PAIN & NEURALGIA
PAIN & NEURALGIA
YUNELDI ANWAR
Bagian Neurologi FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan
DEFINISI NYERI
DEFINISI NYERI
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan,
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan,
baik aktual maupun potensial, atau yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang
digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
Jenis-jenis nyeri
Nyeri Nociceptik Nyeri Psikogenik Nyeri Neuropatik Nyeri Idiopatik Nyeri Somatik NyeriViseral Perifer Sentral
Referred Pain Pain
Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi Nyeri
M t kt Æ N i k t & k ik
Menurut waktu Æ Nyeri akut & kronik N Y E R I Menurut patofisiologinya : ¾ Nyeri fisiologik ¾ Nyeri klinis N Y E R I ¾ Nyeri klinis 1. Nyeri nosiseptif 2. Nyeri neuropatik • Perifer • Sentral
Nyeri Akut >< Kronik
Nyeri Akut >< Kronik
y
y
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Penyebab Biasanya diketahui Seringkali tidak diketahui. Durasi Durasi singkat Berlangsung minimal 3-6 bulan setelah kelainan
singkat bulan setelah kelainan patologik asal sembuh. Berlangsung melebihi batas waktu wajar
Definisi Nyeri
Definisi Nyeri
y
y
• Nyeri Fisiologik
Nyeri yang timbul akibat berbagai stimuli yang tidak menimbulkan
• Nyeri Fisiologik
Nyeri yang timbul akibat berbagai stimuli yang tidak menimbulkan kerusakan jaringan
• Nyeri Nosiseptif / Nyeri inflamasi
kerusakan jaringan
• Nyeri Nosiseptif / Nyeri inflamasi
Nyeri yang timbul akibat berbagai stimuli yang menimbulkan kerusakan jaringan
• Nyeri Neuropatik
Nyeri yang timbul akibat berbagai stimuli yang menimbulkan kerusakan jaringan
• Nyeri NeuropatikNyeri Neuropatik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf
Nyeri Neuropatik
Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf
• Nyeri Psikogenik/Nyeri Fungsional
Nyeri di mana faktor psikogenik dominan, tanpa kerusakan jaringan
d i t f b i b b
• Nyeri Psikogenik/Nyeri Fungsional
Nyeri di mana faktor psikogenik dominan, tanpa kerusakan jaringan
d i t f b i b b
dan sistem saraf sebagai penyebab dan sistem saraf sebagai penyebab
Nyeri Nosiseptif >< Neuropatik
Nyeri Nosiseptif >< Neuropatik
Nyeri Nosiseptif
Neuropatik
Nyeri Nosiseptif
Neuropatik
Tipe campuran
Nyeri nosiseptif Tipe campuran Nyeri neuropatik
Timbul akibat
kombinasi trauma primer atau efek Nyeri nosiseptif
Disebabkan oleh aktivitas jalur saraf akibat stimulus yang
Nyeri neuropatik
Diawali/disebabkan oleh lesi primer/ disfungsi susunan saraf p e atau e e sekunder a bat st u us ya g potensial merusak jaringan susu a sa a Sakit kepala Nyeri pasca operasi Sickle cell crisis
Artritis Neuralgia post herpes
Radikulopati menyertai Neuralgia p (headache) Nyeri punggung bawah mekanik
crisis Low Back Pain
Polineuropati distal (mis. DM, HIV)
Nyeri Kanker Neuropatik Neuralgia trigeminal Trauma olahraga
Korteks Sensori Korteks Sensori Talamus Lemniskus Medialis Talamus Lemniskus Medialis Traktus Kornu posterior Traktus spinotalamikus lateralis N i li Ganglion dorsalis Radiks dorsalis Nervus spinalis Reseptor nyeri (Nosiseptor) Nyeri nosiseptik Nyeri neuropatik
peripheral
Gabapentin Gabapentin
Serabut
Serabut –
– serabut aferen nyeri perifer
serabut aferen nyeri perifer
z Serabut C
Î halus tidak bermielin Î halus, tidak bermielin Î diameter 0,4 – 1,1 um
Î k h 0 5 2 /
Î kecepatan hantaran 0,5 – 2 m /sec
Î resposible throbbing,aching,burning sensasi
z Serabut A – delta
Î tipis bermielin Î tipis, bermielin
Î diameter 1,0 – 5 um
Î k t h t 5 30 /
Î kecepatan hantaran 5 – 30 m / sec Î menghasilkan sensasi yang tajam
Terminasi perifer daripada aferent nyeri primer ini pada, atau receptor, adalah pada free nerve ending di
k lit d l i
kulit dan organ-organ lain.
