• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saprianul Irwansyah, Rusli Dhanu, Hasan Sjahrir. Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Saprianul Irwansyah, Rusli Dhanu, Hasan Sjahrir. Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Disabilitas dengan Kualitas Hidup

pada Penderita Nyeri Kepala Primer yang Berobat Jalan

di Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan

Saprianul Irwansyah, Rusli Dhanu, Hasan Sjahrir

Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan

Abstrak: Nyeri kepala adalah keluhan yang paling sering dijumpai. Nyeri kepala bisa berhubungan dengan disabilitas dan menyebabkan menurunnya kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara disabilitas dengan kualitas hidup penderita nyeri kepala. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan terhadap penderita nyeri kepala primer yang berobat di Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan mulai tanggal 18 February 2004 sampai dengan 31 Mei 2004. Dilakukan pemeriksaan disabilitas dengan MIDAS dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan SF -36 terhadap 55 penderita yang masuk dalam kriteria inklusi. Dari 55 sampel, didapat penderita yang mengalami sedikit/tidak ada disabilitas 27, Dari 3% (n=15), disabilitas ringan 34,5% (n=19), disabilitas sedang 32,7% (n=18) dan disabilitas berat 5,5% (n=3). Skor SF-36 rata-rata pada kelompok sedikit/tidak ada disabilitas, PF 86.0%, RP 65.0%, BP 58.16%, GH 58.87%, VT 68.67%, SF 63.33%, RE 44.45% dan MH 72.73%. Skor SF-36 rata-rata pada kelompok disablitas ringan, PF 82.11%, RP 28.95%, BP 55.39%, GH 57.42%, VT 65.0%, SF 62.5%, RE 38.60% dan MH 66.84%. Skor SF-36 rata-rata pada kelompok disabilitas sedang, PF 74.44%, RP 29.17%, BP 60.56%, GH 44.49%, VT 66.94%, SF 62.44%, RE 40.74%,dan MH 63.44%. Skor SF-36 rata-rata pada kelompok disabilitas berat, PF 85.0%, RP 58.33%, BP 49.16%, GH 56.00%, VT 63.33%, SF 66.67%, RE 44.42 dan MH 65.33%. Ada hubungan antara disabilitas dengan kualitas hidup penderita nyeri kepala yang signifikan (p ≤ 0.005). Melihat adanya korelasi yang

positif, maka nilai disabilitas yang rendah menyebabkan kualitas hidup yang tinggi. Kata kunci : Nyeri kepala, disabilitas, kualitas hidup, SF-36.

Abstract: Headache is the most common symptom in daily life. Headache can be associated with disability and caused the decreasement of quality of life. The objective of this study was to find out the relationship between disability and quality of life among headache patients. This study was a cross sectional study perfomed to all headache patients admitted to Departement of Neurology Medicine Faculty of Universitas Sumatera Utara H. Adam Malik Hospital, from 18th Februari 2004 until 31th Mei 2004. We examined the disability with MIDAS and the quality of life with SF-36 to 55 patients who eligible for this study. From 55 patients, there were 27.3% (n=15) patients who had minimal/no disability, 34,5% (n=19) mild disability, 32,7% (n=18) moderat disability and 5,5% (n=3) savere disability. Mean of score SF-36 for the groups minimal/ no disability, PF 86.0%, RP 65.0%, BP 58.16%, GH 58.87%, VT 68.67%, SF 63.33%, RE 44.45% and MH 72.73%. Mean of score SF-36 for the groups mild disability, PF 82.11%, RP 28.95%, BP 55.39%, GH 57.42%, VT 65.0%, SF 62.5%, RE 38.60% and MH 66.84%. Mean of score Skor SF-36 for the groups moderate disability, PF 74.44%, RP 29.17%, BP 60.56%, GH 44.49%, VT 66.94%, SF 62.44%, RE 40.74%, and MH 63.44%. Mean of score Skor SF-36 for the groups severe disability, PF 85.0%, RP 58.33%, BP 49.16%, GH 56.00%, VT 63.33%, SF 66.67%, RE 44.42 and MH 65.33%. There were a significant association between disability with quality of life among headache patients yang (p = < 0.005). There were a corelation between disability with quality of life, therefore the lower disability, the higher of quality of life.

