• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kisah Kisah Dalam Al Quran Antara Fiks (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kisah Kisah Dalam Al Quran Antara Fiks (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Qasas Al-Quran

(Kisah-Kisah dalam Al-Quran Antara Fiksi dan Fakta)

M. ANUGRAH ARIFIN

NIM:154141009

DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ULUMUL QURAN

DOSEN PENGAMPU

DR. FAKHRURRAZI, MA

(2)

DAFTARA ISI

BAB I Pendahuluan...3

A. Latar belakang ...3

B. Rumusan masalah...4

C. Tujuan ...4

BAB II Pembahasan...5

A. Definisi ...5

B. Macam-macam kisah dalam Al-Quran...7

C. Hikmah kisah-kisah dalam Al-quran...13

D. Hikmah pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran...16

E. Kisah-kisah dalam Al-Quran antara khayalan dan kenyataan...18

BAB III Penutup...21

Kesimpulan...21

Daftar Pustaka...23

Qasas Al-Quran

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Allah swt menurunkan Al-Quran sebagai pedoman hidup umat manusia yang memuat berbagai ajaran – ajaran untuk kemaslahatan, baik berupa tuntunan ubudiyah maupun tuntunan akhlak, serta pelajaran-pelajaran kehidupan sosial masyarakat. Sebagai sebuah mujizat, Al-Quran juga memuat sejarah umat-umat terdahulu yang menguatkan posisi Muhammad SAW sebagai Seorang nabi penyempurna ajaran terdahulu, dalam artian ketika nabi SAW di nobatkan sebagai nabi akhir zaman dan menyempurnakan ajaran terdahulu, tentu beliau harus mengetahui dan memahami seluk beluk para nabi terdahulu dan ajaran-ajaran serta kisah dakwah mereka. Inilah yang kemudian menjadi salah satu sebab Allah SWT menurunkan pelajaran Bagi Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya tentang kisah-kiah para nabi dan umat-umat terdahulu.

Kata kisah dalam Al-Quran dengan berbagai mustaqqat (derivasi)-nya dipergunakan sebanyak 26 kali1. Penggunaan kata yang berulang kali ini

memberikan suatu isyarat akan urgensinya masalah tersebut bagi umat manusia. Bahkan, salah satu surat (surat ke-28) dalam Al- Qur’an dinamakan Surat al-Qashash, yang berarti kisah-kisah. Begitu pula terdapat beberapa surat lain yang isinya lebih banyak memuat cerita, seperti surat Yusuf yang berisi cerita kehidupan Nabi Yusuf AS, surat al-Kahfi yang mengisahkan caritas ashhābul kahfi (para pemuda shalih yang tidur di gua selama 309 tahun) dan surat al-Anbiyā’ yang memuat kisahkisah para nabi.

Menurut keyakinan umat islam banyaknya kisah dalam Al-Qur’an ini jelaslah bukan berarti al-Qur’an hanya sekedar dongeng yang bersifat fantastis atau pelipur lara sebagaimana Allah SWT tegaskan :

   ... 

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, ...”(QS. Ali Imran:62)

(4)

Namun kisah-kisah dalam Al-Quran ini juga dijadikan senjata oleh musuh-musuh islam untuk melukai Al-Quran dengan tuduhan Kisah-Kisah itu hanyalah dongeng atau tidak seluruhnya benar. Oleh Karena itu, dalam tulisan singkat ini, penulis akan menguraikan masalah “ Kisah-Kisah Dalam Al-Qur’an Antara Fiksi Dan Fakta”

B. Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Qasas Al-Quran..? 2. Bagaimana Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-Quran..?

3. Apa saja Faktor-Faktor yang mendukung kenyataan Kisah-Kisah dalam Al-Quran .?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Qasas Al-Quran..?

2. Untuk mengetahui Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-Quran..?

3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mendukung kenyataan Kisah-Kisah dalam Al-Quran .?