Serabut halus C da A delta ini sangat respons terhadap stimulus noksious
terhadap stimulus noksious.
Serabut aferent perifer ini mempunyai sel body dalam radik gang dorsalis; hubungan central melalui dalam radik gang dorsalis; hubungan central melalui radik dorsalis Æ kornu dorsalis med spinalis ( atau kasus nyeri kranial pada inti saraf trigeminal kornu d li d l i )
Stimulus yg membangkitkan nyeri
Stimulus yg membangkitkan nyeri
z Kulit Æ injury jaringan ok tusukan, sayatan,
d di i
panas dan dingin
z Lambung/usus Æ inflamasi mukosa, spasma
t t l l k t
otot polos, perlengketan z Otot-otot lurik Æ iskemik
O kl l Æ k k i
z Otot skletal Æ kontraksi terus menerus z Otot jantung Æ iskemik
z Sendi Æ inflamasi, saline hipertonik z Arteri Æ distensi, pulsasi berlebihan
Distribusi dermatom serabut
Distribusi dermatom
serabut--serabut nyeri
serabut nyeri
serabut nyeri
serabut nyeri
z Wajah & bhg depan kepala --- N V
z Wajah & bhg depan kepala --- N V
z Belakang kepala --- C 2
z L h C 3
z Leher --- C 3
z Pundak --- C 4
z Bahu --- C 5
z Lengan bawah radial/ibu jari --- C 6
z Telunjuk & jari tengah --- C 7
Distribusi dermatom
Distribusi dermatom
z Putting susu --- Th 5 z P sat Th 10 z Pusat --- Th 10 z Sela paha --- L 1z Sisi medial lutut --- L 3
z Ibu jari kaki --- L 5
z Jari kaki ke 5 --- S 1
z Paha belakang --- S 2g
z Genito anal --- S 2,3,4
z Visceral intra torakal --- Th 1 – 4
z Visceral intra torakal Th 1 4
The Process of Pain
The Process of Pain
z The process of pain Æ four phases :
1. Transduction 2. Transmission 3. Perception
4 Modulation 4. Modulation
Transduction
Transduction
z Conversion of chemical information at
cellular level Æ electrical inpulses that move p
toward the spinal cord
z Begins when injured cells release chemicals
z Begins when injured cells release chemicals
such as prostaglandin, Substance P,
bradykinin histamin and glutamat Æ excite
bradykinin, histamin, and glutamat Æ excite
nociceptor in the skin, bone, joints, muscles, and internal organs
Transmission
Transmission
z The phase during wich stimuli move from the peripheral nervous system Æ brain
z Occurs when peripheral nociceptor form synapses with neurons within the spinal cord that carry pain
i l i f d l fib ( d l
inpulses via fast and slow nerve fibers ( A delta and C fiber ).
With th h l f b t P i i l
z With the help of substance P, pain impulses move Æ higher level in the brain Æ RAS, thalamus,
cerebral cortex and limbic system cerebral cortex and limbic system.
Transmission
Transmission
z When pain impulses reach the thalamus Æ
two responses occurs
First Æ the thalamus transmits the message to
the cortex, where the location and severity of the injury are identified
Second Æ it notifies the nociceptor that the
message has been received and that continued transmission is no longer necessary.
Perception
Perception
z Occurs when the pain threshold (point at wich
sufficient pain transmitting stimuli reach the brain) is reached
reached.
z Pain thresold tend to be the same among healthy people, but each person tolerates the sensation of people, but each person tolerates the sensation of pain diffrently
z Pain tolerance (amount of pain a person endures) is influence by genetics, behaviors (culture,gender,age) and other biopsychosocially Æ anxiety level, past
pain experiences and emotional dispotition pain experiences, and emotional dispotition
Modulation
Modulation
z The last phase of pain impulse transmission
during wich the brain interacts with the spinal g p
nerves in a donward fashion to subsequently
alter the pain experience.p p
z At this point, the release of pain-inhibiting
neurochemicals reduces the painful sensation neurochemicals reduces the painful sensation ( endogenous opioids, GABA).
