BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam
proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan
surat kabar misalnya pada sumber aktualitasnya sebagai media cetak, dimana peristiwa
tidak bisa diketahui secara langsung karena harus melewati proses percetakan dahulu
sebelum bisa dibaca untuk esok harinya. Sedangkan televisi mempunyai kelebihan
sebagai media penerangan dan hiburan yang paling digemari masyarakat, melalui televisi
kita dapat melihat suatu peristiwa secara langsung dari tempat kejadian.
Realitas masyarakat saat ini cenderung untuk memilih media televisi sebagai
sumber akses informasi dibanding dengan media lainnya. Televisi merupakan media
massa yang terpopuler di kalangan masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia.
Budaya menonton televisi memang sudah menjadi konsumsi masyarakat. Dalam
kenyataannya, masyarakat Indonesia termasuk kedalam kategori views society, yaitu
suatu keadaan dimana kegiatan menonton lebih ditonjolkan dibanding lainnya, misalnya
kebiasaan membaca (Baksin, 2006:57). Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya
tariknya dibanding dengan media massa lainnya. Unsur-unsur tersebut yaitu audio visual,
berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam kepada pemirsanya.
Kehadiran televisi juga melebihi daya tarik radio dan melebihi film bioskop. Karena
dengan menonton televisi, program acara dapat dinikmati di rumah dengan aman dan
nyaman.
Keberadaan televisi karenanya dinilai paling efektif saat ini dengan sifat
audio-visualnya yang tidak dimiliki media massa lain. Perkembangan teknologinya yang begitu
cepat dan penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas, televisi dapat
menarik simpatik dari kalangan masyarakat luas (Darwanto, 2007: 22). Perkembangan
teknologi pertelevisian yang pesat sehingga tidak ada lagi batasan antara satu negara
dengan negara lainnya, terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal
televisi. Hal inilah yang
disebut sebagai globalisasi dibidang informasi. Salah satu dampak globalisasi dibidang
berkompetisi dengan menyajikan format siaran baru atau program yang semakin
beragam.
Sinetron adalah sebuah tunturan zaman. Sinetron akan tetap hadir meski pun
kerap dikritik sebagai tontonan tidak mendidik. Kritikan – kritikan pada sinetron ini
dialamatkan pada beberapa hal, seperti dramatisasi kehidupan yang tidak sesuai bahkan
melenceng terlalu jauh dari kenyataan, selera pasar yang membawa kesesatan, serta
pengerukan untung yang tidak transparan dari televisi swasta berfrekuensi publik,
pemerintah yang memilih diam, dan tidak adanya lembaga yang dapat menekan.
(Nushruddin)
Cercaan dan kritik pada kenyataanya tidak mengurangi jumlah penikmat sinetron
di Indonesia. Khususnya bagi kaum hawa, dalam penelitian yang dilakukan oleh
swa.co.id, misalnya, pada tahun 2013 silam, penonton sinetron Ramadhan naik 11% dengan perempuan dewasa menempati puncak penonton dengan jumlah 2,4 juta
penonton.
Ada banyak faktor yang membuat perempuan menikmati cerita di dalam sinetron.
Menurut Ien Ang, perempuan menikmati menonton alur cerita yang sangat melodramatis
atau pun tidak masuk di akal karena adanya kebebasan untuk meresepsi karakter atau pun
cerita dalam opera sabun, Dallas, secara bebas.
Berbeda dengan serial–serial detektif yang lebih banyak dinikmati oleh laki–laki.
Dalam opera sabun atau konsep sinetron di Indonesia, ketidakberlanjutan ideologi yang
diusung dalam cerita membuat ‘kebebasan’ bagi para penonton perempuan untuk
menciptakan artinya sendiri. Pada cerita serial detektif yang digemari oleh laki – laki,
konsep baik dan jahat serta teka–teki akan terjawab di akhir cerita. Sedangkan, pada
jalinan cerita sinetron yang selalu berkembang di setiap episodenya dan karakternya pun
dapat berubah. Perempuan kemudian menentukan pilihan untuk mendukung karakter
yang mana sesuai dengan keinginan mereka karena jawaban-jawaban tentang pertanyaan
mereka akan cerita akan terus terjawab seiring dengan episode–episode yang tayang.
Maka dari penjelesan diatas penulis ingin meneliti tentang “Motif Ibu Rumah Tangga
Dalam Menonton Tayangan Sinetron”.
Menurut Nielsen, secara umum para perempuan menonton televisi rata – rata
selama 3 jam per hari. Setengah dari populasi perempuan menghabiskan rata – rata 3
televisi lebih lama yaitu lebih dari 6 jam di hari minggu. Sebagai penonton televisi
terbanyak, ibu rumah tangga menonton TV paling lama ( rata – rata 3 jam 47 menit per
hari ), kemudian disusul oleh perempuan bekerja dan remaja ( hampir 3 jam per hari ).