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Qasas Al-Quran a. Etimologi

(5)

perbutan menceritakan atau mengabarkan,2 Penggunaan makna pertama ini

dapat dijumpai dalam Al-Quran surat Yusuf Ayat 3, Allah swt berfirman:

       … 

“ Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, …”.

Pendapat kedua mengatakan bahwa makna Al-Qashas berarti mengikuti/menapak tilas al-Atsar (jejak perjalanan), atau menyelidiki berita. 3 Allah swt berfirman:

            

“Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya”

Dari kedua makna diatas, dapat dipahami bahwa perbuatan berkisah tidak hanya cukup dengan menceritakan atau mengabarkan suatu berita, melainkan diikuti pula oleh penelusuran jejak dan penyelidikan akan kebenaran kisah/cerita yang disampaikan sehingga istilaha kisah hanya digunakan untuk perbuatan memberikan kisah yang benar hal ini berbeda penggunaan istilah Al-Asaathiir yang dalam bahasa arab berarti Dongeng/hikayat/cerita yang tidak ada asalusulnya ataupun An-Naba’ yang berarti berita 4. menurut hemat penulis kedua istilah ini memiliki perbedaan dengan istilah Al-Qasas/Al-Qissah setidaknya dalam dua hal yaitu ;

2 Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif. 1997.1126

3 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs. Mudzakkir

AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013. 435 lihat juga Muhammad Ahmad khalaf Allah. Al-Fannu Al-Qhashashiyyu Fi Al-Quran Al-Karim, Beirut: Al-Qahirah.1999.150-151

(6)

1. Istilah kisah hanya digunakan untuk menuturkan kisah yang benar sedangkan dongeng (Al-Asaathiir) memuat konotasi negative tentang kepalsuan cerita yang disampaikan

2. Kisah lebih khusus dari pada berita (An-Naba’). Sehingga semua kisah adalah berita namun belum tentu berita termasuk dalam kategori kisah, misalnya cerita tentang kedahsyatan Hari kiamat, surga dan neraka adalah gambaran umum yang masuk dalam kategori berita (an-naba’) sedangkan kejadian-kejadian yang ada didalamnya seperti perdebatan antara syaithon dan ahli neraka dalam Surah Ibrahim ayat 22 dapat disebut dengan kisah

b. Terminologi

Secara istilah ada beberapa definisi yang dapat penulis kutip diantaranya :

1. Muhammad Bakar Ismail mendefinisikan yang dimaksud dengan Qisah Al-Quran adalah cerita atau kisah dalam Al-Qur’an yang menceritakan hal-ihwal umat umat terdahulu dan Nabi-Nabi mereka dan peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan akan terjadi5

2. Manna’ Khalil Al-Qattan dalam kitabnya Mabahits fii Ulumil Quran mendefinisikan Qasas Al-Quran adalah pemberitaan Al-Quran tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan pristiwa-pristiwa yang telah terjadi.6

3. Kisah didefinisikan sebagai ilmu menceritakan peristiwa-peristiwa dan perbuatan dengan metode bahasa tertentu yang berujung pada pencapaian target tertentu. Dengan demikian Qasas Al-Quran adalah kisah-kisah dalam Al-Quran yang disampaikan dengan uslub bahasa yang indah, ringan, dan memikat pendengarnya.7

5 Lihat Muhammad Bakar Ismail, Qashash al-Qur’an, Dar al-Manar, kairo, 1998. 7. lihat pula Supiana dan M.Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002. 244.

6 Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fii ‘Ulum al-Qur’an, Muassasah al-Risalah, Beirut, 1994, hal. 305

(7)

Dari ketiga definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Qasas Al-Quran adalah kisah-kisah dalam Al-quran yang memuat penjabaran tentang hal ihwal umat terdahulu beserta para nabi mereka dan pristiwa-pristiwa yang telah terjadi, tertulis dengan uslub dan gaya bahasa yang indah dengan tujuan untuk memikat perhatian pendengar sekaligus memudahkan proses penalaraan nila-nilai yang terkandung didalamnya.