n Aδ myelin/fast
Iskemik, Spasme
Cedera, dll Kortek
Talamus
Fisiologi Rasa Nyeri
n Nosiseptor Free nerve Aδ myelin/fast C unmyelin/slow o dorsalisCornu p ending Platelet serotonin Ð o
Substanse P GABA, Glycine
Adenosine
Ð
dorsalis
1
Platelet – serotonin Mass cell – histamin
K, Bradi-kinin, Prosta glandin Bombesin Cholecystokinin Dynorphin glandin Dynorphin Enkephalin NeuropeptideY Dll 1. Tranduksi 2. Trasmisi 3 Persepsi Dll. 3. Persepsi
Klasifikasi Nyeri Neuropatik
Klasifikasi Nyeri Neuropatik
I Berdasarkan intensitas nyeri I Berdasarkan intensitas nyeri I. Berdasarkan intensitas nyeri
II. Berdasarkan penyebab
I. Berdasarkan intensitas nyeri II. Berdasarkan penyebab
III. Berdasarkan lokasi
IV Berdasarkan mekanisme III. Berdasarkan lokasi
IV Berdasarkan mekanisme IV. Berdasarkan mekanisme IV. Berdasarkan mekanisme
I. Berdasarkan intensitas nyeri
I. Berdasarkan intensitas nyeri
Pengukuran menggunakan skala nyeri Pengukuran menggunakan skala nyeri
1. Numeric Pain Intensity Scale (NPIS) 1. Numeric Pain Intensity Scale (NPIS)
g gg y g gg y 1 – 3 Nyeri ringan 4 – 6 Nyeri sedang 1 – 3 Nyeri ringan 4 – 6 Nyeri sedang 4 6 Nyeri sedang 7 – 10 Nyeri berat 2 Vi l A l S l 4 6 Nyeri sedang 7 – 10 Nyeri berat 2 Vi l A l S l
2. Visual Analog Scale
3. Faces Pain Rating Scale (untuk anak) 2. Visual Analog Scale
Visual Analog Scale (VAS) Visual Analog Scale (VAS) Visual Analog Scale (VAS) Visual Analog Scale (VAS)
Numeric Pain Rating Scale (NPRS) Numeric Pain Rating Scale (NPRS)
Faces Pain Rating Scale (untuk anak) Faces Pain Rating Scale (untuk anak)
II. Berdasarkan Penyebab
II. Berdasarkan Penyebab
Trauma
Bedah
Sindrom jebakan saraf
Infeksi
Herpes zoster
Infeksi mononukleosis Sindrom jebakan saraf
CRPS jenis II Amputasi
(nyeri fantom/nyeri tungkul)
Infeksi mononukleosis
HIV
Tabes Difteri Cedera medula spinalis
Cedera KLL Lepra Nyeri Neuropatik Toksin Obat kemoterapi Defisiensi nutrisi/ p Obat
Arsen, timah, emas, air raksa Zat organik
Menghir p lem (Gl iffi )
neuropati alkoholik
Niasin, tiamin, piridoksin
(Attal N,et al 2000)
Menghirup lem (Glue sniffing)
II. Berdasarkan Penyebab
II. Berdasarkan Penyebab
Keganasan Kompresif Infiltratif Kompresi / tekanan Stenosis Spinal Infiltratif Paraneoplastik Iatrogenik Metastatik Stenosis Spinal
Sindrom Terowongan Karpal Radikulopati Nyeri Neuropatik Gangguan Metabolik Diabetes melitus Otoimun p Diabetes melitus Uremia Porfiria Hipotiroidisme Multipel sklerosis (Attal N,et al 2000) Amiloidosis
II. Berdasarkan Penyebab
II. Berdasarkan Penyebab
Genetik
Kelainan vaskuler / Genetik
Penyakit Fabry Neuropati sensori herediter Kelainan vaskuler / iskemia SLE RA herediter RA Poliarteritis nodosa Stroke Lain-lain GBS Siringomielia Nyeri g ALS Polineuropati kronik progresif/rekuren Nyeri Neuropatik (Attal N,et al 2000)
III. Berdasarkan lokasi
III. Berdasarkan lokasi
1 Nyeri neuropatik sentral 1 Nyeri neuropatik sentral 1. Nyeri neuropatik sentral 2. Nyeri neuropatik perifer 1. Nyeri neuropatik sentral 2. Nyeri neuropatik perifer