Key words : Headache, disability, quality of life, SF-36.

PENDAHULUAN

Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dilaporkan pertahun-nya kira-kira 5% penduduk Amerika Serikat Membutuhkan

pertolongan medis untuk mengobati nyeri kepala.1

Nyeri kepala dapat menimbulkan gangguan hidup penderita dengan adanya disabilitas yang signifikan dengan kehilangan waktu untuk sekolah, kerja dan interaksi sosial.2,3 Pengukuran

(2)

disabilitas pada penderita nyeri kepala dapat memberi imformasi bagi para dokter untuk menetapkan terapi yang optimal.4 Pertanyaan

mengenai disabilitas dipilih sesuai dengan bidang aktifitas yang sesuai dengan kelompok umur.5

Migraine Disability Assesment (MIDAS)

digunakan unuk mengukur disabilitas pada penderita migren.6

Steward dkk., telah menunjukkan reabilitas MIDAS pada dua populasi di Amerika Serikat dan Inggris. Lipton dkk., 2000 menyatakan skor MIDAS dapat digunakan untuk menglompakkan penderita nyeri kepala menjadi empat tingkat disabilitas.1

Nyeri kepala dapat menurunkan kualitas hidup penderita sehingga dapat menurunkan produktifitas dan menimbulkan kerugian besar di bidang ekonomi akibat banyaknya hari kerja yang terbuang dan besarnya biaya perobatan yang dibutuhkan.7

Kualitas hidup diukur dengan instrumen yang dirancang khusus untuk mengukur kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Beberapa instrumen digunakan sebagai parameter, yang sering dipakai Short

Form-12 (SF-12), Short Form-20 (SF-20), dan Short Form-36 (SF-36).8 Diantara kuesioner

tersebut yang paling sering digunakan adalah SF-36.9,13

Lipton dkk., tahun 2002 telah mengukur hubungan disabilitas dengan kualitas hidup pada penderita migren. Mereka menyimpul-kan bahwa penderita migren dengan disabilitas sedang dan berat mempunyai kualitas hidup yang sangat rendah daripada penderita migren dengan disabilitas ringan. Disebutkan bahwa nilai disabilitas dengan nilai kualitas hidup berada dalam posisi berlawanan.9

Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa yang tidak mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari daerah orbita sampai daerah belakang kepala (area oksipital) dan sebahagian daerah tengkuk.10

Migraine Disability Assesment (MIDAS)

MIDAS merupakan kuesioner yang mengukur pengaruh nyeri kepala terhadap pekerjaan atau sekolah, pekerjaan sehari-hari, interaksi sosial dalam 3 bulan terakhir. Ada 4 tingkatan dalam penilaian MIDAS, yaitu : 1,12

- Tingkat 1 (0–5) hari : Sedikit atau tidak ada disabilitas.

- Tingkat 2 (6–10) hari : Disabilitas ringan - Tingkat 3 (11–20)hari : Disabilitas sedang - Tingkat 4 (>21 ) hari : Disablitas berat

Kualitas hidup merupakan suatu terminologi yang menunjukkan tentang kesehatan fisik, sosial dan emosi seseorang dan kemampuannya untuk melaksankan tugas sehari-hari.8

Kuesioner SF-36, merupakan kuesioner yang telah diuji dan divalidasi digunakan untuk menilai kualitas hidup pada penderita nyeri kepala.13 Terdiri dari 36 pertanyaan, yang kemudian dikelompokkan dalam 8 dimensi dasar, yaitu: fungsi fisik, keterbatasan oleh karena gangguan fisik, masalah emosi, vitalitas, nyeri, fungsi sosial, kesehatan mental dan kesehatan secara umum.14 Tiap dimensi mempunyai 2 sampai 10 pertanyaan dimana tiap pertanyaan diberi skor 0 (sangat buruk) sampai 100 (sempurna).15 Jumlah masing-masing skor

dari masing-masing dimensi dijumlah dan dirata-ratakan, sehingga didapat skor akhir dari masing-masing dimensi.14