B. Macam-macam kisah dalam Al-Quran

Secara garis besar, Kisah-Kisah dalam Al-Quran meliputi;

pertama: Kisah para nabi dan segala yang berhubungan dengan nya seperti mukjizat, perjalanan dakwah, sikap dan akibat bagi orang-orang yang mendukung atau memusuhinya. Kedua kisah tentang peristiwa-peristiwa umat terdahulu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Ketiga: Kisah – kisah yang berhubungan dengan pristiwa-pristiwa yang terjadi di masa Rasulullah SAW. 8

1. Kisah para nabi dan segala yang berhubungan dengan nya

Allah SWT banyak menjelaskan tentang kisah-kisah para nabi dan rasul didalam Al-Quran. Didalam kisah-kisah tersebut juga terjabarkan perihal mukjizat para nabi dan rasul, perjalanan dan perkembangan dakwahnya, sikap para pendukung dan penentangnya serta ganjaran dan akibat yang diterima oleh mereka.

Jika kita telaah sejumlah 25 orang rasul Allah yang wajib diketahui mulai Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW semua dituturkan dalam Al-Qur’an. Misalnya : Nabi Adam as dikisahkan dalam surat Baqarah : 31-37, Surat Ali Imran : 33 dan 59, surat Maidah : 27, surat A’raf : 11, 19, 26, 27, 31, 35 dan 172, surat al-Isra’ : 61-70, surat al-Kahfi : 50, surat Maryam : 58 dan surat Thaha : 115-121. Kisah Nabi Idris As terdapat dalam surat Maryam : 56 dan surat al-Anbiya’ : 85. Kisah Nabi Nuh terdapat dalam surat al-Nisa’ : 163, al-A’raf 59-69, al-Taubah : 70, Yunus : 71, Ibrahim : 9, al-Anbiya’ : 76 dan seterusnya9. Secara terperinci Al-Quran pun menyebutkan

nama-nama dua puluh lima nabi dan rasul tersebut; 18 orang di sebutkan dalam surat Al-An’am ayat 83-86 dan 7 orang lagi dalam beberapa ayat terpisah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

8 Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fii ‘Ulum al-Qur’an, Muassasah al-Risalah, Beirut, 1994, hal. 35

(8)

ععففففررنف ههمهورففقف َىففلفعف مفففِيههَارفبرإه َاففهفَانفِيرتفآ َاففنفتعججحع ك

ف ففلرته

“Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.

Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) Yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya Termasuk orang-orang yang shaleh.

Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya),”(QS.Al An’am: 83-86)

...َادحوهع مرهعَاخفأف دتَاعف َىلفإهوف

“ Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. ia berkata. . . (QS.Al-A’raf : 65)"

...َاح

ح لهَاص

ف م

ر هعَاخفأ

ف دفومعثف َىلفإهوف

Mad-yan saudara mereka, Syu'aib…" (QS.Al-A’raf : 85)"

ن

ف َارفففمرعه ل

ف آوف مفففِيههَارفبرإه لفآوف َاففححونعوف مفدفآ َىففط

ف ففص

ر َا هفففلجلَا ن

ج إه

ن

ف ِيمهلفَاعفلرَا َىلفع

ف

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing),” (QS.Ali Imran: 33)

(9)

“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka Termasuk orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Anbiya: 85)

...ل

ع س

ع ريلَاههلهبرقفنرمهترلفخفدرقفلموس

ع رفلجإهدممجحفمعَامفوف

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul...” (QS.Ali ‘Imran: 144)

Namun demikian tidak semua nabi dan rasul diceritakan didalam Al-Quran. Allah swt berfirman :

         

 

Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu...(QS. An-Nisa:164)

Penulis memandang perbuatan Allah SWT dalam mencantumkan kisah sebagian nabi dan rasul dan tidak mencantumkan sebagian yang lain adalah salah satu keilmiahan Al-Quran dimana sebuah kisah yang baik selalu memuat beberapa hal berikut