IV. Berdasarkan Mekanisme
IV. Berdasarkan Mekanisme
(Gejala dan Tanda)
(Gejala dan Tanda)
(Gejala dan Tanda)
(Gejala dan Tanda)
Nyeri Neuropatik Stimulus-independent
i ( i )
Stimulus-evoked pain
y p
pain (nyeri spontan)
K i Stimulus non-noksius Stimulus noksius Kontinu (terus-menerus) Paroksismal (serangan) noksius noksius Alodinia mekanikal Alodinia termal Hiperalgesia mekanikal Hiperalgesia termal
Gejala dan Tanda Nyeri Neuropatik
Gejala dan Tanda Nyeri Neuropatik
((Gejala nyeri diutarakan oleh pasienGejala nyeri diutarakan oleh pasien) ) seperti:seperti:
((Gejala nyeri diutarakan oleh pasienGejala nyeri diutarakan oleh pasien) ) seperti:seperti:
Stimulus Independent Pain Stimulus Independent Pain Stimulus Independent Pain Stimulus Independent Pain
z Rasa terbakar kontinyu
z Rasa terbakar kontinyu
z Nyeri seperti ditusuk, menyentak intermiten
z Nyeri seperti ditusuk, menyentak intermiten
intermiten
z Nyeri seperti tersetrum intermiten
z Nyeri seperti tersetrum
z Parestesia z Disestesia z Parestesia z Disestesia z Disestesia z Disestesia Baron, 2000; Woolf, 1999. Baron, 2000; Woolf, 1999.
Gejala dan Tanda Nyeri Neuropatik Gejala dan Tanda Nyeri Neuropatik Gejala dan Tanda Nyeri Neuropatik Gejala dan Tanda Nyeri Neuropatik
(Nyeri dibangkitkan pada pemeriksaan)
(Nyeri dibangkitkan pada pemeriksaan) seperti:seperti:
(Nyeri dibangkitkan pada pemeriksaan)
(Nyeri dibangkitkan pada pemeriksaan) seperti:seperti:
Stimulus Evoked Pain Stimulus Evoked Pain Stimulus Evoked Pain Stimulus Evoked Pain
Alodinia Alodinia
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri
Hiperalgesia
R b l bih t h d ti l
Hiperalgesia
R b l bih t h d ti l
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
Respon yang berlebihan terhadap stimulus yang secara normal menimbulkan nyeri
MEKANISME NYERI NEUROPATIK
MEKANISME NYERI NEUROPATIK
I Mekanisme Perifer I Mekanisme Perifer
MEKANISME NYERI NEUROPATIK
MEKANISME NYERI NEUROPATIK
I. Mekanisme Perifer 1. Aktivitas ektopik 2. Sensitisasi nosiseptor I. Mekanisme Perifer 1. Aktivitas ektopik 2. Sensitisasi nosiseptorp
3. Interaksi abnormal antar serabut saraf 4. Sensitisasi terhadap katekolamin
p
3. Interaksi abnormal antar serabut saraf 4. Sensitisasi terhadap katekolamin
II. Mekanisme Sentral
1 Sensitisasi sentral II. Mekanisme Sentral
1 Sensitisasi sentral 1. Sensitisasi sentral 2. Disinhibisi 3. Reorganisasi struktural 1. Sensitisasi sentral 2. Disinhibisi 3. Reorganisasi struktural 3. Reorganisasi struktural 3. Reorganisasi struktural
Nyeri neuropatik: Sindrom multipel
y
p
p
• Penderita nyeri neuropatik umumnya • Penderita nyeri neuropatik umumnya
mengalami banyak gejala sekaligus (bukan hanya satu).
mengalami banyak gejala sekaligus (bukan hanya satu).
( y )
• Hal ini merefleksikan mekanisme nyeri
f
( y )
• Hal ini merefleksikan mekanisme nyeri
f
yang variatif juga.
• Terapi nyeri yang ideal adalah
yang variatif juga.