Kuesioner yang diadaptasi dari penelitian Ho K-H dan Ong BK-C (2001), merupakan pertanyaan dalam kuesioner yang merujuk kepada kriteria nyeri kepala berdasarkan IHS (1988). Nyeri kepala diklasifikasikan sebagai migren tanpa aura (kode IHS1.1), migren aura (kode IHS1.2), ETTH dan CTTH (kode IHS2.1 dan 2.2), migren yang tidak memenuhi kriteria dan tension type headache yang tidak memenuhi kriteria (kode IHS1.7 dan 2.3).11

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini bersifat deskriftik analitik dengan metode pengumpulan data secara potong lintang.

Pengambilan sampel

a. Semua penderita nyeri kepala primer yang berobat di Departemen Neurologi FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan yang dipilih secara nonprobability sampling dengan metode konsekutif yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.

b. Dipilih penderita yang memenuhi kriteria inklusi.

c. Pada penderita dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner Ho K-H & Ong BK-C yang diadaptasi dari IHS(1988). d. Setiap sampel yang memenuhi syarat

diminta untuk menandatangani surat persetujuan ikut dalam penelitian.

e. Setiap sampel diminta untuk mengisi

kuesioner MIDAS dan kuesioner SF-36

(3)

1. Penderita nyeri kepala yang berobat di Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan.

2. Memberikan persetujuan untuk diikutsertakan dalam penelitian ini.

Kriteria eklusi

1. Nyeri kepala sekunder

2. Penderita dengan gangguan kesadaran, gangguan pendengaran, afasia dan gangguan penglihatan.

3. Penderita tidak dapat berbahasa Indonesia.

Batasan operasional

1. Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa

tidak mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari daerah orbita sampai ke belakang kepala (area oksipital) dan sebahagian daerah tengkuk.10

2. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala

yang terjadi tanpa ada kelainan organik.10

3. Disabilitas merupakan akibat dari penyakit

yang berpengaruh pada kemampuan untuk bekerja dan berfungsi sebagaimana mestinya.6

4. Quality of life (kualitas hidup) adalah

terminologi yang menguraikan tentang kesejahteraan fisik, sosial dan emosi seseorang serta kemampuannya untuk melaksanakan tugas sehari-hari.8

5. Kuesioner SF-36 merupakan suatu

kuesioner yang terdiri dari 36 bentuk pertanyaan untuk menilai kualitas hidup.16

HASIL PENELITIAN

Dari keseluruhan pasien nyeri kepala yang berobat di Departemen Neurologi FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan periode 18 Februari 2004 sampai dengan 31 Mei 2004,

terdapat sebanyak 55 pasien nyeri kepala primer yang terdiri dari 35 wanita (63.6%) dan pria 20 orang (36.4). Pada pasien tersebut dilakukan penilaian tingkat disabilitas dengan menggunakan MIDAS dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan SF-36.

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa sebahagian besar penderita nyeri kepala primer yang berobat di Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan adalah wanita (63.6), sebagian besar berusia ≥ 41 tahun (34.5%), suku Batak Toba merupakan suku yang paling banyak berobat (25.5%), pendidikan penderita terutama adalah SLTA (52.7%) dan pekerjaan umumnya adalah ibu rumah tangga (27.3%).

Dari tabel 2 terlihat bahwa sebahagian besar penderita nyeri kepala primer yang berobat di Departemen Neurologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan adalah penderita Episodic Tension Type Headache sejumlah 33 orang (60.0%), dan umumnya mempunyai disabilitas ringan sampai disablitas sedang.

Pada tabel 3 didapat nilai rata-rata komponen penilaian kualitas hidup penderita nyeri kepala primer menurun seiring dengan meningkatnya disabilitas. Hal ini dapat dilihat seperti misalnya pada fungsi kesehatan umum dimana rata-rata 58.87% pada tidak ada disabilitas, menurun menjadi 55.39% pada disabilitas ringan dan 44.94% pada disabilitas sedang. Begitu juga pada kesehatan emosi penderita (emotional well being), dimana rata-rata 72.73% pada tidak ada disablitas, menurun menjadi 66.84% pada disabilitas ringan dan 63.44% pada disabilitas sedang.