1. Tersusun secara terangkai dan bersifat simple, membuang perincian-perincian yang tidak diperlukan.

2. Kisah mempunyai target sasaran utama yang bisa diraba secara tidak langsung dari konteks pemaparan

3. Menggunakan ungkapan yang jelas dan mudah, karena pembaca lebih focus kepada alur kisah.

4. Keragaman ungkapan antara lembut dank eras sesuai dengan kondisi dan kepribadian.

5. Memasukkan unsur cinta kedalam kisah karena kekuatannya sebagai factor penunjang . cinta merupakan perasaan humanis yang universal.10

(10)

Al-Quran telah memuat seluruh persyaratan kisah yang baik ini, bahkan memuat kesempurnaan lebih baik dari seluruh kisah terbaik yang ada di dunia. Penulis melihat kenyataan bahwa tidak disebutkannya seluruh kisah nabi dan rasul dalam Al-Quran merupakan salah satu efisiensi dan efektifitas Al-Quran sebagai kitab universal yang memuat kisah-kisah nabi dan rasul dengan kandungan nilai-nilai keagamaan, keteladanan, dan sosial kemanusiaan yang tinggi. Al-quran akan terkesan tidak efektif dan efisien serta tidak memiliki tujuan dan target pembelajaran yang jelas jika seluruh kisah nabi dan rasul dihimpun didalamnya.

2. Kisah Tentang Peristiwa-Peristiwa Umat Terdahulu Dan Orang-Orang Yang Tidak Dipastikan Kenabiannya.

Dalam Al-Qur’an juga banyak disebutkan kisah-kisah umat terdahulu dari kalangan yang bukan Nabi, baik itu cerita tentang tokoh yang perlu diteladani maupun cerita tentang golongan yang tidak perlu diteladani oleh kaum mukminin. Di antara contoh kisah-kisah teladan seperti : kisah wanita shalihah Maryam, ibunda Nabi Isa AS yang terdapat dalam surat Ali Imran : 36-45, Nisa’ : 156, 171, surat al-Maidah : 17, 110, surat Maryam : 16, 27, surat al-Mukminun : 50 dan surat al- Tahrim : 12. Kemudian kisah Ali Imran yang terdapat dalam surat Ali Imran : 33-35 dan kisah Ashhabul Kahfi yang diceritakan dalam surat al-Kahfi.

Sedangkan di antara kisah-kisah yang tidak perlu dijadikan teladan seperti : kisah Fir’aun yang lalim dan keji yang terdapat dalam surat al-Baqarah : 49-50, surat Ali Imran : 11, surat al-A’raf : 103-141, surat al-Anfal : 52-54 dan ayat-ayat lain). Kisah Qarun yang sombong dan kufur setelah kaya raya yang terdapat dalam surat al-Qashash : 76-79, surat al-Ankabut : 39 dan surat Ghafir : 24. Begitu pula dengan kisah Iblis yang terdapat dalam surat al-Baqarah : 34, surat al-A’raf : 11, surat al-Hijr : 31-32, surat al-Isra’ : 61 dan ayat-ayat lain.11

Penuturan kisah-kisah teladan dari kalangan selain para Nabi dan Rasul Allah ini dapat dijadikan suatu pelajaran, bahwa meskipun

(11)

tidak sebagai seorang Nabi dan Rasul atau kesempatan menjadi seorang Nabi/Rasul itu terbatas, namun manusia tetap bisa berpeluang menjadi orang baik yang bisa menjadi pilihan dan teladan yang lain. Sementara kisah-kisah yang tidak layak dijadikan teladan juga bermanfaat bagi upaya penjagaan diri agar tidak terjerumus pada perbuatan yang sama. Dari kedua model kisah yang baik dan buruk tersebut bisa dijadikan bahan perbandingan untuk membentuk karakter manusia yang beriman dan menjauhkan diri dari karakter manusia yang ingkar.

