54
Annisa Shabrina Puspadini, 2016
HUBUNGAN REGULASI EMOSI D ENGAN RESILIENSI PAD A KO-ASISTEN D OKTER D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada penelitian ini ialah:
1. Regulasi emosi Ko-asisten di Bandung menggunakan model regulasi
emosi suppression sebagai strategi regulasi emosi yang paling dominan
2. Resiliensi ko-asisten di kota Bandung masuk ke dalam kategori sedang ke
rendah. Dimensi yang paling tinggi atau kuat dari resiliensi adalah
self-relliance, sedangkan dimensi yang paling lemah adalah equaminity.
3. Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan bahwa terdapat hubungan yang
lemah antara regulasi emosi suppression dan resiliensi, serta hubungan
regulasi emosi cognitive reappraisal dan resiliensi.
B. Saran
Berikut merupakan saran yang dirumuskan oleh peneliti setelah
melakukan pembahasan dari hasil penelitian:
1. Bagi ko-asisten di kota Bandung
Para ko-asisten di kota Bandung sebaiknya melatih dan memelihara pola
berpikir positif di tengah keadaan yang sulit. Sehingga ko-asisten mampu
meningkatkan aspek equaminity pada proses adaptasi selama menjalani
masa klinik di rumah sakit, dan mengembangkan potensinya dalam
mendampingi pasien, serta melalui proses belajar dengan baik.
2. Untuk peneliti berikutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah dan mencari
faktor lain selain regulasi emosi, untuk menemukan faktor lain
yang dapat menentukan tinggi rendahnya resiliensi.
b. Bagi peneliti yang hendak meneliti subjek ko-asisten, sebaiknya
menentukan waktu yang tepat untuk pemberian kuesioner, yaitu
55
Annisa Shabrina Puspadini, 2016
HUBUNGAN REGULASI EMOSI D ENGAN RESILIENSI PAD A KO-ASISTEN D OKTER D I KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
penyebaran kuesioner secara online, sehingga ko-asisten akan
lebih leluasa dan memiliki situasi yang kondusif untuk mengisi