1.2 Motif
Menurut Winkel, 1996 (dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006), menyatakan Motif
adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi
mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Azwar (dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006),
disebutkan bahwa Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan dalam diri
seseorang yang disadari atau tidak disadari yang membawa kepada terjadinya suatu
perilaku. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat menyimpulkan bahwasanya Motif
merupakan suatu dorongan dan kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang baik
yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Gerungan motif merupakan suatu pengertian yang mencakup semua
penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan
dia berbuat sesuatu. Disamping sebagai pendorong diri dalam diri individu, motif juga
mencakup pengertian tentang tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa kategori dalam
motif, tetapi dalam penelitian ini digunakan kategori motif menurut McQuail (2002:72)
yaitu motif identitas pribadi yaitu motif yang menggunakan isi media untuk memperkuat
atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan khlayak sendiri, motif integrasi
dan interaksi sosial yaitu yang berkaitan dengan keinginan individu untuk berhubungan
dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, dan motif hiburan atau diversi yaitu motif
yang mendasari penonton untuk melepaskan diri dari masalah atau bersantai dan untuk
mengisi waktu luang.
Jelas individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif
tertentu. Artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media
karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Ada berbagai kebutuhan
yang dapat dipuaskan oleh media massa.
Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan
sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and
pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai
pesannya. Kajian yang dilakukan dalam Uses and Gratifications mencoba untuk
menjawab pertanyaan : "Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka
gunakan untuk media?" (McQuail, 2002:388).
Sesuai pendekatan Uses and Gratifications bahwa model ini tidak tertarik pada
apa yang dilakukan orang terhadap media pada diri orang, tetapi lebih tertarik pada apa
yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak secara aktif dalam
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul Uses and
Gratifications, penggenaan, dan pemenuhan kebutuhan (Rachmat,2001:65).
1.2.1 Motif Mengkonsumsi Media
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif
merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan atau dorongan
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. (Ardiyanto, 2005: 87).
Motivasi adalah sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk
berbuat atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia.
Dengan kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau melaksanakan
sesuatu. Dalam definisi tersebut motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti
segala alasan dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang
menggunakan media dan tujuannya menggunakan media tersebut.
Keberadaan media televisi dengan beragam program siarannya tentu membawa
pengaruh yang positif maupun negatif bagi khalayak. Dengan asumsi bahwa siaran
televisi merupakan sumber informasi yang paling berpengaruh terhadap pola pikir dan
persepsi khalayak.
a. Dampak Positif
• Kita akan mendapatkan semua berita dari dalam negeri sampai luar
negeri
• Kita dapat mengetahui berita up to date • Menjadi hiburan tersendiri bagi khalayak
• Memiliki wawasan luas karena menonton televisi
b. Dampak Negatif
• Kekerasan
• Ucapan yang tidak pantas untuk diucapkan di depan televisi • Adegan yang mengandung unsur pornografi
Semua hal pasti ada dampak positif dan negatifnya tergantung dari kita yang
menyikapi, termasuk dampak positif dan negatif dalam menonton tayangan televisi.
Setiap kekurangan dapat kita jadikan menjadi kelebihan, maka dari itu dampak negatif
diatas dapat kita cegah atau kita antisipasi. Maka dari itu jangan beranggapan jika
menonton televisi merupakan kegiatan yang negatif karena televisi juga dapat menambah
wawasan kita secara luas karena pada televisi terdapat informasi yang sangat banyak.
Dan juga termasuk acara yang kita pilih atau yang kita tonton harus sesuai yang kita
butuhkan.
Khalayak sebagai sasaran dari media merupakan kumpulan berbagai individu
yang berbeda dalam minat, espektasi maupun kepentingannya. Khalayak sadar akan
kebutuhan serta menyadari alasan mereka untuk menggunakan media, sehingga sikap
khalayak terhadap pesan yang disampaikan selektif. Dalam kaitan ini media televisi turut
berperan memenuhi kebutuhan informasi khalayak yang heterogen melalui program
siarannya. Berbagai media televisi pun seakan berkompetisi untuk mengkonstruksi
program siaran yang dianggap dapat menarik minat khalayak. Banyaknya kehadiran
stasiun televisi membanjiri program acara yang ditayangkan, hal ini membuat persaingan
antar stasiun televisi untuk berlomba-lomba memproduksi beragam produk audio visual
yang mampu menghasilkan keuntungan besar.
Program-program acara televisi swasta tidak akan hidup tanpa adanya loyalitas pemirsa.