• Terapi nyeri yang ideal adalah • Terapi nyeri yang ideal adalah
berdasarkan mekanisme oleh karena itu perlu polifarmakoterapi
• Terapi nyeri yang ideal adalah
berdasarkan mekanisme oleh karena itu perlu polifarmakoterapi
Data on file. Pfizer Inc., New York, NY.
itu perlu polifarmakoterapi. itu perlu polifarmakoterapi.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
1 Anamnesis 1 AnamnesisDIAGNOSIS
DIAGNOSIS
1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik - Umum - Neurologik - Umum - Neurologikg - Lokal 3 P ik P ik l ik g - Lokal 3 P ik P ik l ik 3. Pemeriksaan Psikologik 4. Pemeriksaan Penunjang 3. Pemeriksaan Psikologik 4. Pemeriksaan Penunjang 4. Pemeriksaan Penunjang 4. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Nyeri Khusus:
Pada Alodinia
Pemeriksaan Nyeri Khusus:
Pada Alodinia
Pada Alodinia
Pada Alodinia
Respon Respon Cara periksa Cara periksa Jenis Alodinia Jenis Alodinia Rasa n eri t mp l Rasa n eri t mp l T k i d T k i d M k i t tiM k i t ti Rasa nyeri tumpul Rasa nyeri tumpul (dull pain)
(dull pain)
Rasa nyeri tajam Rasa nyeri tajam Tekanan ringan dengan
Tekanan ringan dengan benda tumpul
benda tumpul
Beberapa tusukan ringan Beberapa tusukan ringan Mekanis statis
Mekanis statis (serabut C) (serabut C)
Mekanis
Mekanis Rasa nyeri tajam Rasa nyeri tajam superfisial
superfisial
Rasa nyeri tajam Rasa nyeri tajam t b k fi i l t b k fi i l Beberapa tusukan ringan
Beberapa tusukan ringan dengan jarum
dengan jarum
Usapan ringan dengan Usapan ringan dengan k j i t k j i t Mekanis Mekanis pungtat pungtat Mekanis dinamis Mekanis dinamis ( b t Ab t )
( b t Ab t ) kapas, jari tangankapas, jari tangan terbakar, superfisialterbakar, superfisial (serabut Abeta)
(serabut Abeta)
Rasa nyeri dalam Rasa nyeri dalam Tekanan ringan pada
Tekanan ringan pada sendi sendi Mekanis somatik Mekanis somatik dalam dalam
Rasa nyeri terbakar Rasa nyeri terbakar
R i b k
R i b k
Tabung air hangat (40
Tabung air hangat (4000 C) C)
Tabung air dingin (20
Tabung air dingin (2000 C),C), Termal panas
Termal panas
Termal dingin Termal dingin
Baron, 2000.
Rasa nyeri terbakar Rasa nyeri terbakar Tabung air dingin (20
Tabung air dingin (20 C),C), Batang reflex hammer Batang reflex hammer Termal dingin
Pemeriksaan Nyeri Khusus:
Pemeriksaan Nyeri Khusus:
Pada Hiperalgesia
Pada Hiperalgesia
Respon Respon R i t j R i t j Cara periksa Cara periksa T k d j T k d j M k i M k i Respon Respon Cara periksa Cara periksa Jenis Hiperalgesia Jenis HiperalgesiaRasa nyeri tajam Rasa nyeri tajam superfisial
superfisial
Rasa nyeri terbakar Rasa nyeri terbakar Tusukan dengan jarum
Tusukan dengan jarum
Kontak dengan pendingin Kontak dengan pendingin Mekanis
Mekanis tusukan tusukan
Termal dingin
Termal dingin Rasa nyeri terbakarRasa nyeri terbakar
Rasa nyeri terbakar Rasa nyeri terbakar Kontak dengan pendingin
Kontak dengan pendingin (aseton, alkohol)
(aseton, alkohol)
Kontak dengan tabung Kontak dengan tabung Termal dingin
Termal dingin
Termal panas
Termal panas Kontak dengan tabungKontak dengan tabung Rasa nyeri terbakarRasa nyeri terbakar air hangat (40
air hangat (40°°C) C) Termal panas
Termal panas
TERAPI NYERI NEUROPATIK
MODALITAS TERAPI MODALITAS TERAPI
I. Terapi Farmakologik I. Terapi Farmakologikp g
Analgetik, adjuvan, topikal
II. Blok Saraf dan Neurolitik