3. Kisah – Kisah Yang Berhubungan Dengan Pristiwa-Pristiwa Yang Terjadi Di Masa Rasulullah Saw

Dalam Al-Qur’an dikisahkan pula tentang peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah Saw bahkan ada satu surah yang diberi nama dengan nama beliau. Diantara pristiwa yang terjadi dizaman Rasul saw dan dikisahkan kembali oleh Al-Quran adalah : kisah perang Badar yang merupakan titik kemenangan umat Islam atas orang-orang musyrik. Dalam peperangan ini Allah menampakkan atas pertolongan orang-orang mukmin karena keimanan dan ketulusan mereka dalam berjuang meskipun melawan orang-orang musyrik yang jumlahnya jauh lebih banyak. Allah SWT berfirman:

(12)

(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu Mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan, Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui,

(yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati.

Dan ketika Allah Menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al-Anfal: 42-45)

Peristiwa lain yang memiliki nilai strategis dalam sejarah umat Islam adalah peristiwa Isra’ Mi’raj yang menjadi salah satu mu’jizat Rasulullah SAW.12. kisah-kisah tersebut bisa dipergunakan untuk

memantapkan keyakinan dan keimanan umat islam agar benar-benar mencontoh kebaikan yang dilakukan para sahabat yang telah berjuang dengan semangat yang membaja dalam pertempuran walaupun dalam

(13)

keadaan dan kondisi yang serba kekurangan serta jumlah pasukan yang sedikit. Umat Islam juga dapat mengambil motivasi untuk selalu berjuang dan berkorban di jalan Allah swt. Jika pada zaman Rasulullah perjuangan dengan pertempuraan di medan perang, saat ini bisa diwujudkan dengan berbagai sarana, seperti memerangi kebodohan, memerangi kemiskinan dan keterbelakangan serta memerangi ketidak adilan dan ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Melalui kisah-kisah yang diceritakan Al-Quran ini umat islam juga dapat mengenal dan merenungi sosok Rasulullah saw dan para sahabat beliau sehingga akan menambah keimanan dan kecintaan kita pada Islam dan Nabi Muhammad SAW.

C. Hikmah kisah-kisah dalam Al-quran

Menurut penulis, secara umum kisah – kisah dalam Al-Quran mengandung hikmah yang sama dengan hikmah dan tujuan diturunkannya Al-Quran yaitu sebagai pembenar dan penyempuran ajaran nabi terdahulu, petunjuk, pembelajaran dan pedoman hidup bagi umat manusia, sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam Al-Quran surat Al Maaidah ayat 48 :

  

   

 

...

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu.”

Al- Quran Surat AN-Nahl ayat 89.

...     



(14)

Para ahli menuliskan beberapa hikmah diturunkannya kisah-kisah dalam Al- Quran yang secara garis besar penulis bagi dalam dua kelompok; pertama; hikmah untuk Rasulullah saw, para sahabat dan orang-orang yang semasa dengan beliau saw, kedua hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk seluruh umat manusia. 13

a. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk Rasulullah saw, para sahabat dan orang-orang yang semasa dengan beliau saw

1. Meneguhkan hati Rasulullah saw dan para sahabat beliau atas

Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau dapat mengambil pelajaran dalam kisah nabi-nabi terdahulu untuk menyikapi orang-orang yang menentang dakwah islamiyah. Karena sesungguhnya dalam kisah-kisah tersebut Rasulullah SAW mendengar perbuatan orang-orang kafir pada para nabi mereka, dan ganjaran yang Allah berikan pada mereka serta pertolongan Allah atas orang-orang yang tetap teguh dalam keimanan

2. Menampakkan kebenaran Muhammad saw dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu disepanjang kurun dan generasi

3. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti.

            13 Pembagian ini penulis buat berdasarkan beberapa sumber diantaranya

(15)

         

“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), Maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah Dia jika kamu orang-orang yang benar".

