikarenakan diantara para talent utama memiliki kepercayaan antara satu dan yang lainnya. Berikut kutipannya:
“Disini seperti trustnya itu juga meskipun contoh beberapa detik cuman trust dari ber3 yang dimaksudkan itu adalah ketika rasanya masing-masing dari kami mau
kesini mereka sudah
sangat cuek, maksudnya
mantep-mantep aja
karena aku pasti percaya dua orang ini, kalaupun gak berhasil pasti akan
disupport juga entah
bukan kayaknya enggak deh, enggak jadi aja deh. Biasnaya apa yang ada dialam fakta mnuncul aja. Kalau aku sih kayak gitu. Kadng trust itu juga
suatu mincing
pertanyaan, jadi gini
yah? Supaya dia
menjawab oohh ini
mincing aku supaya aku ngepunch
line”(Wawancara, Dimas Kurniawan, 2016)
Lampiran 2: Transkrip Wawancara Rhino Sulistisyanto Wawancara 1
Narasumber : Mas Rhino (General Manager Geronimo FM, Bramana Danu) Tanggal : 24 Juni 2016
Setting : Ruang meeting Geronimo FM Waktu : 12.00 – 12.35
Hasil Wawancara
Peneliti : Sebelum Masuk ke Masuk ke dunia radio sebelumnya pernah bekerja dibidang apa?
Mas Rhino : Mahasiswa ahahaha, sebelum Masuk di radio, belum ada kegiatan lain Masksudnya bekerja itu belum karena Masih kuliah
Peneliti : Kuliahnya dimana? Mas Rhino : UGM
Peneliti : Jurusan? Mas Rhino : Antropologi
Peneliti : Antropologi ? aahaha Mas Rhino : Serem yaa ahahaha Peneliti : Jadi setelah lulus?
Mas Rhino : Tidak, itu Masa kuliah. Awal kuliah itu udah disini siaran. Awal kuliah itu siaran dulu di Geronimo sampe 2003 Masuknya tahun 1995. Siarannya sudah 8 tahun. Sudah 20 tahun di Geronimo
Peneliti :Setelelah siaran Mas Rhino menjadi?
Mas Rhino : Jadi MD di Geronimo. Sebenarnya sempat nyambi juga jadi MD sambil siaran tahun 1999 habis itu sampai tahun 2010 menjadi MD tapi siarannya berhenti di 2003
Peneliti : Setelah itu?
Mas Rhino : Jadi GM dari tahun 2003-2010 sampai sekarang Peneliti : Apakah bisa diceritakan sejarah KKG?
Mas Rhino : Awalnya idenya ini dari Awang, Awang pengen punya program parodi untuk mengisi program puasa pada bulan puasa. Akhirnya dibentuklah tokoh itu tapi pada akhirnya tidak menjadi parodi tapi malah menjadi komedi biasa aja. Akhirnya kita nentuin nama Masing” karakter akhirya ketemu Icuk Parwoto dan Bram. Kalau Icuk dan Parwoto itu mungkin adalah hasil obrolannya Hengky dan Awang, pokoknya awalnya mereka yang nenetuin. Dulu sempat Icuk itu menjadi ucok. Kalau Bram diputuskan bertiga cari nama yang keren itu apa dapatlah Bramana Danu. Karena dua karakter lain itu sosoknya sudah tergambarkan dari nama jadi harus cari satu karakter lagi yang tipikal namnya sudah terdengar keren. Peneliti : Apa saja yang mau diangkat di drama radio ini?
Mas Rhino : Awalnya itu keseharian aja sih, keseharian. Idenya keseharian orang kos di jogja. Jadi sebenarnya becandaan yang diangkat itu adalah becandaan sehari hari (T) makanya tidak ada kesulitan saat take vokal, jadinya tida ada dibuat-buat. Kesulitan pernah terjadi ada episode” awal karena mungkin Masih penyesuaian, karena Masih berpikir wah aku harus kayak gini nih seperti Mas Awang yang memerankan Icuk yang Masih punya gambaran orang medan itu Masih yang
bersuaranya keras. Tapi kesini –sini udah sekian episode jadinya terbentuk sendiri jadinya kita apa adanya saja tidak dibuat-buat. Ya ga usah yang terlalu over , kalau kita mau angkat logat medannya ya pelan-pelan saja bisa tidak usah teriak teriak, begitu juga dengan Parwoto tokohnya menjadi lebih natural karena sehari-harinya juga menggunakan bahasa jawa. Si Bram jadinya apa adanya aja, Cuma dilebih-lebihkan hanya untuk menonjolkan karakternya saja seperti sering di telfon ibunya soal duit yang sudah habis atau belum dengan jumlah yang biasanya tidak mutu ahahah, dengan jumlah transferan yang luar biasa ya ditonjolkannya hanya dibagian” itu. Tapi untuk becandaan, tema cerita yaitu ya sehari-hari udah, becandaan kita sehari-hari (T)
Peneliti : Tapi proses karakter Icuk yang berubah sekarang ini pernah direncanakan atau tidak? Jadinya kayak orang medan jika datang ke pulau jawa dia akan tergerus begitu? Apakah pernah berpikiran seperti itu?
Mas Rhino : Sebenarnya engga sih, sebenarnya dari keras ke pelan karena capek aja ahahaha. Tidak pernah direncanakan hal itu, kita baru sadar ketika kita dengerin rekaman awal. Iseng dengerin rekaman awal dan nyadar Icuk dulu itu teriak-teriak sedangkan sekarang tidak. Ya tidak direncanakan. Tapi ide bagus juga kalau ada yang nanya seperti ini bisa dijawab Icuk jadi pelan karena sudah lama di jawa ahahahah. Pake woohhh gitu.... tidak elokkk gitu
Peneliti : Saat kuliah di UGM Mas sendiri ngekos?
Mas Rhino : Engga sih, rumah sendiri tapi hidupnya sendiri. Tapi tidak pernah merasakan hidup di kos. Awang dan Hengky pernah ngekos, kalau aku engga. Kalau main ke kos-kossan sering ahahahha.
Peneliti : Jadi bagaimna mulainya Mas Rhino memainkan karakter yang dimana background ngekos padahal Mas Rhino sendiri tidak ngekos? Apakah ada treatment khusus untuk mendalami peran ini?
Mas Rhino : Ya karena teman-teman ku jaman kuliah ku rata-rata anak kos jadi bukan hal yang terlalu sudah untuk membayangkan bagaimana kehidupan anak kos. Lagian juga aku juga sering main ke kos-kossan jadinya tahu kira-kira seperti apa. Ya