p g
Analgetik, adjuvan, topikal
II. Blok Saraf dan Neurolitik
III. Neuromodulasi
TENS, stimulasi medula spinalis, lemniskus medialis
III. Neuromodulasi
TENS, stimulasi medula spinalis, lemniskus medialis TENS, stimulasi medula spinalis, lemniskus medialis
IV. Bedah
Rhizotomy simpatektomi DREZ kordotomi
TENS, stimulasi medula spinalis, lemniskus medialis
IV. Bedah
Rhizotomy simpatektomi DREZ kordotomi Rhizotomy, simpatektomi, DREZ, kordotomi, hipofsektomi, microvascular decompression V. Rehabilitasi
Rhizotomy, simpatektomi, DREZ, kordotomi, hipofsektomi, microvascular decompression V. Rehabilitasi
Terapi fisikal, psikologik Terapi fisikal, psikologik
Terapi Farmakologik NeP
Terapi Farmakologik NeP
Terapi Farmakologik NeP
Terapi Farmakologik NeP
Terapi Farmakologik NeP
Terapi Farmakologik NeP
Terapi Farmakologik NeP
Terapi Farmakologik NeP
A. Analgetik A. Analgetik Non-Opioid : Tramadol A. Analgetik A. Analgetik Non-Opioid : Tramadol
B. Analgetik Adjuvan Yang Paling sering di Gunakan B. Analgetik Adjuvan Yang Paling sering di Gunakan B. Analgetik Adjuvan Yang Paling sering di Gunakan B. Analgetik Adjuvan Yang Paling sering di Gunakan
1. Antidepresan : Amitriptilin, Nortriptilin, dll
2. Antikonvulsan : Gabapentin, Fenitoin, Karbamasepin 1. Antidepresan : Amitriptilin, Nortriptilin, dll
Terapi Adjuvan Nyeri Neuropatik Æ Berdasar Mekanisme
Terapi Adjuvan Nyeri Neuropatik Æ Berdasar Mekanisme Otak Inhibisi desenden Inhibisi desenden NE/5HT NE/5HT Lesi Lesi Th/Th/ TCA Tramadol Opioid dll TCA Tramadol Opioid dll Medulla Medulla Reseptor opioid Reseptor opioid dll dll Sensitisasi sentral Sensitisasi sentral Th/Th/ GABAPENTIN Okskarbazepin Lamotrigin Ketamin GABAPENTIN Okskarbazepin Lamotrigin Ketamin Spinalis Spinalis
Sensitisasi perifer/ ion Na Sensitisasi perifer/ ion Na
GABAPENTIN GABAPENTIN sentral (NMDA, Calcium) sentral (NMDA, Calcium) Th/ Th/ Ketamin Dextrome-thorphan Ketamin Dextrome-thorphan GABAPENTIN Karbamazepin Okskarbazepin FENITOIN Meksiletin GABAPENTIN Karbamazepin Okskarbazepin FENITOIN Meksiletin Th/ Th/ Meksiletin Lidokain, dll Meksiletin Lidokain, dll
Beydoun, 2002; modifikasi penulis Beydoun, 2002; modifikasi penulis
14
Suatu sindroma dengan karakteristik adanya perasaan nyeri di sepanjang distribusi saraf tanpa adanya tanda-tanda objektif
f i d i f t b t b if t k d gangguan fungsi dari saraf tersebut, bersifat rekuren dan paroksismal.
TIDAK DIJUMPAI:
* gangguan motorik * perubahan refleks
* k l i t l i b t f * kelainan patologis serabut saraf
Dapat mengenai: • Iritasi Dapat mengenai:
* saraf perifer * saraf kranial
• toksis • infeksi
P i d b l k k l
-Perasaan nyeri pada belakang kepala - melibatkan Vertex dan bilateral
- ++++ bergerak, batuk & bersin
kulit kepala: hiperestesia
- kulit kepala: hiperestesia
- nyeri tekan pada protuberansia oksipital
Etiologi:
1. Spondilitis TBC
2 Tumor Medula spinalis 2. Tumor Medula spinalis 3. Osteoarthritis
Nyeri sepanjang lengan, bahu dan leher Etiologi: * Trauma * * Neoplasma * Infeksi * HNP * Arthritis servikalais
* Aneurisma arteri brachialis * Kompresi cervical rib Kompresi cervical rib
GEJALA:
1. mengenai C5-C6:
* Parese ERB - DUCHENNE
* Hyperestesia/anastesia kulit sekitar deltoid * Terjadi saat traksi lengan sewaktu me
lahirkan bahu dan terjatuh lahirkan bahu dan terjatuh.