4. Bagi orang-orang kafir yang hidup dizaman Rasululullah saw dan para sahabat beliau, kisah-kisah dalam Al-Quran berfungsi sebagai saksi sejarah yang membeberkan tentang hal-hal/azab yang terjadi kepada umat terdahulu yang telah menentang nabi-nabi mereka dan pertolongan Allah terhadap para nabi dan umatnya yang beriman, sehingga ketika mereka mendengar ayat-ayat tentang kisah-kisah tersebut, akan timbul rasa takut yang kemudian akan menjadi sebab ketundukan dan masuknya iman kedalam hati mereka.14

b. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk seluruh umat manusia. 1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan

pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para nabi. Allah swt berfirman:

             

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (QS.Al-Anbiya’;25)

2. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.

(16)

3. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa.

                      

  

“ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf:111)15

4. Dalam dunia pendidikan, kisah-kisah para nabi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk membentuk karakter-karakter mulia dan menghindar dari karakter-karakter tercela sedini mungkin .

5. Menjadi tolak ukur penelitian dan pembuktian sejarah-sejarah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu .

D. Hikmah pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran

Di dalam Al-Quran banyak sekali dijumpai pengulangan-pengulangan kisah. Kisah-kisah tersebut terkadang ada yang didahulukan disatu tempat, diakhirkan ditempat lain. Adapula yang diceritakan secara ringkas ada pula yang diceritakan panjang lebar. Bahkan ada beberapa bagian dalam satu kisah yang disebutkan dalam satu surat dan sebagian yang lain disebutkan dalam surat yang berbeda. Seperti kisah tentang nabi musa yang disebutkan dalam beberapa surat diantaranya Surat, Al-Baqarah, Al-Kahfi, Taha, dan lain sebagainya.

Pengulangan-pengulangan kisah tersebut memiliki beberapa hikmah diantaranya:

(17)

1. Menjelaskan kebalagahan Al-Quran dalam tingkat paling tinggi. Sebab diantara keistimewaan balagah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang itu diungkapkan disetiap tempat dengan uslub yang berbeda serta dituangkan dengan pola yang berbeda pula sehingga tidak membuat pendengar/pembacanya merasa bosan, bahkan dapat menambahkan makna-makna baru yang tidak didapatkan disaat membacanya di tempat yang lain.

2. Menunjukan kehebatan kemukjizatan Al-Quran. Sebab mengemukakan suatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat yang berbeda dimana salah satu bentuk susunan pun tidak dapat ditiru dan ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa Qura;an itu datang dari Allah SWT.

3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa.

4. Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya diterangkan di suatu tempat karena hanya itulah yang diperlukan sedangkan makna-makna yang lain diungkapkan dalam tempat yang lain pula sesuai dengan tuntutan keadaan.16

E. Kisah-kisah dalam Al-Quran, antara Fiksi dan Fakta.

Agama – agama didunia banyak memuat kisah-kisah yang menjadi salah satu ajaran dan nilai tersendiri bagi para pemeluknya. Agama hindu dengan cerita mahabratanya, budha dengan kisah dewa dan dewi penghuni nirwana, Kristen dengan kisah para rasul dan paulus dalam kitab mereka, yahudi dengan kisah ‘uzair, bahkan dongeng dewa-dewa yunani yang sampai sekarang masih berkembang dalam bentuk perfiliman. Kenyataan ini menimbulkan sebuah pertanyaan apakah kisah-kisah yang di muat

(18)

Quran sekedar khayalan sebagaimana dongeng dan cerita dalam mitologi agama-agama didunia atau sebuah kenyataan yang wajib diimani oleh setiap muslim..? Pertanyaan semacam ini, melahirkan beberapa pemikiran yang karena beberapa hal penulis kutip contoh kecil saja hanya untuk mewakili pendapat dari kalangan Islam sendiri dan kalangan orientalis :