Tabel 1.

Gambaran karekteristik penderita nyeri kepala.

Karekteristik n % 1. Jenis Kelamin ▪ Pria 20 36.4 ▪ Wanita 35 63.6 2. Umur (tahun) ▪ ≤ 20 tahun 9 16.4 ▪ 21 – 30 tahun 13 23.6 ▪ 31 – 40 tahun 14 25.5 ▪ ≥ 41 tahun 19 34.5 3. Suku Bangsa ▪ Batak Karo 12 21.8 ▪ Batak Toba 14 25.5 ▪ Batak Mandailing 8 14.5 ▪ Batak Pakpak 1 1,8 ▪ Padang 9 16.4 ▪ Jawa 10 18.2 ▪ Tamil 1 1.8

(4)

4. Pendidikan ▪ SLTP 5 9.1 ▪ SLTA 29 52.7 ▪ Akademik/ PT 21 38.2 5. Pekerjaan ▪ Wiraswasta 9 16.4 ▪ Pegawai Swasta 1 1.8 ▪ Pegawai Negeri 10 18.2 ▪ IRT 15 27.3 ▪ Pelajar/Mahasiswa 13 23.6 ▪ Pekerjaan lainnya 7 12.7 J u m l a h 55 100 Tabel 2.

Gambaran Karakteristik Nyeri Kepala Pada Penderita Nyeri Kepala Primer

Karakteristik Nyeri kepala n %

1. Diagnosa

▪ Migren tanpa aura 1 1.8

▪ Migren dengan aura 2 3.6

▪ Migren yang tidak memenuhi kriteria 3 5.5

▪ Episodic Tension Type Headache 33 60.0

▪ Chronic Tension Type Headache 8 14.5

▪ Tension Type Headache yang tidak memenuhi kriteria 8 14.5

2. Nilai Midas

▪ Tidak ada disablitas 15 27.3

▪ Disablitas ringan 19 34.5

▪ Disabilitas sedang 18 32.7

▪ Disabilitas berat 3 5.5

Jumlah 55 100%

Tabel 3.

Gambaran Karakteristik Kualitas hidup Penderita Nyeri Kepala Primer Berdsarkan Disabilitas.

Nilai MIDAS

Kualitas Tdk ada Disablitas Disablitas ringan Disabilitas Sedang Disabilitas berat P Hidup Mean Median SD Mean Median SD Mean Median SD Mean Median SD

1 . PF 86.00 85.5 9.67 82.11 80.0 9.17 74.4 80.0 14.84 85.0 80.0 13.23 0.039 2. RP 65.00 75.0 33.80 28.95 0.0 37.15 29.17 25.0 32.37 58.33 50.0 38.19 0.012 3. BP 58.16 57.5 10.92 55.39 57.5 60.75 60.56 57.5 7.45 49.16 45.0 7.22 0.188 4. GH 58.87 55.0 19.23 57.42 60.0 15.72 44.94 40.0 12.04 56.00 55.0 3.60 0.044 5. VT 68.67 70.0 10.26 65.00 65.0 10.72 66.94 70.0 8.08 63.33 75.0 20.22 0.704 6. SF 63.33 75.0 11.05 62.50 62.5 11.79 62.44 62.5 12.81 66.67 75.0 14.43 0.735 7. RE 44.45 66.7 41.14 38.60 0.0 44.81 40.74 33.3 38.87 44.43 33.3 50.92 0.980 8. MH 72.73 72.0 13.21 66.84 64.0 13.94 63.44 64.0 11.79 65.33 60.0 16.65 0.239 Tabel 4.