2 i C5 C6 d C7 2. mengenai C5,C6 dan C7
* Parese otot bisep, Coracobrachialis, Pronator teres, ekstensor pergelangan tangan & jari. * Gangguan sensoris permukaan radial lengan
GEJALA:
GEJALA:
z 3. mengenai C8, Th1
z * Abduksi kuat lengan waktu melahirkan
z * Trauma Æ Lesi pleksus bagian bawah
z * Paralisis otot tangan intrinsik …. CLAW HAND * G ik j i k li ki 1/3 b h i
z * Gangguan sensorik jari kelingking 1/3 bahagian
z distal kulit yang menutupi ulna
z * Jika radiks Th1 HORNER Syndrome
Perasaan nyeri sepanjang distribusi saraf intercostal Perasaan nyeri sepanjang distribusi saraf intercostal
Penyebab:
* Tumor Medula spinalis * Spondilitis TBC
* Metastasis tumor ke Vertebraetastas s tu o e Ve teb a
Perasaan nyeri sepanjang cabang Pleksus Lumbalis (T1 L1 5) Perasaan nyeri sepanjang cabang Pleksus Lumbalis (T1,L1-5) dan Pleksus sakralis (L4-5, S1-3)
LS-Neuralgia:
1. Crural Neuralgia… nyeri sepanjang bagian depan paha 2. Obturator neuralgia… nyeri sepanjang bagian dalam paha
NYERI DISEKITAR: * P i * Perineum * Scrotum * Penis * Testis
z Nyeri hebat disekitar testis disertai collaps z Nyeri tekan pada testisy p
ANOPERINEAL NEURALGIA
ANOPERINEAL NEURALGIA
z nyeri di sekitar anusy
•Wanita lebih sering
•Riwayat jatuh terduduk •Nyeri hebat & menetap
Adalah nyeri pada distribusi sensorik N IX, X
Etiologi:
* Penekanan/penarikan * Infeksi akut pharynx
Klinis:
* N i d h j l k t li
* Nyeri spasm pada pharynx--- menjalar ke telinga
* Dapat dicetuskan oleh menelan, batuk, mengunyah, bersin bicara, memutar kepala.
* serangan kadang-kadang disertai dengan bradikardi aritmia serangan kadang-kadang disertai dengan bradikardi, aritmia hipertensi, syncope (Vagal stimulation)
Pengobatan:
* karbamazepinp
Rasa sakit seperti disayat di daerah leher antero-medial
Dapat menjalar ke atas Æ angulus Mandibula Æ wajah, setinggi Os. Zygomatikum
Etiologi:
* Entrapment n. Laryngeus Superior Entrapment n. Laryngeus Superior Terapi:
C b i
- Carbamazepin - Operatif
POST HERPETIC NEURALGIA
POST HERPETIC NEURALGIA
z A common cause of severe neuropathic
pain, especially in the elderly
p , p y y
z Often intractable to conventional analgetics
and is rarely totally relieved and is rarely totally relieved.
z Incidence of PHN : 9-15%
35 55 ill h i i 3 h l d
z 35-55 still having pain 3 months later, and
z The pain has been described as both steady and paroxysmal with dysesthesia hyperesthesia and paroxysmal, with dysesthesia, hyperesthesia and allodynia.
z The dermatomal frequencies in PHN :
Thoracic dermatomes 55%
Trigeminal distribution 20%
Cervical dermatomes 10%
Lumbar dermatomes 10%
z Terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan
z Yang tersering: - Ischialgia
- Intercostal neuralgia
C l t l d
- Carpal tunnel syndrome
z Menghilang setelah melahirkan
z Pencetus: gerakan gerakan yang meregang saraf
z Pencetus: gerakan-gerakan yang meregang saraf
tersebut
z Terapi: Injeksi lokal anastesi