1. Kalangan Islam :Dr. Muhammad Khalafullah ; “kisah-kisah dalam Al-Quran merupakan karya seni yang tunduk kepada daya cipta dan kreatifitas yang dipatuhi oleh seni tanpa harus memegangi kebenaran sejarah. Dan kenyataannya Muhammad adalah seorang seniman dalam pengertian.”17

2. Kalangan Orientalis: Teori yang paling masyhur digunakan adalah teori pengaruh dan peminjaman (influence and borrowing theory). Melalui teori ini mereka menyimpulkan bahwa Al-Qur’an “dipengaruhi” dan “meminjam” dari kitab-kitab sebelumnya, seperti: ajaran Yahudi dan PL’nya, Kristen dan tradisinya, bahkan kandungan Gospel Palsu (Apocryphal Gospels). Teori di atas, misalnya, digemakan oleh Abraham Geiger, H. Hirschfeld, J. Horovitz, C. C. Torrey, Abraham I. Katsch, John Wansbrough. Bahwa Al-Qur’an dipengaruhi oleh agama Kristen, diwakili oleh: Karl Friedrick Gerock, Manneval, Tor Andrae, J. Henninger, dan Richard Bell. Sedangkan teori yang menyatakan bahwa Al-Qur’an dipengaruhi oleh tradisi dan agama Yahudi-Kristen, dikemukakan oleh: W. Rudolph, D. Masson, William Montgomery Watt, Philip K. Hitti, dan Bambang Noorsena18 dalam teori ini, Kisah-kisah

dalam Al-Quran dianggap sebagai tiruan dari kitab-kitab dan tradisi agama kristen, yahudi, bahkan juga berisi mitos-mitos yang tidak benar.

Untuk menjawab berbagai pernyataan yang memojokkan Al-Quran sebagaimana diatas, diperlukan penjelasan dan pengkajian yang panjang, sehingga dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba mengungkapkan beberapa argumen/dalil baik naqli maupun aqli yang secara otomatis bisa menyangkal pandangan-pandangan tersebut. Diantaranya:

a. Dalil Naqli :

1. Allah SWT menegaskan kebenaran kisah-kisah dalam Al-Quran dalam firmanNya :

17 Ibid, 2013.439

(19)

   ... 

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, ...”(QS. Ali Imran:62)

2. Dalam Surat Yusuf ayat 3 Allah SWT menegaskan bahwa Nabi SAW tidak mengetahui kisah-kisah umat terdahulu sehingga tidak mungkin mengarang kisah-kisah tersebut sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS. Yusuf : 3)

3.

Dalam Surat Al-Hijr ayat 9 Allah SWT menjamin keaslian seluruh isi Al-Quran dan tetap akan memelihara Al-Quran sepanjang masa.    

1. Kenyataan beberapa kisah dalam Al-Quran terbukti dengan adanya penemuan ilmiah seperti penemuan jasad firaun yang masih utuh sebagaimana di gambarkan dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 96. Atau penemuan tentang bahtera Nuh as, dan lain sebagainya. 2. Kenyataan bahwa Rasulullah saw adalah Ummiy dalam artian tidak

mampu membaca dan menulis serta tidak pernah mempelajari isi kitab-kitab terdahulu menutup keungkinan bahwa beliau SAW meniru kisah para rasul sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab dan tradisi ahli kitab-kitab.

(20)

kriteria-kriteria yang sangat ketat untuk menjaga keoutentikan seluruh isi Al-Quran.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

1. Qasas Al-Quran adalah kisah-kisah dalam Al-quran yang memuat penjabaran tentang hal ihwal umat terdahulu beserta para nabi mereka dan pristiwa-pristiwa yang telah terjadi, tertulis dengan uslub dan gaya bahasa yang indah dengan tujuan untuk memikat perhatian pendengar sekaligus memudahkan proses penalaraan nila-nilai yang terkandung didalamnya

(21)

pembelajaran dan pedoman hidup bagi umat manusia. Adapun secara terperinci hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran adalah sebagai berikut :

a. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk Rasulullah saw, para sahabat dan orang-orang yang semasa dengan beliau saw

1. Meneguhkan hati Rasulullah saw dan para sahabat beliau atas agama Allah

2. Menampakkan kebenaran Muhammad saw dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu disepanjang kurun dan generasi

3. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti.