Hubungan Disabilitas Dengan Kualitas Hidup pada Penderita Nyeri Kepala Primer

Hubungan Antar Variabel n r P

Nilai MIDAS - Physical Functional (PF) 55 -0.273 0.044*

- Rule Limitation due to Physical Health(RP) 55 -0.269 0.047*

- Rule Limitation due to Emotional Problem(RE) 55 -0.010 0.943

- Energy / Fatigue 55 -0.023 0.869

- Emotional Well Being (MH) 55 -0.269 0.047*

- Social Funcional (SF) 55 -0.082 0.550

- Pain (BP) 55 -0.021 0.875

- General Health (GH) 55 -0.287 0.033*

(5)

Dari tabel 4 dapat dilihat terdapat korelasi negatif antara disabilitas dengan setiap komponen kualitas hidup penderita nyeri kepala. Peningkatan disablitas menyebabkan penurunan komponen penilaian kualitas hidup, dan hasilnya bermakna.

DISKUSI

Pengukuran kualitas hidup dan disablitas pada saat ini merupakan suatu pengukuran yang saling melengkapi dalam menilai ketidakmampuan akibat nyeri kepala.

Pada studi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa, dalam suatu populasi pada dasarnya penderita nyeri kepala primer akan menurunkan kualitas hidupnya dibanding orang normal. Demikian pula pada penilaian disabilitas yang mengelompokkan penderita dalam ketidak– mampuan melakukan aktifitas sehari-hari.

Lipton dkk., tahun 2003 mengukur hubungan antara disabilitas dengan kualitas hidup pada penderita migren. Mereka menyimpulkan bahwa penderita migren dengan disabilitas sedang dan berat mempunyai kualitas hidup yang sangat rendah daripada penderita migren dengan disabilitas ringan. Disebutkan bahwa nilai disabilitas dengan nilai kualitas hidup berada dalan posisi berlawanan.9

Pada studi ini kami mengevaluasi hubungan antara disabilitas dengan kualitas hidup penderita nyeri kepala primer. Kami membandingkan kualitas hidup penderita nyeri kepala primer yang masuk ke dalam kelompok disabilitas minimal/tidak ada, disablitas ringan, disabilitas sedang dan berat.

Pada kelompok disabilitas sedang dan berat mempunyai rata-rata skor kualitas hidup yang lebih rendah pada semua pengukuran dibandingkan pada nyeri kepala kelompok disabilitas ringan. Namun untuk seluruh komponen penilaian tidak semuanya bermakna secara statistik. Terdapat sedikit perbedaan antara penderita kelompok disabilitas sedang dan berat.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa penderita nyeri kepala primer dengan disabilitas sedang dan berat sangat mempengaruhi kualitas hidup.

Studi ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :

Pertama :

Masalah yang menyangkut mengenai pengisian kuesioner MIDAS, disini ditentukan pengaruh nyeri kepala terhadap pekerjaan sehari-hari atau sekolah, interaksi sosial dalam 3 bulan terakhir. Ditemukan penderita yang tidak mampu mengingat dengan pasti kejadian selama 3 bulan

terakhir, sehingga kami tidak dengan tepat mengelompokkan disabilitas penderita, yang akhirnya berpengaruh pada penilaian kualitas hidup penderita.

Kedua :

Keterbatasan jumlah sampel.

KESIMPULAN

1. Dari studi didapat bahwa sebahagian besar penderita nyeri kepala primer yang berobat di Departemen Neurologi FK-USU/ RS.H.Adam Malik Medan adalah wanita (63.6%), sebahagian besar berusia ≥ 41 tahun (34.5%), suku Batak Toba merupakan suku yang paling banyak berobat (25.5%), pendidikan yang terbanyak adalah SLTA (52.7%) dan pekerjaan umumnya adalah Ibu rumah tangga yaitu sebesar (27.3%).

2. Dari nstudi ini didapat bahwa sebahagian besar penderita nyeri kepala primer yang berobat di Departemen Neurologi FK-USU/ RS.H.Adam Malik Medan mempunyai Disabilitas ringan, yaitu sejumlah 19 orang (34.5%).

3. Pada studi ini didapat adanya korelasi yang positive, maka nilai disabilitas yang rendah menyebabkan kualitas hidup yang tinggi.