Untuk itu program-program televisi harus mempunyai strategi kreatif terhadap
penyajiannya dalam pemenuhan tujuan dan sasaran yang dimiliki. Dalam meningkatkan
acara program haruslah jeli dan memperhatikan apa yang digemari penonton. Karena itu,
untuk menyusun program siaran harus memiliki tiga pilar utama yang merupakan fungsi
vital yang dimiliki setiap media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran. Dengan
sistem itu diharapkan acara-acara yang hadir dapat disenangi atau digemari penonton.
1.2.2 Kebutuhan Yang Ada
Dalam mengkonsumsi media terdapat suatu kebutuhan Individu terhadap diri
seseorang yaitu :
• Kebutuhan Kognitif
• Kebutuhan Afektif
• Kebutuhan Pribadi Secara Integratif
• Kebutuhan Sosial Secara Integratif
• Kebutuhan Pelepasan
1.3 Perempuan dan Sinetron
Sinetron dan perempuan adalah dua entitas yang tidak dapat dipisahkan. Sinetron
selalu membutuhkan perempuan sebagai tokoh dalam kisah-kisahnya juga perempuan
sebagai penontonnya. Singkatnya, perempuan memegang peranan penting dalam dunia
sinetron Indonesia. Tanpa perempuan, rasanya sulit bagi sinetron dapat terus menjadi raja
dunia hiburan Tanah Air.
Perempuan sebagai audiens, menjadi poin utama dalam penelitian ini. Audiens
sinetron yang tidak lagi dianggap pasif oleh dunia analisis media massa. Mereka berubah
menjadi entitas aktif yang melakukan dinamika produksi makna dari realitas kamera.
Dinamika produksi makna tersebut kemudian disebut sebagai resepsi audiens. Resepsi
yang dilatarbelakangi oleh kerangka acuan (frame of reference) masing-masing individu
penonton dapat disebabkan oleh pengalaman, hingga faktor psikologis (internal) dan
sosial (eksternal). Sehingga makna yang dihasilkan oleh setiap persona memiliki
kemungkinan besar berbeda.
Sebuah riset menyatakan bahwa 1301 perempuan di 8 kota (Jakarta, Surabaya,
Semarang, Bandung, Medan, Makassar, Denpasar, dan Palembang) menyatakan bahwa
tontonan faforit mereka untuk media televisi adalah sinetron. Jika ditelusuri alur cerita
yang berkaitan dengan konflik, lengkap dengan permainan emosi didalamnya, mimpi –
melebihi kenyataan dan perwujudan mimpi (yang biasanya ddian menjadi perankan oleh
perempuan) menjadi perhatian bagi perempuan – perempuan yang tertarik untuk
menonton sinetron.
Kemajuan teknologi perfilman dan persinetronan di Indonesia sudah mendukung
pengambilan gambar – gambar indah yang mampu memuaskan mata penontonnya
ditambah dengan akting artis – artis idola dengan penampilan yang diinginkan oleh
semua perempuan. Sinetron tentunya berbeda dengan iklan, banyaknya iklan di media
televisi seringkali dianggap mengganggu dan dengan adanya remote TV membuat
penonton dengan mudah memindahkan chanel ke program lain yang bukan iklan. Untuk
menjaga konsistensi para penonton terutama perempuan. Sinetron juga dapat
mempengaruhi perempuan terutama apa yang digunakan artis – artis dalam sinetron bisa
menjadi trend saat itu juga. Contohnya label pakaian atau kerudung yang digunakan
dalam sinetron tersebut, dan hal ini kemudian menjadi trend dikalangan perempuan.
Bagi perempuan, sinetron seolah menjawab desire (keinginan) mereka untuk
menjadi idola mereka. Apa saja yang digunakan oleh idola mereka dan dipandang cantik
tentu saja akan membawa perempuan ke perasaan yang sama dengan idola mereka.
Keinginan yang mengarahkan bahwa mereka menggunakan produk yang sama dengan
idola mereka maka akan terlihat sama dengan sang idola tentunya memberikan kepuasan
tersendiri. Merefleksikan keinginan ini tentunya tidak akan dinyatakan secara terus terang
oleh perempuan, karena perempuan selalu ingin menjadi trend dikalangan perempuan.
Inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti lebih dalam lagi dalam
mengetahui berapa besarnya motivasi perempuan terhadap menonton tayangan sinetron.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Motif Ibu Rumah Tangga di Setia Budi
Tanjung Sari Pasar1 Medan Terhadap Menonton Tayangan Sinetron” ?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui Motif Ibu Rumah Tangga di Setia Budi Tanjung Sari Pasar1
Medan dalam Menonton Tayangan Sinetron.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikirannya bagi perkembangan dan
penerapan teori-teori tentang penelitian di bidang Ilmu Komunikasi khususnya
pada kajian deskriptif tentang motif Ibu Rumah Tangga di Setia Budi Tanjung
Sari Pasar1 Medan Terhadap Menonton Tayangan Sinetron.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya komunikasi massa yang