4. Bagi orang-orang kafir yang hidup dizaman Rasululullah saw dan para sahabat beliau, kisah-kisah dalam Al-Quran berfungsi sebagai saksi sejarah yang membeberkan tentang hal-hal/azab yang terjadi kepada umat terdahulu yang telah menentang nabi-nabi mereka dan pertolongan Allah terhadap para nabi-nabi dan umatnya yang beriman, sehingga ketika mereka mendengar ayat-ayat tentang kisah-kisah tersebut, akan timbul rasa takut yang kemudian akan menjadi sebab ketundukan dan masuknya iman kedalam hati mereka.19

b. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk seluruh umat manusia. 1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan

pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para nabi.

2. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.

3. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam

4. Dalam dunia pendidikan, kisah-kisah para nabi dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk membentuk

(22)

karakter mulia dan menghindar dari karakter-karakter tercela sedini mungkin .

5. Menjadi tolak ukur penelitian dan pembuktian sejarah-sejarah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu .

3. Setelah meninjau dalil naqli maupun aqli, penulis menyimpulkan bahwa kisah-kisah dalam Al-Quran adalah realita yang benar-benar pernah terjadi dan dituangkan kembali oleh Allah SWT berupa wahyu Al-Quran yang ditulis tanpa ada satupun perubahan atau karangan dari Rasulullah saw dan para sahabat beliau.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’jam Mufahras li-Alfadz al-Qur’an al-Karim, Dar Al-Hadits, Kairo,2001,

Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif. 1997.

Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs. Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013.

Muhammad Ahmad khalaf Allah. Fannu Qhashashiyyu Fi Al-Quran Al-Karim, Beirut: Al-Qahirah.1999.

Muhammad Bakar Ismail, Qashash al-Qur’an, Dar al-Manar, kairo, 1998.

Supiana dan M.Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002. 244.

Dr. Muhammad Sulaiman Asyqar . Mu’jamul Ulumil Lugoh Al-Arabiyah,. , Kairo, 1990.

Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah, Syirkah Mathbu’ah, Beirut,2000.

(23)

Muhammad Ahmad Khalaf Allah. “Fannu Qashasiyu fi Al-Quran Al-Karim” Beirut: Al-Qahirah.1999.

Referensi

Dokumen terkait

Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup guna menunjukkan

Kandungan dalam Al-Quran banyak menceritakan tentang kisah-kisah Nabi Allah SWT. Sepertimana yang disebut dalam perbincangan di atas, komponen semantik mendefinisikan sebagai

Pelaku yang terdapat di dalam kisah Alquran ini terbagi dalam beberapa macam, seperti kisah-kisah seorang Nabi terdahulu, kisah para umat-umat terdahulu, atau kisah tentang

Kita bisa juga membagi dan mengelompokkan kisah-kisah di dalam Al-Quran berdasarkan tokoh- tokohnya, seperti para nabi dan rasul, orang-orang shaleh di masa

Berdasarkan studi terhadap kisah 24 nabi dalam Al- Qur’an kisah Nabi Muhammad tidak diteliti karena secara metodologis kondisinya sangat berbeda dengan kisah 24 nabi lainnya dengan

Ibnu Katsir mengenai ayat ini menjelaskan bahwa segala cerita yang diceritakan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw, seperti cerita para Rasul yang terdahulu beserta umat mereka,

Penelitian ini membandingkan kisah Nabi Isa dalam Tafsir Al-Azhar dan Alkitab untuk mengidentifikasi pengaruh Israiliyyat dalam

Teks tersebut merupakan sebuah buku yang berisi kumpulan kisah-kisah dalam