SARAN

Perlu penelitian yang lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar guna mendapatkan data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Silberstein SD, Lipton RB, Delessio DJ. Overview, diagnosis and classification of headache. In: Silberstein SD, Lipton RB, Delessio DJ, editors. Wolff’s Headache and other head pain,7th ed. Oxford University

Press : 2001.p. 6-26.

2. Saper J, Mac Gregor A. Clinician’s Manual on Headache, 2nd ed. Science Press : 1998.

3. Steiner TJ, Scher AL, Steward WF, Kolodner K, Liberman J. The Prevalence and disability burden of Adult migraine in England and their relationship to age, gender and ethnicity. Cephalalgia 2003; 23: 519-27.

4. Steward WF, Lipton RB, Simon D, Von Koff M, Liberman J. Realibility of an Illness severity measure for headache in a population sample migraine suffers. Cephalalgia 1998; 18: 44-51

(6)

5. Spierings ELH. Migraine Question and Answer, 2nd ed. Boston: Merit Publishing

International; 2002

6. Steward WF, Lipton RB, Kolodner K, Liberman J, Sawyery J. Realibility of the migraine disability Assesment Score in a population-base sample of headache suffers. Cephalalgia 1999; 19: 107-114

7. Konsensus Nasional Penanganan Nyeri Kepala di Indonesia. Kelompok Studi Nyeri Kepala. PERDOSSI. 1999

8. Donald A. What is Quality of Life? Available

from: http://www.jr2.ox.ac.uk/ andolier/painresdownload/whatis/whatis

QoL.pdf

9. Lipton RB, Liberman J, Kolodner K, Bigal ME, Dawson A, Steward WF. Migraine headache disability and health related Quality of Life: a population base control study from England. Cephalalgia 2003; 23: 441-450 10. Sjahrir H. Nyeri Kepala dan Vertigo. USU

Press. 1998

11. Ho K-H, Ong BK-C. ACommunity -base study of headache in Singapore. Cephalalgia 2003; 23: 6-13

12. D’Amico, Masconi p, Genco S, Prudenzano AMP, Grazzi L, Leone M. The Migraine Disability Assesment (MIDAS) Questionare: Translation and Reability of Italian version. Cephalalgia 2001; 21: 947-952

13. Guitera V, Mafioz P,Castilo J, Pascual J. Quality of Life in chronic daily headache. Neurology 2002; 58

14. How to Score the Rand SF-36. Questionare.

Available from: http:// www.chiro.org/inks/outcome/How toScore

SF-36

15. Madiono B, Moeslichan MzS, Budiman I dan Purwanto SH. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmoro S. Ismael S. Editor. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara: 1995.Hal :187-212 16. What is the SF-36 Questionare? Available

from: http://www.bupa.co.uk/ healthsurvey/html/why/sf-36

Referensi

Dokumen terkait

Sebelumnya ustadz/ustadzah menjelaskan tujuan mempelajari ilmu tajwid beserta hukumnya kepada santri agar santri senantiasa membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah

Dari hasil penelitian tersebut penulis ingin mengembangkan penelitian pada Dinas Tata Kota dan Pertamanan Kota Ternate yang pada pelayanan atau pengurusan izin

As expected from the measurement of bedload transport rates (see Figure 2) the stability test ST-3 which applied to the bed formed by antecedent flow AF-3 indicated lower

Club Shogun Depok, yaitu sebuah web penyalur hobi bagi anda yang gemar dengan club-club motor Suzuki Shogun. Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk membuat website Club Shogun Depok

[r]

Oleh karena itu , penulis membuat Home page Yayasan Pondok Kasih Adulam agar masyarakat tahu bahwa Yayasan ini adalah salah satu tempat untuk penyembuhan bagi mereka â mereka

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Yayasan Sejati di 4 propinsi (Kalimantan Timur, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur) menunjukkan bahwa walaupun sistem-sistem lokal ini

The result of the research showed that there is an improvement of students‟ reading comprehension in recount text2. So, alternative hypothesis (Ha) is accepted and